Anda di halaman 1dari 31

JOB SHEET INFUS

Nama Kelompok :
 Anisa Putri
 Irma Halimatu Sa’diyah
 Putri Azizah Harahap
 Nur Hamzah
 Siti Marlina
 Taufik Gymnastiar

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten


Jln. Rawa buntu No. 10 BSD City –Serpong
Tangerang Selatan
JOBSHEET

Mata Kuliah : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Topik Pembicaraan : Pemberian infuse transfuse
Unit : Keperawatan medical bedah 1
Waktu :-
Dosen : Ela Susilawati, S.Kp., M.Kep

Referensi

1. Kusmiyati. Y. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. 2007. Yogyakarta :Fitramay


a, hal : 62-67
2. https://vdokumen.com/reader/full/job-sheet-pemasangan-infus
3. Otsuka. Dasar Terapi Cairan dan Nutrisi.2007 Jakarta : PT Otsuka Indonesia, hal : 21-27.3.
4. Uliyah M dan Hidayat AA. Kebutuhan Dasar Manusia.2005 Jakarta : EGC, hal : 74-85
CAPAIAN PEMBELAJARAN

 Setelah mengikuti demonstrasi ini, mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk keterampilan
pemasangan infuse sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
 Mahasiswa dapat menggunakan alat untuk keterampilan pemasangan infus secara tepat.

DASAR TEORI

A. PENGERTIAN

Pemasangan infus adalah salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan sebagai tindakan
terapeutik. Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh
secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan yang
dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan

B. TUJUAN

Mahasiswa mampu melakukan keterampilan pemasangan infus :


1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam-basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam tubuh.
5. Memonitor Vena Sentral (CVP)
6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan ketika diistirahatkan.

C. INDIKASI
a. Pemenuhan kebutuhan cairan
b. Pemberian obat obatan intravena
c. Pemberian transfuse darah
d. Pemberian nutrisi parental (asam amino,dextrose)

D. Posisi pemasangan infuse


a. Mudah diakses
b. Dipasang pada exstremitas yang tidak dominan
c. Hindari pemasangan pada persendian
d. Sebisa mungkin tidak dipasang dikaki
e. Pehatikan kontraindikasi pemasangan infus

E. KONTRAINDIKASI
Infus tidak boleh dipasang pada ekstremitas yang mengalami tromboflebittis,terluka atau sering
terifeksi.
Daerah daerah pemasangan infus
a. Permukaan dorsal tangan : Vena savalika, V. Superfisial dorsalis, V. Basalika
b. Lengan bagian dalam : Vena basalika, V.Sefalika,V. Kabital median,V. median lengan bawah, V.
Radialis
c. Permukaan dorsal kaki : fleksus dorsalis,rumus dorsalis,V.safena magna.
F. JENIS-JENIS CAIRAN INFUS

Terbagi menjadi Isotonik,Hipotonik,dan Hipertonik


Contoh cairannya :
1. Ringer laktat berisi natrium laktat (1.55 g), natrium klorida (3.09 g), kalium klorida (0.15 g),
kalsium klorida (0.1 g) dan water for injection. Dapat hampir diberikan pada semua kondisi
klien dan dgunakan untuk induksi persalinan (ditambah dengan oksitosin)
2. Dextrose
Berisi anhydrous glucose (500 g) dan water for injection. Diberikan pada pasien
hipoglikemia,post sc dan pada pasien hyperemesis
3. Nacl
Berisi sodium chloride (0.9%w/v),biasa digunakan pada pasien hipotensi dan sebelum
transfuse darah

G. MACAM-MACAM UKURAN ABBOCATH

Menurut potter (1999) ukuran jarum infus berbeda-beda dan memiliki standar internasional,
yaitu :

1. Ukuran 14G
 Kode Warna orange
 Diperuntukan bagi pasien dengan kondisi massive trauma
2. Ukuran 16G
 Kode Warna abu-abu
 Diperuntukan bagi pasien usia di atas 8 tahu dan dewasa, pasien dengan trauma, pa
sien dengan indikasi bedah mayor, serta dengan kondisi pasien yang diperlukan ter
api sejumlah cairan infus diberikan kepada pasien, sehingga pemasangan jarum inf
us ukuran 16 umumnya digunakan pada vena besar
3. Ukuran 18G
 Kode warna hijau
 Diperuntukan bagi pasien anak usia 1-8 tahun serta anak diatas 8 tahun dan dewasa,
biasanya digunakan untuk melakukan tindakan pemberian cairan darah, komponen
darah serta cairan kental lainnya. Pemasangan jarum ukuran 18 pada vena besar.
4. Ukuran 20G
 Kode warna pink
 Diperuntukan bagi pasien anak dengan suia 1-8 tahun serta anak usia 8 tahun dan d
ewasa. Sering digunakan untuk menginfus darah, komponen darah serta cairan infu
s kental.
5. Ukuran 22G
 Kode warna biru
 Diperuntukan bagi pasien anak dengan usia 1-8 tahun serta dewasa usia lanjut. Jaru
m infus digunakan untuk menginfus sebagian besar cairan infus dan relative lebih
mudah untuk melakukan insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh. Kecepatan tete
san harus dipertahankan pada tetesan lambat.
6. Ukuran 24G
 Kode warna kuning
 Diperuntukan bagi pasien dengan usia dibawah 1 tahun ( neonates, bayi, anak ) dan
dewasa usia lanjut. Di gunakan untuk menginfus sebagian besar cairan infus dan r
elative lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis, dan rapuh. Kecepatan te
tsan pada penggunaan jarum ini dipertahankan pada tetasan lambat atau biasa diseb
ut micro drip.
7. Ukuran 26G
 Kode warna violet
 Diperuntukan bagi pasien dengan usia dibawah 1 tahun ( neonates, bayi, anak), dan
dewasa usia lanjut. Di gunakan untuk menginfus sebagian besar cairan infus dan r
elative lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis, dan rapuh. Namun jaru
m ukuran ini sangat jarang digunakan karena para tenaga medis niasanya cukup me
nggunakan ukuran jarum 24. Kecepatan tetesan harus dipertahankan pada tetesan y
ang sangat lambat.

Note : semakin besar angka ukuran jarum semakin kecil jarum tersebut

H. KOMPLIKS YANG MUNGKIN TERJADI

a. Emboli udara
Adalah Masuknya udara ke pembuluh darah. Terjadi apabila saat memasukan cairan ke selang
infuse tidak diperiksa terlebih dhulu apakah ada sisa gelembung tau tidak,karens Emboli udara
menimbulkan efek fatal yang dapat menimbulkan kematian.
b. Tromboflebitis
Adalah munculnya kemerahan,bengkak dan nyeri pada daerah pemasangan infuse. Hal ini
terjadi karena adanya proses peradangan akibat rusaknya pembuluh darah. Tromboflebitis
muncul apabila pengawasan saat pemberin nfuse tidak dilakukan dengan baik,pemasangan
infus terlalu lama (pada umumnya 3 hari)
c. Hematoma
Darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena,atau
kapiler terjadi akibat penekanan yang kurag tepat saat memasukan jarum,atau tusukan
berulang pada pembulu darah.
d. Infiltrasi
Masuknya jaringan infuse ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah ),terjadi akibat
ujung jarum infus melewati pembulu darah.

I. PERHITUNGAN INFUS

Menghitung cairan dan jumlah tetesan infus juga erat kaitannya dengan yang disebut drop factor
atau faktor tetesan, dimana faktor tetesan tersebut merupakan sebuah kunci untuk pemenuhan
kebutuhan cairan tiap-tiap pasien.
Terdapat 2 faktor tetes yang digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan yaitu
Factor tetes makro ( makro drip ) dan factor tets mikro ( mikro drip ).
FAKTOR TETES MAKRO

 Di Indonesia, macro drip yang digunakan hanya ada dua. Tergantung dari merek infus set
dan faktor tetesnya.
 Untuk infus set merek Otsuka, faktor tetes yang digunakan adalah 15 tetes/ml
 Sedangkan untuk infus set merek Terumo, faktor tetes yang digunakan adalah 20 tetes/ml
 Untuk faktor tetes 10 tetes/ml, jarang digunakan di Indonesia. Namun biasanya dapat
ditemui di rumah sakit umum pusat, rujukan nasional, dan rumah sakit pendidikan
 Faktor tetes makro biasanya digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan cairan untuk
dewasa
 Untuk transfusi darah (blood set) juga biasanya digunakan faktor tetes 15 tetes/ml

FAKTOR TETES MIKRO

Faktor Tetes Mikro (Micro Drip)


 Berbeda dengan dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus
set dan faktor tetes yang berbeda.
 Biasanya untuk anak digunakan faktor tetes yang disebut micro drip yaitu 60 tetes/ml

CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS

 gtt= makro tetes


 mgtt= mikro tetes
 jumlah tetesan = banyaknya tetesan dalam satu menit

Rumus Tetap Tetesan Infus

 1 gtt = 3 mgtt
 1 cc = 20 gtt
 1 cc = 60 mgtt
 1 kolf = 1 labu = 500 cc
 1 cc = 1 mL
 mggt/menit = cc/jam
 konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
 konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
 volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
 volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3

Rumus dasar dalam hitungan menit


Rumus dasar dalam jam

Faktor tetes rumus dewasa

Biasanya Untuk Faktor Tetes Dewasa : 20


Faktor Tetes anak : 60

Anak-anak (drip mikro)

Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus set dengan
tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc

Penurunan rumus anak

Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam jam) untuk pasien anak:

Jumlah tetesan per detik

PETUNJUK

1. siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pemasangan infus


2. baca dan pelajari job sheet
3. ikuti petunjuk instruktur
4. tanyakan pada instruktur hal-hal yang belum dipahami / dimengerti
5. laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan
KESELAMATAN KERJA

1. pastikan perhatian para pekerja


2. mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
3. gunakan sarung tangan
4. pastikan tidak ada udara dalam selang infus untuk mencegah emboli
5. hindari vena yang kecil dan bercabang
6. pastikan menyambung abocath dengan selang infus dengan rapat dan benar agar tidak bocor
7. hitung dengan benar tetsan selama 1 menit jaga kenyamanan dan keselamatan klien

PEKERJAAN LAB

No Peralatan infus Gambar

1. Infus set

2. Abocath
3. Kapas alcohol

4. Tourniquet

5. Gunting

6. Tiang infus
7. Bengkok

8. Baskom berisi larutan krorin 0,5 %

9. Cairan infus

10. Phantom tangan


11. Plester / micropore

12. Kassa steril

13. Betadine

13. Sarung tangan


14. Perlak kecil / pengalas

15. Alat tulis dan buku catatan


PROSEDUR KERJA

No Tindakan Gambar

1. Siapkan alat dan bahan

Key point
Susun alat secara ergonomis

2, Lakukan informed concern

Key point
Lakukan informed constn gunakan bahasa
yang mudah dimengerti dan ramah

3. Cuci tangan dibawah air yang mengalir

Key point
Cuci tangan yang dilakukan dengan tujuh
langkah cuci tangan dibawah iar mengalir
dan menggunakan sabun
4. Menggunakan sampiran untuk menjaga
privasi klien.

Key Point :
Pastikan privasi klien benar benar terjaga
demi terjalinnya kepercayaan dan
kerjasama yang baik dengan klien.

