LAPORAN KEMATIAN
OLEH :
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Definisi
Dehidrasi didefinisikan sebagai kekurangan cairan tubuh yang diikuti oleh
kehilangan elektrolit, dan perubahan keseimbangan asam-basa. Penentuan
tingkat dehidrasi sangat dibantu dari menimbang berat badan hewan secara
kontinyu. Pengamatan fisik sangat sulit untuk menentukan tingkat dehidrasi.
Selama proses penyakit yang berlangsung akut, pemeriksaan fisik klasik
tidak menemukan terjadinya perubahan dari hewan (Suartha, 2010).
II. 2 Gejala Klinis
Hasil temuan klinis probandus juga mengalami dehidrasi akibat banyaknya
jumlah cairan yang keluar dari tubuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suartha
(2010) yang berpendapat bahwa dehidrasi didefinisikan sebagai kekurangan cairan
tubuh yang diikuti oleh kehilangan elektrolit, dan perubahan keseimbangan asam-
basa. Gejala klinis dehidrasi yang dapat dipakai sebagai acuan adalah: (1) hilangnya
elastisitas kulit (turgor), (2) membran mukosa kering, (3) waktu pengisian kapiler
(capillary refilling time) yang bertambah, (5) Dehidrasi yang berat dapat
menyebabkan kelelahan, depresi, dan shock, (6) Pemeriksaan laboratorium : PCV dan
plasma protein meningkat, BJ urin lebih dari 1.035.
Tabel 1. Gejala klinis dehidrasi (Suartha, 2010).
2
II. 3 Patogenesa
Air berfungsi sebagai pelarut zat-zat makanan dalam tubuh. Air dan
elektrolit tidak dapat dipisahkan dari komponen diet, karena keseimbangan air
sangat diperlukan dalam metabolisme dan melarutkan hasil metabolisme untuk
dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh (Suartha, 2010).
II. 4 Pengobatan
3
meninggalkan ruang intravaskular dalam waktu 30 menit setelah pemberian.
Larutan koloid adalah larutan yang memiliki osmolalitas lebih tinggi
dari cairan ekstraseluler. Larutan koloid tidak dapat menembus dinding pembuluh
darah dan menjaga tekanan osmotik cairan darah. Pemberian cairan koloid
bersamaan dengan cairan kristaloid pada waktu resustensi atau maintenance
akan memulihkan dan mempertahankan tekanan intravaskular (Willyanto, 2010).
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dehidrasi didefinisikan sebagai kekurangan cairan tubuh yang diikuti oleh
kehilangan elektrolit, dan perubahan keseimbangan asam-basa. Gejala klinis
dehidrasi yang dapat dipakai sebagai acuan adalah: (1) hilangnya elastisitas
kulit (turgor), (2) membran mukosa kering, (3) waktu pengisian kapiler
(capillary refilling time) yang bertambah, (5) Dehidrasi yang berat dapat
menyebabkan kelelahan, depresi, dan shock, (6) Pemeriksaan laboratorium :
PCV dan plasma protein meningkat, BJ urin lebih dari 1.035. Jenis cairan yang
digunakan dalam terapi cairan dikelompokkan menjadi larutan kristaloid dan
koloid.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan.Oleh karena itu, kami mengharapkan agar dosen pembimbing, asisten dan
pembaca dapat memberikan kami saran dan kritik yang membangun.
5
DAFTAR PUSTAKA
Mar Vista Animal Medical Center. 2006. Fluid Therapy. The Cornerstone of
treatment.Http://marvistavet.com. Tanggal akses 11 Mei 2019 pukul 11. 57.
Suartha, I Nyoman. 2010. Terapi Cairan Pada Anjing Dan Kucing. Buletin Veteriner
Udayana. Vol. 2 No.2. :69-83.
Willyanto I. 2010. Terapi Cairan: memilih larutan terbaik untuk tiap pasien.
Seminar sehari continuing Education APDHKI Denpasar. Bali 30
Januari 2010.