Anda di halaman 1dari 2

Fluid Theraphy

Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisi elektrolit di
dalamnya tetap stabil adalah penting bagi homeostatis. Beberapa masalah klinis timbul akibat
adanya abnormalitas dalam hal tersebut. Untuk bertahan, kita harus menjaga volume dan
komposisi cairan tubuh, baik ekstraseluler (CES) maupun cairan intraseluler (CIS) dalam batas
normal. Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa penderita dalam kegawatan yang kalau
tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menimbulkan kematian. Elektrolit merupakan
molekul terionisasi yang terdapat di dalam darah, jaringan, dan sel tubuh. Molekul tersebut, baik
yang positif (kation) maupun yang negatif (anion) menghantarkan arus listrik dan membantu
mempertahankan pH dan level asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga memfasilitasi pergerakan
cairan antar dan dalam sel melalui suatu proses yang dikenal sebagai osmosis dan memegang
peraran dalam pengaturan fungsi neuromuskular, endokrin, dan sistem ekskresi.

Jumlah cairan tubuh diperkirakan dua per tiga dari berat badan hewan dan bervariasi pada
setiap hewan tergantung atas kandungan lemak dan umur hewan. Jumlah cairan yang diperlukan
untuk penggantian cairan yang hilang bergantung atas status dari hewan .Volume cairan
diberikan berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan cairan tubuh pada hewan yaitu 60 % dari
bobot badan hewan. Ada tiga fase dalam terapi cairan, yaitu fase emergensi (darurat), fase
replacement (penggantian), dan fase maintenan (mempertahankan). Fase emergensi adalah cairan
yang harus segera diberikan ke dalam tubuh hewan akibat tubuh kehilangan cairan yang banyak
dalam waktu singkat seperti pada kasus kecelakaan, operasi bedah yang mengakibatkan banyak
darah yang keluar, dan luka bakar. Fase replacement adalah pemberian cairan yang harus
diberikan ke dalam tubuh hewan selama periode dehidrasi. Fase ini berdasarkan atas kebutuhan
cairan untuk mengembalikan status cairan tubuh hewan menjadi normal, penggantian cairan
tubuh yang hilang secara normal, dan mengganti cairan tubuh yang hilang secara abnormal.

Rute terapi cairan yang paling bermanfaat adalah melalui oral (PO), intravena (IV), dan
subkutan (SC). Pada kasus ini terapi cairan diberikan secara IV pada vena chepalia . pemberian
terapi cairan melalui rite intravena karena volume cairan ektraselular akan pulih dengan cepat
dan distribusi cairan ke seluruh tubuh juga cepat. Rute IV dipilih pada dehidrasi sedang sampai
parah atau apabila cairan hilang dari tubuh pasien dengan cepat.Pemberian secara intravena juga
dilakukan untuk perbaikan volume cairan ekstraseluler yang harus segera dilakukan pada kasus
hemorhagic shock karena luka atau operasi (bedah)

Cairan intravena diklasifikasikan menjadi kristaloid dan koloid. Cairan yang diberikan
pada kucing pada Tindakan operasi kastratsi adalah cairan kristaloid . Cairan kristaloid
mengandung natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium
klorida, dan glukosa.Cairan kristaloid umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan
elektrolit, mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi. Ringer laktat
merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida,
dan air. Cairan ringer laktat umumnya diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang menyebabkan kehilangan darah
dengan cepat dalam jumlah yang banyak.

Daftar Pustaka

Chew DJ. 1994. Fluid Therapy For Dogs and Cats. Dalam: Birchard SJ, Sherding RG. (Eds). Saunders
Manual of Small Animal Practice. Sydney. WB Saunders Co. Hlm. 64-75.

TERAPI CAIRAN PADA ANJING DAN KUCING (FLUID THERAPY IN DOG AND CAT) I Nyoman Suartha
Laboratorium Penyakit Dalam Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

DASAR-DASAR TERAPI CAIRAN DAN ELEKTROLIT Syamsul Hilal Salam

Anda mungkin juga menyukai