Anda di halaman 1dari 28

TUGAS BAHASA INGGRIS

PEMASANGAN INFUS

Oleh kelompok 5 :

1. Nilla sari
2. Nurhaini
3. Nila fatmawati
4. Novika putri utami
5. Monalisa sundari
6. Nia astanti abdul
7. Sofia elmita dela

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan
menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus
akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah
ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat pemasangan infus
dapat dikurangi, bahkan tidak terjadi (Priharjo, 2008).

Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.(Yuda, 2010)

2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Tujuan penulisan secara umum memberikan penjelasan mengenai infus

b. Tujuan Khusus
Tujuan penulisan secara khusus memberi gambaran tentang :

 Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I


 Memberikan pengetahuan tentang Infus
 Kesimpulan yang berguna untuk memberikan resume dari penjelasan isi makalah
keseluruhan agar dapat berguna bagi pembacanya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Terapi intravena digunakan untuk mengobati berbagai kondisi pasien.  Infus intravenous
adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat
isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak.
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) merupakan pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukan cairan atau obat langsung kedalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set
(potter,2005). Tindakan infus diberikan pada kliendengan dehidrasi, sebelum transfusidarah,
pra dan pasca bedah sesuaiprogram pengobatan, serta klien yangsistem pencernaannya
terganggu.

Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah :

1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul) dan paha
4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi
5. Diare dan demam
6. Luka bakar luas        
7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung
8. Pengganti cairan dan elektrolit secara parenteral

Cairan dan elektrolit diganti melalui cairan infus yang  diberikan seara langsung
kedalam darah bukan asupan melalui sistem cerna. Pengantian parenteral meliputi
pemberian nutrisi parenteral total (NPT) , terapi cairan dan elektrolit inter vena serta
pergantian darah.

9. Peralatan akses vaskular (vaskular akses devices, PAV) 


Terdiri dari kateter, kanula, tempat-tempat infus yang dirancang untuk akses berulang
kesistem vaskuler dalam panjang. Tempat masuknya infus (infusition port) lebih aman
dari pada kateter yang dipasang secara perifer dan terbukti meningkatkan mekanisme
penghantaran terapi intra vena jangka panjang. ketetr sentral yang dimasukkan secara
perifer (peripherally inserted central catheter, PICC).

Terapi intravena.

Tujuan pemberian cairan IV ialah untuk mencegah atau mengoreksi gangguan cairan
dan elektrolit, misalnya seorang klien yang menderita luka bakar derajat 3 yang mengenai
40% permukaan, berda dalam kondisi sakit yang kritis dan membutuhkan pegaturan terapi IV
yang teliti karena adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit yang terus menerus.

Apabila pemberian cairan IV dibutuhkan dan diprogramkan oleh dokter, perawat


harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan, dan prosedure yang dibutuhkan untuk
memulai , mengatur dan mempertahankan sistem. Perawat juga harus mengidentifikasi dan
mengoreksi masalah serta menghentikan infus.

Tipe larutan banyak tersedia larutan elektrolit siap pakai. Kategori larutan elektrolit
terbagi menjadi : isotonik , hipotonik dan hipertonik.  Suatu larutan bersifat isotonik apabila
osmolaritasnya mendekati osmolaritas plasma. Larutan hipotonik ialah larutan yang memiliki
osmolaritas kurang dari osmolaritas plasma dan larutan hipertonik ialah larutan yang
memiliki osmolaritas lebih besar dari osmolaritas plasma. Secara umum, cairan isotonik
digunakajn untuk penggantian volume ekstrasel (misal, kelebihan volume cairan setelah
muntahyang berlangsung lama). Keputusan untuk menggunakan larutan hipertonik atau
hipotonik didasarkan pada ketidakseimbangan elektrolit yang spesifik.

Peralatan seleksi dan penyiapan peralatan yang benar memungkinkan pemasangan selang
intravena menjadi aman dan cepat kerna cairan dimasukkan kealiran darah nmaka
membutuhkan tekhnik steril. Peralatan standar meliputi larutan dan selang intravena jarum
atau kateter, antiseptik,turnikuet, sarung tangan dan balutan.

B. TUJUAN PEMASANGAN INFUS


 Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air,
elektrolit,vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuatmelalui oral
 Memperbaiki keseimbangan asam basa
 Memperbaiki volume komponen-komponen darah
 Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
 Memonitor tekan Vena Central (CVP)
 Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan
C. PERALATAN AKSES VENA

            Terdiri dari kateter, kanula, tempat-tempat infus yang dirancang untuk akses berulang
kesistem vaskuler dalam panjang. Tempat masuknya infus (infusition port) lebih aman dari
pada kateter yang dipasang secara perifer dan terbukti meningkatkan mekanisme
penghantaran terapi intra vena jangka panjang. ketetr sentral yang dimasukkan secara perifer
(peripherally inserted central catheter, PICC).

Terapi intravena. Tujuan pemberian cairan IV ialah untuk mencegah atau mengoreksi
gangguan cairan dan elektrolit, misalnya seorang klien yang menderita luka bakar derajat 3
yang mengenai 40% permukaan, berda dalam kondisi sakit yang kritis dan membutuhkan
pegaturan terapi IV yang teliti karena adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
yang terus menerus.

Apabila pemberian cairan IV dibutuhkan dan diprogramkan oleh dokter, perawat


harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan, dan prosedure yang dibutuhkan untuk
memulai , mengatur dan mempertahankan sistem. Perawat juga harus mengidentifikasi dan
mengoreksi masalah serta menghentikan infus.

Tipe larutan banyak tersedia larutan elektrolit siap pakai. Kategori larutan elektrolit
terbagi menjadi : isotonik , hipotonik dan hipertonik.  Suatu larutan bersifat isotonik apabila
osmolaritasnya mendekati osmolaritas plasma. Larutan hipotonik ialah larutan yang memiliki
osmolaritas kurang dari osmolaritas plasma dan larutan hipertonik ialah larutan yang
memiliki osmolaritas lebih besar dari osmolaritas plasma. Secara umum, cairan isotonik
digunakajn untuk penggantian volume ekstrasel (misal, kelebihan volume cairan setelah
muntahyang berlangsung lama). Keputusan untuk menggunakan larutan hipertonik atau
hipotonik didasarkan pada ketidakseimbangan elektrolit yang spesifik.

Peralatan seleksi dan penyiapan peralatan yang benar memungkinkan pemasangan selang
intravena menjadi aman dan cepat kerna cairan dimasukkan kealiran darah maka
membutuhkan tekhnik steril. Peralatan standar meliputi larutan dan selang intravena jarum
atau kateter, antiseptik,turnikuet, sarung tangan dan balutan.

