Nama Kelompok :
Anisa Putri
Irma Halimatu Sa’diyah
Putri Azizah Harahap
Nur Hamzah
Siti Marlina
Taufik Gymnastiar
Referensi
Setelah mengikuti demonstrasi ini, mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk keterampilan
pemasangan infuse sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
Mahasiswa dapat menggunakan alat untuk keterampilan pemasangan infus secara tepat.
DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Pemasangan infus adalah salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan sebagai tindakan
terapeutik. Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh
secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan yang
dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan
B. TUJUAN
C. INDIKASI
a. Pemenuhan kebutuhan cairan
b. Pemberian obat obatan intravena
c. Pemberian transfuse darah
d. Pemberian nutrisi parental (asam amino,dextrose)
E. KONTRAINDIKASI
Infus tidak boleh dipasang pada ekstremitas yang mengalami tromboflebittis,terluka atau sering
terifeksi.
Daerah daerah pemasangan infus
a. Permukaan dorsal tangan : Vena savalika, V. Superfisial dorsalis, V. Basalika
b. Lengan bagian dalam : Vena basalika, V.Sefalika,V. Kabital median,V. median lengan bawah, V.
Radialis
c. Permukaan dorsal kaki : fleksus dorsalis,rumus dorsalis,V.safena magna.
F. JENIS-JENIS CAIRAN INFUS
Menurut potter (1999) ukuran jarum infus berbeda-beda dan memiliki standar internasional,
yaitu :
1. Ukuran 14G
Kode Warna orange
Diperuntukan bagi pasien dengan kondisi massive trauma
2. Ukuran 16G
Kode Warna abu-abu
Diperuntukan bagi pasien usia di atas 8 tahu dan dewasa, pasien dengan trauma, pa
sien dengan indikasi bedah mayor, serta dengan kondisi pasien yang diperlukan ter
api sejumlah cairan infus diberikan kepada pasien, sehingga pemasangan jarum inf
us ukuran 16 umumnya digunakan pada vena besar
3. Ukuran 18G
Kode warna hijau
Diperuntukan bagi pasien anak usia 1-8 tahun serta anak diatas 8 tahun dan dewasa,
biasanya digunakan untuk melakukan tindakan pemberian cairan darah, komponen
darah serta cairan kental lainnya. Pemasangan jarum ukuran 18 pada vena besar.
4. Ukuran 20G
Kode warna pink
Diperuntukan bagi pasien anak dengan suia 1-8 tahun serta anak usia 8 tahun dan d
ewasa. Sering digunakan untuk menginfus darah, komponen darah serta cairan infu
s kental.
5. Ukuran 22G
Kode warna biru
Diperuntukan bagi pasien anak dengan usia 1-8 tahun serta dewasa usia lanjut. Jaru
m infus digunakan untuk menginfus sebagian besar cairan infus dan relative lebih
mudah untuk melakukan insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh. Kecepatan tete
san harus dipertahankan pada tetesan lambat.
6. Ukuran 24G
Kode warna kuning
Diperuntukan bagi pasien dengan usia dibawah 1 tahun ( neonates, bayi, anak ) dan
dewasa usia lanjut. Di gunakan untuk menginfus sebagian besar cairan infus dan r
elative lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis, dan rapuh. Kecepatan te
tsan pada penggunaan jarum ini dipertahankan pada tetasan lambat atau biasa diseb
ut micro drip.
7. Ukuran 26G
Kode warna violet
Diperuntukan bagi pasien dengan usia dibawah 1 tahun ( neonates, bayi, anak), dan
dewasa usia lanjut. Di gunakan untuk menginfus sebagian besar cairan infus dan r
elative lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis, dan rapuh. Namun jaru
m ukuran ini sangat jarang digunakan karena para tenaga medis niasanya cukup me
nggunakan ukuran jarum 24. Kecepatan tetesan harus dipertahankan pada tetesan y
ang sangat lambat.
