SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan (STr. Keb)
Pendahuluan: Penurunan produksi dan pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) pada
hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya
rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon tersebut sangat berperan
dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Sebagai usaha untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin dapat dilakukan pijat oksitosin
dengan aromaterapi lavender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pijat oksitosin dengan aromaterapi lavender terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum di BPM Kota palembang tahun 2018. Metode: Penelitian ini
menggunakan metode pre-eksperimental dengan desain one group pre-test —
post-test. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Accidental
Sampling (Non Probability) dengan metode Purposive Sampling, sampel
penelitian ini berjumlah 30 sampel. Pengambilan data dilakukan di BPM Fauzia
Hatta dan BPM Ellna, dengan menggunakan lembar observasi dan gelas ukur
pada bulan Mei-Juni 2018. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan bahwa p-value = 0,000< 𝛼 (0,05), yang berarti ada
pengaruh pijat oksitosin dengan aromaterapi lavender terhadap produksi ASI pada
ibu postpartum. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh
dari pemberian pijat oksitosin dengan aromaterapi lavender terhadap produksi
ASI pada ibu postpartum di BPM Fauzia Hatta dan BPM Ellna Kota Palembang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiowati (2017)
yang menyatakan ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum
Kata Kunci: Pijat oksitosin, aromaterapi lavender, produksi ASI
vi
ABSTRACT
vii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi
NIM : PO.71.24.2.14.003
Judul Skripsi : “Pengaruh Pijat Oksitosin dengan Aromaterapi Lavender
Terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum Di BPM Kota
Palembang Tahun 2018”
Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Palembang
Disetujui Pembimbing:
Mengetahui,
K.a Prodi D-IV Kebidanan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Prodi
D-IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari Ibu Rohaya, S.Pd,
SKM, M. Kes selaku dosen pembimbing I dan Ibu Elita Vasra, SST, M. Keb
selaku dosen pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini dan juga saya
mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... iv
KATA PENGANTAR......................................................................................... v
ABSTRAK............................................................................................................ vi
ABSTRACT......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A...Latar Belakang.................................................................................... 1
B...Rumusan Masalah............................................................................... 6
C...Tujuan Penelitian................................................................................ 6
D...Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
viii
3....Cara Menggunakan Essential Oil................................................ 39
4....Dosis Penggunaan Essential Oil.................................................. 39
5....Alur Reaksi Aromaterapi............................................................. 40
F... Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.............................................. 42
1....Kerangka Teori............................................................................ 42
2....Kerangka Konsep........................................................................ 43
G...Hipotesis............................................................................................. 43
BAB V PENUTUP............................................................................................... 69
A...Kesimpulan......................................................................................... 69
B...Saran................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 71
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
proses pemberian ASI melalui kecupan mulut bayi ke puting susu ibu, dengan
dan sekaligus mendapatkan kasih sayang serta cinta kasih, yang memenuhi
kebutuhan psikis atau batin sang ibu maupun sang bayi (Widayati, 2015).
terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan. ASI mengandung semua zat
gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6
yang keluar dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk
utama ibu pasca salin tidak memberikan ASI eksklusif karena ASI tidak
membeli susu formula sering dianggap wajib bagi keluarga yang mempunyai
bayi baru (Deborah, 2008 dalam Yuliana et al, 2016). Secara teori meskipun
ASI yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang
ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari,
1
2
selanjutnya volume ASI akan bertambah banyak dan berubah warna, serta
pemberian susu formula pada bayi antara lain minimnya pengetahuan para
ibu tentang manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, sedikitnya pelayanan
budaya yang menentang pemberian ASI, keadaan yang tidak mendukung bagi
para ibu yang bekerja, serta para produsen susu yang melancarkan pemasaran
formula. Diantara faktor tersebut faktor kondisi ibu dan dukungan petugas
informasi dan edukasi ASI eksklusif kepada ibu dan atau anggota keluarga
menganjurkan ibu untuk bersama bayi dengan tujuan untuk membina ikatan
antara ibu dan bayi, selain itu bidan dapat mengajarkan cara merawat
payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul
payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
ibu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, seperti mengurangi
3
Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahunnya bisa
dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak
tambahan kepada bayi (Roesli, 2008 dalam Machmudah dan Khayati, 2014).