1. Perlengkapan dan Peralatan berhubungan dengan infus.

Meliputi tiang infus, label untuk botol infus dan selang IV, plester, penyangga lengan, set
infus, penyaring dan alat pengatur aliran. Label yang membuat informasi seperti beriku :
nama pasien dan nomer identifikasi jumlah larutan utama dan jumlah total: kecepatan aliran,
tanggal persiapan dan kadaluarsa, syarat penyimpanan (jika dapat disimpan), nama orang
yang menyiapkan dan mengganti infus. Setiap selang juga harus diberi label dengan
informasi mengenai tanggal dan waktu penggantungan dan nama inisial orang yang
menggantung selang.

a. Memilih Set pemberian


Pemilihan set IV tergantung pada kebutuhan ada situasi tertentu.
b. Ukuran tetesan T
Tabung tetesan memberikan tetesan mikro (60tts/ml) atau tetesan makro (10-15tts/ml)
sistem tetesan makro harus dipilih bila diperlukan jumlah larutan yang banyak atau
tetesan yang cepat.
c. Vent
Vent memungkinkan udara untuk masuk kedalam botol yang vakum dan untuk
menggantikan larutan karena larutan mengalir keluar. Tidak seperti botol kaca yang
kaku, wadah IV yang fleksibel tidak memerlukan Vent selang yang tepat harus di
pilih untuk botol IV yang fleksibel atau kaku.
d. Port IV
Port di perlukan untuk memberikan infus dan obat-obat sekunder. Set aliran kontinue
di design dengan katup pemeriksaan balik (Back check valve) yang menungkinkan
piggyback bekerja dan mulai diinfuskan kembali setelah piggyback lengkap.
e. Tabung Volumetrik
Tabung volumetrik set IV digunakan untuk memberikan obat atau cairan dalam dosis
yang kecil selama priode waktu yang ditentukan. Tabung volumetrik sering
digunakan pada anak-anak dan diruang perawatan intensif ICU untuk mengurangi
resiko sejumlah besar cairan di infuskan terlalu cepat.
f. Pertimbangan penyaring IV
Flebitis yang berhubungan dengan infus umm terjadi dan dapat akibat dari partikel-
partikel dan mikroba-mikroba dalam sistem IV atau iritasi yang disebabkan oleh
kateter IV. Penyaring IV didesign untuk menyaring partikel-partikel yang sangan
kecil dan mimroba-mikroba dari infus IV.
g. Alat-alat pengontrol aliran
 Klem
Setiap set pemberian IV mempunyai satu klem atau lebih untuk mengatur aliran.
Klem putar menyesuaikan diameter selang dan memperlambar atau meningkatkan
kecepatan aliran. Klem geser juga dapat menghentikan atau memulai aliran IV dan
harus tidak digunakan bersama dengan klem putar.
 Alat-alat bantu
Alat bantu yang mengatur aliran dapat ditambahkan pada set pemberian untuk
mengontrol kecepatan tetesan yang lebih tepat daripada klem putar.
 Pompa dan alat pengontrol IV
Alat-alat elekrolit mengalirkan cairan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi
kemampua untuk menyembunyikan alarm jika terjadi sumbatan dapat membantu
identifikasi masalah-masalah aliran sedini mungkin. Pompa mempunyai
kemampuan untuk menambahkan tekanan pada infus pada kondisi aliran yang
terbatas. Alah pengontrol tidak dapat menambahkan tekanan pada jalur sampai
timbul tahanan.

2. PUNGSI VENA

Pungsi vena adalah sebuah keterampilan yang merupakan dasar untuk terapi IV dan dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui praktik yang sering. Pungsi Vena adalah sebuah teknik
yang digunakan untuk memungsi vena secara transkutan dengan menggunakan pemflon yang
kaku dan tajam (mis.jarum kupu-kupu atau jarum logam) yang sebagian dilapisi oleh kateter
plastik atau dengan jarum yang dipasangkan ke spuit. Tujuan umum pungsi vena adalah
mengambil spesimen darah , memasukan obat, memulai infus iv , dan menginjeksi radioque
atau alat perekam jejak radio aktrif untuk pemeriksaan khusus. Perawat yang mengkaji klien
untuk melihat daerah fungsi vena harus mempertimbangkan kondisi, peringatan, dan
kontgraindikasi tentang vena-vena tertentu yang tidak boleh dispungsi. Umumnya perawat
pertama-tama harus mencari vena di daerah distal dan kemudian didaerah proksimal karena
klien yang berusia sangat muda dan lasia memiliki vena yang rapuh. Perawat harus
menghindari vena dengan mudah bergesesr atau rapuh seperti vena di permukaan bawah
tangan. Klien yang gemuk memiliki masalah saat akan disfungsi vena karena sulitnya untuk
mencari vena supervisial. klien yang kurus juga sulit untuk disfungsi vena Papan penompang
tangan digunakan untuk mengurangi gerakan ekstremitas saat infus IV dialirkan atau untuk
mempertahankan ekstremitas tetap pada posisi datar.

Peralatan intravena lain meliputi wadah larutan, berbagai tipe selang,dan peralatan
pengendalian volume. Seringkali obat antibiotik yang disuntikan, seperti ampisilin, dapat
ditambahkan kedalam kantung larutan IV berukuran kecil yang berisi 50 sampai 100 ml dan
dipiggyback-kan: ke dalam selang utama untuk diberikan selama 30 sampai 60 menit.

Peralatan pengontrol volume digunakan pada anak-anak, klien yang menderita gagal
ginjal atau gagal jantung, dan klien yang menderita penyakit kritis, untuk mencegah
masuknya volume infus dalam jumlah besar secara tiba-tiba, dan kecepatannya tidak
terkontrol.

Memasang selang intravena, setelah peralatan dikumpulkan di sisi tempat tidur,


perawatan mengkaji klien untuk mencari tempat pungsi teknik yang digunakan untuk
memungsi vena secara transkutan dengan mwnggunakan pemflon yang kaku dan tajam yang
sebagian dilapisi oleh kateter plastik atau dengan jarum yang dipasangkan spuit. Tujuan
umum pungsi vena adalah mengambil spesimen darah, memasukan obat, melalui infus IV ,
dan menginjeksi radiopaque atau alat perekam jejak radioaktif untuk pemeriksaan khusus.

