Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HASIL RISET DALAM KEPERAWATAN


METERNITAS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV

Christy Usmany (P.1608005) Lency Saleky (P.1608005)


Efendi Rumfot (P.1608009) Afrily Horst (P.1608043)
Roland Sahertian (P.1608013) Delvia Meslidan (P.1608047)
Ahmad Karno (P.1608034) Indah (P.1608051)
Desi Rani An (P.1608029) Rina Isan (P.1608021)
Hafsa Rengiwur (P.1608034) Vicky Thio (P.1608025)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


YAYASAN BANGUN PERSADA
STIKES PASAPUA AMBON
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 03 Agustus 2018

Kelompok 4
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar Belakang...............................................................................................................3
B. Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................................4

A. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan......................................................................4


B. Manfaat...........................................................................................................................5
C. Contoh Jurnal Keperawatan Maternitas.........................................................................5
BAB III. PENUTUP.................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penelitian keperawatan (nursing research) dibangun dari dua kata yaitu penelitian
(research) dan keperawatan (nursing). Kata atau istilah penelitian disini merupakan
terjemahan dari reseach, dalam bahasa inggris. Banyak ahli atau pengarang
mengindonesiakan kata research menjadi riset.

Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang


tepat. Riset ini adalah proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik
keperawatan sehari – hari dapat di jawab. Riset juga memberikan data yang mencatat ke
efektifan dan kemanjuran asuhan keperawatan pasien yang di dasarkan pada informasi ini
akan menjamin bahwa pelayanan yang di berikan perawat dan cara penyampaian di dasarkan
pengetahuan keperawatan yang terus berkembang dan di perbaiki perawat yang bergantung
pada riset keperawatan dalam mengarahkan praktik dapat menjadi percaya diri karena unsur
penting dalam praktik keperawatan telah di peroleh.

Perhatian utama dari para perawat adalah menyediakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi dan terbaru kepada klien.Bagaimana peran perawat di lingkungan
masyarakat terhadap fasilitas perawatan, atau salah satu dari banyak sekali lingkungan
praktik, harapan pokok adalah bahwa perawat akan memberikan perawatan komprehensif dan
akan terus menerus mencoba menggabungkan pengetahuan sekarang ini ke dalam protocol
taktik sehari – hari. Harapan konsumen terhadap hambatan biaya perawatan kesehatan
mengakibatkan tuntutan yang menantang.Perawat harus meningkatkan diri mereka sendiri
untuk mencari strategi perawatan yang lebih baik dan lebih efektif dalam biaya, sementara
tidak membahayakan kebutuhan pelayanan kesehatan klien.

B. Tujuan
Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar kita mahasiswa dapat memahami tentang
hasil Riset Keperawatan Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERAN PERAWAT DALAM RISET KEPERAWATAN

1. Peran sebagai perancang dan penghasil riset


Adalah proses identifikasi masalah yang memerlukan studi,kemudian merancang suatu
projek yang akan menjawab pertanyaan dalam penyelidikan. Merancang dan
menghasilkan riset memerlukan keterampilan yang mendasar, kuratif dan pragmatik
dalam menentukan ketepatan dan keterkaitan masalah untuk studi keperawatan.
Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan bahwa klien yang
menantikan biopsy setelah didapatkan masa dalam payudara mengalami tingkat
kecemasan mendekati panik. Perawat berminat mempelajari pengaruh protocol relaksasi
progresif pada wanita-wanita ini.Perawat merancang suatu studi yang didasarkan pada
masalah yang diidentifikasi. Protocol dilaksanakan pada individu yang mau
berpartisipasi dalam studi.

2. Peran sebagai replikator


Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi suatu studi.
Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan
peserta risetyang serupa dengan penyelidikan awal. Studi replikasi juga bisa menyangkut
penggunaan sempel, tempat waktu yang berbeda, tetapi sesungguhnya sama. Pengulangan
studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi dan
menepakan validasi hasil riset. Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit
maternitas membaca sebuah laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan
terapeutik dapat meningkatkan relakasasi dan menyebabkan tidur pada pasien
pascakoleksistektomi.Perawat berminat melakukan reflikasi studi dengan menggunakan
sekelompok ibu-ibu pasca sectio-cesarea.

3. Peran sebagai pengumpul data


Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa perawat
membantu dalam melaksanakan implementasi riset yang direncanakan oleh peneliti lain.
Contoh: seorang dokter melakukan suatu riset untuk menentukan salah satu dari
duatindakan yang pada kondisi ortopdik yang lebih efektif. Demikian pula, seorang
prawat peneliti yang meneliti suatu rancangan prosedur baru untuk mengurangi insiden
nyeri setelah amputsi anggota badan bagian bawah.Perawat dapat diminta oleh perawat
peneliti atau peneliti dari disiplin kesehatan lainnya untuk berpartisipasi melaksnakan
protocol riset.

B. MANFAAT RISET KEPERAWATAN


Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat.
Riset ini adalah proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik
keperawatan sehari – hari dapat di jawab. Riset juga memberikan data yang mencatat ke
efektifan dan kemanjuran asuhan keperawatan pasien yang di dasarkan pada informasi ini
akan menjamin bahwa pelayanan yang di berikan perawat dan cara penyampaian di
dasarkan pengetahuan keperawatan yang terus berkembang dan di perbaiki perawat yang
bergantung pada riset keperawatan dalam mengarahkan praktik dapat menjadi percaya diri
karena unsur penting dalam praktik keperawatan telah di peroleh.
Adapun manfaat lain dari Riset keperawatan yaitu :
1. Memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan
praktik klinik,pendidikan dan menejemen keperawatan
2. Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan melelui pemanfaatan hasil penelitian ilmiah.
3. Menghasilkan metodologi keperawatan sehari-hari .
4. Meningkatkan efisien dan efektifitas pembiayaan pelayanan keperawatan
5. Memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyususn perencanaan,
memprediksi hasil pengambilan keputusan dan meningkatkan perilaku sehat klien

C. CONTOH JURNAL KEPERAWATAN MATERNITAS


Judul : Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan yang Diberikan ASI Eksklusif dan
Non ASI Eksklusif di Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri
Peneliti : Lumastari Ajeng Wijayanti, Cindy Meilisa
Sumber : Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 4 Oktober 2011

Pendahuluan
Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB).
Angka kematian bayi tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain,
terutama gizi. Gizi untuk bayi yang paling adalah ASI (Anurogo 2009). Pemberian ASI
berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit
dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Anurogo 2009). Namun pada
kenyataannya masih terdapat sebagian ibu yang menyusui bayinya tidak secara eksklusif
yaitu memberikan makanan tambahan sebelum bayinya berumur 6 bulan. (FKM UAD 2010).
Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg
mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit,
batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI eksklusif (Putri 2010),
selain itu, unicef juga mematahkan teori Fewrell yang menyebutkan, mempercepat pemberian
makanan untuk bayi akan terhindar dari obesitas (Candra 2011). Disebutkan juga penelitian
dari University of California membandingkan berat badan antara bayi yang diberi ASI
dengan susu formula. Hasil yang didapatkan pada bulan ke 4-6 bayi yang diberi susu formula
mengalami kenaikan berat badan yang cenderung cepat dibanding ASI. Kelebihan berat
badan pada bayi yang mendapatkan susu formula diperkirakan karena kelebihan retensi air
dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan ASI (Katherine 2010).
Data dari PKMD mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang yang dilaksanakan di Desa
Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri tanggal 1-20 November dari 78 bayi dengan
inisiasi menyusui dini hanya 46 bayi yang mencapai ASI eksklusif.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi berat badan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif di Desa
Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.
2. Mengidentifikasi berat badan bayi usia 6 bulan yang diberikan non ASI eksklusif di
Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.

Bahan dan Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan case control yaitu suatu penelitian
analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko yaitu pemberian ASI eksklusif dan MP
ASI.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi dengan berat badan lahir lebih dari
sama dengan 2500 gram, tidak ada kelainan kongenital dan sekarang berusia 6 bulan serta
dalam keadaan sehat pada saat penelitian beserta ibunya di Desa Keniten Kecamatan Mojo
Kabupaten Kediri dan jumlah keseluruhan populasi ada 27 bayi yang memenuhi kriteria
diatas.
Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yaitu pengambilan
anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut pengambilan secara acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian
(Sugiono, 2007 : 64). Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pemberian ASI Eksklusif dan
MP ASI menggunakan kuesioner, dan untuk mengukur status gizi menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS) dan tabel baku WHO NCHS BBU.
Langkah-langkah pengolahan data kuisoner:
1. Pengecekan dilakukan mengetahui apakah kuesioner terisi dengan lengkap dan
mencocokan apakah kuesioner kembali sesuai dengan yang disebarkan.
2. Pengkodean - Kuesioner diolah dan diberi kode sesuai dengan jumlah bayi. Adapun
pengkodean status nitrisi, jika jawaban yang dipilih ASI saja simbol : 1, jika jawaban
yang dipilih adalah jenis makanan tambahan simbol: 2. Kemudian hasil penimbangan
dikonversikan kedalam tabel Supariasa Kategori Status Gizi berdasarkan Indeks Berat
Badan Menurut Umur (BB/U).

Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang perbedaan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI
eksklusif dengan non ASI eksklusif di Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.
Dari hasil penelitian jumlah sampel sebanyak 25 responden terdapat 9 bayi (36%) dengan
ASI eksklusif dan 16 bayi (64%) dengan non ASI eksklusif disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Distribusi Status Pemberian ASI Eksklusif

Gambar 2. Distribusi Berat Badan Bayi dengan ASI Eksklusif pada Bulan Ke-6
Gambar 3. Distribusi Berat Badan Bayi dengan Non ASI Eksklusif pada Bulan Ke-6

Gambar 2 menunjukkan bahwa dari 9 bayi dengan ASI Eksklusif, hampir seluruh bayi
(78%) mempunyai berat badan normal dan sebagian kecil bayi (11%) dengan berat badan
sedang serta sebagian kecil bayi (11%) dengan berat badan berlebih. Sedangkan Gambar 3
menunjukkan bahwa dari 16 bayi dengan non ASI eksklusif, hampir seluruh bayi (81%)
mempunyai berat badan normal dan sebagian kecil bayi (19%) dengan berat badan lebih.
Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Mann Whitney U-Test dan data tabel di atas terlihat ada
perbedaan berat badan bayi dengan ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Dalam hal ini bayi
dengan ASI eksklusif mempunyai berat badan normal sedangkan bayi dengan non ASI
eksklusif cenderung berlebih.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak
usia 0-6 bulan mempunyai berat badan dengan rentang berat badan normal pada bulan ke-6
sesuai KMS yaitu 5,5-9,5 kg, sesuai dengan Standart Baku WHO NCHS Kategori Status Gizi
berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U). Karena ASI mengandung protein,
lemak, vitamin, mineral, air dan enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh serta dilihat dari
kandungan nutrisinya, ASI masih merupakan yang terbaik dan telah memenuhi kebutuhan
bayi usia 0 sampai 6 bulan hingga 100%, serta mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan
bayinya sehingga ASI saja cukup untuk pertumbuhan yang optimal baik fisik maupun mental
dan kecerdasannya. (Nadine, 2009)
Dari hasil penelitian diketahui bahwa bayi yang mendapatkan nutrisi jenis Non ASI Eksklusif
cenderung kelebihan berat badan. Susu formula tidak selalu merupakan makanan yang baik
buat bayi ancaman kegemukan apabila diberikan secara berlebihan. (Prasetyono, 2009)

Selain itu Margareth (2009) menyebutkan banyaknya pemberian MP-ASI terlalu dini di
masyarakat akan menyebabkan resiko kekurangan gizi penting yang ada pada ASI, resiko
infeksi meningkat, kebutuhan anak tidak terpenuhi, bayi sering diare, batuk pilek dan panas,
memperberat kerja ginjal serta meningkatkan resiko dehidrasi.

