Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PELAKSANAAN FISIOTERAPI DADA (CLAPPING) TERHADAP

BERSIHAN JALAN NAPAS PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Hernanda Ari Sukma1


Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email: hernanda@gmail.com

Puji Indriyani 2
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email: Pj.indriyani@gmail.com

Rahaju Ningtyas3
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email:ningtyasrahaju@gmail.com3

ABSTRAK
Latar belakang : Anak merupakan masa dimana organ-organ tubuhnya belum berfungsi secara optimal
yang berakibat lebih rentan terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang sering menyerang anak adalah
bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan salah satu penyakit yang menyerang saluran pernapasan
dengan manifestasi klinis bervariasi mulai dari batuk, pilek, yang disertai dengan panas dengan,
sedangkan anak bronkopneumonia berat akan muncul sesak napas yang hebat. Salah satu tindakan non
farmakologis untuk mengatasi penyakit bronkopneumonia dengan fisioterapi dada. Tujuan : mengetahui
pengaruh pelaksanaan fisioterapi dada (clapping) terhadap bersihan jalan napas pada anak dengan
bronkopneumonia. Metode : Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
kepustakaan. Sumber data diperoleh dari data sekunder seperti jurnal-jurnal, buku, atau sumber literatur
lainnya yang telah berstandrar nasional. Pada penelitian ini terdapat 2 jurnal yang menjadi sumber utama
penelitian sebagai landasan teori.Hasil ulasan literatur :Terdapat perubahan pada rata-rata frekuensi
pernapasan responden yaitu 26.6 kali per menit kemudian setelah dilakukan fisioterapi dada atau clapping
rata-rata rekuensi napas menurun menjadi 22.3 kali per menit. Selain itu suara napas ronki dan batuk
efektif berkurang setelah dilakukan fisioterapi dada. Jadi, fisioterapi dada efektif terhadap bersihan jalan
napas pada anak dengan bronkopneumonia. Kesimpulan : Tindakan fisioterapi dada berpengaruh terhadap
masalah bersihan jalan napas pada anak dengan bronkopneumonia.

Kata kunci : anak, bronkopneumonia, fisioterapi dada.

ABSTRACT
Background: Children are a period when their organs are not functioning optimally which results in being
more susceptible to disease. One of the diseases that often attacks children is bronchopneumonia.
Bronchopneumonia is a disease that attacks the respiratory tract with various clinical manifestations
ranging from coughing, runny nose, which is accompanied by heat, whereas severe bronchopneumonia
children will appear severe shortness of breath. One of the non-pharmacological measures to overcome
bronchopneumonia with chest physiotherapy. Objective: to determine the effect of the implementation of
chest physiotherapy (clapping) on airway clearance in children with bronchopneumonia. Method: The
research design used by researchers is library research. Sources of data obtained from secondary data such
as journals, books, or other literary sources that have national standards. In this study there are 2 journals
that are the main source of research as a theoretical basis. Literature review results: There was a change in
the average respiration rate of respondents, 26.6 times per minute, after chest physiotherapy or clapping,
the average breathing frequency decreased to 22.3 times per minute. In addition to the sound of breath and
cough effectively reduced after chest physiotherapy. Thus, chest physiotherapy is effective against airway
clearance in children with bronchopneumonia.Conclusion: The action of chest physiotherapy affects the
problem of airway clearance in children with bronchopneumonia.

Keywords: children, bronchopneumonia, chest physiotherapy.

PENDAHULUAN berakibat lebih rentan terhadap


Anak merupakan masa dimana penyakit. Salah satu penyakit yang
organ-organ tubuhnya belum sering menyerang anak adalah
berfungsi secara optimal yang bronkopneumonia.

