Anda di halaman 1dari 17

P R S E N TA S I J U R N A L

DANIA AZKA AMALINA


2210306137

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Indentifikasi jurnal : Chest Mobility Exercise with Staked
Breathing Versus Chest Mobility Exercises with Incentive
Spirometery On Chest Expansion with Pleural Effusion
Patient: A Comparative Study

Negara : India

Penulis : Minhaj Tahir, Tahzeeb Fatima, Devendra Trivedi,


Manjit Kumar.

Penerbit : International Journal of Physiotherapy and


Research

Tahun terbit : Agustus 2021

2
INTRODUCTION
Efusi pleura adalah akumulasi cairan di antara pleura parietal dan
visceral, yang disebut rongga pleura. Hal tersebut dapat terjadi dengan
sendirinya atau akibat dari penyakit parenkim di sekitarnya seperti
infeksi, keganasan, atau kondisi inflamasi. Efusi pleura adalah salah
satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas paru (Kurki, 2019).
Efusi pleura memiliki diagnosis banding yang luas. Penyebab paling
umum adalah gagal jantung kongestif, kanker, pneumonia, dan emboli
paru.

3 Berdasarkan data pendataan dari Amerika Serikat, sekitar 400.000


hingga 500.000 orang per tahun di Jerman menderita efusi pleura
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pebandingan antara Staked
Breathing dan Incentive Spirometery dalam Chest Mobility Exercises pada
subjek dengan efusi pleura.

4
GAP OF KNOWLODGE
Efusi pleura di negara India sering terjadi. Sekitar 5% penyebabnya adalah
tuberculosis di pasien. Literatur tentang Chest Mobility Exercise dengan Staked
Breathing dan Incentive Spirometery pada efusi pleura. Perlu diketahui
pendekatan mana yang terbaik untuk diterapkan.

5
METODE
Menggunakan teknik convenience sampling untuk mengambil pasien.
Ditemukan 20 pasien (dibagi 2 kelompok dengan 10 pasien setiap
kelompok) dengan efusi pleura baik laki-laki maupun perempuan yang
berusia 20 sampai 50 tahun. Kelompok A diberikan chest mobility exercises
dan intensive spirometery dan kelompok B mendapatkan chest mobility
exercises and stacked breathing. Kedua kelompok diberikan intervensi 3
kali per hari, 8 sampai 10 kali per sesi selama satu minggu.

6
INTERVENSI
K EL O MPO K B K E LO M PO K A

Pasien diberikan Breath Stacking Pasien diberikan Intensive spirometry


Pasien di minta untuk duduk tegak Pasien di minta untuk menarik napas
dengan Tarik nafas dalam jangan sekuatnya dengan bibir terkatup
sampai di keluarkan. Tarik nafas rapat-rapat mengelilingi mouthpiece
dalam dalam lagi. Lalu ambil nafas dan ditahan selama 3–5 detik, (sesuai
lagi dan ulangi sekirar 2 sampai 4 kali toleransi penderita). Usahakan bola di
tanpa menghembuskan nafas. Tahan dalam clear chamber spirometry
nafas selama 2 sampai 3 detik lalu bergerak setinggi-tingginya semampu
keluarkan melalui mulut. Jika secret penderita. Saat bola berada di puncak
mucul maka dapat dikutkan batuk. chamber pasien diminta untuk
menahan napasnya. Setelah itu
lakukan ekspirasi secara perlahan,
7
bola akan turun secara spontan dalam
chamber. Lepaskan mouthpiece dari
mulut.
VARIABEL PENGUKUR
• Pita Inci (Midline)
• Untuk mengukur ekspansi/perkembangan dada
• -Pita inci ditempatkan disekitar dada dan kemudian instruksikan pasien untuk
menarik nafas sedalam mungkin sambil membiarkan pita pengukur dilepas
dan kemudian instruksikan pasien untuk menghembuskan nafas sejauh
mungkin dimana pita ukur kita tarik kencang. Lalu kedua pengukuran tersebut
dicatat.
• Normal nya pada dewasa : 4-6 cm

8
HASIL
Tabel 1 menunjukkan data rata-rata usia,
jenis kelamin dan sisi efusi pleura pasien di
kelompok A dan B tidak signifikan.

Tabel 2 menunjukkan rata-rata ekspasi dada


zona atas, tengah dan bawah pada pasien di
kelompok A dan B tidak signifikan.
• Tabel 3 menunjukkan hasil perbedaan
pre dan post di grup A pada variable
zona upper, middle dan lower.

• Tabel 4 menunjukkan perbedaan pre dan


post pada grup B pada variable zona
upper, middle dan lower.
Tabel 5 menunjukkan perbandingan antar
kelompok A dan B. Rata-rata ekspansi dada pada
zona upper adalah tidak signifikan (p>0,056),
rata-rata ekspansi dada pada zona middle adalah
tidak signifikan (p>0,020), sedangkan rata-rata
ekspansi dada pada zona lower menunjukkan
hasil yang signifikan (p<0,080).
DISKUSI
Grup A menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam
ekspansi dada di zona lower sedangakan grup B menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan pada ekspansi dada di zona
upper dan middle. Chest mobility exercises dapat meningkatkan
ekspansi dada.
KESIMPULAN
• Hasil penelitian menunjukan bahwa Incentive Spirometery dan Staked
Breathing, keduanya sama efektifnya dalam meningkatkan ekspansi dada
pada subjek dengan efusi pleura.

13
CRITICAL APPRAISAL

K EK U RA N G A N K E LE BI H A N

Tidak menjelaskan kriteria inklusi dan eksklusi Jurnal merupakan jurnal terkini
Tidak menjelaskan secara rinci di bagian hasil Jumlah subjek penelitian sudah dibagi rata
Tidak mencantukan prosedur intervensi dengan
jelas

14
REKOMENDASI

Fisioterapis dapat mengimplementasikan chest


mobility exercises dengan intensive spirometery
untuk meningkatkan ekspansi dada di zona lower
sedangkan chest mobility exercise dengan stacked
breathing untuk meningkatkan ekspansi dada di
zona upper dan middle.

15
DAFTAR PUSTAKA
• Jany, B., & Welte, T. (2019). Pleural Effusion in Adults-Etiology, Diagnosis, and
Treatment. Deutsches Arzteblatt international, 116(21), 377–386.
https://doi.org/10.3238/arztebl.2019.0377
• Karki A, Riley L, Mehta HJ, Ataya A. Abdominal etiologies of pleural effusion. Dis
Mon. 2019 Apr;65(4):95-103.
• Krishna, R., & Rudrappa, M. (2022). Pleural Effusion. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing.
• Fernandes, D. D. L., Righi, N. C., Rubin Neto, L. J., Bellé, J. M., Pippi, C. M., Ribas,
C. Z. D. M., Nichele, L. F. I., Signori, L. U., & Silva, A. M. V. D. (2022). Effects of
the breath stacking technique after upper abdominal surgery: a randomized clinical
trial. Jornal brasileiro de pneumologia : publicacao oficial da Sociedade Brasileira
de Pneumologia e Tisilogia, 48(1), e20210280.
https://doi.org/10.36416/1806-3756/e20210280
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai