Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
A. Masalah .................................................................................................. 1
B. Skala ....................................................................................................... 1
C. Kronologi ............................................................................................... 2
D. Solusi ...................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran ....................................................................................................... 11
LAMPIRAN ............................................................................................................. 14
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah
Salah satu penyebab terjadinya asfiksia pada bayi adalah terlalu lamanya bayi
di jalan lahir atau partus lama. Partus lama adalah persalinan dengan kemajuan
sangat lambat dengan jumlah waktu persalinan lebih dari 20 jam pada primipara dan
14 jam pada multipara (Mochtar, 2010). Pada kala II jangka waktu sampai terjadinya
kelahiran tidak boleh melampaui 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multipara.Manuaba (2010). Partus lama akan berdampak buruk baik pada ibu
maupun pada janin. Pada ibu, partus lama menimbulkan efek berbahaya
diantaranya terdapat kenaikan pada insiden atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi
intrapartum, rupture uteri, kelelahan pada ibu dan syok, sedangkan pada janin
dapat menyebabkan asfiksia, kaput suksedaneum, molase kepala janin, cidera akibat
tindakan ekstrasi dan pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran dapat
mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa
infeksi paru-paru dan infeksi sistemik pada janin. Keadaan-keadaan tersebut
dapat meningkatkan mordibitas dan mortalitas janin (Sukerni, 2013)
B. Skala
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015
sebanyak 305/100.000 kelahiran hidup, dimana salah satu penyebabnya adalah
partus lama dengan presentase 5% (ASEAN Secretariat, 2017). Pada tahun 2005
sebanyak 2,78% kematian ibu disebabkan oleh partus lama (Profil Kesehatan
Provinsi Lampung, 2005). Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun
2008 adalah 31/1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2009). Di
Propinsi Lampung Angka Kematian Bayi pada tahun 2007 sebanyak 43 per 1000
kelahiran hidup, penyebab kematian bayi terbanyak adalah asfiksia
neonatorum dengan presentase34,19% (Profil Kesehatan Lampung, 2007 ),
sedangkan di Kota Bandar Lampung pada tahun 2008 terdapat 80 kasus kematian
bayi usia 0 -7 hari, 22 dintaranya disebabkan oleh asfiksia dengan presentase 27,5
% (Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2008 ).
1
C. Kronologi
Partus lama terjadisangatmultikompleks. Partus lama disebabkan oleh
penatalaksanaan persalinan yang tidak tepat. Pembatasan mobilitas khususnya
penggunaan posisi yang tidak tepat pada saat proses persalinan dapat menyebabkan
partus lama (Mochtar,2010) Perbedaan lama kala II dengan menggunakan
posisi miring dan setengah duduk pada ibu bersalin di Klinik Bersalin
Mondonondo, didapat hasil nilai p-value 0.004 < (0.05) yang artinya terdapat
perbedaan antara posisi miring dan setengah duduk dengan lama kala II,
dengan perbedaan menit, penggunaan posisi miring dan setengah duduk pada
persalinan kala II diperoleh waktu <30 menit pada multigravida dan <60 menit pada
primigravida.(Marida, 2007)Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Way
Jepara angka kejadian asfiksia tahun 2009 sebanyak 23 bayi. Asfiksia
merupakan salah satu dampak dari lamanya janin dijalan lahir, diharapkan pada kala
II janin dapat lahir tidak lebih dari normal yaitu 30 menit pada multigravida dan 60
menit pada primigravida.
Hasil pra surveydi BPM Apriyanti Amd., Keb Desa Sriwangi Kec. Way
Jepara Kab. Lampung Timur Tahun 2018dari 30 persalinan hanya 5 orang yang
mau menggunakan posisi setengah duduk pada kala II dimana kisarannya
adalah 30-60 menit, sedangkan sisanya 25 orang lebih memilih posisi miring dan
tetap tidur di bed pasien selama kala II berlangsung sehingga terkadang ibu
mengalami nyeri hebat yang tidak terkontrol, oleh karena itu penulis tertarik
untuk mengambil penelitian tentang “Perbedaan Posisi Miring Dan Setengah
Duduk Pada Ibu Bersalin Terhadap Percepatan Persalinan Kala II Di Wilayah
Kerja Puskesmas Braja Caka Kec. Way Jepara Kab. Lampung Timur Tahun 2019”
D. Solusi
Semua ibu hamil yang akan menjalani persalinan perlu diberi dukungan baik
dari keluarga maupun tenaga kesehatan. Status hidrasi ibu tetap perlu dijaga dan jika
memungkinkan ibu dapat makan dalam porsi kecil untuk membantu mempersiapkan
tenaga saat persalinan.
Penanganan umum persalinan lama antara lain:
1. Nilai dengan segera keadaan ibu hamil dan janin termasuk hidrasi dan tanda vital
2. Kaji kembali partograf, apakah pasien sudah inpartu, nilai keadaan his, frekuensi,
durasi dan konsistensinya
2
3. Perbaiki keadaan umum dengan:
a. Dukungan emosi, perubahan posisi sesuai dengan penanganan persalinan normal
b. Periksa keton dalam urine dan berikan cairan baik orak maupun parenteral.
Upayakan BAK. pemasangan kateter hanya dilakukan jika perlu
4. Penanganan Khusus
Penanganan khusus terbagi atas penanganan khusus pada persalinan palsu, fase
laten memanjang dan fase aktif memanjang.
Persalinan Palsu Pada persalinan lama karena memang belum masuk pada keadaan
inpartu atau persalinan palsu, tindakan yang dilakukan adalah periksa apakah ada
infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Jika tidak ada pasien boleh rawat jalan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan kebidanan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. S G2 P1 A0 hamil 38+6 mgg dengan kala 2 memanjang di PMB Felisiana SA
Responsi
Deskripsi Kegiatan Pembimbing TTD
CI
Tanggal: Subjektif: TTD
2/12/2020 Ny. S mengeluh mulas yang semakin lama semakin sering pada Mahasiswa:
Jam : 12.30 WIB
pukul 09.00 WIB (02 Desember 2020), keluar lendir bercampur
No RM: xxx
darah pada pukul 14.00 WIB, belum keluar air ketuban dari jalan
lahir dan ibu masih merasakan gerakan janin. Dyah Ayu Sumartiwi
Identitas Pasien:
Objektif : TTD CI:
Nama : Ny. S
Pemeriksaan Umum
Umur : 28 th Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis Hudayah Tri S Amd. Keb
Agama : Islam
Tanda-tanda Vital :
Suku : TD : 124/76 mmhg
TTD
Jawa/Indonesia Nadi : 81x/menit Pembimbing PKK
RR : 23x/menit
Pendidikan : SMA
Suhu : 36,5°C
Pekerjaan : Ibu Berat Badan : 63 kg
Rumah Tangga Tinggi Badan: 158 cm Andri Nur Sholihah, S.ST.
LILA : 24 cm M.Kes
Alamat : Kemiri,
Girikerto, Turi
4
No.Hp : - Inspeksi
Kepala : bersih, tidak ada benjolan abnormal, warna
rambut hitam dan tidak rontok
Palpasi
Leopold 1 : TFU 32 cm, Teraba lunak tidak melenting
Leopold 2 : Kanan ibu teraba keras memanjang seperti ada
tahanan. Kiri ibu teraba bagian-bagian kecil
janin
His: 2x/10’, durasi 20”. DJJ 147x/menit,
Leopold 3 : Teraba bulat keras tidak melenting
5
Leopold 4 : divergent, Perlimaan 4/5
Pemeriksaan dalam :
vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tebal lunak, pembukaan 2 cm,
ketuban utuh, presentasi kepala, denominator uuk depan, molase 0,
penurunan bagian terendah hodge 2, tidak ada bagian-bagian yang
menyertai. STLD (+)
Pemeriksaan penunjang Cek Hb 11,7 gr/dl
Penatalaksanaan :
Tanggal 2 Desember 2020 Jam 17.00 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital :
TD : 124/76 mmhg
Nadi : 81x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36,5°C
Laboratorium : Hb : 11,7 gr/dl
Hasil pemeriksaan dalam : vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tebal
lunak, pembukaan 2 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, denominator
uuk depan, molase 0, penurunan bagian terendah hodge 2, tidak ada
bagian-bagian yang menyertai. STLD (+)
6
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti
2. Motivasi ibu untuk berbaring miring ke kiri
Hasil : Ibu bersedia
3. Memberikan support pada ibu
a. Memotivasi ibu untuk bersemangat menghadapi persalinan ini
b. Menganjurkan suami untuk selalu mendampingi ibu selama
persalinan
c. Memotivasi ibu untuk berdo’a sesuai agamanya
Hasil : Ibu dan suami mengerti dan bersemangat menghadapi persalinan
4. KIE pada ibu tentang tehnik relaksasi yaitu dengan menarik nafas dari
hidung dalam waktu 3-5 detik, lalu menghembuskan nafas dari mulut 3-
5 detik pada saat kontraksi uterus. Kemudian bernafas normal 1-2 menit
lalu menarik nafas dalam dengan mengempiskan rongga abdomen lalu
mengeluarkan dari mulut dalam waktu 3-5 detik
Hasil : Ibu mengerti
5. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan
minuman pada ibu di sela-sela his, agar ibu tidak lemas saat
mengejan nanti.
Hasil : Keluarga mengerti dan akan melakukannya
6. Mengobservasi djj, his, nadi setiap 1 jam sekali dan suhu setiap 2
jam sekali, tekanan darah dan pemeriksaan dalam setiap 4 jam
sekali.
7
Hasil Obsertvasi :
Pukul His DJJ TD N Rr SB
2x/10’
18.00 145x/m 80x/m
Lama 25”
3x/10’
19.00 152x/m 80x/m 22x/m 36,60C
Lama 30”
3x/10’
20.00 144x/m 82x/m
Lama 30”
3x/10’
21.00 149x/m 127/80 76x/m 22x/m 36,40C
Lama 30”
Catatan Perkembangan :
Tanggal : 2 Desember 2020 Pukul : 21.00 WIB
Subjektif :
Ibu mengatakan kenceng semakin sering
Obyektif :
KU : Baik
Kesadaran : CM
TTV
TD : 127/80 mmHg
N : 76 X/Mnt
RR : 20 x/Mnt
Sb : 36,40 C
8
Palpasi
Leopold 1 : TFU 32 cm, Teraba lunak tidak melenting
Leopold 2 : Kanan ibu teraba keras memanjang seperti ada tahanan.
Kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin
His: 3x/10’, durasi 30”. DJJ 149x/menit,
Leopold 3 : Teraba bulat keras tidak melenting
Leopold 4 : divergent, Perlimaan 4/5
Pemeriksaan dalam :
vulva vagina tenang, porsio lunak, pembukaan 5 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, denominator uuk depan, molase 0, penurunan
bagian terendah hodge 2, tidak ada bagian-bagian yang menyertai.
STLD (+)
9
3. KIE pada ibu tentang tehnik relaksasi
Menarik nafas dari hidung dalam waktu 3-5 detik, lalu menghembuskan
nafas dari mulut 3-5 detik pada saat kontraksi uterus. Kemudian bernafas
normal 1-2 menit lalu menarik nafas dalam dengan mengempiskan
rongga abdomen lalu mengeluarkan dari mulut dalam waktu 3-5 detik
Hasil : Ibu mengerti
4. Evaluasi kemajuan persalinan, djj, his, nadi setiap 1 jam sekali dan suhu
setiap 2 jam sekali, tekanan darah dan pemeriksaan dalam setiap 4 jam
sekali.
Hasil Evaluasi :
Puku His DJJ TD N Rr SB
l
22.00 3x/10’ 147x/m
Lama 35”
23.00 3x/10’ 150x/m 80x/m 22x/ 36,50
Lama 30” m C
Subjektif :
Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering. Ibu mengatakan ingin
mengejan
Objektif :
10
KU : Baik
Kesadaran : CM
TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/Mnt
RR : 22x/Mnt
S : 36,60 C
Palpasi
Leopold 1 : TFU 32 cm, Teraba lunak tidak melenting
Leopold 2 : Puki His: 4x/10’, durasi 35”. DJJ 145x/menit,
Leopold 3 : Teraba bulat keras tidak melenting
Leopold 4 : divergent
Pemeriksaan dalam :
Vulva dan uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tidak teraba, Ø
lengkap, kepala turun di H II+, Selket (-), STLD (-)
Analisa
Ny. S G2P1A0 Hamil 38+6 minggu dalam persalinan kala II
11
a. Berikan O2 Nasal Canule 3 lt/m
b. Cek DJJ antara 2 (dua) his
4. KIE pada ibu tentang tatacara mengejan yang benar
a. Posisikan ibu senyaman mungkin
b. Posisikan dagu di atas dada dan tarik kaki kearah dada
c. Ambil nafas dalam-dalam ketika kontraksi datang, lalu tahan
d. Kencangkan otot perut dan mulai mengejan tanpa bersuara
e. Bila masih ada his, ambil nafas cepat dan mengejan kembali
f. Bila his hilang ibu beristirahat dan menghimpun tenaga untuk
mengejan bila ada his berikutnya.
Hasil : Ibu mengerti
5. Menyiapkan dan mengecek kembali alat dan obat persiapan persalinan
Hasil : Peralatan dan obat-obatan sudah lengkap
6. Pimpin persalinan
Lembar Observasi Kala II :
Tgl Pukul DJJ His/ 10 menit
02-12-2020 23.30 WIB 150 x/ menit -
23.45 WIB 148 x/ menit 4x (35”)
03-12-2020 00.00 WIB 155 x/ menit -
00.15 WIB 155 x/ menit 3x (35”)
00.30 WIB 157 x/ menit -
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Desember 2020
Waktu : 00.30 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lelah dan tidak kuat untuk mengejan
12
OBJEKTIF
KU : lemah, tampak geligah dan berkeringat
Kesadaran : CM
TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 88x/Mnt
RR : 24x/Mnt
S : 36,60 C
Palpasi
Leopold 1 : TFU 32 cm, Teraba lunak tidak melenting
Leopold 2 : Puki His: 3x/10’, durasi 37”. DJJ 155x/menit,
Leopold 3 : Teraba bulat keras tidak melenting
Leopold 4 : divergent, kandung kemih penuh
Genetalia
Tampak vulva membuka. Pembukaan lengkap, ketuban (-), Teraba
caput, portio tidak teraba. Penurunan kepala hodge II+
Analisa
Ny. S G2P1A0 Hamil 38+6 minggu dalam persalinan kala II
memanjang
13
2. Menganjurkan keluarga atau suami untuk memberikan minuman
pada ibu, untuk intake cairan agar tidak lemas
Hasil : Ibu sudah minum
3. Melakukan konsultasi kepada dr.SpOG, advice dokter dilakukan
pemasangan infus RL dilanjut drip oxytocin 5iu 20 TPM. Dilakukan
informed consent kepada suami dan keluarga pasien,
Hasil : suami dan keluarga setuju, Infus RL drip oksitosin sudah
terpasang di tangan kiri
4. Melakukan kateterisasi
Hasil : Keluar urine 100 cc
5. Motivasi Ibu untuk mengejan sambil miring ke kiri agar kepala bayi
turun
14
lemah, jenis kelamin laki-laki, bidan melakukan penjepitan dan
pemtongan tali pusat, mengeringkan bayi serta memposisikan bayi
kemudian melakukan pengisapan lendir dengan menggunakan delee
sambil melakukan rangsangan taktil namun tidak melakukan VTP
(Ventilasi tekanan positif), kemudian bayi menangis kuat, setelah itu
bayi dilakukan IMD, hasil APGAR skor 1 menit pertama 5 dan 5
menit pertama 9.
Catatan Perkembangan :
Tanggal 3 Desember 2020
Waktu : 01.00 WIB
Subjektif :
Ibu mengatakan lega bayinya telah lahir, Ibu mengatakan perut
mules
Obyektif :
K/U Baik Composmentis, TD 110/70 mmhg, TFU setinggi pusat,
kontraksi uterus baik, teraba keras, perdarahan pervaginam ±100
cc
Analisa :
P2 A0 dalam persalinan Kala III
Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
KU Baik, TD 110/70 mmhg TFU Setinggi pusat, kontraksi uterus
baik, teraba keras, dalam persalinan Kala III
Hasil : Ibu mengerti
15
2. Melakukan MAK III (Manajemen Aktif Kala III)
- Menyuntik Oksitocin
- Melakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali
- Malakukan massase fundus
Hasil : Jam 01.05 WIB Placenta lahir spontan, berbentuk cakram,
lengkap, berat ±500gr, perdarahan ±100 ml
Catatan Perkembangan
Tanggal 3 Desember 2020
Waktu : 01.15 WIB
Subjektif :
Ibu mengatakan lega bayinya sudah lahir, ibu mengatakan lelah
setelah melahirkan, Ibu mengatakan perut mules
Obyektif :
K/U Baik Composmentis, TD 110/70 mmhg, TFU 1 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras, perdarahan pervaginam
±50 cc
16
Analisa :
P2 A0 dalam persalinan Kala IV
Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
KU Baik, TD 110/70 mmhg, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, dalam persalinan Kala IV
Hasil : Ibu mengerti
2. Melakukan Pengawasan Kala IV
Pemantauan Kala IV dilakukan tiap 15 menit dalam 1 jam pertama
dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua meliputi ; Tekanan darah,
nadi, suhu, TFU, Kontraksi Uterus, Jumlah urine dan Jumlah darah
Hasil : Pemantauan kala IV
17
pusat
2 jari di
±35
03.00 120/78 81 bawah Keras Kosong
cc
pusat
3. Setelah 1 jam pelaksanaan IMD, kemudian bayi dirapikan,
- Mengukur atromopetri bayi
- Memberi salep mata
- Memberi injeksi Vit K pada paha atas kiri
- Motivasi ibu untuk mulai meyusui bayinya dan memberikan
KIE pada ibu tentang ASI Ekslusif
Hasil : BBL : 3200 gr, PB 49 cm, LK : 32 cm, lila 11 cm, Bayi
sudah di beri salep mata dan injeksi vit K, Ibu bersedia menyusui
bayinya secara ekslusif
4. Memberikan ibu terapy :
R/ Amoxilin tab 500 mg 3x1 tab
Asam Mefenamat tab 500 mg 3x1 tab
Etabion tab 1x1 tab
Hasil : Ibu sudah mendapatkan terapi
18
B. Telaah jurnal
Ayu Nurdiyan Efektifitas Populasi Persalinan - - Dari 8 orang responden, Bulan Januari s/d
Program Studi Posisi Miring penelitian kala II dengan lama persalinan kala II April 2019
Sarjana Dengan Posisi ibu posisi miring, dengan posisi miring
paling cepat adalah selama
Terapan Setengah bersalin di posisi
8 menit dan paling lama
Kebidanan Duduk wilayah setengah adalah selama 18 menit
STIKes Prima Terhadap kerja duduk dan rata-rata 13,12 menit
Nusantara Lama Puskesmas - Dari 8 orang responden,
Bukittinggi Persalinan Koto lama persalinan kala II
Available Kala II Bangko dengan posisi setengah
online at : yang duduk paling cepat adalah
selama 10 menit dan
http://ejurnal.sti berjumlah
paling lama adalah selama
kesprimanusant 16 orang. 25 menit dan rata-rata
ara.ac.id/ Jurnal terdiri dari 18,50 menit
Kesehatan | 8 orang - Rata-rata lama persalinan
ISSN (Print) ibu kala II dengan posisi
2085-7098 | bersalin miring dan posisi setengah
ISSN (Online) dengan duduk adalah sebanyak
-5,37500 dengan standar
2657-1366 | posisi
deviasai 5,78020. Hasil uji
miring dan statistik didapatkan nilai
8 orang sig. = 0,034<0,05 artinya
ibu ada Efetifitas antara lama
bersalin persalinan kala II dengan
dengan posisi miring dan posisi
posisi setengah duduk.
setengah
19
duduk.
Teknik
sampling
yang
digunakan
adalah
simple
sampling,
yaitu suatu
teknik
pengambil
an sampel
yang
secara
acak.
20
C. Deskripsi Reading Jurnal
Jurnal ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Nurdiyan seorang
mahasiswa Pogram Studi Sarjana Terapan Kebidanan STIKes Prima Nusantara Bukit
tinggi, yang melakukan penelitian di Puskesmas Koto Bangko Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Efektifitas
Posisi Posisi Miring dengan Posisi Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Terhadap Lama
Persalinan Kala II.
Jenis penelitian ini yaitu pra-eksperimental desain atau quasi eksperimen yaitu model
eksperimen semu terhadap variabel-variabel eksperimental dengan pendekatan post test
with design two eksperiment. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2019.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak sebanyak 16 orang ibu bersalin yang terdiri dari 8
orang ibu bersalin dengan posisi miring dan 8 orang ibu bersalin dengan posisi setengah
duduk. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan melihat normalitas
data menggunakan data uji Shapiro-wilk (≤ 50%).
Dari 8 orang responden, lama persalinan kala II dengan posisi miring paling cepat
adalah selama 8 menit dan paling lama adalah selama 18 menit dan rata-rata 13,12 menit.