ISSN 2502-1524 Page | 9


Hernanda Ari Sukma : Pengaruh Pelaksanaan Fisioterapi Dada (Clapping) Terhadap
Bersihan Jalan Napas Pada Anak Dengan Bronkopneumonia

Bronkopneumonia merupakan survey Dinas Kesehatan Provinsi Jawa


salah satu penyakit yang menyerang Tengah tahun 2013 angka Kematian
saluran pernapasan dengan manifestasi anak dan balita sebesar 146 per 1.000
klinis bervariasi mulai dari batuk, kelahiran hidup (KH) (Dinkes Jateng,
pilek, yang disertai dengan panas 2013).
dengan, sedangkan anak
bronkopneumonia berat akan muncul Bronkopneumonia disebut juga
sesak napas yang hebat. Menurut pneumonia lobularis yaitu suatu
laporan World Health Organization peradangan pada parenkim paru yang
(WHO) pada tahun 2011 menyebutkan terlokalisir yang biasanya mengenai
bahwa penyebab kematian tertinggi bronkiolus dan juga mengenai
akibat penyakit infeksi di dunia adalah alveolus disekitarnya.
infeksi saluran napas akut termasuk Bronkopneumonia lebih sering
pneumonia dan sebagian besar terjadi merupakan infeksi sekunder terhadap
di negara berkembang, 70% terdapat berbagai keadaan yang melemahkan
di Afrika dan di Asia Tenggara. daya tahan tubuh tetapi bisa juga
UNICEF dan WHO menyebutkan sebagai infeksi primer yang biasanya
bronkopneumonia sebagai kematian dijumpai pada anak-anak dan orang
tertinggi anak balita melebihi penyakit dewasa (Bradley et. al., 2011).
lain seperti Campak, Malaria, AIDS
(Aminasty, 2017). Fadhila (2013) juga
menjelaskan bahwa bronkopneumonia
Penyebab bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang
sulit ditemukan dan memerlukan mengenai satu atau beberapa lobus
waktu beberapa hari untuk paru-paru yang ditandai dengan
mendapatkan hasilnya, sedangkan adanya bercak-bercak infiltrat yang
bronkopneumonia dapat menyebabkan disebabkan oleh bakteri, virus, jamur
kematian bila tidak segera diobati. dan benda asing. Insiden penyakit ini
Hasil survei kesehatan rumah tangga pada negara berkembang hampir 30%
departemen kesehatan tahun 2011, pada anak-anak dibawah umur 5 tahun
penyakit infeksi saluran napas bawah dengan resiko kematian yang tinggi.
menempati urutan ke-2 sebagai
penyebab kematian di Indonesia. Penyebab terjadinya
Menurut Kemenkes tahun 2016, bronkopneumonia yaitu bakteri
berdasarkan survei 15% kematian Stafikolokokus aureus dan bakteri
balita masih disebabkan oleh infeksi haemofilus influenza masuk kedalam
yakni infeksi saluran pernapasan yang jaringan paru-paru melalui saluran
bersifat akut. Penyakit pernapasan dari atas untuk mencapai
bronkopneumonia sendiri di Provinsi bronkiolus kemudian ke alveolus dan
Jawa Tengah masih sekitarnya yang menyebabkan reaksi
peradangan hebat disertai peningkatan
merupakan masalah serius. Angka cairan edema (kaya protein) dalam
kejadian bronkopneumonia anak dan alveoli dan jaringan interstitial
(Riyadi, 2009).
balita di Jawa Tengah sebanyak 3.624
kasus, dengan kematian mencapai Ginting, (2010) menjelaskan
80%-90% baik pneumonia maupun bahwa proses peradangan dari
bronkopneumonia. Berdasarkan hasil penyakit bronkopneumonia

ISSN 2502-1524 Page | 10


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 5 Nomer 1 Tahun 2020 Halaman : 9-18

mengakibatkan produksi sekret “pengaruh fisioterapi dada terhadap


meningkat sampai menimbulkan bersihan jalan nafas pada anak usia 1-
manifestasi klinis yang ada sehingga 5 tahun yang mengalami gangguan
muncul masalah dan salah satu bersihan jalan nafas di Puskesmas
masalah tersebut adalah Moch. Ramdhan Bandung” adalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. rata-rata frekuensi napas sebelum
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas dilakukan fisioterapi dada 45
merupakan keadaan dimana individu kali/menit dan setelah dilakukan
tidak mampu mengeluarkan sekret dari fisioterapi dada 41 kali/menit. Analisis
saluran nafas untuk mempertahankan lebih lanjut menunjukan terdapat
kepatenan jalan nafas. perbedaan yang bermakna antara
rerata frekuensi napas, dengan kata
Dampak yang dapat terjadi lain bahwa secara signifikan
apabila ketidakefektifan bersihan jalan fisioterapi dada dapat menurunkan
nafas tidak segera ditangani adalah frekuensi napas.
dapat menyebabkan terjadinya
hipoksia. Hal ini terjadi karena Hasil penelitian lain yang
kurangnya suplai oksigen akibat dilakukan oleh Marini & Wulandari
adanya penumpukan sekret dan (2011) dengan judul “efektifitas
apabila suplai oksigen tidak terpenuhi fisioterapi dada (clapping) untuk
dapat menyebabkan pasien anak mengatasi masalah bersihan jalan
kehilangan kesadaran, kejang, terjadi napas pada anak dengan
kerusakan otak yang permanen, henti bronkopneumoni di Ruang Anak
nafas bahkan kematian (Ngastiyah, RSUD. Dr. Moh. Soewandhi
2014). Gita (2016) juga menjelaskan Surabaya” adalah pada level no
bahwa masalah yang umum ditemukan deviation from normal range untuk
pada bronkopneumonia adalah frekuensi napas (per menit) (60%),
bersihan jalan napas efektif dan untuk irama napas (60%), kedalaman
mengatasinya diperlukan penanganan inspirasi (60%), kemampuan untuk
tindak lanjut secara farmakologi mengeluarkan sekret (80%), suara
maupun non farmakologis. Secara nafas tambahan: ronchi (86%),
farmakologi terapi simptomatik gasping (70%), penggunaan otot bantu
diperlukan untuk meringankan gejala napas (70%), dan kemampuan batuk
seperti batuk, demam, dahak produktif (70%) menunjukkan kepatenan atau
dan obstruksi salura napas (Mediskus, kelonggaran jalan napas dan sekret
2017), dan penanganan secara non sudah bisa keluar setelah diberikan
farmakologis salah satunya dengan tindakan fisioterapi dada dalam
pemberian fisioterapi dada (clapping). keefektifkan jalan napas.

Fisioterapi dada (clapping) Berdasarkan data diatas maka


merupakan tindakan drainase penulis tertarik untuk membuat karya
postural, pengaturan posisi, serta tulis ilmah dengan judul pengaruh
perkusi dan vibrasi dada yang pelaksanaan fisioterapi dada
merupakan metode untuk (clapping) terhadap bersihan jalan
memperbesar upaya klien dan napas pada anak dengan
memperbaiki fungsi paru (Jauhar bronkopneumonia.
2013). Hasil penelitian yang dilakukan
Maidartati (2014) dengan judul METODE PENELITIAN

ISSN 2502-1524 Page | 11


Hernanda Ari Sukma : Pengaruh Pelaksanaan Fisioterapi Dada (Clapping) Terhadap
Bersihan Jalan Napas Pada Anak Dengan Bronkopneumonia

