PROPOSAL
DISUSUN OLEH:
Oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Pakam.
Disahkan Oleh:
Dekan, Ketua Program Studi
keperawatan
Ns. Tati Murni Karokaro, S.Kep, M.Kep Ns. Pratiwi Christa Simarmata, S.Kep, M.Kep
NPP. 01.02.28.02.1980 NPP. 01.20.06.06.1992
ii
LEMBAR PERNYATAAN
PROPOSAL
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS PRIBADI
Nama :
Jenis Kelamin :
Anak ke- :
Agama : Kristen
Nama Ayah :
Nama Ibu :
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan
berkatNya. Sehingga peneliti dapat meneliti dan menyelesaikan Poposal ini, yang
diajukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
tetapi berkat bimbingan dan bantuan semua pihak yang terkait, akhirnya proposal
ini dapat terselesaikan. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang kepada :
Lubuk Pakam.
4. Ns. Pratiwi Christa Simarmata, S.Kep, M.Kep, Selaku Ketua Program Studi
saya.
v
6. Kepada orangtua tercinta Bapak Pardomuan Aritonang Ibu Rani Saragih dan
dan bantuan yang telah peneliti terima dalam proses pelaksanaan penelitian ini.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. 4
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3. Tujuan...................................................................................................... 4
1.4. Manfaat.................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1. konsep Dasar Syok Hipovolemik........................................................... 6
2.1.1. Pengertian.........................................................................................6
2.1.2. Etiologi.............................................................................................. 6
2.1.3. Patofisiologi.......................................................................................7
2.1.4. Tanda dan Gejala.............................................................................8
2.1.5. Pemeriksaan Diagnostik..................................................................9
2.1.6. Komplikasi......................................................................................10
2.1.7. Penatalaksanaan Medis ................................................................11
2.1.8. Penatalaksanaan Keperawatan.....................................................11
2.2. Konsep Dasar Pasien Leg Raising....................................................... 12
2.2.1. Pengertian.......................................................................................12
2.2.2. Efek Hemodinamik Passive Leg Raising..................................... 13
2.2.3. Penerapan Passive Leg Raising.................................................... 14
2.3. Konsep Darah Tekanan Darah............................................................ 16
2.3.1. Pengertian.......................................................................................16
2.3.2. Regulasi Tekanan Darah...............................................................16
2.3.3. Etiologi Perubahan Tekanan Darah............................................ 21
2.4. Kerangka Teori......................................................................................28
2.5. Kerangka Konsep..................................................................................29
2.6. Hipotesis................................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 31
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 31
3.2 Lokasi dan Waktu................................................................................. 31
3.3 Populasi Dan Sampel.............................................................................32
3.4 Instrumen Penelitian.............................................................................33
3.5 Metode Pengumpulan Data.................................................................. 33
3.6 Variabel dan Definisi Operasional.......................................................34
3.7 Kriteria Sampel..................................................................................... 35
vii
3.8 Metode Pengukuran...................................................................................36
3.9. Metode Pengolah Data.......................................................................... 36
3.10. Metode Analisa Data ............................................................................39
Daftar Pustaka ..............................................................................................
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
karena kadar oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh tidak terpenuhi. Oksigen
dialirkan keseluruh tubuh melalui peredaran darah, oleh karena itu kekurangan
mengatur keseimbangan oksigen yang sangat tepat dan spesifik didalam darah.
oksigen masuk ke otak seharusnya adalah 97- 100 %. Jika kadar di bahwa 90 %,
dianggap rendah dan disebut hipoksemia, kadar oksigen darah arteri di bawah 80
% dapat membahayakan fungsi organ, seperti otak dan jantung dan harus segera
dibandingkan dengan sebab yang lain akibat suatu trauma yang menyebabkan
kehilangan sejumlah besar darah atau cairan tubuh (ENA, 2017). Syok
hipovolemik sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian di negara
negara dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Angka kematian pada pasien
pelayanan yang lengkap mencapai 94%. Menurut Sari (2019) menjelaskan bahwa
syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan
cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan multiorgan. Syok hipovolemik
1
2
yang disebut juga syok hemoragik dan karena adanya kehilangan cairan tubuh
Amerika Serikat yang di akibatkan syok akibat perdarahan tidak terkontrol pada
trauma terjadi pada sekitar 9% dari total kematian di dunia dan di Eropa tercatat
pada sekitar 50% dalam waktu 24 jam pertama setelah tanda tanda syok timbul
perdarahan yang tidak dapat di atasi pada kondisi trauma sekitar 28% terjadi pada
Banten, 2019). Sedangkan menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara, angka kematian ibu (AKI) 80% disebabkan oleh
pendahuluan di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam dari data jumlah penderita
syok hipovolemik di rumah sakit grandmed pada bulan desember 2022 –januari
yang tepat untuk menurunkan angka kematian. Dari data diatas telihat bahwa
cairan dengan rehidrasi, perbaikan perfusi jaringan dan rehidrasi oral pada
dengan syok hipovolemik dapat dilihat dari status hemodinamiknya dimana sering
saturasi oksigen / pulse oximetri, capillary refil time, pengukuran urin output,
inspeksi suhu, warna, tekstur, dan turgor kulit auskultasi suara dan paru dan bunyi
jantung dan pola pernapasan. Parameter hemodinamik noninvasif yang saat ini
Tujuan dari PLR meningkatkan preload dan stroke volume. Posisi PLR tersebut
membuat adanya perubahaan hemodinamik (tekanan darah heart rate dan MAP)
sesudah PLR sebagai tanda untuk memrediksi respon cairan pada pasien dengan
pasien hipovolemia dengan cepat. Hal ini juga telah dipertegas oleh (Marik, 2013)
Amerika’s hospital, mengatakan bahwa adanya kenaikan dari cardiac output 10-
tersebut respon terhadap PLR dan 10 pasien tidak respon. Untuk 22 pasien yang
respon tersebut terlihat adanya peningkatan darah sebelum P= 0,03, saat PLR P=
0,006 dan setelah PLR P= 0,008. Begitu pula dengan heart rate P value= 0,05.
Dari beberapa penelitian tersebut baha jelas terlihat manfaat PLR walaupun PLR
dapat dijadikan sebagai parameter responsif cairan yang akurat, tetapi tidak semua
ini adalah apakah ada pengaruh Passive Leg Raissing (PLR) terhadap peningkatan
tekanan darah pada pasien syok hipovolemik di Rumah Sakit Grandmed Lubuk
tekanan darah pada pasien syok hipovolemik di Rumah Sakit Grandmed Lubuk
Leg Raising (PLR) pada kejadian syok hipovolemik terhadap peningkatan tekanan
dan juga dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiwa yang ingin melakukan
ilmu yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan dan juga sebagai bahan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini seing disebabkan karena penurunan pefusi
volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat tejadi akibat perdarahan hebat
ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh bebagai sebab seperti luka
bakar dan diare berat. Kasus kasus syok hipovolemik yang paling sering
dengan syok hemoragik. Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma
hebat pada organ organ tubuh atau fraktu yang disertai dengan luka ataupun luka
langsung pada pembuluh arteri utama (Kolecki and Menckhoff, 2016). Syok
2.1.2 Etiologi
Menurut Standl et al. (2018) penyebab dari syok hipovolemik dibagi dalam
4 bagian, yaitu:
6
7
imun.
secara kritis tanpa adanya perdarahan, terjadi cedera pada jaringan lunak
2.1.3 Patofisiologi
penurunan secara drastis volume darah di sirkulasi darah, kehilangan sel darah
adanya tambahan cedera pada jaringan lunak yang memperparah terjadinya syok.
Syok ini biasanya terjadi karena adanya cedera seperti kecelakaan dan jatuh dari
yang mengancam jiwa (Gansslen et al., 2016). Cedera pada jaringan lunak
arti yang lebih sempit muncul karena adanya kehilangan cairan baik dari internal
maupun eksternal dengan ketidak adekuatan intake cairan ke tubuh. Hal ini dapat
disebabkan oleh hipertermi, muntah atau diare persisten, masalah pada ginjal.
hematokrit, leukosit dan trombosit dapat merusak sifat reologi darah dan dapat
merusak organ secara persisten ataupun pasien telah mendapatkan terapi untuk
Syok hipovolemik traumatik terjadi karena luka bakar yang luas, luka bakar
kimiawi, dan luka pada kulit bagian dalam. Trauma yang terjadi juga
Stadium-I adalah syok hipovolemik yang terjadi pada kehilangan darah sehingga
maksimal 15% dari total volume darah. Pada stadium ini tubuh mengkompensasi
saat ini pasien juga menjadi sedikit cemas atau gelisah,namun tekanan darah dan
tekanan nadi rata rata, frekuensi nadi dan nafas masih dalam keadaan nomal.
