Anda di halaman 1dari 12

Volume VI. No.

1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat


ISSN 2460 - 9374

PERBANDINGAN PEMASANGAN KATETER


MENGGUNAKAN LIDOKAIN YANG DICAMPUR JELI
DENGAN LIDOKAIN DURASI SATU MENIT DIMASUKAN JELI
TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PRIA
DI UGD RSUD dr. T.C. HILLERS MAUMERE

Yustina Yantiana Guru

ABSTRAK

Tindakan pemasangan kateter merupakan tindakan invasif yang dapat menimbulkan rasa nyeri.
Nyeri pada saat pemasangan kateter disebabkan karena membran mukosa yang melapisi dinding
uretra teriritasi oleh pergesekan selang kateter ke lumen uretra, oleh karena itu perawat
menggunakan analgesik yaitu lidokain dan jeli sebagai pelumas. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis perbandingan pemasangan kateter menggunakan lidokain yang dicampur jeli dan
lidokain durasi satu menit dimasukan jeli terhadap tingkat nyeri pasien di UGD RSUD dr. T. C.
Hillers Maumere.
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen komparatif menggunakan one
group post test design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 8 responden tiap intervensi penelitian yaitu pemasangan kateter menggunakan
lidokain yang dicampur jeli dan lidokain durasi satu menit dimasukan jeli. Analisa data
menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan lidokain yang dicampur jeli dan lidokain
durasi satu menit dimasukan jeli dengan nilai p:0,041<0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara
pemasangan kateter menggunakan lidokain yang dicampur jeli dan lidokain durasi satu menit
dimasukan jeli terhadap tingkat nyeri pasien.
Bagi perawat diharapkan saat akan melakukan prosedur pemasangan kateter menggunakan
lidokain durasi 1 menit dimasukan jeli untuk meminimalisir rasa nyeri pasien dan disarankan
agar selalu mengkaji keluhan pasien selama dan sesudah dilakukan tindakan perawatan.

Kata kunci: Jeli, Kateter, Lidokain, Pasien, Nyeri

16
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

menimbulkan rasa nyeri (B. Purnomo,


I. PENDAHULUAN
Basuki, Kozier, 2011). Nyeri merupakan
Salah satu bentuk pelayanan
keluhan utama yang sering dialami oleh
kesehatan yang ada di Instalasi Gawat
pasien dengan kateterisasi karena
Darurat dan merupakan tidakan
tindakan memasukkan selang kateter
kolaborasi yang sering dilaksanakan di
dalam kandung kemih mempunyai resiko
Instalasi Gawat Darurat adalah tindakan
terjadinya infeksi atau trauma pada uretra.
pemasangan kateter. Tindakan
Nyeri pada saat pemasangan kateter
pemasangan kateter adalah pemasukan
disebabkan karena membran mukosa
selang yang terbuat dari plastik atau karet
yang melapisi dinding uretra memang
melalui uretra menuju kandung kemih
sangat mudah rusak oleh pergesekan
atau vesika urinaria (Jundapakiringan,
akibat dimasukannya selang kateter ke
2010). Pemasangan kateter ini dapat
lumen uretra, sehingga dikerjakan dengan
menjadi tindakan yang menyelamatkan
cara yang keliru dapat menimbulkan
jiwa khususnya bila traktus urinarius
kerusakan uretra yang yang permanen (B.
tersumbat atau dapat melancarkan
Purnomo, Basuki, Kozier, 2010). Semua
pengeluaran urine pada klien yang tidak
tindakan pemasangan kateter ini dapat
dapat mengontrol miksi (kencing) atau
dilakukan pada kasus bedah yaitu darurat
mengalami obstruksi pada saluran kemih.
dan tidak darurat misalnya pasien dengan
Tindakan pemasangan kateter juga dapat
retensio urine akibat adanya sumbatan di
dilakukan pada pasien dengan indikasi
saluran kemih maupun bukan pada pasien
lain yaitu menentukan jumlah urine sisa
dengan kadaruratan, misalnya untuk
dalam kandung kemih setelah pasien
pasien-pasien yang memerlukan observasi
buang air kecil (Smelzter, 2009).
-observasi atau keseimbangan cairan yaitu

