Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM INFORMASI KEESEHATAN


(Konsep Evidancce-Based Practice Nursing)

Disusun Oleh:
Kelompok 4 Ners TK II.B
Ananda Anisa Rahmah (223310963)
Early Rahmalina Syahri (223310970)
Fifi arsyka (223310972)
Hana Azzahra Aldi (223310975)
Muhammad Rahim (223310980)
Najla Haura Agfi (223310983)
Nesty Chantika (223310985)
Ririn Rahmi Fitria (223310991)
Selvi Yuliani Sari (223310994)

Dosen Mata Kuliah:


Ns.Wira Heppy Nidia, S.Kep., M.KM

PRODI SARJANA TERAPAN


KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKESS
RI PADANG
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akademis dalam mata kuliah Sistem Informasi
Kesehatan yang diampu oleh Ibu Ns.Wira Heppy Nidia, S.Kep., M.KM.
Topik yang kami angkat dalam makalah ini adalah Konsep Evidance-Based Practice dalam
Keperawatan. Topik ini telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. Makalah ini bertujuan untuk untuk memastikan bahwa keputusan asuhan keperawatan
berdasarkan pada bukti-bukti ilmiah, serta menganalisis bagaimana EBPN ini penting dalam praktik
keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengumpulkan berbagai sumber informasi dari
buku, artikel, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber lainnya yang relevan. Kami berharap bahwa makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang konsep dari EBPN dan kontribusi
pentingnya dalam praktik keperawatan.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan masukan dan saran konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini
di masa mendatang.

Padang, 16 Agustus 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................................


DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
BAB I ........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................................
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................
BAB III .....................................................................................................................................................
PENUTUP ................................................................................................................................................
3.1Kesimpulan ......................................................................................................................................
3.2Saran ................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah evidence dimulai pada tahun 1970 ketika Archie Cochrane menegaskan perlunya
mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah (scientific evidence). Sejak itu
berbagai istilah digunakan terkait dengan evidence base, di antaranya evidence base medicine
(EBM), evidence base nursing (EBN), dan evidence base practice (EBP). Evidence Based Practice
(EBP) merupakan upaya untuk mengambil keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling
relevan dan valid. Oleh karena itu EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil
penelitian ke dalam praktek sehingga perawat dapat meningkatkan “quality of care” terhadap
pasien. Selain itu implementasi EBP juga akan menurunkan biaya perawatan yang memberi
dampak positif tidak hanya bagi pasien, perawat, tapi juga bagi institusi pelayanan kesehatan.
Sayangnya penggunaan bukti-bukti riset sebagai dasar dalam pengambilan keputusan klinis
seperti seorang bayi yang masih berada dalam tahap pertumbuhan.
Evidence Based Practice (EBP), merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam praktik
perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidence atau fakta. Selama ini, khususnya dalam
keperawatan, sering kali ditemui praktik-praktik atau intervensi yang berdasarkan “biasanya juga
begitu”. Sebagai contoh, penerapan kompres dingin dan alkohol bath masih sering digunakan
tidak hanya oleh masyarakat awam tetapi juga oleh petugas kesehatan, dengan asumsi dapat
menurunkan suhu tubuh lebih cepat, sedangkan penelitian terbaru mengungkapkan bahwa
penggunaan kompres hangat dan teknik tepid sponge meningkatkan efektivitas penggunaan
kompres dalam menurunkan suhu tubuh.
Merubah sikap adalah sesuatu yang sangat sulit, bahkan mungkin hal yang sia-sia. Orang
tidak akan bisa merubah adat orang lain, kecuali orang-orang di dalamnya yang merubah diri
mereka sendiri. Tetapi meningkatkan kesadaran, dan masalah kesehatan di masyarakat, akan
meningkatkan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Tentu pelayanan yang paling
efektif & efisien menjadi tuntutan sekaligus tantangan besar yang harus di cari problem solving-
nya.
Penggunaan evidence base dalam praktek akan menjadi dasar scientific dalam pengambilan
keputusan klinis sehingga intervensi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Sayangnya
pendekatan evidence base di Indonesia belum berkembang termasuk penggunaan hasil riset ke
dalam praktek. Tidak dapat dipungkiri bahwa riset di Indonesia hanya untuk kebutuhan
penyelesaian studi sehingga hanya menjadi tumpukan kertas semata.