Perawat yang mengkaji klien untuk melihat daerah pungsi vena harus mempertimbangkan
kondisi, peringatan, dan kontraindikasi tentang vena-vena tertentu yang tidak boleh dipungsi.
Apabila kemungkinan, semua klien sebaiknya menggunakan ekstremitas yang tidak dominan.
Umumnya perawat pertama-tama harus mencari vena didaerah distal dan kemudian kedaerah
proksimal. Karena klien yang berusia sangat muda dan lansia memiliki vena yang rapuh,
perawat harus menghindari vena yang dengan mudah bergeser atau rapuh, seperti vena
dipermukaan dorsal tangan.
Klien yang gemuk memiliki masalah saat akan dipungsi vena karena sulitnya mencari
vena superficial. Klien yang kurus juga sulit untuk di pungsi vena , vena tersebut aga rapuh
dan akibatnya yang dapat terjadi adalah perawat sudah memungsi seluruh vena, tetapi kateter
atau jarum belum ada masuk.

Pungsi vena dikontraindikasikan didaerah yang memiliki tanda-tanda infeksi, infiltrasi,


atau trombosis (bekuan). Daerah yang terinfeksi berwarna merah, kenyal, bengkak dan
kemungkinan hangat saat disentuh.

Daerah yang terinfeksi tidak digunakan karena bahaya invasi bakteri dari permukaan kulit
kedalam aliran darah. Tempat pungsi vena yang umum digunakan ialah tangan dan lengan.
Namun, vena-vena superfisial di kaki dapat digunakan jika klien dalam kondisi tidak dapat
berjalan dan kebijakan mengizinkan hal tersebut. Penggunaan kaki untuk tempat pemasangan
IV lebih umum dilakukan pada klien pediatrik , tetapi biasanya dihindari pada orang dewasa.

Setelah menentukan lokasi tempat pungsi vena, perawat dengan teliti menjelaskan
prosedur kepada klien. Perawat harus menjelaskan alasan diprogramkannya infus, hasil yang
diharapkan dari tindakan tersebut, dan harapan perawat terhadap klien. Kateter yang
berukuran besar, yang dimasukan ke dalam vena sentral, seperti vena subklavia, digunakan
untuk memantau tekanan vena sentral dan untuk menghantarkan volume cairan dalam jumlah
besar serta TPN.

Mengatur kecepatan aliran infus. cairan yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Setelah
infus IV difiksasi dan selang IV paten, perawat harus mengatur kecepatan infus sesuai dengan
program dokter. Kecepatan infus yang terlalu lambat dapat menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan sirkulasi yang lebih lanjut pada klien yang mengalami dehidrasi, syok ,
atau menderita penyakit kritis. Kecepatan infus yang terlalu cepat dapat menyebabkan beban
cairan berlebihan, yang sangat berbahaya pada beberapa gangguan ginjal, kardiovaskular, dan
neurologis. Perawat menghitung kecepatan infus untuk mencegah pemberian

Pompa infus mengatur aliran cairan IV. Pompa ini dirancang untuk mengalirkan jumlah
cairan tertentu  selama periode waktu tertentu atau untuk mengalirkan cairan berdasarkan
kecepatan aliran atau tetesan permenit.
Kepatenan jarum IV atau kateter memiliki makna bahwa jarum dan kateter terbuka,
sehingga larutan dapat mengalir. Perawat dapat mengkaji kepatenan IV dengan menurunkan
kantung larutan IV dibawah ketinggian tempat insersi dan mengobservasi adanya aliran balik
darah ke selang infus. Apabila tidak ada aliran balik ke darah dan cairan infus tidak mengalir
dengan mudah pada saat klien penggeseran dibuka maka mungkin terdapat bekuan di ujung
kateter.

D. PROSEDUR

1. Pungsi vena dengan menggunakan jarum berlapis kateter plastik

LANGKAH RASIONAL
1. Observasi tanda dan gejala yang Karena gangguan cairan dan elektrolit
mengindikasikan ketidakseimbangan cairan dapat mempengaruhi setiap sistem di
atau elektrolit dalam tubuh, perawat harus mengkaji
1. Mata cekung klien secara sistematis untuk
2. Edema mengidentifikasi kelainan yang
3. Peningkatan atau penurunan berat berhubungan dengan
tubuh lebih dari 2% ketidakseimbangan cairan elektrolit.
4. Membran mukosa kering Berat badan setiap hari
5. Vena leher datar atau distensi mendokumentasikan adanya
6. Hipotensi, takikardia kehilangan cairan atau retensi yang
7. Nadi teratur terjadi. Perubahan berat badan sebesar
8. Krekels di pura-paru 1 kg berhubungan dengan retensi atau
9. Turgor kulit tidak elastis kehilangan cairan sebanyak satu liter
10. Bising usus menurun, meningkat (1000ml)
11. Haluan urien menurun
12. Perubahan perilaku                                                     
13. Kebingungan

1. Pelajari kembali, program penggantian Pungsi vena adalah suatu teknik invasif
terapi yang ditetapkan dokter , cairan IV merupakan obat-obatan.
Keduanya memerlukan resep dokter
  dan harus dilakukan dengan teknik
steril
1. Kumpulkan peralatan yang dibutuhkan Dengan memastikan bahwa larutan
untuk memulai pemasangan selang yang akan diberikan benar dan dengan
intravena mempersiapkan peralatan., akan
1. Larutan yang benar membantu pemasangan selang IV yang
2. Jarum yang sesuai cepat dan aman.
3. Set infus (bayi dan anak-anak
membutuhkan infus dengan tetesan
mikro (60 tetes/ml) dan sering juga
membutuhkan peralatan pengontrol
volume)
4. Selang intravena
5. Alkohol dan swab pembersih
yodium-povidon
6. Turniket
7. Papan penyangga lengan, jika
dibutuhkan
8. Kasa atau balutan transparan dan
larutan atau salep yodium-povidon
9. Plester
10. Handuk untuk diletakan dibawah
tangan klien
11. Tiang IV
12. Sarung tangan sekali pakai
13. Gown IV

 
1. Identifikasi klien dan jelaskan prosedur. mengurangi rasa cemas dan
Ganti gaun klien menjadi gaun khusus meningkatkan kerjasama, membuat
untuk tindakan IV gaun lebih mudah dilepaskan.

 
1. Atur peralatan diatas meja yang terpasang mengurangi resiko kontaminasi dan
di samping tempat tidur atau meja di atas kecelakaan
tempat tidur (lihat ilustrasi di sebelah
kanan)

 
1. Identifikasi vena yang dapat diakses untuk tingkatkan pemasangan atau jarum IV
tempat pemasangan jarum IV atau kateter
1. Hindari daerah penonjolan tulang
2. Gunakan vena di bagian yang
paling distal terlebih dahulu
3. Hindarkan pemasangan selang
intravena di pergelangan tangan
klien, di daerah yang mengalami
peradangan, di ruang antekubital, di
ekstremitas yang sensasinya
menurun, atau di tangan yang
dominan

                                                         

1. Menggunakan Kateter Plastik

Langkah Rasional
1. Cuci Tangan Mengurangi penularan mikroorganisme.
1. Buka kemasan steril dengan Mempertahankan sterilitas peralatan dan
menggunakan teknik steril. mengurangi penyebaran mikroorganisme.

1. Periksa larutan dengan Larutan intravena merupakan obat0obatan dan


menggunakan 5 benar pemberian harus diperiksa dengan cermat untuk mengurangi
obat.Pastikan bahwa larutan risiko terjadinya kesalahan. Memungkinkan
telah dicampurkan dengan zat pemasukkan selang infus ke dalam larutan.
tambahan yang diresepkan
seperti kalium dan vitamin, jika  
diprogramkan.Catatan : ketika
menggunakan larutan IV dibotol
lepaskan penutup logam dan
cakram karet serta logam
dibawah penutup tersebut.

 
1. Buka set infuse, pertahanan Mencegah bakteri memasuki  peralatan infuse.
sterilitas di kedua ujungnya
 
 
1. Tempatkan klem yang dapat Jarak klem yang dekat dengan bilik tetesan
digeser tepat dibawah bilik memungkinkan pengaturan kecepatan aliran
tetesan dan gerkkan klem yang lebih akurat.Mencegah cairan dengan tidak
penggeser ke posisi penghentian sengaja tumpah dan mengenai klien,perawat,
aliran infuse. tempat tidur, atau lantai.

   
1. masukkan set infuse kedalam Mempertahankan sterilitas larutan.
kantung cairan :
1. Lepaskan penutup 1. Memungkinkan laruta infus masuk
pelindung dari kantung kedalam selang.
cairan IV tanpa 1. Mencegah kontaminasi larutan
menyentuh ujung tempat karena menyentuh ujung insersi
masuknya alat set infus. selang yang terkontaminasi
2. Lepaskan penutup 2. Isi selang infus :
pelindung dari ujung 1. tekan bilik tetesan
insersi selang, dengan kemudian lepaskan.
tidak menyentuh ujung 2. Buka pelindung jarum dan
insersi tersebut, geser klem penggeser
kemudian masukkan sehingga aliran infus dapat
ujung selang tersebut mengalir dari bilik tetesan
kedalam ujung botol melalui selang ke adapter
intravena yang terbuat jarum.Gerakkan kembali
dari karet hitam. klem penggeser ke posisi
penghentian aliran cairan
  setelah selang terisi.
3. Pastikan selang bebas dari
udara dan gelembung
udara.
4. Ganti pelindung jarum.

  1. Menciptakan efek pengisap.Cairan


memasuki bilik tetesan.
2. Mengeluarkan udara dari selang dan
memungkinkan selng terisi oleh larutan.
3. Gelembung udara yang besar dapat
menjadi emboli.

 
1. Pilih vena distal untuk digunakan Apabila terjadi sklerosis atau kerusakan pada
vena, vena yang sama didaerah proksimal masih
dapat digunakkan.

 
1. Apabila ditempat insersi jarum Mengurangi risiko kontaminasi  dari bakteri pada
terdapat banyak bulu rambut.Juga membantu mempertahankan
badan,gunting bulu-bulu keutuhan balutan intravena dan membuat
tersebut. pelepasan plester tidak terlalu menimbulkan
nyeri. Pencukuran dapat menyebabkan
  mikroabrasi dan menjadi predisposisi terjainya
infeksi (Metheny , 1996)

 
1. Apabila memungkinkan , Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena
letakkan ekstremitas pada posisi dapat dilihat.
dependen (dalam keadaan
ditopang sesuatu)  

 
1. Pasang turniket 10-12 cm diatas Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian
tempat insersi.Turniket harus vena.
menghambat aliran vena, bukan
aliran arteri.Periksa denyut  
distal.

 
1. Pilih vena yang berdilatasi Meningkatkan dilatasi vena.
dengan baik.Metode untuk
membuat vena berdilatasi adalah Memungkinkan penghubungan infus  ke jarum
memukul-mukul vena dari arah dengan cepat dan lancar setelah vena dipungsi.
proksimal ke distal,atau minta
pasien mengepalkan dan  
membuka tangan, atau dengan
melakukan ketuka ringan diatas
vena, atau dengan memberikan
kopres hangat.catatan : Pastikan
ujung adapter jarum set infus
terletak tidak jauh dan berada
diatas kasa atau handuk yang
steril.

 
1. Kenakan sarung tangan sekali Mengurangi pemaparan pada organism HIV,
pakai hepatitis, dan organisme lain yang dipenularan
melalui darah.
1. Bersihkan tempat insersi dengan Yodium-providin merupakan anti infeksi topical
kuat terkonsentrasi,dan dengan yang mengurangi bakteri pada permukaan
gerakan sirkulasi dari tempat kulit.Supaya efektif,permukaan kulit harus
insersi ke daerah luar dengan kering.
menggunakan larutan yodium-
providan.Biarkan sampai  
kering.Apabila klien alergi
terhadap yodium, gunakan
alcohol 70% selama 30 detik.

 
1. Lakukan pungsi vena.Fiksasi 1. Memungkinkan perawat menempatkan
vena dengan menempatkan ibu jarum menjadi pararel dengan
jari diatas vena dan dengan vena.Sehingga saat vena dipungsi, risiko
meregangkan kulit berlawanan menusuk vena sampai tembus keluar
dengan arah insersi 5-7 cm, dari berkurang.
arah distal ketempat pungsi vena. 2. Tekanan vena yang meningkat akibat
1. ONC : insersi bevel pemasangan turniket meningkatkan aliran
( bagian ujung jarum balik darah ke dalam selang atau kedalam
yang miring) dengan kateter.Stylet membantu menusuk kulit
membentuk sudut 20-300, dan memasukkan kateter tetapi harus
searah dengan aliran dilepaskan untuk menghidari tertusuknya
balik vena distal terhadap vena sampai tembus
tempat pungsi vena yang 3. Lihat aliran balik melalui selang jarum
sebenarnya. kupu-kupu atau bilik aliran balik darah di
2. Jarum kupu-kupu : ONC, yang mengindikasikan bahwa
tempatkan jarum dengan jarum telah memasuki vena.Rendahkan
membentuk sudut 20-300 jarum sampai hampir menyentuh kulit.
dengan bevel dibagian Masukkan lagi kateter  sekitar
atas,sekitar 1 cm dari seperempat inci kedalam vena dan
arah distal ketempat kemudian longgarkan stylet(bagian
pungsi vena. pangkal jarum yang dimasukkan ke
vena).
 
   
1. Stabilkan kateter dengan salah –          Mengurangi aliran balik darah
satu tangan, lepaskan turniket
dan lepaskan stylet dari ONC  

 
1. Hubungkan adapter jarum infuse –          Dengan menghubungkan set infuse
ke hub ONC atau jarum jangan dengan tepat, kepatenan vena dicapai
sentuh titik masuk adapter jarum mempertahnkan sterilitas
atau bagian dalam hub ONC

1. penggeser untuk memulai aliran –          Lepaskan klem Memungkinkan aliran


infus dengan kecepatan tertentu vena dan mencegah pembekuan aliran vena serta
untuk mempertahankan mencegah obstruksi aliran larutan IV
kepatenan selang intravena
 
1. Fiksasi kateter IV atau jarum –          Mencegah kateter lepas dari vena tanpa
2. Tempelkan plester kecil sengaja
(1,25cm) dibawah hub kateter
dengan sisi perekat ke arah dan –          Larutan atau salep yodium-povidin
silangkan plester di atas hub merupakan antiseptic topical yang mengurangi
3. Berikan sedikit larutan atau salep bakteri pada kulit dan mengurangi resiko infeksi
yodium-povidin pada tempat local atau sistemik. Apabila menggunakan
pungsi vena . biarkan larutan balutan transparan, larutan yodium-povidin
mongering sesuai dengan direkomendasikan salep mengganggu perekatan
kebijakan lembaga. balutan pada kulit.
4. Tempelkan plester kecil yang
kedua, langsung silangkan ke –          Menceah terlepasnya infuse IV secar
hub kateter tidak sengaja
5. Letakkan balutan transparan di
atas tempat pungsi vena , dengan –          Balutan transparan memungkinkan
mengikuti petunjuk pabriknya observasi tempat pungsi vena yang berkelanjutan
(metoda alternative tempatkan . memungkinkan mengganti selang tanpa
kasa balutan berukuran 2×2 di mengganggu balutan
atas tempat pungsi vena dan hub
kateter. Jangan menutup –          Menstabilkan hubungan infuse dengan
hubungan anatara selang kateter lebih lanjut.
intarvena dan hub kateter.
Fiksasi hubungan itu dengan dua  
lembar plester sepanjang 2,5
cm). sarung tangan dapat dilepas
supaya tidak menempel di
balutan
6. Fiksasi selang infuse ke kateter
dengan sepotong plester
berukuran 2,5 cm

Tulis tanggal waktu pemasangan selang


IV , ukuran jarum dan tanda tangan serta
inisial perawat pada balutan IV

Atur kecepatan aliran untuk mengoreksi


tetesan per menit

Buang sarung tangan dan persendian


yang digunakan serta cuci tangan

Observasi klien setiap jam untuk


menentukan responsnya terhadap terapi
cairan

 
1. Tulis tanggal waktu pemasangan Memberikan data yang cepat tentang tanggal
selang IV , ukuran jarum dan insersi IV dan dapat diketahui penggantian
tanda tangan serta inisial perawat balutan selanjutnya
pada balutan IV

 
1. Atur kecepatan aliran untuk Mempertahankan kecepatan aliran larutan IV
mengoreksi tetesan per menit yang benar, mengurangi penularan
mikroorganisme
 
1. Buang sarung tangan dan memberikan evaluasi tipe dan julah cairan yang
persendian yang digunakan serta diberikan kepada klien secara berkesinambungan
cuci tangan inspeksi perjam mencegah terjadinya beban
cairan berlebih tanpa sengaja atau hidrasi yang
tidak adekuat.
1. Observasi klien setiap jam untuk mencatat dimulainya terapi IV sesuai program
menentukan responsnya terhadap dokter
terapi cairan

1. Mengatur Kecepatan Aliran IV

LANGKAH RASIONAL
1. Observasi kepatenan selang dan jarum  
1. Buka pengatur tetesan dan
observasi kecepatan aliran cairan
dari larutan IV ke dalam bilik
tetesan dan kemudian tutup
pengatur tetsan apabila kecepatan
tetesan telah sesuai dengan
kecepatan yang diprogramkan
2. Apabila cairan tidak mengalir,
rendahkan botol atau kantung
cairan IV sampai lebih rendah dari
tempat masuknya infuse dan
observasi adanya aliran  balik
darah.
3. Agar cairan dapat diinfuskan
dengan kecepatan yang benar,
selang dan jarum IV harus bebas
dari pelintiran, lekukan, dan bekuan
darah.
4. Aliran darah yang cepat ke dalam
bilik tetesan mencerminkan
kepatenan selang IV, mengatur
tetesan sesuai kecepatan yang
diprogramkan akan mencegah
beban cairan berlebih.
5. Dapat mengindikasikan kepatenan
jarum yang berada dalam vena.
Tekanan vena lebih besar daripada
tekanan didalam selang IV.
6. Periksa catatan medis untuk
pemberian larutan dan zat aditif
yang tepat. Program yang biasa
diresepkan ialah pemberian larutan
selama 24 jam , biasanya dibagi ke
dalam 2 sampai 3 L.

  cairan IV adalah obat-obatan


pemberian obat ini harus mengikuti
lima benar untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan dalam
pemberian.
1. Kenali factor tetesan dalam bentuk alat tetes mikro, yang juga disebut
banyaknya tetesan/ml (tts/ml) dari sebuah minidrik, secara universal
set infuse mis mengeluarkan 60 tts/ml. Namun set
pemberian parenteral komersial untuk
Makrodip (tetes ,mikro):60 tts/ml tetesan makro juga tersedia. Perawat
harus mengetahui faktor tetes didalam
–          Abbot lab 15 tts/ml selang infus.

–          Travenol lab 10 tts/ml

–          McGaw lab 15 tts/ml

–          Baxter 10 tts/ml

 
1. Pilih salah satu formula berikut untuk setelah kecepatan setiap jam
menghitung kecepatan aliran (tts/ml) ditentukan, dengan rumus akan
setelah menghitung jumlah ml/jam diperoleh kecepatan aliran yang benar
dalam jumlah tts/mnt
Volume total (ml)+ jam pemberian infuse =
ml/jam

1. ml/jam + 60 menit = ml/mnt


2. ml/jam x 60 menit = tts/mnt

 
1. apabila digunakan pompa infus atau meningkatkan keakuratan kecepatan
peralatan pengontrol volume, tempatkan dalam pemberian cairan.
alat tersebut di sisi tempat tidur.

1. Tentukan per jam dengan membagi volume Memungkinkan cairan infus mengalir
dangan jam misalnya : dengan kecepata yang tetap selam
periode yang di program kan
1000ml+8 jam= 125 ml per/jam 

atau jika 4 L diprogram kan 24 jam:

4000ml+24 jam= 166,7 atau 167 ml/perjam


1. Tempelkan label volume secara vertikal Memberi perawat petunjuk visual
pada botol atau kantung IV di sebelah mengenai kebenaran periode waktu
garing penunjuk volume. Beri tanda plester pemberian cairan
berdasar kecepatan aliran per jam.
Misalnya: jika seluruh volume cairan akan
di infuskan dalam 8, 10, atau 12 jam,
masing-masing ukuran tersebut akan
ditandai dengan plester

1. Setelah kecepatan per jam ditetepkan, Memungkinkan perawat menghitung


hitung kecepatan per menit berdasarkan kecepatan aliran per menit
faktor tetes di dalam set infus. Set infus
minidrit ini memiliki faktor tetes 60
tts/mili.

1. Hitung kecepatan aliran dengan Memastiakn kecepatan infus yang


menghitung jumlah tetesan dalam bilik akurat. Menentukan apakah cairan
tetesan selama 1 menit dengan jam tangan yang sedang di alirkan terlalu cepat
dan kemudian atur klem penggeser untuk atau lambat
meningkatkan atau menurunkan kecepatan
infus ulangi sampai kecepatan aliran
akuarat

1. Ikuti prosedur ini untuk :  

Pompa infus  

1)      Tempatkan monitor elektronikpada bilik 1)      Pompa infus IV memantau cairan
tetesan dibawh asl tetesan di atas tingggi cairan berdasar kecepatan aliran atau jumlah
dalam bilik tts/menit.

2)      Tempatkan selang infus IV dengan bagian 2)      Pompa infus mengalirkan cairan
kotak pengontrol searah dengan aliran (misalnya, dengan memijat dan menekan selang
di bagian atas, bagian selang yang terdekat dengan sehingga ciaran mengalir melalui
kantung IV dan di bagian bawah selang yang selang.
terdekat dengan klien.
 
3)      Pastikan bahwa alat pengatur kecepatan
tetesan pada selang infus berada pada posisis  
terbuka saat pompa infus digunakan.
 
4)      pantau kecepatan infus setiap jam
 
5)      kaji kepatenan sistem IV ketika alarm
berbunyi.  

   

   

Peralatan pengontrol volume  

1)      Tempatkan peralatan pengotrol volume  


diantara kantung IV dan insertion spike dari set
infus  

2)      Masukan cairan yang akan di berikan dalam Pompa infus tidak sempurna dan tidak
2 jam ke dalam peralatan tersebut. menggantikan fungsi pengkajian yang
akurat dan sering alarm
3)      Kaji sistem IV sekurang-kurangnya setiap mengindikasikan bhwa monitor
jam sekali dan tambahkan cairan ke dalam elektronik tidak menditeksi jumlah
peralatan. Atur kecepatan aliran. tetesan.

1)      Mengurangi resiko peningkatan


cairan yang mendadak.

2)      Mencegah selang IV agar tidak


kering jika perawat tidak kembali
memeriksanya dalam satu jam.

3)      Mempertahankan kepatenan


sistem IV.
1. Observasi klien setiap satu jam untuk Apabila timbul tanda fdan gejala
menentukan respon treapi IV dan upaya dehidrasi atau hidrasi yang berlebihan,
memperbaiki keseimbangan cairan dan maka kecepatan aliran yang di
elektrolit. Juga periksa daerah pemasangan infuskan harus di ubah apabila tanda-
IV untuk melihat adanya tanda-tanda tanda infiltrasi, inflamasi, dan plebitis
infiltrasi, inflamasi, dan flebitis. muncul, maka tempat pemasangan IV
hars diganti
 
1. Catat kecepatan infus , tetes/menit dan Memcatat bahwa aliran IV yang
ml/jam, di catatan klien sesuai yang di diprogramkan sedangdi berikan kepada
butuhkan oleh kebijakan lembaga. klien.

1. Mengganti Larutan Intravena

LANGKAH RASIONAL
1. Identifikasi klien. Kaji kembali program – memastikan bahwa klien yang
/instruksi dokter dan siapkan larutan menjalani prosedur adalah klien yang
berikut sekurang-kurangnya satu jam benar.
sebelum di perlukan. Apabila larutan sudah
disiapkan di bagian farmasi, pastikan –  mencegah kantung IV kosong
bahwa larutan benar dan diberi label yang sebelum diganti. Pemeriksaan
sesuai. mencegah kesalahan pemberian obat.
Apabila resep ditulis untuk KVO, ganti
larutan setiap 24 jam. Sterilitas larutan
tidak dapat dipastikan lebih lama dari
24 jam.
1. Siapkan untuk mengganti larutan jika sisa mencegah udara masuk selang IV dan
cairan didalam botol kurang dari 50 ml. mempertahankan kepatenan selang dan
kateter atau jarum
1. Pastikan bahwa bilik tetesan masih tetap mengalir cairan IV ke vena pada
setengah penuh. saat kantung diganti.

1. Cuci tangan mengurangi penularan


mikroorganisme.
1. Siapkan larutan baru untuk mengganti memungkinkan penggantian larutan
cairan yang lama. Apabila cairan IV berada yang lama dengan larutan yang baru
dalam wadah plastik, lepaskan dengan cepat, lancar, dan teratur.
pembungkus pelingdung yang menutupi
tempat masuknya selang set infus. Apabila
wadah cairan IV menggunakan botol gelas,
lepaskan penutup logam, cakram logam,
dan cakram karet. Pertahankan sterilitas
tempat masuknya selang set infus pada
kantung atau botol.

1. Geser klem penggeser untuk menurunkan mencegah kosongnya bilik tetesan dari
kecepatan aliran. sisa larutan pada saat larutan diganti.
1. Lepaskan botol larutan lama dari menciptakan kesejajaran dengan tinggi
penggantung botol IV. mata perawat.

1. Dengan cepat melepaskan Spika dari menggurangi resiko keringnya larutan


larutan IV yang lama dan pasangkan ke di dalam bilik tetes (langkah 3) dan
botol larutan yang baru tanpa menyentuh untuk mempertahankan sterilitas.
ujungnya.

1. Gantung kantung atau botol larutan yang memungkinkan gaya gravitasi


baru. Buang kantung atau botol yang membantu pengaliran cairan IV ke
kosong sesuai dengan kebijakan lembaga. dalam bilik tetesan.

1. Periksa adanya udara diselang, jika ada mengurangi resiko terbentuknya


maka hilangkan udara tersebut dari dalam embolus udara.
selang.

1. Pastikan bilik tetesan berisi larutan. mengurangi resiko kebocoran selang


IV.
1. Atur kecepatan aliran sesuai dengan memperbaiki keseimbangan cairan dan
kecepatan yang diprogramkan. pemberian cairan sesuai program.

1. Observasi sistem intravena untuk memungkinkan evaluasi respon yang


memeriksa kepatenan, tidak adanya berkesinambungan terhadap terapi IV.
infiltrasi, flebitis, dan inflamasi. Observasi
respon terhadap terapi IV.

1. Menggangti Selang Intravena

LANGKAH RASIONAL
1. Tentukan waktu dibenarkannya – penggantian selang mencgah infeksi.
pemasangan set infus yang baru : Prosedur disederhanakan dengan
1. Larutan petama yang telah mengganti selang yang sudah
digantung selama sehari dipasangkan dengan larutan yang baru.

   

1. Adanya lubang pada selang infus  

  – lubang pada selang dapat


menimbulkan masuknya bakteri
  kedalam aliran darah.

1. Kontaminasi selang  

  – kontaminasi selang dapat


memungkinkan masuknya bakteri
1. Adanya hambatan pada selang IV kedalam aliran darah.
(misalnya, setelah infus sel darah merah
kemasan, darah lengkap, atau albumin. – darah lengkap atau produk
komponen darah dapat menghambat
  seluruh atau setengah bagian dari
selang IV.
1. Tanggal yang tertera pada selang
mengindikasikan bahwa selang telah  
terpasang selama  48 jam.
 

CDC manganjurkan mengganti selang


tidak lebih sering dari tiap 48 jam
(Gardner, 1996). Memungkinkan
perawat melakukan prosedur sampai
selesai dengan efisien dan aman.
1. Kumpulkan alat-alat berikut :  
1. Selang infus
2. Kasa steril berukuran 2 X 2
3. Jika harus memberi balutan IV
yang baru :

1)      Kasa steril erukuran 2 X 2 atau balutan


transparan.

2)      Larutan atau salep yodium-providon.

3)      Pengangkat zat perekat

4)      Swab alkohol

5)      Beberapa potong plester atau balutan film


poliuretan

6)      Sarung tangan sekali pakai


1. Jelaskan prosedur kepada klien meningkatkan kerja sama dan
mencegah gerakan ekstremitas secara
mendadak, yang dapat membuat jarum
atau kateter berpindah tempat.
1. Cuci tangan mengurangi penularan
mikroorganisme
1. Buka set infus yang baru, pertahankan memungkinkan perawat memiliki
penutup pelindung di atas spike infus dan akses yang siap untuk pemasangan set
tempat insersi untuk jaru kupu-kupu atau infus yang baru dan mempertahankan
ONC sterilitas set infus.

1. Kenakan sarung tangan tidak steril sekali mengurangi resiko terpaparnya virus
pakai. HIV hepatitis, dan bakteri lain yang
ditularkan malalui darah.
1. Letakkan kasa berukuran 2 X 2 di atas mengakomodasi lapangan yang steril
tempat tidur dekat dengan tempat pungsi untuk adapter jarum steril yang baru
IV. sebelum disambungkan ke jarum atau
kateter IV
1. Apabila jarum atau hub kateter tidak hub jarum harus dapat diakses untuk
terlihat, geser balutan IV. Jangan memungkinkan transisi yang lancar
melepaskan plester yang memfiksasi jarum saat melepas selang yang lama dan
atau kateter ke kulit. masukkan selang yang baru.

1. Geser klem penggeser pada selang IV yang mencegah supaya larutan tidak tumpah
baru, pada posisi menghentikan aliran setelah kantung atau botol cairan yang
cairan. baru dipasang

1. Perlambat kecepatan infus dengan memungkinkan cairan terus mengalir


mengatur kecepatan tetesan di atas tiang melalui kateter sementara selang yang
intravena. baru disiapkan

1. Dengan selang lama yang masih terpasang, menyediakan surplus di dalam bilik
tekan bilik, tetesan dan isi bilik tersebut. tetesan sehingga terdapat cukup cairan
untuk mempertahankan kepatenan saat
mengganti selang
1. Hentikan aliran larutan di selang yang lama memungkinkan cairan terus mengalir
dan gantung bilik tetesan di atas tiang melalui kateter semantara selang yang
intavena baru disiapkan

1. Pasang spike insersi selang yang baru memungkinkan mengalirnya larutan


kedalam larutan IV yang lama dan gantung kedalam selang infus yang baru
larutan di tiang.

1. Tekan dan lepaskan pada bilik tetesan pada memungkinkan bilik tetesan terisi
selang IV yang baru. cairan dan meningkatkan aliran larutan
yang cepat dan lancar melalui selang
yang baru.
1. Buka klem penggeser, lepaskan penutup mengeluarkan udara dari selang dan
pelindung dari adapter jarum dan bilas menggantinya dengan cairan.
selang dengan larutan.

1. Adapter jarum pada selang IV yang baru akan memungkinkan insersi selang
diletakkan antara kasa berukuran 2 X 2 di yang baru ke dalam hub jarum dengan
dekat tempat penusukan IV tanpa lancar dan cepat sambil
terpasangnya penutup pelindung. mempertahankan sterilitas selang
infus.
1. Klem penggeser pada selang yang lama mencegah tumpahnya cairan saat
dipindahkan pada posisi tertutup. selang dilepaskan dari hub jarum.

1. Stabilkan hub kateter atau jarum IV, tarik mencegah pergeseran kateter atau
keluar selang yang lama dengan perlahan jarum secara tidak sengaja. Mencegah
dan dengan cepat masukkan adapter jarum pembentukkan bekuan di dalam kateter
selang yang baru ke dalam hub. atau di dalam jarum.

1. Buka klem penggeser pada selang yang memungkinkan larutan memasuki


baru. kateter atau selang.

1. Atur tetesan IV sesuai dengan program mempertahankan aliran infus pada


dokter dan pantau kecepatannya setiap jam. kecepatan yang diprogramkan

1. Pasang balutan yang baru, jika perlu mengurangi resiko infeksi bakteri dari
kulit.
1. Buang selang yang lama dan sarung tangan mengurangi penularan
yang telah dipakai di wadah tempat barang- minkroorganisme.
barang yang terkontaminasi dan cuci
tangan.

1. Evaluasi kecepatan aliran dan observasi mempertahankan kecepatan terapi IV


tempat sambungan untuk melihat adanya dan menentukan apakah alat perangkat
kebocoran. terpasang dengan kuat.

1. Catat penggantian selang dan larutan pada mencatat prosedur dan mencatat
catatan klien dan letakkan sehelai plester bahwa tindakan untuk
yang bertuliskan ntanggal dan waktu mempertahankan sterilitas dilakukan.
penggantian di bawah ketinggian cairan Memberikan informasi yang mudah di
pada bilik tetesan, catat cairan yang ingat ileh semua tenaga keperawatan,
diinfuskan dalam format asupan dan mengenai waktu pengantian selang IV
haluaran.

