SHARFINA HASLIN
P07524414047
SHARFINA HASLIN
P07524414047
ABSTRAK
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, serta
kontraksi uterus, dan janin turun kedalam jalan lahir sehingga menyebabkan nyeri
pada persalinan. Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang disebabkan
oleh kontraksi yang menyebabkan adanya pembukaan serviks. Nyeri dapat
dihilangkan secara farmakologis dan nonfarmakolohis. Cara non farmakologis
dengan pemberian Aromaterapi Lavender. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan
intensitas nyeri pada persalinan primigravida kala I fase aktif di Klinik Pratama
Tanjung Kec. Delitua tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan quasi experiment (eksperimen semu) dengan
non equivalent control group pretest posttest. Penelitian ini dilaksanakan mulai
Desember 2017 – Juli 2018. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data primer dan sekunder. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
30 responden, dengan menggunakan teknik total sampling. Metode analisis data
menggunakan teknik analisis statistik non parametrik Wilcoxon dan Mann-
Whitney.
Hasil penelitian ini didapatkan intensitas nyeri pada kelompok intervensi
sebagian besar mengalami nyeri berat terkontrol dan sesudah diberikan intervensi
mengalami nyeri berat terkontrol. Kelompok kontrol sebagian besar mengalami
nyeri sedang dan sesudah periode intervensi menjadi nyeri berat tidak terkontrol.
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada
tingkat intensitas nyeri antara kelompok intervensi dan kontrol p value (0,000) < 𝛼
(0,05) sehingga Ho ditolak.
Saran peneliti bagi pelayanan kesehatan agar dapat menjadi fasilitator
dalam ibu bersalin yang mengalami nyeri sehingga ibu bersalin dapat menjalankan
proses persalinan menjadi nyaman.
Kata Kunci : Nyeri Persalinan, Aromaterapi Lavender, Deli Tua
HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH MEDAN
PROGRAM D-IV STUDY MIDWIFERY
ABSTRACT
Labor is the process of opening and thinning of the cervix, as well as uterine
contractions, and the fetus descends into the birth canal causing pain in labor.
Labor pain is a physiological process caused by a contraction that causes a
cervical opening. Pain can be prevented by pharmacological and non
pharmacological. Non pharmacological use distractive method by giving the
Aromatherapy Lavender. This study aims to know the Effect of Aromatherapy
Lavender Towars Decreasing Intensity of Pain on Primary Labor in The Active First
Stage of Labor at Tanjung Maternity Clinic The Regent of Deli Tua in 2018.
This research use quasi experimentquasi experiment with non equivalent
control group pretest posttest. This research was conducted from December 2017
to July 2018. The type of data used in this research use primary and secondary
data. The sample in this study were 30 respondents, using total sampling
technique.The data of the research were analyzed by using the statistical non-
parametric Wilcoxon and Mann-Whitney Test.
The results of this study showed the intensity of pain in the intervention
group mostly experienced severe pain controlled and after being given intervention
experienced severe controlled pain. The control group mostly experienced
moderate pain and after the intervention period became uncontrollable severe
pain. Mann-Whitney test results showed that there was a significant difference in
the level of pain intensity between the intervention group and the control p value
(0.000) < 𝛼 (0.05) so that Ho was rejected.
Researcher suggestions for health services in order to be a facilitator in
maternity who experience pain so that maternity mothers can run the process of
childbirth to be comfortable.
Keywords : Labor Pain, Lavender Aromatherapy, Deli Tua
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga terselesaikannya Skripsi yang berjudul “Pengaruh Aromaterapi Lavender
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Primigravida Kala I Fase
Aktif Di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua Tahun 2018” sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,
yang telah memberikan kesempatan menyusun Skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun
Skripsi ini.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Kaprodi D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun
Skripsi ini.
4. Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners, M.Biomed, selaku Pembimbing Akademik
dan Ketua Penguji yang selalu membimbing dan mendukung penulis
selama menempuh pendidikan di Poltekkes Kemenkes RI Medan.