Berdasarkan jurnal Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Frekuensi Kejadian


Sakit pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Jugo Keamatan Mojo Kabupaten Kediri
(Koekoeh Hardjito, PH Wahjurini, Wahyu Linda W). Di Desa Jugo berdasarkan hasil
penelitian didapatkan gambaran bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif lebih jarang terkena
sakit dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Menurut
penelitian Horta et al (2007) menunjukkan bahwa semakin lama anak mendapatkan ASI,
maka semakin kuat sistem imun tubuhnya. Peningkatan sistem imunitas pada bayi dapat
dilihat dari frekuensi bayi yang mengalami sakit. Bayi yang sering mengalami sakit dapat
diketahui pada saat bayi lahir sampai 6 bulan apakah diberikan ASI atau tidak. Hal ini
dikarenakan ASI mengandung berbagai jenis antibodi yang melindungi si kecil dari serangan
kuman penyebab infeksi. Antibodi tersebut mulai dari Immunoglobulin A (IgA), IgG, IgM,
IgD dan IgE (Bernado.L.Horta (2007) dalam Lely, 2007).

Berdasarkan jurnal yang berjudul Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan),


Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di
Kabupaten Tuban oleh Nurhuda Firmansyah dan Mahmudah. Persentase pemberian ASI
eksklusif di Kabupaten Tuban adalah 51,3%. Pemberian ASI eksklusif yang masih rendah
ternyata disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu tentang
manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Selain itu, kurangnya kepedulian dan dukungan suami,
keluarga dan masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa ada pengaruh karakteristik ibu terhadap
pemberian ASI eksklusif, misalnya penelitian Salfina (2003) bahwa 75,6% ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan berstatus sebagai
pekerja lepas (buruh). Selain itu 13,33% masih mengemukakan ASI tidak bermanfaat
terhadap bayinya, dan 23,02% masih membuang kolostrumnya. Roesli (2005) mengatakan
bahwa bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif. Pemberian ASI
eksklusif merupakan hal yang terbaik bagi bayi.

Berdasarkan Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Pendidikan Ibu


dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta oleh Dwi
Sarbini dan Listyani Hidayati : Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan
status pemberian ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian Soeparminto dan Rahayu
(2002) bahwa tingkat pendapatan keluarga tidak mempunyai hubungan bermakna dengan
pola pemberian ASI eksklusif. Jumlah ibu yang tidak menyusui secara eksklusif paling
banyak ditemukan pada ibu yang tingkat pendidikan lanjut sebanyak 61%. Namun dari hasil
analisis statistik menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan ibu
dengan pola pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini bertentangan dengan Soeparminto
dan Rahayu (2002) bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan ibu mempunyai
pengaruh bermakna terhadap pola pemberian ASI eksklusif. Menurut Suhardjo (1992),
semakin tinggi pendidikan dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan bayi
menderita kurang zat gizi tertentu karena konsentrasinya dalam ASI menurun jumlahnya
sehingga ibu cenderung memberikan makanan tambahan. Hasil penelitian ini memperkuat
penelitian Kristina (2001) yang menjelaskan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh
dengan pemberian ASI.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Riset keperawatan adalah penerapan penyelidikan secara ilmiah terhadap fenomena mengenai
perhatian keperawatan klien,individu,keluarga,masyarakat dan pengalaman kesehatan.
Riset keperawatan juga merupakan kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang
tepat. Riset di sini adalah merupakan proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul
dalam praktik keperawatan sehari – hari agar dapat di jawab dan di ambil suatu kesimpulan.

B. SARAN
1. Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik/saran demi kesempurnaan makalah
ini.
2. Diharapkan kepada pembaca untuk membaca buku atau referensi lain yang berkaitan
dengan Riset Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth. 2002. Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta: Erlangga

Kirkham, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Kristiyansari, Weni. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: NuhaMedika.

Anda mungkin juga menyukai