Anda di halaman 1dari 8

Nama : FITRIANI

NIM/Kelas : 2381130545/B14

Mata Kuliah : Praktek Qiro’ah

Dosen Pengampu : Maman Dzuliman, MA.

P5

RESUME MATERI “AHKAMUTTAJWID 1”

A. Isti’adzah dan Basmalah


1. Definisi Isti’adzah dan Basmallah

Isti’adzah secara ditinjau secara bahasa adalah memohon perlindungan,


pemeliharaan dan penjagaan dari Allah Swt. Sedangkan secara istilah, isti’adzah
adalah lafaz yang dimaksudkan seorang Qari (pembaca Al-Quran) untuk memohon
pemeliharaan dan perlindungan Allah Ta’ala dari kejahatan setan. Hal ini selaras
dengan Firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 98 : ‫ه‬
َّ َ ْ َّ َ َ ِّ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ََْ َ َ
‫يم‬
ِ ‫ف ِإذا قرأت القرآن فاست ِعذ ِباللَ ِمن الشيط ِن الر ِح‬
Artinya : “Apabila engkau membaca al-Quran hendaklah engkau meminta
perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk”.

Para ulama berbeda pendapat apakah perintah yang ada pada ayat di atas
menunjukkan suatu kewajiban atau keutamaan. Tetapi yang jelas bahwa
mengucapkan Isti'adah sebelum membaca al- Qur'an lebih baik dari pada tidak
mengucapkannya.

Adapun kata basmalah berasal dari kata ‫ بسملة‬- ‫ يبسمل‬- ‫ بسمل‬yang memiliki
makna hampir sama dengan kata isti'adzah, yaitu memohon perlindungan dengan
meyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang baik di dunia dan
akhirat. Lafad basmalah juga sering disebut dengan bacaan tasmiyah.

2. Hukum Membaca Isti’adzah dan Basmallah


Menurut jumhur ‘ulama hukum membaca isti’adzah ketika hendak
membaca al-Quran mengacu pada Surat An-Nahl ayat 98 adalah Sunnah, Sebagian
lainnya menyatakan Wajib. Menurut mereka isti’adzah hukumnya mubah dan
membawa perintah Allah kepada sunnah, apabila pembaca al-Quran tidak membaca
isti’adzah dia tidak berdosa.

Kitab An-Nasyar fi Qiroatil ‘Asyr karya Ibnul Jazari dikatakan bahwa


isti’adzah dilakukan sebelum membaca al-Quran, karena dengan isti’adzah ini
merupakan pensuci mulut kita dari apa yang telah dilakukan oleh lisan kita untuk,
seperti perkataan main-main, perkataan jelek, kemudian mempersiapkan lisan kita
untuk membaca ayat suci al-Quran, permintaan perlindungan seseorang kepada
Allah dari kesalahan-kesalahan yang akan datang ketika membaca al-Quran dan
selainnya, serta keyakinan akan kekuasaan Allah dan pengakuan kelemahannya dari
musuh yang tersembunyi yang tidak sanggup manusia mencegahnya, karena hanya
Allah yang bisa mencegahnya.

Adapun dalam cara membaca isti’adzah, terdapat perbedaan dikalangan para


ulama. Dalam kitab al-Wafi syarah kitab Asy-Syatibiyyah lil Qiro’atissab’ dikatakan
terdapat 4 tempat seseorang membaca isti’adzah dengan sir (pelan dan hanya
terdengar oleh dirinya sendiri), yaitu :

a. Jika seorang Qari ingin membaca isti’adzah dengan sir.


b. Jika dia sedang sendiri, baik dia membaca al-Quran dengan sirr atau
jahr, maka hendaknya dia sirrkan isti’adzah-nya.
c. Ketika seseorang berada dalam keadaan salat, baik salat sirr maupun
di-jahr-kan, baik sendiri maupun menjadi imam.
d. Ketika sedang membaca di tengah jama’ah yang tengah bertadarrus
(membaca al-Quran) dan dia bukan sebagai pembaca pertama.

Selain kondisi di atas, maka diutamakan membaca isti’adzah secara jahr.

Sedangkan pembacaan Basmallah menurut madzhab Hanafiyyah dan


Hanabilah, menurut kedua madzhab ini basmallah dibaca pelan pada sholat
Sirriyyah maupun sholat Jahriyyah. Menurut Syafi’iyyah, Basmallah dibaca dengan
pelan pada sholat Sirriyyah dan dibaca dengan keras pada sholat Jahriyyah. Menurut
Malikiyyah, makruh hukumnya membaca isti’adzah dan basmallah dengan keras
sebelum Al-Fatihah dengan surat, tetapi mereka berbeda pendapat apabila keduanya
dibaca dengan pelan.

Adapun pembacaan basmallah pada awal surat Al-Fatihah, menurut


Syafi’iyyah hukumnya wajib, sebab menurut mereka Basmallah termasuk salah satu
ayat dalam surat tersebut. Jumhur Ulama mengharamkan membaca Basmallah pada
awal surat at-Taubah. Ketika dilihat secara seksama, dalam mushaf Utsmany pun
tidak ditemukan lafadz basmallah pada awal surat at-Taubah.

3. Cara membaca Isti’adzah dan Basmallah

Terdapat empat cara dalam membaca isti’adzah dan Basmallah di awal surat,
yaitu :

a. Waqful Jami’ (Diputus atau tidak disambung semua),


b. Washlul Jami’ (Disambung semua),
c. Waqful Isti’adzah, Waslul Basmallah bi Awwal al-Surah (membaca
isti’adzah, kemudian menyambung basmallah dengan awal surat),
d. Washlul Isti’adzah bi al-Basmallah, Waqful Awwal al-Surah
(Menyambung Isti’adzah dengan Basmallah, kemudian membaca
awal surat).
B. Hukum Alif Lam Ta’rif
1. Definisi Alif Lam Ta’rif

Alif lam Ta’rif adalah “al” yang berfungsi untuk menjadikan isim nakiroh
(isim yang belum mempunyai makna tertentu dalam ilmu nahwu) menjadi isim
ma’rifat (isim yang mempunyai makna tertentu). Dalam ilmu tajwid, keberadaan al
yang masuk pada isim mempunyai dampak hukum tersendiri, dan menjadikan
perubahan bacaan apakah bacaan tembus atau tidak. Sesuai dengan fungsinya, maka
hukum alif lam ta’rif mempunyai dua hukum, yaitu :

a. Izhar Qomariyyah

Izhar yang berarti terang atau jelas, sedangkan qomariyah berarti


sesuatu yang bersifat bulan. Merujuk arti secara harfiah tersebut, maka
izhar qomariyyah adalah menampakkan bacaan Al-ta’rif di awal kalimat
isim sebagaimana kejelasan bacaan Al pada lafaz Al-Qomariyyah. Lam
yang terdapat pada Al-Qomariyyah tetap tebal dan tidak berubah
bacaannya dalam arti lam tersebut tetap terbaca meskipun bertemu
huruf-huruf hijaiyyah. Misalnya lafadz : ‫ العلم‬maka cara membacanya
adalah Al-Ilmu. Pada bacaan lamnya masih tetap terbaca, tidak tembus
pada huruf didepannya.

Huruf izhar qomariyyah ada 14 huruf sebagai berikut :

‫أبغ حجّك وخف عقيمه‬

Apabila alif lam bertemu dengan salah satu huruf di atas, maka harus
dibaca jelas (huruf lam dibaca).

b. Idgham Syamsiyyah

Idgham berarti memasukkan, sedang syamsiyyah berarti yang


bersifat seperti lam dalam bacaan lafaz asy-syamsiyyah, maka yang
dimaksud dengan al-Syamsiyyah adalah bacaan lam ta’rif diawal
kalimat isim yang dimasukkan ke huruf setelahnya. Sebagaimana
bacaan Asy-syamsiyyah. Lam yang ada pada al-Syamsiyyah
dimasukkan dan berubah dari bacaan semula, dalam arti lam tersebut
tidak dibaca lagi jika bertemu huruf-huruf hijaiyyah tertentu. Misalnya
lafadz : ‫الر حمن‬
ّ maka dibacanya adalah Ar-Rahman bukan Al-Rahman,
dan pada bacaan itu lamnya dimasukkan tidak dibaca.

Huruf idghom syamsiyyah terdapat 14 huruf sebagai berikut :

‫ظ ِّن ُز ْر ش َِريفا ً ِل ْلك ََرم‬


َ ‫عُْ سُ ْو َء‬ ِ َ ‫ف ذا‬
َ ‫نعَُ ُم د‬ ِ ُُ‫صلْ َرحْ ًما تف َْر‬
ْ ‫ص‬ ِ ُُ‫طبْ ث َّم‬
Apabila alif lam bertemu dengan salah satu huruf di atas, maka harus
dibaca idghom (huruf lam tidak dibaca jelas).

C. Hukum Nun Sakinah dan Tanwin


1. Idzhar Halqi

Idzhar menurut bahasa adalah jelas atau terang. Dalam ilmu tajwid, hukum
bacaan idzhar terjadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu
huruf idzhar yang 6 (‫)ء ه ح ع غ خ‬, maka cara membacanya adalah jelas tanpa
mendengung. Keenam huruf tersebut dikenal dengan huruf halqi, karena
penyebutan makhraj huruf tersebut bersumber dari tenggorokan (halqi).

Menurut bahasa idzhar halqi adalah hurufyang dibaca jelas. Adapun menurut
istilah adalah mengucapkan setiap huruf yang diidzharkan adalah tanpa ada
tambahan ghunnah pada huruf-huruf idzhar. Yang dimaksud dengan huruf yang
diidzharkan adalah nun sukun atau tanwin, meskipun huruf nun itu sendiri memiliki
sifat yang selalu melekat padanya yaitu ghunnah. Sementara menurut ilmu tajwid,
idzhar ialah pembacaan nun mati atau tanwin sesuai dengan makhrojnya tanpa
dighunnahkan (dengung) apabila bertemu dengan salah satu huruf halqiyyah
(tenggorokan). Contoh : ‫ ينهون‬nun sukun bertemu dengan ‫ ه‬. maka cara membacanya
dengan jelas membaca Nun sukunnya tanpa dengung.

2. Ikhfa Hakiki

Ikhfa menurut bahasa artinya samar. Dalam ilmu tajwid ikhfa adalah apabila
ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf ikhfa, yaitu :

‫تثجدذزسشصضطظفقك‬

Adapun ikhfa menurut istilah adalah mengucapkan huruf yang diikhfakan


(disamarkan) dengan sifat antara idzhar dan idghom tanoa tasydid dengan tetap
disertai ghunnah pada huruf pertama.

Cara membacanya adalah nun sukun atau tanwin masih terdengar tetapi
samar-samar antara idzhar dan idghom kemudian bersambung dengan makhraj
sesudahnya. Cara dan proses mengucapkan ikhfa adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan mulut pada makhraj huruf berikutnya setelah nun


yang diikhfakan (disamarkan).
b. Mengucapkan ghunnah secara sempurna dari al-Khaisyum (rongga
hidung).
c. Hal tersebut diserati keluarnya suara dari mulut disebabkan tidak
tertutupnya makhraj nun (pada bagian lisan) kecuali pada huruf qaf
dan kaf makai a betul-betul tertutup dengan sempurna. Oleh karena
itu, pengucapan keduanya dengan ghunnah murni (yang sempurna)
dari rongga hidung dengan tanpa disertai suara sedikit pun dari
mulut.
3. Idgham

Idgham secara bahasa adalah memasukkan, adapun secara istilah adalah


memasukkan huruf yang sukun kepada huruf yang berharokat setelahnya dengan
cara menjadikan dua huruf tersebut seolah menjadi satu huruf yang bertasydid.

Idgham terbagi menjadi dua :

a. Idgham bighunnah

Idgham bighunnah terdaoat 4 huruf yaitu, ‫ ي ن م و‬maka apabila nun


sukun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf yang empat tersebut
maka wajib dileburkan (idgham) dan cara membacanya dengan
didengungkan dengan ukuran dengung selama dua harakat atau dua
ketukan.

Ketentuan di atas tidak berlaku apabila huruf ‫ و‬dan ‫ ي‬bertemu


dengan nun sukun atau tanwin dalam satu kata maka dibaca dengan jelas
dan disebut dengan idzhar Mutlaq. Contohnya : ‫ الدنيا‬dibaca Ad-Dun-ya
bukan Ad-Duyya.

b. Idgham bila ghunnah

Huruf-huruf idgham bilaghunnah hanya ada dua yaitu : ‫ ل‬dan ‫ ر‬yang


apabila kedua huruf tersebut didahului oleh nun sukun atau tanwin maka
diidghamkan tanpa ghunnah atau dengung. Idgham ini juga sering
disebut dengan idgham kaamilan (sempurna) karena hilangnya huruf
dan sifat dari kedua huruf tersebut dan sebab idghamnya adalah karena
dekatnya makhraj dan sama dalam jenis dan sifatnya.

4. Iqlab

Iqlab artinya membalik atau menukar satu huruf menjadi huruf lain. Hukum
bacaan iqlab adalah setiap nun sukun atau tanwin bertemu huruf ba , maka cara
membacanya dengan mengganti huruf nun mati atau sukun menjadi huruf mim
sukun.
D. Hukum Mim Sakinah

Mim Sukun adalah huruf mim yan tidak berharokat, memiliki tanda baca berupa
harakat sukun. Hukum mim sukun adalah cara membaca mim ketika bertemu dengan huruf
hijaiyyah baik washal ataupun waqaf. Mim sukun jika bertemu dengan huruf hijaiyyah
maka cara membacanya adalah sama dengan hukum nun sukun atau tanwin, yaitu ada yang
dibaca dengung, jelas dan samar.

Adapun tujuan mempelajari hukum mim Sakinah atau sukun adalah agar seseorang
dapat membaca al-Quran dengan baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah
Saw, selain itu mempelajari mim sukun juga dapat lebih terjaga dari kesalahan dan makna
dari setiap lafadz di dalam al-Quran, karena apabila salah penyebutan atau pengucapannya
akan merubah makna dari lafadz tersebut. Adapun pembagian hukum bacaan Mim Sukun
sebagai berikut :

1. Idgham Mimi

Idgham mimi terjadi apabila mim sukun bertemu dengan huruf mim yang
berharokat, cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah (dengung) dengan
memasukkan huruf mim sukun ke dalam huruf mim sesudahnya. Cara membaca
mim ditahan 2 sampai 3 harokat. Contoh : ‫أكثرهم مؤمنين‬

2. Ikhfa Syafawi

Ikhfa syafawi terjadi apabila mim sukun bertemu dengan huruf harus dibaca
ikhfa, yakni menyamarkan mim sukun karengan dengungan (ghunnah). Syafawi
artinya bibir, dinamakan syafawi karena makhraj mim dari syafah/bibir, ketika
bertemu dengan huruf ba. Mim sukun dilafalkan samar menjadi ghunnah dan
ditahan antara 2 sampai 3harokat, cara membacanya samar-samar, artinya pada saat
membaca mim sukun disamarkan dan terdengar seperti ghunnah (didengungkan).
Contoh : ‫ إنّ ربّهم بهم‬.

3. Idzhar Syafawi

Jika mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba,
cara pengucapannya tidak boleh dengung dan huruf mim sukun harus dibaca jelas
dan baik. Perlu diperhatikan apabila mim sukun bertemu dengan huruf wawu maka
harus berhati-hati ketika membacanya, yakni dengan lebih cepat serta lebih jelas
tanpa ghunnah sedikit pun. Mim sukun tidak boleh terpengaruh dengan makhraj fa’
walaupun makhrajnya berdekatan atau sama.

Anda mungkin juga menyukai