1.2 Rumusan Masalah

1
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.2.1 Apa sejarah dari konsep EBPN?
1.2.2 Apa definisi dari konsep EBPN?
1.2.3 Apa saja model implementasi dari konsep EBPN?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui apa sejarah dari konsep EBPN
1.3.2 Untuk mengetahui definisi dari konsep EBPN
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja model implementasi dari konsep EBPN

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH EBPN (Evidence Based Practice Nursing)


EBP adalah pendekatan pemecahan masalah untuk perawatan pasien yang
membantu perawat dalam membuat keputusan klinis. Proses pelaksanaan EBP
meliputi:
1. Mengajukan pertanyaan klinis.
2. Mencari bukti yang paling relevan dan terkini dan menilainya secara kritis.
3. Mempertimbangkan keahlian klinis pribadi.
4. Mengakui preferensi dan nilai-nilai pasien.
Setelah perawat melalui langkah-langkah EBP, mereka dapat menilai penelitian,
mengumpulkan data dari sumber informasi dan mengikuti pedoman klinis untuk
menerapkan hasilnya pada praktik keperawatan mereka. (STU, 2019).
Evidence-Based Practice (EBP) baru-baru ini menemukan integrasi yang luas
dalam praktik keperawatan modern, yang dimulai pada tahun 1990-an, akarnya
berakar dalam sejarah keperawatan. Meskipun sebagian besar literatur memuji dokter
Archie Cochrane pada tahun 1970-an sebagai pencetus EBP, yang saat itu disebut
sebagai pengobatan berbasis bukti/evidence-based medicine (EBM), beberapa peneliti
perawat menelusurinya kembali ke Florence Nightingale. Pada tahun 1800-an,
upayanya untuk meningkatkan hasil pasien dalam menghadapi kondisi yang tidak
sehat dengan menggunakan observasi dan analisis yang akurat sering dianggap
sebagai contoh pertama EBP. (UMFK, 2020).
Dimulai oleh Florence Nightingale pada tahun 1800-an dan berkembang lagi
di dalam komunitas medis, praktik berbasis bukti terus berkembang seiring dengan
disiplin keperawatan. Praktik berbasis bukti merupakan dasar dari pendidikan
keperawatan sarjana dan pascasarjana dan merupakan cara bagi disiplin ilmu
keperawatan untuk meminimalkan kesenjangan antara teori dan praktik.
(Bassendowski, 2017).
Saat mengawasi rumah sakit barak di Scutari, Turki, selama perang Krimea,
Nightingale menerapkan keterampilan berpikir kritis, bukti, dan eksperimen untuk
meningkatkan kesehatan pasien. Dia juga menggunakan statistik untuk mengantisipasi
morbiditas dan mortalitas pada pasiennya dengan lebih baik. Meskipun dia tidak

3
memiliki kekayaan penelitian seperti yang kita miliki saat ini, dia tetap merupakan
pelopor EBP dalam keperawatan. Warisan umum yang dimiliki oleh semua perawat,
yang berasal dari Nightingale, merupakan kecocokan alami untuk EBP. Perawat yang
mempertimbangkan RN online ke BSN harus memastikan program yang mereka pilih
mencakup EBP sebagai bagian penting dari kurikulum. (UMFK, 2020).
Perawat dalam program Registered Nurse (RN) ke BSN memperoleh
pengetahuan luas tentang Evidence-Based Practice (EBP) dan cara untuk
memasukkan penelitian ke dalam perawatan pasien. Konsep Evidence-Based Practice
memiliki sejarah panjang dan sekarang menjadi aspek fundamental keperawatan.
Florence Nightingale adalah perawat pertama yang menggunakan EBP. Selama tahun
1850-an, dia mempelajari desain rumah sakit, medan perang Perang Krimea, dan hasil
pasien di Inggris, Jerman, dan Prancis. Nightingale mendokumentasikan temuannya
dalam bukunya tahun 1859 Notes on Hospitals. Dan, bukunya Notes on
Nursing merinci pengamatan dan kesimpulannya tentang dampak cahaya, ventilasi,
kebersihan, diet, dan kebersihan pada kesehatan pasien.
Dalam buku Effectiveness and Efficiency, penulis Archie Cochrane mengkritik
keadaan kesehatan di Inggris. Cochrane berperan penting dalam mempromosikan
penggunaan bukti dalam pengambilan keputusan klinis. Dia percaya bahwa uji coba
terkontrol secara acak (RCT) adalah cara ideal untuk mengumpulkan bukti yang dapat
diandalkan untuk penentuan pilihan pengobatan.
Sebelum EBP, perawatan pasien tidak standar. Sebaliknya, metode yang kurang
penelitian dan bukti digunakan yang menghasilkan variasi dalam perawatan dan hasil
yang tidak dapat diprediksi. Sebelum dimulainya EBP dalam perawatan kesehatan,
perawat mengandalkan melakukan hal berikut:
1. Mengambil saran dari supervisor perawat dan manajer.
2. Melakukan pendekatan berdasarkan apa yang biasa dilakukan.
3. Menggunakan pengalaman pribadi dikonfirmasi oleh apa yang bekerja dengan
pasien di masa lalu.
4. Menerapkan pengetahuan dari pendidikan keperawatan yang bisa menjadi
usang.

EBP diperkenalkan ke keperawatan untuk meningkatkan perawatan pasien. Dalam


laporannya Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st century,
Institute of Medicine/IOM (disebut National Academy of Medicine/NAM sejak 2015)

4
menunjukkan defisit yang mengkhawatirkan dalam perawatan kesehatan yang
menyebabkan bahaya yang dapat dicegah pada pasien. Laporan IOM
merekomendasikan agar pasien menerima perawatan berdasarkan penelitian ilmiah
terbaik yang tersedia. Oleh karena itu, IOM sangat mendesak penerapan EBP untuk
memberikan perawatan pasien yang aman. EBP membantu perawat tetap mengikuti
inovasi dan terobosan terbaru dalam perawatan kesehatan sehingga mereka dapat
memberikan perawatan berkualitas kepada pasien mereka. (STU, 2019).

B. DEFINISI EBPN (Evidence Based Practice Nursing)

Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi
terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan
efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011).
Sedangkan menurut (Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk
memperolah pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif
sehingga bisa menerapakan EBP didalam praktik.

Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan
terbaru berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat
keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna
meningkatkan kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut,
Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip
adalah membuat keputusan berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan EBP
kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting.

Namun demikian fakta lain dilapangan menyatakan bahwa pengetahuan,


sikap, dan kemampuan serta kemauan mahasiswa keperawatan dalam
mengaplikasikan evidence based practice masih dalam level moderate atau menengah.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan konsep pendidikan keperawatan yang
bertujuan untuk mempersiapkan lulusan yang mempunyai kompetensi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang berkualitas. Meskipun mahasiswa
keperawatan atau perawat menunjukkan sikap yang positif dalam mengaplikasikan
evidence based namun kemampuan dalam mencari literatur ilmiah masih sangat

5
kurang. Beberapa literatur

6
menunjukkan bahwa evidence based practice masih merupakan hal baru bagi perawat.
oleh karena itu pengintegrasian evidence based kedalam kurikulum sarjana
keperawatan dan pembelajaran mengenai bagaimana mengintegrasikan evidence
based kedalam praktek sangatlah penting (Ashktorab et al., 2015).

Pentingnya evidence based practice dalam kurikulum undergraduate juga


dijelaskan didalam (Sin&Bleques, 2017) menyatakan bahwa pembelajaran evidence
based practice pada undergraduate student merupakan tahap awal dalam menyiapkan
peran mereka sebagai registered nurses (RN). Namun dalam penerapannya, ada
beberapa konsep yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan evidence based
practice. Evidence based practice atauevidence based nursing yang muncul dari
konsep evidence based medicinememiliki konsep yang sama dan memiliki makna
yang lebih luas dari RU atauresearch utilization (Levin & Feldman, 2012).

Evidence-based practice ialah suatu strategi dalam memperoleh pengetahuan


dan keterampilan untuk dapat meningkatkan tingkah laku yang positif dengan
menggabungkan bukti penelitian terbaik sehingga evidence-based practice dapat
diterapkan ke dalam praktik keperawatan dan membuat suatu keputusan perawatan
kesehatan yang lebih baik (Bostwick, 2013. Bloom et al., 2009. Azmoude, Elham et
al., 2017). Evidence-based practice ialah kerangka kerja untuk menguji,
mengevaluasi dan menerapkan temuan penelitian dengan tujuan meningkatkan
pelayanan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien (Melnyk, Fineout-
Overholt et al., 2012). Pelayanan kesehatan yang bersifat evidence-based practice
secara internasional telah diakui sebagai pendekatan yang bersifat dapat
menyelesaikan permasalahan serta menekankan pada penerapan penelitian yang
terbaik untuk membantu perawat profesional dan calon perawat profesional
mendapatkan ilmu yang terbaru (Stokke et al., 2014 dan Chang & Crowe, 2011).

