Anda di halaman 1dari 20

BUKU PANDUAN

SKILL LABORATORIUM

KETERAMPILAN FISIOTERAPI DADA

DISUSUN OLEH
AAN DWI SENTANA SKep.Ns.,M.Kep

POLTEKKES KEMENKES MATARAM


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV
KEPERAWATAN MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
buku ini telah selesai disusun. BUKU PANDUAN SKILL LABORATORIUM
KETERAMPILAN FISIOTERAPI DADA. Buku pedoman ini disusun agar dapat membantu
para mahasiswa dalam mempelajari keterampilan fisioterapi dada.

Penulis pun menyadari jika didalam penyusunan buku ini mempunyai kekurangan,
namun penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku ini tetap akan
memberikan sebuah manfaat bagi pembaca.

Akhir kata untuk penyempurnaan buku ini, maka kritik dan saran dari pembaca
sangatlah berguna untuk penulis kedepannya.

Mataram Maret 2021

Penulis
KETERAMPILAN FISIOTERAPI DADA.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan tindakan
fisioterapi dada.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mampu menyebutkan alat dan bahan persiapan Fisioterapi Dada
2. Mampu melakukan tindakan aseptik anti septik
3. Mampu melakukan fisioterapi dada

Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab
5. Evaluasi melalui check list
DASAR TEORI :

Definisi
Metode yang memfasilitasi fungsi pernapasan dengan mengeluarkan secret yang
lengket, kental dari system pernapasan dengan menggunakan teknik perkusi,
vibrasi, dan drainase postural.
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada
ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru
obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler
dan penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan
pasien yang mendapat ventilasi mekanik.
Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas
perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas dalam, dan batuk
yang efektif. (Brunner & Suddarth, 2002). Tujuan: untuk membuang sekresi
bronkial, memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan.
Tujuan
Tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru adalah :
1. Melepaskan secret kental dari dinding bronkus pada keadaan-keadaan seperti
bronkiektasis dan bronchitis kronis.
2. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernapasan.
3. Untuk mencegah penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran
secret.
4. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru.
5. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang
cukup.
6. Mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan.
Indikasi dan kontra indikasi :
Indikasi :
1. Pasien yang menghasilkan banyak sputum.
2. Pasien dengan risiko atelektasis.
Kontra indikasi :
1. Abses paru tanpa drainase
2. Tumor paru.
3. Pneumotoraks.
4. Penyakit dinding dada.
5. Perdarahan paru/hemoptysis.
6. Kondisi dimana dada sangat nyeri, seperti pada efusu pleura.
7. Tuberkulosis.
8. Osteoporosis.
9. Tekanan intracranial yang meningkat.
10.Cedera medulla spinalis.

Konsep Fisiologis Fisioterapi Dada

1. Clapping/ Perkusi Dada

Perkusi atau disebut clapping adalah tepukan atau pukulan ringan pada dinding
dada klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk,
tepukan tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas menuju ke bawah.
Selalu perhatikan ekspresi wajah klien untuk mengkaji kemungkinan nyeri.

Gambar Perkusi menggunakan telungkup Tangan

Tepuk dinding dada dengan tangan tertangkup selama 1 sampai 2 menit pada
setiap area paru. Perkusi dari
a. Iga bawah sampai ke bahu belakang
b. Iga bawah sampai dada atas depan
Hindari menepuk tulang belakang, hati, ginjal, limpa, payudara, klavikula atau
sternum
Tujuan untuk menolong pasien mendorong / menggerakkan sekresi didalam
paru-paru yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat, dilaksanakan
dengan menepuk tangan dalam posisi telungkup. Perkusi dilakukan pada
dinding dada dengan tujuan melepaskan atau melonggarkan secret yang
tertahan.

2. Vibrasi
Vibrasi adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh tangan yang
diletakan secara datar pada dinding dada klien selama fase ekshalasi
pernapasan.Vibrasi dilakukan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi
udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan mucus kental yang melekat pada
bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi dilakukan secara bergantian.
Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan nafas. Pasien
disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada
puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan
dengan cara meletakkan tangan bertumpang tindih pada dada kemudian
dengan dorongan bergetar. Kontra indikasinya adalah patah tulang dan
hemoptisis.
Posisi tangan untuk Vibrasi

Letakkan tangan, dengan telapak tangan pada area dada yang akan didrainase
dengan satu tangan berada di atas tangan yang lainnya dan jari-jari dirapatkan
atau letakkan tangan saling bersebelahan

3. Postural Drainase
Drainase postural adalah pembersihan secret dengan gaya gravitasi dari
bagian bronkus tertentu dengan menggunakan satu atau lebih dari sepuluh
posisi yang berbeda.
Setiap posisi mengalirkan secret dari bagian tertentu cabang-cabang
trakeobronkial, baik itu dari bagian atas, tengah, atau bawah paru-paru ke
dalam trakea. Batuk atau penyedotan kemudian dapat mengeluarkan secret
dari trakea.
Area yang dipilih untuk didrainase berdasarkan pada:
1. Pengetahuan akan kondisi pasien dan proses penyakitnya.
2. Pemeriksaan fisik dada.
3. Hasil pemeriksaan rontgen dada.

