Anda di halaman 1dari 20

CONTOH MODEL TOERI LEINENGER

NAMA KELOMPOK 13 :

AYU MUTIARA SARI ( AKTIF )


CHICHI ANGGITA ( AKTIF )
DELMALIA PUTRI SIDABUTAR ( AKTIF )
MEYLANI SITORUS ( AKTIF )
SITI AISHAH NABILLAH ( AKTIF )

DOSEN PEMBIMBING :

Ns, ISKANDAR MARKUS SEMBIRING S.Kep, M.kep

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya.penulis dapat menyelesaikan tugas ini.Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi,
penulisan maupun kata- kata yang digunakan. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian
ini, khususnya kepada :
1. Bapak Iskandar Markus Sembiring S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pebimbing di Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Lubuk Pakam, 07 September 2022

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………..ii BAB
I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang………………………………………………….... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………1

2.1 Biografi Teori Culture Care………………………………………………2


2.2 Konsep Utama dan definisi teori Leininger…………………………… ...6
2.3 Gambar Bagan konsep teori………………………………………………7

2.4 Aplikasi dalam keperawatan

1. Praktik………………………………………………………………………10

2. Pendidikan…………………………………………………………………..10

3. Penelitian……………………………………………………………………11

4. Pengembangan di masa yang akan datang…………………………………..12

BAB III: Kesimpulan dan Saran


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. ….15
3.2 Saran…………………………………………………………………… ….19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… ….20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan,Teori-teori
keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian dan proses belajar- mengajar
dalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, dikaji dan dikembangkan
untuk memperkuat profesi keperawatan.Perawat perlu memiliki latar belakang
pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori- teori keperawatan yang
ada sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut dalam
memberikan pelayanan keperawatan kepada klien sesuai keadaannya.Salah satu teori
keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh Madeleine
Leininger yang lebih dikenal dengan teori “Trans Cultural”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Biografi Madeleine Leininenger ?
2. Bagaimana Konsep utama dan definisi teori Leininger ?
3. Komponen apa saja yang mempengaruhi teori model sunrise ?

1.3 Tujuan

1. Dapat membandingkan dari kedua budaya yang spesifik.


2. Dapat mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan yang baik.
3. Dapat menemukan fenomena sebagian besar yang tidak diketahui perawat dan
kesehatan dalam budaya yang beragam.

1
BAB II
TEORI KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER

2.1 Biografi Teori Culture Care

Madeline Leininger adalah Madeleine lahir pada 29 November 1918, dan


menghabiskan tahun-tahun formatif nya di New York City. Alih-alih pekerjaan
sekolahnya, ia menemukan bahwa ia lebih suka akan menulis cerita, puisi dan jurnal
untuk dirinya sendiri, yang tercermin dalam nilai-nilainya (bukan yang terbaik).
Namun, dia tidak berkecil hati. Pada usia 12, ia pindah ke pegunungan Alpen Perancis
dengan orang tuanya dan pergi ke asrama sekolah bahasa Inggris.Hasrat untuk menulis
terus tumbuh. Dia berkembang selama tahun SMA- nya kembali di Amerika Serikat pada
Ashley Hall di Charleston, South Carolina, berlibur bersama ibunya di sebuah pondok
pantai bertele-tele tua di bentangan indah pantai Florida.

Dia pergi ke Smith College dan belajar bahasa Inggris dengan beberapa guru yang
indah saat ia membaca klasik dan terus menulis sendiri kreatifnya. Dia lulus dengan
pujian dan pindah ke sebuah apartemen di Greenwich Village New York. Dia
dipublikasikan pertama dua novel selama Rain tahun-A Kecil dan Ilsa- sebelum bertemu
Hugh Franklin, calon suaminya, ketika ia adalah pengganti di Anton Chekov, The Cherry
Orchard.Mereka menikah selama Musim Joyous.Dia memiliki seorang bayi perempuan,
dan terus menulis, akhirnya pindah ke Connecticut untuk meningkatkan keluarga jauh dari
kota di sebuah desa kecil peternakan sapi perah dengan sapi lebih dari orang. Mereka
membeli sebuah toko umum mati, dan membawanya ke kehidupan selama 9 tahun.
Mereka pindah kembali ke kota dengan tiga anak, dan Hugh direvitalisasi karir
profesional aktingnya.

