Disusun Oleh:
Kelompok 4 Ners TK II.B
Ananda Anisa Rahmah (223310963)
Early Rahmalina Syahri (223310970)
Fifi arsyka (223310972)
Hana Azzahra Aldi (223310975)
Muhammad Rahim (223310980)
Najla Haura Agfi (223310983)
Nesty Chantika (223310985)
Ririn Rahmi Fitria (223310991)
Selvi Yuliani Sari (223310994)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akademis dalam mata kuliah Sistem Informasi
Kesehatan yang diampu oleh Ibu Ns.Wira Heppy Nidia, S.Kep., M.KM.
Topik yang kami angkat dalam makalah ini adalah Konsep Evidance-Based Practice dalam
Keperawatan. Topik ini telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. Makalah ini bertujuan untuk untuk memastikan bahwa keputusan asuhan keperawatan
berdasarkan pada bukti-bukti ilmiah, serta menganalisis bagaimana EBPN ini penting dalam praktik
keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengumpulkan berbagai sumber informasi dari
buku, artikel, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber lainnya yang relevan. Kami berharap bahwa makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang konsep dari EBPN dan kontribusi
pentingnya dalam praktik keperawatan.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan masukan dan saran konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini
di masa mendatang.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.2.1 Apa sejarah dari konsep EBPN?
1.2.2 Apa definisi dari konsep EBPN?
1.2.3 Apa saja model implementasi dari konsep EBPN?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memiliki kekayaan penelitian seperti yang kita miliki saat ini, dia tetap merupakan
pelopor EBP dalam keperawatan. Warisan umum yang dimiliki oleh semua perawat,
yang berasal dari Nightingale, merupakan kecocokan alami untuk EBP. Perawat yang
mempertimbangkan RN online ke BSN harus memastikan program yang mereka pilih
mencakup EBP sebagai bagian penting dari kurikulum. (UMFK, 2020).
Perawat dalam program Registered Nurse (RN) ke BSN memperoleh
pengetahuan luas tentang Evidence-Based Practice (EBP) dan cara untuk
memasukkan penelitian ke dalam perawatan pasien. Konsep Evidence-Based Practice
memiliki sejarah panjang dan sekarang menjadi aspek fundamental keperawatan.
Florence Nightingale adalah perawat pertama yang menggunakan EBP. Selama tahun
1850-an, dia mempelajari desain rumah sakit, medan perang Perang Krimea, dan hasil
pasien di Inggris, Jerman, dan Prancis. Nightingale mendokumentasikan temuannya
dalam bukunya tahun 1859 Notes on Hospitals. Dan, bukunya Notes on
Nursing merinci pengamatan dan kesimpulannya tentang dampak cahaya, ventilasi,
kebersihan, diet, dan kebersihan pada kesehatan pasien.
Dalam buku Effectiveness and Efficiency, penulis Archie Cochrane mengkritik
keadaan kesehatan di Inggris. Cochrane berperan penting dalam mempromosikan
penggunaan bukti dalam pengambilan keputusan klinis. Dia percaya bahwa uji coba
terkontrol secara acak (RCT) adalah cara ideal untuk mengumpulkan bukti yang dapat
diandalkan untuk penentuan pilihan pengobatan.
Sebelum EBP, perawatan pasien tidak standar. Sebaliknya, metode yang kurang
penelitian dan bukti digunakan yang menghasilkan variasi dalam perawatan dan hasil
yang tidak dapat diprediksi. Sebelum dimulainya EBP dalam perawatan kesehatan,
perawat mengandalkan melakukan hal berikut:
1. Mengambil saran dari supervisor perawat dan manajer.
2. Melakukan pendekatan berdasarkan apa yang biasa dilakukan.
3. Menggunakan pengalaman pribadi dikonfirmasi oleh apa yang bekerja dengan
pasien di masa lalu.
4. Menerapkan pengetahuan dari pendidikan keperawatan yang bisa menjadi
usang.
4
menunjukkan defisit yang mengkhawatirkan dalam perawatan kesehatan yang
menyebabkan bahaya yang dapat dicegah pada pasien. Laporan IOM
merekomendasikan agar pasien menerima perawatan berdasarkan penelitian ilmiah
terbaik yang tersedia. Oleh karena itu, IOM sangat mendesak penerapan EBP untuk
memberikan perawatan pasien yang aman. EBP membantu perawat tetap mengikuti
inovasi dan terobosan terbaru dalam perawatan kesehatan sehingga mereka dapat
memberikan perawatan berkualitas kepada pasien mereka. (STU, 2019).
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan
efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011).
Sedangkan menurut (Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk
memperolah pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif
sehingga bisa menerapakan EBP didalam praktik.
Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan
terbaru berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat
keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna
meningkatkan kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut,
Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip
adalah membuat keputusan berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan EBP
kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting.
5
kurang. Beberapa literatur
6
menunjukkan bahwa evidence based practice masih merupakan hal baru bagi perawat.
oleh karena itu pengintegrasian evidence based kedalam kurikulum sarjana
keperawatan dan pembelajaran mengenai bagaimana mengintegrasikan evidence
based kedalam praktek sangatlah penting (Ashktorab et al., 2015).
Praktek berbasis bukti (EBP) adalah istilah yang akrab bagi dokter, perawat,
sekutu kesehatan, dan profesional kesehatan lainnya. Semakin banyak harapan oleh
layanan kesehatan, manajer, pasien, dan konsumen lain, bahwa 'bukti terbaik yang
tersedia' digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan klinis dan memberikan
hasil terbaik bagi pasien EBP adalah pendekatan interdisipliner untuk perawatan dan
perawatan pasien. EBP dimulai dalam kedokteran sebagai kedokteran berbasis bukti
(EBM) dan kemudian menyebar ke bidang lain seperti keperawatan, psikologi,
7
pendidikan, layanan informasi, dan lainnya. David Sackett, salah satu pelopor awal
EBM, pertama-tama mendefinisikan EBP. Definisi proses yang diterima saat ini
adalah 'mengintegrasikan bukti penelitian terbaik yang tersedia dengan keahlian klinis
nilai- nilai dan keadaan unik pasien' (Straus S dkk,2011)
8
penelitian klinis dan sumber yang tersedia. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa
pentingnya hasil penelitian atau intervensi yang berbasis bukti dalam pemberian
asuhan pada pasien.
Dalam memindahkan sebuah evidence ke dalam praktek yang berguna untuk
menaikkan mutu kesehatan dan kesejahteraan atau keselamatan pasien (pasien safety),
memerlukan berbagai prosedur sistematis dan model-model Evidence Based Practice
yang bisa membantu bidan maupun tenaga kesehatan yang lain dalam memperluas
rancangan pelayanan kesehatan melalui strategi yang terstruktur dan pasti. Beberapa
model evidence based mempunyai keunggulannya masing-masing sehingga setiap
institusi dapat memilih model yang sesuai dengan kondisi mereka.
9
model merupakan model yang tidak berorientasi pada perubahan formal tetapi pada
perubahan oleh individu tenaga kesehatan. Model ini menyusun masalah berdasarkan
data intemal (quality improvement dan operasional) dan data eksternal yang berasal
dari penelitian. Model ini menjadi panduan perseptor dalam mendidik bidan yang
baru. Dalam pelaksanaannya, untuk mahasiswa sarjana dan master sangat disarankan
menggunakan model jhon hopkin, sedangkan untuk mahasiswa undergraduate
disarankan menggunakan ACE star model dengan proses yang lebih sederhana dan
sama dengan proses kebidanan.
1. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk
meningkatkan penerapan Evidence based. 5 langkah dalam model settler :
Fase 1 : Persiapan
Fase 2 : Validasi
Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
Fase 4 : Translasi dan aplikasi
Fase 5 : Evaluasi
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN,
Model IOWA diawali dari pemicu/masalah. Pemicu/masalah ini sebagai focus
ataupun focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi, tim
segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders, klinisian, staf perawat, dan tenaga
kesehatan lain yang dirasakan penting untuk dilibatkan dalam EBP. Langkah
selanjutkan adalah mensistesis EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika
terdapat cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya perubahan kemudian
dilakukan evaluasi dan diikuti dengan diseminasi (Jones & Bartlett, 2004;
Bernadette Mazurek Melnyk, 2011).
1
Tahap 4: design perubahan dalam praktek
Tahap 5: implementasi dan evaluasi
perunbahan
Tahap 6: integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek
1
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwasannya Dari kedua pengertian
EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based practice merupakan suatu strategi
untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru berdasarkan evidence atau bukti
yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan
skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu
berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang
bisa dijadikan prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan evidence based serta
mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting.
Dan dimana EBN ini mempunya Sejarah yaitu dimulai oleh Florence Nightingale
pada tahun 1800-an dan berkembang lagi di dalam komunitas medis, praktik berbasis
bukti terus berkembang seiring dengan disiplin keperawatan. Praktik berbasis bukti
merupakan dasar dari pendidikan keperawatan sarjana dan pascasarjana dan merupakan
cara bagi disiplin ilmu keperawatan untuk meminimalkan kesenjangan antara teori dan
praktik. (Bassendowski, 2017).
Dan EBN sendiri memiliki tiga model implementasi yaitu :
1. Model Settler
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
3. Model konseptual Rosswurm & Larrabee
3.2 SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca yaitu dapat mengetahui Pengertian EBN, Sejarah EBN,
dan juga model implimentasi EBN.
1
DAFTAR PUSTAKA
St. Thomas University (STU). (2019). What You Need to Know About Evidence-Based
Practice in Nursing. Diakses dari
https://online-stu-edu.translate.goog/degrees/healthcare/rn-to- bsn/about-evidence-
based-practice-in- nursing/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc
Melnyk B. Fineout overholt E. 2005. Evidence-Based Practice in Nursing and Health Care: A
Guide to Best Practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.