Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang paling utama

sumber hukum yang disepakati keberadaannya oleh Ulama. 1 Al Qur an di

turunkan secara mutawatir selama 22 tahun 2 bulan 22 hari yang di

dalamnya di jelaskan tentang Islam dan ajarannya serta amalan-amalan

keagamaan tidak terkecuali aktifitas tadarus yang di laksanakan umat

muslim. Sesuai dengan firman Allah QS. Al Muzzammil 73/4 sebagai

berikut:

ۗ ‫اَوْ ِز ْد َعلَ ْي ِه َو َرتِّ ِل ْالقُرْ ٰانَ تَرْ تِ ْياًل‬

Artinya: atau lebih dari (seperdua) itu. Bacalah Al-Qur’an itu


dengan perlahan-lahan.(Al Muzzammil 4)2

Dari ayat di atas kalimat ‫ َرتِّ ِل‬mempunyai arti serasi dan indah yang

bisa di simpulkan menjadi ucapan-ucapan yang disusun secara rapi dan

diucapkan dengan baik dan benar di lukiskan dengan kata-kata Tartil al-

kalam/tartil al Qur an, yang membacanya dengan perlahan-lahan sambil

memperjelas huruf-huruf berhenti dan memulai (Ibtida’), sehingga

pembaca dan pendengarnya dapat memahami dan menghayati kandungan

1
Umar Shihab, Kontekstualitas al-Qur’an: Kajian Tematik atas Ayat-Ayat Hukum dalam
al-Qur’an, hal 337
2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jawa Barat: Syaamil Quran,
2012), hlm.272.

1
2

pesan-pesannya.3 Masyarakat di Indonesia sering meyebut tartil al Qur an

dengan tadarus al Quran.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik

sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan

proses belajar.4 Pembelajaran al Qur an hadis di setiap sekolah memiliki

metode pembelajaran yang berbeda-beda, seperti menggunakan metode

active the bate, pro kontra, snow ball, jigsaw, dan metode drill. Agar

tujuan pembelajaran tercapai di setiap sekolah, banyak cara yang bisa di

gunakan salah satunya tadarrus al Qur an, sehingga peserta didik

mendapatkan ilmu dengan sebaik-baiknya dan tujuan ini sesuai dengan

sabda nabi sebagai berikut:

‫َو َم ْن َسلَكَ طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu,


maka Allah akan mudahkan baginya jalan
menuju surga." (HR Muslim, no. 2699).

Berdasarkan hasil wawancara awal yang peneliti lakukan dengan

kepala Madrasah pada tanggal 3 januari 2023, di kantor kepala Madrasah

Mts Muhammadiyah Karang Intan bahwasannya ada kegitan tambahan

seperti taddarus al Qur an untuk setiap kelas tetapi khusus di Mts

Muhammadiyah Karang Intan Namanya diganti menjadi ngaji morning.

Kenapa kami namakan ngaji morning karena waktu pelaksanaan di pagi

3
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakara : Lentera Hati, 2002.
4
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
Cipta,2006).hlm 39.
3

hari dan agar peserta didik sebelum memulai pembelajaran di awali

dengan membaca al Qur an. Tujuan ngaji morning di adakan di Mts

Muhammadiyah Karang Intan agar memudahkan peserta didik untuk

belajar mata pelajaran al Qur an Hadis karena materi yang ada di mata

pelajaran itu sangat berkaitan dengan ngaji morning, seperti belajar tajwid,

hafalan, dan makhrojul huruf.5

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di Mts

Muhammadiyah Karang Intan pada tanggal 3 januari 2023 bahwasannya

kegiatan ngaji morning dilaksanakan di setiap kelas dari hari senin sampai

hari sabtu pada jam 7.30 WITA sebelum pembelajaran pertama di

laksanakan yang di dampingi oleh guru yang professional, kegiatan ngaji

morning dilakukan dengan metode mengulang kembali/drill yaitu dengan

guru pendamping membacakan surah/ayat al Qur an kemudian peserta

didik mengulang kembali apa yang di ucapkan guru pendamping. Pada

saat mengikuti kegiatan ngaji morning setiap kelas mengikunya dengan

antusias tetapi berbeda dengan kelas VII, banyak siswa yang kurang

antusias karena masih beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dari itu peneliti mengangkat judul

“PENGARUH NGAJI MORNING TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN AL QUR AN HADIS DI

MTS MUHAMMADIYAH KARANG INTAN”.