5. Tri Marini, SST, M.Keb, selaku pembimbing utama yang telah bersedia
meluangkan waktu dan dengan sabar memberi bimbingan dan arahan
kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan.
6. Bebaskita br. Ginting, SSiT, MPH, selaku pembimbing ke-II yang telah
bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberi bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan.
7. Bapak/Ibu dosen dan staff Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Medan yang telah membantu dalam memenuhi kebutuhan Skripsi penulis.
8. Hormat dan sembah sujud peneliti yang tidak terhingga kepada orang tua
Drs. H. Hasanuddin, M.Si dan Hj. Herlina Tanjung, S.Tr.Keb yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang berupa doa, materi dan dukungan
yang penuh keikhlasan selama mengikuti kegiatan perkuliahan dan
penyusunan Skripsi ini.
9. Yang tersayang Ariani Haslin, S.Ked dan Mustafa Kamal Haslin selaku
kakak dan adik yang senantiasa memberikan doa, dan semangat kepada
peneliti.
10. Sahabat saya yang tersisa Hafizah Nurwindayu, yang telah menjadi
sahabat terbaik yang selalu menemani saat ups dan downs saya sejak
maba.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan Skripsi angkatan 2014 yang telah
bersama-sama menempuh perkuliahan selama 4 tahun.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
penulis berharap pemberian saran dan kritik. Meskipun demikian sumbangan
pikiran yang berguna bagi Jurusan Kebidanan, masyarakat dan juga bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga limpahan rahmat, hidayah, dan
karunia Allah SWT senantiasa tercurah bagi kita semua. Amin.
Penulis,
Sharfina Haslin
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Abstrak........................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................... iii
Daftar Isi...................................................................................................... v
Daftar Tabel................................................................................................ vii
Daftar Gambar............................................................................................ viii
Daftar Lampiran.......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
C.1. Tujuan Umum....................................................................... 4
C.2. Tujuan Khusus...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
D.1. Manfaat Teoritis.................................................................... 4
D.2. Manfaat Praktik..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian...................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
A.1. Persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah
ada.
Seperti telah ditemukan terdahulu, faktor-faktor yang berperan dalam
persalinan adalah:
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
a. His (kontraksi uterus)
b. Kontraksi otot-otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma
d. Dan ligamentous action terutama lig. Rotundum
2. Faktor janin
3. Faktor jalan lahir (Sofian, 2012 : 70)
A.1.4. Tahapan Persalinan
Menurut Potter dan Perry (2005) dalam Judha dkk (2015) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri, antara lain:
1. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri,
khususnya pada anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang
ditemukan diantara kelompok usia dini dapat mempengaruhi
bagaimana anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.
2. Jenis Kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam
respon terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja
yang merupakan suatu faktor dalam mengekspresikan nyeri. Toleransi
nyeri sejak lama telah menjadi subyek penelitian yang melibatkan pria
dan wanita, akan tetapi toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh
faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap
individu tanpa memperhatikan jenis kelamin.
3. Kebudayaan
Keyakinan dan niai-nilai budaya mempengaruhi secara individu
mengatasi nyeri, individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa
yang diterima oleh kebudayaan mereka. Menurut Clancy dan Vicar
(Perry dan Potter, 2005), menyatakan bahwa sosialisasi budaya
menentukan perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian, hal ini
dapat mempengaruhi pengeluaran fisiologis opiat endogen dan
sehingga terjadilah persepsi nyeri.
4. Makna nyeri
Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal
ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang individu tersebut.
Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda
apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan,
hukuman dan tantangan. Misalnya seorang wanita yang melahirkan
akan mempersepsikan nyeri, akibat cedera karena pukulan
pasangannya. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersiapkan nyeri klien
berhubungan dengan makna nyeri.
5. Perhatian
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang
menurun. Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada
stimulus yang lain, maka tenaga medis menempatkan nyeri pada
kesadaran yang perifer. Biasanya hal ini menyebabkan toleransi nyeri
individu meningkat, khususnya terhadap nyeri yang berlangsung
hanya selama waktu pengalihan.
6. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas
seringkali meningkatkan presepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan yang ansietas. Pola bangkitan otonom
adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Prince (Perry dan Potter 2005),
melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian
sistim limbik dapat memproses reaksi emosi seseorang, khususnya
ansietas. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi seseorang
terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.
7. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan
sesasi nyeri semakin intensitif dan menurunkan kemampuan koping.
Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang
menderita penyakit dalam jangka lama. Apabila keletihan disertai
kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih berat dan jika
mengalami suatu proses periode tidur yang baik maka nyeri berkurang.
8. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu akan
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.
Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode
nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga
sebaliknya. Akibatnya klien akan lebih siap untuk melakukan tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.
9. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat
merasa kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi nyeri.
10. Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah
kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka
terhadap klien. Walaupun nyeri dirasakan, kehadiran orang yang
bermakna bagi pasien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.
Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri
membuat klien semakin tertekan, sebaliknya tersedianya seseorang
yang memberi dukungan sangatlah berguna karena akan membuat
seseorang merasa lebih nyaman. Kehadiran orang tua sangat penting
bagi anak-anak yang mengalami nyeri.
A.2.4. Tanda dan gejala nyeri
a. Tranduksi
Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri atau
stimulasi noksius menjadi aktifitas listrik yang terjadi pada ujung-ujung
saraf sensoris. Beberapa mediator radang seperti: prostaglandin,
serotonin, bradikinin, leukotrien, substansi P, kalium, histamin, dan
asam laktat merupakan beberapa zat algesik yang mampu
mengaktifkan atau mensensitisasi reseptor-reseptor nyeri. Serat saraf
afferent A-delta dan C adalah serat saraf sensorik yang mempunyai
fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifer ke sentral yaitu menuju
susunan saraf pusat. Adanya interaksi antara zat algesik dengan
reseptor nyeri menyebabkan terbentuknya impuls nyeri. Apabila
ambang nyeri dari nosiseptor terlampaui, maka energi atau stimulus
mekanik, suhu dan kimia akan diubah menjadi potensial aksi elektrikal
atau transduksi yang kemudian akan ditransmisikan sepanjang serat
saraf ke arah medula spinalis.
b. Transmisi
Transmisi merupakan proses penyaluran impuls nyeri melalui serabut
Adelta dan C setelah terjadinya proses tranduksi. Serat afferent A-
delta dan C meneruskan impuls nyeri ke sentral, yaitu kornu dorsalis
medula spinalis. Serat A-delta mempunyai diameter lebih besar
dibanding dengan serat C. Serat A-delta menghantarkan impuls lebih
cepat (12-30 m/s) dibandingkan dengan serat C (2 sampai 3 m/s).
c. Modulasi
Modulasi merupakan proses interaksi antara sistem analgesik
endogen dengan input nyeri yang masuk ke dalam kornu dorsalis
medula spinalis. Impuls nyeri yang diteruskan oleh serat-serat A-delta
dan C ke sel-sel neuron nosisepsi di kornu dorsalis medula spinalis
tidak semuanya diteruskan ke sentral melalui traktus spinotalamikus.
Di daerah ini akan terjadi interaksi antara impuls yang masuk dengan
sistem inhibisi, baik sistem inhibisi endogen maupun sistem inhibisi
eksogen. Apabila impuls yang masuk lebih dominan, maka penderita
akan merasakan sensibel nyeri, sedangkan bila efek sistem inhibisi
yang lebih kuat, maka penderita tidak akan merasakan sensibel nyeri.
d. Persepsi
Impuls yang diteruskan ke kortek sensorik akan mengalami proses
yang sangat komplek, salah satunya adalah proses interpretasi dan
persepsi yang pada akhirnya akan menghasilkan persepsi nyeri.
1. Budaya
Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh
budaya individu. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin
(Pilliteri, 2003). Menurut Mulyati (2002) menjelaskan bahwa budaya
mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Penting
bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana kepercayaan,
nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu dalam
mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan.
2. Emosi (cemas dan takut)
Stress atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan
kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit yang
dirasakan. Karena saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut
mengalami stres maka secara otomatis tubuh akan melakukan reaksi
defensif sehingga secara otomatis dari stres tersebut merangsang
tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan
hormon konsentrasi tinggi saat persakinan jika calon ibu melahirkan,
berbagai respon tubuh yang muncul antara lain dengan “bertempur
atau lari”. Dan akibat respon tubuh tersebut maka uterus menjadi
semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot
uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya
adalah rasa nyeri yang tidak terelakkan.
Apabila ibu sudah terbiasa dengan latihan relaksasi, jalan lahir akan
lebih mudan terbuka. Sebaliknya, apabila ibu dalam keadaan tegang,
tekanan kepala janin tidak akan membuat mulut rahim terbuka
sehingga yang dirasakan hanyalah rasa sakit dan sang ibu pun
bertambah panik dan stres.
Pada saar tubuh dalam keadaan stres, hormon stres yaitu katekolamin
akan dilepaskan, sehingga tubuh memberikan respon untuk
“bertempur atau lari”. Namun, sebaliknya dalam kondisi yang rileks
justru bisa memancing keluarnya hormon endorfin, pengilang rasa
sakit yang alami didalam tubuh. Menurut para ahli, endorfin ini efeknya
200 kali lebih kuat daripada morfin.
3. Pengalaman persalinan
Menurut Bobak (2000) pengalaman melahirkan sebelumnya juga
dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagai ibu yang
mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada persalinan
sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan
mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.
4. Support system
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan
dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu
mengatasi rasa nyeri (Martin, 2002).
5. Persiapan persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung
tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk
mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga
ibu dapat memilih berbagai teknik untuk metode latihan agar ibu dapat
mengatasi ketakutannya.
A.3.6. Efek nyeri persalinan
1. Metode Farmakologi
Rasa nyeri persalinan dapat dihilangkan dengan menggunakan
beberapa metode atau pemberian obat-obatan penghilang rasa nyeri,
misalnya pethidine, anastesi epidural, entonox, TENS atau ILA
(Intrathecal Labour Analgesia). Namun, belum semua metode dan obat
tersebut ada di Indonesia. (Maryunani, 2015)
a. Pethidine
Pemberian penthidine akan membuat tenang, rileks, malas
bergerak dan terasa agak mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat ini
bereaksi 20 menit, kemudian akan bekerja selama 2-3 jam dan
biasanya diberikan pada kala I. Obat ini biasanya disuntikkan
dibagian paha luar atau bokong. Penggunaan obat ini juga
menyebabkan bayi mengantuk, tetapi pengaruhnya akan hilang
setelah bayi lahir. Pethidine tidak diberikan secara rutin, tetapi
diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang terlalu kuat.
b. Anastesi Epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk
tidak merasakan sakit tanda tidur. Obat anastesi disuntukkan pada
rongga kosong tipis (epidural) diantaranya tulang punggung bagian
bawah. Spesialis anastesi akan memasang kateter untuk
mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah
mati rasa selama sekitar 2 jam, sehingga rasa nyeri tidak terasa.
Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak ada
pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan
mengedan lebih lama.
c. Entonox
Metode ini menggunakan campuran oksigen dan nitrous oxida,
dapat menghilangkan rasa sakit, efeknya lebih ringan daripada
epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi mulai terasa,
pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-dalam. Rasa nyeri
akan berkurang dan kepala terasa lebih ringan.
2. Metode Non-Farmakologi
a. Metode panas dingin
Metode panas dingin memang tidak menghilangkan keseluruhan
nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air
panas yang dibungkus handuk dan dicelupkan ke air dingin
mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di
punggung. Menaruh handuk dingin diwajah juga bisa mengurangi
ketegangan.
b. Gerakan
Teruslah bergerak agar sirkulasi darah meningkat, nyeri punggung
berkurang, dan perhatian teralih dari rasa nyeri. Cobalah berbagai
posisi persalinan, gunakan bantal untuk menyangga sampai
diperoleh posisi paling nyaman.
c. Pijat
Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa meredakan
ketegangan otot serta memberi rasa relaks. Sirkulasi darah juga
menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.
d. Teknik bernafas yang benar
Metode ini menekankan teknek bernapas yang benar selama
kontraksi. Berkonsentrasi pada napas dapat mengalihkan ibu dari
nyeri, membuat otot-otot relaks serta ketegangan mengendur.
Tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh ahli/dbantu dengan terapis.
e. Akupuntur
Dalam filosofi Cina, rasa nyeri terjadi akibat ketidakseimbangan
aliran energi dalam tubuh. Keseimbangan itu dikendalikan dengan
menusukkan jarum-jarum kecil atau menggunakan tekanan jari
tangan ke titik tertentu di tubuh. Banyak wanita hamil yang
merasakan manfaatnya untuk mengatasi keluhan selama hamil,
seperti mual atau sakit kepala. Metode ini kemudian juga dipakai
untuk meringankan nyeri persalinan.
f. Refleksiologi
Menekan titik dikaki untuk mengurangi nyri. Pijatan lembut di kaki
juga membuat nyaman. Pikiran dari penderita rasa nyeri akan
teralihkan kepada pijatan tersebut.
g. Hypnobirthing
Hipnotis saat menghadapi persalinan memberi sugesti lewat
relaksi pikiran ibu. Dengan dibimbing terapis hipnotis, ibu akan
dapat mengontrol pikiran, rasa nyeri pun akan hilang.
h. Aromatherapy
Menghirup aroma minyak esensial dapat mangurangi ketegangan,
terutama pada persalinan tahap awal. Dapat juga untuk
mengarumkan ruang persalinan karena dapat memberikan efek
menenteramkan.
Aromaterapi
Internal Eksternal
C. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Aromatherapy
Lavender pada Ibu Nyeri Persalinan
Bersalin
E. Hipotesis
Kelompok Aromatherapy
Pretest Lavender Posttest
Intervensi
C.1. Populasi
F. Prosedur Penelitian
G. Pengolahan Data
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat dalam penelitian menggunakan distribusi
frekuensi dengan hasil presentase yang didapatkan dari nilai pretest
dan posttest kemudian di tabulasi, dikelompokkan, dan diberikan skor.
Variabel independennya adalah aromaterapi lavender dan variable
dependennya adalah penurunan tingkat nyeri pada Ibu Bersalin
Primipara Kala 1 merupakan jenis kategorik.
2. Analisis Bivariat
Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji variable-
variabel penelitian yaitu variable independen dengan variable
dependen.
Uji statistic Mann-Whitney, digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan Aromaterapi
Lavender dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Uji statistik Wilcoxon, digunakan untuk data yang tidak
berdistribusi normal dan untuk mengetahui adanya pengaruh
intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian Aromaterapi
Lavender.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah
Pemberian Aromaterapi Lavender di Klinik Pratama Tanjung Tahun
2018
Sebelum (Pre) Sesudah (Post)
F % F %
Kelompok Intervensi
Nyeri Sedang 4 26,7 12 80
Nyeri Berat Terkontrol 11 73,3 3 20
Kelompok Kontrol
Nyeri Ringan 4 26,7 0 0
Nyeri Sedang 6 40 1 6,7
Nyeri Berat Terkontrol 5 33,4 12 80
Nyeri Berat Tidak Terkontrol 0 0 2 13,4
Tabel 4.2
Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian
Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi di Klinik Pratama
Tanjung Tahun 2018
Kelompok Intervensi Mean SD Min Max P
Sebelum Intervensi 6,80 0,775 5 8
0,003
Sesudah Intervensi 5,67 0,900 4 7
Tabel 4.3
Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Periode
Intervensi pada Kelompok Kontrol di Klinik Pratama Tanjung Tahun
2018
Kelompok Kontrol Mean SD Min Max P
Sebelum Intervensi 5,47 1,922 3 8
0,001
Sesudah Intervensi 7,60 1,352 5 10
Tabel 4.4
Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Klinik Pratama
Tanjung Tahun 2018
Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi
Mean
Mean Median SD Min Max P
Rank
Kontrol 5,47 6,00 1,922 3-8 8 12,50
0,054
Intervensi 6,80 7,00 0,775 5-8 8 18,50
Tabel 4.5
Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Klinik Pratama
Tanjung Tahun 2018
Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi
Mean
Mean Median SD Min Max P
Rank
Kontrol 7,60 7,00 1,352 5 10 21,37
0,000
Intervensi 5,67 6,00 0,900 4 7 9,63
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
perubahan intensitas nyeri sesudah intervensi pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol dengan beda rerata 1,93 point. Mean rank intensitas
nyeri pada kelompok intervensi 9,63 lebih kecil dibandingkan mean rank
intensitas nyeri pada kelompok kontrol 21,37.
