nurzaiyannah059@umsida.ac.id , anitapujiastutik@umsida.ac.id
Abstract: Learning to read the Qur'an is an obligation for all Muslims, not only for children, but also for adults.
Awareness of learning to read the Qur'an which is usually only aimed at children, has now spread to adults. The
aim of this research is to find out the application of Al-Qur'an tahsin by using the ummi ummahat guidebook in
Sari Islam Islamic Elementary School. This research is a type of qualitative research using a descriptive
qualitative approach. It can be seen that tahsin by using ummi's manual has increased, both in quality and
quantity.
Keywords: tahsin, learning the Qur'an, ummahat
Abstrak: Belajar membaca Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban bagi semua muslim, tidak hanya untuk anak-
anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kesadaran belajar membaca Al-Qur’an yang biasanya hanya ditujukan
kepada anak-anak, kini sudah merambah kepada orang dewasa. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui penerapan tahsin Al-Qur’an dengan menggunakan buku panduan ummi ummahat di SD
Islam Sari Bumi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Dapat diketahui bahwasannya tahsin dengan menggunakan buku panduan ummi mengalami peningkatan,
baik kualitas maupun kuantitas.
Kata kunci: tahsin, pembelajaran Al-Qur’an, ummahat
I. PENDAHULUAN
Al-Quran adalah firman Allah yang turun melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat islam. Tidak ada keraguan di dalamnya (Al-
Qur’an). [1] Mengingat Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia, maka mempelajarinya adalah sebuah
kewajiban bagi seluruh umat muslim tidak terikat batasan usia. Setiap muslim harus bisa membaca Al-Qur’an.
Karena membaca merupakan syarat pertama dan utama dalam memperoleh ilmu dan pengetahuan.[2] Urgensitas
membaca telah dicantumkan dalam al-Qur’an surat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu
surat al-Alaq ayat 1 sampai 5.
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.” [3]
Berdasarkan ayat tersebut Allah menjelaskan melalui malaikat jibril kepada Rasulullah SAW, bahwa untuk
memperoleh sebuah pengetahuan diperlukan cara. Cara tersebut adalah dengan membaca, sehingga seseorang akan
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya.Membaca Al-Qur’an juga tidak boleh hanya sekedar
bisa dalam membacanya, tetapi juga harus sesuai dengan kaidah dan hukum cara membacanya (tartil). Dari pelafalan
setiap huruf, tajwid, serta ghoroibul qur’annya. Sebagaimana firman Allah dalam dalam Al-Qur’an surat Al-
Muzammil ayat 4.
Artinya : “ atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” [4]
Di Indonesia terdapat banyak buku panduan-buku panduan pembelajaran Al-Qur’an. Buku panduan-buku
panduan tersebut dapat memfasilitasi banyak orang untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil. Buku panduan
ummi merupakan salah satu buku panduan belajar mengajar Al-Qur’an yang ada di Indonesia. Buku panduan ini
memperkenalkan diri sebagai salah satu buku panduan yang dapat membantu dengan mudah semua orang dalam
belajar Al-Qur’an. Dalam pengajarannya, buku panduan ini tidak hanya mengunggulkan kekuatan buku yang ada.
Kekuatan utama yang lain, yaitu metoda, mutu guru, dan sistem yang berbasis mutu. [5]
SD Islam Sari Bumi merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki program belajar mengajar Al-Qur’an
dengan buku panduan ummi. Dimana lulusannya diharapkan memiliki kemampuan dalam membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar (tartil). Peneliti tertarik melakukan suatu penelitian di lembaga ini karena adanya program
unggulan yang dimiliki sekolah ini yaitu Al-Qur’an dan kewirausahaan. Sekolah ini memiliki banyak sekali prestasi
di dalam bidang Al-Qur’an, baik di tingkat gugus, kecamatan, sampai nasional. Selain itu, penerapan unggulan Al-
Qur’an ini tidak hanya untuk santrinya saja, tetapi untuk seluruh warga sekolah. Di lembaga ini, terdapat
perkumpulan ummahat wali santri yang mengadakan kegiatan belajar membaca Al-Qur’an atau yang dinamakan
dengan tahsin Al-Qur’an. Belajar mengajar Al-Qur’an tersebut menggunakan buku panduan ummi. Mereka membuat
suatu kelompok belajar yang berisi kegiatan-kegiatan seperti tahsin Al-Qur’an, turjuman Al-Qur’an dan belajar
Bahasa Arab. Kelompok belajar ini terbentuk karena banyaknya perbincangan dikalangan ummahat, terkait
banyaknya ummahat yang masih belum lancar dalam membaca Al-Qur’an. Selain itu, banyak ummahat yang selesai
mengantarkan anak-anaknya mengisi waktunya hanya dengan mengobrol dengan sesama wali santri, dan konten
pembicaraannya banyak yang kurang bermanfaat. Dengan terbentuknya program kegiatan tersebut, banyak ummahat
yang antusias untuk mengikuti karena banyak dari mereka yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an, serta untuk
mengisi waktu luang mereka di pagi hari. Selain itu, mereka juga dituntut untuk bisa membantu menyimak anak-
anak mereka muraja’ah Al-Qur’an dirumah sebagai bentuk kerjasama mereka dengan sekolah. Dari sini dapat
diketahui bahawasannya belajar Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban bagi semua orang, tidak hanya untuk anak-
anak, tetapi juga untuk orang dewasa.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan di SD Islam Sari Bumi ini dimaksudkan untuk mencari informasi yang berkenaan
dengan kegiatan tahsin oleh ummahat. Melibatkan Kepala sekolah, guru kelas (Ustadz dan Ustadzah), dan peserta
didik (ummahat). Dimana semuanya menjadi subyek utama dalam penelitian ini.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subyek
penelitian. Berkenaan dengan perbuatan, pendapat, tindakan dan motivasi subyek terhadap suatu hal yang
berhubungan dengan penerapan tahsin. Penelitian ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala
pada saat penelitian berlangsung yang bersifat alamiah serta untuk memaparkan keseluruhan data hasil penelitian
untuk dibahasakan secara rinci. [6]
Dalam pengumpulan datanya penelitian ini menggunakan prosedur, sebagai berikut :
A. Interview atau wawancara
Merupakan suatu kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dan informan dalam suatu kegiatan
penelitian. Wawancara ini bertujuan agar peneliti dapat mengkonstruksi pemikiran, kejadian, kegiatan, pengalaman
serta opini mendalam mengenai masalah penelitian. [7]
Informan yang telah dipilih oleh peneliti adalah yang memiliki kapabilitas dibidangnya serta memiliki
tanggung jawab pada bidang tersebut. Alasan lainnya disebabkan orang-orang tersebut diyakini memiliki data yang
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Wawancara atau interview tersebut dilakukan dengan beberapa orang di bawah ini :
1. Kepala Sekolah
2. Koordinator Al-Qur’an
3. Pengajar Al-Qur’an
4. Peserta didik (ummahat)
B. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dari suatu kegiatan pengumpulan data. Pengamatan atas gejala,
fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dalam
obyek penelitian secara langsung. Dimana peneliti bisa berinteraksi langsung dengan obyek yang diteliti. [8]
Observasi dilakukan untuk mendapatkan pengalaman secara langsung untuk peneliti, melihat dan mengamati,
memahami sendiri peristiwa dan situasi di lapangan, menjadi alat bantu jika sudah tidak memungkinkan
menggunakan alat komunikasi yang lain untuk melakukan penelitian. [9] Dalam hal ini, peneliti datang langsung ke
lokasi penelitian, yaitu SD Islam Sari Bumi. Peneliti berharap dapat mengetahui bagaimana pembelajaran Al-Qur’an
oleh Ummahat di SD Islam Sari Bumi.
C. Dokumentasi
Dalam mencari data tambahan atau data sekunder pada penelitian. Data ini berisi fakta yang berasal dari
pihak sekolah yang akan diteliti.
Data yang dicari oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang sekolah seperti sejarah sekolah, jumlah siswa, guru, profil sekolah maupum data lain yang
diperlukan.
2. Dokumentasi kegiatan belajar-mengajar, kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan tahsin dan beberapa
dokumentasi pendukung lainnya yang diperlukan.
A. Analisis Data
Menganalisis data berarti peneliti harus melakukan klasifikasi terhadap data yang diperoleh saat melakukan
penelitian. Data harus di atur kedalam suatu pola atau kategori satuan uraian dasar. Selanjutnya, penulis harus
menganalisis dengan mengurutkan data, mengelompokkan, mengkategorikan, dan terakhir menyusun satuannya.
Menggunakan model analisis Miles and Huberman, penganalisisan data dilakukan selama pengumpulan data
berlangsung dan setelah mengumpulkan data pada periode tertentu. [9]
Terdapat beberapa tahap yang dilakukan pada analisis data:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Pada tahap ini penlus melakukan pengorganisasian terhadap data yang diperoleh. Membuang data yang tidak
perlu dan mengambil hal-hal yang pokok.
2. Penyajian Data (Data Display)
Tahap ini dilakukan untuk mempermudah penulis dalam memahami data yang diperoleh. Tujuannya, agar dapat
menentukan hal yang akan dilakukan selanjutnya dalam penelitian.
3. Memaknai Hasil Penelitian (Conclusion Drawing)
Pada tahap ini kesimpulan masih berbentuk kemungkinan atau sementara. Hal tersebut apabila kemudian penulis
menemukan bukti baru yang lebih kuat. Namun, apabila data yang didapat kuat dan valid serta bersifat konsisten
dari awal hingga akhir maka bisa dipastikan hasil kesimpulan tersebut kredibel. Diharapkan kesimpulan dapat
menjawab pertanyaan dari rumusan masalah meskipun tidak bersifat selalu.