Anda di halaman 1dari 34

OLEH:

SLAMET SUMARNO.Drs.
PENGERTIAN.
SUSUNAN GERAKAN PERNAFASAN YG
SISTEMATIS BERTUJUAN UNTUK :
1. RILEKSASI OTOT-OTOT PEMBANTU
PERNAFASAN / UTAMA.
2. MENINGKATKAN RONGGA THORAK
3. MENINGKATKAN RONGGA PARU
4. MENINGKATKAN ROM THORAK
5. MENINGKATKA NILAI AEROBIK.
TUJUAN BE.
1. IMPROVE CHEST EXPANTION.
2. RILEXATION OF THE THORAX.
3. INCREASE EXPIRATION OF AIR.
4. INCREASE AEROBIC CAPASITY.
5. INCREASE THE EFECTIVENESS OF THE
COUGH MECHANISM.
6. Prevent pulmonary impairments.
7. Corect inefficient or abdominal breathing.
PERNAFASAN NORMAL.
NORMALNYA PERNAFASAN
TERJADI PENGEMBANGAN
THORAX SAAT INSPIRASI AKTIF
DAN PENURUNAN SAAT
EKSPIRASI AKIBAT RECOIL
OTOT-OTOT PERNAFASAN SAAT
INSPIRASI (PASIF).
INSPIRASI /
PENGEMBANGAN
THORAK
1. VERTICAL (FUNGSI DIAPRAGMA)
PEMBANTU PERNAFASAN STERNO
CLEDO MASTOID, TRAPESIUS dll.
2. LATERAL.(DIAPRAGMA,
INTERCOSTAL EKSTERNUS).
3. ANTEROPOSTERIOR.
(DIAPRAGMA,GERAK
STERNUM ,PECTORALIS dll.
PENGEMBANGAN
THORAK
PENGEMBANGAN CEPAT DIBANTU
OLEH OTOT-OTOT PEMBANTU
PERNAFASAN SAAT INSPIRASI DAN
MENGAKIBATKAN TERTARIKNYA
TULANG RUSUK KE LATERAK DAN
KEDEPAN TERANGKATNYA
STERNUM (ANTEROPOSTERIOR)
EKSPIRASI.
RILEKSASI OTOT-OTOT INSPIRATOR
MENIMBULKAN COMPLIN THORAK DAN
MENIMBULKAN PENURUNAN VENTILASI
THORAK DAN DIASUMSIKAN ALVEOLI
MENGECIL AKIBAT PERBEDAAN
TEKANAN.
PADA PERNAFASAN BIASA UDARA
MASUK PARU ANTARA 400-500 CC/ml
DENGAN RR 15-20 (4- 3 SEC/RESPIRASI)
KOMANDO
Memberikan komand dalam latihan pernafasan
sangat penting.
TARIK NAFAS DALAM DAN BUANG NAFAS
Waktu pernafasan normal 4 detik.
Perintah tarik nafas dapat 1-2 dt, 2-4dt, 4-6 dt
DAN perintah buang nafas lebih panjang dari
inspirasi.
Perlu diingat jangan sampai menimbulkan
hyperventilasi bila pola nafas terlalu lama.
Hal ini harus dilakukan bila menghendaki
perbaikan nafas secara bertahap.
Pattern latihan nafas.
(Breathing exercise)
Fleksi trunk = ekspirasi Depresi bahu = ekspirasi
Ekstensi trunk = Inspirasi. Elevasi bahu = Inspirasi.
Fleksi bahu = inspirasi. Back ward = inspirasi.
Ekstensi bahu = Ekspirasi Fore ward = Ekspirasi
Abd bahu=Inspirasi Ekstensi hip =Inspirasi
Add bahu= Ekspirasi Fleksi hip = Ekspirasi
Indorotasi= Ekspirasi Abd hip = Ekspirasi
Eksorotasi= Inspirasi Add hip = Inspirasi
Pattern normal Berlaku Untuk Pasien rawat
Bila pengembangan tertentu Konter patern
Penyebab gangguan venilasi

SANGKAR
THORAK

ROM
KEKUATAN OTOT ELASTISITAS OTOT
SANGKAR THORAK SANGKAR THORAK
KO
NTR
SAR OL
PUA AF
SAT VENTILASI SESAK
NYERI
THORAK/ NAFAS
KERJA PARU