menunjukkan bahwa gangguan kesehatan berupa diare, panas, batuk dan pilek
lebih banyak ditemukan pada bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif.
disusui sejak kurang 1 bulan IQ-nya lebih rendah dibandingkan dengan yang
disusui 7-9 bulan. Hasil penelitian di Inggris dari 1.736 anak ASI umumnya
pada bayi usia 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 masih cukup rendah
yakni sebesar 42% dimana target pencapaian pemberian ASI eksklusif pada
ASI eksklusif untuk Kota Palembang tahun 2015 sebesar 72.91%. Cakupan
4
eksklusif, diantaranya karena pengeluaran ASI yang tidak lancar pada awal
pasca salin. Penurunan produksi dan pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) pada
Stres psikologis, akibat rasa sakit & kelelahan setelah persalinan, ibu
kurang mendapat dukungan dan bayi sulit ditemui untuk melakukan inisiasi
menyebabkan produksi ASI yang tertunda dan volume ASI tidak mencukupi
menyebabkan efek samping antara lain kelelahan, iritasi kulit, sakit kepala,
haus, diare dan mulut kering. Sebagai alternatif untuk mengurangi efek
mengurangi rasa sakit, sehingga diharapkan dengan pemijatan ini ibu akan
merasa rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan hilang (Delima et al,
2016).
aromaterapi. Lavender adalah salah satu aromaterapi yang paling populer dan
dari minyak lavender adalah linalool sebesar 26,12% yang memiliki efek anti
lavender dapat menimbulkan efek relaks pada sistem saraf pusat, dan
marmet dengan pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu
post seksio sesarea, dan mengatakan dengan dilakukan pijat ini dapat
membuat ibu merasa relaks dan kelelahan setelah melahirkan akan hilang,
sehingga membuat hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
produksi ASI pada ibu postpartum di BPM Kota Palembang Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
baik dan aman kepada ibu post partum menyusui yang sedikit
mengeluarkan ASI
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu jasa yang diberikan
dalam perawatan ibu post partum yang menyusui dan pengeluaran ASI
sedikit
7
A. Post Partum
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
(puerperium) berasal dari 2 suku kata yakni peur dan parous. Peur
berarti bayi dan parous berarti melahirkan (Asih & Risneni, 2016).
2011).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
Ningrum, 2015).
2010).
8
9
Setelah persalinan, tugas bidan belum selesai sampai di situ saja. Bidan
komplikasi masa nifas. Asuhan masa nifas penting diberikan pada ibu dan
2015).
merawat bayinya.
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahap (Nurjanah et al, 2013), yaitu:
1. Anatomi Payudara
atau jeruk belah. Setiap lobus merupakan suatu unit fungsional yang
berisi dan tersusun atas bagian sebagai berikut (Nurjanah et al, 2013):
a. Alveoli yang terdiri dari sel kelenjar yang memproduksi air susu. Tiap
alveolus dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi air susu, disebut acini,
11
tubulus lactifer.
b. Areola adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit longgar dan
kira-kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda pada wanita yang
berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit cokelat, dan
ductus lactifer. Ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel. Bentuk papilla
2. Fisiologi Payudara
Air susu terbentuk melalui dua fase, yaitu fase sekresi dan fase
dalam lumen alveoli. Pada fase kedua, air susu yang dihasilkan oleh
a. Refleks Prolaktin
ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan
14
normal pada minggu ke 2-3. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan
Refleks oksitosin disebut juga Let Down Reflex (LDR) atau Milk
involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan
susu yang telah dibuat untuk kemudian keluar dari alveoli dan masuk
Bila terdapat stres pada ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu
blokade dari refleks let down. Hal ini disebabkan oleh karena adanya
sempurnanya refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu
Rasa sakit ini akan menjadi stres bagi seorang ibu menyusui, sehingga
Apabila refleks let down tidak sempurna, maka bayi yang haus jadi
ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini, akan berusaha untuk dapat
air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga
tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan sudah
16
barang tentu luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga
isapan bayi dan pengeluaran ASI pada pemberian ASI yang berhasil.
Gambar 2.2 Peranan isapan bayi dan pengeluaran ASI pada pemberian ASI yang berhasil
Sumber: Manuaba et al, 2007
merupakan nutrisi bagi bayi yang paling utama dan paling segalanya buat
a. Kolostrum
akan disekresi setiap hari selama sekitar 4-5 hari pertama menyusui
1.040 sampai 1.060, sedangkan berat jenis ASI adalah 1.030. Hal ini
Kandungan lain yang terdapat dalam kolostrum adalah IgA dan sel
dengan mudah.
Casein (protein yang sulit dicerna) dan whey (protein yang mudah
dalam ASI lebih banyak mengandung whey daripada casein. Whey ini
laktoglubulin.
c. Lemak
d. Laktosa
e. Vitamin A
f. Zat besi
Walaupun dalam ASI hanya terdapat sedikit zat besi sekitar 0,5-1,0
mg/liter, bayi yang diberi ASI jarang mengalami kekurangan zat besi
g. Taurin
h. Lactobacillus
i. Laktoferin
immunoglobulin terutama Ig A.
j. Lisozim
4. Stadium Laktasi
yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan
tambahan utama bagi bayi. Bahkan ASI yang telah matur juga memiliki
variasi komposisi dan nilai kalori dari air susu bergantung pada masing-
a. Kolostrum
payudara dari hari 1-4. Komposisi dari kolostrum dari hari ke hari
matur yang disekresi pada hari keempat sampai hari kesepuluh masa
laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI matur baru
komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu
ke-5). Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini
Semakin sering ASI diisap oleh bayi maka semakin banyak pula produksi
23
ASI. Untuk menjaga pengeluaran ASI tetap lancar upaya yang dapat
2015):
a. Memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi ibu nifas (sayur daun katuk,
siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di setiap
payudara.
c. Ibu harus dapat istirahat yang cukup, apabila ibu lelah maka ASI juga
akan berkurang.
d. Ketenangan jiwa dan pikiran, serta ibu siap dan selalu optimis mampu
atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola tertentu setelah 1-2 minggu
sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui dimulai dengan
yang seimbang dan sempurna untuk bayi. ASI tidak atau jarang membuat
masalah pada kesehatan bayi, malah nutrisinya amat baik untuk bayi.
masalah bisa saja terjadi saat pemberian ASI. Menurut dr. Suririnah
beberapa masalah yang sering dirasakan oleh ibu (Nurjanah et al, 2013):
a. Payudara Bengkak
bayi mulai tidur lebih lama di malam hari yang membuat payudara
Lecet pada puting biasa terjadi karena posisi menyusui yang kurang
disertai demam tubuh, segera konsultasikan pada dokter. Ini bisa jadi
pembengkakan payudara.
C. Produksi ASI
1. Definisi
maka akan semakin sering dan semakin banyak ASI yang akan
diproduksi. Namun hal ini, tidak berlaku pada 1-3 hari setelah kelahiran
Pada saat tersebut produksi ASI lebih ditentukan oleh kerja hormon
transisi (sekitar hari ke-2 atau ke-3) maka mulailah prinsip supply and
26
demand tersebut dan di masa-masa awal ini, terkadang antara supply dan
lipat yang berlangsung sekitar satu jam. Secara alamiah ASI diproduksi
kosong dan lunak. Pada keadaan ini ASI tetap diproduksi dan tidak akan
air susu dan jika air susu tidak dikeluarkan, sekresi berhenti selama
periode beberapa hari. Namun apabila ASI tetap berada dalam duktus
maka hanya sedikit ASI yang terbentuk dan pada akhirnya tidak terdapat
terdapat lagi ASI dalam payudara) secara alamiah (Varney et al, 2007;
Widuri, 2013).
a. Frekuensi Menyusui
ASI lebih dari lima kali per hari selama bulan pertama setelah
2010).
b. Berat Lahir
Hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan
dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia
ASI yang lebih rendah dibanding bayi dengan berat lahir normal
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intake ASI. Hal ini
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
d. Faktor psikologis
e. Konsumsi Rokok
f. Konsumsi Alkohol
g. Usia Ibu
h. Wanita Pekerja
ibu tidak bekerja memiliki waktu yang lebih banyak untuk merawat
30
i. Paritas
lancar.
yang diproduksi.
