Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG INTRAVENA

DI SUSUN OLE H :

1. Hidayatul Nur Wulandari (P051203200190)


2. Ray Zona Yudanegara (P0520320032)

Dosen Pembimbing

Erni Buston, SST, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + NERS
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

MAKALAH INJEKSI INTRAVENA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................4

1.3 TUJUAN...............................................................................................................4

BAB II ISI

I. PENGERTIAN IV................................................................................5

II. JENIS CAIRAN IV..............................................................................6

III. INDIKADI............................................................................................8

IV. KONTRA INDIKASI...........................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................9

3.2 SARAN........................................................................................................9

DAFTAR PUSAKA.....................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan ide atau
materi

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca.

Dalam penyusun makalah ini kami masih banyak kekurangan dalam penyusunan,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini

Bengkulu, 27 Januari 2021


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Terapi Intravena (IV) adalah menempatkan cairan steril melalui jarum, langsung ke
vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium),
nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat Terapi intravena adalah pemberian
sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena
(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari
tubuh Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak
dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang
dirperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang
diperlukan untuk metabolisme dan memberikan medikasi

1.2 Rumusan Masalah


Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan dari meteri tentang injeksi
intravena maka yang jadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu membahas
tentang kegunaan dari tindakan injeksi intravena, jenis – jenis cairan, komposisi,
indikasi, dan kontra indikasi

1.3 Tujuan

Kita dapat memahami serta mengetahui jenis – jenis cairan, komposisi, indikasi dan
kontra indikasi pada saat pemberian tindakan injeksi intravena
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Injeksi Intravena

Terapi Intravena (IV) adalah menempatkan cairan steril melalui jarum, langsung ke
vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium),
nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat
Terapi intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah
jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh (Darmadi,2010). Terapi intravena (IV)
digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar,
dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang dirperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk
metabolisme dan memberikan medikasi

Tujuan Pemberian Terapi Intravena

Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air,


elektrolit,vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral, memperbaiki keseimbangan asambasa, memperbaiki volume
komponen-komponen darah, memberikan jalan 14 masuk untuk pemberian obat-
obatan kedalam tubuh, memonitor tekanan vena sentral (CVP), memberikan nutrisi
pada saat sistem pencernaan mengalami gangguan

Tempat melakukan Intravena


Menurut Perry & Potter (2006) vena-vena tempat pemasangan infus: Vena
Metakarpal, vena sefalika, vena basilica, vena sefalika mediana, vena basilika
mediana, vena antebrakial mediana
B. Jenis jenis intravena dan Kegunaannya

Ada beragam cairan infus yang dapat digunakan ketika pasien mendapatkan
perawatan. Cairan infus yang umum digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Cairan kristaloid

Jenis cairan infus yang pertama adalah kristaloid. Cairan kristaloid mengandung
natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium
klorida, dan glukosa.

Cairan kristaloid umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan


elektrolit, mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi.

Beberapa cairan infus yang masuk ke dalam jenis cairan kristaloid antara lain:

 Cairan saline

Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui.
Cairan ini mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan
elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.

 Ringer laktat

Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium,


kalium, laktat, natrium, klorida, dan air. Cairan ringer laktat umumnya
diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka,
cedera, atau menjalani operasi yang menyebabkan kehilangan darah dengan
cepat dalam jumlah yang banyak. Selain itu, cairan ini juga sering digunakan
sebagai cairan pemeliharan ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

 Dextrose
Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini
sering digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, pada seseorang yang
mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose
juga dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).
2. Cairan koloid

Jenis cairan yang kedua adalah cairan koloid. Cairan koloid memiliki molekul yang
lebih berat. Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien
bedah, dan juga sebagai cairan resusitasi.

Cairan infus yang termasuk ke dalam jenis cairan koloid adalah:

 Gelatin
Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani.
Salah satu kegunaan cairan ini adalah untuk mengatasi keadaan kurangnya
volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.

 Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar
albumin yang rendah, misalnya pasien yang menjalani operasi transplantasi hati,
menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.

 Dekstran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa.
Dekstran dapat digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain
itu, dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah
operasi.

C. KOMPOSISI
Larutan Nacl (berisi air dan elektrolit (Na+, cl-), Larutan dextrose (berisi air atau
garam dan kalori), Ringer laktat, berisi air (Na+ , K+ , cl- , ca ++, laktat), Balans
isotonic berisi (air, elektrolit, kalori ( Na+ , K+ , Mg++, cl- , HCO, glukonat), Whole
blood (darah lengkap) dan komponen darah, Plasma expanders (berisi albumin,
dextran, fraksi protein plasma 5%, hespan yang dapat meningkatkan tekanan osmotic,
menarik cairan dari intertisiall, kedalam sirkulasi dan meningkatkan volume darah
sementara), Hiperelimentasi parenteral (berisi cairan, elektrolit, asam amino, dan
kalori)

D. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMBERIAN


1. INDIKASI
Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena
langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi
bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih
dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian
antibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit
memberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral
(dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan pasien dirawat di RS dengan
infeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika intravena, dan lebih
menguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS, biaya perawatan, dan
lamanya perawatan. 

2. MKONTRAINDIKASI 

Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus. 


Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis
(cuci darah). 
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terapi Intravena (IV) adalah menempatkan cairan steril melalui jarum, langsung ke
vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium),
nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat

Terapi intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah
jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Jenis – jenis intravena yaitu , kristaloid, koloid

3.2 Saran
Penulis berharap pembaca dapat memahami tentang athetroklorosis, trombosis,
emboli, kongesti, edema, infark, dehidrasi dan beraharap bisa memberi pehamanan
kepada pembaca

Daftar Pustaka
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1202116032-3-BAB%20II%20BUDI.pdf
https://www.alodokter.com/dasar-dasar-prosedur-memanfaatkan-cairan-infus

Anda mungkin juga menyukai