5
Opek Amalia. Kamad. Wawancara pada tanggal 3 januari 2023.
4

B.

Populasi penelitian ini adalah siswa dari kelas IX yang

bersekolah di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Karang

Intan yang berjumlah siswa. Untuk lebih jelasnya tentang

pembagian kelas dan jumlah siswa ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel. 3.1 Rombongan Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah karang intan

Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan

VIII 18 9 27

IX 12 9 21

Jumlah 30 9 48

Sumber : Dokumentasi TU Mts Muhammadiyah Karang Intan

Jumlah subyek yang ada di Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Karang Intan kurang dari 100, maka dalam


5

penelitian ini mengabil penelitian populasi dengan menghitung

semua subyek.

1. Sampel

Menurut Mahmud sampel adalah sebagian dari populasi

yang mewakili keseluruhan objek penelitian tanpa mengurangi

mutu penelitian yang sering disebut penelitian sampel.6

Dalam penelitian ini teknik pengambilan Random

Sampling dengan model Proportional Stratified, artinya

pengambilan secara presentase dari setiap kelas dengan kisaran

50 % dari jumlah yang ada, di kelas VIII 13 dan kelas IX 11,

sehingga sampel yang dijadikan berjumlah 24 siswa.

A. Data dan Sumber data

Data dan sumber data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini meliputi data pokok dan data

penunjang:

a. Data pokok

Data pokok yaitu data yang dijadikan bahasan dalam

penelitian ini meliputi:

1) Pembelajaran tatap muka di Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Karang Intan.

2) Minat belajar siswa pada mata pelajaran fikih di

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Karang Intan.


6
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan., hlm. 41
6

b. Data Penunjang

Data penunjang dalam penelitian ini berkenaan tentang

gambaran umum objek dan lokasi penelitian, meliputi:

1) Identitas Madrasah

2) Visi dan misi Madrash

3) Tujuan dan Motto Madrasah

4) Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan

5) Jumlah Rombongan Belajar

6) Jumlah sarana prasarana Madrasah

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini, meliputi:

a. Responden: yaitu 24 siswa dari kelas IX di Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Karang Intan.

b. Informan: yaitu Kepala Sekolah, guru dan TU di Madrasah

Tsanawiyah Muhammadiyah Karang Intan.

c. Dokumen: yaitu berupa catatan, data atau arsip yang berkenaan

dengan masalah penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi
7

Penulis menggunakan teknik observasi langsung atau

pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi

dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.

Dalam hal ini penulis meneliti ketempat yang ingin diteliti untuk

mengetahui pengaruh kebijakan pembelajaran tatap muka terhadap

minat belajar siswa pada mata pelajaran fikih.

2. Angket

Menurut Suharsimi Arikunto angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui.7 Dalam kuisioner ini, peneliti menyusun beberapa pertanyaan

yang dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kebijakan

pembelajaran tatap muka terhadap minat belajar siswa pada mata

pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Karang

Intan.

Angket dalam penelitian ini berupa angket tertutup, yaitu

angket yang sudah dilengkapi dengan jawaban sehingga tinggal dipilih

jawaban yang sesuai.

Tabel 3.2

7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 128
8

Indikator Kusioner

Sub. No. item


No Variabel Indikator
variabel soal
Dengan Setiap mata
waktu pelajaran hanya 1 1,28,10
terbatas jam per minggu
Antara siswa di
Kebijakan jaga jaraknya 1,5
1 Jaga jarak 3,4,5
tatap muka meter di dalam
kelas
Memakai
Ketika mengikuti
masker dan 6,7,9
pelajaran
cuci tangan
Senang
2 Minat belajar ketertarikan mengikuti 1,2,9,3,10
pelajaran fikih
Memperhatikan
guru saat
Perhatian 4,6
pembelajaran
fikih
Aktif mengikuti
keaktifan 5,7,8
pembelajaran

3. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteleiti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dalam dan jumlah

respondennya kecil/sedikit. Wawancara dapat dilakukan secara

terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap

muka maupun dengan menggunakan telepon.8

Wawancara dilakukan untuk mencari data dan jumlah siswa di

MTS Muhammadiyah Karang Intan.


8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 194.
9

4. Dokumentasi

Penulis menggali data tentang gambaran umum lokasi

penelitian, seperti identitas madrasah, jumlah tenaga pendidik dan

kependidikan, keadaan fasilitas sarana dan prasarana, jumlah siswa di

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Karang Intan.

C. Desain Pengukuran

Kareana tujuan penelitian ini adalah mencari pengaruh

pembelajaran tatap muka terbatas terhadap minat belajar siswa pada mata

pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Karang Intan.

Alat ukur dalam penelitian ini berupa angket yang berisi butir -

butir pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh para responden. Penyusunan

angket tersebut berdasarkan pada konstruksi teoritik yang telah disusun

sebelumnya. Kemudian atas dasar teoritik tersebut dikembangkan ke

dalam indikator-indikator dan selanjutnya dikembangkan dalam butir-butir

pertanyaan.

Dalam angket ini responden diminta untuk memberikan tanda

ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan pada lembar angket sesuai

dengan keadaan yang dialami. Angket yang diberikan untuk memperoleh

data tentang pembelajaran tatap muka terbatas terhadap minat belajar

siswa.

Dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena


10

social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya

disebut sebagai variabel penelitian. Pada Skala Likert terdapat 4 alternatif

jawaban dalam setiap instrumen, ke empat jawaban tersebut adalah sangat

setuju, setuju, tidaksetuju,sangat tidak setuju. Masing-masing jawaban

mempunyai skor yang berbeda-beda.

Tabel 3.2 pilihan jawaban angket pernyataan positif.

Skor
No Pilihan jawaban
Positif

1 Sangat setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak setuju 2

4 Sangat tidak setuju 1

1. Uji Validitas Instrument

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kebenaran seseuatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid dan benar mempunyai validitas tinggi. 9 Sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki vadilitas rendah. Sebuah

instrumen dikatan valid apabila mampu mengukur apa yang

diiinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data dari variabel yang secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana dat yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas angket


9
Ibid. hlm 44.
11

dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik korelasi product

moment dengan menggunakan SPSS.

2. Uji Realibilitas Instrument

Realibilitas adalah suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila

alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan

senantiasa menunjukkan hasil yang sama.10

Adapun untuk mencari relibilitas angket secara keseluruhan,

karena angketnya menggunakan Skala Likert maka penulis

menggunakan rumus Alpha Cronbach , dengan menggunakan rumus

SPSS pada tarif signifikansi 5% tingkat kesalahan pada umumnya.

D. Analisis data

1. Uji hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini menggunakan Regresi Linier

Sederhana. Untuk mencari persamaan regresi dapat menggunakan

rumus sebagai berikut:

Y = a + bx

Keterangan:

Y: Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a: Harga Y ketika harga X =0 (harga konstan).

b: Angka arah atau koefesien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependent yang

didasarkan pada perubahan variabel indepedent. Bila (+) arah garis

naik, dan bila (-) maka arah garis turun.


10
Anas Sudijino, Pengantar Statistic Pendidikan…,hlm.217
12

X: Subyek pada variabel indepeden yang mempunyai nilai tertentu.

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan

SPSS dengan mengcopy hasil total dari angket pada variabel x dan

y yang kemudian di anlyze serta klik regresion dan linear, maka di

dapat kolom coefisien yang nnti akan menunjukkan hasil niali a

dan b.
BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : MTs Muhammadiyah Karang Intan

b. NSM : 121263030031

c. Alamat Sekolah : Jl. Melati No. 63 RT 003 Karang Intan

d. No. Telp : 08524978450

e. E-Mail : mtsmuhammadiyahkarangintan@gmail.com

f. Nama Yayasan : Muhammadiyah

g. SK Akreditasi : DP.071174

h. Tahun Berdiri :1987

i. Kepala Madrasah : Hasmi Ridho, S.Pd.

j. Pendiri Madrasah : Gt. H. Kajuani

2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

“Berwawasan masa depan dan berakhlaqul karimah, unggul dalm

untag dan iptek”.

b. Misi

1) Meningkatkan Kualitas KBM, Remidial, Tugas-tugas Mandiri

dan Kelompok.

13
14

2) Memberdayakan seluruh sumberdaya sekolah untuk

membentuk kepribadian muslim yang berwawasan

keindonesiaan.

3) Membekali siswa ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang

berorientasi pada kecakapan hidup.

4) Melaksanakan kegiatan Ekstra Kurikuler (Olahraga, Pramuka,

HW Muhadharah, Keseniandan Tapak Suci).

5) Meningkatkan etos kerja Tenaga Pendidik dan Kependidikan.

3. Motto, Tujuan dan Strategi Sekolah

a. Motto

"TULIS YANG AKAN ANDA KERJAKAN, KERJAKAN

YANG TULUS”.

b. Tujuan

Berdasarkan VISI dan MISI madrasah tersebut diatas, maka

Tujuan Pendidikan yang akan dicapai di Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Karang Intan adalah, terbentuknya peserta didik

yang

1) Meningkatnya kualitas siswa lulusan melebihi Standar

Nasional

2) Meningkatnya keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah

SWT.

3) Berakhlak mulia.

4) Memiliki keterampilan dan jiwa seni yang bernafaskan Islam.


15

5) Meningkatnya kualitas dan etos kerja tenaga pendidik dan

kependidikan.

6) Menyiapkan peserta didik yang siap melanjutkan kejenjang

pendidikan menengah serta menyiapkan kader penerus syariat.

c. Strategi

1) Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Kepala

Madrasah, Guru dan staf karyawan.

2) Peningkatan dan pengembangan proses belajar mengajar yang

efektif dan efesien dengan menggunakan Kurikulum 2013.

3) Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana

madrasah.

4) Peningkatan kualitas administrasi madrasah yang bernuansa

transparan, accoumable, dan efesiensi.

5) Peningkatan Mutu manejemen madrasah yang efektif dan

efesien.

6) Pemberdayaan peran serta orang tua siswa dan masyarakat

dalam menciptakan dan meningkatkan madrasah yang bermutu

dan mandiri.

Untuk mewujudkan vist, misi dan tujuan madrasah tersebut

dilaksanakan berbagai macam usaha dan kebijaksanaan. diantaranya

melalui program ini, yaitu:

a. Reorientasi pembelajaran.

b. Pembekalan Kecakapan Hidup (Life Skill).


16

c. School Reform.

d. Manajemen sekolah.

e. Kultur sekolah.

f. Hubungan sinergis dengan masyarakat.

4. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan

No Jabatan Jumlah
1 Kepalah Sekolah 1 orang
2 Wakamad 1 orang
3 Pendidik/Guru 19 orang
4 TU 1 orang
5 Perpustakaan 1 orang
6 Teknisi Lab, Komputer 1 orang
7 Kebersihan 1 orang
8 Keamanan 1 orang
Sumber: TU MTs Muhammadiyah Karang Intan

5. Jumlah Siswa

Tabel 4.2 Jumlah Siswa

Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
VII 18 17 35
VIII 18 9 27
IX 15 9 24
Jumlah 51 35 86
Sumber: TU MTs Muhammadiyah Karang Intan

6. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Sekolah

No Nama Kondisi
1 Ruang Kepala Sekolah Baik
2 Ruang Guru Baik
3 Ruang TU Baik
17

4 Kelas Siswa Baik


5 Gudang Baik
6 Kantin Baik
7 Perpustakaan Baik
8 WC. Guru Baik
9 WC. Siswa Baik
10 BK Baik
11 Parkir Baik
12 Ruang Komputer Baik
Sumber: TU MTs Muhammadiyah Karang Intan

B. Penyajian Data

1. Uji Penggalian Data

Untuk mengetahui kevaliditan dan reabilitas suatu angket

atau kusioner maka di lakukan pengujian angket ke 10 siswa terlebih

dahulu. Sehingga nanti ketika penyebaran angket yang sebenarnya

sudah valid dan real. Adapun data yang didapat, sebagai berikut :

a. Validitas instrumen

Pada uji validitas instrumen ini ada dua yang diuji yaitu

validitas instrumen angket kebijakan pembelajaran tatap muka dan

instrumen angket minat belajar siswa mata pelajaran fikih saat

pembelajaran normal dengan menggunakan SPSS 26. Maka

hasilnya akan disajikan pada tabel di bawah ini.


18

1) Validitas Angket Pembelajran Tatap Muka Terbatas

Tabel 4.4 validitas angket kebijakan pembelajaran tatap muka

No r hitung r tabel 5% n=10 Keterangan


1 0,688 0,632 valid
2 0,794 0,632 valid
3 0,827 0,632 valid
4 0,862 0,632 valid
5 0,847 0,632 valid
6 0,950 0,632 valid
7 0,715 0,632 valid
8 0,688 0,632 valid
9 0,768 0,632 valid
10 0,715 0,632 valid

Jika Ha = r hitung > r tabel (item soal Valid)

Jika Ho = r hitung < r tabel (item soal tidak Valid)

Berdasarkan uji Validitas yang telah dilakukan dengan

SPSS dapat diketahui bahwa butir soal angket yang telah diuji coba

hasilnya semua Valid, karena seluruh item soal setelah diuji

Validitasnya menunjukkan hasil bahwa nilai r hitung lebih besar dari

r tabel( rhitung > t tabel).

2) Validitas Angket Minat Belajar Siswa

tabel 4.5 validitas angket minat belajar siswa

No r hitung r tabel 5% n=10 Keterangan


1 0,699 0,632 valid
2 0,733 0,632 valid
3 0,783 0,632 valid
4 0,675 0,632 valid
5 0,772 0,632 valid
6 0,692 0,632 valid
7 0,667 0,632 valid
8 0,852 0,632 valid
9 0,926 0,632 valid
10 0,808 0,632 valid
19

Jika Ha = r hitung > r tabel (item soal Valid)

Jika Ho = r hitung < r tabel (item soal tidak Valid)

Berdasarkan uji Validitas yang telah dilakukan dengan

SPSS dapat diketahui bahwa butir soal angket yang telah diuji coba

hasilnya semua Valid, karena seluruh item soal setelah diuji

Validitasnya menunjukkan hasil bahwa nilai r hitung lebih besar dari

r tabel( rhitung > t tabel).

b. Reabilitas Instrumen

Pada uji reabilitas instrumen ini ada dua yang diuji yaitu

reabilitas instrumen angket kebijakan pembelajaran tatap muka dan

instrumen angket minat belajar siswa mata pelajaran fikih saat

pembelajaran normal dengan menggunakan SPSS 26. Maka

hasilnya akan disajikan pada tabel dibawah ini.

1) Reabilitas Angket Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka

Tabel 4.6 Reabilitas angket pembelajran tatap muka terbatas

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items r tabel ketrerangan
Alpha
0.914 10 0,632 reliabel

Berdasarkan tabel uji reliabilitas di atas diperoleh

koefisien reliabilitas angket kebijakan pembelajaran tatap muka

sebesar 0,914. Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut

dapat disimpulkan bahwa semua angket dalam penelitian ini

reliabel atau bisa dikatakan konsisten karena nilai alpha > nilai
20

r tabel, sehingga disimpulkan bahwa soal angket dapat

digunakan sebagai instrumen dalam mengumpulkan data

penelitian dan dapat disebarkan kepada sampel penelitian.

2) Reabilitas Angket Minat Belajar Siswa

Tabel 4.7 angket minat belajar siswa

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items r tabel ketrerangan
Alpha
0.919 10 0,632 reliabel

Berdasarkan tabel uji reliabilitas di atas diperoleh

koefisien reliabilitas angket minat belajar siswa sebesar 0,919.

Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut dapat

disimpulkan bahwa semua angket dalam penelitian ini reliabel

atau bisa dikatakan konsisten karena nilai alpha > nilai r tabel,

sehingga disimpulkan bahwa soal angket dapat digunakan

sebagai instrumen dalam mengumpulkan data penelitian dan

dapat disebarkan kepada sampel penelitian.

2. Pengolahan Data

Setelah uji instrumen selesai, maka angket disebar ke 24

sampel dari responden yang akan di tabulasikan, adapun yang

ditabulasikan adalah jawaban dari angket tersebut dengan bentuk tabel

yang terdiri dari hasil angket kebijakan pembelajaran tatap muka dan

hasil angket minat belajar siswa pada mata pembelajaran fikih. Sebagai

berikut :
21

Tabel 4.8 tabulasi kebijakan pembelajaran tatap muka

PERNYATAAN
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 3 4 3 3 2 2 2 4
2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4
3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4
5 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3
6 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
7 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4
9 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
10 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3
11 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3
12 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
13 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3
14 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4
15 2 2 3 3 3 2 4 4 3 4
16 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
17 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3
18 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4
19 4 4 2 2 3 2 4 4 4 3
20 3 3 2 2 1 3 2 2 3 2
21 3 2 3 1 2 2 2 3 2 3
22 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4
23 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4
24 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3

Tabel 4.9 tabulasi minat belajar siswa


PERNYATAAN
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3
3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
8 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3
11 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3
12 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4
13 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
18 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
21 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3
22 3 2 4 2 2 2 3 2 2 3
23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22

Dari tabel 4.4 dan 4.5 diatas dapat diketahui jawaban dari 24

responden pada penyebaran angket untuk menguji pengkategorian jawaban

dari respoden.

a. Pengkategorian variabel x dan y

1) Pembelajaran tatap muka terbatas

Tabel 4.10 hasil angket kebijakan pembelajaran tatap muka.

SKOR JAWABAN
NO ITEM PERNYATAAN 4 3 2 1 SKOR
F F F F
1 X1 12 9 3 0 81
2 X2 6 14 4 0 74
3 X3 5 14 5 0 72
4 X4 12 7 4 1 78
5 X5 8 11 4 1 74
6 X6 8 9 7 0 73
7 X7 13 5 6 0 79
8 X8 13 8 3 0 82
9 X9 13 8 3 0 82
10 X10 14 9 1 0 85
SKOR AKTUAL 780
SKOR IDEAL 960

Berdasarkan hasil di atas maka dibuatlah pengkategorian untuk

jawaban responden pada angket kebijakan pembelajaran tatap muka yang

di kategorika menjadi 4 kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju,

sangat tidak setuju.

Skor terendah dari 10 (jumlah pernyataan) x 1 (nilai skor

terendah ) x 24 (jumlah responden) = 240, dan skor tertinggi dari 10

(jumlah pernyataan) x 4 (nilai skor tertinggi) x 24 (jumlah responden) =

960. Jadi interval adalah total range 960 (skor tertinggi) - 240 (skor
23

terendah) lalu di bagi 4 (jumlah nilai skor) hasilnya adalah 180.

Pengkategorian ndapat dilihat dari gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1
Pengkategorian hasil angket kebijakan pembelajaran tatap muka.

Sangat tidak Tidak Sangat


Setuju
setuju setuju setuju

240 420 600 780 960

Skor aktual dari tabel 4.6 adalah 780 , jika kita lihat pada gambar

4.1 maka berada di kategori setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tanggapan responden pada angket pembelajaran tatap muka terbatas adalah

setuju.

2) Minat belajar siswa mata pelajaran fikih

Tabel 4.11 hasil angket minat belajar siswa

SKOR JAWABAN
NO ITEM PERNYATAAN 4 3 2 1 SKOR
F F F F
1 Y1 15 9 0 0 87
2 Y2 13 7 4 0 81
3 Y3 10 13 1 0 81
4 Y4 16 7 1 0 87
5 Y5 16 5 3 0 85
6 Y6 14 7 3 0 83
7 Y7 14 9 1 0 85
8 Y8 14 7 3 0 83
9 Y9 13 8 2 0 81
10 Y10 15 9 0 0 87
SKOR AKTUAL 840
SKOR IDEAL 960
24

Berdasarkan hasil di atas maka dibuatlah pengkategorian untuk

jawaban responden pada angket minat belajar siswa pelajaran fikih saat

keadaan normal yang di kategorika menjadi 4 kategori yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Skor terendah dari 10 (jumlah pernyataan) x 1 (nilai skor

terendah ) x 24 (jumlah responden) = 240, dan skor tertinggi dari 10

(jumlah pernyataan) x 4 (nilai skor tertinggi) x 24 (jumlah responden) =

960. Jadi interval adalah total range 960 (skor tertinggi) - 240 (skor

terendah) lalu di bagi 4 (jumlah nilai skor) hasilnya adalah 180.

Pengkategorian ndapat dilihat dari gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.2
Pengkategorian hasil minat belajar siswa.

Sangat tidak Tidak Sangat


Setuju
setuju setuju setuju

240 420 600 780 960

Skor aktual dari tabel 4.7 adalah 840 , jika kita lihat pada gambar

4.1 maka berada di kategori sangat setuju. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tanggapan responden pada angket minat belajar siswa pelajaran

fikih saat pembelajaran normal adalah sangat setuju.


25

C. Analisis Data

Pada analisis data akan di sajikan untuk menjawab rumusan

masalah, adapun data yang diambil adalah tabel 4.8 dan 4.9 yang

kemudian di sajikan dalam bentuk tabel total dari kedua variabel.

Tabel 4.12 hasil total dari dua angket

NO X Y
1 30 30
2 35 36
3 36 34
4 35 40
5 30 35
6 38 40
7 35 38
8 34 39
9 32 40
10 23 29
11 30 30
12 35 34
13 36 34
14 35 40
15 30 35
16 38 40
17 35 38
18 34 39
19 32 40
20 23 29
21 23 25
22 30 25
23 35 30
24 36 40
TOTAL 780 840
26

Berdasarkan tabel 4.12 dapat di cari rumusan masalah penelitian

ini dengan cara memasukkan hasil total ke dalam SPSS. Adapun rumusan

masalahnya, antara lain :

1. Apakah ada pengaruh kebijakan pemebelajaran tatap muka terhadap

minat belajar siswa mata pelajaran fikih

Apakah terdapat pengaruh kebijakan pembelajaran tatap muka

terhadap minat belajar siswa mata pelajaran fikih. Adapun caranya

dengan memasukkan tabel 4.12 ke dalam SPSS, yang akan di dapat

tabel. Sebagai berikut :

Tabel 4.13 Coefficientsa

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Sig.
B Std. Error Beta t
1 (Constant) 8.956 5.608 1.597 0.124
PTMT 0.801 0.171 0.707 4.685 0,000113
a Dependent Variable: MINAT

Berdasarkan tabel 4.13 dapat di ketahui model regresi sederhana

dan uji hipotesisnya, yang nantinya akan menjawab apakah ada

pengaruh dan seberapa besar pengaruhnya .

a. Model regresi sederhana

Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan model persamaan

regresinya dengan melihat kolom B, yang dirumuskan :

Y = 8,956 (ɑ)+0,801 (X)

Penjelasan model persamaan regresi ini, adalah :

1) Constanta (ɑ) = 8,956 artinya apabila kebijakan

pembelajaran tatap muka (pembelajaran normal) itu tetap


27

atau constant, maka minat belajar siswa mata pelajaran

fikih sebesar 8,956.

2) Koefisien arah regresi/β (X) = 0,801(bernilai positif)

artinya apabila kebijakan pembelajaran tatap muka

(pembelajaran normal) meningkat 1 (terus berjalan),

maka minat belajar siswa mata pelajaran fikih akan selalu

meningkat 1.

b. Uji hipotesis

Pada uji hipotesis ini akan diketahui memastikan kembali

apakah ada pengaruh kebijakan pembelajaran tatap muka

terhadap minat belajar siswa yang sebelumnya sudah ada

pengaruh positif pada penjelasan model regresi linier sederha.

Maka dari itu diambil keputusan untuk memastikan adanya

pengaruh dengan :

1) Nilai signifikansi pada tabel sig < 0,05 (peneliti

mengambil taraf tersebut).

2) Nilai t hitung pada sig > t-tabel (N-k dengan

probality/taraf signifikansi satu arah dengan 0,05)

maka dapat disederhanakan menjadi, t hitung >

1,71714.
28

Berdasarkan tabel 4.13 didapat bahwa :

1) 0,000113<0,05 artinya ada pengaruh pasca

pembelajaran tatap muka terbatas terhadap minat

mata pelajaran fikih berdasarkan nilai signifikansi.

2) 4,865>1,717 artinya ada pengaruh pasca

pembelajaran tatap muka terbatas terhadap minat

mata pelajaran fikih berdasarkan nilai t hitung.

Berdasarkan hasil diatas menunjukkan adanya pengaruh yang

positif bagi minat belajar siswa pasca pembelajaran tatap muka

terbatas yang sesuai dengan kajian teoritis menunjukkan adanya

pengaruh positif bagi minat belajar karena pada saat pembelajaran

tatap muka terbatas minat belajar meningkat apalagi setelah

pembelajaran tatap muka terbatas sudah tidak dilaksanakan.

2. Seberapa besar pengaruh pasca pembelajaran tatap muka terbatas

terhadap minat belajar siswa mata pelajaran fikih.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pasca

pembelajaran tatap muka terbatas terhadap minat belajar siswa mata

pelajaran fikih melihat tabel summary berikut ini :

Tabel 4.14 Model Summary

Model Summary
Std. Error
Adjusted R of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .707 0.499 0.477 3.620
a. Predictors: (Constant), PTMT
29

Berdasarkan tabel 4.14 pada kolom R Square di dapat nilai 0,499

yang artinya pengaruh pasca pembelajaran tatap muka terbatas

terhadap minat belajar siswa mata pelajaran fikih sebesar 49,9 % atau

dengan kata lain 100 X 0,499.

Pengaruh positif itu pada minat belajar siswa sebesar 49,9 % yang

dikategorikan agak tinggi karena pada jawaban responden banyak

mengeluh terhadap pembelajaran tatap muka terbatas dari segi jaga

jarak, waktu terbatas, pakai masker yang itu berdampak negarif

terhadap minat belajar, tetapi ketika pembelajran tatap muka terbatas

sudah kembali pada pembelajaran normal maka pengaruh negatif

menjadi pengaruh positif, seperti pada kajian teoritis di BAB II,

pengaruh yang negatif menjadi positif.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data dari peneelitian ini, maka didapatka

kesimpulan. Sebagai berikut :

1. Adanya pengaruh kebijakan pembelajaran tatap muka terhadap minat

belajar siswa mata pelajaran fikih saat mengikuti pembelajaran normal

kembali, karena di lihat dari nilai signifikansi dan t hitung. Nilai

signifikansi 0,000113 <0,05 artinya nilai signifikansi lebih kecil 0,05

serta t hitung 4,865>1,717 artinya t hitung lebih besar dari t tabel yang

berarti Ha diterima Ho ditolak.

2. Besar pengaruh positif mencapai 49% kebijakan pembelajaran tatap

muka terhadap minat belajar siswa mata pelajaran fikih saat mengikuti

pembelajaran normal kembali, karena dilihat dari nilai r square pada

tabel model summary yang menunnjukkan niali 0,499 yang artinya

49% berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa.

B. Saran

1. Bagi guru di MTs Muhammadiyah Karang Intan

Ketika minat belajar siswa yang meningkat pada saat

pembelajaran kembali normal, alangkah baik selalu dijaga dan terus

ditingkatkan agar semangat, motivasi serta minatnya terus bertambah.

30
31

2. Bagi Siswa di MTs Muhammadiyah Karang Intan

Jaga dan tingkatkan minat belajar kalian di mata pelajaran

apapun, apalagi dengan pembelajaran yang sudah kembali normal dan

lebih banyak berinteraksi denga guru dan tema-teman.

3. Bagi mahsiswa

Bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian dalam

ruang lingkup yang sama, bisa menggunakan penelitian ini sebagai

bahan informasi dan pembanding untuk mendapatkan hasil penelitian

yang lebih luas lagi.


Daftar Pustaka

Al-Quran dan Terjemahan

A. M Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta:


CV.Rajawali,1998) h.6

Anggrawan, Anthony. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap


Muka Dan Pembelajaran Daring Menurut Gaya Belajar Mahasiiswa.
(Jurnal MATRIK Vol.18 No.2 (Mei) 2019, Hal 339-346 DOI :
https://doi.org/10.30812/matrik.v18i2.411).

Arifin, Zainal. (2012). penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


cet.2.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. PenerbitPT. Reneka Cipta


Jakrta.

Aulia, S. (2020). Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi. 20 Juli.


https://www.suara.com/yoursay/2020/09/25/1 75556/pembelajaran-
daringpada-masapandemi

Djaali, 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Djamarah dan Syaiful Bahri, 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hunaepi, Taufik Samsuri dan Maya Afrilyana. Model Pembelajaran Langsung


Teori dan Praktik. (Mataram: Duta Pustaka Ilmu – Gedung Catur FPMIPA
IKIP Mataram)

Mahmud, 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta:


Prenadamedia Group,2016) h.57

Syahputra, Edy. Snowball Throwing Tngkatkan Minat dan Hasil Belajar


(Sukabumi: Haura Publishing. 2020), h. 16

Sudijino ,Anas. Pengantar Statistic Pendidikan.(Jakarta : raja wali pres,2011),

Wahyono, P., & Husamah, H. (2020). Jurnal pendidikan profesi guru. 1(1),

32
33

Kemendiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional.Depdiknas, Jakarta

Indonesia, Kementerian Agama Republik. 2014. Al-Qur’an dan Terjemahnya


Disertai Asbabun Nuzul. CV.Sahabat : Klaten

Referensi, Zona. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Secara Umum.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pembelajaran/. Diakses pada
20 juli 2022

Anda mungkin juga menyukai