Tulislah Surah Al-Kahfi Ayat 5 dan Surah Al Lahab Ayat 2, apakah ada bacaan Idzar Syafawi pada
ayat tersebut. Jika ada maka jelasankanlah!
Jawab :
Surah Al-Kahfi Ayat 5:
َّم ا َلُهم ِبِهۦ ِم ْن ِع ْلٍم َو اَل ِل َء اَبٓاِئِهْم ۚ َك ُبَر ْت َك ِلَم ًة َتْخ ُرُج ِم ْن َأْفَٰو ِهِه ْم ۚ ِإن َيُقوُلوَن ِإاَّل َك ِذ ًبا
Mā lahum bihī min ‘ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy
yaqụlụna illā każibā.
Alasan: dalam ayat tersebut, terdapat huruf nun mati ( )ْنbertemu dengan huruf ain ()ع. Maka
berlakulah hukum bacaan izhar syafawi.
Alasan: dalam ayat tersebut, terdapat huruf nun mati ( )ْنbertemu dengan huruf ( ھHa). Maka
berlakulah hukum bacaan izhar syafawi.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Idgham mutamatsilain serta berikan contohnya!
Jawab :
Idgham mutamatsilain dibaca saat bertemunya dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya, yaitu
huruf yang pertama adalah sukun dan huruf yang kedua berharakat atau disebut juga dengan
istilah idgham mutamatsilain shagir.
Ada beberapa contoh idgham mutamatsilain yang dapat kita temukan dan perhatikan, yaitu:
Jawab :
Idgham mutamatsilain shaghir terjadi apabila terdapat dua huruf yang sama bertemu, yakni huruf
pertama sukun dan huruf keduanya berharakat.
Dinamakan shaghir karena posisi huruf pertamanya sukun sedangkan huruf keduanya berharakat.
Kabir
Suatu bacaan dinamakan idgham mutamatsilain kabir jika terdapat dua huruf yang sama dan
keduanya berharakat.
Mutlaq
Jadi, jika mutlaq huruf pertamanya berharakat dan huruf keduanya disukun. Contohnya adalah ما
َنْنَس ْخ.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Idzhar Wajib, dan berikan contohnya!
Jawab :
Hukum disebut bacaan izhar wajib yaitu apabila ada Nun Sukun ( ) ْنatau Tanwin ( ) ًـ ٍـ ٌـbertemu
dengan salah satu dari huruf hijaiyah yaitu huruf Ya’ ( ) ي, Nun, ( ) ن, Mim ( ) مdan Wawu ( ) و
dalam satu perkataan.
Cara membacanya tidak lagi seperti hukum bacaan Idgham Bighunnah serta tidak disuarakan
dengan mendengung, namun harus dibaca dengan jelas dan terang.
ِقْنَو اٌن
Cara membacanya
Qin-Waanun tidak boleh dibaca Qiwwaanun
Sebab
Nun wajib diidharkan karena nun dan wawu dalam satu
kalimat
Jawab :
hukum bacaan izhar qamariyah terjadi ketika lam ta'rif bertemu dengan salah satu huruf
qamariyah. Cara membacanya adalah terang atau jelas.
Sedangkan, idgham syamsiyah berarti memasukkan suara lam ta'rif ke dalam huruf-huruf
syamsiyah yang terletak setelahnya. Ada 14 huruf syamsiyah, yaitu ha ()ط, tsa ()ث, shad ()ص, ra
()ر, ta ()ت, dha ()ض, dzal ()ذ, nun ()ن, dal ()د, zai ()ز, sin ()س, zha ()ظ, syin ()ش, lam ()ل.
Cara membaca idgham syamsiyah adalah dengan meleburkan lam ta'rif ke dalam huruf
syamsiyah yang mengikutinya sehingga huruf alif dan lam tidak terbaca lagi.
Jawab :
Tafkhim artinya menebalkan bacaan. Lam jenis ini merupakan lam jalalah yang cara
membacanya tebal. Ketentuan dari lam jalalah tafkhim adalah apabila terdapat satu huruf
sebelum lafadz Allah yang berharakat fathah ( )ـَـatau dhammah ()ـُـ.
Berbeda dengan tafkhim, tarqiq berarti tipis atau menipiskan. Lam jalalah tarqiq adalah lam pada
lafadz Allah yang cara bacanya tipis. Ketentuannya adalah apabila sebelum lafadz Allah terdapat
suatu huruf berharakat kasrah ()ـِـ.
7. Berikan masing-masing 2 contoh dari Lam Jalalah Tafkhim dan Tarqiq beserta penjelasannya!
Jawab :
Lam jalalah tafkhim pada potongan ayat di atas ada pada lafadz “”َخَتَم ِهَّللا. Lafadz Allah dibaca
tebal karena sebelumnya terdapat huruf mim berharakat fathah. Maka cara membacanya yaitu
“khotamal loohu”.
Huruf nun tasydid berharakat fathah pada bacaan “ ”ِاَّن َهَّللاsebelum lafadz Allah menandai bacaan
lam jalalah tafkhim. Maka, cara membaca lam pada lafadz Allah tebal sehingga bacaannya
menjadi “innal looha”.
Pada potongan ayat tersebut terdapat lam jalalah tafkhim yaitu pada kata “”ُح ُدوُد ِهَّللا. Sebelum
lafadz Allah terdapat huruf dal berharakat dhommah, maka cara membacanya tebal menjadi
“huduudul loohi”.
Dalam ayat tersebut, terdapat huruf ha ( )هberharakat dhommah pada bacaan “ ”َفُيَع ِّذ ُبُهsebelum
lafadz Allah. Maka, bacaan lam jalalah tafkhim berlaku dan cara membaca “ ”َفُيَع ِّذ ُبُه ُهَّللاyang benar
yaitu “fa yu’adzdzibuhul loohu”.
Potongan ayat di atas mengandung bacaan lam jalalah tafkhim pada bacaan “”َّر ِض َي ُهَّللا. Hal ini
ditandai dengan harakat fathah pada huruf ya yang berada sebelum lafadz Allah. Maka dari itu,
bacaan lam jalalah dibaca tebal. Sehingga cara membaca “ ”َّر ِض َي ُهَّللاyaitu “rodliyalloohu”.
Bacaan bismillah sudah sangat familiar bagi umat muslim. Bacaan bismillah juga terdapat dalam
surah Al-fatihah ayat 1. Dalam lafadz bismillah, terdapat hukum lam jalalah tarqiq yaitu pada
lafadz “bismillah”. Termasuk lam jalalah tarqiq karena sebelum lafadz Allah, terdapat huruf mim
berharakat kasrah.
Bacaan hamdalah juga sudah familiar di telinga umat muslim. Dalam lafadz alhamdulillah juga
terdapat bacaan lam jalalah tarqiq, yaitu pada lafadz “alhamdulillah”. Di sana terdapat huruf lam
berharakat kasrah sebelum lafadz Allah.
Berdasarkan potongan ayat tersebut, tanda bacaan lam jalalah tarqiq ada pada lafadz “ ”بِاِهَّللyang
mana terdapat huruf ba berharakat kasrah sebelum lafadz Allah. Maka, cara membacanya tipis
menjadi “billahi”.
……ِلِذ ْك ِر ِهَّللا
Berdasarkan potongan ayat di atas, huruf ro kasrah berada sebelum lafadz Allah. Maka, lam
jalalah dibaca tipis dan bacaan di atas berbunyi “lidzikril laah”.
Pada potongan ayat di atas, sebelum lafadz Allah terdapat huruf nun berharakat kasrah. Maka
dari itu, berlakulah hukum tajwid lam jalalah tarqiq yang cara membacanya tipis. Jadi, cara
membaca potongan ayat tersebut adalah “illaa bi-idznil laah”.