Note : semakin besar angka ukuran jarum semakin kecil jarum tersebut
a. Emboli udara
Adalah Masuknya udara ke pembuluh darah. Terjadi apabila saat memasukan cairan ke selang
infuse tidak diperiksa terlebih dhulu apakah ada sisa gelembung tau tidak,karens Emboli udara
menimbulkan efek fatal yang dapat menimbulkan kematian.
b. Tromboflebitis
Adalah munculnya kemerahan,bengkak dan nyeri pada daerah pemasangan infuse. Hal ini
terjadi karena adanya proses peradangan akibat rusaknya pembuluh darah. Tromboflebitis
muncul apabila pengawasan saat pemberin nfuse tidak dilakukan dengan baik,pemasangan
infus terlalu lama (pada umumnya 3 hari)
c. Hematoma
Darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena,atau
kapiler terjadi akibat penekanan yang kurag tepat saat memasukan jarum,atau tusukan
berulang pada pembulu darah.
d. Infiltrasi
Masuknya jaringan infuse ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah ),terjadi akibat
ujung jarum infus melewati pembulu darah.
I. PERHITUNGAN INFUS
Menghitung cairan dan jumlah tetesan infus juga erat kaitannya dengan yang disebut drop factor
atau faktor tetesan, dimana faktor tetesan tersebut merupakan sebuah kunci untuk pemenuhan
kebutuhan cairan tiap-tiap pasien.
Terdapat 2 faktor tetes yang digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan yaitu
Factor tetes makro ( makro drip ) dan factor tets mikro ( mikro drip ).
FAKTOR TETES MAKRO
Di Indonesia, macro drip yang digunakan hanya ada dua. Tergantung dari merek infus set
dan faktor tetesnya.
Untuk infus set merek Otsuka, faktor tetes yang digunakan adalah 15 tetes/ml
Sedangkan untuk infus set merek Terumo, faktor tetes yang digunakan adalah 20 tetes/ml
Untuk faktor tetes 10 tetes/ml, jarang digunakan di Indonesia. Namun biasanya dapat
ditemui di rumah sakit umum pusat, rujukan nasional, dan rumah sakit pendidikan
Faktor tetes makro biasanya digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan cairan untuk
dewasa
Untuk transfusi darah (blood set) juga biasanya digunakan faktor tetes 15 tetes/ml
1 gtt = 3 mgtt
1 cc = 20 gtt
1 cc = 60 mgtt
1 kolf = 1 labu = 500 cc
1 cc = 1 mL
mggt/menit = cc/jam
konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3
Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus set dengan
tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc
Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam jam) untuk pasien anak:
PETUNJUK
PEKERJAAN LAB
1. Infus set
2. Abocath
3. Kapas alcohol
4. Tourniquet
5. Gunting
6. Tiang infus
7. Bengkok
9. Cairan infus
13. Betadine
No Tindakan Gambar
Key point
Susun alat secara ergonomis
Key point
Lakukan informed constn gunakan bahasa
yang mudah dimengerti dan ramah
Key point
Cuci tangan yang dilakukan dengan tujuh
langkah cuci tangan dibawah iar mengalir
dan menggunakan sabun
4. Menggunakan sampiran untuk menjaga
privasi klien.
Key Point :
Pastikan privasi klien benar benar terjaga
demi terjalinnya kepercayaan dan
kerjasama yang baik dengan klien.
Key point
Gunakan teknik aseptic
Key point
Pindakan klem rol pada posisi “off”
Key point
Lepaskan penutup pelindung IV tanpa
menyentuh lubangnya
Key point
Pastikan klem infus tidak ada gelembung
udara
9. Pakai sarung tangan
Key point
Tidak perlu sarung tangan steril
Key point
Pilih vena yang tampak besar , jelas, dan
tidak bercabang
Key point
Tourniquet harus menyumbat aliran vena
bukan arteri
Key point
Biarkan mengering selama 30 detik
13. Lakukan pungsi vena atau penusukan
Key point
Tahan vena dengan meletakan ibu nari
diatas vena
Key point
Perhatikan ke;iarnya darah melalui bilik
flashback abocath
Key point
Abocath masuk selang infus
Key point
Perhatikan tetesan infusan agar tidak terjadi
obstruksi aliran larutan IV
18. Lakukan fiksasi tempat pemasangan infus
Key point
Desinfeksi dengan betadine dan tutup
dengan kasa steril serta beri tanggal dan
jam pemasangan infus
Key point
Atur kecepatan aliran sesuai dengan
kebutuhan, laber tersebut berisi (nama, dan
tanggal / waktu pemasangan infus )
Key point
Kembalikan pada tempat semula
Key point
Melepas sarung tangan dengan teknik pl
Key point
Catat jenis cairan, jam pemasangan, dan
kecepatan tetesan
EVALUASI
JOB SHEET
TRANSFUSI
DARAH
Nama Kelompok :
Anisa Putri
Irma Halimatu Sa’diyah
Putri Azizah Harahap
Nur Hamzah
Siti Marlina
Taufik Gymnastiar
JOBSHEET
Referensi
1. Aziz Alimul Hidayat. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia .
Jakarta:EGC
2. Price,Sylvia A. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
EGC.