Jenis penelitian ini adalah nasional dan mendukung dalam


penelitian kepustakaan merupakan pengembangan ilmu keperawatan.
kajian teoriti, referensi literatur ilmiah
lainnya yang berkaitan dengan Metode pengumpulan data
budaya, nilai, dan norma yang yang digunakan dalam penelitian ini
berkembang pada situasi sosial yang yaitu :
diteliti (Sugiyono, 2012 dalam
Mirzaqon, 2017). Adapun sifat 1. Studi literature
penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yaitu penguraian secara Studi Literatur Studi literatur
teratur data yang telah diperoleh dan adalah cara yang dipakai untuk
kemudian diberikan pemahaman serta menghimpun data-data atau sumber-
penjelasan agar dapat dipahami sumber yang berhubungan dengan
dengan baik oleh pembaca. topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur bisa didapat
Data yang digunakan dalam dari berbagai sumber, jurnal, buku
peneelitian ini adalah data sekunder. dokumentasi, internet(yang sudah
Data sekunder adalah data yang terverifikasi secara nasional) dan
diperoleh bukan dari pengamatan pustaka.
langsung, tetapi diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh 2. Studi dokumentasi
peneliti-peneliti sebelumnya, yang
berupa buku dan laporan ilmiah dalam Dokumentasi merupakan metode
artikel atau jurnal. Dalam penuliasan untuk mencari dokumen atau data-
penelitian ini peneliti hanya data yang dianggp penting melalui
mengambil 2 jurnal sebagai sumber artikel koran/majalah, jurnal,
utama pada penelitian ini. pustaka, brosur, buku dokumentasi
serta melalui media elektronik
Sumber utama penenlitian ini yaitu internet, yang terkait
adalah jurnal tindakan keperawatan rumusan masalah penelitian ini.
oleh Akhmad Alfajri Amin, Dokumentasi dilakukan oleh
Kuswardani, dan Welly Setiawan yang peneliti selama dan setelah
berjudul pengaruh chest therapy dan dilakukan penelitian berisi hasil
infra red pada bronchopneumonia pemeriksaan dan perbandingan
yang diterbitkan pada tahun 2018 selama studi kasus.
dengan alasan jurnal ini telah
berstandar nasional dan mendukung Metode analisa data yang
dalam pengembangan ilmu digunakan data yang sudah diperoleh
keperawatan. Dan jurnal tindakan kemudian dianalisis dengan metode
keperawatan oleh Dwiharini analisis deskriptif. Metode analisis
puspitaningsih, Siti Rachma, dan deskriptif dilakukan dengan cara
Kartini yang berjudul penanganan mendeskripsikan fakta-fakta yang
bersihan jalan napas pada anak dengan kemudian dilanjutkan dengan analisis,
bronchopneumonia di RSU Dr. tidak semata-mata menguraikan,
Wahidin Sudirohusdo Mojokerto yang melainkan juga memberikan
diterbitkan pada tahun 2019 dengan pemahaman dan penjelasan
alasan jurnal ini telah berstandar secukupnya

ISSN 2502-1524 Page | 12


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 5 Nomer 1 Tahun 2020 Halaman : 9-18

HASIL DAN PEMBAHASAN disebabkan oleh bermacam-


macam etiologi seperti bakteri,
1. Persamaan kedua jurnal virus, jamur, dan benda asing.
Ditandai dengan adanya sesak
Setelah peneliti menganalisis napas, pernapasan cupping
kedua jurnal tersebut dapat hidung, dan sianosis
disimpulkan bahwa kedua jurnal (perubahan warna) sekitar
tersebut memliliki persamaan antara hidung atau mulut (Gass,
lain : 2013).

1. Responden Pada jurnal kedua

Responden yang dijadikan Bronkopneumonia merupakan


dalam penelitian yaitu anak salah satu jenis pnemonia yang
dengan penyakit mempunyai pola penyebaran,
bronkopneumonia teratur dalam satu atau lebih
area didalam bronchi dan
2. Kriteria inklusi meluas ke parenkim paru yang
berdekatan disekitarnya
Pada jurnal pertama (Smeltzer & Suzanne, 2002)
dalam Nurarif (2015).
Kriteria inklusi pada jurnal
pertama berfokus pada 4. Desain penelitian
frekuensi napas (respiratory
rate). Pada jurnal pertama yang
Pengaruh chest therapy dan
Pada jurnal kedua infra red pada
bronchopneumonia
Kriteria inklusi didapatkan dari menggunakan desain penelitian
hasil pengkajian pada studi kasus. Kemudian pada
responden yang meliputi jurnal kedua yang berjudul
kemampuan batuk, frekuensi penanganan bersihan jalan
napas, irama napas, kedalaman napas pada anak dengan
inspirasi, penggunaan otot bronchopneumonia di RSU Dr.
bantu napas, suara napas Wahidin Sudirohusdo
tambahan (ronki). Mojokerto. Desain penelitian
pada jurnal ini menggunakan
3. Bronkopneumonia metode studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah
Pada jurnal pertama asuhan keperawatan pada
pasien bronkopneumonia pada
Bronchopneumonia merupakan anak dengan masalah
infeksi akut pada saluran ketidakefektifan bersihan jalan
pernapasan bagian bawah pada napas di ruang kertawijaya
paru-paru, yang secara anatomi RSU Dr. Wahidin Sudirohusdo
mengenai lobulus paru mulai Mojokerto. Pengkajian
dari parenkim paru sampai keperawatan meliputi
perbatasan bronkus yang dapat pemeriksaan fisik untuk

ISSN 2502-1524 Page | 13


Hernanda Ari Sukma : Pengaruh Pelaksanaan Fisioterapi Dada (Clapping) Terhadap
Bersihan Jalan Napas Pada Anak Dengan Bronkopneumonia

mendapatkan data subjektif berubah menjadi sel radang


(DS) dan data objektif (DO). akut dan terisi eksudat (nanah)
Sumber data diperoleh dari kemudian sel epitel rusak.
klien, keluarga klien, status Eksudat mengalami infeksi
medis, dan perawat ruangan menjadi encer dan keruh,
yang berkaitan dengan mengandung banyak kuman
penelitian penyebab (streptokokus, virus
dll). Kemudian eksudat
5. Hasil berubah menjadi purulent
sehingga terjadi sumbatan pada
Dari kedua jurnal tersebut lumen bronkus. Sumbatan
didapatkan hasil bahwa tersebut menyebabkan sputum
fisoterapi dada efektif dalam berlebih pada penderita batuk
mengatasi bersihan jalan napas dan mengurangi O2 sehingga
pada anak dengan mengalami sesak.
bronkopneumonia.
PEMBAHASAN
2. Perbedaan kedua jurnal
Dari hasil kedua penelitian tersebut
Selain perbedaan peneliti juga didapatkan bahwa adanya hasil yang
menemukan beberapa perbedaan signifikan dari pemberian ROM untuk
didalam kedua jurnal tersebut antara meningkatkan kekuatan otot pada pasien
lain : stroke non hemoragik.

1. Usia Peneliti telah menganalisis kedua


jurnal tersebut dan menghasilkan
Pada jurnal pertama tidak persamaan maupun perbedaan. Persamaan
disebutkan usia anak dalam dari kedua jurnal tersebut antara lain
menentukan responden hanya responden dari kedua jurnal sama-sama
disebutkan jumlah responden. anak, kedua jurnal juga berpendapat bahwa
Kemudian pada jurnal kedua tindakan fisioterapi dada atau clapping
terdapat 2 responden masing- berpengaruh pada bersihan jalan napas
masing responden berumur 1 pada anak yang menderita
bulan dan 5 bulan. bronkopmneumonia. dan kedua jurnal
tersebut sama-sama menggunakan desain
2. Patofisiologi penelitan studi kasus. Untuk perbedaanya
bronkopneumonia terdapat pada usia responden , pada jurnal
pertama yang dilakukan Amin, dkk tidak
Pada jurnal pertama tidak disebutkan secara jelas berapa usia
disebutkan patofisiologi dari responden dalam penelitiannya. Kemudian
bronkoppneumonia. Pada jurnal kedua yang dilakukan
jurnal kedua menurut Anwar & Puspitaningsih,dkk disebutkan bahwa dua
Dhamayanti (2012) dikutip responden anak masing-masing berumur
dari Barka (2018) yaitu satu bulan dan lima bulan.
Mikroorganisme yang terdapat
didalam paru dapat menyebar Riyadi (2009) mengemukakan
ke bronkus. Setelah terjadi fase bahwa bronkopneumonia yaitu suatu
peradangan lumen bronkus cadangan pada parenkim paru yang

ISSN 2502-1524 Page | 14


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 5 Nomer 1 Tahun 2020 Halaman : 9-18

meluas sampai bronkioli atau dengan didukung dengan kriteria hasil


kata lain peradangan yang terjadi standar luaran keperawatan indonesia
pada jaringan paru melalui cara (SLKI, 2018) pada indikator status
penyebaran langsung melalui saluran pernapasan yang akhirnya menjadi
pernafasan atau melalui hematogen masalah utamanya yaitu bersihan
sampai ke bronkus gejala. Secara jalan napas tidak efektif. Menurut
umum tanda dan gejala pada standar diagnosa keperawatan
penderita bronkopneumonia antara indonesia (SDKI, 2018) bersihan
lain demam tinggi, nafas cepat dan jalan napas tidak efektif yaitu
dangkal, suara napas ronchi dan ketidakmampuan membersihkan
batuk produktif. Fadhila (2013) juga sekret atau obstruksi jalan napas
menjelaskan bahwa gejala untuk mempertahankan jalan napas
bronkopneumonia yaitu demam, tetap paten.
sakit kepala, gelisah, malaise,
penurunan nafsu makan, keluhan Hasil penelitian Amin, dkk (2018)
gastrointestinal berupa muntah atau berfokus pada penurunan frekuensi
diare, keluhan respiratori yang napas. Sebelum dilakukan fisioterapi
nampak yaitu batuk, sesak nafas, dada rata rata frekuensi napas dari 8
retraksi dada, takipnea, nafas cuping responden yaitu 26.6 kali per menit
hidung, merintih dan sianosis. kemudian setelah dilakukan
fisioterapi dada atau clapping rata-
Barka (2017) menyatakan bahwa rata rekuensi napas menurun menjadi
upaya yang perlu dilakukan dalam 22.3 kali per menit. Hasil penelitian
penanganan bronkopneumonia ini menunjukkan bahwa terapi
dengan bersihan jalan napas tidak fisioterapi dada mempunyai
efektif meliputi terapi non pengaruh terhadap bersihan jalan
farmakologis yaitu dengan fisioterapi napas pada anak dengan
dada. Fisioterapi dada merupakan bronkopneumonia. Kemudian hasil
tindakan keperawatan yang penelitian Puspitaningsih, dkk (2019)
dilakukan dengan cara postural menyebutkan bahwa 2 responden
drainase, perkusi (clapping) dan anak sebelum dilakukan tindakan
vibrating pada pasien dengan fisioterapi dada rata-rata terdapat
gangguan sistem pernafasan. suara napas tambahan (ronki), sesak
(Andarmoyo, 2012). Tujuan napas, batuk produktif, demam,
fisioterapi dada atau clapping pergerakan dada tidak simetris,
menurut Potter & Perry (2006) yaitu pernapasan cepat dan dangkal, dan
fisioterapi dada dapat melepaskan pernapasan cuping hidung.
sekret yang melekat pada dinding Kemudian setelah dilakukan
bronkus dan mempertahankan fungsi tindakan fisioterapi dada 3 hari
otot-otot pernapasan. perawatan sudah tidak terdapat suara
napas tambahan, sesak napas
Pada kedua jurnal terdapat menurun, batuk produktif berkurang,
kriteria inklusi responden yang dan suhu tubuh kembali normal. Hal
berfokus pada tanda dan gejala anak ini menunjukkan bahwa adanya
penderita bronkopneumonia antara pengaruh fisioterapi dada terhadap
lain peningkatan frekuensi napas bersihan jalan napas pada anak
atau respiration rate, suara napas dengan bronkopneumonia.
ronki, dan batuk produktif hal ini

ISSN 2502-1524 Page | 15


Hernanda Ari Sukma : Pengaruh Pelaksanaan Fisioterapi Dada (Clapping) Terhadap
Bersihan Jalan Napas Pada Anak Dengan Bronkopneumonia

Adapun faktor yang respiration rate, suara napas


mempengaruhi ketidakefektifan ronki, dan batuk produktif
tindakan fisioterapi dada pada anak
dikarenakan anak pada saat Terdapat perubahan pada rata-rata
dilakukan tindakan tersebut anak frekuensi pernapasan responden yaitu
mengalami gelisah sehingga 26.6 kali per menit kemudian setelah
menyebabkan kurang maksimalnya dilakukan fisioterapi dada atau
pemberian fisioterapi dada. Sari clapping rata-rata rekuensi napas
(2016) juga berpendapat dalam menurun menjadi 22.3 kali per menit.
penelitiannya ada beberapa Selain itu suara napas ronki dan batuk
responden yang menangis dan saat efektif berkurang setelah dilakukan
dilakukan tindakan fisioterapi, semua fisioterapi dada. Jadi, fisioterapi dada
itu karena pasien sudah takut terlebih efektif terhadap bersihan jalan napas
dahulu saat melihat seragam perawat pada anak dengan bronkopneumonia.
yang berwarna putih. Menurut
Enarson dan Gie (2005) untuk SARAN
mengatasi kegelisahan atau
ketakutan pada anak sebelum Bagi insitusi pelayanan kesehatan.
dilakukan fisioterapi dada yaitu
dengan meminta orang tua untuk Diharapkan pelayanan kesehatan,
membantu menenangkan anak seperti Rumah Sakit dan Puskesmas
dengan digendong atau memberikan serta pelayanan kesehatan lainnya
distraksi melalui mainan yang dapat digunakan oleh perawat
disukai. khususnya perawat anak dan dapat
menjadi masukan dalam proses
Setelah peneliti menganalisis memberikan asuhan keperawatan
kedua jurnal dan memperoleh melalui tindakan fisioterapi dada
sumber pendukung untuk sebagai salah satu alternatif pilihan
memperkuat hasil penelitian, peneliti dalam mengatasi masalah bersihan
mendapatkan hasil bahwa semua jalan napas pada anak.
literatur membuktikan adanya
pengaruh fisioterapi dada atau Bagi institusi pendidikan.
clapping terhadap bersihan jalan
napas pada anak dengan Penelitian ini dapat disosialisasikan
bronkopneumonia menjadi masukan dalam proses
pembelajaran mahasiswa keperawatan
KESIMPULAN agar diperoleh gambaran fisioterapi
dada terhadap bersihan jalan napas
1. Terdapat pengaruh yang sehingga dapat memberikan asuhan
signifikan terhadap bersihan keperawatan pada anak.
jalan napas pada anak dengan
bronkopneumonia setelah Bagi masyarakat atau keluarga.
dilakukan fisioterapi dada
dikarenakan terjadi perbaikan Perlunya pendidikan atau pelatihan
kondisi pada status pernapasan bagi keluarga lebih lanjut tentang
responden diantaranya prosedur fisioterapi dada terkait
frekuensi napas atau dengan hasil penelitian dimana
fisioterapi dada mempengaruhi

ISSN 2502-1524 Page | 16


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 5 Nomer 1 Tahun 2020 Halaman : 9-18

bersihan jalan nafas menjadi lebih Haryoto Lumajang Tahun


baik, yang pada akhirnya diharapkan 2018.
dengan adanya pelatihan tersebut http://repository.unej.ac.id/han
orang tua dapat melakukan perawatan dle/123456789/88631
pada anaknya yang mengalami
gangguan bersihan jalan nafas secara Bradley JS, Byington CL, Shah SS,
mandiri. Alverson B, Carter ER,
Harrison C. (2011). The
4. Bagi peneliti selanjutnya. management of community-
acquired pneumonia in infants
Hasil penelitian ini dapat dijadikan and children older than 3
data dasar untuk melakukan months of age: Clinical
penelitian selanjutnya, selain itu practice guidelines by the
diperlukan evaluasi akhir secara pediatric infectious diseases
lebih ketat antara sebelum dan society and the infectious
sesudah fisioterapi dada. diseases society of America.

DAFTAR PUSTAKA Dinkes Jateng. (2013). Profil


kesehatan tahun 2013.
Amin, A.A., kuswardani, K., & Dinkes Jateng
Setiawan, W. (2018). Pengaruh
chest therapy dan infra red Enarson P. M., & Gie R. (2005).
pada bronchopneumonia. Management of Pneumonia in
Jurnal Fisioterapi dan the Child 2 to 59 Month of age.
rehabilitasi, 2(1), 9-16. Int Journal Lung Dis,9 (9),
959-963.
Aminasty, D. S. (2017). Faktor Faktor
yang berhubungan dengan Fadhila. (2013). Penegakan Diagnosis
kejadian penumonia pada dan Penatalaksanaan
balita dirumah sakit umum Bronkopneumonia pada
daerah (RSUD) kota pasien bayi laki-laki berusia 6
padangsidimpuan.Jurnal bulan. Medula , 7.
Kesehatan Global Vol 1, No 1 ,
2. Gass, Dewi. (2013).
Bronchopneumonia. Jurnal
Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan medula Universias Lampung.
Dasar Manusia (Oksigenasi) : 2(1), 63-71.
Konsep , Proses dan Praktik
Keperawatan Edisi 1. Ginting, P (2010). Filsaat Ilmu dan
Yogyakarta : Graha Ilmu Metode RISET. Medan: USU
Press.
Barka, D. A. 2018. Asuhan
Keperawatan Bronkopnemonia Gita. (2016). Efektifitas fisioterapi
pada An. Z Dan An. S dengan dada (clapping) untuk
Masalah Keperawatan mengatasi masalah bersihan
Ketidakefektifan Bersihan jalan napas pada anak dengan
Jalan Nafas di Ruang broncopneumoni di ruang anak
Bougenville RSUD Dr. RSUD. Dr. Moh. Soewandhi

ISSN 2502-1524 Page | 17


Hernanda Ari Sukma : Pengaruh Pelaksanaan Fisioterapi Dada (Clapping) Terhadap
Bersihan Jalan Napas Pada Anak Dengan Bronkopneumonia

Surabaya. Artikel Ilmiah. Riyadi, S. (2009). Asuhan


Universitas Muhammadiyah Keperawatan Pada Anak.
Surabaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jauhar, M. (2013). Asuhan Sari, D. P., & Irdawati, S. K.


keperawatan. Jakarta: Prestasi (2016). Upaya
Pustakaraya. Mempertahankan Kebersihan
Jalan Napas Dengan
Maidartati, M. (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada Pada Anak
Fisioterapi Dada Terhadap Pneumonia (Doctoral
Bersihan Jalan Nafas Pada dissertation, Universitas
Anak Usia 1-5 Tahun Yang Muhammadiyah Surakarta).
Mengalami Gangguan
Bersihan Jalan Nafas Di Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017).
Puskesmas Moch. Ramdhan Standar Diagnosa
Bandung. Jurnal Keperawatan Keperawatan Indonesia.
BSI, 2(1). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional
Marini, G., & Wulandari, Y. (2011). Indonesia.
Efektifitas Fisioterapi Dada
(Clapping) Untuk Mengatasi .(2018). Standar luaran Keperawatan
Masalah Bersihan Jalan Napas Indonesia. Jakarta: Dewan
Pada Anak Dengan Pengurus Pusat Persatuan
Bronkopneumoni Di Ruang Perawat Nasional Indonesia.
Anak RSUD. Dr. Moh.
Soewandhi Surabaya

Mediskus. (2017). Bronkopneumonia :


Gejala, penyebab, pengobatan.
https://mediskus.com/bronkopn
eumonia. Diaskses pada
tanggal 22 September 2019

Nurarif A. (2015). Aplikasi Asuhan


Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda
NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1.
Jogjakarta: Mediaction.

Puspitaningsih, D. & Rachma, S


(2019, Desember). Studi
Kasus. Penanganan Bersihan
Jalan Napas Pada Anak
Dengan Bronchopneumonia di
RSU Dr. Wahidin
Sudirohusodo Mojokerto.
Seminar Nasional (pp. 115-
120).

ISSN 2502-1524 Page | 18

Anda mungkin juga menyukai