B. Pembahasan
B.1 Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Pemberian Aromaterapi
Lavender Pada Kelompok Intervensi
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada prodi D-IV Kebidanan Medan untuk menambahkan
sumber-sumber pustaka khususnya buku Aromaterapi dan kepada
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan variabel yang berbeda dan lebih banyak lagi.
2. Disarankan kepada pelayanan kesehatan agar dapat mengaplikasikan
metode Aromaterapi Lavender sebagai metode asuhan untuk ibu
bersalin yang mengalami nyeri sehingga ibu bersalin dapat
menjalankan proses persalinan menjadi nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Appleton, Jeremy. 2012. Lavender Oil for Anxiety and Depression. Natural
Medicine Journal. 4(2): 2157-6769
Aprilia. 2010. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan.
Jakarta: Gagas Media
Eniyati dan Melisa. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Gustyar, Indah, dan Eka Nouyriana 2017. Penerapan Teknik Pelvic Rocking
dengan Birth Ball pada Ibu Bersalin Terhadap Kemajuan Persalinan di BPM
Syafrida Kabupaten Kebumen. Tahun 2017 Program Studi Diploma III
Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong.
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. 2014. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi
Menyusui Dini. Jakarta : Buku Acuan dan Panduan Edisi ketiga
Judha, Mohamad, dkk. 2015. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Negara dan Winata. 2013. Analgesia Medis pada Persalinan. E-Journal Obstetric
& Gynecology Udayana. 1(2): 1-56
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jawa
Timur: Erlangga
Valiani, Mahboubeh, et al. 2010. Reviewing the Effect of Reflexology on the Pain
and Certain Features and Outcomed of the Labor on the Primiparous
Women. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research 15(1): 302-310
Warnock, Eleanor. 2017. Japan by the Numbers Birth is Too Painful. Tokyo Review
http://www.tokyoreview.net/2017/08/japan-numbers-birth-painful-japan/. 20
November 2017 (18:23)
Judul Penelitian:
“Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Pada Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif Di Klinik Pratama Tanjung
Kec. Deli Tua Tahun 2018”
Saya Sharfina Haslin mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan dengan NIM
P07524414047. Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui
Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu
Bersalin Primigravida Kala I Fase Aktif Di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua
Tahun 2018.
Penelitian ini akan mengajak ibu yang akan melahirkan untuk kemudian diberi
intervensi. Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan di masa yang akan datang. Peneliti akan menghargai dan
menjunjung tinggi hak responden dengan menjamin kerahasiaan identitas dan
data yang diberikan. Responden dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu apabila
menghendakinya.
Melalui penjelasan singkat ini peneliti sangat mengharapkan partisipasi ibu untuk
berperan serta dalam penelitian ini. Atas kesediaan dan partisipasinya, peneliti
ucapkan terima kasih.
Sharfina Haslin
LEMBAR PERSETUJUAN
Responden
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN PRIMIGRAVIDA KALA I
FASE AKTIF DI KLINIK PRATAMA TANJUNG KEC. DELI TUA
TAHUN 2018
Data Demograsi
Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan data dari medical
record dan observasi langsung pada ibu kemudian pada nomor yang
disediakan
Tanggal Penelitian :
Responden :
No. Pertanyaan Skor
1. Usia Ibu
1. < 20 tahun
2. 21 – 25 tahun
3. 26 - 30 tahun
4. 31 – 35 tahun
5. > 35 tahun
2. Status pendidikan terakhir
1. SMP
2. SMA
3. Perguruan Tinggi
3. Apakah dilakukan induksi/perangsangan
1. Ada
2. Tidak Ada
4. Apakah responden mempunyai alergi terhadap
aroma lavender
1. Ada
2. Tidak Ada
Skor
Kategori
0 1 2
Tidak ada ekspresi Wajah Sering dahi tidak
atau senyuman menyeringat, dahi konstan, rahang
Muka
tertentu, tidak berkerut, menegang, dagu
mencari perhatian. menyendiri. gemetar.
Tidak ada posisi Gelisah, resah dan Menendang atau
Kaki
atau relaks menegang kaki disiapkan
Menggeliat,
Berbaring, posisi
menaikkan Menekuk, kaku
Aktivitas normal, mudah
punggung dan atau menghentak
bergerak
maju, menegang
Menangis keras,
Tidak menangis Merintih atau
berpekik atau
Menangis (saat bangun merengek, kadang-
sedu sedan,
maupun saat tidur) kadang mengeluh
sering mengeluh
Kadang-kadang
hati tentram
dengan sentuhan, Kesulitan untuk
Hiburan Isi, relaks memeluk, menghibur atau
berbicara untuk kenyamanan
mengalihkan
perhatian
Total Skor 0-10
DJJ :
RR :
Lampiran 9
MASTER TABEL
Tests of Normalitya
Uji Wilcoxon
Descriptive Statistics
Total 15
Test Statisticsa
Nyeri Sesudah -
Nyeri Sebelum
Z -3,017b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,003
Tests of Normalitya,c,d
a. Nyeri Sebelum is constant when Nyeri Sesudah = nyeri sedang. It has been omitted.
b. Lilliefors Significance Correction
c. Nyeri Sebelum is constant when Nyeri Sesudah = nyeri berat terkontrol. It has been omitted.
d. Nyeri Sebelum is constant when Nyeri Sesudah = nyeri berat tidak terkontrol. It has been omitted.
Uji Wilcoxon
Descriptive Statistics
Test Statisticsa
Nyeri Sesudah -
Nyeri Sebelum
Z -3,341b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
Descriptives
Median 7,00
Variance ,600
Minimum 5
Maximum 8
Range 3
Interquartile Range 1
Median 6,00
Variance 3,695
Minimum 3
Maximum 8
Range 5
Interquartile Range 4
Descriptive Statistics
Total 30
Test Statisticsa
Nyeri
Mann-Whitney U 67,500
Wilcoxon W 187,500
Z -1,930
Asymp. Sig. (2-tailed) ,054
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,061b
Descriptives
Median 6,00
Variance ,810
Minimum 4
Maximum 7
Range 3
Interquartile Range 1
Median 7,00
Variance 1,829
Minimum 5
Maximum 10
Range 5
Interquartile Range 2
Descriptive Statistics
Total 30
Test Statisticsa
Nyeri
Mann-Whitney U 24,500
Wilcoxon W 144,500
Z -3,807
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000b
I. Data Pribadi
Nama : Sharfina Haslin
TTL : Deli Tua, 31 Januari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
Hobby : Travelling
Motto : “If you wanna fly, you must give up everything that weighs
you down”
Email : sharfinahaslin97@gmail.com
Alamat : Jl. Deli Tua Gg. Satria Ds. II Desa Mekar Sari Kec. Deli Tua
Kab. Deli Serdang 20355
II. Data Orang Tua
Nama Ayah : Drs. H. Hasanuddin, M.Si
Nama Ibu : Hj. Herlina Tanjung, S.Tr.Keb
III. Riwayat Pendidikan
1. (2002) Graduated from TK SINGOSARI DELI TUA
2. (2008) Graduated from SDN 060899 MEDAN
3. (2011) Graduated from SMP NEGERI 34 MEDAN
4. (2014) Graduated from SMA NEGERI 13 MEDAN
5. (2018) Graduated from POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN