Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

BIODTA PENULIS MATAN JAZARY

PEMBUKAAN

TEMPAT KELUAR NYA HURUF

SIFAT – SIFAT HURUF

TAJWID

TEBAL DAN TIPIS NYA HURUF

MIM DAN NUN TASYDID DAN MIM SUKUN

MAD DAN QOSHR

WAQOF

HAMZAH WASHAL DAN HAMZAH QOTH’I

PENUTUP
BIODATA PENULIS MATAN JAZARY

 Nama Lengkap : Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Yusuf
 Al – Jazary : Di nisbatkan kepada kakek nya. Dan penisbatan itu berdasarkan pada
jazirah Ibn Umar yang berada di sungai Dajlah , yang sekarang di kenal dengan nama jazirah
Buton. Beliau lahir dan di besarkan di Damaskus.
 Asy – Syafi’i : Madzhab yang beliau ambil. Di nisbatkan kepada Imam Muhammad bin
Idris Asy –Syafi’i Al – Qursy (wafat pada tahun 204 H) .
 Nasab beliau berakhir sampai ‘Abdu Manaf, kakek ke tiga dari Nabi Muhammad SAW.
 Sejarah kehidupan Imam Jazary :
 Pada tahun 750 H Ayah dari Imam Jazary melaksanakan haji. Dan meminum air
zamzam yang di niatkan supaya mempunyai anak yang ahli agama.
 Imam Jazary di lahirkan di Damaskus pada tanggal 25 Ramadhan tahun 751 H
 Di usia 13 tahun beliau telah menghafal Al – Quran dan menjadi imam shalat sejak
umur 14 tahun.
 Di usia 15 tahun beliau telah mempelajari macam – macam qiraat dari beberapa
syeikh. Kemudian beliau mengumpulkan macam – macam qiraat yang terdapat di
buku karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad ibn Lubban Ad – Dimasyqi.
 Beliau tinggal beberapa tahun di Qubbatin Nashr,Masjid Umawi yang terletak di
Damaskus. Kemudian beliau membangun kelas untuk mempelajari Al – Quran di
masjid tersebut yang dinamai “Daar Al – Quran Al – Kariim”.
 Kemudian beliau memasuki Turki dan tinggal di kota Burshoh. Sesampainya di Turki
pemimpin Turki dikala itu yang bernama Sultan Bayazid Khan sangat memuliakan
beliau. Di turki beliau mengajarkan qiro’at dan hadits dan menulis buku yang
berjudul “An – Nasyr fii Al- Qirooat Al – ‘Asyr”
 Pada tahun 805 H seseorang bernama Timor Lank mengajak beliau ke suatu tempat
yang berada di belakang sungai dan mengajarkan ilmu – ilmu yang beliau miliki
dalam waktu beberapa tahun.
 Pada tahun 823 H beliau melaksanakan haji dan dalam perjalanannya beliau sempat
menulis buku yang berjudul “Ad – Durroh fii Al – Qirooat Ats – Tsalaats”
 Beliau wahat pada tanggal 5 Rabi’ul Awwal tahun 833 H di Kota Syiiraz
PEMBUKAAN

Pokok – Pokok Bahasan Ilmu Tajwid

1. Definisi :
Tajwid
Secara bahasa : Mashdar dari jawwada yakni hassana , yang bermakna membaguskan
Secara istilah : Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan haq
dan mustahaq nya.
Haq huruf : Sifat – sifat wajib bagi setiap huruf yang tidak dapat di pisahkan dalam
kondisi apapun. Seperi sifat Hams, Jahr, Syiddah, dsb.
Mustahaq huruf : Sifat – sifat yang ada pada suatu huruf dalam kondisi tertentu. Seperti sifat
tebal nya huruf yang muncul dari huruf – huruf isti’la.
2. Objek : Kata – kata yang terdapat di dala Al - Quran
3. Manfaat :
 Menjaga lisan dari kesalahan ketika membaca Al – Quran
 Menjaga keaslian Al – Quran, karena keaslian nya di peroleh dengan cara riwayah
 Mengharap pahala dari Allah SWT.
4. Keutamaan : Ilmu tajwid merupakan salah satu dari ilmu – ilmu yang paling mulia
berdasarkan keterkaitan nya dengan Kalaam Allah
5. Hubungan : Termasuk dari ilmu – ilmu syar’i yang berkaitan dengan Al - Quran
6. Pencetus :
 Dari segi ‘Ilmiah
Terdapat perbedaan pendapat dalam masalah ini. Ada yang mengatakan bahwa
pencetus pertamanya adalah Al – Kholil bin Ahmad Al – Farohidi. Pendapat lain
mengatakan bahwa percetus pertamanya adalah Abu Aswad Ad – Du’ali. Dan ada
juga yang mengatakan bahwa pencetus pertamanya adalah Abu ‘Ubaid Al – Qosim
bin Salam. Dan pendapat – pendapat lain nya dari para ahli qiraat dan bahasa.
 Dari segi ‘Amaliah
Yakni Nabi Muhammad SAW. Beliau telah di bacakan langsung kepada nya dari Jibril
dari Allah SWT. Kemudian Rasulullah membacakan kepada para sahabat nya. Dari
sahabat kepada tabi’in. Dan begitu seterusnya hingga sampai pada zaman sekarang
dengan bacaan yang sesuai dengan tajwid nya dan silsilah yang tersambung sampai
ke Rasulullah.
7. Nama : Ilmu Tajwid
8. Landasan : Bacaan Al – Quran sesuai dengan bacaan Rasulullah yang di bacakan oleh
Jibril dari Allah SWT.
9. Hukum syar’i :
 Hukum mengamalkan : Fardhu ‘ain atau wajib bagi setiap orang yang membaca Al –
Quran
Dalil dari Al – Quran : ( ‫ ) و رﺗل اﻟﻘرآن ﺗرﺗﯾﻼ‬: ‫ﻗوﻟﮫ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
Dalil Ijma’ : Tidak terdapat bacaan dari Rasulullah atau sahabat atau tabi’in atau ahli
– ahli qiraah yang membaca tanpa ghunnah, mad, dan hukum – hukum tajwid yang
di ketahui. Dan mereka sepakat bahwasanya tidak oleh membaca Al – Quran tanpa
tajwid.
 Hukum mengajarkan : Fardhu kifayah yakni apabila telah ada salah seorang yang
mengajarkan nya maka gugur lah kewajiban yang lain nya.
10. Permasalahan : Qodhoya, tata cara yang berhubungan dengan tajwid seperti hukum nun
sukun, mad, dsb.

Rukun – Rukun Bacaan yang Benar

1. Sesuai dengan salah salah satu bentuk Bahasa Arab


2. Sesuai dengan Quran ‘Utsmani
3. Sanad atau silsilah nya tersambung ke Rasulullah

Jika salah satu dari ke tiga rukun yang di sebutkan hilang atau tidak ada, maka bacaan tersebut tidak
benar atau salah.

Tingkatan Bacaan yang Benar

1. Tahqiq : Membaca Al – Quran dengan perlahan di sertai dengan bacaan yang benar tanpa
ada nya penambahan atau pengurangan dan memberikan setiap huruf haq dan mustahaq
nya. Pada tingkatan ini sangat sesuai jika di gunakan dslam metode pembelajaran.
2. Tadwiir : Membaca Al – Quran dengan kecepatan sedang antara cepat dan lambat.
3. Hadr : Membaca Al – Quran dengan cepat dengan tetap memperhatikan hukum tajwid.

Dan tartil tidak mempunyai tingkatan khusus, melainkan termasuk ke tiga tingkatan yang telah di
sebutkan di atas.

Yang di maksud dengan tartil adalah membaca Al – Quran dengan faham dan dan tadabbur , juga
memberikan setiap huruf haq dan mustahaq nya dari segi sifat dan tempat keluar nya. Karena Al –
Quran turun untuk di amal kan dan di renung kan.
Kesalahan – Kesalahan dalam Bacaan

1. Definisi :
Secara bahasa : Kesalahan
Secara istilah : Kesalahan – kesalahan yang terjadi dalam pengucapan kalimat – kalimat yang
terdapat di dalam Al – Quran baik itu dari segi I’rob atau tajwid nya.
2. Pembagian :
a. Al – Lahn Al –Jalii
 Definisi : Kesalahan yang terjadi pada kata Al – Quran mengubah makna ataupun
tidak.
 Sebab penamaan : Dinamakan Al – Lahn Al –Jalii karena kesalahan ini terlihat
jelas dan dapat diketahui oleh semua orang
 Tempat – tempat terjadinya :
- Di dalam harf
Terktukarnya satu huruf dengan huruf lain nya
Contoh : (‫ )ﻋﯾﺷﺔ راﺿﯾﺔ‬menjadi (‫)ﻋﯾﺷﺔ رادﯾﺔ‬
Menambahkan huruf dalam suatu kata
Contoh : (‫ )و ﻟﺗﺳﺄﻟن‬menjadi (‫)و ﻻ ﺗﺳﺋﻠون‬
Mengurangi huruf dalam suatu kata
Contoh : (‫ )و ﻻ ﺗﻣوﺗن‬menjadi (‫)و ﻟﺗﻣوﺗن‬
- Di dalam harokat
Tertukarnya satu harokat dengan harokat lainnya
Contoh : (‫)أﻧﻌﻣت‬
Membaca mim atau nun sukun dengan harokat fathah
Contoh : (‫)أﻧﻌﻣت‬
b. Al – Lahn Al – Khofii
 Definisi : Kesalahan yang terjadi dalam kata – kata yang terdapat dalam Al –
Quran namun tidak merubah makna.
 Sebab penamaan : Dinamakan Al – Lahn Al – Khofii karena kesalahan yang
terjadi hanya diketahui oleh Qurro.
 Pembagian Al – Lahn Al – Khofii :
- Kesalahan yang diketahui oleh semua Qurro seperti yang terjadi dalam
hukum – hukum tajwid.
- Kesalahan yang hanya diketahui oleh sebagian Qurro seperti berlebihan
dalam sifat takriir dalam mengucapkan huruf Ro.
Hukum – Hukum Membaca Isti’adzah , Basmallah, dan Awal Surat

1. Cara Membaca Isti’adzah, Basmallah, dan Awal Surat di dalam Surat At – Taubah dan Ali
Imron.
a. Waqof di semua tempat (isti’adzah, basmallah, dan awal surat)
b. Washol di semua tempat
c. Washol di isti’adzah dan basmallah, Qotho’ di awal surat
d. Memisahkan isti’adzah dengan basmallah, dan menyambungkan basmallah dengan awal
surat
2. Cara Membaca Isti’adzah ketika memulai surat At – Taubah
a. Memisahkan seluruhnya selain basmallah
b. Menyambung seluruhnya tanpa mengucapkan basmallah
3. Cara Membaca di antara dua surat
a. Berhenti secara keseluruhan
b. Menyambung secara keseluruhan
c. Berhenti di akhir surat, dan menyambung basmallah dengan awal surat
d. Berhenti di akhir surat dan basmallah, kemudian memulai kembali di awal surat
(berhenti dengan cara ini dilarang)
4. Cara Membaca Akhir Surat Al – Anfal dan Awal Surat At – Taubah
a. Waqof (berhenti di akhir Al – Anfal kemudian memulai surat At – Taubah tanpa
basmallah)
b. Washol (menyambung akhir surat Al – Anfal dengan awal surat At – Taubah tanpa
basmallah)
c. Saktah (berhenti sejenak tanpa nafas di akhir surat Al – Anfal dan memulai kembali di
awal surat At – Taubah tanpa basmallah)
5. Cara Membaca Mim di (‫ )اﻟم‬surat Ali – Imron dengan Lafadz Allah
a. Berhenti di mim dengan panjang 6 harakat kemudian memulai kembali lafadz Allah
b. Menyambung (‫ )اﻟم‬dengan lafadz Allah dengan panjang 6 harakat dengan membaca mim
dengan harokat fathah
c. Menyambung (‫ )اﻟم‬dengan lafadz Allah dengan panjang 2 harakat dengan membaca mim
dengan harokat fathah
Tempat Keluar nya Huruf

Makhroj 'Aam Makhroj Khosh Huruf


Jauf - ‫اوي‬
Tenggorokan Pangkal ‫ءه‬
Tengah ‫عح‬
Atas ‫غخ‬
Lidah Pangkal ‫ق‬
‫ك‬
Tengah ‫جشي‬
Sisi ‫ض‬
‫ل‬
Ujung ‫ن‬
‫ر‬
‫طدت‬
‫صز‬
‫س‬
‫ظدث‬
Bibir Bibir atas ‫ف‬
Kedua bibir ‫وبم‬
Sifat – Sifat Huruf

1. Sifat Lazimah : Sifat wajib bagi huruf yang tidak terpisahkan dalam kondisi apapun
 Sifat – sifat yang memiliki lawan:
- Hams : Mengalirnya nafas ketika mengucapkan huruf (‫)ﻓﺣﺛﮫ ﺷﺧص ﺳﻛت‬
Jahr : Tertahannya nafas ketika mengucapkan huruf
- Syiddah : Tertahannya suara ketika mengucapkan huruf (‫)أﺟد ﻗط ﺑﻛت‬
Rokhowah : Mengalirnya suara ketika mengucapkan huruf
Tawassuth : Pertengahan antara tertahan dan mengalirnya suara ketika
mengucapkan huruf (‫)ﻟن ﻋﻣر‬
- Isti’la : Naiknya lidah ke langit – langit atas mulut ketika mengucapkan
huruf (‫)ﺧص ﺿﻐط ﻗظ‬
Istifal : Turunnya lidah ke bagian bawah mulut ketika mengucapkan huruf
- Ithbaq : Menempelnya lidah ke langit – langit atas mulut ketika
mengucapkan huruf (‫)ص ض ط ظ‬
Infitah : Terbukanya antara lidah dan langit – langit atas mulut ketika
mengucapkan huruf
- Idzlaq : Huruf – huruf yang mudah di ucapkan (‫)ﻓر ﻣن ﻟب‬
Ishmat : Huruf – huruf yang sulit di ucapkan

 Sifat – sifat yang tidak memiliki lawan :


- Shofiir : Suara desisan yang muncul di antara kedua bibir ketika
mengucapkan huruf (‫)ص س ز‬
- Qolqolah : Suara pantulan yang keluar di huruf – huruf tertentu dalam kondisi
sukun (‫)ب ج د ط ق‬
Urutan qolqolah:
a. Paling besar pantulan nya: Jika salah satu huruf qolqolah bertasydid dan
terletak di akhir kalimat
b. Besar pantulan nya : Jika salah satu huruf qolqolah tidak bertasydid dan
terletak di akhir kalimat
c. Kecil pantulan nya : Jika salah satu huruf qolqolah berharokat sukun dan
terletak di tengah kalimat
- Liin : Huruf – huruf tertentu yang mudah di ucapkan
(‫ )و‬sukun atau (‫ )ي‬sukun yang di dahului fathah sebelumnya
- Inhirof : Melenceng nya huruf dari tempat keluar sebenarnya
Huruf (‫ )ر‬melenceng dari ujung lidah ke tengah lidah.
Huruf (‫ )ل‬melenceng dari sisi lidah ke ujung lidah.
- Takriir : (‫)ر‬
- Tafasyi : Menyebar nya udara di dalam mulut ketika mengucapkan huruf ‫ش‬
- Istitholah : Melebar nya lidah ke samping hingga mengenai gigi geraham atas
salah satu nya atau keduanya (‫)ض‬

2. Sifat ‘Aridhoh : Sifat yang muncul dalam kondisi tertentu dan dapat di pisahkan dari huruf
- Harakaat
- Sukun
- Saktah
- Idzhar
- Idghom
- Iqlab
- Ikhfa
- Tebal nya huruf
- Tipis nya huruf
- Mad
- Qashr
TABEL SIFAT – SIFAT HURUF

Huruf
‫أ‬ Jahr Syiddah Istifal Infitah Ishmat
‫ب‬ Jahr Syiddah Istifal Infitah Idzlaq Qolqolah
‫ت‬ Hams Syiddah Istifal Infitah Ishmat
‫ث‬ Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat
‫ج‬ Jahr Syiddah Istifal Infitah Ishmat Qolqolah
‫ح‬ Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat
‫خ‬ Hams Rokhowah Isti'la Infitah Ishmat
‫د‬ Jahr Syiddah Istifal Infitah Ishmat Qolqolah
‫د‬ Jahr Rokhowah Istifal Infitah Ishmat
‫ر‬ Jahr Tawassuth Istifal Infitah Idzlaq Inhirof Takriir
‫ز‬ Jahr Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Shofiir
‫س‬ Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Shofiir
‫ش‬ Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat Shofiir
‫ص‬ Hams Rokhowah Isti'la Ithbaq Ishmat Shofiir
‫ض‬ Jahr Rokhowah Isti'la Ithbaq Ishmat Istitholah
‫ط‬ Jahr Syiddah Isti'la Ithbaq Ishmat Qolqolah
‫ظ‬ Jahr Rokhowah Isti'la Ithbaq Ishmat
‫ع‬ Jahr Tawassuth Istifal Infitah Ishmat
‫غ‬ Jahr Rokhowah Isti'la Infitah Ishmat
‫ف‬ Hams Rokhowah Istifal Infitah Idzlaq
‫ق‬ Jahr Syiddah Isti'la Infitah Ishmat Qolqolah
‫ك‬ Hams Syiddah Istifal Infitah Ishmat
‫ل‬ Jahr Tawassuth Istifal Infitah Idzlaq Inhirof
‫م‬ Jahr Tawassuth Istifal Infitah Idzlaq
‫ن‬ Jahr Tawassuth Istifal Infitah Idzlaq
‫و‬ Jahr Rokhowah Istifal Infitah Ishmat
‫ه‬ Hams Rokhowah Istifal Infitah Ishmat
‫ي‬ Jahr Rokhowah Istifal Infitah Ishmat

Huruf Ro adalah huruf yang memiliki sifat terbanyak yaitu 7 sifat. Rata – rata setiap huruf
memiliki 5 atau 6 sifat. Dan tidak ada huruf yang mempunyai sifat kurang dari 5 atau lebih dari 7.
TAJWID
1. Definisi :
Secara bahasa : Tahsiin atau membaguskan
Secara istilah : Memberikan setiap huruf haq nya dari sifat – sifat ketika mengucapkan nya
dengan bentuk yang sempurna dan juga mustahaq nya dari hukum – hukum yang berkaitan
dengan huruf tersebut. Dan mengeluarkan huruf sesuai dengan tempat keluar nya.
2. Tujuan :
- Melafalkan Kalaam Allah SWT dengan sebaik – baik bentuk
- Menjaga lidah dari kesalahan , dalam istilah yang di maksud dengan kesalahan
adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca Al – Quran, yang telah kita bahas
sebelumnya.
3. Sebab di wajibkan nya mempelajari Ilmu Tajwid
- At – Tawatur atau tersambung. Bahwasanya Al – Quran dari tahun ke tahun
memiliki silsilah yang tersambung dari sahabat yang mendengar langsung dari
Rasulullah SAW. Beliau di bacakan langsung oleh Jibril ‘alaihissalaam dari Allah
SWT.
- Tajwid adalah rahasia yang terdapat dalam fashohah Al – Quran
TAFKHIM DAN TARQIQ

1. Definisi Tafkhim :
Secara bahasa : Tebal
Secara istilah : Menebalkan huruf dengan menjadikan nya tebal di makhroj dan kuat di
sifat
2. Definisi Tarqiq :
Secara bahasa : Tipis
Secara istilah : Menipiskan huruf dengan menjadian nya tipis di makhroj dan lemah di sifat
3. Tingkatan Tafkhim :
- Huruf – huruf tafkhim yang berharokat fathah setelah nya alif (‫)ﺧَ ﺎﻟدﯾن‬
- Huruf – huruf tafkhim yang berharokat fathah (‫) َﻗ َﺗ َل‬
- Huruf – huruf tafkhim yang berharokat dhommah (‫)اﻟﺻدور‬
- Huruf – huruf tafkhim yang berharokat sukun (‫)ﯾﺧﻠق‬
- Huruf – huruf tafkhim yang berharokat kasroh (‫)ﺻراط‬
4. Pembagian huruf berdasarkan tafkhim dan tarqiq nya :
- Huruf – huruf yang selalu tebal (‫)خ ص ض غ ط ق ظ‬
- Huruf – huruf yang selalu tipis (huruf – huruf selain huruf di atas, alif, lam, dan
ro)
- Huruf – huruf yang terkadang tebal dan terkadang tipis
a. Alif
Pada dasarnya huruf alif tidak di sifati oleh tebal atau tipis, melainkan
mengikuti huruf sebelumnya. Jika huruf sebelumnya tebal maka alif pun
dibaca tebal, begitu pun sebaliknya, jika huruf sebelumnya tipis maka alif
pun dibaca tipis.
b. Ro
Dibaca tebal jika :
 Ro berharokat fathah. Contoh : (‫)رَ ﺣﯾم‬
 Ro sukun sebelumnya fathah. Contoh : (‫)ﺑَرق‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya sukun dan
fathah. Contoh : (‫)اﻟﺑﺣر‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya alif dan
fathah. Contoh: (‫)و ﺑﺋس اﻟﻘرار‬
 Ro berharokat dhommah. Contoh : (‫)رزﻗوا‬
 Ro sukun sebelumnya dhommah. Contoh : (‫)ﻏرﻓﺔ‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya sukun dan
dhommah.
Contoh : (‫)ﯾرﯾد ﷲ ﺑﻛم اﻟﯾﺳر‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya waw dan
dhommah.
Contoh : (‫)ﻟن ﺗﺑور‬
 Ro sukun sebelumnya huruf isti’la yang berharokat kasroh. Dan ini
hanya terdapat di tiga tempat (‫ )ﻣرﺻﺎد‬, (‫ )ﻗرطﺎس‬, (‫ )ﻓرﻗﺔ‬.
 Ro sukun sebelumnya alif berharokat kasroh ‘aaridhoh. Contoh :
(‫)ارﺟﻌﻲ‬

Dibaca tipis jika :


 Ro berharokat kasroh. Contoh : (‫)اﻟرﺟﺎل‬
 Ro sukun sebelumnya kasroh dan setelahnya bukan huruf isti’la.
Contoh : (‫)ﻓرﻋون‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya huruf istifal
berharokat sukun dan sebelumnya kasroh. Contoh : (‫)ﺣﺟر‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya yaa
maddiyyah. Contoh : (‫)ﻗدﯾر‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya yaa sukun.
Contoh : (‫)ﻣن ﺧﯾر‬
 Ro mumalah

Dapat dibaca tebal atau tipis jika :


 Boleh di baca tebal atau tipis, namun lebih utama tipis
Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof sebelumnya huruf isti’la
sukun dan sebelumnya berharokat fathah. Contoh : (‫)ﻣﺻر‬
 Boleh di baca tebal atau tipis, namun lebih utama tebal
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof setelah nya
terdapat huruf ya yang di hapus dengan tujuan
meringankan.
Contoh : (‫ )ﻧدر‬, (‫ )ﯾﺳر‬, (‫)اﻟﺟوار‬
 Ro sukun ‘aaridhoh dalam kondisi waqof setelah nya
terdapat huruf ya yang di hapus karena . Contoh : (‫)أﺳر‬
 Ro yang terdapat di kata (‫ )اﻟﻘطر‬dalam kondisi waqof
 Ro yang terdapat di kata (‫ )ﻓرق‬dalam kondisi washol
c. Lam
Huruf lam di baca tebal jika terdapat di kata (‫ )ﷲ‬yang sebelumnya
berharokat fathah atau dhommah. Contoh (‫ )ﻗﺎل ﷲ‬, (‫)ﻋﺑد ﷲ‬
Huruf lam di baca tipis jika terdapat di kata (‫ )ﷲ‬yang sebelumnya berharokat
kasroh. Contoh (‫ )ﺑﺳم ﷲ‬. Dan juga di setiap kata selain (‫ )ﷲ‬maka lam di baca
tipis.
5. Tafkhim Nisbi : yaitu tafkhim yang terjadi di huruf (‫ )غ‬dan (‫)خ‬. Di namakan tafkhim nisbi di
sebabkan oleh lemah nya kadar ketebalan ketika mengucapkan huruf tersebut. Dan ini
terjadi di tiga kondisi
- Apabila (‫ )غ‬dan (‫ )خ‬berharokat kasroh
Contoh : (‫ )ﻣن ﻏل‬, (‫)ﻣن ﺧﻼف‬
- Apabila (‫ )غ‬dan (‫ )خ‬sukun sebelumnya kasroh asli
Contoh : (‫ )ﻻ ﺗزغ ﻗﻠوﺑﻧﺎ‬, (‫)اﺧواﻧﺎ‬
- Apabila (‫ )غ‬dan (‫ )خ‬sukun sebelumnya kasroh ‘aaridh
Contoh : (‫ )اﻻ ﻣن اﻏﺗرف‬, (‫)و ﻟﻛن اﺧﺗﻠﻔوا‬
Namun ada pengecualian jika (‫ )خ‬sukun sebelumnya kasroh dan setelahnya huruf (‫ )ر‬maka di
baca tebal secara kuat. Hal ini di sebabkan oleh huruf ro yang di baca tebal.
Contoh : (‫)و ھو ﻣﺣرم ﻋﻠﯾﻛم اﺧراﺟﮭم‬
6. Perbedaan pendapat pada huruf qof yang terdapat dalam kalimat (‫ )أﻟم ﻧﺧﻠﻘﻛم ﻣن ﻣﺎء ﻣﮭﯾن‬:
- Memasukkan huruf qof ke huruf kaf secara sempurna hingga tidak tersisa sifat
isti’la yang ada pada huruf qof.
- Memasukkan qof ke huruf kaf namun tidak secara sempurna karena msih tersisa
sifat isti’la yang ada pada huruf qof.
MUTAMATSILAIN, MUTAJANISAIN, MUTAQORIBAIN, MUTABA’IDAIN

1. Mutamatsilain : Apalia dua huruf memiliki kesamaan di makhroj dan sifat.


Pembagian Mutamatsilain :
- Shogiir : Apabila huruf pertama sukun dan huruf kedua berharokat.
Contoh : (‫ )أﻟم أﻗل ﻟك‬.
Kecuali jika :
 Jika huruf pertama dari mutamatsilain adalah huruf ya maddiyyah maka
wajib di baca idzhar karena apabila di baca idghom enebabkan hilangnya
huruf mad tersebut. Contoh : (‫)ﻓﻲ ﯾوم‬
 Jika huruf pertama dari mutamatsilain adalah (‫ )ه‬sukun .
Contoh : (‫)ﻣﺎ أﻏﻧﻰ ﻋﻧﻲ ﻣﺎﻟﯾﮫ ھﻠك ﻋﻧﻲ ﺳﻠطﺎﻧﯾﺔ‬
- Kabiir : Apabila kedua huruf berharokat maka wajib di baca idzhar.
Contoh : (‫)ﻧﺣن ﻧﻘص‬
Kecuali yang terdapat di dalam kata - kata di bawah ini
 (‫)ﻗﺎﻟوا ﯾﺄﺑﺎﻧﺎ ﻣﺎ ﻟك ﻻ ﺗﺄﻣﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﯾوﺳف و اﻧﺎ ﻟﮫ ﻟﻧﺻﺣون‬
Asli kata dari (‫ )ﺗﺄﻣﻧﺎ‬adalah (‫)ﺗﺄﻣﻧﻧﺎ‬
Pendapat pertama membaca dengan roum atau 2/3 harokat atau di
sebut juga dengan ikhtilas .
Pendapat kedua membaca dengan isymam atau memonyongkan bibir
tanpa keluarnya suara. Cara baca seperti ini dapat di ketahui oleh orang
yang melihat , tidak bagi orang yang buta.
 (‫ )ﻣﻛﻧﻲ‬, (‫ )ﺗﺄﻣروﻧﻲ‬, (‫ )أﺗﺣﺎﺟوﻧﻲ‬, (‫)ﻧﻌﻣﺎ‬
Asli kata dari kata – kata tersebut adalah (‫ )ﻣﻛﻧﻧﻲ‬, (‫ )ﺗﺄﻣروﻧﻧﻲ‬, (‫ )أﺗﺣﺎﺟوﻧﻧﻲ‬,
(‫ )ﻧﻌم ﻣﺎ‬. Maka wajib memasukkan huruf pertama ke huruf kedua.
- Muthlaq : Apabila huruf pertama berharokat dan huruf kedua sukun. Maka
wajib di baca idzhar. Contoh : (‫)ﯾﻣﺳﺳﻧﻲ‬
2. Mutajanisain : Apabila dua huruf memiliki kesamaan di makhroj tetapi berbeda di sifat.
Pembagian Mutajanisain :
- Shogiir : Apabila huruf pertama sukun dan huruf kedua berharokat. Maka wajib
di baca idzhar . Contoh : ()
Kecuali apabila terdapat dalam kondisi di bawah ini maka wajib di baca idghom:
 (‫ )د‬bertemu (‫ )ت‬. Contoh : (‫)ﻗد ﺗﺑﯾن‬
 (‫ )ت‬bertemu (‫ )د‬. Contoh : (‫)أﺟﯾﺑت دﻋوﺗﻛﻣﺎ‬
 (‫ )ت‬bertemu (‫ )ط‬. Contoh : (‫)ودت طﺎﺋﻔﺔ‬
 (‫ )د‬bertemu (‫ )ظ‬. Contoh : (‫)اد ظﻠﻣوا‬
 (‫ )ث‬bertemu (‫ )د‬. Contoh : (‫)ﯾﻠﮭث دﻟك‬
 (‫ )ب‬bertemu (‫ )م‬. Contoh : (‫)ارﻛب ﻣﻌﻧﺎ‬
 (‫ )ط‬bertemu (‫ )ت‬. Contoh : (‫)ﺑﺳطت‬
- Kabiir : Apabila kedua huruf berharokat. Maka wajib dibaca idzhar .
Contoh : (‫)أﺑوﯾك‬
- Muthlaq : Apabila huruf pertama berharokat dan huruf kedua sukun. Maka
wajib dibaca idzhar .
Contoh : (‫)ﺗدﻋون‬
3. Mutaqoribain : Apabila kedua huruf berdekatan di makhroj dan berbeda di sifat. Maka wajib
dibaca idzhar .
Pembagiaan mutaqoribain :
- Shogiir : Apabila huruf pertama sukun dan huruf kedua berharokat.
Contoh : (‫)ﺟﻌﻠﻧﺎ‬
- Kabiir : Apabila kedua huruf berharokat.
Contoh : (‫)ﻟﻧﺎ‬
- Muthlaq : Apabila huruf pertama berharokat dan huruf kedua sukun.
Contoh : (‫)ﻟن‬
Kecuali apabila Lam bertemu dengan Ro seperti (‫ )وﻗل رب‬maka wajib dibaca
idghom .
4. Mutaba’idain : Apabila kedua huruf berjauhan di makhroj dan berbeda di sifat. Maka wajib
dibaca idzhar .
Pembagian mutaba’idain :
- Shogiir : Apabila huruf pertama sukun dan huruf kedua berharokat.
Contoh : (‫)اھﺑطوا‬
- Kabiir : Apabila kedua huruf berharokat.
Contoh : (‫)أﻧﺎ‬
- Muthlaq : Apabila huruf pertama berharokat dan huruf kedua sukun.
Contoh : (‫)ﺑﮭﺗﺎﻧﺎ‬
NUN DAN MIM TASYDID DAN MIM SUKUN

 Nun dan Mim Syiddah (Ghunnah)


1. Definisi :
Secara bahasa : Suara dengung yang keluar dari rongga hidung.
Secara istilah : Suara dengung yang keluar dari rongga hidung yang terbentuk
pada huruf nun dan mim dan tidak dipengaruhi oleh lidah.
2. Tempat keluar : Rongga hidung
3. Contoh :
- Ghunnah dalam huruf nun
Yang terdapat dalam satu kata : (‫)اﻟﺟﻧﺔ‬
Yang terdapat dalam dua kata : (‫)ﻣن ﻧور‬
- Ghunnah dalam huruf mim
Yang terdapat dalam satu kata : (‫)أﻣﺗﻛم‬
Yang terdapat dalam dua kata : (‫)ﻟﮭم ﻣﺎ ﯾﺷﺎءون‬
4. Tingkatan ghunnah :
- Paling sempurna : Apabila nun dan mim bertasydid
Contoh : (‫ )أﻧﺎ‬, (‫)ﻣن ﻧﻌﻣﺔ‬
- Sempurna : Apabila terjadi dalam kondisi idghom naaqish
Contoh : (‫ )ﻣن وال‬, (‫)ﻣن ﯾﻌﻣل‬
- Lebih sedikit dari tingkatan sebelumnya : Apabila terjadi dalam kondisi ikhfa,
baik itu ikhfa haqiqi, ikhfa syafawi, atau iqlab.
Contoh : (‫ )ان ﺗﻛون‬, (‫ )ﻣن ﺑﻌد‬, (‫)أﻧﺑﺋﮭم ﺑﺄﺳﻣﺎءھم‬
- Kurang sempurna : Apabila dalam kondisi idzhar.
Contoh : (‫ )ﻣن ﻏل‬, (‫)ان أﻧﺗم‬
- Sangat tidak sempurna : Apabila nun dan mim berharokat
Contoh : (‫ )ﻧﺎر‬, (‫)ﻣﺎء‬
 Mim Sukun
1. Definisi : Mim sukun yang terbebas dari harokat apapun
2. Ciri – ciri :
- Terlihat secara pengucapan dan tulisan
- Terlihat secara waqof dan washol
- Terdapat di isim seperti ( ) , di fi’il seperti (‫ )أﻧﻌﻣت‬, dan di harf seperti (‫ )ﻟم‬.
- Terdapat di tengah kata seperti (‫ )أﻧﻌﻣت‬atau di akhir kata seperti (‫ )ﻛﻧﺗم‬.
- Ashliyyah seperti (‫ )ﺧﻣﺳﺔ‬atau zaaidah seperti (‫ )ﻟﮭم ﻓﯾﮭﺎ‬.
3. Hukum – hukum :
- Ikhfa syafawi
 Definisi : Mengucapkan huruf dengan sifat antara idzhar dan idghom,
tidak terdapat tasydid di dalamnya di sertai dengan adanya ghunnah di
huruf pertama.
 Huruf : (‫ )م‬sukun bertemu (‫)ب‬
 Contoh : (‫)أﻧﺑﺋﮭم ﺑﺄﺳﻣﺎءھم‬
 Perbedaan antara ikhfa syafawi dan iqlab
Ikhfa syafawi :
 Terdapat dalam dua kata
 Mim ashliyyah
Iqlab :
 Terdapat dalam satu kata atau dua kata
 Mim sukun merupakan bentuk pergantian dari nun sukun
 Perbedaan antara ikhfa syafawi dan ikhfa haqiqi
Ikhfa syafawi :
 Huruf mim tidak hilang secara sempurna
 Terdapat dalam dua kata
Ikhfa haqiqi :
 Huruf nun hilang secara sempurna namun masih tersisa sifat
ghunnah nya
 Terdapat dalam satu kata atau dua kata
- Idghom Mutamatsilain Shogiir
 Definisi : Memasukkan huruf pertama sukun ke huruf kedua berharokat
yang menjadikannya satu huruf bertasydid
 Huruf : (‫ )م‬sukun bertemu (‫)م‬
 Contoh : (‫)ﻟﮭم ﻣﺎ ﯾﺷﺎءون‬
- Idzhar Syafawi
 Definisi : Huruf mim sukun di baca jelas apabila setelahnya terdapat
huruf – huruf selain huruf mim dan ba.
 Huruf : semua huruf selain mim dan ba
 Contoh : (‫)ﻟﻌﻠﻛم ﺗﺗﻔﻛرون‬
NUN SUKUN DAN TANWIN

1. Pengertian Nun Sakinah dan Tanwin


a. Nun Sukun
Yaitu nun yang terbebas dari harokat apapun dan di tandai dengan sukun. Terdapat
washol dan waqof, pengucapan dan penulisan dan dapat ditemukan di isim, fi’il, atau
harf, baik itu ashliyyah atau zaaidah, di tengah kata atau di ujung kata.
Contoh :
 Apabila nun sukun ashliyyah ()
 Apabila nun sukun zaaidah ()
 Apabila terdapat dalam isim ()
 Apabila terdapat dalam fi’il ()
 Apabila terdapat dalam harf ()
b. Tanwin
Yaitu nun sukun zaaidah bukan untuk taukiid (tidak seperti nun taukiid khofiifah seperti )
dibaca sukun secara pengucapan dan washol, bukan secara tulisan dan waqof.
c. Perbedaan antara Nun Sukun dan Tanwin
Nun sukun
 Sukun ashliyyah atau zaaidah
 Dibaca sukun secara penulisan dan pengucapan
 Dibaca sukun ketika waqof atau washol
 Terdapat dalam isim, fi’il, dan harf
 Terdapat di tengah kata atau di akhir kata
 Terdapat dalam satu kata atau dua kata
Tanwin
 Sukun zaaidah
 Dibaca sukun secara pengucapan
 Dibaca sukun ketika washol
 Terdapat dalam isim
 Terdapat di akhir kata
 Terdapat dalam dua kata
2. Hukum – Hukum yang Berkaitan dengan Nun Sukun dan Tanwin
a. Idzhar Halqi
 Definisi :
Secara bahasa : Jelas
Secara istilah : Mengucapkan huruf – huruf idzhar sesuai dengan makhroj nya
tanpa adanya ghunnah
 Huruf : (‫ )ء ه ع غ ح خ‬disebut idzhar halqi karena huruf – huruf tersebut
merupakan huruf – huruf yang keluar dari halq atau tenggorokan.
 Macam – macam Idzhar :
 Idzhar Halqi . Contoh : (‫)ﯾﻧﺋون‬
 Idzhar Syafawi . Contoh : (‫)ﻟﻛم دﯾﻧﻛم‬
 Idzhar Qomari . Contoh : (‫)اﻟﺣﻲ‬
 Idzhar Mutlaq . Contoh : (‫ )دﻧﯾﺎ‬, (‫ )ﺑﻧﯾﺎن‬, (‫ )ﻗﻧوان‬, (‫ )ﺻﻧوان‬dan tidak
ditemukan di dalam Al – Quran kecuali di empat kata tersebut.
 Idzhar Riwayah . Contoh : Nun yang terdapat dalam (‫ )ﯾس و اﻟﻘرآن‬dan ( ‫ن‬
‫ )و اﻟﻘﻠم‬dalam riwayat Hafs ‘dari ‘Aashim melalui jalur Syathibiyyah.
 Contoh :

Huruf Nun dalam satu kata Nun dalam dua kata Tanwin
‫ء‬ ‫ﯾﻨﺌﻮن‬ ‫ان أﻧﺘﻢ‬ ‫و ﺟﻨﺎت أﻟﻔﺎﻓﺎ‬
‫ه‬ ‫ﯾﻨﮭﻮن‬ ‫ﻣﻦ ھﺎﺟﺮ‬ ‫و ﻟﻜﻞ ﻗﻮم ھﺎد‬
‫ع‬ ‫أﻧﻌﻢ‬ ‫ان ﻋﻠﯿﻚ اﻻ اﻟﺒﻼغ‬ ‫ﻟﻘﻮي ﻋﺰﯾﺰ‬
‫ح‬ ‫و ﺗﻨﺤﺘﻮن‬ ‫ﻣﻦ ﺣﻜﯿﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﻢ ﺣﻜﯿﻢ‬
‫غ‬ ‫ﻓﺴﯿﻨﻐﻀﻮن‬ ‫ﻣﻦ ﻏﻞ‬ ‫ﻟﻌﻔﻮ ﻏﻔﻮر‬
‫خ‬ ‫و اﻟﻤﻨﺨﻨﻘﺔ‬ ‫ﻣﻦ ﺧﯿﺮ‬ ‫ﻋﻠﯿﻢ ﺧﺒﯿﺮ‬

b. Idghom
 Definisi :
Secara bahasa : Memasukkan
Secara istilah : Memasukkan huruf pertama sukun ke huruf kedua berharokat
yang menjadikannya satu huruf bertasydid dalam idghom kaamil atau idhghom
naaqish.
 Huruf : (‫)ي ر م ل و ن‬
 Pembagian idghom berdasarkan ada tidak nya ghunnah
 Idghom bi ghunnah : Apabila nun sukun atau tanwin bertemu huruf ( ‫ي ن‬
‫)م و‬
 Idghom bi laa ghunnah : Apabila nun sukun atau tanwin bertemu huruf
(‫) ل ن‬
 Pembagian idghom berdasarkan kesempurnaan nya
 Idghom Kaamil : Hilangnya nun sukun atau tanwin secara sempurna,
makhroj dan sifat, ketika dimasukkan ke huruf setelahnya yaitu (‫)ل ر ن م‬
 Idghom naaqish : Hilangnya nun sukun atau tanwin secara makhroj
namu tidak secara sifat yaitu ghunnah ketika dimasukkan ke huruf
setelahnya yaitu (‫ )ي و‬dengan syarat nun sukun atau tanwin berada di
antara dua kata, dan ini hanya terdapat di dua tempat yaitu (‫)ﯾس و اﻟﻘرآن‬
, (‫ )ن و اﻟﻘﻠم‬. Idghom ini sesuai dengan bacaan riwayat Hafs dari ‘Aashim
melalui jalur Syathibiyyah atau disebut juga dengan idghom riwayah.
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu huruf (‫ )ي و‬di satu kata maka di
namakan idzhar mutlaq.
 Contoh :

Huruf Nun sukun Tanwin


‫ي‬ ‫ﻣﻦ ﯾﺸﺎء‬ ‫وﺟﻮه ﯾﻮﻣﺌﺬ‬
‫ن‬ ‫ﻣﻦ ﻧﻌﻤﺔ‬ ‫أﻣﺸﺎج ﻧﺒﺘﻠﯿﮫ‬
‫م‬ ‫ﻣﻦ ﻣﺎء‬ ‫ﻗﻮم ﻣﺴﺮوف‬
‫و‬ ‫ﻣﻦ وال‬ ‫وﻟﻲ و ﻻ ﻧﺼﯿﺮ‬
‫ل‬ ‫ﻣﻦ ﻟﺪﻧﮫ‬ ‫ھﺪى ﻟﻠﻤﺘﻘﯿﻦ‬
‫ر‬ ‫ﻣﻦ رﺑﮭﻢ‬ ‫ﻏﻔﻮر رﺣﯿﻢ‬

c. Iqlab
 Definisi :
Secara bahasa : Memalingkan atau mengganti
Secara istilah : Mengganti nun sukun atau tanwin dengan mim disertai degan
adanya ghunnah.
 Huruf : (‫)ب‬
 Tata cara pengucapan :
 Mengganti nun sukun atau tanwin dengan mim secara pengucapan dan
penulisan
 Kemudian mim dibaca dengung tanpa menempelnya kedua bibir supaya
tidak menyerupai mim dalam kondisi idghom.
 Contoh :

Huruf Nun dalam satu kata Nun dalam dua kata Tanwin
‫ب‬ ‫أﻧﺒﺌﻮﻧﻲ‬ ‫ﻣﻦ ﺑﻌﺪھﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﻢ ﺑﺬات اﻟﺼﺪور‬

d. Ikhfa Haqiqi
 Definisi :
Secara bahasa : Menyembunyikan
Secara istilah : Mengucapkan huruf nun sukun atau tanwin dalam kondisi antara
idzhar dan idghom, tidak terdapat tasydid di dalamnya, disertai dengan adanya
ghunnah.
 Huruf : ( ‫)ص ف ذ ث ك ج ش ق س د ط ز ف ت ض ظ‬
 Tingkatan Ikhfa :
 Paling tinggi : Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ( ‫ط د‬
‫ )ت‬. Hal ini disebabkan karena dekatnya makhroj huruf – huruf tersebut
dengan makhroj huruf nun. Semakin dekat makhroj huruf dengan
makhroj nun maka semakin tinggi pula derajat ikhfa nya.
 Paling rendah : Ketika nun sukun atau tanwin bertemu huruf (‫ )ق ك‬. Hal
ini disebabkan karena jauhnya makhroj kedua huruf tersebut dengan
makhroj nun. Dan lebih mendekati idzhar.
 Tengah – tengah : Ketika nun sukun atau tanwin bertemu huruf – huruf
selain yang telah disebutkan di atas.
‫‪‬‬ ‫‪Contoh :‬‬

‫‪Huruf‬‬ ‫‪Nun dalam satu kata‬‬ ‫‪Nun dalam dua kata‬‬ ‫‪Tanwin‬‬
‫ص‬ ‫و ﯾﻨﺼﺮﻛﻢ‬ ‫و ﻟﻤﻦ ﺻﺒﺮ‬ ‫ﻋﻤﻼ ﺻﺎﻟﺤﺎ‬
‫ذ‬ ‫و أﻧﺬر‬ ‫ﻣﻦ ذﻛﺮ‬ ‫وﻛﯿﻼ ذرﯾﺔ‬
‫ث‬ ‫و اﻷﻧﺜﻰ‬ ‫ﻓﻤﻦ ﺛﻘﻠﺖ‬ ‫أزواﺟﺎ ﺛﻼﺛﺔ‬
‫ك‬ ‫أﻧﻜﺎﻻ‬ ‫ﻣﻦ ﻛﺘﺎب‬ ‫ﻛﺮاﻣﺎ ﻛﺎﺗﺒﯿﻦ‬
‫ج‬ ‫أﻧﺠﯿﻨﺎﻛﻢ‬ ‫و ان ﺟﻨﺤﻮا‬ ‫و ﻟﻜﻞ ﺟﻌﻠﻨﺎ‬
‫ش‬ ‫ﯾﻨﺸﺮﻟﻜﻢ‬ ‫ﻟﺌﻦ ﺷﻜﺮﺗﻢ‬ ‫ﻋﻠﻢ ﺷﯿﺌﺎ‬
‫ق‬ ‫و ﯾﻨﻘﻠﺐ‬ ‫ﻣﻦ ﻗﺘﻞ‬ ‫ﺑﺘﺎﺑﻊ ﻗﺒﻠﺘﮭﻢ‬
‫س‬ ‫اﻻﻧﺴﺎن‬ ‫أن ﺳﯿﻜﻮن‬ ‫و رﺟﻼ ﺳﻠﻢ‬
‫د‬ ‫أﻧﺪادا‬ ‫ﻣﻦ دآﺑﺔ‬ ‫ﻋﻤﻼ دون‬
‫ط‬ ‫ﯾﻨﻄﻖ‬ ‫ﻣﻦ طﯿﻦ‬ ‫ﺻﻌﯿﺪا طﯿﺒﺎ‬
‫ز‬ ‫أﻧﺰاﻧﺎه‬ ‫ﻣﻦ زوال‬ ‫ﻧﻔﺴﺎ زﻛﯿﺔ‬
‫ف‬ ‫ﯾﻨﻔﻖ‬ ‫ﻣﻦ ﻓﻀﻠﮫ‬ ‫ﺧﺎﻟﺪا ﻓﯿﮭﺎ‬
‫ت‬ ‫أﻧﺘﻢ‬ ‫ﻣﻦ ﺗﺎب‬ ‫ﺟﻨﺎت ﺗﺠﺮي‬
‫ض‬ ‫ﻣﻨﻀﻮد‬ ‫ﻣﻦ ﺿﻌﻒ‬ ‫و ﻛﻼ ﺿﺮﺑﻨﺎ‬
‫ظ‬ ‫اﻧﻈﺮ‬ ‫ﻣﻦ ظﮭﯿﺮ‬ ‫ظﻼ ظﻠﯿﻼ‬
MAD DAN QOSHR

1. Pengertian Mad dan Qashr


a. Pengrtian Mad
Secara bahasa : Tambahan
Secara istilah : Memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad dengan kadar lebih
dari mad thobi’i, hal ini terjadi karena adanya sebab.
b. Pengertian Qoshr
Secara bahasa : Menahan
Secara istilah : Memgucapkan huruf mad dengan kadar tidak lebih dri mad tobi’i yaitu
dua harokat, hal ini terjadi karena tidak adanya sebab.
2. Huruf – Huruf Mad : (‫)ا و ي‬
3. Syarat – Syarat Mad :
 Fathah setelahnya alif (‫)ﻗﺎل‬
 Dhommah setelahnya waw sukun (‫)ﯾﻘول‬
 Kasroh setelahnya ya sukun (‫)ﻗﯾل‬
4. Pembagian Mad
a. Mad Asli atau Mad Thobi’i
 Definisi : Mad yang terjadi bukan karena adanya sebab melainkan karena kata
itu sendiri dibaca panjang
 Kadar panjangnya : 2 harokat
 Hukum : Wajib dibaca dua harokat
 Macam – macam Mad Tobi’i
- Mad Tobi’i Kilmi : Mad tobi’i yang terdapat pada suatu kata atau kalimat
 Dibaca panjang ketika washol dan waqof
Contoh : (‫ )ﻗﺎﻟوا‬, (‫ )ﯾﻘﯾﻣون‬, (‫)أﻣﻠﻲ‬
 Dibaca panjang ketika waqof
 Alif pengganti dari tanwin di isim maqshuur (‫)ﻣﺻﻠﻰ‬
 Alif pengganti dari tanwin di isim manshuub (‫)وﻛﯾﻼ‬
 Alif yang di atasnya terdapat sukun mustathiil (‫)ﻗوارﯾرا‬, (‫)ﺳﻼﺳﻼ‬,
(‫)اﻟﺳﺑﯾﻼ‬, (‫)اﻟرﺳوﻻ‬, (‫)اﻟظﻧون‬, (‫)ﻟﻛﻧﺎ‬, (‫)أﻧﺎ‬
 Mad ‘iwadh yang di sebabkan oleh bertemunya dua sukun
ketika waqof ( )
 Mad tobi’i yang terbentuk dari huruf sebelum hamzah washol
ketika waqof (‫)ﺑﺎﻟﻛﺗﺎب‬
 Mad tobi’i untuk menjelaskan harokat. Seperti berhenti pada
huruf ba di kata (‫)ﺑﺳم‬
 Mad tobi’i ketika bertemu huruf mad sukun seperti (‫ )أن ﯾﺄﺗﯾﺎ‬maka
dibaca (‫ )أن ﯾﺄﺗﻲ‬ketika waqof
 Dibaca panjang ketika washol
 Mad shilah sughro. Contoh (‫)ان رﺑﮫ ﻛﺎن ﺑﮫ ﺑﺻﯾرا‬
 Dibaca mad tobi’i ketika washol, dan mad ‘aaridh lissukuun
ketika waqof. Contoh : (‫)اﻟﻌﺎﻟﻣﯾن‬
- Mad Tobi’i Harfi : Mad tobi’i yang terdapat pada huruf muqottho’ah (‫)ح ي ط ه ر‬
Contoh : Huruf (‫ )ط‬dlam ayat (‫)طﺳم‬

b. Mad Far’i
 Definisi : Memanjangkan huruf lebih dari dua harokat karena adanya sebab
tertentu
 Pembagian Mad Far’i berdasarkan sebab nya
 Sebab lafdzi (hamzah)
 Mad Wajib Muttashil : jika hamzah berada setelah huruf mad
dan terletak dalam satu kata maka wajib dibaca 4 atau 5
harokat, dan boleh juga dibaca 6 harokat jika berada di akhir
ayat.
Contoh : ‫ﺟﺎءﻛم‬
 Mad Jaiz Munfashil : jika hamzah berada setelah huruf mad dan
terletak di lain kata maka boleh dibaca 4 atau 5 harokat.
Contoh : (‫)ﺑﻣﺎ أﻧزل‬
 Mad Badal : jika hamzah terletak sebelum huruf mad maka
dibaca 2 harokat.
Contoh : (‫)ءاﻣﻧوا‬
 Sebab lafdzi (sukun)
- Mad ‘Aaridh Lissukuun
Contoh :
 Mad ‘Aaridh Lissukuun (‫)اﻟﻌﺎﻟﻣﯾن‬
 Mad Liin ‘Aaridh Lissukuun (‫)ﺧوف‬
 Mad Badal ‘Aaridh Lissukuun (‫)ﻣﺳﺗﮭزءون‬
 Mad Muttashil ‘Aaridh Lissukuun (‫)اﻟﺳﻣﺎء‬
 Mad ‘Aaridh Lissukuun yang berakhiran ha dhomir (‫)ﻋﻘﻠوه‬
 Mad ‘Aaridh Lissukuun yang berakhiran ha ta’niits (‫)ﺻﻠوة‬
- Mad Lazim
Contoh :
 Mad Lazim Kilmi Mutsaqqol (‫)اﻟﺣﺎﻗﺔ‬
 Mad Lazim Kilmi Mukhoffaf (‫)ءاﻟﺋن‬
 Mad Lazim Harfi Mutsaqqol (‫)اﻟم‬
 Mad Lazim Harfi Mukhoffaf (‫)طس‬
 Sebab ma’nawi
Contoh : (‫)ﻻ اﻟﮫ اﻻ ﷲ‬
WAQOF

1. Definisi
Secara bahasa : Tertahan
Secara istilah : Terhentinya suara di akhir ayat dengan niat untuk melanjutkan ayat
selanjutnya.
2. Perbedaan antara waqof, saktah, dan qatha’
 Waqof : Terhentinya suara dengan niat melanjutkan ayat setelahnya
 Saktah : Berhenti sejenak tanpa nafas () , () , () , ()
 Qatha’ : Menghentikan bacaan dengan sempurna dan dilanjutkan dengan aktifitas
lain. Dan ini hanya terjadi di akhir ayat atau akhir surat.
3. Pembagian waqof berdasarkan sebab berhentinya
 Waqof Ikhtibari : waqof yang disebabkan untuk ujian
 Waqof Idhthirori : waqof yang disebabkan karena adanya kondisi darurat seperti
kehabisan nafas
 Waqof Intidzhori :
 Waqof Ikhtiyari : waqof yang terjadi sesuai dengan keinginan pembaca Al - Quran
4. Pembagian waqof berdasarkan keterkaitan kalimat dengan sebelum dan sesudah nya
 Waqof Taam : waqof yang terjadi secara sempurna pada suatu ayat tanpa adanya
keterkaitan dengan setelahnya secara lafadz (dari segi i’rob) dan makna nya.
 Waqof Kaafii : waqof yang terjadi secara sempurna dalam suatu ayat dan tidak
memiliki keterkaitan dengan setelahnya dari segi lafadz namun memiliki keterkaitan
dengan setelahnya dari segi makna.
 Waqof Hasan : waqof yang terjadi secara sempurna dalam suatu kalimat dan
memiliki keterkaitan secara lafadz dan makna dengan kalimat setelahnya.
 Waqof Qobiih : waqof yang terjadi pada suatu kalimat secara tidak sempurna
disebabkan oleh kuatnya kaitan dengan kalimat setelahnya.
5. Cara membaca waqof
 Waqof dengan sukun
 Waqof dengan roum (melemahkan suara ketika mengucapkan huruf dan hanya
dapat di dengar oleh orang yang berada di dekat nya)
 Waqof dengan isymam (memonyongkan mulut tanpa adanya suara yang keluar dan
hanya dapat diketahui oleh orang yang melihat , tidak oleh orang yang buta)
 Waqof dengan menghapuskan tanwin atau ha dhomir
 Waqof dengan mengganti tanwin dengan alif dan ta marbuthoh dengan ha
HAMZAH WASHOL DAN HAMZAH QOTH’I

1. Hamzah Washol
a. Definisi : Hamzah zaaidah yang terdapat di awal suatu kata, dapat dibaca ketika waqof
dan tidak dibaca ketika washol.
b. Sebab penamaan : Dinamakan hamzah washol karena diucapkan ketika bersambung
dengan huruf sukun setelahnya sedangkan pada asli nya dia tidak berharokat.
c. Tempat – tempat hamzah washol
 Hamzah washol yang terdapat dalam isim. Contoh :
- Dalam isim qiyasiyyah (isim yang memiliki kaidah sorof) : (‫)اﺑﺗﻐﺎء‬
- Dalam isim simaa’iyyah (isim yang didengar dari orang arab) : (‫ )اﺑﻧت‬, (‫)اﺑن‬
, (‫ )اﻣرؤ‬, (‫ )اﻣرأت اﻣرأة‬, (‫ )اﺛﻧﯾن‬, (‫)اﺛﻧﺗﯾن‬, (‫)اﺳم‬
 Hamzah washol yang terdapat dalam fi’il (‫)و اﻧطﻠق‬
 Hamzah washol yang terdapat dalam harf (‫)و اﻟﺷﻣس و ﺿﺣﮭﺎ‬
2. Hamzah Qoth’i
a. Definisi : Hamzah yang terdapat pada suatu kata dan dapat dibaca dalam kondisi waqof
ataupun washol.
b. Sebab penamaan : Dinamakan hamzah qoth’i karena terletak di awal kata dan dapat
dibaca ketika waqof ataupun washol
c. Tempat – tempat hamzah qoth’i :
 Hamzah qoth’i yang terdapat dalam isim (‫)أزواج ﻣطﮭرة‬
 Hamzah qoth’i yang terdapat dalam fi’il (‫)أﻧﺑﺋﮭم ﺑﺄﺳﻣﺎﺋﮭم‬
 Hamzah qoth’i yang terdapat dalam harf (‫)ان ﷲ ﯾﺄﻣرﻛم‬
3. Perbedaan antara hamzah washol dan hamzah qoth’i
a. Hamzah qoth’i
 Dapat berharokat sukun, fathah, dhommah, atau kasroh
 Dapat dibaca ketika washol dan ibtida
 Terdapat di awal, tengah, atau akhir kata
 Terdapat di fi’il mudhori’ rubaa’i dan fi’il madhi tsulatsi
 Terdapat di isim, fi’il, dan harf
 Ashliyyah atau zaaidah
b. Hamzah washol
 Tidak dapat berharokat sukun, tapi dapat berharokat lainnya
 Dapat dibaca ketika ibtida
 Terdapat di awal kata
 Tidak terdapat di fi’il mudhori ruba’i dan fi’il madhi tsulatsi
 Terdapat di isim, fi’il, harf tetapi dalam kondisi tertentu
 Zaaidah

Anda mungkin juga menyukai