Tujuan postural drainase adalah melepaskan secret kental dari dinding


bronkus pada keadaan-keadaan seperti bronkiektasis dan bronchitis kronis.
Dilakukan sebelum makan (untuk mencegah mual, muntah dan aspirasi ) dan
menjelang/sebelum tidur.

Anatomi Paru-Paru
Sebelum melakukan postural drainage, terlebih dahulu harus memahami
pembagian paru-paru. Adapun pembagian paru paru kanan dibagi menjadi 3
lobus : lobus superior, Lobus Medial dan lobus inferior sedangkan paru-paru
kiri di bagi menjadi 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap
lobus dibagi lagi menjadi beberapa segmen.
Paru-paru kanan di bagi menjadi beberapa segmen
1. Segemen Lobus Superior terdiri dari :
a. Segmen apical
b. Segmen anterior
c. Segmen posterior
2. Lobus Medius terdiri dari :
a. Segmen lateral
b. Segemen medial
3. Lobus inferior terdiri dari :
a. Segmen superior
b. Segmen medio basal
c. Segmen antero basal
d. Segmen latero basal
e. Segmen postero basal
Paru-paru kiri dibagi menjadi beberapa segmen
1. Segemen Lobus Superior terdiri dari :
a. Segmen apico posterior
b. Segmen anterior
2. Lobus lingula terdiri dari :
a. Segmen superior
b. Segmen inferior
3. Lobus inferior terdiri dari :
a. Segmen superior
b. Segmen medio basal
c. Segmen antero basal
d. Segmen latero basal
e. Segmen postero basal
Gambar segmen paru

Beberapa posisi Postural drainage


1. UPER LOBUS POSTERIOR SEGEMENT
Untuk mengalirkan lendir dari segmen apikal lobus atas, pasien duduk di
posisi yang nyaman di tempat tidur atau permukaan datar dan bersandar
pada bantal
.

Gambar posisi upper Lobus apical segmen


2. UPER LOBUS POSTERIOR SEGEMENT
Pasien duduk nyaman di kursi atau sisi tempat tidur dan membungkuk,
lengan menjuntai, dialasi bantal. Perkusi dan vibrasi dengan kedua
tangan di punggung atas di kedua sisi kanan dan kiri.

Gambar posisi upper Lobus posterior segmen

3. UPER LOBUS ANTERIOR SEGMENT


Pasien berbaring datar di tempat tidur dengan menggunakan bantal
untuk kenyamanan di bawah kepala dan kaki. Perkusi dan vibrasi sisi
kanan dan kiri bagian depan dada, antara the collar bone and nipple.

Gambar posisi upper Lobus anterior segmen

4. LINGULA SEGMENT
Pasien berbaring dengan kepala lebih rendah daripada kaki. Pasien
miring ke sisi kanan , pinggul dan kaki di atas bantal. Tubuh miring
sekitar seperempat putaran-ke arah belakang. Sebuah bantal
ditempatkan di belakang pasien dan kaki sedikit ditekuk dengan yang
lain bantal di antara lutut.  Perkusi dan vibrasi di luar daerah nipple.
GGambar posisi upper Lobus anterior segmen

5. MIDLE LOBUS
Kepala pasien lebih rendah daripada kaki , miring ke sisi kiri dengan
lengan kanan ditekuk. Sebuah bantal dapat ditempatkan di belakang
pasien dan di antara kedua kaki sedikit ditekuk.  Perkusi dan vibrasi
sedikit di luar area nipple
Gambar posisi middle lobus segmen

6. LOWER LOBUS ANTERIOR BASAL SEGMENT


Pasien tidur miring kesisi kanan dengan kepala menghadap kaki
tempat tidur dan bantal di belakang punggungnya. Pinggul dan kaki
harus ditingkatkan setinggi mungkin di bantal.Lutut harus sedikit
menekuk dan bantal harus ditempatkan di antaranya untuk
kenyamanan. Perkusi dan vibrasi di atas tulang rusuk yang lebih
rendah di sisi kiri, seperti yang ditunjukkan di bagian yang diarsir dari
diagram. Ini kemudian harus diulang pada sisi yang berlawanan,
dengan perkusi dan getaran melalui tulang rusuk yang lebih rendah di
sisi kanan dada.
Gambar posisi lower lobus anterior basal segmen

7. LOWER LOBUS POSTERIOR BASAL SEGMENT


Para pasien telungkup, dengan pinggul dan kaki ditinggikan dengan
bantal. Perkusi dan vibrasi pada bagian bawah belakang, atas sisi kiri
dan kanan tulang belakang, hati-hati untuk menghindari tulang
belakang dan tulang rusuk yang lebih rendah.

Gambar posisi lower lobus posterior basal segmen


8. LOWER LOBUS LATERAL BASAL SEGMENT
Pasien miring sisi kanan, dengan pinggul dan kaki ditinggikan pada
bantal. Kaki difleksikan dan diberikan bantal untuk dukungan dan
kenyamanan. Perkusi dan vibrasi bagian paling atas dari bagian bawah
tulang rusuk kiri, seperti yang ditunjukkan di daerah yang diarsir. Ini
kemudian harus diulang pada sisi yang berlawanan, dengan perkusi
dan getaran atas bagian paling atas sisi kanan bawah tulang rusuk.

Gambar posisi lower lobus lateralr basal segmen

9. LOWER LOBUS SUPERIOR SEGMENT


Untuk posisi ini, pasien berbaring tengkurap di tempat tidur datar atau
meja. Dua bantal harus ditempatkan di bawah pinggul. Perkusi dan
vibrasi bagian bawah tulang belikat, di kedua sisi kanan dan kiri tulang
belakang, menghindari perkusi langsung atau getaran melalui tulang
belakang itu sendiri.

Gambar posisi lower lobus superior segmen


ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN :

Persiapan alat dan bahan :


1. Bantal.3 buah
2. Pot sputum dengan desinfektan.
3. Kertas tissue.
4. Ranjang yang dapat disetel.
5. Nampan ginjal.
6. Stetoskop.
7. Handuk kecil
PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN FISIOTERAPI DADA

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai dengan urutannya
2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya tapi tidak efisien
3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya dan efisien

N LANGKAH KLINIK NILAI


O
Tahap pre interaksi :

1. Cuci tangan

2. Pakai sarung tangan bersih


3. Siapkan alat

Tahap orientasi :
1. Perkenalkan diri kepada pasien
2. Tanyakan identitas pasien
3. Berikan penjelasan prosedurnya pada pasien

Tahap kerja :

1. Identifikasi segmen bronkus mana yang perlu didrainase dengan


melihat laporan foto rontgen dada. palpasi semua lapang paru-paru
untuk mengidentifikasi krepitasi, fremutus, dan pengembangan
dada.Auskultasi semua lapang paru-paru untuk mendengar adanya
mengi, ronchi, dan gemericik,
2. Instruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diafragmatik dan
batuk efektif pada saat prosedur atau setelah prosedur fisioterapi.
3. Posisikan pasien pada posisi drainase postural yang diinstruksikan
setelah berkonsultasi dengan dokter (lihat prosedur drainase postural).
4. nstuksikan untuk tetap berada dalam posisi tersebut selama 10-15
menit 9. Selama 10-15 menit drainase pada setiap posisi tubuh,
lakukan perkusi dan fibrasi dada pada area yang sedang didrainase
5. Tutupi area tersebut dengan handuk.
PERKUSI.
6. Tepuk dinding dada dengan tangan tertangkup selama 1 sampai 2
menit pada setiap area paru. Perkusi dari
7. Hindari menepuk tulang belakang, hati, ginjal, limpa, payudara,
klavikula atau sternum

VIBRASI.
8. Pindahkan handuk dan letakkan tangan, dengan telapak tangan pada
area dada yang akan didrainase dengan satu tangan berada di atas
tangan yang lainnya dan jari-jari dirapatkan atau letakkan tangan saling
bersebelahan
9. Instruksikan pasien untuk menarik napas dalam menghembuskan
napas perlahan lewat bibir yang dikerucutkan dan lakukan pernapasan
perut.
10. Tegangkan semua otot-otot tangan dan lengan serta vibrasikan tangan
khususnya bagian bawah telapak tangan dengan tekanan sedang
selama ekspirasi.
11. Hentikan vibrasi dan lepaskan tekanan pada saat inspirasi.
12. Lakukan vibrasi selama 5 ekshalasi pada setiap area paru-paru yang
sakit. Setelah 3-4 vibrasi, dorong pasien untuk batuk atau meniup
dengan kencang dan mengeluarkan sputum ke dalam pot sputum.
13. Biarkan pasien beristirahat selama beberapa menit.
Tahap Terminasi
14. Auskultasi dengan stetoskop untuk mendeteksi perubahan suara
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
napas.
dilakukan
15. Ulangi sikluskegiatan
perkusi dan vibrasi sesuai toleransi dan kondisi klinis
pasien, biasanya selamasesuai
2. Berikan reinforcement 10-15 menit.
dengan kemampuan klien
16.3.
Bantu pasien kontrak
Melakukan kembali untuk
ke posisi nyaman.
tindakan selanjutnya
17. Cuci tangan.
Tahap Dokumentasi

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Sumber Bacaan :

Jacob, A.,Rekha R.,Tarchnand, J.S.,(2014) Buku Ajar Clinical Nursing Procedures, edisi
kedua.Binarupa Aksara, Tangerang Selatan

Anda mungkin juga menyukai