Anda di halaman 1dari 19

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian.


Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam

melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2008).


Desain penelitian adalah macam atau jenis penelitian tertentu yang

terpilih untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang

teleh ditetapkan (M. Sopyudin D, 2012)


Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan

menggunakan desain case control study. Penelitian case control adalah

suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko

dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Dengan kata lain,

efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian

faktor resiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu (M.

Sopyudin D, 2012). .
Sesuai dengan desain penelitian yang di kemukakan di atas maka

case control study dilakukan dengan mengindentifikasi kelompok kasus dan

kelompok kontrol, dimana kelompok kasus adalah responden yang

menggunakan narkoba yang berada di Lembaga Permasyarakatan kelas II B

Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar. Dan kelompok kontrol adalah

responden yang tidak menggunakan narkoba yang berada di luar Lembaga

Permasyarakatan kelas II B Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar.


Secara sederhana rancangan case control dalam penelitian ini

dituliskan seperti skema berikut ini :

POPULASI
(sampel)
58

FR (+)
Efek (+)
= Kasus retrospek FR (-)
tif
(matching)

FR (+)
Efek (-)
retrospek
= kontrol
tif FR (-)

Gambar 3.1.
Desain Penelitian

Pada rancangan case control jumlah faktor resiko yang dipelajari

dapat dibatasi. Keterbatasan jumlah faktor resiko ini akan mebingkatkan

potensi rancanfan ini dalam mengeksplorasi korelasi antara faktor resiko

dengan efek. Seperti terlihat pada skema, pembatasan faktor resiko tersebut

dilakukan dengan tehnik matching yaitu pemilihan subjek-subjek kontrol

yang sama dengan subjek-subjek kasus untuk faktor-faktor resiko yang akan

dikendalikan.

3.2. Identifikasi Variabel


3.2.1. Variabel bebas (Independen)
Variabel independen sering di sebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terkat). (M. Sopyudin D, 2012). Variabel independen merupakan


59

varabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen. (Hidayat. 2012).


3.2.2. Variabel terikat (Dependen)
Variabel terikat ad alah merupakan variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (M. Sopyudin D,

2012). Variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas. (Hidayat. 2012).

3.3. Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban

sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian (analitik). Hipotesis inilah

yang akan dibuktikan oleh peneliti melalaui penelitian. Tentu saja ada dua

kemungkinan hasil apakah hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti

(M Sopiyudin D, 2012)

Sesuai dengan tujuan penelitian dan kerangka konsep maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha Ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan

penyalahgunaan narkoba di Lembaga Permasyarakatan kelas II B.

Pekkabata. Kabupaten Polewali Mandar.

H0 Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan

penyalahgunaan narkoba di Lembaga Permasyarakatan kelas II B.

Pekkabata. Kabupaten Polewali Mandar.

Ha Ada hubungan antara dukungan keluarga responden dengan

penyalahgunaan narkoba di Lembaga Permasyarakatan kelas II B.

Pekkabata. Kabupaten Polewali Mandar.


60

H0 Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga responden dengan

penyalahgunaan narkoba di Lembaga Permasyarakatan kelas II B.

Pekkabata. Kabupaten Polewali Mandar.

Ha Ada hubungan antara faktor lingkungan responden dengan

penyalahgunaan narkoba di Lembaga Permasyarakatan kelas II

B. Pekkabata. Kabupaten Polewali Mandar

H0 Tidak ada hubungan antara faktor lingkungan responden dengan

penyalahgunaan narkoba di Lembaga Permasyarakatan kelas II B.

Pekkabata. Kabupaten Polewali Mandar.

3.4. Populasi, sampel, dan sampling penelitian


3.4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dan suatu variabel yang

menyangkut masalah yang diteliti, variabel bisa berupa orang,

kejadian, perilaku, dan lain-lain. Populasi dapat diartikan juga sebagai

populasi target, yaitu populasi yang memnuhi sampling kriteria dan

menjadi sasaran akhir penelitian (M. Sopyudin D, 2012).


Populasi dalam penelitian ini terbagi atas populasi kasus dan

populasi kontrol. Dimana populasi kasus yang terdiri dari responden

yang berada di Lembaga Permasyarakatan kelas II B Pekkabata

Kabupaten Polewali Mandar yaitu sebanyak 147 orang. dan populasi

kontrol yang berada di luar Lembaga Permasyarakatan kelas II B

Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar yang terdiri dari pelajar/


61

mahasiswa yang tidak menyalahgunakan narkoba dengan melakukan

pendekatan matching umur dan jenis kelamin yaitu sebanyak 147

orang.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari

keseluruhan individu penelitian. (Cholid Narbuko, 2010).


Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan

sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi

(Nursalam, 2008)
Menurut Chandra (2008) yang dikutip oleh M. Sopyudin D,

(2012) menyatakan bahwa besar sampel adalah banyaknya anggota

yang akan dijadikan sampel.Sehubungan dengan keterbatasan biaya

dan waktu yang dimiliki oleh peneliti, sehingga tidak memungkinkan

mengambil seluruh populasi. Oleh karena itu peneliti mengambil

sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus yang dikutip

dari M. Sopyudin D, (2012) yaitu :

N
n= 2
N ( d ) +1

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar populasi

d : Tingkat signifikansi (0,1)

Dari rumus diatas besar sampel yang akan di ambil adalah :

N
n=
N ( d )2 +1
62

147
n=
147 ( 0,1 )2 +1

147
n=
2,47

n=59,51

Hasil 59,51 dibulatkan menjadi 60 sampel

Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 60 sampel

kelompok kasus dan 60 sampel kelompok control. Dengan kriteria

inkusi dan ekslusi sebagai berikut.

3.4.2.1. Kriteria inklusi


Kriteria inklusi (kriteria yang banyak di teliti) adalah

krakteristik umum dimana subjek peneliti mewakili sampel

yang memenuhi syarat penelitian. Terbagi menjadi dua yaitu :

kelompok kasus dan kelompok kontrol.


1) Kelompok Kasus
a) Bersedia menjadi responden
b) Bisa membaca/menulis.
c) Umur 17 60 tahun
d) Beralamatkan di wilayah Kabupaten Polewali Mandar
e) Responden yang berada di Lembaga permasyarakatan

kelas II B Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar.


2) Kelompok kontrol.
a) Bersedia menjadi responden
b) Bisa membaca/menulis.
c) Umur 17 60 tahun.
d) Berjenis kelamin yang sama dengsn kelompok kasus
e) Beralamatkan yang sama dengan kelompok kasus.
f) Responden yang berada di luar Lembaga

Permasyarakatan Kabupaten Polewali Mandar.


63

3.4.2.2. Kriteria eksklusi


Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek

penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak

memenuhi syarat sebagai sampel penelian yang penyebabnya

antara lain adalah adanya hambatan etis, menolak jadi

responden, atau berada dalam suatu keadaan yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan penelitian. (Hidayat A.A.

2012). Terbagi menjadi dua yaitu : kelompok kasus dan

kelompok kontrol.
1) Kelompok kasus
a) Responden yang tidak bersedia
b) Tidak bisa membaca/menulis
c) Umur <17 dan >60 Tahun.
d) Tidak beralamatkan di Wilayah Kabupatem Polewali

Mandar.
e) Responden yang tidak berada di Lembaga

Permasyarakatan kelas II B Pekkabata Kabupaten

Polewali Mandar.
2) Kelompok kontrol.
a) Responden yang tidak bersedia
b) Tidak bisa membaca/menulis
c) Umur <17 dan >60 Tahun.
d) Berjenis kelamin yang berbeda dengan kelompok

kasus.
e) Beralamatkan yang berbeda dengan kelompok kasus
64

f) Responden yang bukan di luar Lembaga

Permasyarakatan Pekkabata Kabupaten Polewali

Mandar.
3.4.3. Sampling Penelitian
Sampling merupakan cara atau metode pengambilang sampel.

Dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara atau tehnik-

tehnik tertentu sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili

populasinya. Tehnik tersebut biasa disebut tehnik sampling. (M.

Sopyudin D, 2012).
Tekhnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. (M. Sopyudin

D, 2012)
Penelitian ini menggunakan tekhnik non-random sampling

atau pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota

populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk di ambil

sebagai sampel. (M. Sopyudin D, 2012)

Dalam penelitian ini metode sampling yang digunakan adalah

tehnik porposive Sampling yaitu pengambilan ssampel berdasarkan

pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan cirri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (M.

Sopyudin D, 2012).

3.5. Pengumpulan dan analisa data.


3.5.1. Tempat dan Waktu penelitian.
65

Penelitian ini dilakukan di kelas II B LAPAS Pekkabata.

Kabupaten Polewali Mandar. Adapun rencana pelaksanaan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.
Rencana waktu penelitian

Bulan
No Uraian kegiatan
12 1 2 3 4 5
1. Persiapan (pengajuan proposal penelitian)
2. Pengumpulan Data
3. Pengolaan Data
4. Penyusunan Laporan
5. Persentasi Seminar Hasil

3.5.2. Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karekter subjek yang diperlukan (Nursalam,

2008).
Dalam penelitian ini telah mendapatkan izin dari kepala

Lembaga Permasyarakatan kelas II B Pekkabata Kabupaten Polewali

Mandar, dan data diperoleh dari :


a) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari subjek

penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambil

data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.

Badriah (2006) dikutip oleh Sadariah (2015)


Data primer didapatkan dengan cara wawancara langsung

terhadap responden menggunakan kuesioner dan observasi

berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti.


b) Data sekunder
66

Data sekunder adalah data yang diporelh oleh pihak lain,

tidak langsung diperoleh oleh peneliti dan subjek penelitiannya.

Badariah (2006).dikutip oleh Sadariah (2015)


Data sekunder diperoleh dari Lembaga Permasyarakatan

kelas II B Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar, dan penelusuran

berbagai literatur buku penunjang sesuai dengan kebutuhan

peneliti.
c) Instrument.
Instrument adalah sebuah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk

menjawab permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada

waktu penelitian yang menggunakan suatu metode. Instrument

yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan lembar

berisi pertanyaan dan pernyataan yang ditujukan kepada responden

yang berada di Lembaga Permasyarakatan kelas II B Pekkabata

Kabupaten Polewali Mandar, untuk memperoleh data mengenai

pengetahuan, dukungan keluarga, lingkungan (teman sebaya).


Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data

telah dilakukan yaitu pembuatan kuesioner sebagai alat ukur atau

alat pengumpul. Dimana akan dilakukan uji validitas dan

realibilitas, untuk dapat digunakan sebagai alat ukur dalam

pengumpulan data.
Uji kuesioner tersebut akan dilakukan di lapangan. Dimana

responden yang digunakan ialah yang memiliki ciri-ciri responden

dari tempat dimana penelitian tersebut harus dilaksanakan adapun

tempat yang akan dilakukan pengujian kuesioner tersebut ialah


67

Lembaga Permasyarakatan Majene Kabupaten Majene , dimana

Lembaga Permasyarakatan Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar.

wilayahnya saling berdekatan dengan Lembaga Permasyarakatan

Majene dan Memiliki karakteristik penduduk yang hampir sama.


Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati

normal, maka jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20

orang. (Notoatmodjo, 2010).


Setelah penentuan responden yaitu 20 narapidana kemudian

menyeleksi calon responden dengan berpedoman pada kriteria

inklusi dan eksklusi. Setelah itu pemberian lembar kuisioner

kepada responden yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi, kemudian wawancara dengan kuisioner dan menjelaskan

cara pengisian kuisoner.


d) Uji Validitas dan Reliabilitas.
1) Uji Validitas
Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan

pengukuran, valid artinya alat tersebut mengukur apa yang

ingin di ukur (Riyanto, 2011).


Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat

ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur.

(Notoatmodjo, 2010).
Uji Validitas ialah relevan tidaknya pengukuran dan

pengamatan yang dilakukan pada penelitian. (Nursalam, 2008)


Setelah diperoleh data dari responden kemudian di uji

dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item

(pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Dengan

demikian uji korelasi sebanyak jumlah pertanyaan yang


68

diajukan. Adapun teknik korelasi yang dipakai adalah teknik

korelasiproduct moment yang rumusnya sebagai berikut :

r n ( XY ) ( X ) . ( Y )
xy=
{ n . X
2
( X ) } . { n . Y ( Y ) }
2

2 2

Keterangan :

r xy = Korelasi

x= Pertanyaan tiap nomor

y= Skor total

Sedangkan jika butir soal Dis-konitum (misalnya soal

bentuk objektif dengan skor 0 dan 1) Seperti pengetahuan,

maka kita menggunakan madan koefisien korelasi biserial.

Maka rumus yang digunakan adalah :


r
bis ( i ) =
( X X )
S
i
Pi
Qit
t

[ ]
Keterangan :
r bis ( i)
= Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal

nomor I dengan skor total.


Xi= Rata-rata skor total responden yang menjawab benar

butir soal nomor i.


Xt = Rata-rata skor total semua responden.
St = Standar deviasi skor total semua responden.
Pi= Proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor

i
69

Qi= Proporsi jawaban yang salah untuk untuk butir soal

nomor i

Setelah dihitung semua korelasi antara masing masing

pertanyaan dengan skor total, untuk mengetahui apakah nilai

korelasi tiap tiap pertanyaan itu significant, maka perlu

dilihat pada tabel nilai product moment dan korelasi biserial

yang dapat dilihat dalam buku buku statistic. Pertanyaan

dikatakan valid jika r hitung (r person) > r tabel, dan dikatakan

tidak valid jika r hitung (r person) < r tabel.


2) Reliabilitas.
Reliabilitas artinya kestabilan pengukuran, alat

dikatakan reliable jika digunakan berulang ulang nilainya

tetap sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliable jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Riyanto, 2011).


Untuk uji reliabilitas pertanyaan pengetahuan, dukungan

keluarga, dan lingkungan (teman sebaya), tehnik uji yang

digunakan adalah uji cronbachs alpha dengan menggunakan

komputer aplikasi SPSS.


Pertanyaan dikatakan reliabel jika nilai cronbachs alpha

> konstanta (0,6) dan dikatakan tidak reliabel jika nilai

cronbachs alpha < konstanta (0,6).


Nilai cronbachs alpha setelah dilakukan uji reliabilitas

yaitu 0,766 yang berarti lebih besar dari pada konstanta (0,6)

maka dikatakan reliabel.


70

Setelah uji validitas dan reliabilitas kemudian dilakukan

penelitian langsung kepada responden yang menjadi sampel

penelitian ini. Sebelum pemberian kuesioner pertama tama

meminta persetujuan responden yang diteliti. Selama pengisian

kuesioner peneliti mendampingi responden dan juga membantu

dalam pengisian kuesioner apabila responden kurang

memahaminya sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul

dengan lengkap dan akurat.


3.5.3. Tehnik pengolahan data.
Setelah data yang diprlukan, untuk proses yang dianalisis

selanjutnya perlu dilakukan proses pemasukan data, seperti :


a) Editing
Dilakukan untuk memeriksa adanya kesalahan atau

kekurangan data yang diperoleh. Dalam penelitian ini data diedit.


b) Coding
Dilakukan guna memberikan kode pada nomor jawaban

yang telah diisi oleh responden untuk memudahkan peneliti dalam

keperluan entry data ke program computer untuk kebutuhan

analisa.
1) Tingkat Pengetahuan, 1 = baik (76-100%), 2 = cukup baik

(56-75%), 3 = kurang baik (< 56%).


2) Dukungan Keluarga, 1 = positif (jika mean 50%), 2 =

negatif (jika < mean 50%).


3) Lingkungan (teman sebaya), 1 = terpengaruh (jika mean

50%), 2 = tidak terpengaruh (jika < mean 50%).


4) Penyalahgunaan narkoba, 1 = disalahgunakan (apabila terbukti

menyalahgunakan narkoba > 1 bulan), 2 = tidak


71

disalahgunakan (apabila terbukti menyalahgunakan narkoba <

1 bulan).
c) Scoring
Menentukan skor dari tiap item yang akan dibutuhkan

dalam kepentingan analisa.


1) Penyalahguna narkoba.
- Disalahgunakan :2
- Tidak disalahgunakan :1
2) Tingkat pengetahuan
- Benar :1
- Salah :0
3) Dukungan keluarga
- Selalu (SL) = 4
- Kadang-kadang (K) = 3,
- Hampir tidak pernah (HTP) = 2,
- sangat tidak pernah (TP) = 1.
4) Lingkungan (teman sebaya)
- Ya :2
- Tidak :1
d) Entry
Memasukkan data ke program SPSS versi 22 untuk

kebutuhan analisis.
e) Tabulasi
Tabulasi adalah kegiatan untuk menigkatkan data yang masuk

ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. Tabulasi data

meupakan suatu kegiatan untuk mengelompokkan data sesuai item

yang ditentukan oleh peneliti. (M. Sopyudin D, 2012).


f) Cleaning
Pembersihan data merupakan kegiatan pencegahan kembali

data yang sudah dientery apakah ada kesalahan atau tidak saat

memasukkan data di computer.


3.5.4. Analisa data.
Analisa data yang menggunakan alat bantu program

komputer. Analisa data dilakukan dengan cara analisis univariat dan

analisis bivariat. (M. Sopyudin D, 2012).


a) Analisa Univariat.
72

Analisa univariat bertujuan menjelaskan atau

mendeskripsikan karekteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univariat tergantung dari jenis datanya.

1) Variabel Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan narapidana terdiri dari

30 pertanyaan, setiap pertanyaan yang dijawab benar diberi

bobot 1 (satu), dan pertanyaan yang dijawab salah diberi

bobot 0 (nol).
Setelah itu dihitung menggunakan rumus :
P = F/n x 100 %
Keterangan : P = Prosentasi
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah skor maksimal
Setelah prosentasi diketahui kemudian hasilnya

diinterpretasikan dengan kriteria baik = 75 % 100 % ,

cukup = 56 75 %, kurang = < 56 % (Arikunto, 2010)


2) Variabel Dukungan Keluarga
Untuk mengukur dukungan keluarga pada narapidana

terdiri dari 20 pertanyaan dan diukur dengan menggunakan

skala likert yang terdiri dari 4 jawaban yaitu : Selalu (SL) =

4, Kadang-kadang (K) = skor 3, Hampir tidak pernah (HTP)

= skor 2, sangat tidak pernah (TP) = skor 1.


Setelah pengumpulan data angket kepada 60 responden

kemudian di rekapitulasi per item. Kemudian menghitung

skor per tiap jawaban misalnya jumlah skor untuk 2 orang

menjawab SL maka skornya = 2 x 4 = 8, dan begitupun


73

seterusnya untuk jawaban SL, K, HTP dan TP. Setelah itu di

jumlahkan keseluruhan item.


Langkah selanjutnya penentuan skor ideal per item yaitu :
Skor tertinggi : 5 x 60 = 300 (SS)
Skor terendah : 1 x 60 = 60 (STS)
Langkah selanjutnya ialah memasukkan nilai kedalam

persentasi dengan rumus jumlah skor seluruh item di bagi

dengan jumlah skor tertinggi di kali 100 % maka

didapatkanlah hasil dari Dukungan keluarga tersebut apakah

positif atau negatif dengan kriteria standar :


Angka > 50 % = positif
Angka < 50 % = negatif (Nursalam. 2008)
3) Variabel Lingkungan (teman sebaya)
Untuk mengukur Lingkungan (teman sebaya) pada

narapidana terdiri dari 20 pertanyaan dan diukur dengan

menggunakan skala Goutman. Pertanyaan dengan skor

tertinggi 1 dan skor terendah 0.


Setelah itu dihitung menggunakan rumus :
P = F/n x 100 %
Keterangan : P = Prosentasi
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah skor maksimal
Setelah prosentasi diketahui kemudian hasilnya

diinterpretasikan dengan kriteria, terpengaruh (jika nilainya


mean 50%). Tidak terpengaruh (jika nilainya mean

50%) (Nursalam, 2008)


4) Variabel penyalahgunaan narkoba
Untuk menilai berapa lama responden

menyalahgunakan narkoba terdiri dari 2 pertanyaan

diinterprestasikan dengan kriteria, disalahgunakan (apabila

terbukti menyalahgunakan narkoba 1 bulan), tidak


74

disalahgunakan (apabila tidak terbukti menyalahgunakan

narkoba < 1 bulan).


b) Analisa Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui

interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, aosiatif maupun

korelatif. Dalam analisa ini dapat dilakukan pengujian statistik,

misalnya Chi Square (X), tes, z test dan sebagainya.


Analisa Chi Square digunakan pada berskala ordinal ada

atau tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel terikat

dengan masing-masing variabel bebas. Uji Chi square diolah di

spss 22 dengan rumus :


( FoF h ) 2
X2 = Fh

Keterangan :
X2 = Chi Square
Fo = Frekuensi observasi
Fh = Frekuensi harapan
Jika value > = 0,05, maka H0 diterima berarti ada

hubungan faktor pengetahuan, dukungan keluarga, lingkungan

(teman sebaya), dengan penyalahgunaan narkoba.


Jika value < = 0,05 maka Ha/H1 tidak ada hubungan

faktor pengetahuan, dukungan keluarga, lingkungan (teman

sebaya), dengan penyalahgunaan narkoba di Lembaga

Permasyarakatan kelas II B Pekkabata Kabupaten Polewali

Mandar.

3.6. Etika Penelitian.


3.6.1. Informed Consent
75

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Informed

Concent). Informed Concent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Jika subjek bersedia maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka penelit

harus menghormati hak responden.

3.6.2. Anunimity (Tanpa nama)


Merupakan masalah etika dalam penelitan keperawatan dengan

cara tidak memberkan nama responden pada lembar alat ukur hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.


3.6.3. Confidentialiti (kerahasiaan)
Merupakan masala etika dengan menjamin kerahasiaan dari

hasil penelitian baik informasi mauapun masalah-masalah lainnya,

semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai