Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN AL-QURAN

Hukum gharib,saktah,qath'u,tanda waqaf dan madd

DOSEN PENGAMPU
M.Iqbal Ansari,M.Pd.i
Kelompok 5
Akhmad noval 2005030010
Rizka Aulia Ramadhani 2005030038
Erma Wati 2005030057
Ghorib
Ghorib artinya tersembunyi atau samar. Menurut istilah ulama
qurra', ghorib memiliki arti sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena
pembahasannya yang samar. Bacaan-bacaan di dalam Al-Qur'an yang
dianggap gharib dalam qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs, antara lain adalah
Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql
Macam-macam Ghorib
1. Imalah
Imalah artinya memiringkan atau condong. Sedangkan menurut istilah, Imalah artinya
memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya
2. isymam
Jenis bacaan gharib yang kedua adalah Isymam. Cara membaca bacaan Isymam adalah dengan
cara mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun disertai dengan gerakan mulut yang
dimajukan seperti saat mengucapkan huruf “U”.
3. Saktah
Jenis bacaan gharib yang ketiga adalah Saktah. Saktah artinya diam atau tidak bergerak.
Sedangkan menurut isltilah Saktah adalah berhenti sejenak sebelum membaca bacaan berikutnya.
Namun, ketika berhenti tidak boleh mengambil napas selama 2 sampai 4 harakat
4. tahsil
Jenis bacaan gharib yang keempat adalah Tahsil. Tahsil artinya kemudahan atau
keringanan
5. Naql
Jenis bacaan gharib yang kelima adalah Naql. Naql artinya memindah. Sedangkan
menurut istilah Naql artinya memindahkan harakat ke huruf sebelumnya
6. Badal
Badal dalam hal ini berarti mengganti huruf dalam sebuah bacaan.
Hukum Qath'u
Qoth’u menurut bahasa artinya adalah memutuskan (bacaan). Sedangkan
pengertian Qoth’u menurut istilah adalah memutuskan bacaan seketika degan
tujuan untuk mengakhiri bacaan tidak berniat melanjutkan kembali.Dalam
Qoth’u ini, bisa disebabkan karena qor’i mengalami sebab-sebab atau masalah-
masalah tertentu, misalnya saja masalah sakit, berpindah tempat, atau keperluan
lain, sehingga hal tersebut menyebabkn seseorang boleh memutuskan bacaan
Al-Qur’an
Waqaf
Waqaf menurut bahasa mempunyai arti berhenti atau menahan. Sedangkan
menurut istilah (ilmu tajwid) pengertian waqaf adalah berhenti sejenak ketika
membaca suatu lafadz atau kalimat yang terdapat tanda waqaf guna mengambil
nafas untuk melanjutkan kembali bacaan ayat selanjutnya.Selain waqaf, terdapat
juga wasal. Wasal berarti terus dibaca atau bersambung. Membaca Al-Qur’an
dengan wasal artinya jika ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan
atau disambung dengan kalimat berikutnya. Tanda waqaf dan wasal ini sering
disebut dengan nama tanda-tanda waqaf.
Macam Macam Waqaf
1. Waqaf Lazim 7. Waqaf Mutlaq
2. Waqaf laa washal 8. Waqaf Murakhas
3. Tanda Waqaf Waslu Ula 9. Waqaf Qobih
4.Waqaf Mu’anaqah/Muraqabah 10. Waqaf Mujawwaz
5. Tanda Waqaf Jaiz 11. Waqaf Kadzalik
6. Waqaf Waqfu Aula 12. Waqaf Mustahab
Pengertian Mad
pengertian mad menurut bahasa artinya adalah memanjangkan serta
menambah, sedangkan menurut istilah mad artinya memanjangkan suara
dengan salah satu huruf dari huruf-huruf mad (asli).Secara umum, bacaan mad
terbagi menjadi dua saja, yaitu mad thabi’i (mad asli) dan mad far’i (mad
cabangnya atau bagiannya). Nah, dari mad far’i ini, nanti dibagi lagi hukum mad
menjadi 14 macam mad.Jadi, jika di total secara keseluruhan ada 15 macam-
macam mad
Macam Macam Mad
1. Mad Thabi’
Mad Thabi’i(mas asli) merupakan macam-macam mad yang terjadi apabila ada alif
yang terletak sesudah fathah, atau ya’ sukun terletak sesudah kasrah atau juga huruf
wau yang terletak sesudah dhammah maka ini dihukumi sebagai bacaan mad thabi’i.
Dimana Mad berarti panjang dan Thabi’i yang artinya biasa.
2. Mad Far'i
Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah Mad
Far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum
asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Mad Far'i ini terbagi menjadi
beberapa macam, diantaranya sebagai berikut:
A ) Mad Wajib Muttasil
Yang pertama yaitu Mad Wajib Muttasil. Terjadinya mad ini apabila mad thabi’I bertemu dengan hamzah
pada satu kalimat atau ayat. Untuk cara membacanya, wajib dipanjangkan sepanjang lima harakat atau setara
dengan dua setengah kali dari mad thabi’i (dua setengah alif

B ) Mad Jaiz Munfashil


Mad Jaiz Munfasil terjadi apabila ada mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah, namun hamzah tersebut
berada pada lain kalimat. Jaiz sendiri berarti boleh, sedangkan Munfashil memiliki arti

C ) Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi


Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ini masih termausk ke dalam macam-macam mad. Mad ini terjadi jika ada Mad
Thabi’i bertemu dengan tasydid pada satu kata atau ayat. Cara membaca mad ini adalah harus panjang selama tiga
kali Mad Thabi’i atau sekitar enam harakat.

D ) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi


Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ini adalah mad yang terjadi jika ada Mad Thob’i bertemu dengan huruf mati
atau sukun. Cara membacanya adalah sepanjang enam harakat.
E ) . Mad Layyin
Mad ini terjadi jika setelah huruf yang berharakat fatha wau sukun atau ya’ sukun. Cara membacanya adalah dengan
membaca mad dengan sekedar

F ) . Mad ‘Arid Lisuukun


Mad ‘Arid Lissukun dibaca jika terdapat waqaf atau tempat pemberhentian membaca, sedangkan sebelum waqaf tersebut
terdapat Mad Thobi’i atau Mad Lein.

G ) . Mad Shilah qashirah


Mad Shilah Qashirah terjadi jika ada haa dhamir sedangkan sebelum haa tadi terdapat huruf hidup (berharakat). Maka
untuk cara membacanya haruslah panjang seperti halnya mad thobi’i.

H ) . Mad Shilah thowilah


Mad ini dihukumi jika ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah ( ‫)ء‬.

I ) . Mad ‘Iwadl
Mad ‘Iwadl adalah mad yang dibaca jika terdapat fathatain yang ditemukan pada waqaf atau pemberhentian pada akhir
kalimat atau ayat. Untuk cara membaca mad ini adalah seperti Mad Thabi’i.

J ) . Mad Badal
Mad Badal terjadi jika terdapat hamzah ( ‫ )ء‬bertemu dengan sebuah Mad .
Kesimpulan

Ilmu Tajwid itu sangat penting dipelajari agar tidak salah dalam membaca Al
Qur’an dan terhindar dari dosa karena membacanya secara Tartil.dan
memahami bacaan ghorib juga diperlukan supaya saat membaca nya tidak
mengubah makna dari Al Qur’an tersebut dan mendapat pahala besar karena
membaca dengan hukum tajwid yang benar.dan agar bacaan kita itu seperti apa
yang pernah di ajarkan Rasulullah Saw .

Anda mungkin juga menyukai