Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

JENIS JENIS CAIRAN INFUS DAN KEGUNAANYA


Mata Kuliah : Farmasi
Dosen Pengampu : Ade Sulis, Amd, Kep

Disusun Oleh :

DHIYA’ DINAN ROSIKHUN


Angkatan Sukma Medical 2

PUSAT PELATIHAN KHUSUS TENAGA PELAYANAN KESEHATAN


SUKMA MEDIKA TEGAL
Jl. Ampera no.31 Pagongan Kec.Dukuhturi Tegal
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Infus adalah pemasukan suatu cairan atau obat ke dalam tubuh melalui
rute intravena dengan laju konstan selama periode waktu tertentu.
Infus merupakan metode pemberian cairan dan obat yang dilakukan langsung melalui
pembuluh darah. Cairan yang diberikan melalui infus dapat berfungsi sebagai cairan pemeliharaan
ataupun cairan resusitasi. Cairan infus akan diberikan ketika pasien melakukan perawatan di
rumah sakit.
Infus adalah tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien
untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan
pemberian makanan.

Infus adalah teknik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku, seperti
angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit.

Infus adalah memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) dalam jumlah yang banyak dan
waktu yang lama ke dalam vena dengan menggunakan perangkat infus (infus set) secara
tetesan.

Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh.
Cairan infus (intravenous fluid) tersimpan di dalam sebuah kantong atau botol steril yang
akan dialirkan melalui selang menuju pembuluh darah. Jenis dan jumlah cairan yang digunakan
akan bergantung kondisi pasien, ketersediaan cairan, dan tujuan pemberian cairan infus.
Pemberian cairan infus merupakan salah satu perawatan medis yang disediakan oleh rumah
sakit pada pasien yang kehilangan cairan dan zat-zat makanan dalam tubuh. Perawatan medis ini
dilakukan dengan cara mengaliri tubuh melalui selang dan jarum infus pada pembuluh darah.

Pemberian cairan infus harus sesuai dengan aturan dokter dengan memperhatikan jenis
dan jumlah cairan sesuai dengan kebutuhan pasien. Ada beberapa jenis cairan infus yang sering
digunakan oleh pasien dalam beberapa kondisi.

Terapi intravena adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan, elektrolit,
obat intravena dan nutrisi parenteral ke dalam tubuh melalui intravena. Tindakan ini sering
merupakan tindakan life saving seperti pada kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok,
karena itu keberhasilan terapi dan cara pemberian yang aman diperlukan pengetahuan dasar
tentang keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa. Tindakan ini merupakan metode efektif
dan efisien dalam memberikan suplai cairan ke dalam kompartemen intravaskuler.
Terapi intravena dilakukan berdasarkan order dokter dan perawat bertanggung jawab dalam
pemeliharaan terapi yang dilakukan. Pemilihan pemasangan terapi intravena didasarkan pada
beberapa faktor, yaitu tujuan dan lamanya terapi, diagnosa pasien, usia, riwayat kesehatan dan
kondisi vena pasien. Apabila pemberian terapi intravena dibutuhkan dan diprogramkan oleh dokter,
maka perawat harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan dan prosedur yang dibutuhkan
serta mengatur dan mempertahankan sistem.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Pengertian terapi cairan/infus
2. Tujuan pemberian terapi cairan/infus
3. Mengetahui macam-macam cairan infus dan kegunaanya
4. Mengetahui cara pemakaian infus

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah


1. Untuk mengetahui pengertian terapi cairan/infus
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian terapi cairan/infus
3. Untuk mengetahui macam-macam cairan infus dan kegunaanya
4. Untuk mengetahui cara pemakaian infus

1.4 MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah pembaca dapat mengetahui pengertian
terapi cairan/infus, tujuan pemberian terapi dan macam-macamnya. Selain itu, diharapkan pembaca
dapat mengetahui cairan infus, indikasi, kapan penggunaan dan bagaimana cara pemakaiannya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TERAPI CAIRAN/INFUS

Terapi Intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke vena pasien.
Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrient (biasanya glukosa),
vitamin atau obat. (Wahyuningsih, 2005 : 68)

Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.(Yuda, 2010)

Memasang Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah
vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set. (Protap
RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu, 2009)
Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan,
tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang dirperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan
memberikan medikasi. (Wahyuningsih, 2005 : 68)