5, Atur peralatan dan buka kemasan steril

Key point
Gunakan teknik aseptic

6. Pasang klem rol sekitar 2-3 cm dibawah bilik

Key point
Pindakan klem rol pada posisi “off”

7. Tusukan set infus kedalam botol cairan

Key point
Lepaskan penutup pelindung IV tanpa
menyentuh lubangnya

8. Isi selang infus dengan menekan biblik drip


dan buka klem rol

Key point
Pastikan klem infus tidak ada gelembung
udara
9. Pakai sarung tangan

Key point
Tidak perlu sarung tangan steril

10. Pasang perlak / pengalas dibawah tempat


yang akan dipilih dan vena yang akan
digunakan

Key point
Pilih vena yang tampak besar , jelas, dan
tidak bercabang

11. Letakan tourniquet 10-12 cm diatas temoat


yang akan ditusuk

Key point
Tourniquet harus menyumbat aliran vena
bukan arteri

12. Bersihkan tempat penusukan dengan kapas


alcohol 70 %

Key point
Biarkan mengering selama 30 detik
13. Lakukan pungsi vena atau penusukan

Key point
Tahan vena dengan meletakan ibu nari
diatas vena

14. Periksa apakah jarum suadah masuk vena

Key point
Perhatikan ke;iarnya darah melalui bilik
flashback abocath

15. Hubungkan adapator jarum dengan selang


infus

Key point
Abocath masuk selang infus

16. Lepaskan tourniquet

17. Lepaskan klem roler untuk memulai tetsan


infus

Key point
Perhatikan tetesan infusan agar tidak terjadi
obstruksi aliran larutan IV
18. Lakukan fiksasi tempat pemasangan infus

Key point
Desinfeksi dengan betadine dan tutup
dengan kasa steril serta beri tanggal dan
jam pemasangan infus

19. Atur kecepatan aliran sesuai dnegan


kebutuhan, dan beri label

Key point
Atur kecepatan aliran sesuai dengan
kebutuhan, laber tersebut berisi (nama, dan
tanggal / waktu pemasangan infus )

20. Bereskan alat-alat dan rendam dalam lariuran


klorin 0,5 %

Key point
Kembalikan pada tempat semula

21. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Key point
Melepas sarung tangan dengan teknik pl

22. Cuci tangan 7 langkah dibawah air mengalir


selesai melakukan tindakan
23. Dokumentasi, catat dilembar tindakan

Key point
Catat jenis cairan, jam pemasangan, dan
kecepatan tetesan

EVALUASI

1. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan berurutan


2. Praktikan melakukan keterampilan dengan prinsip keselamatan kerja
3. Penempatan alat-alat yang digunakan mudah dijangkau dan dalam keadaan yang baik
(ergonomis)
4. Memperhatikan privasi klien dalam setiap prosedur
5. Memperhatikan kenyamanan dan keamanan klien dalam setiap prosedur.
6. Praktikan berkomunikasi terapeutik terhadap klien

JOB SHEET
TRANSFUSI
DARAH
Nama Kelompok :
 Anisa Putri
 Irma Halimatu Sa’diyah
 Putri Azizah Harahap
 Nur Hamzah
 Siti Marlina
 Taufik Gymnastiar

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten


Jln. Rawa buntu No. 10 BSD City –Serpong
Tangerang Selatan

JOBSHEET

Mata Kuliah : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Topik Pembicaraan : Pemberian infuse transfuse
Unit : Keperawatan medical bedah 1
Waktu :-
Dosen : Ela Susilawati, S.Kp., M.Kep

Referensi
1. Aziz Alimul Hidayat. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia .
Jakarta:EGC
2. Price,Sylvia A. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
EGC.
3. Smith-Temple, jean, dkk.(2010). Buku saku prosedur klinis keperawatan edisi 5.
Jakarta: EGC.
4. Weinstein,Sharon M. (2001). Buku saku terapi intravena edisi 2. Jakarta: EGC.
5. https://id.scribd.com/document/375967358/45827-jobsheet-Trasfusi-Darah

CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengikuti demonstrasi ini, mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk keterampilan transfusi
darah sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat untuk keterampilan transfusi darah secara tepat.

DASAR TEORI
I. PENGERTIAN
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke
sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti
kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya
organ pembentuk sel darah merah
II. TUJUAN
Tujuan dari transfusi darah:
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah dapat
meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen
2. Memperbaiki volume darah tubuh.
3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyain komponen leukosit yang
berperan sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing)
4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi trombosit
yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah terjadinya
perdarahan

III. INDIKASI

1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan postpartum, kecel
akaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar HB atau penyakit kelainan darah)
2. Pasien dengan syok hemoragi
3. Pasien dengan sepsis yang tidak berespon dengan antibody (khususnya untuk pasien dengan kultur
darah positif, demam persisten/38,3’C dan granulositopenia)
4. Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise)
5. Pasien dengan defisiensi factor koagulasi yang tidak bisa ditentukan
6. Pasien dengan panyakit hati dan mengalami defisensi faktir pembekua

IV. KONTRAINDIKASI
1. Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit pasien yang tidak normal
2. Pasien yang bertekanan darah rendah
3. Transfusi darah dengan golongan darah yang berbeda
4. Transfusi dengan darah yang mengandung penyakit seperti HIV/AIDS, Hepatitis B.

PETUNJUK

2. Keterampilan ini dikerjakan perorangan


3. Baca dan pelajari lembar kerja
4. Siapkan alat – alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomic
5. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
6. Laporkan hasil kerja setelah pekerjaan selesai

Keselamatan Kerja

1. Patuhi prosedur pekerjaan


2. Perhatikan keadaan umum klien pada saat pemberian kompres hangat
3. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya.
4. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.

Peralatan dan perlengkapan

NO ALAT GAMBAR
DAN PERLENGKAPAN
1. Selang tranfusi darah (set darah Y dengan fil
ter dalam selang)
2. Kantong/ botol berisi normal salin sebanyak
250-500 ml (NACL)

3. Paket set atau darah lengkap, sesuai progra


m

4. Penghangat darah (blood warmer) dan coile


d tubing

5. Lembar keterangan darah


6. Lembar monitoring ttv

7. Sarung tangan

8. Alat dan bahan untuk pelaksanaan set iv lin


e, bengkok, bak instrument, micropore
9. Alcohol sweb

Prosedur Pelaksanaan

NO LANGKAH GAMBAR
1 a. Beri salam, panggil klien dengan
namanya dan perkenalkan diri.
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.

Key point :
Perhatikan teknik komunikasi interpersonal
dengan baik sehingga klien mengerti penjelasan
yang diberikan
2 Siapkan alat dan bawa ke dekat pasien

Key point :
Tunjukan pada praktikan dan fungsi masing-
masing alat.

3 Cuci tangan 7 langkah


Lepaskan semua perhiasan dan jam tangan

Key Point :
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk

4 Menggunakan sampiran untuk menjaga privasi


klien.

Key Point :
Pastikan privasi klien benar benar terjaga demi
terjalinnya kepercayaan dan kerjasama yang
baik dengan klien.

7 Memakai sarung tangan


Key Point :
Mencegah kontaminasi silang agen infeksius

8
Siapkan selang tranfusi darah.
Pasang IV line jika belum terpasang.

Key Point :
Usahakan cairan yang terpasang adalah NACL
9 Buka regulator / klem geser salin secara penuh.
Key Point :

Atur kecepatan infuse yang akan


mempertahankan vena tetap terbuka (15
sampai 30 ml/jam) sampai darah tersedia.

10 Ambil darah dan lakukan pemeriksaan untuk


keamanan:
a. Saat darah diambil dari
Bank Darah, periksa informasi
darah dan informasi pasien,
bandingkan kemasan darah
dengan catatan program dan
periksa nama pasien, nomor
institusi, golongan darah, nomor
ID darah yang telah
dikomputerisasi dan tanggal
kadaluarsa.
b. Periksa identitas nama
pasien: nama dan nomor institusi.
Jika tercatat adanya
ketidasesuaian, segera beritahu
bank darah dan tunda pemeberian
tranfuse sampai masalah teratasi.
c. Periksa ketepatan
informasi identitas dengan
perawat kedua (double check).
Identitas pasien pertama kali dan
lakukan secara verbal dengan
memeriksa ketepatan format
identifikasi tertulis. Libatkan
pasien dalam proses identifikasi
secara verbal
Key Point :
Menghindari adanya kesalahan dalam
pemberian transfusi darah
11 Isi lembar bank darah dengan tanggal dan jam
permulaan infuse dan pemeriksaan informasi
yang dilakukan perawat.

Key Point :
Patikan nama pasien, golongan darah, dan no
darah sesuai dengan yang tertera di kantong
darah

12 Periksa dan catat denyut nadi, pernafasan,


tekanan darah dan suhu tubuh.

Key Point :

Memantau keadaan umum pasien

13 Lepaskan tutup di sisi lain selang darah untuk


memperlihatkan selang penusuk dan masukan
selang penusuk ke port kantong darah.
Key Point :

Lakukan hati-hati karena penusukan yang salah


dapat membuat darah terpecik keluar

14 Tutup regulator / klem geser (#1) pada sisi


selang normal salin dan buka regulator
darah/klem geser (#1) pada sisi selang darah.
Key Point :
Perhatikan respon klien saat darah mulai masuk

15 Atur kecepatan tetesan tranfusi darah


a. Maksimal 30 ml darah dalam 15
menit pertama
b. Setengah sampai seperempat volume
darah setiap jam (62-125 ml/jam
tergantung pada toleransi pasien
terhadap perubahan volume, periksa
untuk mengetahui apakah bank darah
akan membagi unit menjadi dua
bagian sehingga 8 jam dapat
digunakan untuk menginfuskan unit
darah secara total)

Key Point :
Terlalu lama dalam waktu pemberian darah
dikarekan tetesan yang lambat akan membuat
darah beku dan tidak dapat dipakai lagi

16 Periksa tanda vital dan suhu sekali lag setelah 15


menit dari awal tranfuse.

Key Point :
Kemudian setiap setengah jam atau setiap jam
sampai tranfuse selesai: periksa kelengkapan
pemberian setiap unit darah, perhatikan ada
tidaknya alergi terhadap darah seperti gatal,
demam, kejang,dll

17 Saat tranfusi darah selesai, tutup klem


regulator / klem geser salin (#1), buka
regulator / klem geser salin #1 dan mulai berikan
infuse normal salin.

Key Point :
Lepaskan kantong darah yang telah kosong dan
tutup kembali selang penusuk darah.
18 Jika tidak ada lagi darah yang akan diberikan,
gantikan selang tranfuse darah dengan selang IV.

Key Point :
Isi waktu selesainya pemberian darah pada
lembar bank darah dan letakan fotokopi lembar
bank darah dengan kantong kosong atau
letakan fotokopi lembar bank darah pada
catatan.

19 a. Evaluasi perasaan klien setelah


dilakukan tindakan dan keadaan klien
secara objektif.
b. Berikan reinforcement positif pada
klien.
c. Akhiri pertemuan dengan baik

Key Point :
Gunakan komunikasi terapeutik.
20 Cuci tangan 7 langkah setelah selesai
Lepaskan semua perhiasan dan jam tangan

Key Point :
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk

21 Dokumentasi

Key Point :
Mencatat tindakan yang diberikan di catatan
keperawatan / medis pasien.

Evaluasi

1. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan berurutan


2. Praktikan melakukan keterampilan dengan prinsip keselamatan kerja
3. Penempatan alat-alat yang digunakan mudah dijangkau dan dalam keadaan yang baik
(ergonomis)
4. Memperhatikan privasi klien dalam setiap prosedur
5. Memperhatikan kenyamanan dan keamanan klien dalam setiap prosedur.
6. Praktikan berkomunikasi terapeutik terhadap klien

Anda mungkin juga menyukai