1. Mengganti Balutan IV

LANGKAH RASIONAL
1. Kaji adanya kebutuhan untuk  
mengganti balutan
2. Kaji waktu penggantian balutan Menginformasikan waktu lamanya
IV terakhir kali. Banyak lembaga balutan yang sudah terpasang sejak
mengharuskan perawat terakhir kali diganti. Selain itu,
menuliskan tanggal dan waktu perawat dapat merencanakan
pemasangan balutan pada balutan penggantian balutan.
yang terpasang
 
 
 
1. Observasi adanya kelembaban
pada balutan yang saat ini Kelembaban nerupakan mnedia
terpasang pertumbuhan bakteri. Kelembababan
pada balutan yang streil membuat
  balutan tersebut terkontaminasi.

   

1. Observasi kebutuhan balutan Balutan yang tidak merekat


yang saat ini terpasang meningkatkan resiko kontaminasi
bakteri pada tempat pungsi vena atau
  dapat menyebabkan kateter bergeser.

   

1. Observasi sistem IV untuk Penurunann kecepatan aliran yang


melihat apakah sistem tersebut tidak jelasatau nyeri dan
berfungsi dengan baik atau ada pembengkakan pada daerah pungsi
komplikasi yang muncul. Selang vena mengharuskan perawat
infus atau kateter intravena menginvestigasi tempat pemasangan
tergulung, ada infiltasi serta serta kepatenan kateter IV.
inflamasi  (peradangan)

1. Kumpulkan peralatan yang Memungkinkan perawat melengkapi


penting: prosedur secara efisien dan aman
2. Kassa steril ukuran 2×2 atau
balutan transparan
3. Larutan atau salep yodium-
povidin
4. Pengangkat plester
5. Kapas alkohol
6. Lembaran plester atau balutan
polyurethane film
7. Sarung tangan sekali pakai

1. Jelaskan prosedur kepada pasien Membantu memperoleh kerja sama


klien dan memberikan kerangka waktu
pada klien dalam merencanakan
aktivitas pribadinya.
1. Cuci tangan Mengurangi penyebran
mikroorganisme.
1. Kenakan sarung tangan sekali Mengurangi resiko kontak dengan
pakai bakteri HIV, hepatitis, dan bakteri lain
yang ditularkan melalui darah.
1. Lepaskan balutan transparan Mencegah kateter atau jarum bergeeser
searah dengan arah pertumbuhan tanpa sengaja, yang dapat terjadi jika
rambut klien atau lepaskan selang kateter terjerat antara dua
plester dan kasa dari balutan lapisan balutan
yang lama selapis demi selapis.
Untuk kedua balutan transparan
dan balutan kasa, biarkan plester
yang memfiksasi jarum IV atau
kateter tetap ditempat.

1. Hentikan infusan IV jika terjadi Mencegah cairan IV tumpah dan


infiltrasi, flebitis, atau bekuan membasahi tempat tidur, klien,
atau jika dokter memberikan perawat, serta lantai.
instruksi untuk menghentikan
infusan tersebut: Mencegah kerusakan vena.
2. Geser klem penggeser pada
selang infus ke posisi berhenti Memeriksa kateter atau jarum untuk
3. Tempatkan kasa steril atau kapas memastikan bahwa kateter atau jarum
alkohol diatas tempat pungsi tersebut dalam keadaan utuh.
(tusukan) vena dan lepaskan
kateter atau jarum dengan Mengontrol perdarahan dan
menariknya keluar menjauhi pembentukan hematoma.
tempat pungsi tersebut.
4. Berikan tekanan pada daerah
pungsi selama 1 sampai menit.

1. Apabila infus IV mengalir Memperlihatkan tempat pungsi vena.


dengan baik, lepaskan plester
yang memfiksasi jarum atau Mencegah kateter atau jarum bergeser
kateter. Stabilkan jarum atau tanpa sengaja.
kateter dengan satu tangan.

1. Gunakan pengangkat plester Residu plester mengurangi


untuk membersihkan kulit dan kemampuan plester yang baru untuk
mengangkat sisa plester. merekat dengan baik pada kulit.

Mengganti Balutan IV(Lanj.)

LANGKAH RASIONAL
1. Bersihkan tempat insersi  Gerakan memutar mencegah kontaminasi
dengan gerakan memutar  silang dari bakteri dikulit yang dekat tempat
dimulai dari tempat pungsi kea pungsi vena.
rah luar dengan menggunakan
yodium povidon biarkan
insersi tersebut mongering
selam 30 detik.

1. Tukar lembaran plester perekat Mencegah kaeter atau jarum bergesr tanpa
yang berada setengah inci sengaja
dibawah kateter dengan plester
yang menghadap ke atas untuk
memfiksasi kateter atau jarum.

1. Oleskan salep atau berikan Larutan atau salep yodium povidon merupakan
larutan yodium povidon di antiseptic topical jenis germisida yang
tempat pungsi vena. Biarkan mengurangi bakteri dikulit.
larutan mengering rekatkan
lembaran kedua plester yang
kecil langsung diatas kateter.

1. Pasang kasa berukuran 2×2 Memberikan barier untuk melawan bakteri


atau balutan transparan dipilih
pasang balutan tersebut searah
dengan arah pertumbuhan
rambut.

1. Fiksasi selang intravena Mencegah jarum atau plester bergeser secara


dengan lembaran plester tak sengaja
tambahan

1. Tulis tanggal dan waktu Mendokumentasikan penggantian balutan


penggantian balutan langsung
pada balutan

1. Kaji kembali fungsi dan Memvalidasi bahwa pemasangan IV paten dan


kepatenan system IV sebagai berfungsi dengan baik
respon terhadap penggantian
balutan

E. JENIS CAIRAN INFUS


1. Cairan hipotonik:

            Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah
dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka
cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel
yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci
darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah
tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan
tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl
45% dan Dekstrosa 2,5%.

2. Cairan Isotonik:

Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang
mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik:

Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit
dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif
dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%
+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

BAB III

PENUTUP

1. SIMPULAN
 Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan
menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan
infus akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar
yang telah ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat
pemasangan infus dapat dikurangi, bahkan tidak terjadi (Priharjo, 2008).
 Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan
ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
2. SARAN
Seorang tenaga kesehatan atau tenaga medis mampu melakukan tindakan pemasangan
infus secara tepat dan steril
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Insan. 2011. Perawatan infus.Yogyakarta : Pustaka Baru

Lackman, dkk. 2008. Teori dan praktek farmasi industri . Jakarta : UIP ress

Anda mungkin juga menyukai