Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Pada umumnya dianggap, bahwa kelas aves dapat dibagi menjadi 2


subklas: (1) archaeornithes (burung primitif) dan (2) neornithes (burung modern).
Dan teridiri atas 26 ordo. Secara struktur aves bersama-sama dengan mamalia
merupakan vertebrata yang sangat mengalami spesialisasi. Modifikasi terbesar
adalah adaptasi untuk terbang. Anggota tubuh muka berubah menjadi sayap,
dimana terdapat bulu-bulu besar yang sanggup memberikan permukaan elastis
untuk menahan udara.

Sehubungan dengan kemampuan untuk terbang, maka diperlukan syarat-


syarat tertentu terhadap alat-alat respirasi. Saluran-saluran udara di dalam paru-
paru dihubungkan dengan kantong-kantong hawa yang berdinding tipis di dalam
thorax. Selain itu, kedudukan paru-paru dan kantong-kantong hawa mempunyai
pengaruh nyata terhadap posisi titik berat tubuh, sehingga secara materi
memberikan kemampuan kepada burung untuk memelihara keseimbangan di
udara.

Alat pencernaan memperlihatkan modifikasi yang diarahkan. Tidak ada


seekor burungpun mempunyai gigi. Pada tempat-tempat dimana gigi itu harus
berada, dijumpai adanya selubung tanduk yang menutupi rahang. Oesophagus
mempunyai pelebaran (tembolok), tempat makanan mengalami proses pelunakan.
Lambung terbagi menjadi dua bagian, yaitu (1) lambung kelenjar dengan banyak
kelenjar-kelenjar pencernaan dan (2) lambung otot, berdinding otot tebal berlapis
tanduk, tempat makanan digiling lebih efekif lagi melalui penghancuran makanan
secara mekanis.
KULIT DAN DERIVAT KULIT

Kulit (Integumentum comunae) dari unggas membentuk dan ditumbuhi


bulu yang sangat berguna dalam menunjang kemampuan terbang dan berperan
penting pada proses termoregulasi. Bulu-bulu ini menutupi seluruh tubuh unggas
yang melindunginya terhadap keadaan dingin. Hal ini sangat penting, karena
proses metabolisme tubuh unggas berlangsung pada temperatur tinggi.
Temperatur tubuh normal berkisar antara 40,5oC sampai 42,5oC.

Secara umum kulit ayam tidak mengandung kelenjar-kelenjar keringat.


Kelenjar kulit yang ada pada unggas adalah kelenjar minyak dan hanya terdapat di
3 tempat, yaitu (1) glandula uropygialis, kelenjar minyak yang terletak di basis
ekor, (2) glandula auriculares, terletak di pintu telinga luar, dan (3) glandula
venti, yang bermuara di bibir kloaka. Sekresi glandula uropygialis bersifat
holokrin (dibentuk oleh disintegrasi sel-sel). Dipergunakan oleh unggas untuk
membersihkan bulu-bulunya dan membuatnya anti air.

Bulu (Pennae) merupakan karakteristik dari unggas. Struktur bulu secara


umum dibentuk oleh (1) scapus, sumbu yang secara fungsional terdiri atas rachis
(sumbu bebas) dan calamus (sumbu yang tertanam), dan (2) vexilla (vexillium =
bendera). Pada ujung distal calamus terdapat sebuah lubang, umbilicus distalis
(inferior), yang membentuk lubang silinder dan berakhir pada lubang proksimal
(umbilicus proximal / superior) dipertemuan antara calamus dan vexillum.