1. Stadium-II adalah jika tejadi perdarahan sekitar 15-30%. Pada stadium ini
hingga diatas 30 kali permenit, tekanan nadi dan tekanan darah sistolik
40%. Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit, dengan gejala
nadi semakin kecil dan disertai dengan dengan penurunan atau letargik
2014) yaitu:
10
darah putih dan laju endap darah yang disebabkan cedera dan inflamasi,
anaeob, kenaikan kadar glukosa serum pada stadium dini syok karena hati
simpatik.
2.1.6 Komplikasi
4. Hipoksia serebral
5. Kematian
11
vital dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas normal. Selanjutnya kondisi
tersebut dipertahankan dan dijaga agar tetap pada kondisi stabil. Penatalaksanaan
syok hipovolemik tersebut yang utama terapi cairan sebagai pengganti cairan
dari resusitasi cairan menggunakan caian kristaloid dengan akses vena perifer,
normal ventilasi. Menurut Kolecki & Menckoff (2016). Cairan resusitasi yang
digunakan adalah cairan isotonik NaCl 0,9% atau ringer laktat. Pemberian awal
adalah dengan tetesan cepat sekitar 20 ml/KgBB pada anak atau sekitar 1-2 liter
kali lipat pekiraan volume darah yang hilang dalam waktu 1 jam, karena distibusi
cairan kristaloid lebih cepat berpindah dari intravakuler keruang intersisial. Jika
Monitoring pada pasien syok yang dapat dilakukan yaitu (Simmons and
Ventetuolo, 2017) :
12
Nilai CVP normal yaitu 5-7 mmHg pada orang dewasa dengan bernapas
secara spontan. Nilai CVP <5 mmHg menandakan pasien mengalami syok
hipovolemik.
2.2.1 Pengertian
dengan kedua kaki dalam keadaan ekstensi diangkat keatas secara pasif dengan
jantung, dengan mengubah aliran darah vena dari kaki ke rongga thoraks.
Sehingga PLR sejak dulu disarankan untuk di gunakan pada pasien dalam
keadaan hemodinamik yang tidak stabil yang dengan atau tanpa alat bantu
pernapasan untuk menilai respon cairan dan untuk menentukan jumlah cairan
Metode dalam pemeberian posisi PLR yaitu kondisi pasien telentang dan
perawat mengangkat kaki pasien hingga 45˚ untuk meningkatkan tekanan sistemik
dimana akan meningkatkan aliran balik vena, dan dijantung yang masih
cardiac output (CO) yang terlihat dari beubahan denyut nadi atau kolabs
pembuluh darah ( Simmons Monnet et al. (2016) pemberian posisi PLR ini dapat
cairan. Sedangkan menurut X Monnet et al. (2013) volume darah yang dapat
berpindah saat diberikan posisi PLR yaitu 150 ml. PLR juga dapat meningkatkan
peningkatan ventrikel kiri juga meningkat. Dalam hal ini, PLR mampu
meningkatkan tekanan oklusi arteri pulmonary (PAOP) dan juga volume akhir
kembali secara lengkap. Adapun penelitian pada pasien kritis dengan menguku
aliran darah pada aorta thoracaliss dengan cara esophageal Dopple monitor
selama manuver PLR. Hasil yang didapatkan terdapat perubahan aliran darah
aorta yang dipekirakan CO terjadi dalam 30 detik petama pada 71 pasien. Lalu
ketika kaki pasien diturunkan, CO kembali ke nilai aal dalam bebapa detik.
Dengan demikian, PLR dapat dianggap sebagai tindakan mandiri yang dapat
14
Pemberian posisi PLR pada pasien syok hipovolemik juga terbukti adanya
yang dilakukan oleh Hutabarat (2017), dimana terdapat setelah diberikan posisi
PLR 45˚ selama 2 menit terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan arteri pada
kelompok pasien yang responsif terhadap cairan. Penelitian ini berakar pada
logika fisiologis sederhana bahwa PLR dapat memfasilitas rapid fluid loading
(RFL) dan meningkatkan aliran balik vena, stroke volume, dan curah jantung
dilakukan.
Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelakan tujuan
Fase kerja
1. Mencuci tangan
menggunakan bantal atau tempat tidur yang bisa diatur selama 1-15 menit
9. Merapikan pasien
Fase terminasi
1. Mengevaluasi tindakan
3. Mengucapkan salam
(Monnet, Richard, & Teboul, Passive Leg Raising, (2014). Dalam penerapan,
pasiennya pasien dissarankan untuk tidur terlentang dengan kaki yang ditinggikan
hingaa 45˚ selama 2 menit. Dalam mengelevasi kaki dilakukan oleh bantuan orang
lain (perawat) untuk menilai efek hebodinamik penuh (X Monnet et al., 2014).
16
2.3.1 Pengertian
dimana tekanan dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran
zat di jaringan (Muttaqin, 2014). Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter
merkury (mmHg) dan direkam dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (ketika
setiap katup jantung berkontraksi atau menekan darah keluar dari jantung.
dari jantung kedalam pembuluh darah, yang membawa darah ke seluruh tubuh.
darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume atau
aliran darah. Faktor faktor yang meregulasi (mengatur) tekanan darah bekerja
untuk periode jangka pendek dan jangka panjang. Regulasi tekanan darah dibagi
menjadi:
17
a. Regulasi jangka pendek terhadap tekanan darah regulasi jangka pendek ini
diatur oleh:
1) Sistem Pernafasan
3) Refleks Baroreseptor
4) Refleks Kemoeseptor
6) Kontrol Kimia
simpatis.
20
2015).
7) Alkohol
seseorang yaitu:
puncak tertinggi pada pagi hari (mid morning), puncak kedua pada sore hari,
22
penurunan malam hari, paling rendah pada waktu tidur sampai jam tiga
sampai jam empat pagi, kemudian tekanan darah naik perlahan sampai bangun
pagi dimana tekanan darah naik secara cepat. Tekanan darah dapat bervariasi
Peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik bisa naik sewaktu mau
bangun , kemudian naik lagi setelah bangkit dari tidur dan bergerak.
bila usia betambah tua, kita menjadi lamban, lebih kaku dan lebih kering.
sel lebih lambat, sel saraf dan jaringan otot mengalami degenerasi.
Perubahan usia pada jantung antara lain berupa penurunan cardiac index,
bawah kira-kira 500 ml. Tekanan pengisian kardiak turun (via mekanisme
splanknik. Respon ini akan menaikkan tekanan arteri rata rata sedikit
Efek posisi tubuh yang berbeda-beda dapat mengubah hasil pengukuran tekanan
darah. Tekanan darah cenderung turun pada posisi berdiri bila dibandingkan
dengan posisi saat duduk, terlentang, dan terlentang dengan kedua kaki
disilangkan. Tekanan darah sistolik dan diastolik paling tinggi terdapat pada
darah sistolik yang signifikan dan tidak signifikan pada tekanan darah diastolik
pada masing masing posisi kecuali antara posisi telentang dan posisi telentang
dengan kaki disilangkan perbedaan tekanan darah diastolik tidak signifikan (Eser
et al., 2007)
24
e. Valsalva maneuver
dan mengakibatkan turunnya isi sekuncup dan tekanan nadi dan disertai
refleks takikardi. Bila manuver ini dihentikan, tekanan intrathoraks turun dan
f. Kondisi kesehatan
antara lain:
1) Penyakit Ginjal
air ini bocor dari darah masuk ke rongga interstitial, tapi sebagian
2) Anemia
serendah 1,5 kali air, padahal normalnya kira kira 3 kali air. Hal ini
(Hall, 2018).
badan jika IMT≥ 30. Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan
4) Penyakit kardiovasskular
g. Status Gizi
Alat yang paling sederhana untuk memnatau ststus gizi khususnya yang
(Kavitha, 2011).
h. Olahraga
peningkatan denyut jantung dan curah jantung yang banyak, demikian juga
tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi. Perubahan ini oleh
turun seara cepat dan tetap rendah untuk beberapa jam. Dari berbagai
i. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang masuk
(Kavitha, 2013).
27
j. Alkohol
dkk., 2013).
k. Kondisi Psikis
kondisi psikis seseorang yang mengalami stres disebut alarm yaitu reaksi
ginjal, kulit dan saluran pencernaan. Stres akan membuat tubuh lebih
Penurunan volume
intravaskular
Penurunan curah
jantung
Perembesan cairan
interstisial Meningkat Pelepasan
volume katekolamin
aldo
Aldosteron, ADH
Meningkat
SVR
Meningkat
curah jantung
Kehilangan
cairan berlanjut
Penurunan
curah jantung
Penurunan tekanan
sistemik dan
Penurunan
perfusi
jaringan
Kerusakan
metabolisme
sel
SVR = systemic vascular resistance
Adapun kerangka konsep peneliti yang berjudul Pengaruh Efektifitas Passive Leg
Keterangan:
= Variabel
= Pengaruh
penelitian ini adalah tindakan pengaruh efektivitas passive leg raising terhadap
Pakam
Ha: Ada Pengaruh Passive Leg Raising Terhadap Peningkatan Tekanan Darah
Ho: Tidak ada Pengaruh Passive Leg Raising Terhadap Peningkatan Darah pada
METODE PENELITIAN
dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang
O1 X O2
Keterangan:
31
32
dan menambah pengetahuan perawat tentang tindakan Passive Leg Raising (PLR)
3.3.1. Populasi
Populasi Penelitian adalah seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Syok Hipovolemik di Rumah
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik total sampling
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi yang terdiri
dari identitas umum responden yang terdapat pada bagian atas lembar observasi.
Sedangkan pada bagian bawah terdapat hasil penelitian pretest & posttest.
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, seperti
Data sekunder data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang)
melakukan penelitian dari sumber – sumber yang telah ada (Hasan, 2019).
3.6.1. Varibel
exymetri terganggu, seperti: cat kuku jari, dan ibu jari yang tidak mengalami
trauma.
36
untuk menulis hasil observasi pada pasien syok hipovolemik yang di lakukan
Passive Leg Raising (PLR). Observasi akan dilakukan sebelum tindakan PLR.
PLR di lakukan selama 2 menit dalam mengelevasi kaki akan dibantu orang lain
Setelah pengumpulan data dan mendapatkan data mentah kemudian diolah atau
3.9.1 Editing
. dikumpulkan dari hasil kuesioner kemudian diperiksa kembali data dan jawaban
yang tidak lengkap, maka diperlukan pengumpulan data kembali pada responden
yang bersangkutan.
3.9.2 Coding
37
saat melakukan analisis data dan mempercepat pada saat memasukan data.
3.9.3 Entery
dilakukan entery data. Proses ini peneliti memasukkan data responden berupa
derajat nyeri, serta data umum yang berupa usia, pendidikan, pekerjaan, kedalam
3.9.4 Scoring
3.9.5 Tabulating
dikumpulkan kedalam master sheet atau data base computer kemudian membuat
arah pada pasien syok hipovolemik dengan melihat pre test dan post test.
DAFTAR PUSTAKA
39
40
Lampiran 1
Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Ditempat
Sehubungan dengan penyusunan skripsi penelitian yang digunakan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh sarjana S1 Keperawatan di Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam, maka saya akan bertanda tanagan
dibawah ini:
Nama : Jesica Kristina Dewi Aritonang
Nim : 1911071
Peneliti
Lampiran 2
Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya tanpa ada paksaan
Responden
(.......................)
43
Lampiran 3
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Tanggal Lahir :
Riwayat Kesehatan :
Diagnosa :
BB :
TB :
44
Lampiran 4
Pretest Posttest
45
PERALATAN -
PROSEDUR Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Mejelaskan tujuan
d. Menjelaskan prosedur tindakan
e. Menanyakan kesiapan pasien
Fase keja
a. Mencuci tangan
b. Observasi keadaan pasien
c. Pasang pengaman pada tempat tidur pasien
46
a. Mengevaluasi tindakan
b. Menjelaskan rencana tindak lanjut
c. Mengucapkan salam
Modifikasi dari: Universitas Esa Unggul Tangerang (2018). Studi Program Ners
Faculty Of Science