Dari 8 orang responden, lama persalinan kala II dengan posisi setengah duduk paling
cepat adalah selama 10 menit dan paling lama adalah selama 25 menit dan rata-rata 18,50
menit.
Rata-rata lama persalinan kala II dengan posisi miring dan posisi setengah duduk
adalah sebanyak -5,37500 dengan standar deviasai 5,78020. Hasil uji statistik didapatkan
nilai sig. = 0,034<0,05 artinya ada Efetifitas antara lama persalinan kala II dengan posisi
miring dan posisi setengah duduk.
Asuhan Kebidanan pada Ny. S umur 28 tahun G2 P1 A0 Hamil 38+6 minggu dengan
kala 2 memanjang. Dipengeruhi oleh faktor His tidak adekuat, penurunan kepala di hodge
2+, ibu merasa kelelahan dan didak kuat lagi untuk meneran. Lama kala 2 adalah 1 jam
25 menit yang seharusnya dalam multigravida persalinan kala 2 hanya dalam batas waktu
1 jam bayi sudah harus lahir. Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S G2P1A0 ini
yaitu memberikan O2 sebagai antisipasi asupan oksigen ke janin, kolaborasi dengan
dokter SpOG dengan advis pasang infus RL dilanjut drip oxytocin 5 iu 20 tpm.
Melakukan kateterisasi, motivasi Ibu untuk mengejan sambil miring ke kiri agar kepala
21
bayi turun, memposisikan ibu posisi dorsorekumbent yaitu posisi menekuk lutut dan
melebarkan kedua kaki, memakai bantal di kepala, kedua telapak kaki tetap menapak di
tempat tidur dan kedua tangan di letakkan diatas kepala, mengajarkan ibu cara meneran
yang benar selama 15 menit, kepala bayi turun dan bayi lahir spontan.
22
c. Etiologi partus lama
Menurut Nugraheny (2010), sebab-sebab terjadinya partus lama ini sangat
kompleks dan tergantung pada pengawasan saat hamil, pertolongan persalinan yang
baik dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya adalah :
1) Kelainan letak
2) Kelainan panggul
3) Kelainan kekuatan his dan mengedan
4) Ketidakseimbangan sefalopelvik
5) Pimpinan persalinan yang salah
6) Primi tua.
Menurut Prawirohardjo (2010), sebab-sebabnya dapat dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu:
1) Kelainan tenaga (kelainan His)
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada
jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga
persalinan mmengalami hambatan atau kemacetan.
2) Kelainan janin
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena karena kelainan dalam
letak atau dalam bentuk janin.
3) Kelainan jalan lahir
Kelainan dalam ukuran bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau
menyebabkan kemacetan.
Menurut Chapman (2006) dalam konteks kesejahteraan ibu dan janin, persalinan
lama bisa dapat terjadi akibat berbagai alasan dan dapat bisa saja “normal” untuk
seorang individu. Berbagai penyebab yang dapat dicegah, termasuk stres psikologi
dan masalah fisik, dapat berakibat persalinan lama, kontraksi tidak adekuat. Beberapa
penyebab adalah :
a) Respon stres.
b) Presentasi/posisi janin.
c) Disproporsi sefalopelvik.
23
d) Pembatasan mobilitas dan postur setengah berbaring.
e) Puasa ketat.
f) Analgesia.
g) Paling jarang penyebab fisik.
2. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
Pada setiap persalinan harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tiga
faktor utama yang menentukan prognosis persalinan adalah jalan lahir (passage), janin
(passanger), dan kekuatan (power).
a. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, dan
introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot
dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan
dalam proses persalinan, janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir
yang relatif kaku. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum
persalinan.
Faktor Passage (Sarwono, 2008:46-49)
Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Bagian keras panggul
a) Tulang panggul
• Os coxae: os illium, os ischium, os pubis.
• Os Sacrum: promontorium
• Os coccygis
b) Artikulasi
• Simfisis pubis, di depan pertemuan os pubis
• Artikulasi sakro-illiaka, yang menghubungkan os sacrum dan os ilium
• Artikulasi sakro-koksigium yang menghubungkan os sacrum dan os illium
c) Ruang panggul
• Pelvis mayor (False pelvis)
• Pelvis minor (True pelvis)
d) Pintu panggul
• Pintu atas panggul
24
Inlet, batas-batasnya adalah promontorium, lineaterminalis
(lineainominata), sayap sakrum, ramus superior ossispubis dan pinggir atas
simpisis.
• Bidang luas panggul
Bidang terluas panggul perempuan membentang antara pertengahan simfisis
menuju pertemuan tulang belakang (os sacrum) kedua dan ketiga, ukuran muka
belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak ada ukuran
yang kecil, bidang ini tidak menimbulkan kesulitan dalam persalinan.
• Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir, membentang
setinggi tepi bawah simfisis, spinaisciadika, dan memotong tulang belakang (os
sacrum) setinggi 1-2 cm di atas ujungnya.
• Pintu bawah panggul (PBP)
Pintu Bawah Panggul (PBP) bukan berupa satu bidang, tetapi berdiri sendiri
dari dua segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan
kedua tuberischidicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga bagian belakang
adalah ujung os sacrum, sisinya adalah ligamentum sacrotuberosum kiri dan
kanan. Segitiga depan dibatasi oleh arcuspubis.
e) Sumbu panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang
panggul yang melengkung ke depan (sumbu carus).
f) Bidang-bidang
• Bidang Hodge I
Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis, sejajar dengan PAP.
• Bidang Hodge II
Sejajar dengan PAP, melewati pinggir bawah simfisis.
• Bidang Hodge III
Sejajar dengan PAP, melewati spina ischiadika.
• Bidang Hodge IV
Sejajar dengan PAP, melewati ujung coccygeus
25
b. Passanger (janin)
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian
dari passanger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada kehamilan normal.
c. Power (kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunteer secara bersamaan untuk mengelurkan janin dan plasenta dari uterus.
Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, memadai dimulainya persalinan.
Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut
dengan kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi
involunter
26
c. Macam-macam posisi dan keterangan
1) Duduk atau setengah duduk
Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati
atau mendukung perineum.
2) Posisi merangkak
Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit Membantu bayi melakukan rotasi
Peregangan minimal pada perineum.
3) Berjongkok / Berdiri
Membantu penurunan kepala bayi Memperbesar ukuran panggul, menambah 28%
ruang outletnya Memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi konstribusi
pada laserasi perineum.
4) Berbaring miring kiri
Memberi rasa santai bagi ibu yang letih Memberi oksigenasi yang baik bagi bayi
Membantu mencegah terjadinya laserasi
27
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terhadap 16 orang responden mengenai
Efektifitas Posisi Miring Dan Posisi Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Terhadap Lama
Persalinan Kala II Di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Bangko Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2019, Rerata lama persalinan kala II pada ibu bersalin dengan posisi miring di wilayah
kerja Puskesmas Koto Bangko Kabupaten Padang Pariaman tahun 2019 adalah 13,12 menit
sedangkan rerata lama persalinan kala II pada ibu bersalin dengan posisi setengah duduk di
wilayah kerja Puskesmas Koto Bangko Kabupaten Padang Pariaman tahun 2019 adalah18,50
menit.
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan untuk selalu rutin memberikan penyuluhan kesehatan (penkes)
kepada ibu hamil dan ibu bersalin tentang persiapan persalinan selain perlengkapan yang
dibawa, juga yang terpenting mempersiapkan kondisi ibu harus baik agar dalam proses
persalinan tidak mengalami kelelahan yang dapat mempengaruhi kelancaran proses
persalinan seperti his tidah adekuat, ibu tidak kuat mengejan yang mengakibatkan proses
persalinan menjadi lama.
2. Ibu Hamil / Ibu Bersalin disarankan untuk selalu rutin memeriksakan kehamilannya agar
mendapat penyuluhan-penyuluhan terutama tentang proses persalinan. Agar ibu paham
dan dapat mempersiapkan kondisi kesehatannya dalam menghadapi persalinan nanti.
28
DAFTAR PUSTAKA
Fakhriyah, dkk. Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri dan Posisi Setengah Duduk Terhadap
Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru. Banjarbaru ;
2017.
Kemenkes RI. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta ; 2018.
http://akbidbinahusada.ac.id/publikasi/artikel/89-persalinan-lama-induksi-dan-akselerasi-
persalinan
Cunningham, F Gary. et all. 2011. Obstetri Williams. 23rd ed. USA : The McGraw-Hill
Companies, Inc
Nugroho, Taufan. 2011. Kasus Emergency Kebidanan, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Prabantoro
29
LAMPIRAN
30
31
32
33
34
35