Macam-macam bulu utama, yaitu (1) bulu kontur yang terdiri atas bulu
penutup (tetrices) bulu sayap (remiges) dan bulu kemudi/ekor (retrices), (2) bulu
dons (plumae) yang terletak dibawah bulu kontur, (3) bulu dons halus
(pulviplumae), dan (4) filiplumae, bulu-bulu yang menyerupai rambut. Bulu-bulu
sayap (remiges) merupakan bulu yang terbesar dan dapat dibagi menjadi remiges
primarii, remiges secundarii, remiges alulares, dan remex carpalis.
SISTEM KERANGKA

Kerangka ayam yang terdiri dari 150 buah tulang, mempunyai 2 fungsi
utama. Pertama, sebagai rangka untuk pertatan otot-otot dan penunjang tubuh dan
kedua, sebagai tempat menimbun kalsium dan fosfor terutama dalam bentuk
garam-garam anorganik yang merupakan unsur-unsur esensial bagi proses
kehidupan unggas. Bagi ayam betina, kalsium sangat penting untuk pembuatan
kerabang telur. Pada saat-saat stres, bila suplai kalsium dalam ransum tidak cukup
untuk kebutuhan tubuh, maka ayam mampu menarik kalsium yang disimpan
dalam tulang dan mengangkutnya ke oviduct untuk pembuatan kerabang telur.

Secara umum penamaan tulang-tulang pada unggas hampir sama dengan


tulang-tulang pada mamalia. Pembagian skeleton unggas adalah (1) tulang-tulang
axial (axial skeleton), yaitu tulang-tulang kepala; (2) collumna vertebrales, terdiri
atas ossa vertebrae cervicales (berjumlah 13-14 buah), ossa vertebrae thoracales
(berjumlah 7 buah, masing-masing terhubung dangan tulang rusuk, ossa costales),
os synsacrum (fusi antara tulang lumbal dan sacrum) dan pygostyle ; (3)
extremitas pectoralis, terdiri atas 3 pasang tulang-tulang penyangga sayap, yaitu
fusi dari ossa ciavicuiares (disebut dengan os furcula), ossa coracoidea dan ossa
scapulae, dan tulang-tulang kaki muka (sayap); (4) extremitas pelvicis, terdiri atas
tulang-tulang pelvis dan tulang-tulang kaki belakang.

Tulang-tulang kaki muka (sayap), terdiri atas os humerus, os radius, os


ulna, os cerpo-metacarpus dan ossa digitales. Os ulna lebih besar dibandingkan
dengan os radius. Namun mempunyai panjang yang hampir sama. Tulang-tulang
panggul (pelvis), terdiri atas os ilium, os ischium dan os pubis. Tulang-tulang kaki
belakang terdiri atas os femur, os tibiotarsus, os tarsometatarsus dan ossa
digitales. Pada ayam jantan terdapat suatu penjuluran disisi medioplantar os
tarsometatarsus yang berbentuk kerucut dan sedikit membengkok, berguna
sebagai penunjang taji (processus calcaris).
SISTEM RESPIRASI

Secara utuh sistem respirasi pada unggas terdiri atas cavum nasi, larynx,
trachea, syrinx, pulmo dan sacci pneumanici.
a. Cavum nasi
Kedua cavum nasi yang terletak pada tulang paruh dipisahkan oleh
suatu sekat tulang rawan keras yang disebut septum nasi. Di dalam ruang
hidung terdapat 2 -3 lamela berstruktur tulang rawan yang letaknya rostro
caudal secara berurutan, mirip ossa turbinatio pada mammalia ( letak
dorso-ventral ). Lamela lamela tersebut secara berurutan disebut concha
nasalis rostralis, concha nasalis media dan concha nasalis caudalis.
Lamela lamela ini berguna untuk menambah luas permukaan pertautan
membarna mukosa cavum nasi.
b. Trachea
Tidak seperti pada mammalia, trachea unggas merupakan suatu
saluran yang dibentuk soleh cincin cincin tulang rawan ( cartilagines
trachealis ) yang sempurna dan satu sama lain dipertautkan oleh suatu
ligamen yang sempit. Dahulu disebut dengan larynx caudalis dan hanya
terdapat pada unggas. Terletak pada bagiam akhir trachea atau pada
bagian awal bronchi kanan dan kiri atau di antara ke dua daerah tersebut.
c. Pulmo
Paru paru yang berwarna merah muda terdapat sepasang,
berukuran kecil . menempel di kiri kanan collumna vertebralus pada
septum dorsalis di dalam suatu ruangan cavum pulmonale.
Brochus utama/primer, bronchus primarius. Terdiri atas pars
extrpnimonalis yang pendek, terdapat pada syrinx dan pars
intrapulmonalis yang relatif panjang. Dari bagian yang panjang ini, mula
mula dicabangkan seri pertama dari 4 bronchi sekunder.
Parabronchi berasal dari bronchi medioventrales di satu sisi dan
bronchi mediodarsales serta bronchi lateroventrales di sisi lainnya.
Selenjutnya parabronchi dari kedua sisi akan bertemu di suatu tempat
datar yang disebut planum anastomoticum.
Kantong hawa merupakan kantong membran yang berdinding tipis,
berisi udara. Ia dihubungkan dengan alat alat respirasi terutama bronchi
secundarii, selain itu juga dihubungkan dengan sistem kerangka. Sebagai
kantong udara, ia tidak berperan secara langsung dalam proses pertukaran
gas. Pada semua unggas mempunyai letak dan penamaan yang sama, yaitu
a. Sepasang saccus cervicalis
b. Sepasangg saccus thoracicus cranialis
c. Sepasang saccus thoracicus caudalis
d. Sepasang saccus abdominalis
e. Satu saccus clavicularis
SISTEM PENCERNAAN

Susunan alat pencernaan pada unggas terdiri atas, ruang mulut , cavym
pharyngs, canalis alimentarus ( oesaphagus dengan tomboloknya, lambung
kelenjar , lambung otot , usus halus, usus besar, cloaca dan anus dan kelenjar
asesorius hati dan pankreas ). Susunan alat pencernaan berguna untuk pemasukan,
penyimpanan, pencernaan makanan dan pembuangan bahan bahan yang tidak
berguna bagis tubuh.

a. Ruang mulut ( cavum oris dan pharynx )


Cavum oris dan pharynx pada unggas membentuk suatu kesatuan
ruangan yang diselenggarakan oleh ossa maxillae et palati dan ossa
mandibulae. Rahang atas dan bawah tersebut diselebungi oleh kulit
berlapis tanduk membentuk paruh. Bentuk paruh unggas sangat bervariasi,
tergantung dari cara makan dan jenis makanannya, selain itu juga dapat
berfungsi sebagai alat bantu membuat sarang, membersihkan bulut atau
sebagai alat pertahanan diri.
Cavum pharyngis melanjutkan ruangan mulut ke arah caudal. Di
tengah tengah dinding atau langit langit atas terdapat celah celah
yang sempit yang akan menuju ruangan gendang telinga. Ke dalam
ruangan ini bermuara saluran tuba pharyngotympanica communis dan
sepasang saluran dari celah infundibulum terdapat papilla pharyngeatis
berbentuk kerucut. Pada ayam, papilla ini terletak di caudal celah yang
tersusun secara transversal.
b. Oesophagus
Kerongkongan merupakan suatu saluran transport makanan yang
bersifat sangat elastis, sehingga pakan yang ukurannya relatif besar dapat
ditelan sekaligus. Lamina propria mucosae oesophagus mengandung
banyak sekali kelenjar mukosa yang sekrektnya berfungsi sebagai
pelumas.
c. Tembolok
Tembolok merupakan suatu pelebaran dari bagian ventral dinding
oesophagus yang dapat mencapai besar tertentu sesuai dengan fungsinya
sebagai tempat penampungan makanan sementara.
d. Lambung
Lambung pada unggas dapat dibedakan dalam dua bentuk atau
tipe. Tipe 1 yang disesuaikan dengan fungsi menampung makanan pada
unggas pemakan ikan dan daging. Tipe 2 merupakan bentuk karakteristik
untuk unggas pemakan tumbuhan, biji bijian dan plankton.
e. Lambung kelenjar
Pada ayam, lambung kelenjar merupakan organ yang berbentuk
seperti gelendong dengan panjang sekitar 40 mm. Balas dengan
oesophagus tidak begitu jelas, hanya berupa penebalan, sedangkan dengan
lambung otot dibatasi oleh suatu penyempitan.
f. Usus ( intestinum )
Usus pada unggas secara umum relatif lebih pendek dibandingkan
dengan pada mammalia. Dinding usus terdiri atas 4 lapis, yaitu tunica
mucosa intestini, tela submucosa, tunica muscularis dan tunica serosa.
g. Usus halus ( intestinum tenue )
Usus halus terutama berfungsi dalam proses pencernaan dan
penyerapan makanan dan sebagimana pada mammalia terbagi atas
sebagaimana pada mammalia terbagi atas duodenum, jejenum, dan ileum
h. Duodenum
Duodenum dimulai dari ostium phylroium pada sisi kanan dari
lambung otot, membentuk suatu lengkungan berbentuk huruf U yang
disebut ansa duodenalis dengan sisi yang menurun, pars descendes dan
sisi yang melengkung ke atas pars ascendes kemudian berakhir di flexura
duodenojejunalis.
i. Jejenum dan ileum
Pada jejenum dan ileum terjadi proses pencernaan dan penyerapan
makanan yang sebenarnya dengan bantuan dari kelenjar asesoris. Oleh
karena itu bagian usus ini merupanan bagian yang terpenjang dari saluran
pencernaan dan tersusun secara berkelok kelok.
j. Usus besar
Usus besar secara umum lebih kecil dan tipis dibandingkan dengan
usus halus terdiri atas sepasang usus buntu ( caeca ) dan rectum yang
pendek.
k. Caecum
Secara umum terdapat sepasang caeca, namun bentuk dan
keberadaan usus buntu pada unggas sangat bervariasi.
l. Rectum
Rectum berjalan hampir lurus di ventral vertebrae,
menghubungkan ileum dan cloaca. Walaupun tidak jelas, besar
kemungkinan sebagian awal dari rectum ini homolog dengan colon pada
mammalia.
m. Cloaca
Saluran pencernaan diakhiri di cloaca yang juga merupakan muara
dari apparatus urogenitalis. Cloaca ini pada ayam mempunyai panjang 25
mm dengan diameter 20 mm, yang secara umum lebih luas dari rectum,
berbentuk sepertu lonceng atau kantong. Pada dasarnya, cloaca dibentuk
oleh 2 lipatan mukosa menjadi tiga ruangan. Ruangan pertama yang
terbesar adalah ruang coprodeum, urodeum, dan proctodeum.
SISTEM PEREDARAN DARAH DAN SISTEM LIMFATIKA

Sistem sirkulasi terdiri atas sistem peredaran darah dan limfe. Sistem
limfatis yang selalu mensuplai sel-sel dengan cara difusi melalui sel-sel kapiler,
mengangkut lemak dan sisa-sisa pembakaran dan berfungsi sebagai alat pemindah
makanan dan sisa pembakaran di antara kapiler-kapiler dan sel-sel tubuh.

1. Darah

Darah adalah suatu campuran, yang terdiri dari cairan (75%) dan zat-zat padat
(25%), mengalir melalului sistem sirkulasi. Bagian cair dari darah (plasma)
membawa larutan zat makanan yang telah dicerna ke sel-sel. Sebagian besar sel-
sel darah dibagi dalam dua tipe, sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel-sel darah
putih (leukosit).

2. Sistem vaskular

Sistem vaskular dari unggas terdiri atas jantung dengan empat ruangan,
pembuluh-pembuluh arteria dan vena, pembuluh kapiler dan darah. Vaskularisasi
tubuh diselenggarakan oleh arteri yang pada mulanya berasal dari aorta yang
dilepaskan oleh jantung. Aorta ini kemudian akan bercabang dua, yaitu aorta
ascendens dan arcus aortae. Aorta ascendens merupakan pangkal arteri untuk
tubuh bagian depan. Aorta descendens kyang merupakan pangkal arteri untuk
tubuh bagian belakang mempunyai 6 cabang utama, yaitu a. Coeliaca, a
mesenterica cranialis, a. Renalis cranialis, a. Iliaca externa, a. Ischiadica, a.
Mesenterica caudalis. Selain cabang-cabang utama aorta descendens terdapat
cabang-cabang dorsal yang dimulai dari caudal costae ke-5, untuk daerah tulang
punggung.

3. Sistem Limfatika

Sistem peredaran limfe terdiri dari limpa dan pembuluh-pembuluh limfe.


Sistem ini peting sebagai alat pertahanan tubuh, karena mempunyai mekanisme
untuk membuat sel-sel darah putih. Fungsi penting lainnya adalah peranannya
dalam memelihara komunikasi antara darah dan jaringan-jaringan.

4. Limpa

Limpa berbentuk bulat, kecil, berwarna seperti hati. Sel-sel ini berperan dalam
pembentukan antibodi yang membantu tubuh menanggulangi dan menghalau
infeksi. Limpa dianggap sebagai saringan yang mengeluarkan racun dari darah.

5. Kelenjar Thymus

Kelenjar ini cukup besar pada ayam, akan tetapi dengan bertambahnya umur
ayam, kelenjar ini cepat sekali menjadi kecil atau tidak ditemukan pada unggas
dewasa. Kelenjar thymus terdiri dari jaringan limfoid dan merupakan bagian dari
sistem limfosit kecil yang berperan dalam sistem imun.

6. Bursa cloacalis (Fabricii)

Jaringan ini merupakan suatu alat yang berongga yang terletak di dorsal
kloaka. Bagian luar dari bursa terlihat licin, seangkan rongga di dalamnya
mengandung banyak-banyak lipatan. Bursa terdiri dari jaringan limfoid dan
diketahui sebagai asal dari sistem imun yang membuat imunitas terbesar dengan
menghasilkan limfosit-limfosit besar dan sel-sel plasma.
SISTEM SYARAF (SYSTEMA NERVOSA)
Unggas mempunyai sistem nervosa yang berkembang baik untuk
penglihatan, pendengaran dan suatu kemampuan untuk meraba, akan tetapi
kemampuan untuk merasa dan mencium bau masih dipertanyakan. Sistem nervosa
terdiri atas sistem syaraf pusat dan sistem syaraf otonom .

1. Sistem Syaraf Pusat


Sistem syaraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga
mencakup syaraf-syaraf kranial dan syaraf-syaraf spinal. Medulla spinalis
unggas mempunyai dua pembesaran yaitu plexus brachialis dan plexus
lumbosacralis. Plexus brachialis beserta cabang-cabangnya
menyelenggarakan inervasi untuk otot-otot di daerah membrum thoracium
(extremitas cranislias). Sedangkan plexus lumbosacralis beserta cabang-
cabangnya memberikan inervasi untuk otot-otot di daerah membrum pelvicum
(extremitas caudalis). Syaraf-syaraf yang muncul dari otak (nervi cranisles)
akan membentuk sistem syaraf perifer (systema nervosum periphericum).
Penamaan, jumlah, letak dan fungsi dari nervi craniales sama seperti pada
mammalia. Kedua belas nervi craniales tersebut adalah N. Olfactorius, N.
Opticus, N. Oculomotorius, N. Throclearis, N. Trigeminus, N, abducens, N.
Facialis, N. Vestibulococlearis, N. Glossopharyngeus, N. Vagus, N.
Accessorius dan N. Hypoglossus.

2. Sistem Syaraf Otonom


Sistem syaraf otonom dibagi menjadi sympotiucus (divisio
thoracolumbalis) dan parasympathicus (diviso craniosacralis). Biasanya
sistem simpatis dianggap mempercapat suatu gerakan, sedangkan sistem
parasimpatik sebagai mitranya yang memperlambat gerakan, sehingga kedua
sistem ini memelihara seluruh sistem dalam keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai