Oleh:
Putri Yanti Lubis
P07524517027
Disusun Oleh:
ABSTRAK
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikan Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Siswi
SMA Dharma Sakti Medan Tahun 2018”, sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan
Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,
yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes RI
Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, kemudian dilanjutkan oleh
Yusniar Siregar, SST M.Kes yang telah memberikan kesempatan menyusun
skripsi ini.
4. Elizawarda, SKM, M.Kes, selaku Dosen Ketua Penguji yang telah
memberikan kesempatan menyusun dan membimbing skripsi ini.
5. Yulina D H, Skep,Ners. M.Biomed, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
6. Arihta Sembiring, SST, M.Kes, selaku selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Noer Arifin Zega, selaku Kepala sekolah SMA Swasta Dharma Sakti Medan
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
pada Remaja Siswa SMA Swasta Dharma Sakti Medan
8. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Burhannuddin Lubis dan Ibunda
tercinta Tasniah Nasution, yang telah membesarkan, membimbing, dan
mengasuh saya dengan penuh cinta dan kasih sayang, yang selalu menjadi
inspirasi dan motivasi penulis dan juga telah memberikan dukungan moril dan
materil selama penulis menyelesaikan pendidikan.
9. Kakak tersayang Perwanti Lubis, Novi Yanti Lubis, Veti Vera Lubis dan Adik
Tersayang Rama Yanti Lubis yang telah memberikan dukungan, semangat
dan motivasi selama penulis menyelesaikan pendidikan.
10. Sahabat tersayang Utari Juliani, Ani Nurdiana, Widya Wulandari, Mawadah
Akhiriyah, Debi Aresti yang selalu ada saat suka dan duka serta selalu
memberikan dukungan.
11. Teman-teman D-IV Alih Jenjang Kebidanan angkatan 2017 Poltekkes
Kemenkes RI Medan dan satu bimbingan skripsi Syafira, Rina, Sarda serta
pihak terkait yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.
Medan 2018
Halaman
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 5
Tabel 2.1 Defenisi Operasional ....................................................................... 30
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden ..... 35
Tabel 4.1 Distribusi kejadian dismenore primer .............................................. 36
Tabel 5.1 Usia Menarche dengan Kejadian Dismenorea Primer .................... 37
Tabel 6.1 Lama Menstruasi dengan Kejadian Dismenorea Primer ................ 37
Tabel 7.1 Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Dismenorea Primer ........... 38
Tabel 8.1 Riwayat Keluarga dengan Kejadian Dismenorea Primer................ 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 28
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 29
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya yaitu
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada
remaja siswi SMA Dharma Sakti Medan.
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Dismenore Primer Pada Remaja Siswi SMA Dharma Sakti Medan.
D. Manfaat Penelitian
D.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan tambahan teori
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore
primer.
E. Keaslian Penelitian
Table 1.1 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu
A. Remaja
A.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja
disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap,
dan perubahan fisik (Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut
mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubuh,
minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa
remaja (Hurlock, 2011). Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai
dengan sosial budaya daerah setempat. WHO membagi kurun usia dalam
2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah
(Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa remaja dimulai dengan
masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa
remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
B. Dismenore
B.1 Pengertian Dismenore
Istilah dismenore (dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa yunani
kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau
arus. Secara singkat dismenore dapat didefinisikan sebagai aliran
menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri (Anurogo,
2011). Nyeri haid disebut juga dengan dismenore (sari, 2012). Menurut
Reeder (2013), dismenore yakni nyeri menstruasi yang dikarakteristikan
sebagai nyeri singkat sebelum atau selama menstruasi. Nyeri ini
berlangsung selama atau sampai beberapa hari selama menstruasi. Nyeri
haid atau dismenore merupakan keluhan ginekologis akibat
ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang paling sering terjadi pada
wanita (Prayitno, 2014).
Dari berbagai pendapat, dapat disimpulkan dismenore merupakan adanya
gangguan fisik pada wanita yang mengalami menstruasi, yang
dikarakteristikan dengan adanya nyeri pada saat menstruasi, dan nyeri
tersebut bisa terjadi sebelum atau selama menstruasi dalam waktu yang
singkat.
Menurut Icemi dan Wahyu (2013) ada dua tipe-tipe dari dysmenorrhea,
Yaitu:
a. Primary dysmenorrhea, adalah nyeri haid yang dijumpai pada alat-alat
genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah
menarche. Dismenore primer adalah suatu kondisi yang dihubungkan
dengan siklus ovulasi (Lowdermilk, perry dan cashion, 2011).
b. Secondary dysmenorrhea, adalah nyeri saat menstruasi yang
disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya
terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Dismenore
sekunder adalah nyeri menstruasi yang berkembang dari dismenore
primer yang terjadi sesudah usia 25 tahun dan penyebabnya karena
kelainan pelvis (Perry, Hockenberry, Lowdermilk dan Wilson, 2011).
B.3.4 Olahraga
Menurut Ehrenthal (2006) dengan berolah raga maka akan
menurunkan gejala dismenore primer (Sartika, 2011). Olahraga adalah
suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur dan
berkesinambungan yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang
dengan aturan-aturan tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani dan prestasi.
Olahraga adalah salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri. Pendapat bahwa berbagai tipe olahraga aktif
maupun pasif dapat meringankan nyeri pada dismenorea primer
bukanlah sesuatu yang baru. Terapi olahraga bermanfaat untuk
penatalaksanaan dismenorea primer melalui beberapa cara, seperti
menurunkan stres, mengurangi gejala menstrual melalui peningkatan
metabolisme lokal, peningkatan aliran darah lokal pada pelvis, dan
peningkatan produksi hormon endorfin.
Salah satu cara yang efektif untuk mencegah dismenorea adalah
dengan cara melakukan olahraga. Beberapa latihan fisik dapat
meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga
memperlancar peredaran darah. Olahraga merupakan salah satu
teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi dismenorea.
Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga tubuh akan menghasilkan
endorpin. Endorpin dihasilkan diotak dan susunan syaraf tulang
belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami,
sehingga menimbulkan rasa nyaman (Harry, 2007). Kejadian
dismenorea akan meningkat pada wanita yang kurang melakukan
olahraga, sehingga ketika wanita mengalami dismenorea, oksigen
tidak dapat disalurkan ke pembuluh-pembuluh darah organ reproduksi
yang saat itu terjadi vasokontriksi. Bila wanita teratur melakukan
olahraga, maka wanita tersebut dapat menyediakan oksigen hampir 2
kali lipat permenit sehingga oksigen tersampaikan ke pembuluh darah
yang mengalami vasokontriksi. Hal itu akan menyebabkan terjadinya
penurunan kejadian dismenorea dengan teratur berolahraga
(Tjokronegoro, 2005). Wanita yang melakukan olahraga secara teratur
setidaknya 30-60 menit setiap 3-5 kali per minggu dapat mencegah
terjadinya dismenorea. Setiap wanita dapat sekedar berjalan-jalan
santai, jogging ringan, berenang, senam maupun bersepeda sesuai
dengan kondisi masing-masing (Manuaba, 2010).
B.3.4.1 Jenis – jenis
Jenis-jenis olahraga yaitu:
1. Aerobik
Aerobik atau latihan kardiovaskular, mengacu pada latihan yang
melibatkan atau meningkatkan konsumsi oksigen oleh tubuh.
Aerobik berarti "dengan oksigen", dan mengacu pada penggunaan
oksigen dalam proses metabolism energi tubuh. Latihan aerobik
melibatkan kelompok otot besar dalam kegiatan dinamis yang
menghasilkan peningkatan substansial dalam denyut jantung dan
pengeluaran energi. Latihan aerobik yang memerlukan keterampilan
minimal dan dapat dengan mudah dimodifikasi untuk
mengakomodasi tingkat kebugaran fisik individu meliputi jalan
cepat, rekreasi bersepeda, berenang, dan menari lambat. Latihan
aerobik yang biasanya dilakukan pada intensitas yang lebih tinggi
dan oleh karena itu, direkomendasikan untuk orang-orang yang
berolahraga secara teratur termasuk jogging, berjalan, aerobik,
latihan melangkah, dan menari cepat. Banyak jenis olahraga
termasuk dalam kategori aerobik, dan menurut definisi dilakukan
pada tingkat intensitas moderat untuk waktu yang lama. Intensitas
ini dapat bervariasi dari 50-80% dari detak jantung maksimum.
Berjalan jarak jauh pada kecepatan yang moderat adalah latihan
aerobik, tetapi berlari tidak. Bermain tenis dengan gerakan terus
menerus umumnya dianggap aktivitas aerobik, sedangkan tenis
ganda dengan aktivitas yang lebih sering diselingi istirahat tidak
didominasi aerobik.
2. Anaerobik Latihan anaerobik adalah jenis olahraga yang
meningkatkan kekuatan dan membangun massa otot. Otot yang
terlatih dalam kondisi anaerob ialah, otot yang mengarah ke kinerja
yang lebih besar dalam waktu singkat, kegiatan intensitas tinggi.
Latihan anaerobik dilakukan pada intensitas yang sangat tinggi
sehingga sebagian besar energi disediakan oleh glikolisis dan
cadangan phosphocreatine. Bentuk yang paling umum dari latihan
anaerobik adalah latihan kekuatan. Latihan kekuatan adalah
penggunaan resistensi kontraksi otot untuk membangun kekuatan,
daya tahan anaerobik dan ukuran otot rangka. Ada banyak metode
yang berbeda dari latihan kekuatan, yang paling umum adalah
latihan berat dan latihan resistensi. Ketika dilakukan dengan benar,
latihan kekuatan dapat memberikan manfaat yang signifikan
termasuk peningkatan tulang, otot, tendon dan kekuatan ligamen,
ketangguhan dan daya tahan, meningkatkan fungsi sendi,
mengurangi potensi cedera akibat otot yang lemah, dan
meningkatkan fungsi jantung. Hal ini juga dapat membantu
mempertahankan massa tubuh ramping (penting bagi individu
berusaha menurunkan berat badan), mengurangi resiko
osteoporosis, mengembangkan koordinasi dan keseimbangan.
B.6.2 Gejala
Gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenorenya yaitu :
a. Dismenore primer
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual,
muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-
kadangdapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas
dan gelisah, hingga jatuh pingsan (Nurogo, 2011). Nyeri dimulai
beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan menstruasi
dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang berlokasi di
area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan
sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi
mulas yang menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis,
Beberapa wanita mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih,
pusing, pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi selama menstruasi
(Reeder,2013). Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau gejala
dismenore primer, yaitu : Nyeri berupa keram dan tegang pada perut
bagian bawah, pegal pada mulut vagina, nyeri pinggang, pegal-pegal
pada paha, pada beberapa orang dapat disertai mual, muntah, nyeri
kepala dan diare.
b. Dismenore Sekunder
Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada dismenore sekunder
yang terbatas pada onset haid. Dismenoreterjadi selama siklus
pertama atau kedua setelah haid pertama, dismenore dimulai setelah
usia 25 tahun. Sedangkan menurut sari (2012) ciri-ciri atau gejala
dismenore sekunder, yaitu : darah keluar dalam jumlah banyak dan
kadang tidak beraturan, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut
bagian bawah yang muncul diluar waktu haid, nyeri tekan pada
panggul, ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina, teraba
adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.
B.6.3 Pencegahan
Pencegahan dismenore menurut Anurogo (2011) yaitu : menghindari
stres, miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai,
memenuhi standar 2 sehat 5 sempurna, hindari makanan yang cenderung
asam dan pedas saat menjelang haid, istirahat yang cukup, menjaga
kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak menguras energi yang
berlebihan, tidur yang cukup sesuai standar keperluan masing-masing 6-8
jam dalam sehari, lakukan olahraga ringan secara teratur.
B.6.4 Penatalaksanaan
Pengobatan seperti Pengobatan herbal, Penggunaan suplemen,
Perawatan medis, Relaksasi, Hipnoterapi.
Menurut Reeder (2013) penatalaksanaan pada dismenore yaitu :
a. Dismenore pimer
Penatalaksanaan medis pada dismenorea primer terdiri atas pemberian
kontrasepsi oral dan NSAIDs. Pada kontrasepsi oral bekerja dengan
mengurangi volume darah menstruasi dengan menekan endometrium dan
ovulasi, sehingga kadar prostaglandin menjadi rendah. Golongan obat
NSAID yang diberikan pada pasien dismenorea primer yaitu ibuprofen,
naproksen dan asam mefenamat. Medikasi diberikan setelah nyeri
dirasakan, dan dilanjutkan selam 2 sampai 3 hari pertama pada saat
menstruasi.
b. Dismenore sekunder
Penatalaksanaan atau terapi fisik untuk dismenorea sekunder bergantung
dengan penyebabnya. Pemberian terapi NSAIDs, karena nyeri yang
disebabkan oleh peningkatan prostaglandin. Antibiotik dapat diberikan
ketika ada infeksi dan pembedahan dapat dilakukan jika terdapat
abnormalitas anatomi dan struktural.
B.6.5 Patofisiologi
Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya (terutama PGF2a)
dari endometrium selama menstruasi menyebabkan kontraksi uterus yang
tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga menimbulkan nyeri. Selama
periode menstruasi, wanita yang mempunyai riwayat dismenorea
mempunyai tekanan intrauteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar
prostaglandin dua kali lebih banyak dalam darah (menstruasi)
dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami nyeri. Uterus lebih
sering berkontraksi dan tidak terkoordinasi atau tidak teratur. Akibat
peningkatan aktivitas uterus yang abnormal tersebut, aliran darah menjadi
berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang
menyebabkan timbulnya nyeri. Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh
prostaglandin (PGE2) dan hormaon lainyang membuat saraf sensori nyeri
diuterus menjadi hipersensitif terhadap kerja bradikinin serta stimulus
nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder,2013).
Kadar vasopresin mengalami peningkatan selama menstruasi pada
wanita yang mengalami dismenore primer. Apabila disertai dengan
peningkatan kadar oksitosin, kadar vasopresin yang lebih tinggi
menyebabkan ketidakteraturan kontraksi uterus yang mengakibatkan
adanya hipoksia dan iskemia uterus. Pada wanita yang mengalami
dismenore primer tanpa disertai peningkatan prostaglandin akan terjadi
peningkatan aktivitas alur 5-lipoksigenase. Hal seperti ini menyebabkan
peningkatan sintesis leukotrien, vasokonstriktor sangat kuat yang
menginduksi kontraksi otot uterus (Reeder, 2013).
C. Kerangka teori
Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya, maka kerangka
teoritis dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Pembagian Menarche:
1. Pubertas Prekoks
Usia Menarche
2. Menarche Normal
3. Menarche Tarda
1. Ketidakseimbangan
hormon
Lama 2. Pengobatan
Karakteristik :
Menstruasi
3. Perubahan berat badan
4. Stres Berat
5. Pengaruh Lingkungan
Riwayat Keluarga
Jenis-jenis
Olahraga 1. Aerobik
2. Anaerobik
3) Nyeri pinggang
Usia Menarche
Dismenore Primer
Lama Menstruasi
Riwayat Keluarga
Olahraga
E. Defenisi Operasional
Definisi operasional bertujuan mengoperasionalkan variabel-variabel. Maka
defenisi operasional penelitian ini adalah :
Tabel 2.1 Defenisi Operasional
F. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan faktor usia menarche, lama menstruasi riwayat keluarga dan
olahraga dengan dismenore primer pada remaja siswi SMA di sekolah
Dharma Sakti Medan Tahun 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
C.2 Sampel
Pada penelitian ini menggunakan metode total sampling. Dimana seluruh
populasi dijadikan sampel sebanyak 42 siswi.
F. Prosedur Penelitian
1. Peneliti mengajukan surat permohonan melakukan penelitian kepada
Program Studi diploma IV Kebidanan Poltekkes Medan.
2. Peneliti memberikan Surat Pengantar Penelitian kepada Kepala Sekolah
SMA Swasta Dharma Sakti Medan.
3. Peneliti menentukan responden yang akan dijadikan sampel penelitian
dengan cara berdasarkan sampel yang coc ok sebagai sumber data,
kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian kepada
responden dengan memberikan Surat Pengantar Penelitian.
4. Setelah responden setuju untuk dijadikan responden dalam penelitian,
maka responden disarankan untuk mengisi lembar persetujuan antara
peneliti dan responden (Informed Consent).
5. Peneliti memberikan pertanyaan kepada responden sesuai dengan
kuesioner penelitian.
6. Lembar kuesioner yang telah diisi dilanjutkan dengan pengolahan data.
H. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari komisi etik
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Pada saat pengambilan data penelitian,
responden terlebih dahulu diberi informasi tentang kegiatan penelitian dan
kemudian diminta kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden dalam penelitian ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian faktor yang
berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada remaja siswi SMA di
sekolah Dharma Sakti Medan. Pengumpulan data di laksanakan pada bulan April
2018. Hasil penelitian ini berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada
remaja siswi SMA di Dharma Sakti Medan.
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Di SMA Dharma
Sakti Medan Tahun 2018 (n=42)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia menarche
<12 tahun 30 71,4
≥12 tahun 12 28,6
Lama menstruasi
>7 hari 28 66,7
≤7 hari 14 33,3
Riwayat Keluarga
Ada 40 95,2
Tidak Ada 2 8,4
Olahraga
Sering 32 76,2
Jarang 10 23,8
Jumlah 42 100,0
Tabel 4.1
Distribusi kejadian dismenore primer di SMA Dharma Sakti Medan
Kejadian Dismenore Frekuensi Proporsi (%)
Primer
F % F % F %
Usia Menarche
(Tahun)
<12 26 86,7 4 13,3 30 100,0
≥12 9 75,0 3 25,0 12 100,0 0,005 1,2
Total 35 83,3 7 16,7 42 100,0
Tabel 6.1
Lama Menstruasi dengan Kejadian Dismenorea Primer pada Remaja Siswi SMA
Dharma Sakti Medan Tahun 2018 (n=42)
Kejadian Dismenore
Faktor-faktor
Dismenore primer Ya Tidak Jumlah
p RP
F % F % F %
Lama Menstruasi
(Hari)
≤7 12 85,7 2 14,3 14 100,0 0,031 1,1
>7 23 82,1 5 17,9 28 100,0
Total 35 83,3 7 16,7 42 100,0
Tabel 7.1
Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Dismenorea Primer pada Remaja Siswi SMA
Dharma Sakti Medan Tahun 2018 (n=42)
Kejadian Dismenore
Faktor Dismenore
primer Ya Tidak Jumlah p RP
F % F % F %
Kebiasaan
Olahraga
Sering 28 87,5 4 12,5 32 100,0 0,001 1,25
Jarang 7 70,0 3 30,0 10 100,0
Total 35 83,3 7 16,7 42 100,0
F % F % F %
Riwayat Keluarga
Ada 33 82,5 7 17,5 40 100,0 0,000 1,2
Tidak Ada 2 100,0 0 0 2 100,0
Total 35 83,3 7 16,7 42 100,0
A.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat maka dapat disimpulkan
dalam pembahasan sebagai berikut:
A.3.1 Kejadian Dismenore primer pada siswi SMA Dharma Sakti Medan
Siswi SMA Dharma Sakti Medan mengalami kejadian Dismenore primer
sebanyak 35 responden (83,3%). Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu usia
menarche, lama menstruasi ,riwayat keluarga yang dimiliki responden siswi SMA
Dharma Sakti Medan.
Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan
pada alat –alat genital yang nyata (Manuaba, 2010). Gejala dismenore yang
biasa terjadi adalah nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang terjadi selama
menstruasi (William, 2005).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sirait tahun 2014 pada SMA Negeri
2 Medan, dengan menggunakan desain cross sectional bahwa responden
mengalami dismenorea primer yaitu 81,3% siswi.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
dismenore primer di SMA Dharma Sakti Medan Tahun 2018 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Distribusi dismenorea pada remaja siswi SMA Dharma Sakti Medan
adalah 83,3 %.
2. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur menarche dengan
kejadian dismenorea primer.
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan
kejadian dismenorea primer.
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga dengan
kejadian dismenorea primer.
5. Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan
kejadian dismenore primer.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini, berdasarkan hasil penelitian yaitu:
1. Disarankan kepada siswi SMA Dharma Sakti Medan untuk melakukan
olahraga yang rutin minimal 3 kali seminggu seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan olahraga lainnya untuk meningkatkan hormon
endorphin yang dapat membuat merasa nyaman dan dapat mengurangi
kadar stress serta secara tak langsung mengurangi rasa nyeri ketika
menstruasi.
2. Disarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan instansi
kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada siswi SMA Dharma
Sakti Medan mengenai reproduksi wanita khususnya dismenorea.
3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya masih perlu di lakukan penelitian
lanjutan dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang berhubungan
terhadap kejadian dismenore primer.
DAFTAR PUSTAKA
Afroh, F., Mohamad Judha, Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan. Yogyakerta: Nuha Medika.
Ehrenthal, dkk. 2006. Menstrual disorder. USA: ACP Press, halaman 12.
French, Linda. 2005. Dysmenorrhea. American Family Psysician. Vol 71, No. 2,
Januari 2005.
Harry (2007). Mekanisme Endorphin Dalam Tubuh. Diperoleh 20 Mei 2018 dari
http://klikharry.files.wordpress.com
Hasanah, O. (2010). Efektivitas Terapi Akupresure Terhadap Dismenore Pada
Remaja di SMPN 5 Dan SMPN 13 Pekanbaru. FIK UI.
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/7455/Artikel
%20Oswati.pdf?sequence=. Diunduh 24 Maret 2018
Hincliff, Sue. 2003. Buku Saku Kamus Keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran
EGC.
Nanang, Wiryawan, Tita, Hartanto, Tono, & Mulyanusa. 2011. Kupas Tuntas
Kelainan Haid. Jakarta: Sagung Seto.
Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson. 2011. Maternal Child Nursing Care.
Universitas Michigan: Mosby.
Sari Priyanti, & Anggraeni Devi Mustikasari. 2012. Hubungan Tingkat Stres
terhadap Dismenore pada Remaja Putri di Madrasah Aliyah Mamba’ulum
Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto.
http://ejurnalp2m.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/HM/article/viewFile/1
3/146.sari. Diunduh 02 April 2018.
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun Di
Indonesia. Depok: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Silvana, P.D. 2012. Hubungan antara karakteristik individu, aktivitas fisik, dan
konsumsi produk sisi dengan dysmenorrhea primer pada mahasiswi FIK
dan FKM UI depok tahun 2012. (Skripsi). Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
No Responden :
Nama :
Umur :
Kelas :
POLA MENSTRUASI
1. Padaumurberapaandamengalamimenstruasipertama : .....tahun
2. Berapalamakahbiasanyaandamenstruasi : ........... hari
3. ApakahAndapernahmengalaminyerimenstruasi :
a. Ya b. Tidak
4. Berapa lama biasanyaandamengalaminyerisaatmenstruasi:.......hari
(Jikayajawabpertanyaan 5-11 )
5. Jikaya, nyerimenstruasitersebutmunculketika :
a. Sebelum (menjelang) menstruasi
b. Selamamenstruasi
c. Sebelum (menjelang) danselamamenstruasi
10. ApakahAndamerasakanmualataumuntahsaatmenstruasi :
a. Ya
b. Tidak
12. Apakahnyerimenstruasimenggangguaktifitasanda:
a. Ya
b. Tidak
13. Apakahandamemilikiriwayatsakitpenyertapadabagiankandungan? (seperti
endometriosis, retroversi uterus, adenomiosisdll)
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tau (tidakpernahperiksa)
JikaJawaban “Ya”
sebutkan.......................................................................................
RIWAYAT KELUARGA
Statistics
N Valid 42 42 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KELAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
usia_menarche *
42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
menstruasi
usia_menarche * menstruasiCrosstabulation
Menstruasi
tidakdisme
dismenore nore Total
≥12 Count 9 3 12
Total Count 35 7 42
usia_menarche * menstruasiCrosstabulation
Menstruasi
tidakdisme
dismenore nore Total
≥12 Count 9 3 12
Total Count 35 7 42
Chi-Square Tests
a
Pearson Chi-Square .840 1 .005
b
Continuity Correction .210 1 .001
N of Valid Casesb 42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
N of Valid Cases 42
Crosstabs
Cases
lama_menstruasi *
42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
menstruasi
lama_menstruasi * menstruasiCrosstabulation
Menstruasi
Tidak
Disminore disminore Total
lama_menstruasi ≤7 Count 12 2 14
>7 Count 23 5 28
Total Count
35 7
42
Chi-Square Tests
a
Pearson Chi-Square .086 1 .031
.084 1 .031
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Casesb 42
a.0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.33.
Risk Estimate
N of Valid Cases 42
Crosstabs
Cases
riwayat_keluarga *
42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
menstruasi
riwayat_keluarga * menstruasiCrosstabulation
Menstruasi
tidakdismin
disminore ore Total
tidakada Count 2 0 2
Total Count 35 7 42
Chi-Square Tests
a
Pearson Chi-Square .420 1 .001
N of Valid Casesb 42
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .33.
N of Valid Cases 42
CROSSTABS
/TABLES=olahraga BY menstruasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW
Crosstabs
Cases
Menstruasi
tidakdisme
dismenore nore Total
Jarang Count 7 3 10
Total Count 35 7 42
Chi-Square Tests
a
Pearson Chi-Square 1.680 1 .001
N of Valid Casesb 42
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.67.
N of Valid Cases 42