yang menyatakan jumlah ASI sudah tepat sesuai dengan kebutuhan bayi
dalam satu kali penyusuan pada hari pertama (24 jam pertama) sekitar 5-
10 ml, pada hari kedua (24 jam kedua) sekitar 14 ml, dan pada hari ketiga
Untuk menilai produksi ASI dapat merujuk pada volume ASI yang
memerah air susu ibu akan dapat berjalan dengan mudah apabila ibu
32
dalam keadaan rileks, dan bila perlu ibu disarankan untuk minum dulu
sebelum mengeluarkan air susu ibu. Pada saat memerah air susu ibu
Dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar dan
tertekan. Ulangi pada sisi payudara lain, dan jika diperlukan, pijat
b. Pemompa ASI
Cara menampung atau mengukur ASI yang paling baik dan efektif
relatif mahal. Ada cara lain yang lebih terjangkau yaitu piston atau
2013).
D. Pijat Oksitosin
1. Pengertian
melingkar kecil pada kedua sisi tulang punggung selama 2-3 menit. Pijat
lebih efektif apabila dilakukan dua kali sehari yaitu tiap pagi dan sore
hari.
Pijat oksitosin dan breast care yang dilakukan sehari dua kali
ASI ini terjadi karena sel otot halus di sekitar alveoli mengerut sehingga
memeras ASI untuk keluar. Penyebab otot-otot itu mengerut adalah suatu
Wahyuningsih, 2011).
antara lain:
hormon oksitosin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu,
dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah
yang memproduksi ASI. Hal ini disebut sebagai milk ejection refleks
(Wahyuningsih, 2011).
pemijatan ini, diharapkan ibu akan merasa rileks dan kelelahan setelah
melahirkan akan hilang sehingga ASI dapat keluar dengan lancar (Putri
ibu jari pemijat dicelupkan ke dalam baby oil, lalu lakukan gerakan pada
melingkar dengan kedua ibu jari dari atas sampai ke bawah. Lakukan
untuk beberapa kali sampai ibu merasakan lebih rieks. Kemudian bisa
(Widuri, 2013).
oksitosin aktif
37
menyusui.
d. ASI menetes dari payudara sebelah jika bayi menyusu pada payudara
yang lain.
menyusu.
ASI mengalir ke dalam mulut bayi, dan rasa haus saat menyusui.
E. Aromatherapy
1. Pengertian
berbagai cara antara lain, dengan menggunakan oil burner atau anglo, pijat,
berarti bau wangi atau keharuman dari tumbuhan. Sementara terapi adalah
dari berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun, dan rempah-
sayuran, minum air putih yang cukup, serta berolahraga secara rutin
(Hutasoit, 2002).
2. Essential oil
Cairan murni ini disuling dari berbagai bagian tanaman: akar, daun, bunga,
didinginkan, cairan ini secara alami terpisahkan dari air. Residu air yang
dengan sebutan “flora water” atau “air bunga”. Salah satunya yang paling
Essential oil bekerja dalam berbagai cara. Jika dioleskan pada kulit,
minyak ini akan diserap dengan cepat melalui kantong rambut karena
essential oil diserap dalam kurun waktu yang berbeda-beda, dari 20 menit
essential oil langsung pada kulit tubuh tanpa mencampurnya lebih dulu
digunakan langsung pada kulit. Kecuali sari minyak lavender dan tea tree
(Hutasoit, 2002).
a. Base note: sari minyak dengan aroma yang paling tahan lama.
b. Middle note: Sari minyak dengan aroma yang hanya bertahan sekitar 2
hingga 3 hari
c. Top note: Sari minyak dengan aroma paling tidak tahan lama.
uapnya atau dengan pijat. Daya cium kita berhubungan langsung dengan
Sedangkan jika dioleskan pada tubuh, essential oil ini langsung diserap
(Hutasoit, 2002).