2
Madeleine terus menulis dan Hugh untuk bertindak, dan mereka
menikmati satu sama lain dan kehidupan. Madeleine memulai hubungan nya dengan
Gereja Katedral St John the Divine, di mana dia adalah pustakawan dan dipelihara kantor
selama lebih dari tiga puluh tahun. Setelah kematian Hugh pada tahun 1986, itu
tulisannya dan mengajar yang membuat dia pergi.Dia hidup melalui abad ke-20 dan
ke-21 dan menulis lebih dari 60 buku.Dia senang bersama teman-temannya, anak-
anaknya, cucunya, dan cucu nya besar. pelopor keperawatan transkultural dan seorang
pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus
pada manusia. Ia adalah perawat professional pertama yang meraih pendidikan doctor
dalam ilmu antropologi social dan budaya. Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai
karir keperawatannya setelah tamat dari program diploma di “St. Anthony’s School of
Nursing” di Denver.Tahun 1945, leininger memperoleh gelar master `s di kejiwaan
nursingform katolik universitas amerika di washington, dia kemudian di pekerjakan
kolase atthe kesehatan di Cincinati universitas, ohio, di mana ia mulai program master
spesialis tingkat klinis pada anak keperawatan jiwa di dunia. Dia juga dimulai dan
diarahkan perawatan program pascasarjana pertama di keperawatan pshychiatric di
universitas cicinnati dan pusat keperawatan terapi kejiwaan pada rumah sakitSebagai
perawat profesional pertama yang melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor dalam
bidang antropologi dan untuk memprakarsai beberapa program pendidikan magister dan
doktor,Leininger memiliki banyak bidang keahlian dan perhatian.Ia telah memepelajari 14
kebudayaan mayor secara lebih mendalam dan telah memiliki pengalaman dengan
berbagai kebudayaan. Disamping perawatan transkultural dengan asuhan keperawatan
sebagai fokus utama , bidang lain yang menjadi perhatiannya adalah
administrasi dan pendidikan komparatif, teori-teori keperawatan, politik, dilema etik
keperawatan dan perawatan kesehatan, metoda riset kualitatif, masa depan keperawatan
dan keperawatan kesehatan, serta kepemimpinan keperawatan.

3
Tahun 1950 ia meraih gelar sarjana dalam ilmu biologi dari “Benedictine
College, Atchison Kansas” dengan peminatan pada studi filosofi dan humanistik. Setelah
menyelesaikan pendidikan tersebut ia bekerja sebagai instruktur, staf perawatan dan
kepela perawatan pada unit medikal bedah sererta membuka sebuah unit perawatan
psikiatri yang baru dimana ia menjadi seorang direktur pelayanan keperawatan pada St.
Joseph’s Hospital di Omaha. Selama waktu ini ia melanjutkan pendidikan
keperawatannya di ”Creigthton University ” di Omaha.

Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University
chatolik of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program
pendidikan jiwa pertama di Amerika.

Tahun 1954 Leininger meraih gelar M.S.N. dalam keperawatan psikiatrik dari ”
Chatolic University of America” diWashington, D. C. Ia kemudian bekerja pada ”College
of Health” di Univercity of Cincinnati, dimana ia menjadi lulusan pertama (M. S. N )
pada program spesialis keperawatan psikiatrik anak . Ia juga memimpin suatu program
pendidikan keperawatan psikiatri di universitas tersebut dan juga sebagai pimpinan dalam
pusat terapi perawatan psikiatri di rumah sakit milik universitas tersebut.

Pada tahun 1960, Leininger bersama C. Hofling menulis sebuah buku yang diberi
judul ” Basic Psiciatric Nursing Consept” yang dipublikasikan ke dalam sebelas bahasa
dan digunakan secara luas di seluruh dunia.

Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari
penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab
kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda- beda.

Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di


University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural.

4
Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di
University Of Washington school of Nursing.

Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan
membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.

Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan,
antara lain :-. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.

-. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.

-. Gershenson’s Research Fellowship Award.

Tahun 1990, di angkat sebagai

“the Women in Science Award” oleh California State University

Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya
tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah
“culturally congruent care’ sebagai tujuan dari teorinya.Mengembangkan metode
Ethnonursing dan melakukan penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama suku
Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatan transkultural.Sepanjang
karirnya sebagai perawat terlebih ahli dalam teori keperawatan mulai mengadakan
sertifikasi gelar perawatan transkultural dan telah mendirikan organisasi organisasi
professional termasuk perawatan transkultural

Masyarakat pada tahun 1974, asosiasi perawatan manusia internasional pada


tahun1978 dan menjabat sebagai presiden secara penuh pertama dari American
Association of Colleges of Nursing.Mendirikan dan menjabat editor pertama dari Journal
of Transkultural Nursing pada tahun 1989-1995.

5
Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah Lifetime Achievement
Award untuk kualitatif metodologi.Leininger melihat bahwa para perawat lain juga
tidak menampilkan suatu asuhan yang benar-benar adequat dalam menolong anak
tersebut, dan ia dihadapkan pada berbagai pertanyaan mengenai perbedaan budaya
diantara anak-anak tersebut dan hasil.Leininger mempelajari berbagai macam kebudayaan
dan menemukan bahwa pelajaran antroplogi itu sangat menarik dan merupakan area
yang perlu diminati oleh seluruh perawat. Kemudia ia menfokuskan diri pada
masyarakat Gadsup di Eastern Highland of New Guinea, dimana ia tinggal bersama
masyarakat tersebut selama hampir dua tahun.

Dia dapat mengobservasi bukan hanya gambaran unik dari kebudayaan melainkan
perbedaan antara kebudayaan masyarakat barat dan non barat terkait dengan praktek dan
asuhan keperawatan untuk mempertahankan kesehatan. Dari studinya yang dalam dan
pengalaman pertama dengan masyarakat Gadsup, ia terus mengembangkan teori
perawatan kulturalnya dan metode ethno nursing. Teori dan penelitiannya telah
membantu mahasiswa keperawatan untuk memahami perbedaan budaya dalam
perawatan manusia, kesehatan dan penyakit., Leininger mempelajari berbagai macam
kebudayaan dan menemukan bahwa pelajaran antroplogi itu sangat menarik dan
merupakan area yang perlu diminati oleh seluruh perawat. Kemudia ia menfokuskan diri
pada masyarakat Gadsup di Eastern Highland of New Guinea, dimana ia tinggal bersama
masyarakat tersebut selama hampir dua tahun.

Dia dapat mengobservasi bukan hanya gambaran unik dari kebudayaan melainkan
perbedaan antara kebudayaan masyarakat barat dan non barat terkait dengan praktek dan
asuhan keperawatan untuk mempertahankan kesehatan.

6
2.2 Konsep Utama dan definisi teori Leininger

Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan olehDr.M.eininger


dikembangkan dalam konteks keperawatan.Teori ini menjabarkan konsep keperawatan
yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai- nilai kultural yang
melekat dalam masyarakat.Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting
memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapanasuhan
keperawatan kepada klien.Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akanmengakibatkan
terjadinya cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak
mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat
menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat
pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.

7
2.3 Gambar Bagan konsep Madeleine Leininger
The Sunrise Model (Model matahari terbit)

Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar di atas ini. Matahari
terbit sebagai lambang/ symbol perawatan.Suatu kekuatan untuk memulai pada
puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur social untuk
mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana ini dapat mempengaruhi
kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki berfokus pada
keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum.
Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis
hubungan.Garis putus-putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka.Model ini
menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan/tidak dapat dipisahkan dari
budaya mereka.

8
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak
tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah
agar seluruh terminologi tersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya.
Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang
akan dipersepsikan sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak
selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat
yang produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan
dengan kebudayansertapenelitianilmiah.
Leininger Sunrise Model merupakan pengembangan dari konseptual model asuhan
keperawatan transkultural. Terdapat 7 (tujuh) komponen dalam sunrise model
tersebut,yaitu:

1. Faktor Teknologi ( Technological Factors )

Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
Berkaitan dengan pemanfatan teknologi kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa
persepsi individu tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan.

2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors) Agama
adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang realistis
bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk menempatkan
kebenarannya di atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang
perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa,
mempunyai konsep diri yang utuh.

9
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga(Kinship and Social Factors)

Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama
panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status,
tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan
kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga.

4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai- nilai
budaya dan gaya hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan
membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit,
sarana hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari.

5. Faktor peraturan dan kebijakan(Polithical and Legal Factor)

Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.

6. Faktor ekonomi ( Economical Faktor )


Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang ada pada umumnya
dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya kantor , tabungan. Faktor ekonomi
yang harus di kaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan.

10
7. Faktor pendidikan (Educational Factor)

Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam menmpuh


jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan individu, maka
keyakinannya harus di dukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.Perawat
perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis
pendidikan, serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman
sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

2.4 Aplikasi dalam keperawatan

1.Praktik

Praktek keperawatan transkultural membahas dinamika budaya


yangmempengaruhi hubungan perawat-klien.Leininger kreatif mengembangkan Teori
Perawatan Culture:Keanekaragaman dan Universalitas dengan tujuan untuk memberikan
budaya kongruenholistik perawatan.Beberapa sarjana mungkin menempatkan teori ini
dalam klasifikasi kisaran menengah.Leininger menyatakan bahwa itu bukanlah sebuah
teori besar karena memiliki dimensi tertentuuntuk menilai gambaran total. Ini adalah
holistik dan komprehensifPendekatan, yang telah menyebabkan aplikasi
keperawatan yang lebih luas daripada praktek secara tradisional

2.Pendidikan

Masuknya budaya dan perawatan komparatif dalam keperawatan


kurikulum di mulai pada tahun 1966 di University of Colorado, di mana
Leininger adalah professor keperawatan dan antropologi.

11
Kesadaran akan pentingnya perawatan budaya keperawatan secara
bertahap mulai muncul akhir 1960-an, tetapi pendidik sangat sedikit di siapkan untuk
mengajar kursu tentang keperawatan transkultural.Sejak pertama master dunia dan
program doktor keperawatan transkultural telah di setujui dan di laksanakan pada tahun
1977di Univercity of Untah,perawat telah lebih di persiapkan secara khusus dalam
keperawatan transkultural.Dengan meningkatkan kesadaran masyarkat tentang biaya
perawatan kesehatan,budaya yang berbeda, hak asasi manusia ,dan transkultural
orang yang peduli untuk melindungi dan memberikan kualitas perawatan
berbasis.Permintaan Leininger untuk perawatan budaya tertentu berdasarkan wawasan
teoritis telah kritis penemuan aspek beragam dan universal perawatan.

3.Penelitian

Banyak perawat saat ini menggunakan Leininger’s budaya teori perawatan


seluruh dunia . Teorinya adalah satu-satunya di keperawatan di fokuskan secara khusus
pada perawatan budaya dan dengan metode penelitian (ethnoursing)untuk memeriksa
teori. Dana untuk mendukung keperawatan transkultural hanya sedikit dan terbatas
disebagianmasyarakat,karena penelitian biomedis kepala dana dan teknis dalam daftar
prioritas.Di Amerika sangat sedikit sekolah keperawatan yang menerima dukungan
federal untuk menyusui atau penelitian keperawatan transkultural kecuali mereka yang
memiliki,kuantitatif obyektif (pengukuran)fokus.

Transcultural dan minat perawat dalam penelitian keperawatan transkultural


yang mrelanjutkan penelitian mereka mesipun dana tersebut tidak ada. Ini Nurses
adalah peneliti dalam berbagai penelitian mereka di konferensi dan program
instuksional yang berkaitan dengan keperawatan transkultural. Mereka telah berperan
dalam membuka pintu keperawatan transkultural di banyak organisasi .

12
Perawat transkulturakl telah mendorong perawat lain untuk mengejar penelitian
dan menemukan beberapa pengetahuan yang baru dalam pengetahuan nursing.Ini sangat
membentuk kembali dan mengubah keperawatan dimasa depan.

4.Pengembangan di masa yang akan dating

Dikembangkan Terutama sekali untuk menemukan jalan dan maksud dalam


memberi kepedulian terhadap masyarakat yang mempunyai nilai-nilai berbeda dan jalan
hidup masing-masing. Di desain untuk memandu perawat dalam menyediakan pelayanan
keperawatan Teori ini tidak hanya berpusat pada interaksi perawat-klien tetapi berfokus
juga meliputi kepedulian keluarga, kelompok, masyarakat, kultur dan institusi.

Permintaan untuk keperawatan transkultural, dan akademis sangat dibutuhkan


untuk terus mengembangkan tubuh pengetahuan baru transkultural dan mengubah
keperawatan pendidikan keperawatan dan praktek. Pada tahun
2010, semua perawat harus memilki pengetahuan dasar tentang beragam budaya di
dunia dan pengetahuan mendalam dari setidaknya dua atau tiga budaya.teori perawatan
kebudayaan akan tumbuh di seluruh dunia.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Madeleine adalah pendiri keperawatan transkultural dan pemimpin dalam


transkultur keperawatan dan teori. Dia perawatan manusia adalah pertama perawat dengan
persiapan profesional dalam keperawatan untuk mengadakan Ph.D.dalam antropologi dan
sosial budaya. Madeleine juga orang pertama yang memperoleh gelar doktor. sebagai
mahasiswa doktor, Leininger mempelajari banyak budaya. Dia menemukan antropologi
menarik dan percaya itu adalah daerah yang harus menarik bagi perawat alami.Dari
penelitian secara mendalam dan pengalaman pertama-tangan dengan gadsup, ia terus
mengembangkan teorinya perawatan budaya dan metode etnonursing (Leininger, 1978,
1981, 1991b, 1995c).kursus pertama yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural
pada tahun 1996 di Universitas Colorado, di mana Leininger adalah seorang profesor
keperawatan dengan disiplin lain. Leininger juga memprakarsai dan menjabat sebagai
direktur janji bersama pertama di amerika serikat dari seorang profesor keperawatan
dengan disiplin lain.

Leininger juga memprakarsai dan menjabat sebagai direktur program ilmuwan


perawat pertama (Ph.D.) di stetes Serikat.pada tahun 1969 ia diangkat Dekan dan Profesor
Keperawatan dan Dosen Antropologi di University of Washington, Seatle. Departemen
keperawatan akademis pertama pada sistem perawatan komparatif untuk mendukung
master dan program doktor di bidang keperawatan transkultural. Di bawah
kepemimpinannya, Kantor Fasilitasi Penelitian estabilished pada tahun 1968 dan 1969.
Dia memulai beberapa kursus keperawatan transkultural dan membimbing para perawat
pertama dalam Ph.d. khusus program keperawatan transkultural

14
3.2 Saran

1. Perlunya penerapan budaya pada teori Madeleine agar tidak mengalami tekanan
terhadap budaya tersebut.
2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam mengenai pemberian
asuhan keperawatan yang baik.

3. Dalam penerapan teori Madeleine seharusnyadibutuhkan persiapan keperawatan


transkultural agar tidak terjadi konflik, dan bentrokan ketika mereka bergerak dari
satu daerah kedaerah lain

15
DAFTAR PUSTAKA

Folley, Regina & Wurmser, Theresa A (2004). Culture Diversity/A MobileWorksforce


Command Creative Leadership, New Patterships, and Inovative

Approaces to Integration. Diambil pada 9 Oktober 2006 dari Kozier, Barbara et al.
(2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice in Canada. 1st Canadian
Ed. Prentice Hall Health, Toronto. Robinson & Kish.(2001). Edvance Practice Nursing.
St. Louis : Mosby Inc.

Leninger, M. diambil pada 10 Oktober 2006


http://en.wikipedia.org/wiki/Madeleine Leininger.

17

Anda mungkin juga menyukai