2.2 TUJUAN PEMBERIAN TERAPI CAIRAN/INFUS

Tujuan Pemberian Terapi Intravena (Infus)


a. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein,
lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral
b. Memperbaiki keseimbangan asam-basa
c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
e. Memonitor tekanan vena sentral (CVP)
f. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan

2.3 MACAM MACAM CAIRAN INFUS DAN KEGUNAANYA

Ada beragam cairan infus yang dapat digunakan ketika pasien mendapatkan perawatan. Cairan
infus yang umum digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Cairan Kristaloid
Jenis cairan infus yang pertama adalah kristaloid. Cairan kristaloid mengandung natrium klorida,
natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa.
Cairan ini digunakan pada pasien dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit,
mengembalikan pH tubuh, menghindari dehidrasi dan dijadikan sebagai cairan resusitasi.
Ada beberapa jenis dalam cairan kristaloid, yakni cairan Saline 0.9% dan 4.5% , Laktat dan
Dextrose. Semua cairan tersebut tentunya memiliki kandungan yang berbeda-beda tergantung
pada kondisi pasien.

Beberapa cairan infus yang masuk ke dalam jenis cairan kristaloid antara lain:

1. Saline (NS)

Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini
mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar
tetap terhidrasi dengan baik.

Jenis infus (IV) ini paling umum digunakan yang pertama adalah Normal Saline 9% atau
NS atau 0,9 NaCl.
Cairan infus yang satu ini lazimnya diberikan pada pasien yang mengalami kondisi
seperti:
a. Muntah berat
b. Diare
c. Perdarahan
d. Syok
Normal Saline (NS) adalah infus tipe isotonik kristaloid yang komposisinya berupa garam
(sodium klorida) dan air steril. Penggunaan NS ini akan tetapi tidak disarankan (atau
bahkan dilarang sama sekali) bagi pasien yang memiliki penyakit kardiovaskuler dan
ginjal.

2. Normal Saline 4,5%

Selain Normal Saline 9%, ada juga Normal Saline dengan dosis 4,5% (Half Normal Saline).

Jenis infus yang satu ini diberikan pada pasien dengan kondisi-kondisi seperti:

a. Diabetes

b. Hipernatremia

c. Dehidrasi

Normal Saline 4,5% tidak diperkenankan untuk diberikan pada mereka yang memiliki
gangguan fungsi hati (liver). Pasalnya, kandungan di dalam infuse disinyalir akan
menurunkan kadar cairan yang ada pada organ hati.

3. Ringer laktat (RL)

Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat,
natrium, klorida, dan air. Cairan ringer laktat umumnya diberikan untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang
menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Selain itu,
cairan ini juga sering digunakan sebagai cairan pemeliharan ketika sedang menjalani
perawatan di rumah sakit.

Ringer laktat adalah macam-macam cairan infus paling umum lainnya yang fungsinya
antara lain untuk mengobati pasien dengan kondisi hipovolemia.

Ringer laktat mengandung komposisi sebagai berikut:

a. Garam (sodium klorida)


b. Potasium klorida
c. Kalsium klorida
d. Sodium laktat

Penggunaan cairan infus Ringer laktat tidak diperkenankan bagi pasien yang memiliki
gangguan pada organ hati (liver). Pasalnya, liver diklaim akan mengalami interaksi dengan
laktat.

4. Dextrose (D5)

Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini sering
digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, pada seseorang yang mengalami
hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose juga dapat digunakan
untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).

Sementara itu, Dextrose 5% (D5) adalah jenis infus isotonik karbohidrat dengan
kandungan gula (glukosa) di dalamnya.

Dextrose juga mengandung sekitar 170 kalori per liternya. Infus ini umum diberikan pada
penderita diabetes. Sedangkan penggunaannya tidak diperkenankan pada pasien yang
mengalami masalah kesehatan seperti gagal ginjal dan kardiovaskuler .

2) Cairan koloid
Jenis cairan yang kedua adalah cairan koloid. Cairan koloid memiliki molekul yang lebih berat.
Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan juga sebagai
cairan resusitasi.
Cairan koloid merupakan cairan yang memiliki kandungan molekul lebih banyak dibanding
dengan cairan infus lainya. Umumnya cairan ini diberikan pada pasien yang menderita sakit krisis
dan pasien yang telah melakukan operasi bedah. Cairan koloid juga memiliki berbagai jenis,
termasuk cairan Gelatin, Albumin dan Dextran.
Cairan infus yang termasuk ke dalam jenis cairan koloid adalah:

1. Gelatin
Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Salah
satu kegunaan cairan ini adalah untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah
yang disebabkan oleh kehilangan darah

2. Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar albumin
yang rendah, misalnya pasien yang menjalani operasi transplantasi hati, menderita luka
bakar akut, dan pasien sepsis.

3. Dekstran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran
dapat digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga
digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi.

Cairan infus tidak boleh digunakan secara sembarangan dan penggunaannya harus
berada di bawah pengawasan dokter. Hal ini karena risiko komplikasi akibat pemberian
infus bisa saja terjadi. Selain itu, pemilihan jenis cairan infus juga harus disesuaikan
dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter.
3) Cairan Asering
Cairan Asering merupakan cairan yang diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi
akibat shock hipovolemik dan asidosis, demam berdarah, trauma, luka bakar dan shock hemarogik
serta dehidrasi berat. Kandungan dalam cairan asering ini adalah Na 130 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq,
K 4 mEq dan Asetat/garam 28 mEq.
Manfaat pemberian cairan asering pada pasien ini agar dapat menjaga suhu badan sentral
pada anestesi dan insoflural terutama kandungan asetatnya yang sangat berguna bagi pasien yang
telah melakukan operasi bedah. Selain itu cairan asering dapat meningkatkan tonisitas dan
mengurangi risiko edema serebral.
4) Cairan Manitol
Cairan Manitol merupakan cairan infus yang memiliki kandungan karbo, hidrogen dan
oksigen (C6H14O6). Cairan ini memiliki banyak manfaat, yakni membantu menjaga tekanan
intrakranial pada kondisi normal, memberikan peningkatan diuresis pada pasien yang mengalami
gagal ginjal dan membuat eksresi senyawa toksis menjadi meningkat.

Selain itu pemberian cairan ini sangat dianjurkan pada pasien yang sedang menjalani proses
operasi prostat karena dapat melarutkan irigasi genitouriner sebelum operasi dilakukan.

5) Cairan Tutofusin Ops

Cairan tutofusin ops merupakan cairan yang memiliki kandungan Natrium 100 mEq, Kalium
18 mEq, Kalsium 4 mEq, Sorbitol 50 gram, Klorida 90 mEq dan Magnesium 6 mEq. Kandungan
tersebut memiliki manfaat yang sangat banyak bagi tubuh pasien, diantaranya memenuhi
kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit sebelum, sedang dan setelah operasi bedah
dilakukan.

Cairan elektrolit tersebut dapat mencegah pasien dari dehidrasi dan memenuhi kebutuhan
pasien akan makanan yang mengandung karbohidrat secara parsial.

Itulah lima jenis cairan infus yang sering diberikan pada pasien. Perlu diingat pemberian
cairan infus ini tidak boleh sembarang karena dapat menyebabkan komplikasi berbahaya dan
semuanya harus dilakukan dengan pengawasan dokter.

2.4 CARA PEMAKAIAN INFUS

Dalam pemakaian infus perlu dipersiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan alat-alatnya,
meliputi : Standar infuse, Set infuse, Cairan sesuai program medic, Jarum infuse dengan ukuran yang
sesuai, Pengalas Torniket, Kapas alcohol, Plester, Gunting, Kasa steril, Betadine, Sarung tangan.

Setelah itu dilanjutkan dengan tahap pemasangan infus, yang terdiri dari :

a. Cuci tangan Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infuse.
b. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka
klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar.
c. Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan.
d. Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat
penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar ).
e. Gunakan sarung tangan steril.
f. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
g. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi
jarum ( abocath ) mengarah ke atas.
h. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam
( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena.
i. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar.
j. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse.
k. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan.
l. Lakukan fiksasi dengan kasa steril Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat
ukuran jarum Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

BAB III

PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan

Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan.
Pemberian infus melalui vena.

Tujuan : Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai pengganti
nutrisi.

Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam

Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat.

3.2. Daftar Pustaka

Modul Pembelajaran Perkaya Medis. Buku Ajar LKP Sukma Medical : PDK II, Infus, 2020, Tegal
Barbara kozier, 2010. Buku Ajar Fundamentak Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Jakarta
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Masrifatul 2011, Praktik Kebutuhan Dasar Manusia, Surabaya,
Health Book.
https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai