Anda di halaman 1dari 13

Healthy Vol. 4 No.

2 Tahun 2016
87

PENGARUH PERAWATAN LUKA GANGREN DENGAN KOMPRES LARUTAN


NACL 0,9% TERHADAP PERCEPATAN TERBENTUKNYA GRANULASI
PADA PASIEN DM GANGREN DI RUANG MARWAH RSI FATIMAH

Muhammad Al Amin1)
Annisa Nur Nazmi2)
1) Dosen STIKES Banyuwangi
2) Mahasiswa STIKES Banyuwangi

ABSTRAK

Pada pasien DM dengan gangren memerlukan perawatan luka agar luka


gangren tidak semakin parah. Penatalaksanaan luka yang tepat merupakan
salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka. Banyak cara yang telah
dikembangkan untuk membantu penyembuhan luka, termasuk jenis larutan
yang digunakan untuk merawat luka yang salah satunya adalah penggunaan
NaCl. Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperimental dengan
menggunakan tipe rancangan static group comparison. Analisis data
menggunakan uji statistik Chi Square dengan derajat kemaknaan 5%. Populasi
penelitian adalah Pasien Diabetes Melitus di Ruang Marwah RSI Fatimah
Banyuwangi. Sampel yang didapatkan sesuai dengan kriteria inklusi adalah 8
responden. Variabel independennya adalah Perawatan Luka Gangren dengan
Kompres Larutan NaCl 0,9% dan variabel dependennya adalah percepatan
terbentuknya granulasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar
observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 8 responden,
setengahnya atau 4 responden (50%) dilakukan perawatan dengan kompres
larutan NaCl 0,9%. Dari 4 responden, terjadi percepatan pada 3 responden
(75%). Dari perhitungan uji chi square didapatkan X² hitung 2,0 dan X² tabel
3,481 yang artinya tidak ada pengaruh antara perawatan menggunakan
kompres NaCl 0,9% dengan percepatan granulasi. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menemukan hal-hal yang
baru yang berkaitan dengan kemajuan ilmu kesehatan, khususnya tentang
perawatan luka.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus, NaCl 0,9%, Percepatan Granulasi

PENDAHULUAN juga memberikan kontribusi untuk


Pada saat ini, perawatan luka telah menunjang praktek perawatan luka.
mengalami perkembangan yang sangat Disamping itu pula, isu terkini yang
pesat terutama dalam dua dekade terakhir berkaitan dengan manajemen perawatan
ini. Teknologi dalam bidang kesehatan luka berkaitan dengan perubahan profil
Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016 88

pasien, dimana pasien dengan kondisi merawat luka yang salah satunya adalah
penyakit degeneratif dan kelainan penggunaan Povidone Iodine dan NaCl
metabolik semakin banyak ditemukan (Istiqomah, 2010).
salah satunya penyakit diabetes mellitus. Menurut beberapa ahli sekitar 4%
Diabetes Melitus adalah keadaan dari penduduk dunia menderita diabetes
hiperglikemia kronik disertai berbagai melitus dan 50% dari penderita DM
kelainan metabolik akibat gangguan memerlukan perawatan bedah. Dari
hormonal, yang menimbulkan berbagai seluruh penduduk Indonesia yang
komplikasi kronik (Mansjoer, 2001). berjumlah 220 juta jiwa, prevalensi
Komplikasi yang dapat timbul pada penderita diabetes melitus adalah sekitar
diabetes mellitus seperti ketoasidosis 1,4-1,6% dan sekitar 15% diantaranya
metabolik, penyakit pada jantung dan akan mengalami gangren selama
pembuluh darah, kerusakan pada ginjal, hidupnya. Menurut data Badan Kesehatan
kerusakan pada mata dan ulkus diabetik Dunia (WHO), jumlah penderita penyakit
atau gangren. Gangren merupakan Diabetes Melitus (DM) di Indonesia,
kematian pada beberapa jaringan tubuh mencapai 17 juta orang atau 8,6% dari
karena kehilangan pasokan darah, infeksi 220 juta populasi negeri ini dan
bakteri, dan pembusukan pada jaringan meningkat terus pada akhir-akhir ini
sebagai akibatnya (Ramaiah, 2008). termasuk juga perawatan bedah pada DM
Gangren merupakan luka kronik yang terkena gangren. Berdasarkan
yang berlangsung lama atau sering penelitian Departemen Kesehatan pada
rekuren. Pasien dengan luka kronik 2001, untuk jenis penyakit ini, Indonesia
seperti gangren biasanya mempunyai menempati urutan keempat di dunia
multifaktor yang berpengaruh dalam setelah India, China, Amerika
penyembuhan luka. Salah satu faktor Serikat(AS), kata Kepala Humas Nestle,
yang mempengaruhi yaitu pada proses Brata T Hardjosubroto di Jakarta Kamis,
perawatan luka yang tepat. Apabila tidak mengutip hasil Nestle Nutrition
ditangani secara tepat kemungkinan besar Workshop ke-61 di Bali, yang
kaki penderita DM harus diamputasi. berlangsung 1 hingga 5 April 2007
Luka gangren memerlukan perawatan (Misnadiarly, 2007)
luka agar tidak semakin parah (ulkus Secara epidemiologi, diperkirakan
diabetik, admin, http:// medis dan bahwa pada tahun 2030 prevalensi
komputer.com diperoleh tanggal 5 Diabetes Melitus (DM) di Indonesia
Januari 2012). Dalam proses perawatan mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care,
luka, tindakan asepsis yang paling baik 2004). Sedangkan hasil riset Kesehatan
merupakan faktor yang penting untuk Dasar (Riskedas) tahun 2007, diperoleh
meningkatkan kebersihan dalam bahwa proporsi penyebab kematian
perawatan luka (Smeltzer, 2001). akibat DM pada kelompok usia 45-54
Penatalaksanaan luka yang tepat tahun di daerah perkotaan menduduki
merupakan salah satu faktor yang ranking ke-2 yaitu 14,7%. Di daerah
mendukung penyembuhan luka. Banyak pedesaan, DM menduduki ranking ke-6
cara yang telah dikembangkan untuk yaitu 5,8% (Jangansakit.wordpress.com).
membantu penyembuhan luka, termasuk Dari survey awal pasien penderita
jenis larutan yang digunakan untuk DM di RSI Fatimah Banyuwangi
89 Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016