G RK DA
A
N UL RA
SI N
LEBIH

G
D

G AS H
A
JA

U I
L

A
TEKANAN

AD AN
PLEURAE
RONGGA

N
EK NA
UA FAS
T
Pengumpulan data pasien
1. Proses dimulainya dengan
pertanyaan: kapan, berapa lama
bagaimana frekuensinya.
2. Pengobatan medik dll
3. Relevan fisioterapi
4. Assesment:
a. Anamnesa.
b. Pemeriksaan.
c. Pengukuran.
PEMERIKSAAN UMUM
1. Vital sign
2. Observasi= a)Kesadaran, b)Cyanosis,
c)kepala dan leher tanda-tanda sesak
nafas, (1)pernafasan mulut, (2)Vena
jugularis, (3) Hypertropy otot-otot ventilator,
(4) Supra clavikula retraksi (5) Pursed lip
breathing
d)Dareah periper= Kondisi kulit, klubing
digital, edema.
e) Bentuk tubuh= Obesitas, normal,
Analis bentuk chest/postur
1. Simetris dada dan trunk
anterior, posterior, dan lateral.
2. Mobilisasi trunk
check gerak aktif= bahu, scapula
costae, intercostalis, trunk.
3. Bentuk umum kelaianan dada.
a) Barel chest, funnel chest(bagian
bawah sternum kedalam), pigeon
chest(Sternum menonjol kedepan)
4. Bentuk=sikap kiposis, skoliosis dll
Breathing pattern
Rate=regulasi=daerah pernafasan saat rest
normal rasio inspirasi dan ekspirasi =1:2 bila
aktif = 1: 1. Pasien dengan chronic penyakit
paru rasio dapat menjadi 1:4 karena reflek
kesulitan ekspirasi sehingga phase ekspirasi
menjadi lebih panjang
Normal pernafasan (1)dilakukan diapragma
65% dimana ditandai dengan gerakan perut.
(2)Gerakan dada kearah lateral dan depan
atas (3) Upper chest terangkat.
Otot pembantu pernafasan bekerja bila aktif
pernafasan atau deep breathing.
Abnormal pola pernafasan
1. Dyspnea.
2. Tachypnea
3. Bradypnea
4. Hyperventilasi
5. Orthopnea
6. Apnea
7. Apneusis
8. Cheyne stokes.
Palpasi.
Simetri mobilisasi dada.
letakkan telapak tangan anda diatas dada
pasien dan periksa gerakannya saat inspirasi
dan ekspirasi pada segment dan lobus check
gerakan:
ekspansi upper chest lobe dimana ibu jari di
sternum notch dan jari jari di atas clavikula
dan pasien diminta tarik dan buang nafas
dalam.12
Fremitus
Pemeriksaan untuk mengetahui getaran pada
dinding dada pasien saat mengucapkan ”99”
(ninety nine) beberapa kali. Caranya: Letakkan
telapak tangan terapis di dinding dada pasien
dengan kontak penuh. Rasakan apakah fremitus
sama pada setiap dinding dada pasien.
fremitus normal bila dada tidak ada getaran skret
atau ada kantung udara pada saluran
pernapasan.
fremitus tidak normal bila ada getaran skret pada
suatu sisi dada pada saluran pernapasan.
Check middle, lower
lobe expansion
Middle lobe : Ibu jari di xypoid prosesus
dan jari di antara intercostal tengah.
Lower lobe expansion ibu jari di xypoid
prosesus dan jari di intercostal bawah.
Bagian belakang : ibu jari diantara
thoracal dan jari jari di intercostal.
Jenis latihan pernafasan
1. Segmentall breathing
2. Diapraghmatic Breathing
3. Pursed lipe breathing
4. Deep breathing
Fasilitasi breathing
5. Belt breathing.
Butterfly breathing
6. Pasive breathing
Dog breathing.
7. Assisted breathing
8. Active breathing
9. Resisted breathing.
10. Paradoksal breathing
Segmental breathing
Indikasi.
Gangguan lokal fungsi pernafasan.
Skoliosis, gangguan pleurae, fibrotik lokal
Tehnik:
Fiksasi daerah yang tidak dilatih.
Bantu dan kembangkan daerah dilatih.
Contoh:
Lateral costal expansion
1. Subjek tidur, duduk dibed atau
half lying.
2. Terapis di depan subyek,
letakkan telapak tangan
terapis di sisi lateral costae
terakhir.
3. Lakukan prosedur pernapasan
segmental.
4. Ajarkan pernapasan, pasif,
asisted, aktif atau resisted.
5. Gerakan Pasif :bantu dorong
ke bawah pada costae terakhir
ke dalam saat ekspirasi dan
lepas saat inspirasi.
6. Selanjutnya latihan dapat
dilakukan oleh pasien dengan
meletakkan tangannya sendiri.
Segmental breathing

Satu tangan
fisioterapis
sebagai fiksator
Tangan yg satu
Sebagai kompresi
Atau stimulasi
Posterior
Basal
Expansion
Anterior kanan dan kiri
aktif.
Diaprgmatik
breathing
pasif, asisted,
aktif,
aktif asested
Pasif dilakukan
dengan
memberikan
presure saat
ekspirasi dan
inspirasi dilepas
Pursed Breathing
Latihan nafas dengan inspirasi maksimal
dengan ekspirasi dengan mengecilkan
mulut seperti meniup lilin.
Dengan memperlambat ekspirasi.
Inspirasi = 1-3 detik.
Ekspirasi = 3-6 detik
Deep Breathing.
1. Memperkecil jumlah pernafasan per menit.
2. Normal dewasa sehat= 16- 20 /min.
3. Sakit dewasa = 20 – 24 / min.
4. Melatih pasien / klien dengan memperkecil
jumlah pernafasan / min.
5. 20 RR/min dibuat 15 RR/min
6. 32 RR/min dibuat 20 RR/min dst.
RR 10= waktu inspirasi dan ekspirasi= 6 detik
RR 15= “ = 5 detik
RR 20= “ = 4 detik
RR 30= “ = 2 detik
Belt Breathing
Belt = sabuk berfungsi sebagai:
Asisted atau resisted.
Asisted bila beltt diberikan tekanan saat
ekspirasi dan saat inspirasi dilepas.
Resisted bila belt ddiberikan tahanan saat
inspirasi dan saat ekspirasi lepas.
Paradogsal Breathing
Latihan pernafasan bila saat inspirasi
penuh , tahan nafas dan dilakukan
bending ke kontra lateral daerah paru
yang ingin dikembangkan ventilasinya,
atau fleksibilitas parunya,
Karena dengan latihan nafas aktif tidak
bermanfaat.
Dog Breathing
Berfungsi untuk meningkatkan tahanan
perifer, sehingga pasien/klien cepat
lelah dan memacu timbulnya gangguan
fungsi jantung biasanya dipakai untuk
pre tredmil test agar diketahui fungsi
jantung minimal.

Anda mungkin juga menyukai