Sebagai pemula, gunakan 8 tetes (terdiri dari 3 jenis essential oil) untuk
terapi mandi atau dengan anglo pemanas. Sedangkan untuk terapi pijat,
hingga 10 tetes essetial oil. Dosis ini merupakan dosis yang aman bagi
berbagai jenis essential oil akan memberikan hasil yang lebih baik lagi.
botol kemudian essential oil, boleh menggunakan satu atau beberapa jenis
essential oil. Yang penting, jumlah tetesannya tidak lebih dari 20-25 tetes
(Hutasoit, 2002).
mempunyai inti skema reaksi yang sama, yaitu melakukan pengobatan dan
untuk pengobatan penyakit atau keluhan yang bersifat fisik semisal jerawat,
mereka tidak hanya membantu untuk membunuh bakteri dan virus, tetapi
menimbulkan rasa senang. Rasa nyaman dan tenang yang dirasakan ibu
al, 2016).
43
1. Kerangka Teori
estrogen
Pembesaran
Masa Kehamilan Rangsangan Payudara
progesteron
ibu post
Pijat oksitosin aromaterapi lavender partum
Hipofisis Hipofisis
Olfactory epithelium
Merangsang posterior anterior
Menembus medulla
epidermis Reseptor ujung oblongata
saraf di hidung Oksitosin Prolaktin
Menyebar ke
seluruh tubuh: Sistem limbik
Rangsangan Ejeksi Sekresi
pembuluh darah, sebagai pusat emosi
saraf, kolagen, Hipotalamus
fibroblast, mast
cell
mensekresikan
Releasing Factor
Merangsang
Adenohipofisis Endorfin
dengan konsep yang lainnya, dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa
Independent Dependent
Variabel Perancu:
1. Umur ibu
2. Paritas
3. Wanita bekerja
Keterangan:
: yang diteliti
: tidak diteliti
G. Hipotesis
(program). Desain penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1 berikut:
KE 01 X 02
Keterangan:
KE : kelompok eksperimen
lavender)
45
46
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei Tahun
2018.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di BPM Ellna dan BPM Fauzia Hatta
1. Populasi
penelitian ini seluruh ibu nifas di BPM Ellna dan BPM Fauzia Hatta Kota
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia
berarti sampel diambil dari responden atau kasus yang kebetulan ada di
minimal 30, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 30.
Tempat penelitian yang digunakan adalah BPM Ellna dan BPM fauzia
Hatta Kota Palembang Tahun 2018. Dalam penelitian ini sampel yang
a. Kriteria Inklusi
D. Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
E. Definisi Operasional
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu
data diambil langsung dari responden di BPM Ellna dan BPM Fauzia Hatta.
50
Pada penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah lembar SOP pijat
ASI dalam satu kali penyusuan pada 24 jam pertama (satu hari), sekitar 5-
10 ml. Pada penelitian ini ASI dikeluarkan 1 jam setelah masa penyusuan
dengan memerah ASI secara manual pada payudara kanan dan kiri
Kualitas data ditentukan oleh tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur,
penelitian ini dicapai dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan apa
Uji validitas dan reliabilitas tidak dilakukan lagi karena alat yang
a. Editing
b. Coding
c. Processing
Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk “entri
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
2. Analisis Data
b. Analisis Bivariat
Wilcoxon.
54
I. Langkah-Langkah Penelitian
Memberikan
Memperkenalkan diri Melakukan tes awal
intervensi pijat
dan melakukan (pretest) pada hari
oksitosin
informed consent pertama
aromaterapi
lavender
Analisis data
Persentasi hasil Melakukan tes
1. Editing
penelitian pada hari
2. Coding
kedua(posttest)
3. Processing
4. Cleaning
DAFTAR PUSTAKA
Agustie PR, et al. 2017. Effect Of Oxytocin Massage Using Lavender Essential
Oil On Prolactin Level And Breast Milk Production In Primiparous Mothers
After Caesarean Delivery. http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/article/.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2017.
Asih, Yusari & Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta: Trans Info Media.
Budiarti, Tri. 2009. Efektifitas Pemberian Paket Sukses ASI terhadap Produksi
ASI Ibu Menyusui dengan Seksio Sesarea di Wilayah Depok Jawa Barat.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-11/125513-Tri%20Budiati.pdf.
Diakses pada tanggal 18 Desember 2017.
Candra, Asep. 2013. Manfaat ASI dari Mencerdaskan hingga Cegah Kanker.
Health.kompas.com/amp/read/2013/08/15/1135187/. Diakses pada tanggal 7
Januari 2018.
Dewi, Vivian Nanny Lia & Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika.
Ferdinand P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2009. Buku Praktis Belajar Biologi
untuk kelas 11. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Haeriaty, Nita. 2010. Hubungan Perawatan Payudara dengan Produksi ASI pada
Ibu Nifas di RSUD Sinjai. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20282205-
T%20Regina%20VT%20Novita.pdf. Diakses pada tanggal 30 Januari 2018.
Kepala Dinas Kesehatan. 2015. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2014.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/. Diakses pada tanggal 18
November 2017.
Luthfiyana, Nurul Ulya. 2015. Perbedaan Pijat Oksitosin dan Breast Care
terhadap Jumlah ASI Pada Ibu Post Partum.
https://www.academia.edu/23966135/. Diakses pada tanggal 4 Januari 2018.
Machmudah dan Khayati, Nikmatul. 2014. Produksi ASI Ibu Post Seksio Sesarea
dengan Pijat Oketani dan Oksitosin. https://e-
journal.unair.ac.id/index.php/JNERS. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017.
Marliandiani, Yefi & Nyna Puspita Ningrum. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
pada Masa Nifas dan Menyusui. Semarang: Salemba Medika.
Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusui Dini ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Nugroho, Taufan et al. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3. Yogyakarta: Nuha
Medika
Patel U & Gedam DS. 2013. Effect of back Massage on Lactation among
Postnatal Mothers. http://medresearch.in/index.php/IJMRR/article/view/13.
Diakses pada tanggal 28 Desember 2017.
Putri, Novia Tri Tresnani dan Sumiyati. 2015. Mengatasi Masalah Pengeluaran
ASI Ibu Post Partum Dengan Pemijatan Oksitosin.
https://www.neliti.com/publication/107785/. Diakses pada tanggal 20
Oktober 2017.
Rahayu , YP et al. 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta: Mitra
Wacana Medika
57
Rukiyah, et al. 2011. Asuhan kebidanan III nifas. Jakarta: Trans Info Media.
Saputra,Yuli. 2016. Manfaat ASI tidak hanya untuk bayi tetapi juga ibu.
https://www.rappler.com/indonesia/142339-manfaat-asi-tidak-hanya-untuk-
bayi-tapi-juga-ibu. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2017.
Sriwahyuni, Eka. Tesis. 2013. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini, Asupan Gizi Saat
Hamil dan Tingkat Kecemasan Dengan Kecepatan Produksi ASI Ibu
Pascapersalinan Di Bidan Praktek Mandiri Medan Tahun 2013.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46327/. Diakses pada
tanggal 18 Januari 2018
Sriyati & Yeni Kartika Sari. 2015. Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Produksi
ASI Ibu Post Partum di Ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Susanto, Hery et al. 2015. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Yang Dirawat Di Ruang Nifas Rsup Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/.
Diakses pada tanggal 11 Desember 2017.
Varney, Helen et al. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan. Terjemahan oleh Laily
Mahmudah & Gita Trisetyati. Jakarta: EGC
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah BPM Fauzi Hatta
dan BPM Ellna. BPM Ellna merupakan salah satu bidan praktek mandiri
Dimana bangunan lebih kurang 100 meter dari jalan raya Ali Gatmir.
BPM Ellna berdiri sejak tahun 1987 hingga sekarang. BPM Ellna tidak
BPM Fauzia Hatta berdiri pada tahun 1981 hingga sekarang. BPM ini
buka 24 jam setiap hari. Pengelola dan pendiri BPM ini adalah ibu Hj.
Fauzia Hatta, Am. Keb. BPM ini memiliki fasilitas yang memadai dalam
55
56
ruangan perawatan ibu nifas dan bayi (8x4m), 1 ruang cuci bilas (3x2m)
2. Analisis Univariat
Hasil analisis data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi
a. Karakteristik Responden
pekerjaan dan paritas dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:
57
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pekerjaan dan
Paritas di BPM Fauzia Hatta dan BPM Ellna Kota Palembang Tahun
2018
No Karakteristik Jumlah n=30 Persentase (%)
1 Umur (tahun)
<20 tahun 1 3,3
25-30 tahun 27 90
>30 tahun 2 6,7
2 Pekerjaan
Bekerja 11 36,7
Tidak bekerja 19 63,3
3 Paritas
Primipara 9 30
Multipara 21 70
Sumber: hasil penelitian
5 ml dan produksi ASI kurang jika < 5 ml, hasil analisis univariat
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Produksi ASI Sebelum
Pijat Oksitosin dengan Aromaterapi Lavender di BPM Fauzia Hatta
dan BPM Ellna Kota Palembang Tahun 2018
5 ml dan produksi ASI kurang jika < 5 ml, hasil analisis univariat
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Produksi ASI Sesudah
Pijat Oksitosin dengan Aromaterapi Lavender di BPM Fauzia Hatta
dan BPM Ellna Kota Palembang Tahun 2018
3. Analisis Bivariat
dua variable. Analisis bivariat pada penelitian ini adalah analisis yang
perbedaan rerata produksi ASI pada ibu postpartum sebelum dan sesudah
intervensi.
a. Uji Normalitas
sesudah dengan nilai p-value < 0,05 artinya data tidak berdistribusi
Hasil uji selisih yang didapatkan pada penelitian ini adalah hasil
uji selisih dengan nilai Shapiro-Wilk 0,001 yang artinya data tersebut
Tabel 4.4
Analisis Pengaruh Pijat Oksitosin dengan Aromaterapi Lavender
terhadap Produksi ASI di BPM Fauzia Hatta dan BPM Ellna Kota
Palembang Tahun 2018
dengan analisis uji Wilcoxon dengan nilai 𝛼=0,05 dan diperoleh nilai
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
merupakan usia poduktif bagi wanita untuk hamil dan melahirkan serta
Roesli dalam Luthfiyana (2015) Ibu tidak bekerja cenderung lebih fokus
responden penelitian di BPM Fauzia Hatta dan BPM Ellna tahun 2018
2. Analisis Univariat
a. Produksi ASI Sebelum Intervensi Pijat Oksitosin dengan
Aromaterapi Lavender pada Ibu Postpartum di BPM Fauzia
Hatta dan BPM Ellna Tahun 2018
Berdasarkan analisis univariat sebelum dilakukan intervensi
produksi ASI akan semakin bertambah. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku pada 1-3 hari setelah kelahiran bayi. Pada saat tersebut
pada ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade dari refleks
let down. Hal ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari
Akibat dari tidak sempurnanya refleks let down maka akan terjadi
Rasa sakit ini akan menjadi stres bagi seorang ibu menyusui,
Selain itu juga memiliki dampak terhadap bayi, akibat refleks let
down tidak sempurna, maka bayi yang haus jadi tidak puas.
yang haus dan tidak puas ini, akan berusaha untuk dapat air susu
barang tentu luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang
Fauzia Hatta dan BPM Ellna tahun 2018 sebagian besar responden
artinya ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum
dua kali sehari yaitu tiap pagi dan sore hari. Dalam penelitian ini
66
sehari.
et al, 2014).
ibu, dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada saat segera
2014).
3. Analisis Bivariat
ASI pada ibu postpartum di BPM Fauzia Hatta dan BPM Ellna sebelum
Wilcoxon.
sekitar 5-10 ml susu setiap kali menyusu. Dari hasil uji bivariat
perbedaan ini apakah bermakna secara statistik dapat dilihat hasil dari
dampak positif pada ibu dan bayi. Nilai p-value (Asymp. Sig 2 tailed)
terhadap produksi ASI pada ibu postpartum di BPM Ellna dan BPM
Fauzia Hatta.
cervical 5-6 sampai setinggi tulang belikat menggunakan ibu jari tangan
dengan gerakan melingkar kecil pada kedua sisi tulang punggung selama
posterior, selain itu efek aromaterapi akan memberikan rasa rileks dan
oksitosin semuanya (100%) mempunyai produksi ASI lancar dan hasil uji
statistik diperoleh p- value = 0,042 (p value < 0,05) yang artinya ada
dua kali sehari yaitu tiap pagi dan sore hari. Pengeluaran ASI ini terjadi
karena sel otot halus di sekitar alveoli mengerut sehingga memeras ASI
untuk keluar. Penyebab otot-otot itu mengerut adalah suatu hormon yang
ibu postpartum.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
di BPM Fauzia Hatta dan BPM Ellna tahun 2018, penulis dapat menarik
produksi ASI pada ibu postpartum di BPM Fauzia Hatta dan BPM Ellna
tahun 2018. Berdasarkan uji Wilcoxon diperoleh nilai sig. p value 0,000
dan dapat disimpulkan sig. p value ≤ 0,05 maka ada pengaruh pemberian
ibu post partum di BPM Ellna dan BPM Fauziah Hatta Kota Palembang
Tahun 2018
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini agar menjadi motivasi bagi peneliti untuk terus belajar dan
tidak merasa puas dengan ilmu yang sudah dipelajari juga senantiasa
Penelitian ini agar dapat menjadi salah satu jasa yang diberikan dalam
perawatan ibu post partum yang menyusui dan pengeluaran ASI sedikit
70
71
Agustie PR, et al. 2017. Effect Of Oxytocin Massage Using Lavender Essential
Oil On Prolactin Level And Breast Milk Production In Primiparous Mothers
After Caesarean Delivery. http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/article/.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2017.
Asih, Yusari & Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta: Trans Info Media.
Budiarti, Tri. 2009. Efektifitas Pemberian Paket Sukses ASI terhadap Produksi
ASI Ibu Menyusui dengan Seksio Sesarea di Wilayah Depok Jawa Barat.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-11/125513-Tri%20Budiati.pdf.
Diakses pada tanggal 18 Desember 2017.
Candra, Asep. 2013. Manfaat ASI dari Mencerdaskan hingga Cegah Kanker.
Health.kompas.com/amp/read/2013/08/15/1135187/. Diakses pada tanggal 7
Januari 2018.
Dewi, Vivian Nanny Lia & Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika.
Ferdinand P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2009. Buku Praktis Belajar Biologi
untuk kelas 11. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Haeriaty, Nita. 2010. Hubungan Perawatan Payudara dengan Produksi ASI pada
Ibu Nifas di RSUD Sinjai. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20282205-
T%20Regina%20VT%20Novita.pdf. Diakses pada tanggal 30 Januari 2018.
Kepala Dinas Kesehatan. 2015. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2014.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/. Diakses pada tanggal 18
November 2017.
Luthfiyana, Nurul Ulya. 2015. Perbedaan Pijat Oksitosin dan Breast Care
terhadap Jumlah ASI Pada Ibu Post Partum.
https://www.academia.edu/23966135/. Diakses pada tanggal 4 Januari 2018.
Machmudah dan Khayati, Nikmatul. 2014. Produksi ASI Ibu Post Seksio Sesarea
dengan Pijat Oketani dan Oksitosin. https://e-
journal.unair.ac.id/index.php/JNERS. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017.
Marliandiani, Yefi & Nyna Puspita Ningrum. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
pada Masa Nifas dan Menyusui. Semarang: Salemba Medika.
Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusui Dini ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Nugroho, Taufan et al. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3. Yogyakarta: Nuha
Medika
Patel U & Gedam DS. 2013. Effect of back Massage on Lactation among
Postnatal Mothers. http://medresearch.in/index.php/IJMRR/article/view/13.
Diakses pada tanggal 28 Desember 2017.
Putri, Novia Tri Tresnani dan Sumiyati. 2015. Mengatasi Masalah Pengeluaran
ASI Ibu Post Partum Dengan Pemijatan Oksitosin.
https://www.neliti.com/publication/107785/. Diakses pada tanggal 20
Oktober 2017.
Rukiyah, et al. 2011. Asuhan kebidanan III nifas. Jakarta: Trans Info Media.
Saputra,Yuli. 2016. Manfaat ASI tidak hanya untuk bayi tetapi juga ibu.
https://www.rappler.com/indonesia/142339-manfaat-asi-tidak-hanya-untuk-
bayi-tapi-juga-ibu. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2017.
Saputri, Reza Apriani. 2015. Pengaruh Teknik Marmet terhadap Peningkatan
Produksi ASI pada Ibu yang Bermasalah dalam Produksi ASI di RSU Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015.
https://docslide.net/documents/skripsi-reza-apriani-saputri.html. Diakses pada
tanggal 28 Januari 2018.
Susanto, Hery et al. 2015. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Yang Dirawat Di Ruang Nifas Rsup Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/.
Diakses pada tanggal 11 Desember 2017.
Widuri, Hesti. 2013. Cara Mengelola ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.