didapatkan data 124 pasien, dengan 30 Pada saat ini penalataksanaan perawatan
pasien terdapat luka gangren. Dalam luka dengan menggunakan larutan NaCl
perawatan luka gangren, perawat 0,9% sudah ditemukan, namun dalam
menggunakan larutan Povidon iodine praktiknya di tempat pelayanan kesehatan
10% sebagai antiseptic. Perawat RSI masih banyak yang menggunakan
Fatimah beranggapan dengan Povidon iodin. Sedangkan antiseptik jenis
menggunakan larutan Povidon Iodine itu bersifat toksik, membakar dan
10% dapat mengurangi bau yang mengiritasi jaringan kulit sekitarnya
ditimbulkan dari luka Gangren. (Tietjen et all, 2004). Serta menjadikan
Dalam dua dasawarsa terakhir ini proses terbentuknya jaringan granulasi
perawatan luka telah mengalami banyak pada luka gangren lebih lama.
kemajuan, yang meliputi : 1) Mekanisme Selain pemilihan antiseptic yang
biologik dari perbaikan luka kini telah tepat, luka sangat memerlukan
dapat dijelaskan dalam tingkat anatomis, kelembaban. Pada kondisi yang lembab
biokimia dan molekuler, kerugian baik tidak menghambat aliran O2, nitrogen
dari segi sosial dan finansial dari luka dan zat-zat udara lain. Kondisi yang
kronik kini telah disetujui oleh badan- demikian merupakan lingkungan yang
badan pembiayaan perawatan kesehatan, baik untuk sel-sel hidup dan melakukan
2) Kompleks industri medis dapat melihat replikasi secara optimum, karena pada
keuntungan dalam penemuan teknik- dasarnya sel dapat hidup di lingkungan
teknik efektif pada perawatan luka. yang lembab (Gitarja, 2002).
Dengan demikian mendukung kelanjutan Salah satu upaya yang dapat
riset dalam penyembuhan luka, 3) dilakukan untuk menciptakan lingkungan
Pengembangan obat-obat baru melalui yang lembab pada luka dapat
terobosan dalam biologi molekuler akan menggunakan kompres larutan NaCl.
memperbaiki penyembuhan luka akut Perawatan luka dengan menggunakan
maupun kronik, 4) Teknik bedah kompres NaCl dapat membersihkan luka
konstruktif telah semakin maju dengan yang terinfeksi dan nekrotik. Suasana
ditemukannya flap otot dan kulit otot lembab yang diciptakan larutan NaCl
serta teknik pengalihan jaringan bebas 0,9% mempercepat tumbuhnya stratum
mikrovaskuler (Schiwartz, 2000). corneum dan angiogenesis untuk proses
Keberhasilan dalam penyembuhan penyembuhan luka (Gitarja, 2002).
luka sangat bergantung juga pada proses Penelitian ini ingin membuktikan
perawatannya, disamping faktor –faktor adanya pengaruh perawatan luka gangren
lain yang mendukung proses dengan kompres larutan NaCl 0,9%
penyembuhan luka. Untuk mencegah terhadap percepatan terbentuknya
proses lamanya penyembuhan luka granulasi pada pasien DM gangren di RSI
diperlukan antiseptik yang sesuai dan Fatimah Banyuwangi.
baik dalam perawatan luka. Di samping
perlunya pemilihan antiseptik yang baik METODE
dan efektif juga diperlukan kerja sama Metode Penelitian yang
antara penderita, keluarga dan perawat, digunakan dalam penelitian ini adalah
supaya proses penyembuhan luka metode penelitian eksperimen dengan
berjalan dengan baik (Tietjen, 2004). menggunakan desain Pre Eksperimental
Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016 90

Design yaitu Static Group Comparison. mengalami Diabetes Mellitus di Ruang


Penelitian ini menggunakan teknik Marwah RSI Fatimah Banyuwangi
sampling accidental sampling dengan dengan jumlah sampel 8 orang.
variabel bebasnya adalah perawatan luka Langkah-langkah analisa data
gangren dengan Kompres Larutan NaCl yang dilakukan adalah dengan Coding,
0,9% dan variabel terikatnya adalah Scoring, dan Tabulating. Skala data yang
percepatan terbentuknya granulasi. dipakai adalah skala data nominal dan
Teknik pengumpulan data data yang telah terkumpul akan diolah
penelitian ini yaitu dengan accidental dengan menggunakan uji statistik yang
sampling dimana cara pengambilan relevan yaitu uji Chi Square untuk
dengan mengambil kasus atau responden
mengetahui hubungan antara variabel
yang kebetulan ada atau tersedia di suatu bebas dan variabel terikat dengan
tempat sesuai dengan konteks penelitian. menggunakan tabel kontingensi. Setelah
hasil perhitungan diketahui, kemudian
Instrumen yang digunakan adalah dibandingkan dengan X² pada tabel chi
lembar SOP dan lembar observasi square dengan rumus derajat kebebasan
(checklist). Penelitian ini dilaksanakan (df) : (b-1) (k-1).
pada Bulan Januari - Februari 2015.
Populasinya adalah semua pasien yang

HASIL
1. Luas Luka Gangren
Luas Luka Gangren

1 resp
(12,5%) 4 resp(50%)

3 resp
(37,5%) 5-8 cm 9-12 cm 13-16

Diagram 1. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Luka

2. Lokasi Luka
Lokasi Luka

8 resp
(100%)

kaki

Diagram 2. Distribusi Responden Berdasarkan Lokasi Luka


91 Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016

3. Perawatan Luka Gangren


Perawatan Luka Gangren dengan kompres NaCl 0,9%

4 resp (50%)
4 resp (50%)

ya tidak

Diagram 3. Distribusi Responden Berdasarkan Perawatan Luka

4. Pertumbuhan Granulasi dengan Kompres Larutan NaCl 0,9%


Pertumbuhan Granulasi
1resp(25%)
ya tidak
3 resp(75%)

Diagram 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tumbuhnya Granulasi Perawatan Luka


Dengan Kompres NaCl 0,9%

5. Pertumbuhan Granulasi dengan povidon iodine

Pertumbuhan Granulasi

1 resp(25%)
3 resp(75%)

ya tidak

Diagram 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tumbuhnya Granulasi Perawatan Luka


Dengan Povidon Iodine
Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016 92

6. Pengaruh Perawatan Luka Gangren dengan Kompres Larutan NaCl 0,9% terhadap
Percepatan Terbentuknya Granulasi

Tabel 1. Pengaruh Perawatan Luka Gangren dengan Kompres Larutan NaCl 0,9%
terhadap Percepatan Terbentuknya Granulasi
Perawatan Luka dengan Kompres Terbentuknya Jaringan Granulasi
NaCl 0,9% Cepat Lambat Total
Ya 3 1 4
Tidak 1 3 4
Total 4 4 8

Dari tabel 1 diatas diketahui Teknik aseptik adalah usaha


bahwa dari 4 responden yang mempertahankan klien sedapat mungkin
menggunakan kompres larutan NaCl bebas dari mikroorganisme (Crow, 1989).
0,9% dalam perawatan luka gangren 3 Dalam tindakan perawatan luka terkini
responden (75%) mengalami percepatan dapat menggunakan cairan fisiologis
terbentuknya granulasi. yang digunakan bahan pencuci luka insisi
Dengan derajat kebebasan (degree dan digunakan juga untuk menjaga
of freedom) (b – 1) (k – 1) = (2– 1) (2 – kelembaban pada kawasan luka, salah
1) = 1. Nilai X2tabel dengan df=1 adalah satunya cairan NaCl 0,9%. NaCl 0,9%
3,481 dan X2hitung adalah 2,0. atau yang biasa disebut Normal Saline
Dapat disimpulkan bahwa X2hitung adalah larutan isotonik yang mengandung
2,0 < X2tabel 3,481 maka Ha ditolak dan natrium clorida 0,9%. Normal saline
Ho diterima yang berarti tidak ada aman digunakan untuk kondisi apapun
pengaruh yang signifikan antara (Lilley & Aucker, 1999).
Pengaruh perawatan luka gangren dengan Intake garam dalam jumlah yang
kompres larutan NaCl 0,9% terhadap tinggi telah lama dikenal dapat
percepatan pertumbuhan granulasi di meningkatkan tekanan darah, khususnya
Ruang Marwah RSI Fatimah di beberapa individu. Garam dapat
Banyuwangi. menunjukkan dapat melemahkan
produksi senyawa oksida. Kontribusi
senyawa oksida (NO) ke keadaan
PEMBAHASAN homeostasis oleh inhibiting vascular
1. Perawatan luka Gangren dengan berhubungan dengan kelancaran
Kompres Larutan NaCl 0,9% dan kontraksi otot dan pertumbuhan, agregasi
Larutan Povidon Iodine platelet, dan adhesi leukosit ke
Berdasarkan diagram 3 dapat endhotelium (Istikomah, 2010).
dilihat bahwa dari 8 responden terdapat 4 Pada suasana lembab yang
responden (50%) perawatan luka gangren diciptakan dari kompres NaCl 0,9%
menggunakan kompres larutan NaCl dalam merawat luka dapat mempercepat
0,9%. terbentuknya stratum corneum dan
angiogenesis untuk penyembuhan luka
93 Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016

(Gitarja, 2002). NaCl aman untuk tubuh, antiseptik kulit menjelang operasi
tidak iritan, melidungi granulasi jaringan termasuk wajah, genitalia eksterna dan
dari kondisi kering, menjaga kelembaban selaput lendir, serta mencuci luka yang
sekitar luka dan membantu luka kotor dan terinfeksi. Povidone iodine
menjalani proses penyembuhan serta sangat baik untuk desinfektan membunuh
mudah didapat dan harga relatif lebih dalam bentuk vegetatif maupun spora.
murah (Promise, 2006). Normal saline Iodine adalah element non metalik
fisiologis, tidak akan merusak kulit dan yang tersedia dalam bentuk garam yang
adekuat menjaga kebersihan luka dikombinasi dengan bahan lain.
(Kartini, 2006). Namun kekurangannya, Walaupun iodine bahan non metalik
NaCl tidak berperan sebagai baktericida, iodine berwarna hitam kebiru-biruan,
tetapi hanya berperan dalam regulasi kilau metalik dan bau yang khas.. Iodide
tekanan osmosis dan pada pembentukan tinture dan solution keduanya aktif
potensial listrik yang diperlukan bagi melawan spora tergantung konsentrasi
kontraksi otot dan penerusan impuls saraf dan waktu pelaksanaan (Oeswari, 2000).
(Supriyain & saryono, 2007). Larutan ini akan melepaskan iodium
Penggunaan Larutan isotonis anorganik bila kontak dengan kulit atau
seperti NaCl sering digunakan dalam selaput lendir sehingga cocok untuk luka
proses perawatan luka kotor atau luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif
bersih. Terutama jika perawatan luka dan negatif, spora, jamur, dan protozoa.
dengan menggunakan kompres NaCl Bahan ini iritan dan alergen serta
berperan menjaga kelembaban, tidak meninggalkan residu (Sodikin, 2002).
menyebabkan iritasi pada kulit sekitar Studi menunjukkan bahwa antiseptik
dan mempercepat proses pertumbuhan seperti povidone iodine toxic terhadap sel
granulasi. (Thompson, 2000). Iodine dengan
Berdasarkan diagram 3, dapat konsentrasi > 3% dapat memberi rasa
dilihat dari 8 responden terdapat 4 panas pada kulit. Rasa terbakar akan
responden (50%) perawatan luka gangren nampak dengan iodine ketika daerah
menggunakan Larutan povidon iodine. ditutup dengan bahan oklusif kulit dapat
Dalam penggunaan antiseptik dalam ternoda dan menyebabkan iritasi dan
perawatan luka gangren di RSI Fatimah nyeri pada sisi luka (Moya, 2004).
Banyuwangi masih menggunakan Perawatan luka gangren dengan
povidon iodine. menggunakan larutan povidon iodine
Povidon iodine 10% merupakan akan mengakibatkan proses
kompleks iodium dengan polyniviidone penyembuhan akan lebih lama karena
yang tidak merangsang, mudah dicuci memiliki efek toxic pada sel. Dalam
karena larut dalam air dan stabil karena perawatan luka, povidon iodine hanya
tidak menguap. Larutan povidone iodine berperan untuk desinfektan yang aktif
10% dipasarkan dengan nama dagang untuk membunuh vegetative maupun
Bethadine . Larutan Povidone iodine jika spora. Karena efek mengiritasi jaringan
digunakan kembali atau berulang kali ia sekitarnya, sehingga pada saat ini jarang
akan mengendap, sehingga efek digunakan.
antiseptiknya bertahan lebih lama.
Kegunaan dari larutan ini sebagai
Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016 94

