Aceh Sumatera Kalimantan Gorontalo North Sulawesi North Maluku West Papua Papua
565 (12,25) 720 (1.50) 490 (3.41) 220 (20.25) 428 (18,40) 535 (49.14) 432 (52.88) 1134(36.07)
High burden
(CDR>10/100000)
Or new case> 1000
Low burden DKI Jakarta West Java Central Java EastJava WestSulawesi South Sulawesi SE Sulawesi C. Sulawesi Maluku
CDR<10/100000 478 (4.84) 2.316(5.19) 1.813(5,56) 4.807 (12.65) 211 (17.29) 1084(13.20) 299(12.87) 364 (13.31) 649 (40.09)
Or new case
Banten D.I. Yogyakarta Bali NTT
<1000 NTB As per MOH Report
349 (7.16)
757 (6,75) 135 (3,83) 100 (2,47) 394 (8,56)
Proporsi kasus MB, Cacat tk. 2 & anak
2000 - 2012
TREN KASUS BARU DG CACAT TK 2 & KUMULATIF
TH. 1990-2012
35.455
Angka Penemuan Kasus Baru Kusta
per Provinsi Th. 2012
Proporsi Kasus Cacat tk. 2 Kusta
per Provinsi Th. 2012
Proporsi Kasus Kusta Anak per Provinsi
Th. 2012
Profil stigma kusta di masyarakat
di 5 kabupaten di Indonesia (n=959)
Menolak dikunjungi
Dipandang rendah
Kusta memalukan
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%
Tak ada stigma
Tak ada stigma
Tak ada stigma
Tak ada stigma
Enhanced Strategy merupakan pengembangan
strategi WHO sebelumnya (2006-2010)
daya kesehatan.
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Strategi
•Peningkatan penemuan kasus secara dini di masyarakat.
•Pelayanan kusta berkualitas, termasuk layanan rehabilitasi,
diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan.
•Penyebarluasan informasi tentang kusta di masyarakat.
•Eliminasi stigma terhadap orang yang pernah mengalami
kusta dan keluarganya.
•Pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta
•Kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.
•Advokasi kepada pengambil kebijakan dan penyedia
layanan lainnya.
•Penerapan pendekatan yang berbeda berdasarkan
endemisitas kusta.
UPAYA YANG TERUS DILAKUKAN
1. Preventif (penemuan dini): pemeriksaan kontak,
survey anak sekolah (UKS), RVS dll.
Pilot Kemoprofilaksis bagi kontak penderita.
2. Promotif : Penyuluhan tanda dini kusta, kampanye
penurunan stigma.
Utilisasi dana BOK
2. Kuratif : Pengobatan seDINI mungkin
3. Rehabilitatif : Pencegahan cacat, Rehabilitasi
medik, Rehabilitasi sosial ekonomi, Pemberdayaan
2010
TAHUN PROMOSI KUSTA
KAMPANYE MENURUNKAN STIGMA
Komitmen Organisasi Profesi Kesehatan
didalam Pengendalian Kusta
Fokus
- Petugas kesehatan Seminar
Pencanangan pada WLD 2011
- Masyarakat Akan diatur oleh PERMATA
PENGOBATAN SEDINI MUNGKIN
Pencapaian
375.119 penderita
telah disembuhkan
dg MDT sejak tahun
1990
Prevalensi menurun
81% dari 107,271
penderita (1990)
menjadi 23.000
penderita (2011).
REHABILITASI MEDIK
prostheses
Stump’s check up
Perawatan Pend. Menengah dan Pelayanan Keuangan Seni & Budaya Peran serta dalam
Medis Pendidikan Tinggi Politik
Kriteria PRK:
1.Mudah dijangkau sesuai kondisi setempat
2.Mempunyai sarana dan SDM yang cukup.
• Kabupaten/ kota < 10 kasus baru/ tahun
1. Daerah dengan transportasi mudah,
tatalaksana dilaksanakan oleh pengelola
program kusta kabupaten/ kota terlatih
2. Daerah dengan transportasi sulit,
tatalaksana kasus dilaksanakan oleh PRK.
Langkah-langkah dalam menentukan
daerah beban rendah
= Puskesmas
= 1 kasus baru di tahun 2003 total: 5
KABUPATEN ‘X’
= Puskesmas
= 1 kasus baru di tahun 2003 total: 5
= 1 kasus baru di tahun 2004 total: 8
KABUPATEN ‘X’
= Puskesmas
= 1 kasus baru di tahun 2003 total: 5
= 1 kasus baru di tahun 2004 total: 8
= 1 kasus baru di tahun 2005 total: 8
KABUPATEN ‘X’
= Puskesmas
= 1 kasus baru di tahun 2003 total: 5
= 1 kasus baru di tahun 2004 total: 8
= 1 kasus baru di tahun 2005 total: 8
= 1 kasus baru di tahun 2006 total: 6
KABUPATEN ‘X’
= Puskesmas
= 1 kasus baru di tahun 2003 total: 5
= 1 kasus baru di tahun 2004 total: 8
= 1 kasus baru di tahun 2005 total: 8
= 1 kasus baru di tahun 2006 total: 6
= 1 kasus baru di tahun 2007 total: 8
KABUPATEN ‘X’
= Puskesmas
= 0 kasus dalam 5 tahun terakhir
= 1 – 3 kasus dalam 5 tahun terakhir 1–5
= 4 – 6 kasus dalam 5 tahun terakhir 6–9
= 7 – 9 kasus dalam 5 tahun terakhir 10 – 19
>= 10 kasus dalam 5 tahun terakhir >= 20
Mapping sederhana
NO KECAMATAN/ DESA TAHUN
PUSKESMAS JML
2007 2008 2009 2010 2011
1. A A
C
2. Pilih 2 puskesmas berdasarkan kriteria
dibawah ini:
Frambusia
Sinonim
Frambusia
Penularan
Treponema Pertenue
Faktor Risiko Penularan
• Bergantian memakai pakaian yang sama dengan
pasien
• Jarang berganti pakaian
• Kebersihan perorangan dan lingkungan yang buruk
• Tinggal di daerah yang kumuh
• Adanya Penyakit kulit lain seperti kudis (scabies),
pyoderma
• Luka yang berulang-ulang selama kegiatan diluar
rumah dan kehidupan di hutan (forest)
Faktor Resiko Penularan
Kuman:
Treponema Kontak langsung
pertenue melalui luka
Penyediaan AB,
kebersihan perorangan
Manifestasi klinis
Periode laten II
5-10 thn
Periode laten I
10-16 minggu (2-5 thn)
Lesi primer: mother Yaws, buba madre
• Limfadenopati generalisata
• sembuh tanpa
meninggalkan jaringan
parut
Lesi sekunder:
daughter yaws, piamomas
Gambaran lain:
• Nodul frambesiformis
• Plak papuloskuamosa (pianides)
• Osteoperiostitis falangs
proksimal (ghoul hand)
Lesi tersier
• Timbul setelah periode laten kedua
(5-10 thn)
• Lesi kulit terbatas di:
– perioral
– perianal
– periaksila
• Kurang menular
Lesi tersier
• 10% kasus mengalami:
– Gumma framboesiodes: nodul gumma kutan dan
subkutan
– Gangosa, pintoid diskromia, goundou,
keratoderma
– Nodul juxta-articular
– Dapat mengenai tulang, mata, saraf, CVS
• Tidak menular
• Sembuh dengan deformitas dan kontraktur
Lesi tersier
nodul juxta-articular
2. Pemeriksaan Laboratorium
• Metode mikroskop lapangan gelap, Pengecatan dengan Giemsa
3. Pemeriksaan Serologis
RPR/VDRL dan dikonfirmasi dengan TPHA (RDT) yang diperiksa anak < 5
th
Berguna untuk:
• Menemukan penderita pada masa laten
• Konfirmasi diagnosis untuk kasus meragukan
KLASIFIKASI
1. Menular
– Tanda – tanda stadium 1 & 2
– Gejala Dini
2. Tidak menular/Kurang menular
– Tanda – tanda stadium 3
– Gejala lanjut
Differential Diagnosis
(Diagnosa Banding)
Molluscum
Impetigo
Contagiosum
Lichen Planus Leprosy
Tinea Versicolor Scabies
Psoriasis
PENGOBATAN
Pilihan Utama:
Benzatin Penicilin
< 10 th : 600.000 IU,
Dosis tunggal,
Intra Muskuler
>10 th : 1.200.000 IU,
Dosis tunggal,
Intra Muskuler
Azitromisin
• Dosis 30 mg/kg yang diberikan oral, satu kali.
• Tidak ada perbedaan keberhasilan dengan
penisilin benzatin injeksi
• Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi.
• Bisa untuk mengobati Chlamydia trachomatis,
Neisseria gonorrhoeae, and Haemophilus
ducreyi, Treponema pallidum .
Pengobatan alternatif:
Jika penderita alergi penicilin
Umur Nama Obat Dosis Cara Lama
< 8 th Eritromisin 30mg/kgBB Oral 15 hr
Dibagi 4 dosis
8 – 15 th Tetrasiklin/ 250 mg Oral 15 hr
Eritromisin 4 x sehari
> 15 th Tetrasiklin/ 500 mg Oral 15 hr
Eritromisin 4 x sehari
< 8 th Doxiciclin 2-5 mg/Kg BB Oral 15 hr
Dibagi 4 dosis
Dewasa 100 mg Oral 15 hr
2 x sehari
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati
Kecacatan dapat
terjadi
Reaksi Simpang
(Efek samping)
Tanda-tanda:
• Keringat keluar dalam waktu 3 jam sesudah
penyuntikan
• Timbul bentol-bentol yang terasa gatal (urticaria)
• Terasa pusing disertai kesulitan bernafas
• Denyut nadi meningkat
• Gangguan lebih berat: pucat,keringat dingin,pingsan
Tatalaksana reaksi simpang
• Baringkan penderita segera,kaki lebih tinggi dari kepala dan
bebaskan saluran nafas
• Berikan adrenalin 0,3 ml subkutan (pijat tempat suntikan)
• Monitor tekanan darah
• Bila tidak ada perbaikan (tekanan darah sistolik kurang dari 90
mmHg dan frekuensi jantung melebihi 120/menit) dalam 15
menit lakukan pemberian ulangan adrenalin 0,3 ml subkutan.
Pemberian lanjutan adrenalin 0,3 ml subkutan dapat
dilakukan bila dalam 15 menit tidak ada respon
Obat –obatan Seperti
- Adrenaline,
- Anti-histamine,
- Steroids
Diantara survei:
• Penemuan Pasif Serologi negatif
Serologi -positif
• Penemuan aktif 3 tahun
(oleh kader desa)
• Pelacakan &
Pengobatan
penderita & Eradication
kontak
Kasus 0
selama 3 th
Kegiatan
• Mapping; identifikasi daerah endemis/coverage
Pemetaan per desa
• Surveillance dan RR Laporan rutin, laporan nihil
• Pelatihan tenaga kesehatan ttg frambusia (dx, tx, RR,
manajemen program) Terintegrasi
• Mobilisasi dana untuk pemeriksaan aktif dan survei
serologis (BOK, APBD, APBN, WHO)
• IEC untuk masyarakat
• Pemeriksaan serologiKonfirmasi kasus & sertifikasi
THE MOST IMPORTANT: NETWORKING
Public Health Official and Clinician