Anda di halaman 1dari 3

Infus 

atau pompa infus adalah alat kesehatan medis yang digunakan untuk
menyalurkan cairan seperti nutrisi atau obat langsung ke pembuluh darah pasien.
Alat atau perangkat medis infus ini banyak digunakan di berbagai fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, panti jompo, bahkan di rumah pasien.
Hanya tenaga kesehatan terlatih dan mempunyai izin seperti dokter atau perawat
saja yang boleh mengaplikasikan infus kepada pasien.

Sementara, tidak semua pasien akan dipasangi dengan infus. Dokter dapat
menentukan pasien seperti apa yang harus diinfus.

Jenis-Jenis Infus
Infus terdiri atas dari tiga jenis, yaitu:

 Infus set makro.


 Infsus set mikro.
 Transfusi set.
Masing-masing infus mempunyai fungsi dan keguanaannya sendiri-sendiri.

Tujuan Penggunaan Infus


Kebanyakan pasien yang tengah menjalani rawat inap di rumah sakit akan dipasangi
dengan infus, adapun tujuannya adalah:

 Mencegah pasien mengalami dehidrasi.


 Pengobatan infeksi menggunakan antibiotik.
 Pengobatan kanker menggunakan obat kemoterapi.
 Meringankan gejala seperti nyeri menggunakan obat-obatan tertentu.
Cairan infus biasanya terdiri dari air yang telah dicampur dengan elektrolit, gula, dan
obat dalam dosis tertentu tergantung dari kebutuhan.
Pemberian cairan infus disesuaikan dengan kondisi medis, berat badan, dan usia
pasien. Hal ini untuk memastikan cairan infus dapat masuk ke tubuh pasien dengan
efektif dan menghindari risiko efek samping.

Macam-macam Cairan Infus dan


Fungsinya
Dokter akan terlebih dahulu menentukan jenis cairan infus yang dibutuhkan dalam
pengobatan serta berapa banyak dan seberapa cepat cairan infus menetes.
Mengenai cairan infus, penting untuk mengetahui jenis atau macam-macam cairan
infus beserta dengan fungsinya. Berikut penjelasannya:

1. Cairan Infus 0.9% Normal Saline (NS, 0.9 NaCI,


atau NSS)
Cairan infus ini disebut juga sebagai saline fisiologis atau isotonic saline adalah
cairan kristaloid steril nonpyrogenic yang berfungsi untuk menggantikan cairan yang
hilang agar tidak mengalami dehidrasi, hipovolemia, perdarahan atau sepsi.
Selain itu, cairan infus normal saline ini juga dapat berfungsi untuk flush atau
membersihkan kateter intravena (IV) dari sumbatan atau sisa obat yang tertinggal
pada keteter infus.

2. Lactated Ringers (LR, Ringers Lactate, atau RL)


Cairan infus ini mirip dengan plasma darahdan paling banyak digunakan untuk
pasien yang mengalami luka bakar atau trauma.
Cairan infus lactated ringers akan berfungsi untuk menggantikan darah yang hilang
akibat ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis metabolik.

Kandungan pada cairan infus LR ini adalah natrium klorida, kalium klorida, kalsium
klorida, dan natrium laktat.

3. Dextrose 5% in Water (D5 atau D5W)


Fungsi utama dari cairan infus D5 atau D5W adalah untuk
mengatasi hipernatremia atau tingginya kadar natrium atau sodium di dalam darah
sekaligus membantu menjaga ketersediaan air pada organ ginjal.
Biasanya cairan infus ini diberikan kepada pasien yang tengah menjalani pemulihan
pasca operasi, gangguan pada jantung atau ginjal, dan pada kasus khusus seperti
terjadinya peningkatan tekanan pada intrakranial.

4. 0.45% Normal Saline (Half Normal Saline, 0.45%


NaCI, .45NS)
Cairan infus ini mengandung larutan kristaloid hipotonik natrium klorida yang telah
dilarutkan dalam air murni atau steril.

Fungsi cairan infus 0.45% normal saline untuk mengatasi hipernatremia


dan ketoasidosis diabetik.
5. Koloid
Cairan infus koloid sangat jarang namun penting untuk berfungsi untuk pasien yang
tidak dapat menerima cairan dalam jumlah banyak atau pada pasien kekurangan gizi.
Selain itu, koloid juga dapat diberikan pada pasien yang mengalami luka bakar,
menderita pankreatitis, peritonitis, dan yang kehilangan albumin pada saat selesai
operasi.

Anda mungkin juga menyukai