Dalam tindakan pemasangan kateter untuk mengetahui pengeluaran dan

ini paling sering ditemukan menggunakan pemasukan cairan. Pentingnya kateterisasi

kateter latex atau karet yang digunakan untuk menilai atau mengukur berapa cc

untuk penggunaan atau pemakaian dalam pengeluaran urin dalam sehari dan warna

jangka waktu kurang dari tiga minggu. urin. Dalam prosedur tetap untuk

Dari tindakan pemasangan kateter ini juga tindakan pemasangan kateter ini sebagai

merupakan tindakan invasif dan dapat pelimpahan wewenang dari dokter untuk

17
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

tindakan pemasangan, perawat pemasangan kateter, perawat biasanya

berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan ukuran dengan cermat sesuai

tindakan pemasangan kateter. Sebagai dengan besar kecilnya diameter meatus

seorang petugas kesehatan khususnya urinarius. Meatus urinarius ini merupakan

perawat diharapkan dalam melakukan bagian yang paling luar dari uretra, yang

suatu tindakan dapat memahami dan paling tidak menggambarkan besar

mengerti betul tentang anatomi, teknik kecilnya lumen uretra, selain itu untuk

komplikasi atau resiko dari suatu tindakan mengurangi pergesekan pada dinding

termasuk pemasangan kateter uretra yang nantinya akan menyebabkan

(Soedirman, 2008). iritasi, maka perawat sering menggunakan

Berdasarkan data medical Record, analgesik seperti lidokain. Lidokain

khususnya pasien pria yang datang sendiri merupakan tindakan anastesi

berkunjung di RSUD dr.T.C. Hillers lokal yang dapat mengurangi nyeri dan

Maumere berjumlah 365 pasien. Dari data pelumas seperti jeli. Jeli ini berfungsi

tersebut pasien yang terpasang kateter sebagai pelumas yaitu untuk melicinkan

hanya direkap dua jenis penyakit saja kateter agar mudah dimasukan ke dalam

yaitu untuk rawat inap dengan penyakit kandung kemih melalui uretra. Cara

retensio urin 6 pasien, BPH 31 pasien, memasukan jeli langsung kedalam uretra

sedangkan rawat jalan dengan penyakit dapat mempengaruhi kecepatan

retensio urin 250 pasien dan BPH 115 pemasangan kateter sehingga mengurangi

pasien. Sedangkan pasien yang tingkat iritasi dan nyeri pada dinding

berkunjung di Instalasi Gawat Darurat, uretra akibat pergesekan dengan kateter

khusus untuk pasien laki-laki dari tahun (Ferdinan,Tuti Pahria; 2009). Namun

2019, Untuk tiga bulan terahkir dari bulan tindakan ini juga bisa menimbulkan

Maret-Mei tercatat 125 orang rawat masalah lain seperti infeksi,

jalan yang terpasang kateter (data pembengkakan pada uretra (Thomas,

sekunder bagian rekam medic Ruang 2010).

UGD RSUD dr.TC. Hillers Maumere. Dalam prosedur pemasangan kateter

Sebagian besar pemasangan kateter yang diharapkan adalah memberikan rasa

biasanya mengikuti prosedur yang sudah nyaman bagi pasien, maka itu setiap

ditetapkan, dalam pelaksanaan tindakan prosedur pemasangan kateter harus

18
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

diperhatikan prinsip-prinsip yang tidak Dapat mengurangi tingkat nyeri pada saat

boleh ditinggalkan yaitu pemasangan pemasangan kateter pada pasien

kateter dilakukan secara aseptik dengan dianjurkan agar lidokain lebih dulu

melakukan disinfeksi secukupnya dimasukan ke uretra, baru kemudian

memakai bahan yang tidak menimbulkan diikuti jeli (Andri Journal, 2012).

iritasi dan nyeri pada kulit genitalia dan Cara pemasangan dan pelaksanaan

jika perlu diberikan analgesik seperlunya. pemasangan kateter berbeda, tetapi

Tetapi dari SOP yang berlaku RSUD dr. mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk

T.C. Hillers Maumere, prosedurnya tidak membantu pasien yang mempunyai

menggunakan analgesik seperti lidokain, gangguan di sistim perkemihan, sehingga

tetapi data yang diperoleh dari perawat mendorong penulis melakukan penelitian

UGD pada saat pengambilan data awal 2 ini. Penelitian ini ingin membandingkan

Mei 2019, selama pemasangan kateter pemasangan kateter yang menggunakan

dari tahun ke tahun sering menggunakan lidokain yang tercampur dengan jeli dan

lidokain yang sudah tercampur dengan lidokain yang lebih dulu dimasukan di

jeli. Setiap prosedur tindakan pemasangan uretra durasi satu menit, baru kemudian

selalu menggunakan analgesik tetapi dimasukan jeli terhadap tingkat nyeri

masih saja pasien merasa nyeri pada pasien, dan bila ternyata ada perbedaan

setiap kali pemasangan kateter. yang bermakna yaitu pemasangan yang

Dari pengambilan data awal di menggunakan lidokain yang tercampur

UGD RSUD dr. T.C. Hillers Maumere dengan jeli bagaimana tingkat nyerinya

untuk tahun 2019 dari bulan Januari atau menggunakan lidokain yang lebih

sampai dengan bulan Mei berjumlah 170 dulu dimasukan ke uretra durasi satu

pasien. Menurut pengamatan peneliti menit, kemudian diikuti jeli. Temuan ini

selama praktek hampir secara keseluruhan bermanfaat bagi praktek keperawatan

mengeluhkan nyeri pada saat pemasangan klinik dimana teknik pemasangan yang

kateter. Keadaan tersebut akan semakin menggunakan cara tersebut di atas agar

menyulitkan penanggulangan kelainan dapat mengurangi resiko gangguan

saluran perkemihan dan akan nyaman nyeri yang dialami oleh klien

memperberat penyakit serta khususnya klien laki-laki. Berdasarkan

memperpanjang hari perawatan pasien. masalah di atas, maka penulis tertarik

19
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

untuk melakukan penelitian tentang jeli yang dioleskan dikateter yang sering

“Perbandingan Pemasangan Kateter digunakan selama ini di ruangan baru

Menggunakan Lidokain Yang Dicampur dimasukan ke uretra, yang akandilakukan oleh

Jeli dengan Lidokain Durasi Satu Menit penelitidi ruangan,setelah itu respon nyerinya

Dimasukan jeli Terhadap Tingkat Nyeri pasien akan diukur kembali oleh peneliti.

Pada Pasien Pria di Ruangan UGD RSUD Klien diberikan tindakan pemasangan kateter

dr. T.C. Hillers Maumere.” yang menggunakan lidokain lebih dulu

dimasukan menggunakan spuit 10 cc ke uretra

II. METODE PENELITIAN durasi sekitar satu menit kemudian diikuti

Jenis Penelitian yang digunakan dalam jeli.yang dilakukan oleh peneliti di ruangan,

penelitian ini adalah dengan jenis penelitian setelah itu peneliti membandingkan tingkat

Komparasi. Penelitian ini dilakukan untuk nyeri kedua kelompok tersebut yang sudah

membandingkan pemasangan kateter yang dilakukan intervensi.

menggunakan lidokain yang dicampur jeli dan


III. HASIL PENELITIAN
lidokain durasi satu menit, kemudian A. Data Umum

dimasukan jelidalam penelitian ini peneliti 1. Karakteristik responden berdasarkan umur

mengobservasi pemasangan kateter yang Tabel 5.1 Distribusi umur pasien pria di
ruang UGD RSUD dr. T.C Hillers
menggunakan lidokain yang dicampur jeli dan Maumere, Juni 2019
Umur f %
lidokain durasi satu menit diikuti jeli terhadap 55-59 tahun 4 25,0
60-64 tahun 4 25,0
tingkat nyeri. Sampel dalam penelitian ini 65-69 tahun 2 12,5
70-74 tahun 5 31,2
adalah pasien pria yang terpasang kateter di >74 tahun 1 6,2
Total 16 100%
Ruangan UGD RSUD dr. TC Hillers Sumber: data primer penelitian, 2019

Maumere. Rumus Analitik Numerik


Tabel 5.2 Distribusi diagnosa pada pasien
Berpasangan yang berkunjung di ruangan UGD RSUD dr.
T.C Hillers Maumere, Juni 2019
2 Diagnosa f %
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)𝑠
𝑛1 = 𝑛2 = ( ) Retensi Urin 10 62,5
𝑋1 − 𝑥2
BPH 4 25,0
2 Hematuri 1 6,2
(1,96 + 1,28)6
𝑛1 = 𝑛2 = ( ) BPH + Retensi Urin 1 6,2
15 Total 16 100%
116,64 Sumber: data primer penelitian, 2019
1 = 𝑛2 =
15
1 = 𝑛2 = 8
Klien diberikan tindakan pemasangan kateter

yang menggunakan lidokain yang dicampur

20
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

B. Data Khusus pria di ruangan UGD RSUD dr. T. C. Hillers

1. Tabel 5.3 Identifikasi tingkat nyeri pada Maumere.


pasien pria setelah diberikan intervensi
pemasangan kateter menggunakan lidokain
IV. PEMBAHASAN
dicampur jeli
Klasifikasi nyeri f % A. Pemasangan Kateter Menggunakan
Lidokain Yang Dicampur Jeli
Tidak nyeri 2 25,0
Nyeri ringan 2 25,0
Pemberian anastesi topikal berupa campuran
Nyeri sedang 4 50,0
Total 8 100% lidokain hidroklorida 2% dengan jeli 10-20 ml
Sumber: data primer penelitian, 2019
yang dimasukan per uretrum, sebelum
2. Tabel 5.4. Identifikasi tingkat nyeri pada
pasien pria setelah diberikan intervensi dilakukan kateterisasi (Purnomo, 2006).Jeli
pemasangan kateter menggunakan
lidokain durasi satu menit dimasukan jeli berfungsi sebagai pelumas yaitu untuk
Klasifikasi Nyeri f %
Tidak 5 62,5 melicinkan kateter agar mudah dimasukan
nyeri
Nyeri ringan 2 25,0 kedalam kandung kemih melalui uretra atau
Nyeri sedang 1 12,5
Total 8 100% untuk mencegah spasme otot meatus uretra

3. Tabel 5.5 Analisis perbandingan eksterna sehingga dapat menurangi iritasi pada
pemasangan kateter menggunakan
lidokain yang dicampur jeli dan lidokain dinding uretra (Colmer, 2008).
durasi satu menit dimasukan jeli terhadap
Berdasarkan tabel 5.3, menunjukan nyeri
tingkat nyeri.
yang terbanyak yaitu nyeri sedang sebanyak 4
Variabel Mean Mann
Z
Independen Rank Whitn
ey responden (50%), dan paling sedikit
Lidokain yang 10,81 13.500P value:
dicampur 0,041 menunjukan nyeri yaitu tidak ada nyeri
jeli 6,19
Lidokain durasi α : 0,05 sebanyak 2 responden (25,0%), dan nyeri
satu menit
dimasukan ringan sebanyak 2 responden (25,0%).
jeli
Dalam pemasangan kateter yang
Test Stastistic Mann Whitney U-Test nyeri menggunakan lidokain yang dicampur jeli
13.500 dengan hasil Z hitung > Z tabel masih juga menunjukan nyeri disarankan agar
dimana Z hitung -2.040 dan Z tabel 1,96 dan dalam pelaksanaan tindakan kateterisasi
p value ≤ α (0,05) dimana p value: 0,041 ≤ α: perawat biasanya melakukan pemilihan
0,05. Dapat disimpulkan ada hubungan yang ukuran dengan cermat, sesuai dengan besar
signifikan antara perbandingan pemasangan kecilnya diameter meatus urinarius dan harus
kateter yang menggunakan lidokain yang melumuri ujung kateter sepanjang 15-18 cm,
dicampur jeli dan lidokain durasi satu menit sehingga untuk mengurangi pergesekan pada
dimasukan jeli terhadap tingkat nyeri pasien dinding uretra yang nantinya akan

21
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

menyebabkan iritasi, dan dianjurkan lebih dari sirkulasi darah dan fungsi tubuh

baik menggunakan prosedur pemasangan lainnya.

kateter yang baik. Menurut Andri Jurnal (2012), dengan

menggunakanprosedur pemasangan kateter,


B. Pemasangan Kateter Yang
Menggunakan Lidokain Durasi Satu lidokain yang lebih dulu dimasukan ke uretra,
Menit Dimasukan Jeli
kemudian dimasukan jeli yaitu dapat
Pasien yang terpasang kateter menggunakan
mengurangi nyeri.
lidokain durasi satu menit dimasukan jeli
Cara memasukan jeli langsung kedalam
berdasarkan usia dan diagnosa yaitu tidak
uretra dapat mempengaruhi kecepatan
menunjukan nyeri sama sekali ada 5
pemasangan sehingga mengurangi tingkat
responden yaitu 4 responden dengan
iritasi atau nyeri pada dinding uretra akibat
diagnosa retensi urin dengan usia 75 tahun,
pergesekan dengan kateter bila dibandingkan
57 tahun, 74 tahun dan 70 tahun, sedangkan
dengan cara pelumasan jeli di ujung kateter
1 responden yang dengan diagnosa BPH
(Ferdinan, Tuti Pahria ; 2003).
dengan usia 65 tahun, nyeri ringan dengan
Menurut peneliti Bambang Riadono,
dengan 2 responden yaitu dengan usia 60
Handoyo, Dina Indriati (2008), dengan judul
tahun dengan diagnosa retensi urin dan 70
penelitian efektifitas pemasangan kateter
tahun dengan diagnosa hematuri, dan
dengan menggunakan jeli yang dimasukan di
dengan nyeri sedang 1 responden dengan
uretra dan jeli yang dioleskan di kateter
usia 60 tahun dengan diagnosa BPH +
terhadap respon nyeri pasien dengan hasil jeli
retensi urin. Lidokain adalah obat anastesi
yang dimasukan ke uretra dengan kategori
lokal kuat yang digunakan secara luas
nyeri sangat berat (33,3%). pemasangan
dengan pemberian topikal dan suntikan.
kateter sesuai dengan prosedur atau yang ada,
Lidokain digunakan pada semua tindakan
yang menggunakan lidokain lebih dulu
khususnya pemasangan kateter yaitu dapat
dimasukan ke uretra, dapat mengurangi nyeri
mengurangi rasa nyeri. Durasi kerja lidokain
dan kemudian dimasukan jeli menunjukan
dari farmakologi 10-20 menit dan
lebih banyak nyerinya berkurang atau tidak
mempunyai distribusi 1,1-2 L/ kg, akan
ada nyeri sama sekali, sehingga peneliti
berdifusi masuk kedalam syaraf dan
menyarankan agar pemasangan kateter perlu
menghambat serta memperlambat sinyal
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: selalu
terhadap rasa nyeri, kontraksi otot, regulasi
menggunakan anastesi lokal seperti lidokain

22
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

agar dapat mengurangi nyeri dan mengikuti digunakan untuk menguji dengan

prosedur sesuai teori yang ada. Hal-hal yang menggunakan rata-rata variabel dan jumlah

perlu diberikan pada pasien yang lanjut usia data sampel penelitian yang sangat sedikit

yang terkena gangguan sistim perkemihan (kurang 30) atau tidak berdistribusi normal.

adalah pasien yang sudah terkena gangguan Dari semua data dan hasil penelitian selama

disistim perkemihan khususnya pasien lanjut di ruangan UGD RSUD dr. T.C. Hillers

usia segera ditangani yaitu dengan Maumere dari tanggal 01 sampai 14 Juni

melakukan kateterisasi, menjaga kebersihan 2019, dengan dua perlakuan yaitu pemasangan

dan mengkomsumsi air putih secukupnya dan kateter yang menggunakan lidokain yang

jangan menahan kencing. dicampur jeli dan lidokain lebih dulu

Dari dua perlakuan yang diberikan pada dimasukan ke uretra durasi satu menit

pasien terpasang kateter lebih banyak yang kemudian dimasukan jeli dengan

tidak menunjukan nyeri yaitu perlakuan menggunakan uji Mann Whitney yaitu

pemasangan kateter yang menggunakan berdistribusi tidak normal yaitu p<α dengan

lidokain durasi satu menit dimasuka jeli hasil:Test Stastistic Mann Whitney U-Test nyeri

sehingga disarankan agar setiap kali 13.500 dengan hasil Z hitung > Z tabel dimana Z

pemasangan kateter lebih baik menggunakan hitung -2.040 dan Z tabel 1,96 dan p value ≤ α

cara lidokain durasi satu menit dimasukan jeli. (0,05) dimana p value: 0,041 ≤ α: 0,05. Jadi Ho

ditolak, Ha diterima, artinya ada hubungan yang


C. Perbandingan Antara Pemasangan signifikan antara perbandingan pemasangan
Kateter Menggunakan Lidokain Yang
Dicampur Jeli Dan Lidokain Durasi Satu kateter yang menggunakan lidokain yang
Menit Dimasukan Jeli Terhadap Tingkat
Nyeri Pada Pasien Pria Di Ruangan UGD dicampur jeli dan lidokain durasi satu menit
RSUD dr. T. C. Hillers Maumere.
dimasukan jeli terhadap tingkat nyeri pasien pria
Analisa bivariat adalah analisa yang
di ruangan UGD RSUD dr. T. C. Hillers
digunakan untuk melihat hubungan antara
Maumere.
variabel dependen dan independen. Dalam

analisis data, terdahulu dilakukan uji dua IV.Simpulan

sampel yang tidak saling berhubungan. Jadi Setelah dilakukan penelitian mengenai

uji stastistik adalah uji Mann Whitney yang perbandingan pemasangan kateter

bertujuan untuk membantu peneliti dalam menggunakan lidokain yang dicampur jeli dan

membedakan hasil kinerja kelompok dengan lidokain durasi satu menit dimasukan jeli

2 kriteria yang berbeda. Uji ini juga terhadap tingkat nyeri pasien pria di UGD

23
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

RSUD dr. T.C. Hillers Maumere dapat Diakses tanggal 9 Maret 2013.

disimpulkan bahwa: Brunner & Suddart. 2000. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Pemasangan kateter setelah diberikan EGC.

intervensi lidokain yang dicampur jeli Budi Saksono K. 2000. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran: Jakarta: EGC.
termasuk dalam kategori nyeri sedang.
Colmer, Rebeca Sharp (CSA), 2006. The
Pemasangan setelah diberikan lidokain durasi Seviors Quide to Easy Computing. Seri
update. Elektika Press, USA.
satu menit dimasukan jeli termasuk dalam
Ganiswarna, S. A. 2005. Farmakologi dan
kategori baik yaitu tidak nyeri. Ada Terapi Edisi IV. Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas
perbandingan saat pemasangan kateter Indonesia Jakarta.

menggunakan lidokain yang dicampur jeli dan Ganong WF, 1998. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran (Review of Medical
lidokain durasi satu menit dimasukan jeli Physiology). (widjajakusumah, M.D.
et.al. terjemahan) Jakarta: EGC.
terhadap tingkat nyeri psien pria di UGD
Hidayat A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar
RSUD dr. T. C. Hillers Maumere, dengan Manusia, Buku I. Jakarta: Salemba
Medika.
hasil uji Mann Whitney adalah p: 0,04.
Hidayat, A. A. A & Uliyah, M. 1996.
V.Saran Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai EGC.

suatu pertimbangan untuk dapat Hidayat, A. A. A. & Uliyah, M. 2004. Buku


Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
meningkatkan kualitas pelayanan di UGD Manusia. Jakarta: EGC.

terutama mengurangi nyeri saat tindakan Katzung, BG dan Miller, RD. 2002. Anastetik
Lokal. Didalam Katzung BG, Editor.
pemasangan kateter. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi
8, Vol 2. Jakarta: Salemba Medika.

Kusyati Eni. 2006. Keterampilan Dasar dan


DAFTAR PUSTAKA Prosedur Laboratorium. Jakarta: EGC.

Andri. 2012. Jurnal Keperawatan. Tersedia Masjoer, Arief, et. al. 2000. Kapita Selekta
dalam: Kedokteran Edisi III. Jakarta: Media
http://scribd.com/doc/120597499/pema Aesculapus.
sangankateter.
Mubarak, W. Chayatin, N. 2007. Kebutuhan
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Dasar Manusia. Penerbit Buku
Satuan Pendekatan Praktek. Jakarta: Kedokteran Jakarta EGC.
PT. Rineka Cipta.
Murwani, Arita. 2008. Keterampilan Dasar
Bambang Riadono, Indriati, Handoyo. 2013. Praktek Klinik Keperawatan.
Jurnal Keperawatan Soedirman. Yogyakarta: Fitria Maya.
Tersedia dalam:
http://scribd.com/doc/120597499/katet Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
er. Diakses tanggal 16 Januari 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: pedoman Skripsi, Tesis,
Brunner & Suddart. 2002. Konsep Dasar dan Instrumen Penelitian Keperawatn
Nyeri. Tersedia dalam: (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba
http://popilyuliaputri.blogspot.com. Medika.

24
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

Publisher.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Memey. 2012. Gawat kanker Payudara
Keperawatan: pedoman Skripsi, Tesis, Serang ABG.
dan Instrumen Penelitian Keperawatn http://padangekspres.co.id. 7
(Edisi Kedua). Jakarta: Salemba Oktober 2013.
Medika.
Mubarak. 2008. Promosi kesehatan.
Pery A. dan Potter, P. 2000. Nursing Yogyakarta: Graha Ilmu.
Intervantions and Clinical Skills.
Secon Edition St. Lois: Mosby, Ine. Mulyani, Nina dan Nuryani. 2013.Kanker
Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Pery Anne Griffin, Potter, Peterson. 2005. Yogyakarta : Nuha medika.
Buku Saku Keterampilan dan Prosedur
Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S . (2005). Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Cipta
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:
EGC. . (2007). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Potter. P. A. Perry A. G. 2006. Buku Ajar Rineka Cipta.
Fundamental Keperawatan: Konsep, . (2007). Pendidikan dan
Proses, Praktik. Penerbit Buku perilaku kesehatan. Cetak 2. Jakarta:
KedokteranJakarta: EGC. Rineka Cipta .

Priharjo, R. 1993. Perawatan Nyeri, . (2010). Metodologi


Pemenuhan Aktivitas Istirahat. Jakarta: Penelitian Kesehatan . Jakarta:
EGC. Rineka Cipta .

Purnomo. 2006. Kateterisasi. Tersedia dalam: . (2012). Promosi


http://irh4mgokilz.wordpress.com. Kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta:
Diakses tanggal 23 Mei 2011. Rineka Cipta.

Price, Silvia, A. dan Wilson Lorraina M. Nugroho,T. 2011. ASI dan Tumor payudara.
2005. Patofisiologi Konsep Klinis Yogyakarta:Nuha
Proses-Proses Penyakit Edisi 6Volume Medika.
2. Jakarta: EGC.
Nursalam. 2011. Konsep Penerapan
Smeltzer. S. C. Bare B. G. 2002. Konsep Metodologi Penelitian Ilmu
Dasar Nyeri. Tersedia dalam: Keperawatan. Jakarta: Salemba
http://Qittun.blogspot.com. Diakses Medika.
tanggal 29 Oktober 2008.

Soekdjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Oftah, Y., Mendri, N., & Badi’ah, A.
Penelitian Kesehatan. Edisi Maret (2013). Kanker Payudara &
2010. Jakarta: Rineka Cipta. SADARI.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Tamsuri, A. 2006. Konsep Dan
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. Pamungkas, Z. 2011. Deteksi Dini Kanker
Payudara : Kenali Sebap-Sebap dan
Tamsuri, A. 2007. Konsep Dan Cara Antisipasinya. Yogyakarta:
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. Buku Biru.

Petersen, O.W., & Celis, J.E (2007).


Patogenese ved cancer mamae.
Lumban Gaol, H., & Briani, F. (2014). Ugeskrif For Laeger, 169(36),2968-
Kanker Payudara. Kapita Selekta 72.hhtps://doi.org/VP50026.
kedokteran, 230-236
Reeder, Martin,& Griffin, K. (2005).
Mardani, A. T.,&Yulisa,M. (2012). Makna Keperawatan meternitas kesehatan
menjadi Suster. Yogyakarta: Charissa wanita

25
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

Bayi, & keluarga. Jakarta: EGC.

Septiani, S., Suara, M., 2013. Faktor- Faktor


Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari) Pada Siswa 62 Jakarta 2012.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan
2013.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Suryaningsih, E.2009. Kupas Tuntas


Kanker Payudara. Yogyakarta:
Paradigma Indonesia.

Suyanto, 2011. Analisa Regresi untuk uji


Hipotesis. Yogyakarta.Caps.

, 2011. Metodologi Penelitian.


Jakarta. Rineke Cipta.

Varney, H. (2004). Ilmu Kebidanan


(Varney’s Midwifery). Bandung:
Sekolah Publiser.

Viviyawati, T. (2004). Pengaruh Pendidikan


Kesehatan Tentang Pemeriksaan
“SADARI) Sebagai Deteksi Dini
Kanker Payudara Terhadap
Penetahuan Dan Sikap Remaja Putri
Di SMK N1Karanganyar. (S1)
STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Wawan, A., & Dewi, M. (2001). Teori &


Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medik

26
Volume VI. No.1 Juni 2019 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

198

Anda mungkin juga menyukai