2. Percepatan Terbentuknya Granulasi beregenerasi ke lapisan luar dari kapiler


Berdasarkan diagram 4, dapat dan sel endotelial yang akan membentuk
dilihat bahwa responden yang perawatan garis. Proses ini disebut angiogenesis.
luka gangren menggunakan kompres Sel-sel “roofer” dan “sider” adalah
larutan NaCl 0,9% terjadi pertumbuhan keratinosit yang bertanggung jawab untuk
yang cepat pada 3 responden (75%) dan epitelisasi. Pada tahap akhir epitelisasi,
pertumbuhan yang lambat pada 1 terjadi kontraktur dimana keratinosit
responden (25%). berdiferensiasi untuk membentuk lapisan
Penyembuhan luka adalah respon protektif luar atau stratum korneum
tubuh terhadap berbagai cedera dengan (www.wounds1.com/care/procedure20.cfm)
proses pemulihan yang kompleks dan Pada proses penyembuhan luka
dinamis yang menghasilkan pemulihan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
anatomi dan fungsi secara terus menerus lain, Vaskularisasi, Anemia, Usia,
(Joyce M.Black,2001). Penyakit lain, Nutrisi, Kegemukan, obat-
Penyembuhan luka terkait dengan obatan, merokok dan stres (Aziz, 2009).
regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh Faktor lain yang mempengaruhi antara
kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda- lain, Besar/Lebar luka, Lokasi luka,
tanda dan respon yang berurutan dimana Kebersihan luka, Bentuk luka, Infeksi
sel secara bersama-sama berinteraksi, dan yang paling penting adalah
melakukan tugas dan berfungsi secara perawatan luka.
normal. Idealnya luka yang sembuh Berdasarkan hasil penelitian
kembali normal secara struktur anatomi, diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
fungsi dan penampilan (www.wounds pengaruh yang signifikan antara
1.com/care/procedure20.cfm/). perawatan luka dengan NaCl 0,9%
Salah satu fase pada proses dengan terjadinya percepatan granulasi.
penyembuhan luka adalah fase granulasi. Hal ini dikarenakan pada setiap
Fase granulasi berawal dari hari keempat responden memiliki luas luka yang
sesudah perlukaan dan biasanya berbeda-beda.
berlangsung hingga hari ke 21 pada luka Pada diagram 1, diketahui bahwa
akut tergantung pada ukuran luka. Secara luas luka gangren pada pasien DM
klinis ditandai oleh adanya jaringan yang Gangren yang berjumlah 4 responden
berwarna merah pada dasar luka dan (50%) memiliki luas luka > 8 cm. Luka
mengganti jaringan dermal dan kadang- yang lebar atau besar biasanya
kadang subdermal pada luka yang lebih sembuhnya lebih lambat dari luka kecil.
dalam yang baik untuk kontraksi luka. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pada penyembuhan luka secara lama penyembuhan luka bervariasi. Hal
analoginya satu kali pembersihan debris, ini dipengaruhi beberapa faktor internal
dibawah kontraktur langsung terbentuk dan eksternal seperti teori yang
jaringan baru. Kerangka dipenuhi oleh dikemukakan oleh potter (2005) bahwa
fibroblas yang mensekresi kolagen pada penyembuhan luka secara normal
dermal yang kemudian akan terjadi dipengaruhi oleh faktor nutrisi yang tepat,
regenerasi. Peran fibroblas disini adalah usia, merokok, pendidikan dan sosil
untuk kontraksi. Serat-serat halus budaya. Dalam teori yang disebutkan
merupakan sel-sel perisit yang bahwa penyembuhan luka melibatkan
95 Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016

integerasi proses fisiologi, sifat 50 tahun. Kecepatan perbaikan sel


penyembuhan luka pada semua luka berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
sama, dengan variasinya tergantung pada atau kematangan usia seseorang. Namun
lokasi, keparahan, dan luasnya cedera. selanjutnya, proses penuaan dapat
Luka yang lebar atau besar biasanya menurunkan sistem perbaikan sel
sembuhnya lebih lambat dari luka kecil sehingga dapat memperlambat proses
dan membutuhkan perawatan luka yang penyembuhan luka (Aziz, 2009). Menurut
lebih lama. Baharestani, meskipun pola
Faktor yang lain selain faktor luas penyembuhan luka pada anak sama
luka juga faktor lokasi luka. Pada dengan pola penyembuhan orang dewasa,
Diagram 2 diketahui bahwa lokasi luka namun luka pada anak-anak adalah tipe
gangren dari 8 responden semua berada yang lebih cepat menutup dibanding luka
di kaki (100%). Lokasi terjadinya luka tipe ulkus juga yang terjadi pada orang
juga memberi pengaruh pada dewasa karena pada bayi dan anak jumlah
penyembuhan luka, karena ketebalan fibroblas lebih banyak, produksi kolagen
kulit, kontraksi luka, dan fisiologis kulit dan elastin lebih cepat dan pembentukan
berbeda untuk setiap bagian kulit. Luka jaringan granulasi yang lebih cepat pula
yang terletak di daerah yang vaskularisasi dibanding orang dewasa (Baharestani,
baik (misalnya pada daerah kepala dan 2003). Semakin tua usia pasien maka
wajah) sembuh lebih cepat daripada luka angka komorbiditasnya akan meningkat.
yang berada di daerah yang vaskularisasi Respon terhadap fase inflamasi, fase
sedikit atau buruk. Luka yang berada di proliferasi dan maturasi mengalami
daerah banyak pergerakan (sendi-sendi) perubahan dengan pengaruh usia. Usia
sembuh lebih lambat dibandingkan luka tua akan berhubungan dengan perubahan
pada daerah yang sedikit pergerakan pada penyembuhan luka yang berkaitan
(Potter, 2005). Luka yang terletak di dengan penurunan respon inflamasi,
bagian kaki jauh dari jantung sehingga angiogenesis yang tertunda, penurunan
sedikit mendapat vaskularisasi. Proses sintesis dan degradasi kolagen serta
penyembuhan luka terdiri dari beberapa penurunan kecepatan epitelisasi (Butler,
tahap, yakni hemostasis, inflamasi, 2006).
perbaikan, dan remodeling. Setiap Faktor lain yang mempengaruhi
tahapan tidak selalu terjadi tumpang proses penyembuhan luka yaitu
tindih, tahapan sebelumnya harus terjadi pendidikan dari responden. Pada Diagram
agar tahapan selanjutnya bisa berjalan. 5.3 dapat disimpulkan bahwa pendidikan
Sifat, kondisi jaringan, dan partisipasinya sebagian besar responden yaitu sebanyak
dalam tingkat seluler terhadap reaksi 4 responden (75%) adalah SD dan SMP.
imunitas akan mempengaruhi hasil Adapun faktor-faktor yang
perbaikan, tergantung pada lokasi dan mempengaruhi penyembuhan luka
tipe jaringannya. diantaranya usia, obesitas, gangguan
Selain faktor luas dan lokasi luka, oksigenasi, merokok, obat-obatan,
faktor usia responden juga mempengaruhi diabetes melitus, stress luka,
percepatan terbentuknya granulasi. Pada gizi,pendidikan dan sosial budaya
Diagram 5.1 dapat disimpulkan bahwa (Potter, 2005 : 1860).
usia semua responden (100%) lebih dari
Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016 96

Dengan pendidikan dan informasi Menurut Aziz (2009) fase proliferasi


yang diketahui bahwa makanan yang merupakan pembuluh darah baru
seimbang akan mempengaruhi diperkuat oleh jaringan ikat dan
penyembuhan luka dengan demikian menginfiltrasi luka.
sedikit-demi sedikit masyarakat akan Menurut Potter (2005) faktor-
mengerti dan perlahan-lahan pantang faktor yang mempengaruhi penyembuhan
makanan dapat ditinggalkan. Semakin luka diantaranya usia, obesitas, gangguan
tinggi pendidikan seseorang, maka oksigenasi, merokok, obat-obatan,
pengetahuan tentang pentingnya nutrisi diabetes melitus, stress, gizi, pendidikan
untuk penyembuhan luka akan semakin dan sosial budaya. Faktor yang paling
tinggi pula. Terutama untuk pasien penting adalah faktor nutrisi. Hubungan
dengan Diabetes Melitus harus selalu nutrisi dengan penyembuhan luka
memperhatikan asupan nutrisi dengan dipaparkan dalam penelitian yang
mengatur jadwal, jumlah dan jenis menyebutkan bahwa jaringan tubuh akan
makanan. dipengaruhi nutrisi, perfusi jaringan dan
oksigenasi. Iskemi jaringan dan
3. Pengaruh perawatan luka gangren kerusakan jaringan akan terjadi jika sel
dengan kompres larutan NaCl 0,9% kekurangan oksigen dan nutrisi.
terhadap percepatan pertumbuhan Dari hasil diatas diketahui tidak
granulasi adanya pengaruh yang signifikan
Dengan derajat kebebasan (degree perawatan luka gangren dengan kompres
of freedom) (b – 1) (k – 1) = (2– 1) (2 – NaCl 0,9% dengan percepatan
1) = 1. Nilai X2tabel dengan df=1 adalah terbentuknya granulasi di RSI Fatimah
3,481 dan X2hitung adalah 2,0. Banyuwangi, hal ini dikarenakan banyak
Dapat disimpulkan bahwa X2hitung faktor lain yang lebih erat yang
2,0 < X2tabel 3,481 maka Ho diterima dan mempengaruhi granulasi pada proses
Ha ditolak yang berarti tidak ada penyembuhan luka seperti yang telah
pengaruh yang signifikan antara dibahas diatas yaitu faktor nutrisi. Nutrisi
Pengaruh perawatan luka gangren dengan merupakan unsur utama dalam membantu
kompres larutan NaCl 0,9% terhadap perbaikan sel, terutama karena terdapat
percepatan pertumbuhan granulasi di RSI kandungan zat gizi di dalamnya. Sebagai
Fatimah Banyuwangi. contoh, vitamin A diperlukan untuk
Secara teori proses granulasi membantu proses epitelisasi atau
merupakan salah satu fase dari penutupan luka dan sintesis kolagen ;
penyembuhan luka. Fase granulasi vitamin B kompleks sebagai kofaktor
berawal dari hari keempat sesudah dalam sistem enzim yang mengatur
perlukaan dan biasanya berlangsung metabolisme protein, karbohidrat, dan
hingga hari ke 21 pada luka akut lemak; vitamin c dapat berfungsi sebagai
tergantung pada ukuran luka. Secara fibroblas, mencegah timbulnya infeksi,
klinis ditandai oleh adanya jaringan yang dan membentuk kapiler-kapiler darah;
berwarna merah pada dasar luka dan vitamin K membantu sintesis protombin
mengganti jaringan dermal dan kadang- dan berfungsi sebagai zat pembekuan
kadang subdermal pada luka yang lebih darah.
dalam yang baik untuk kontraksi luka.
97 Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016

Selain faktor diatas, kegemukan Selain beberapa faktor di atas,


atau obesitas juga mempengaruhi proses granulasi pada proses penyembuhan luka
penyembuhan luka. Penyembuhan juga dipengaruhi oleh obat-obatan, stress,
menempatkan penambahan pemakaian dan penyakit lain yang menyertai seperti
pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya diabetes mellitus. Kegemukan, obat-
protein, karbohidrat, lemak, vitamin C obatan, merokok dan stres,
dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Pasien mempengaruhi proses penyembuhan
kurang nutrisi memerlukan waktu untuk luka. Orang yang terlau gemuk, banyak
memperbaiki status nutrisi mereka setelah mengkonsumsi obat-obatan, merokok
pembedahan jika mungkin. Klien yang atau stres akan mengalami proses
gemuk meningkatkan resiko infeksi luka penyembuhan luka yang lebih lama
dan penyembuhan lama karena supplai (Aziz, 2009).
darah jaringan adipose tidak adekuat Obat-obatan tertentu yang
(Kurniawan, 2011). Pada orang-orang mempengaruhi proses penyembuhan luka
yang gemuk penyembuhan luka lambat diantaranya adalah: obat steroid anti
karena jaringan lemak lebih sulit inflamasi, obat cytotoxic (kanker) dan
menyatu, lebih mudah infeksi, lama obat golongan pinisilin. Terapi radiasi
untuk sembuh dan jaringan adiposa bertujuan memusnahkan sel-sel kanker
sangat kurang vaskularitasnya. ternyata juga merusak sel-sel yang sehat,
Merokok juga merupakan hal terlebih pada luka, belum lagi efek terapi
yang dapat mempengaruhi penyembuhan seperti mual/muntah yang dapat
luka. Aliran darah dapat terganggu pada menyebabkan kurangnya nutrisi yang
orang dewasa dan pada orang yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka.
menderita gangguan pembuluh darah Penggunaan antibiotik yang lama dapat
perifer, hipertensi atau diabetes millitus. membuat seseorang rentan terhadap
Oksigenasi jaringan menurun pada orang infeksi luka. Steroid akan menurunkan
yang menderita anemia atau gangguan mekanisme peradangan normal tubuh
pernapasan kronik pada perokok. terhadap cedera.
Kurangnya volume darah akan Kondisi psikologis yang tidak
mengakibatkan vasokonstriksi dan kuat seperti stress, cemas dan depresi
menurunnya ketersediaan oksigen dan juga dapat memperlambat proses
nutrisi untuk penyembuhan luka penyembuhan luka karena akan menekan
(http://id.prmob.net/diabetes- imunitas tubuh untuk memperbaiki luka.
mellitus/berhenti-merokok/sistem- Proses penanganan luka juga menjadi hal
peredaran-darah-829485.html). Tidak penting yang tidak dapat diremehkan,
hanya rokok memperlambat aliran darah, tepat atau tidaknya proses penanganan
tetapi juga menurunkan jumlah oksigen luka akan sangat berpengaruh pada cepat
yang dikirim ke jaringan. Bahan kimia atau lambatnya proses penyembuhan
beracun dalam asap rokok, khususnya luka. Hal yang perlu diperhatikan saat
karbon monoksida, permanen memblokir penanganan luka antara lain: Temperatur
situs-situs transfer oksigen pada sel darah luka, Tekanan dan gesekan, Benda asing
merah yang benar-benar membawa dan Infeksi (Putri, 2012).
oksigen ke jaringan kaki. Temperatur luka yang konstan
kira-kira 37 c akan mendukung proses
Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016 98

penyembuhan luka, oleh karena itu melakukan prosedur perawatan luka


temperatur luka harus dipertahankan. dapat pula mempengaruhi dari hasil
Tekanan dan gesekan, tekanan dan penelitian. Psikomotor keterampilan
gesekan dapat menyebabkan rusaknya keperawatan adalah keterampilan fisik
pembuluh darah yang dapat yang melibatkan ketangkasan motorik,
memperlambat proses penyembuhan koordinasi dan gerakan. Manajemen luka
luka. Tekanan dan gesekan ini dapat merupakan salah satu keterampilan
terjadi pada saat beraktivitas atau tidak psikomotor dimana perawat harus tahu
beraktivitas, saat mengganti pakaian juga dengan baik
saat mengganti balutan. Menjaga luka (http://id.prmob.net/perawatan/pasien/per
dari tekanan atau gesekan menjadi hal yg awat-1065210.html).
penting untuk menjamin vaskularitas Keterampilan perawat dalam
tetap baik. Selain itu adanya benda asing, melakukan manajemen luka
Benda asing yang mungkin ditemukan mempengaruhi keberhasilan dalam
pada luka adalah jaringan mati, debu, penyembuhan luka, dalam teknik
rambut, kaca, kapas, benang dan infeksi. sterilisasi alat serta melakukan prosedur
Semua luka yang mengalami kesulitan tindakan perawatan luka yang baik dan
penyembuhan harus dipastikan tidak benar.
adanya benda asing tersebut, bisa
dilakukan dengan pemeriksaan khusus (x- KESIMPULAN
ray). Mencuci luka juga dapat Kesimpulan penelitian ini adalah
mengurangi keberadaan benda asing perawatan luka gangren dengan
tersebut. menggunakan Kompres larutan NaCl
Infeksi, luka yang terinfeksi dapat 0,9% di Ruang Marwah RSI Fatimah
dipastikan membutuhkan waktu yang Banyuwangi, dari 8 responden dilakukan
lebih lama dalam proses pada 4 responden (50%); percepatan
penyembuhannya bahkan bukan hanya terbentuknya granulasi pada luka gangren
lukanya saja yang lama sembuhnya di ruang marwah RSI Fatimah
namun juga jiwa bisa terancam karena Banyuwangi, pada 4 reponden yang
infeksi tersebut bisa menjalar keseluruh menggunakan kompres larutan NaCl
tubuh yang mengakibatkan kematian. 0,9%, terjadi pertumbuhan yang cepat
Faktor yang mempengaruhi hasil pada 3 responden (75%) dan pada 4
dari penelitian ini salah satunya jumlah responden yang menggunakan povidone
responden. Dalam Penelitian memerlukan iodine terjadi pertumbuhan yang cepat
responden dalam jumlah yang cukup agar pada 1 responden (25%); dan tidak ada
validitas temuan bisa dicapai dengan baik. pengaruh perawatan luka gangren dengan
Karena hasil yang cenderung dangkal kompres larutan NaCl 0,9% terhadap
maka diperlukan responden dalam percepatan terbentuknya granulasi di
jumlah cukup agar "pola" yang Ruang Marwah RSI Fatimah
menggambarkan objek yang diteliti dapat Banyuwangi, dimana X²hitung 2,0 < X²
dijelaskan dengan baik (Irawan, 2007). tabel 3,481 yang berarti Ha ditolak dan
Keterampilan perawat dalam Ho diterima.
99 Healthy Vol. 4 No. 2 Tahun 2016

DAFTAR PUSTAKA Ulcer, gangrene, infeksi. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.
Alimul, Aziz A. 2009. Pengantar Potter, Petterson; Perry. 2005. Buku Saku
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Keterampilan dan Prosedur Dasar.
Salemba Medika. Jakarta: EGC.
Istikomah, Nurul. 2010. Perbedaan
Savitri, Ramaiah. 2006. Diabetes.
Perawatan Luka dengan
Jakarta: PT.BIP.
Menggunakan Povodine Iodine 10%
dan NaCl 0,9% terhadap Proses Tietjen L,et all. 2004. Panduan
Penyembuhan Luka pada Pasien Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Post Operasi prostatektomi. Pelayanan Kesehatan Dengan
Semarang: UNDIP. Sumber Daya Terbatas, Edisi I.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Jakarta: Yayasan Bisa Pustaka
Kedokteran. Jakarta: Media Sarwono Prawirohardjo.
Aesculapius. www.wounds1.com/care/procedure20.cfm
Misnadiarly. 2007. Diabetes Mellitus: (15 Juli 2012).

Anda mungkin juga menyukai