3. Smith-Temple, jean, dkk.(2010). Buku saku prosedur klinis keperawatan edisi 5.
Jakarta: EGC.
4. Weinstein,Sharon M. (2001). Buku saku terapi intravena edisi 2. Jakarta: EGC.
5. https://id.scribd.com/document/375967358/45827-jobsheet-Trasfusi-Darah
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti demonstrasi ini, mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk keterampilan transfusi
darah sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat untuk keterampilan transfusi darah secara tepat.
DASAR TEORI
I. PENGERTIAN
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke
sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti
kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya
organ pembentuk sel darah merah
II. TUJUAN
Tujuan dari transfusi darah:
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah dapat
meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen
2. Memperbaiki volume darah tubuh.
3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyain komponen leukosit yang
berperan sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing)
4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi trombosit
yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah terjadinya
perdarahan
III. INDIKASI
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan postpartum, kecel
akaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar HB atau penyakit kelainan darah)
2. Pasien dengan syok hemoragi
3. Pasien dengan sepsis yang tidak berespon dengan antibody (khususnya untuk pasien dengan kultur
darah positif, demam persisten/38,3’C dan granulositopenia)
4. Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise)
5. Pasien dengan defisiensi factor koagulasi yang tidak bisa ditentukan
6. Pasien dengan panyakit hati dan mengalami defisensi faktir pembekua
IV. KONTRAINDIKASI
1. Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit pasien yang tidak normal
2. Pasien yang bertekanan darah rendah
3. Transfusi darah dengan golongan darah yang berbeda
4. Transfusi dengan darah yang mengandung penyakit seperti HIV/AIDS, Hepatitis B.
PETUNJUK
Keselamatan Kerja
NO ALAT GAMBAR
DAN PERLENGKAPAN
1. Selang tranfusi darah (set darah Y dengan fil
ter dalam selang)
2. Kantong/ botol berisi normal salin sebanyak
250-500 ml (NACL)
7. Sarung tangan
Prosedur Pelaksanaan
NO LANGKAH GAMBAR
1 a. Beri salam, panggil klien dengan
namanya dan perkenalkan diri.
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
Key point :
Perhatikan teknik komunikasi interpersonal
dengan baik sehingga klien mengerti penjelasan
yang diberikan
2 Siapkan alat dan bawa ke dekat pasien
Key point :
Tunjukan pada praktikan dan fungsi masing-
masing alat.
Key Point :
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk
Key Point :
Pastikan privasi klien benar benar terjaga demi
terjalinnya kepercayaan dan kerjasama yang
baik dengan klien.
8
Siapkan selang tranfusi darah.
Pasang IV line jika belum terpasang.
Key Point :
Usahakan cairan yang terpasang adalah NACL
9 Buka regulator / klem geser salin secara penuh.
Key Point :
Key Point :
Patikan nama pasien, golongan darah, dan no
darah sesuai dengan yang tertera di kantong
darah
Key Point :
Key Point :
Terlalu lama dalam waktu pemberian darah
dikarekan tetesan yang lambat akan membuat
darah beku dan tidak dapat dipakai lagi
Key Point :
Kemudian setiap setengah jam atau setiap jam
sampai tranfuse selesai: periksa kelengkapan
pemberian setiap unit darah, perhatikan ada
tidaknya alergi terhadap darah seperti gatal,
demam, kejang,dll
Key Point :
Lepaskan kantong darah yang telah kosong dan
tutup kembali selang penusuk darah.
18 Jika tidak ada lagi darah yang akan diberikan,
gantikan selang tranfuse darah dengan selang IV.
Key Point :
Isi waktu selesainya pemberian darah pada
lembar bank darah dan letakan fotokopi lembar
bank darah dengan kantong kosong atau
letakan fotokopi lembar bank darah pada
catatan.
Key Point :
Gunakan komunikasi terapeutik.
20 Cuci tangan 7 langkah setelah selesai
Lepaskan semua perhiasan dan jam tangan
Key Point :
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk
21 Dokumentasi
Key Point :
Mencatat tindakan yang diberikan di catatan
keperawatan / medis pasien.
Evaluasi