Praktek berbasis bukti (EBP) adalah istilah yang akrab bagi dokter, perawat,
sekutu kesehatan, dan profesional kesehatan lainnya. Semakin banyak harapan oleh
layanan kesehatan, manajer, pasien, dan konsumen lain, bahwa 'bukti terbaik yang
tersedia' digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan klinis dan memberikan
hasil terbaik bagi pasien EBP adalah pendekatan interdisipliner untuk perawatan dan
perawatan pasien. EBP dimulai dalam kedokteran sebagai kedokteran berbasis bukti
(EBM) dan kemudian menyebar ke bidang lain seperti keperawatan, psikologi,

7
pendidikan, layanan informasi, dan lainnya. David Sackett, salah satu pelopor awal
EBM, pertama-tama mendefinisikan EBP. Definisi proses yang diterima saat ini
adalah 'mengintegrasikan bukti penelitian terbaik yang tersedia dengan keahlian klinis
nilai- nilai dan keadaan unik pasien' (Straus S dkk,2011)

Istilah-istilah ini didefinisikan sebagai

1. Bukti klinis terbaik yang tersedia


Penelitian yang relevan secara klinis diambil dari studi dengan kemungkinan
bias yang paling kecil
2. Keahlian klinis individu
Penggunaan keterampilan klinis dan pengalaman masa lalu untuk
memungkinkan diagnosis yang akurat, pilihan perawatan yang paling tepat,
dan bentuk perawatan optimal.
3. Nilai dan harapan pasien
Kondisi klinis pasien, masalah individu, preferensi, dan harapan.
4. Bias
Penyimpangan pengukuran dari nilai sebenarnya yang mengarah ke estimasi
efek perawatan yang berlebihan atau kurang. Bias dapat berasal dari berbagai
sumber: alokasi pasien, pengukuran, interpretasi, publikasi, dan tinjauan data.
5.
C. Model Implementasi Evidence Based Practice

Teori model keputusan klinis berdasarkan bukti ilmiah menurut Haynes et al


yang mempengaruhi perawatan yang diberikan ada klien terdiri dari empat komponen
yaitu penguasaan klinis, pilihan pasien terhadap bentuk alternatif perawatan, hasil

8
penelitian klinis dan sumber yang tersedia. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa
pentingnya hasil penelitian atau intervensi yang berbasis bukti dalam pemberian
asuhan pada pasien.
Dalam memindahkan sebuah evidence ke dalam praktek yang berguna untuk
menaikkan mutu kesehatan dan kesejahteraan atau keselamatan pasien (pasien safety),
memerlukan berbagai prosedur sistematis dan model-model Evidence Based Practice
yang bisa membantu bidan maupun tenaga kesehatan yang lain dalam memperluas
rancangan pelayanan kesehatan melalui strategi yang terstruktur dan pasti. Beberapa
model evidence based mempunyai keunggulannya masing-masing sehingga setiap
institusi dapat memilih model yang sesuai dengan kondisi mereka.

Adapun beberapa model yang sering digunakan dalam mengimplementasikan


Evidence Based Practice adalah lowa model. Stetler model, ACE STAR model, John
Hopkins evidencebased practice model, rosswurm dan larrabee's model serta evidence
based practice model for stuff nurse. Sedangkan beberapa karakteristik tiap-tiap
model yang dapat dijadikan landasan dalam menerapkan Evidence Based Practice
yang sering digunakan yaitu IOWA model yang digunakan untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, digunakan dalam berbagai akademik dan setting klinis.
Ciri khas dari model IOWA adalah adanya konsep "triggers" dalam pelaksanan EBP.

Triggers merupakan sebuah masalah klinis maupun informasi yang berasal


dari luar organisasi. Ada 3 kunci dalam membuat sebuah keputusan antara lain adanya
penyebab mendasar timbulnya sebuah masalah atau pengetahuan terkait dengan
kebijakan-kebijakan institusi atau organisasi, penelitian yang cukup kuat. dan
pertimbangan mengenai kemungkinan diterapkannya perubahan ke dalam praktek
sehingga dalam model tidak semua jenis masalah dapat diangkat dan menjadi topik
prioritas organisasi.

Sedangkan John hopkin's model mempunyai 3 domain prioritas masalah yaitu


praktek, penelitian dan pendidikan. Dalam pelaksanaannya model ini terdapat
beberapa tahapan yaitu menyusun practice question yang menggunakan PICO
approach. menentukan evidence dengan penjelasan mengenai tiap level yang jelas dan
translation yang lebih sistematis dengan model lainnya serta memiliki lingkup yang
lebih luas, Sedangkan ACE star model merupakan model transformasi pengetahuan
berdasarkan research. Evidence non research tidak digunakan dalam model ini.
Untuk stetler's

9
model merupakan model yang tidak berorientasi pada perubahan formal tetapi pada
perubahan oleh individu tenaga kesehatan. Model ini menyusun masalah berdasarkan
data intemal (quality improvement dan operasional) dan data eksternal yang berasal
dari penelitian. Model ini menjadi panduan perseptor dalam mendidik bidan yang
baru. Dalam pelaksanaannya, untuk mahasiswa sarjana dan master sangat disarankan
menggunakan model jhon hopkin, sedangkan untuk mahasiswa undergraduate
disarankan menggunakan ACE star model dengan proses yang lebih sederhana dan
sama dengan proses kebidanan.

1. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk
meningkatkan penerapan Evidence based. 5 langkah dalam model settler :
Fase 1 : Persiapan
Fase 2 : Validasi
Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
Fase 4 : Translasi dan aplikasi
Fase 5 : Evaluasi
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN,
Model IOWA diawali dari pemicu/masalah. Pemicu/masalah ini sebagai focus
ataupun focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi, tim
segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders, klinisian, staf perawat, dan tenaga
kesehatan lain yang dirasakan penting untuk dilibatkan dalam EBP. Langkah
selanjutkan adalah mensistesis EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika
terdapat cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya perubahan kemudian
dilakukan evaluasi dan diikuti dengan diseminasi (Jones & Bartlett, 2004;
Bernadette Mazurek Melnyk, 2011).

3. Model konseptual Rosswurm & Larrabee


Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang
terdiri dari 6 langkah yaitu:
Tahap 1 : mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
Tahap 2: tentukkan evidence terbaik
Tahap 3 : kritikal analisis evidence

1
Tahap 4: design perubahan dalam praktek
Tahap 5: implementasi dan evaluasi
perunbahan
Tahap 6: integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek

Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based Nursing ke lahan


paktek harus memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan
kereliabilitasan metode yang digunakan, serta penggunaan nomenklatur yang standar.

1
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwasannya Dari kedua pengertian
EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based practice merupakan suatu strategi
untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru berdasarkan evidence atau bukti
yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan
skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu
berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang
bisa dijadikan prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan evidence based serta
mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting.

Dan dimana EBN ini mempunya Sejarah yaitu dimulai oleh Florence Nightingale
pada tahun 1800-an dan berkembang lagi di dalam komunitas medis, praktik berbasis
bukti terus berkembang seiring dengan disiplin keperawatan. Praktik berbasis bukti
merupakan dasar dari pendidikan keperawatan sarjana dan pascasarjana dan merupakan
cara bagi disiplin ilmu keperawatan untuk meminimalkan kesenjangan antara teori dan
praktik. (Bassendowski, 2017).
Dan EBN sendiri memiliki tiga model implementasi yaitu :
1. Model Settler
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
3. Model konseptual Rosswurm & Larrabee
3.2 SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca yaitu dapat mengetahui Pengertian EBN, Sejarah EBN,
dan juga model implimentasi EBN.

1
DAFTAR PUSTAKA

Bassendowski, S. (2017). The History of Evidence-Based Practice in Nursing Education and


Practice. Diakses dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28131148/ dan
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S875572231630028X?via%3Di
hub

St. Thomas University (STU). (2019). What You Need to Know About Evidence-Based
Practice in Nursing. Diakses dari
https://online-stu-edu.translate.goog/degrees/healthcare/rn-to- bsn/about-evidence-
based-practice-in- nursing/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc

Univercity of Maine Fort Kent (UMFK). (2020). What Is Evidence-Based Practoce in


Nursing. Diakses dari https://online.umfk.edu/nursing/rn-to-bsn/evidence-based-
practice- nursing/

Melnyk B. Fineout overholt E. 2005. Evidence-Based Practice in Nursing and Health Care: A
Guide to Best Practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Newhouse R. et al. 2005. "Evidance-Based Practice: A Practical Appoarch to


Implementation." J Nurs Adm. 35 (1): 35.

https://id.scribd.com/document/390110834/EBP-TUGAS-1 diakses pada 14 agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai