Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

READING JURNAL TENTANG PERBEDAAN EFEKTIVITAS


MASSAGE EFFLEURAGE DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP
NYERI PERSALINAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PEKALONGAN
FASE AKTIF PERSALINAN NORMAL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Disusun Oleh:
HALIMAH SARJIATI
2010106043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020/2021

i
HALAMAN JUDUL
LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
READING JURNAL TENTANG PERBEDAAN EFEKTIVITAS
MASSAGE EFFLEURAGE DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP
NYERI PERSALINAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PEKALONGAN
FASE AKTIF PERSALINAN NORMAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Disusun Oleh:
HALIMAH SARJIATI
2010106043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020/2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN


LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN READING JURNAL
TENTANG PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLEURAGE
DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP NYERI PERSALINAN DI
PUSKESMAS KABUPATEN PEKALONGAN
FASE AKTIF PERSALINAN NORMAL

Temanggung, Februari 2021

Pembimbing Pendidikan Preceptor Mahasiswa

Pratika W.H S.Keb.Bd.MPH. Sriyanti, Amd.Keb Halimah Sarjiati

iii
iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik klinik kebidanan dalam bentuk Reading
Jurnal Tentang Perbedaan Efektivitas Massage Effleurage dan Kompres Dingin terhadap
Nyeri Persalinan di Puskesmas Kabupaten Pekalongan . Tersusunnya laporan Reading
Jurnal ini tidak lepas dari dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu
dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati dan penuh rasa hormat, penulis
haturkan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada:

1. Warsiti, S, Kp., M. Kep., Sp. Mat, selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah


Yogyakarta
2. Moh. Ali Imron, S. Sos., M. Fis, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Herlin Fitriani, K., S.SiT., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi.
4. Pratika Wahyu H., S. Keb. Bd. MPH, selaku pembimbing akademik yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam
penyusunan Reading Jurnal.
5. Sriyanti, Amd.keb , selaku pembimbing lahan dan preceptor yang telah
meluangkan waktunya dalam untuk membimbing dan membantu penulis
dalam penyusunan Reading Jurnal.
6. Suami. orang tua serta anak-anakku yang tak henti-hentinya memberikan do’a,
dukungan dan motivasi.
7. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Reading Jurnal yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga laporan ini bermanfaat, dan semoga Allah SWT membalas segala bentuk
bantuan dan kerjasama semua pihak dengan balasan kebaikan dan kebahagiaan, Aamiin

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Temanggung, Februari 2021


Penulis

Halimah Sarjiati

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Masalah ........................................................................................................... 1
B. Skala ................................................................................................................ 1
C. Kronologi ........................................................................................................ 2
D. Solusi .............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
A. Asuhan Kebidanan (logbook data fokus) ....................................................... 3
B. Telaah Jurnal ................................................................................................... 19
C. Deskripsi Reading Jurnal ...............................................................................20
D. Teori Pokok Bahasan ......................................................................................20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................22
A. Kesimpulan .....................................................................................................22
B. Saran ...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23
Lampiran partograf.......................................................................................................... 24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Asuhan Kebidanan Persalinan .............................................................................. 4


Tabel 2.1 Analisis Jurnal Dengan PICOT ............................................................................. 6

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Jurnal 1 ...........................................................................................................................

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Masalah
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi dan Placenta)
secara alami, yang dimulai dengan adanya kontraksi yang adekuat pada uterus,
pembukaan dan penipisan serviks (Widiastini 2015). Nyeri persalinan merupakan
kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh hampir semua ibu bersalin
(Supliyani 2017). Kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri persalinan adalah
kala I fase aktif, pada fase ini ibu merasakan sakit yang hebat karena rahim
berkontraksi semakin lama semakin sering untuk mengeluarkan hasil konsepsi
(Bonny, 2010).
Rasa nyeri pada persalinan muncul akibat respons psikis dan refleks fisik.
Nyeri akan berdampak pada peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik yang dapat
mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernafasaan, dan warna kulit,
mual muntah, dan juga keringat berlebihan. Perubahan tingkah laku tertentu akibat
nyeri juga sering terlihat seperti peningkatan rasa cemas dengan pemikiran yang
menyempit, mengerang, menangis, gerakan tangan dan ketegangan otot yang sangat
di seluruh tubuh.

B. Skala

Rasa nyeri pada persalinan merupakan manifestasi dari adanya kontraksi otot
rahim. Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas nyeri yang
dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri tergantung dari sensasi
keparahan nyeri itu sendiri (Widiastini 2015).

Pusat Data Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia menjelaskan bahwa15%


ibu di Indonesia mengalami komplikasi persalinan dan 21% menyatakan bahwa
persalinan yang dialami merupakan persalinan yang menyakitkan karena merasakan
nyeri yang sangat, sedangkan 63% tidak memperoleh informasi tentang persiapan
yang harus dilakukan guna mengurangi nyeri pada persalinan (Yuliasari et al. 2015)

1
C. Kronologi
Kondisi nyeri persalinan membuat sebagian besar ibu memilih cara yang
paling cepat dan gampang untuk menghilangkan nyeri. Fenomena yang terjadi saat ini
kebanyakan ibu lebih memilih untuk melakukan operasi sectio caesarea tanpa indikasi
yang jelas dan juga meminta untuk dilakukan epidural anestesi. Semakin banyak ibu
yang ingin melahirkan tanpa rasa nyeri menyebabkan berbagai cara dilakukan untuk
menurunkan nyeri persalinan diantaranya teknik farmakologi dan non farmakologi.
Tindakan peredaan nyeri persalinan secara non farmakologi diantaranya dengan cara
distraksi, biofeedback atau umpan balik hayati, hipnotis diri, mengurangi persepsi
nyeri dan stimulasi kutaneus artinya mandi air hangat, kompres hangat atau dingin,
stimulasi saraf elektrik transkutan, masase seperti massage effleurage (Potter, 2015).

D. Solusi
Terapi massage/pijatan sebagai upaya untuk mengurangi rasa nyeri pada
persalinan yaitu massage effleurage. Effleurage adalah bentuk pijatan dengan
menggunakan telapak tangan yang dilakukan dengan tekanan lembut dari arah bawah
menuju ke atas (jantung) dengan arah yang memutar beraturan serta dilakukan secara
berulang. Adanya tekanan yang lembut, gerakan ini bertujuan sebagai relaksasi dan
menghangatkan punggung dan abdomen pada ibu bersalin. Penerapan massage
effleurage ini mampu mengurangi rasa nyeri, selain itu tidak menimbulkan dampak
pada ibu ataupun bayi, hal ini justru mampu memberikan efek relaksasi sehingga rasa
nyeri pada ibu dapat menurun.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan (logbook data fokus)


Tabel 2.1 Asuhan Kebidanan Persalinan
Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. N usia 24 tahun G1P0A0 usia hamil 40 minggu fisiologis di Puskesmas Temanggung

Deskripsi Kegiatan Responsi TTD


Pembimbing CI
Tgl 7 November 2020 Subjektif : Mahasiswa
pukul 03.20 WIB 1. Alasan Datang

Ibu datang untuk memastikan apakah sudah masuk persalinan


No RM :
atau belum.

2. Keluhan Utama Halimah S


Identitas Pasien :
Nama : Ny. N Ibu datang mengatakan merasa kenceng-kenceng kuat dan
Umur : 24 tahun Pembimbing Klinik
semakin lama semakin sering sejak pukul 23.30 WIB.
Agama : Islam Kenceng-kenceng dari punggang, sudah keluar lendir
Suku : Jawa bercampur darah pukul 03.00 WIB, belum mengeluarkan
Pendidikan : SMA cairan dari jalan lahir. Ibu mengatakan masih merasakan
Pekerjaan : IRT adanya gerakan janin>10x/12jam terakhir.
Alamat :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah Sriyanti, Amd. Keb
Temanggung II 04/06

3
keguguran, tidak sedang/tidak pernah menderita penyakit
tertentu (menular/menurun).

Riwayat menstruasi normal, tidak ada keluhan.


Pembimbing PKK
HPHT : 31-01-2020 HPL : 7-11-2020 UK 40 minggu

3. Tanda – Tanda Persalinan


Pratika W S.keb.Bd.MPH
Kontraksi : ibu mengatakan kenceng-kenceng
semakin kuat, teratur

Lokasi ketidaknyamanan : punggung menjalar hingga


perut

Objektif :
a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik TD :100/60 mmHg


Kesadaran :Composmentis Nadi :84 x/menit
BB : 60 kg Suhu :36,3 ⁰C
TB : 157 cm RR : 20 x/menit
LILA : 24 cm
Kepala : Bentuk mesocepal, tidak ada benjolan, bersih, rambut
tidak mudah rontok, distribusi rambut merata

4
Muka : Bersih, tidak oedem, tidak ada luka
Mata: Bersih, simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada sekret, tidak
ada pembesaran polip, fungsi normal
Mulut : Bibir lembab, tidak pucat, tidak berdarah, gigi rapi
Telinga : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada benjolan, fungsi
normal, simetris
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe / thyroid / vena
jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris. Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
ronchi / wheezing
Perut : Simetris, tidak ada luka bekas operasi
Lipat paha: Tidak ada kemerahan, tidak ada pembesaran
kelenjar
Vulva : Tidak ada tanda-tanda infeksi
Ekstremitas
Atas : Capiler refil normal, tonus otot baik, jika dicabut
dapat kembali < 2 detik, fungsi normal
Bawah : Capilerrefil normal, tonus otot baik, jika dicabut
dapat kembali

5
< 2 detik, fungsi normal
Reflek patella: Normal (+/+)
Punggung : Tidak ada benjolan
Anus : Tidak ada hemoroid
b. Status Obstetri
1) Inspeksi
a) Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada
oedem

b) Mamae : Areola dan papila hyperpigmentasi,


kelenjar montgomeri menonjol, papila menonjol,
tidak kemerahan

c) Abdomen :Tidak ada linea nigra dan strie gravidarum

d) Vulva : Tidak ada varises, keluar lendir darah


2) Palpasi
a) Mamae : Kolostrum sudah keluar
b) Abdomen

Leopold I : TFU : 3 jari dibawah px. Teraba 1


bagian lunak, agak bulat, tidak melenting
Leopold II :
Kiri : Teraba 1 bagian keras, memanjang seperti

6
papan
Kanan : Teraba bagian kecil-kecil, terputus-putus
Leopold III : Teraba 1 bagian keras, bulat, tidak
dapat digoyangkan

Leopold IV : Divergen (kepala sudah masuk


panggul)

TFU : 32 cm

TBJ : 3255 gram

3) Auskultasi
DJJ : 142 x/menit
PM : Jumlah 1, disebelah kiri bawah pusar ibu
His : 4 x 10’, lamanya 40”
c. Pemeriksaan Dalam
Tanggal/jam : 7-11-2020 jam 03.20 WIB
Indikasi : sudah masuk inpartu atau belum
Vulva : tidak ada massa, tidak oedem
V/U tenang, portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, presbelkep,
kep di H II, KK +, STLD +
d. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

7
Analisa
Ny. N usia 24 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup,
intrauterine, puki, presbelkep, dalam persalinan kala I fase laten
fisiologis.

Penatalaksanaan
Tanggal : 7-11-2020 Jam : 03.30 WIB
1. Melakukan pemeriksaan dan memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik, pembukaan 2
cm serta menganjurkan untuk senantiasa berdo’a.
Hasil : Ibu senang mengetahui hasil pemeriksaannya baik
2. Memberikan support kepada ibu bahwa persalinan merupakan
hal yang wajar dialami oleh wanita, rasa sakit yang dialami ibu
disebabkan oleh kontraksi rahim, ibu dianjurkan banyak berdoa
agar persalinan berjalan lancar.
Hasil : Ibu merasa lega atas penjelasan dari bidan
3. Menganjurkan dan meminta ibu untuk memilih posisi persalinan
yang nyaman dan mempersilahkan ibu untuk istirahat jika
kontraksi berkurang.
Hasil : Ibu sudah memilih posisi miring kiri dan istirahat ketika
his berkurang.
4. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar mempercepat

8
pembukaan dan aliran darah tetap lancar.
Hasil : Ibu bersedia miring kiri
5. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi untuk mengurangi
nyeri pada saat kontraksi dengan cara menarik napas dari hidung
dan menghembuskannya perlahan melalui mulut. Saat kontraksi
juga dapat memassase punggung ibu untuk mengurangi rasa
sakit.
Hasil : Ibu melakukan teknik relaksasi saat terjadi kontraksi
dengan cara menarik napas lewat hidung dan mengeluarkannya
melalui mulut, serta keluarga mampu memassase punggung ibu
saat ada kontraksi.
6. Memberikan ibu minuman manis dan menyarankan ibu untuk
makan agar dapat sebagai tambahan tenaga.
Hasil : Ibu telah minum satu gelas teh manis.
7. Menyiapkan kembali perlengkapan persalinan untuk menolong
persalinan serta perlengkapan ibu dan bayi.
a. Partus set
 Dalam bak instrument : 2 pasang handscoone, ½ kocher, 1
gunting episiotomi, 2 klem tali pusat, 1 gunting tali pusat,
kateter, spuit 3 cc, kassa steril, dele
 Luar bak instrument : kassa, handuk, tempat plasenta, APD,
underpad, oxytocin.
9
b. Heacting set
 Dalam bak instrument : 1 pasang handscoone, 1 nelpuder, pinset,
benang kronik, 1 jarum heacting, 1 gunting benang, kassa,spuit
 Di kom : lidocain
 Obat-obatan : lidocain, oxytocin 10 IU, betadin
 Peralatan lain : tensimeter, thermometer, metline, partograf, infus
set, larutan klorin 0,5%, Doppler
 Perlengkapam ibu (baju kain, celana dalam, pembalut, handuk
8. Perlengkapan bayi (baju, bedong, popok, topi, dan selimut)
Hasil : Peralatan dan kebutuhan pasien siap.
9. Mengobservasi DJJ, nadi, HIS, dan pernapasan tiap 30 menit dan
TTV, VT setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam atau jika terjadi sesuatu
atau indikasi. (Dilampiran)
Hasil : ibu telah diobservasi dan telah ditulis di lembar partograf.
10. Tanggal 7 November 2020 jam 10.30 ibu mengatakan mules2
semakin sering, ingin BAB, dilakukan pemeriksaan kembali ai
ada tanda-tanda pembukaan lengkap kemudian memberitahu ibu
dan keluarga bahwa pembukaan telah lengkap.
Hasil : Ibu telah mengetahui bahwa pembukaan telah lengkap.
11. Menganjurkan kepada ibu untuk memilih posisi yang nyaman.
Hasil: Ibu sudah memilih posisi yang nyaman yaitu dorsal

10
recumbent
12. Mempersilahkan suami / keluarga untuk mendampingi ibu dalam
proses persalinan.
Hasil : Ibu ditemani suami ketika proses persalinan.
13. Melakukan pertolongan persalinan
a) Memastikan kelengkapan peralatan dan obat – obatan essensial
untuk menujang proses persalinan.
b) Memasukkan spuit steril ke bak instrument dan mematahkan
ampul oksitosin
c) Menggunakan sarung tangan kemudian memasukkan oksitosin
ke dalam spuit dan meletakkan kembali ke bak instrument
d) Memasang underpad dibawa bokong ibu
e) Memimpin ibu untuk mengejan saat ada his dengan cara menarik
napas panjang dan mengejan seperti sedang BAB
f) Menganjurkan pada ibu untuk istirahat saat his berkurang
g) Pada saat kepala bayi tampak 5-6 cm membuka vulva
(crowning). Menahan perineum dengan tangan kanan yang
dilapisi kain/ underpad dan menahan kepala bayi dengan tangan
kiri agar kepala bayi tidak defleksi maksimal.
h) Menunggu bayi melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal kemudian melahirkan bayi dari bahu anterior dan bahu

11
posterior.
i) Setelah kepala bayi lahir, tangan kanan menyangga kepala,
lengan dan siku bagian bawah. Sedangkan tangan kiri menyusuri
punggung, bokong, tungkai dan kaki.
j) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi untuk
dikeringkan.
k) Memberikan bayi kepada ibu dan biarkan kontak kulit antara ibu
dan bayi. Memakaikan topi pada kepala bayi, kemudian
memakaikan baju, popok dan bedong.
Hasil : Bayi lahir spontan tanggal 7-11-2020 pukul 10.37 WIB
APGAR Score 9 - 10 – 10, jenis kelamin perempuan , menangis
kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Bayi telah
dikeringkan dan segera dilakukan kontak dengan ibu untuk
dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
l) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
Hasil : Tidak ada janin kedua

KALA III
14. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.

12
Hasil : Ibu mengetahui akan disuntik oksitosin
15. Menyuntikan oksitosin 10 IU dengan cara intramuskular di 1/3
paha kanan atas bagian distal lateral ibu dengan terlebih dahulu
melakukan aspirasi sebelum disuntikkan.
Hasil : Oksitosin 10 IU berhasil masuk.
16. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira ±3 cm dari pusat bayi
kemudian mendorong isi tali pusat ke arah ibu dan menjepit
kembali tali pusat dengan jarak ±2 cm dari klem pertama.
Hasil : Tali pusat telah diklem dengan 2 klem tali pusat steril.
17. Memegang tali pusat yang telah dijepit dengan tangan kiri
dengan melindungi perut bayi dan melakukan pengguntingan tali
pusat diantara 2 klem tersebut dengan tangan kanan
menggunakan gunting tali pusat.
Hasil : Tali pusat telah dipotong.
18. Mengikat tali pusat dengan benang steril di belakang klem yang
melekat pada bayi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
sampai kencang.
Hasil : Tali pusat telah diikat.
19. Memasang topi di kepala bayi.
Hasil : Bayi telah diberikan penutup kepala.
20. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan meletakkan

13
bayi secara tengkurap diantara payudara ibu dan membiarkan
bayi mencari putting susu ibunya sendiri kemudian menyelimuti
bayi dan ibu dengan kain kering dan hangat.
Hasil : Bayi telah ditempatkan diantara kedua payudara ibu.
21. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 10 cm dari
vulva
Hasil : Klem telah dipindahk
22. Meletakkan tangan kiri diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis dan tangan kanan menegangkan tali pusat.
Hasil : Tali pusat telah ditegangkan dengan tangan kanan.
23. Menunggu uterus berkontraksi, setelah uterus berkontraksi,
menegangkan tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan
kiri diatas simfisis kearah dorsokranial.
Hasil : Tali pusat telah ditegangkan dengan tangan kanan, tangan
kiri dorsokranial diatas simfisis.
24. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas, meminta ibu meneran sambil menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir dengan tetap lakukan tekanan dorso-kranial.
Hasil : Tali pusat telah ditegangkan.
25. Menegangkan tali pusat sampai plasenta tampak di vulva
Hasil : Tali pusat sudah ditegangkan sampai plasenta tampak di

14
vulva.
26. Setelah plasenta tampak pada vulva kemudian melahirkan
plasenta dengan hati-hati dengan kedua tangan memegang
plasenta dan melakukan putaran searah atau memilin secara hati-
hati untuk melahirkan plasenta agar tidak ada selaput yang
tertinggal.
Hasil : Plasenta lahir jam 10.40 WIB.
27. Melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus
uteri dengan tangan kiri hingga kontraksi uterus baik dan
meminta asisten untuk meneruskan masase fundus uterus
Hasil : Uterus teraba keras dan tetap dimasase oleh asisten
28. Memeriksa bagian plasenta untuk memastikan bahwa seluruh
kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan
kedalam baskom plasenta.
Hasil : Plasenta lahir lengkap, selaput ketuban lengkap.
29. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum,
dan melakukan evaluasi hasil tindakan
Hasil : Ada laserasi perineum derajat II, TFU 2 jari dibawah
pusat, perdarahan ±150 cc, kondisi umum pasien : baik.
30. Meletakkan plasenta pada wadah khusus (kendil)
Hasil : Plasenta telah ditempatkan pada kendil yang sudah

15
disediakan
31. Memastikan uterus kembali berkontraksi baik dengan melakukan
palapasi uterus.
Hasil : Uterus teraba keras dan berkontraksi dengan baik
32. Menyuntikkan lidocaine 1% pada titik ujung laserasi, secara
merata, dilanjutkan dengan menjahit laserasi setelah anastesi
bereaksi
Hasil : Robekan perineum telah dijahit dengan teknik
jelujur, dan simpul tunggal. Jahitan tampak rapi.
33. Merendam semua alat dalam larutan air sabun kemudian
direndam dalam larutan klorin 0,5% dan membersihkan ibu
dengan menyibin dengan air bersih hangat dan membersihkan
tempat tidur ibu dengan menggunakan air klorin, dan air DTT.
Membantu ibu mengenakan pakaian yang bersih dan kering
dengan memakaikan pembalut maternity dari depan kebelakang
dan meluruskan kaki ibu serta menyelimutinya dengan jarik.
Hasil : Alat sudah dimasukkan ke dalam larutan sabun dan
direndam dalam larutan klorin. Ibu telah dipakaian pembalut
dan diselimuti

KALA IV
34. Menganjurkan ibu istirahat dan minum air putih serta

16
menganjurkan ibu untuk tetap ditempat tidur 2 jam setelah
persalinan karena masih dilakukan observasi.
Hasil : Ibu bersedia untuk minum dan tetap ditempat tidur.
35. Setelah 1 jam IMD melakukan penimbangan dan pengukuran
bayi, mengoleskan salep mata oxytetracyclin 1 % pada kedua
mata bayi dari dalam keluar dan memberikan suntikan vitamin
K1 phytonadione 1 mg secara Intramuscular (IM) dipaha kiri
bayi.
Hasil : Bayi berhasil di IMD namun tidak dapat menemukan
putting susu ibunya, BB 3700 gram, PB 51 cm, LK 35 cm, LD
34 cm, LILA 12 cm, Vit K1 1 mg masuk
36. Memantau kembali kondisi bayi kemudian lanjutkan pemberian
ASI.
Hasil : KU Bayi baik, TTV dalam batas normal.
37. Memantau keadaan umum Ibu selama 2 jam pertama meliputi
TD, TFU, nadi, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap
15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam
kedua
Hasil : ibu telah diobservasi kala IV dan telah ditulis di lembar
partograf
38. Menghitung lama persalinan dan jumlah perdarahan

17
Hasil:
Lama Persalinan Jumlah perdarahan
Kala I : 8 jam 30 menit Kala I :- cc
Kala II : 0 jam 7 menit Kala II : 150 cc
Kala III : 0 jam 5 menit Kala III: 50 cc
Kala IV : 2 jam 0 menit + Kala IV: 175 cc +
Jumlah Total 10 jam 37 menit 375 cc

39. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan serta


melengkapi partograf.
Hasil: Semua hasil pemeriksaan dan tindakan telah
didokumentasikan di buku register persalinan dan buku KIA,
partograf telah dilengkapi (dilampiran)

Lampiran Hasil
Pemantauan :

R Kontraksi Uterus
Jam KU T N S Intensita DJJ Hasil VT
Frekuens Lama
  i 10' s
V/U tenang, portio tipis lunak, pembukaan 5cm,
07.30 Baik 110/70 84 36.5 20 4x 40" kuat 142 presbelkep, kep di H II, KK +, STLD +

08.00 Baik 82 4x 40" kuat 146

18
08.30 Baik 82 4x 40" kuat 144

09.00 Baik 84 5x 45” kuat 144

09.30 Baik 84 5x 45” kuat 142

10.00 Baik 86 5x 45” kuat 144


 V/U tenang, portio tak teraba, pembukaan lengkap,
10.30 Baik 84 5x 40" kuat 148 presbelkep, kep di H III, KK +, STLD +, tidak teraba
bagian lain

19
B. Telaah Jurnal
Tabel 2.2 Analisis Jurnal Dengan PICOT

Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcame Time

Penulis : Perbedaan Jumlah Intervensi Berdasarkan hasil penelitian dan Penelitian


Wahyu Ersila, Efektivitas populasi diberikan pada pembahasan yang telah diuraikan, dilaksanakan pada
Lia Dwi Massage sebanyak sampel dengan maka dapat diketahui bahwa massage tahun 2019
Prafitri, Nina Effleurage 30 menilai perbedaan Eflleurage lebih efektif untuk
Zuhana dan Kompres responden efektivitas massage menurunkan nyeri persalinan.
Jurnal Dingin terdiri dari Effleurage dengan
SIKLUS terhadap 15 kompres dingin
Volume 08 Nyeri responden pterhadap nyeri
Noor 02, Juni Persalinan di kelompok persalinan pada ibu
2019 Pukesmas massage inprtu kala I fase
p-ISSN : Kabupaten effleurage aktif
2089-6778 Pekalongan dan 15
e-ISSN : kelompok
2549-5054 kompres
dingin

20
C. Deskripsi Reading Jurnal
Jurnal ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ersila, Lia Dwi
Prafitri, Nina Zuhana. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperiment dengan desain
two group pretest dan posttest without control group. Populasi pada penelitian ini
adalah ibu bersalin pada kala I fase aktif di kabupaten Pekalongan, sampel dalam
penelitian ini adalah ibu bersalin fase aktif. Data yang digunakan menggunakan data
primer, menggunakan lembar observasi Numerical Scale Rating (NSR) pada sebelum
dan setelah tindakan. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney.

D. Teori Pokok Bahasan


Berdasarkan hasil penelitian terhadap terhadap ibu inpartu didapatkan hasil
bahwa nilai mean nyeri persalinan pada responden sebelum dilakukan massage
effleurage adalah 7,60 dan nilai mean nyeri persalinan setelah dilakukan massage
effleurage adalah 3,60. Dapat diketahui penurunan nilai rata-rata sebelum dan setelah
dilakukan massage effleurage adalah 4,00. Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro
wilk (sampel <50) diperoleh distribusi data normal sehingga digunakan uji t
berpasangan (paired t test). Hasil uji ppairet t test didapatkan nilai p<0,000 (<0,05)
hal ini berarti terdapat berbedaan nyeri persalinan antara sebelum dan setelah
dilakukan massage effleurage pada ibu bersalin.
Perbandingan nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan kompres dingin.
Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro wilk (sampel <50) diperoleh distribusi
data tidak normal sehingga digunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon didapatkan
nilai p 0,000 (<0,05) berarti ada perbedaan nyeri persalinan antara sebelum dan
setelah dilakukan kompres dingin.
Hasil uji mann whitney didapatkan nilai p 0,001 (<0,05) berarti ada perbedaan
efektifitas massage effleurage dan kompres dingin terhadap nyeri persalinan. Dari
hasil tersebut berarti tindakan massage effleurage lebih efektif dibandingkan dengan
tindakan kompres dingin terhadap nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I fase aktif.
Penurunan nyeri persalinan dengan dilakukan massage effleurage (20,80)
lebih besar dibandingkan nyeri persalinan pada kelompok yang dilakukan kompres
dingin (10,20). Dari hasil tersebut berarti tindakan massage effleurage lebih efektif
dibandingkan dengan tindakan kompres dingin terhadap nyeri persalinan pada ibu

21
bersalin kala I fase aktif. Massage Effleurage dilakukan dengan menstimulasi kulit
dengan cara memberikan tekanan lembut pada area permukaan kulit. Tindakan ini
merupakan aplikasi dari teori gate control, yang akan lebih efektif dan maksimal
hasilnya apabila dilakukan tanpa adanya penghalang seperti pakaian.

22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa diketahui massage effluerage lebih
efektif ntuk menurunkan nyeri persalinan dibanding tindakan kompres dingin pada
ibu bersalin kala I fase aktif. Massage Effleurage dilakukan dengan menstimulasi
kulit dengan cara memberikan tekanan lembut pada area permukaan kulit. Tindakan
ini merupakan aplikasi dari teori gate control, yang akan lebih efektif dan maksimal
hasilnya apabila dilakukan tanpa adanya penghalang seperti pakaian.

B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Disarankan untuk ibu hamil menerapkan massage effleurage untuk mengurangi
nyeri persalinan yang dirasakan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Penelitian tersebut dapat diaplikasikan dalam upaya menurunkan nyeri saat
persalinan. Bidan / petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan intranatal care dengan menggunakan massage effleurage sebagai salah
satu teknik dalam mengatasi nyeri persalinan kala I fase aktif.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bonny D, dan Meliasari. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swara;
(2010)
Ersila, Wahyu dkk. Perbedaan Efektivitas Massage Effleurage dan Kompres Dingin
terhadap Nyeri Persalinan di Puskesmas Kabupaten Pekalongan. Jurnal SIKLUS
Volumen 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN:2089-6778 e-ISSN:2549-5054
Potter P A., dan Perry A G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Prakte. 4 ed. Jakarta: EGC; (2015)
Widiastini, Luh Putu. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bayi
Baru Lahir. Bogor: In Media

24
Lampiran Partograf

25
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

26
L
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

ampiran Jurnal
PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLEURAGE DAN KOMPRES
DINGIN TERHADAP NYERI PERSALINAN DI PUSKESMAS
KABUPATEN PEKALONGAN

Wahyu Ersila1), Lia Dwi Prafitri2), Nina Zuhana3)


1
ersila.chila88@gmail.com, 2L02Prafitri@gmail.com, 3ninazuhana@gmail.com
1,2
Prodi S1 Fisioterapi STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Jl Raya
Ambokembang No.8 Pekalongan
3
Prodi D3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Jl Raya Ambokembang No.8 Pekalongan

Abstrak

Seorang wanita secara fisiologis akan mengalami kehamilan, persalinan dan menjalani masa nifasnya. Beberapa
wanita yang pernah melahirkanpun terkadang memiliki perasaan trauma atau khawatir terhadap rasa nyeri yang
timbul pada saat persalinan, nyeri persalinan dianggap nyeri yang paling menyakitkan oleh ibu-ibu yang baru
pertama kali mengalaminya. Penanganan nyeri non farmakologis dapat diterapkan untuk membantu mengurangi
nyeri persalinan, salah satunya dengan melakukan massage effleurage dan kompres dingin. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui perbedaan efektivitas massage effelurage dan kompres dingin terhadap nyeri persalinan. Jenis
penelitian Quasi eksperimen. Instrumen penelitian menggunakan Numeral Rating Scale (NRS) pada 30 responden
terdiri dari 15 responden kelompok massage effleurage dan 15 kelompok kompres dingin. Analisa data
menggunakan uji Mann Whitney. Hasil terdapat perbedaan massage effelurage dan kompres dingin terhadap nyeri
persalinan dengan nilai p 0,001 (<0,05)sehingga dapat disimpulkan massage effleurage lebih efektif untuk
menurunkan nyeri persalinan. Saran hendaknya bidan dapat mensosialisasikan dan mengaplikasikan massage
effelurage sebagai metode non farmakologi untuk mengurangi nyeri persalinan

Kata kunci: Massage effleurage,kompres dingin,nyeri persalinan

Abstract

A woman physiologically will experience pregnancy, childbirth and the puerperium. Some women who have given
birth sometimes have feelings of trauma or worry about the pain that arises during labor, labor pain is considered
to be the most painful pain by mothers who have experienced it for the first time. Non-pharmacological pain
management can be applied to help reduce labor pain, one of which is to do effleurage massage and cold
compresses. The purpose of this study was to determine the difference in effectiveness of effelurage massage and
cold compresses against labor pain. This type of research is Quasi experiment. The research instrument used the
Numeral Rating Scale (NRS) in 30 respondents consisting of 15 respondents in the group of effleurage massage
and 15 groups of cold compresses. Data analysis using the Mann Whitney test. The results showed that there were
differences in effelurage massage and cold compress on labor pain with a p value of 0.001 (<0.05) so that it could
be concluded that effleurage massage was more effective in reducing labor pain. Suggestions should midwives be
able to socialize and apply effelurage massage as a non-pharmacological method to reduce labor pain.

Keywords: Effleurage massage, cold compress, labor pain

27
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

Secara fisiologis nyeri terjadi ketika otot-otot


rahim saling berkontraksi sebagai upaya untuk
1. Pendahuluan
membuka serviks dan mendorong kepala bayi
Derajat Kesehatan masyarakat dapat di nilai
ke arah panggul. Nyeri pada persalinan kala I
dari Angka Kematian Ibu (AKI) yang dilihat dari
merupakan proses yang terjadi secara fisiologis
sisi aksesbilitas maupun kualitas terhadap
yang disebabkan oleh proses dilatasi serviks,
layanan kesehatan. Survei Demografi
hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia
Kesehatan Indonesia (SDKI) menujukkan AKI
korpus uteri dan peregangan segmen bawah
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup pada
rahim dan kompresi syaraf di serviks
tahun 2012. Pada tahun 2015 hasil Survei
mengakibatkan impuls nyeri bertambah
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) AKI mengalami
banyak[3].
penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran
Seorang wanita akan mengalami kondisi yang
hidup[1]. Tiga faktor utama penyebab utama
fisiologis terkait dengan perkembangan
Kematian Ibu meliputi perdarahan (28%),
hidupnya, diantaranya mengalami kehamilan,
eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Komplikasi
persalinan dan menjalani masa nifasnya.
yang terjadi pada saat persalinan dan setelah
Kondisi tersebut tentunya untuk beberapa
persalinan, serta pengetahuan ibu yang masih
wanita dianggap hal yang menakutkan
minim terkait dengan bahaya persalinan
terutama bagi wanita yang belum pernah
menjadi penyebab tingginya angka kematian
menjalani proses kehamilan atau persalinan
ibu[2].
sebelumnya. Beberapa wanita yang pernah
World Health Organization (WHO) menyatakan melahirkanpun terkadang memiliki perasaan
bahwa 99% tingginya AKI disebabkan masalah trauma atau khawatir terhadap rasa nyeri yang
dalam persalinan atau kelahiran. Disamping timbul pada saat persalinan, nyeri persalinan
faktor pengetahuan ibu yang masing minim dianggap nyeri yang paling menyakitkan oleh
mengenai komplikasi persalinan, kematian ibu-ibu yang baru pertama kali
[4]
pada ibu bersalin dapat disebabkan karena mengalaminya .
adanya faktor 3 terlambat, yaitu terlambat
Penanganan nyeri dalam proses persalinan
mengambil keputusan dalam memberikan
harus diperhatikan oleh pemberi asuhan pada
pertolongan ibu hamil dan melahirkan,
masa persalinan. Kadangkala tenaga kesehatan
terlambat membawa ke tempat pelayanan
dan ibu yang sedang dalam masa persalinan
kesehatan, dan terlambatnya tenaga medis
mengabaikan untuk menerapkan tehknik untuk
memberikan pertolongan[3].
memanage nyeri, terutama apabila rasa nyeri
Persalinan merupakan suatu kondisi dimana tersebut terasa pada bagian pinggang, sehingga
leher rahim mengalami penipisan dan mulut ibu kemungkinan akan merasakan nyeri yang
rahim mengalami dilatasi yang diikuti oleh hebat pada masa persalinan kala I. Adanya rasa
turunnya janin melalui jalan lahir kemudian nyeri ini akan berdampak pada rasa trauma
disusul oleh kelahiran yaitu proses keluarnya atau pengalaman persalinan yang buruk bahkan
hasil konsepsi (janin dan plasenta) dari rahim [9]. secara tidak langsung dapat menyebabkan post
Sebagian besar (90%) ibu bersalin mengalami partum blues[5].
nyeri pada proses persalinannya [5]. Kejadian
Respon nyeri yang dialami oleh ibu primigravida
nyeri pada 2.700 ibu bersalin, 15% mengalami
dengan multigravida mengalami perbedaan
nyeri ringan, 35% dengan nyeri sedang, 30%
yang signifikan, hal ini disebabkan pengalaman
dengan nyeri hebat dan 20% dengan nyeri
melahirkan sebelumnya memiliki pengaruh
sangat hebat.
yang kuat terhadap respon nyeri pada ibu

28
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

sudah pernah melahirkan. Ibu yang belum Terapi massage/pijatan sebagai upaya untuk
pernah melahirkan sebelumnya akan mengurangi rasa nyeri pada persalinan yaitu
mengalami tingkat kecemasan dan ketakutan massage effleurage. Effleurage adalah bentuk
yang dapat menyebabkan stress dalam pijatan dengan menggunakan telapak tangan
mengahadapi persalinannya. Dengan demikian yang dilakukan dengan tekanan lembut dari
diperlukan menejemen nyeri persalinan yang arah bawah menuju ke atas (jantung) dengan
mampu menurunkan intensitas nyeri selama arah yang memutar beraturan serta dilakukan
ibu dalam masa persalinan terutama ibu yang secara berulang. Adanya tekanan yang
pertama kali bersalin[3]. lembut, gerakan ini bertujuan sebagai
relaksasi dan menghangatkan punggung dan
Beberapa metode alternatif yang ditawarkan
abdomen pada ibu bersalin. [7]. Penerapan
untuk menurunkan nyeri pada persalinan
massage effleurage ini mampu mengurangi
diantaranya metode farmakologis
rasa nyeri, selain itu tidak menimbulkan
(menggunakan obatobatan) dan non-
dampak pada ibu ataupun bayi, hal ini justru
farmakologis (secara tradisional). Metode
mampu memberikan efek relaksasi sehingga
farmakologis pengelolaannya dilakukan
rasa nyeri pada ibu dapat menurun. [8].
sebagian besar merupakan tindakan medis.
Ibu bersalin yang dilakukan kompres dingin
Sedangkan pengelolaan metode
mengalami penurunan nyeri yang sebelumnya
nonfarmakologis dapat dilakukan oleh
mengalami nyeri hebat setelah dilakukan
sebagian besar pemberi asuhan kesehatan
kompres dingin menjadi nyeri sedang.
(dokter, bidan, perawat) yang mungkin juga
Pengurangan nyeri ini terjadi karena kompres
melibatkan keluarga ibu bersalin. Walaupun
dingin yang membuat daerah sekitar pusat
metode farmakologis lebih efektif dalam
nyeri menjadi mati rasa, menurunkan
mengurangi nyeri persalinan, selain lebih
ketegangan otot yang berguna untuk
mahal juga memiliki potensi kurang baik bagi
menghilangkan nyeri[9].
kesehatan ibu maupun janin[6].
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Metode non-farmakologis (secara tradisional)
mengetahui perbedaan efektivitas massage
sangat bervariasi yang dapat diterapkan untuk
effleurage dan kompres dingin terhadap nyeri
membantu mengurangi rasa nyeri,
persalinan kala I persalinan di puskesmas
diantaranya adalah menggunakan
kabupaten pekalongan..
massage/pijatan/ stimulasi kulit.
Pijatan/massage memiliki prinsip mengurangi
ketegangan, sehingga ibu akan merasa rileks 2. Metode Penelitian
dan nyaman menghadapi persalinan, metode Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperiment
ini dapat meningkatkan stamina dan tidak dengan desain two group pretest dan posttest
menyebabkan depresi pernafasan pada bayi without control group. Populasi pada penelitian
yang dilahirkan[5]. Stimulasi kulit akan ini adalah ibu bersalin pada kala I fase aktif di
merangsang serat-serat berdiameter besar kabupaten pekalongan, sample penelitian ini
untuk menutup gerbang bagi serat-serat yang adalah ibu bersalin fase aktif yang memenuhi
berdiameter kecil yang mengantarkan nyeri kriteria yaitu kooperatif, tidak dalam kondisi
sehingga nyeri dapat dikurangi. Salah satu patologis. Data yang digunakan menggunakan
contoh penerapan stimulasi kulit dengan data primer, menggunakan lembar observasi
mengompres dingin pada area kulit. Hal ini Numerical Scale Rating (NSR) pada sebelum
dilakukan karena sifat analgetik pada kompres dan setelah tindakan. Analisis yang dilakukan
dingin yang menyebabkan impuls nyeri lebih terhadap dua variabel yang diduga
sedikit yang dihantarkan ke otak[4]. berhubungan atau berkolerasi. Pada penelitian

29
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

ini, peneliti ingin membandingkan nyeri intervensi menggunakan uji paired t test.
persalinan dengan variable bebasnya adalah Sedangkan uji normalitas pada kelompok
massage effleurage dan kompres dingin, kompres dingin yaitu 0,001 (,0,05) diperoleh
variable terikatnya adalah nyeri persalinan. hasil data tidak normal, sehingga
Data yang terkumpul di klasifikasikan sesuai menggunakan uji wilcoxon. Pada hasil uji
dengan masing-masing variabel kemudian diuji normalitas dua kelompok yaitu 0,002 (0,05)
normalitasnya menggunakan shapiro wilk test didapatkan data tidak normal sehingga untuk
(responden < 50). mengetahui efektifitas massage effleurage dan
kompres dingin terhadap nyeri persalinan
Adapun hasil uji normalitas pada kelompok
menggunakan uji MannWhitney.
massage effleurage yaitu 0,126 (>0,05)
menunjukkan data normal sehingga untuk
mengetahui perbedaan sebelum dan setelah
3. Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Distribusi nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan


massage effleurage
Nyeri Sebelum Setelah
persalinan
F % F %
Ringan 0 0 8 53,3 sedang 4 26,7 7 46,7 berat 11 73,3 0 0
Total 15 100 1 100
5

dan setelah dilakukan massage


effleurage, lebih dari separuh
Tabel 1. menunjukkan nyeri
responden menunjukkan
persalinan pada responden
penurunan nyeri menjadi nyeri
sebelum dilakukan massage
ringan (53,3%) dan nyeri sedang
effleurage sebagian besar
(46,7%).
mengalami nyeri berat (73,3%)

Tabel 2. Distribusi nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan Kompres dingin
Nyeri Sebelu Setela
persalinan m h
F
% F %
Ringan 0 0 3 20
sedang 4 26,7 1 66,7
0
berat 1 73,3 2 13,3
1
Total 1 100 1 100
5 5

Tabel 2. menunjukkan nyeri persalinan pada dingin (20%) responden mengalami


responden sebelum dilakukan massage penurunan nyeri menjadi nyeri ringan,
effleurage sebagian besar mengalami nyeri namun terdapat (13,3%) responden yang
berat (73,3%). Setelah dilakukan kompres masih tetap mengalami nyeri berat.

30
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

Tabel 3. Hasil analisa perbedaan nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan massage effleurage
Nyeri 95% CI
Mea Beda
persali Lower Upper Nilai p
n mean
nan
Sebelum 7,60

Setelah 3,60 4,00 3,31 4,69 <


0,000

Tabel 3 didapatkan hasil bahwa nilai mean Adanya massage pada prinsipnya diberikan
nyeri persalinan pada responden sebelum pada awal rasa nyeri atau sebelum impuls
dilakukan massage effleurage adalah 7,60 rasa sakit yang dibawa saraf yang
dan nilai mean nyeri persalinan setelah berdiameter kecil ke otak. Pijatan dengan
dilakukan massage effleurage adalah 3,60. tehnik effleurage yang teratur dengan
Dapat diketahui penurunan nilai rata-rata latihan peranafasan selama kontraksi, maka
sebelum dan setelah dilakukan massage pijatan tersebut akan membuat relaksasi
effleurage adalah otot sehingga memberikan perasaan
nyaman pada ibu[10].
4,00. Hasil uji normalitas menggunakan
Shapiro wilk (sampel <50) diperoleh Penelitian lain yang mendukung penelitian ini
distribusi data normal sehingga digunakan menyebutkan bahwa sebagian besar ibu
uji t berpasangan (paired t test). Hasil uji bersalin kala I fase aktif mengalami
ppairet t test didapatkan nilai p<0,000 pengurangan nyeri, walaupun pengurangan
(<0,05) hal ini berarti terdapat berbedaan skala nyeri ini masih bervariasi,bahkan masing-
nyeri persalinan antara sebelum dan setelah masing ada yang tidak berkurang skala
dilakukan massage effleurage pada ibu nyerinya[11]. Tehnik massage ini merupakan
bersalin. salah satu manajemen nyeri yang dengan cara
menekan secara lembut menggunkan telapak
Munculnya rasa nyeri pada persalinan
tangan, sehingga muncul interaksi yang mampu
dimulai saat impuls nyeri yang berasal dari
menguatkan antara mind, body and soul yang
serviks dan korpus uteri, di hantarkan oleh
pada akhirnya berdampak relaksasi pada ibu
serabut aferen melalui pleksus uteri, pleksus
bersalin[12].
pelviks, pleksus hipogastrik inferior, middle,
Penelitian lain yang memiliki hasil sejalan
posterior dan masuk ke lumbal yang
dengan penelitian ini didapatkan bahwa
kemudian masuk ke spinal melalui lumbal 1,
massage effleurage efektif untuk meredakan
torakal 12, 11, dan 10. Massage effleurage
nyeri persalinan. Terjadinya penurunan
yang diberikan melalui pijatan dengan
intensitas nyeri persalinan karena adanya
tekanan lembut menyusuri segmen torakal
pemberian massage effleurage pada daerah
10 hingga sacrum mengeluarkan impuls
punggung akan menyebabkan rangsangan pada
pada saraf yang memiliki diameter besar
serabut taktil kulit yang kemudian menghambat
yang banyak terdapat di kulit untuk
impuls nyeri dan hal ini menyebabkan korteks
memblok jalur korteks serebral
serebral tidak menerima impuls nyeri tersebut
(otak)[6]. yang berdampak nyeri yang dirasakan
mengalami penurunan [13].

31
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

Tabel 4. Hasil analisa perbedaan nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan kompres dingin
Me Sum Z p
an of
Ran Rank
N k s
setelah Negati 15 8.0 120.0 -3, 0,0
a
kompres v 0. 0 493a 0
– e 0b 00 0
sebelum Ranks .00
kompre Positiv
s e
Ranks
Ties 0c

Total 1
5
*Uji wilcoxon, 15 responden mengalami
penurunan nyeri

Tabel 4. menunjukkan perbandingan nyeri dan menguat, menyebabkan daerah sekitar


persalinan sebelum dan setelah dilakukan kulit yang terkena es akan mati rasa, memblok
kompres dingin. Hasil uji normalitas aliran impuls nyeri dengan cara memperlambat
menggunakan Shapiro wilk (sampel <50) hantaran syaraf menuju ke otak, memiliki efek
diperoleh distribusi data tidak normal sehingga anestesi secara lokal[15].
digunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon Hasil penelitian ini menunjukkan perbandingan
didapatkan nilai p 0,000 (<0,05) berarti ada nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan
perbedaan nyeri persalinan antara sebelum dan kompres dingin. Dari 15 responden yang
setelah dilakukan kompres dingin. dilakukan intervensi kompres dingin, seluruh
responden mengalami penurunan nyeri setelah
Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini
dilakukan tindakan kompres dingin.
mendapatkan hasil bahwa ibu bersalin yang
Manajemen nyeri dengan tehnik relaksasi
dilakukan kompres dingin mengalami
dikombinasikan dengan kompres dingin lebih
penurunan nyeri yang sebelumnya mengalami
efektif dibandingkan dengan teknik pernafasan
nyeri hebat setelah dilakukan kompres dingin
saja selama persalinan terhadap penurunan
menjadi nyeri sedang[9]. Variasi nyeri yang
nyeri ibu bersalin kala I fase aktif[16].
dirasakan pada ibu dalam masa persalinan
memiliki pengaruh yang bermakna antara Kerileksasian otot akan meningkat dengan
stimulasi kulit dengan kompres menggunakan pemberian kompres dingin. Kompres dingin
es terhadap intensitas nyeri yang dialami oleh akan membuat baal daerah yang terkena nyeri
ibu bersalin secara normal[14]. dengan memperlambat transmisi dan impuls-
Pengurangan nyeri ini terjadi karena kompres impuls lainnya melalui neuron-neuron sensorik
dingin yang membuat daerah sekitar pusat (yang dapat membantu rasa kebal sebagai efek
nyeri menjadi mati rasa, menurunkan dari dingin). Kompres dingin juga dapat
ketegangan otot yang berguna untuk mengurangi pembengkakan dan menyejukkan
menghilangkan nyeri. Efek secara alamiah dari bagi kulit[17].
kompres dingin membuat otot saling menarik

32
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

Tabel 5. Hasil analisa perbedaan nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan kompres dingin
Man Wilc Z p
Mea Sum n- oxon
n of Whit W
Inter Ran Rank ney
vensi N k s U
Nyeri 15 20.8 312. 3.4
33.0 153.
_mas 0 00 42 0.001
00 000
sage
Nyeri 15 10.2 153.
_kom 0 00
pres
Total 30
Tabel 5 menunjukkan hasil uji mann whitney misalnya punggung tanpa melakukannya di
didapatkan nilai p 0,001 (<0,05) berarti ada daerah perut apabila ibu mengalami sensitivitas
perbedaan efektifitas massage effleurage dan terhadap sentuhan yang akan mengakibatkan
kompres dingin terhadap nyeri persalinan. Dari peningkatan intensitas kontraksi selama
hasil tersebut berarti tindakan massage persalinan. Apabila ibu merasa tidak nyaman,
effleurage lebih efektif dibandingkan dengan tindakan ini juga perlu dihentikan. Sentuhan
tindakan kompres dingin terhadap nyeri ringan yang salah satunya dengan cara massage
persalinan pada ibu bersalin kala I fase aktif. effleurage mempunyai efek pengalihan serta
Hasil Uji coba terkontrol pada penelitian yang mampu merangsang hormone endorfin untuk
dilakukan di pada ibu bersalin di Iran keluar hal ini akan merileksasi otot sehingga
memberikan bukti bahwa efek terapi pijat akan meningkatkan kenyamanan ibu yang
dapat mengurangi rasa nyeri persalinan mengalami nyeri persalinan[11]. Hormon
khususnya pada wanita primipara[18]. endorfin yang dikeluarkan saat massage
effleurage ini memiliki efek yang kuat, dapat
Penurunan nyeri persalinan dengan dilakukan
mencapai 200 kali lebih kuat daripada morfin.
massage effleurage (20,80) lebih besar
Endorfin mempengaruhi transmisi implus yang
dibandingkan nyeri persalinan pada kelompok
diinterpretasikan sebagai nyeri yang bertugas
yang dilakukan kompres dingin (10,20). Dari
sebagai neurotransmitter atau neuromodulator
hasil tersebut berarti tindakan massage
yang memiliki peran untuk memblok transmisi
effleurage lebih efektif dibandingkan dengan
dari sinyal nyeri. Sehingga dengan adanya
tindakan kompres dingin terhadap nyeri
endorphin pada sinaps sel-sel saraf
persalinan pada ibu bersalin kala I fase aktif.
menyebabkan status penurunan dalam sensasi
Massage Effleurage dilakukan dengan
nyeri[17].
menstimulasi kulit dengan cara memberikan
tekanan lembut pada area permukaan kulit. Penolong persalinan khususnya untuk
Tindakan ini merupakan aplikasi dari teori gate menangani kasus persalinan fisiologis harus
control, yang akan lebih efektif dan maksimal mampu mengembangkan metode pengurang
hasilnya apabila dilakukan tanpa adanya rasa nyeri secara non farmakologis.
penghalang seperti pakaian.
Hal ini diupayakan agar meningkatkan
Kekuatan penekanan pada saat effleurage kemampuan ibu bersalin dalam memanage
berbeda pada masingmasing ibu bersalin. nyeri yang ia rasakan sehingga meminimalkan
Tindakan ini ini harus diupayakan secara resiko terjadinya komplikasi lanjut akibat
beraturan agar ibu bersalin dapat mengatur persalinan.
pernafasannya dengan teratur. Massage ini
juga dapat diaplikasikan pada area tubuh lain

33
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

Massage effleurage memiliki pengaruh untuk [3] Afifah, D., Mulyono, B. dan Pujiati, N.
menurunkan nyeri pada ibu bersalin di RSU PKU Perbedaan Tingkat nyeri persalinan Kala I pada
Delanggu Klaten, dengan nilai mean pre ibu bersalin Normal
intervensi sebesar 5,11 (kategori nyeri sedang) Primigravida dan Multigravida di RB Nur
dan post intervensi didapatkan nilai mean Hikmah desa Kuwaron Gubug Kabupaten
sebesar 2,00 (kategori nyeri ringan) [19]. Grobogan. Jurnal
Penelitian lain yang memperkuat hasil Kebidanan.1(1) [4] Khusniyah. Z dan
penelitian ini bahwa massage effleurage yang Rizqi. HD.. Efektifitas Stimulasi kulit dengan
dilakukan selama kala I persalinan akan teknik kompres hangat dan dingin terhadap
memperpendek kala I dan kala II persalinan [20]. penurunan persepsi nyeri kala I fase aktif
persalinan fisiologis. Jurnal Eduhealth.
4. Kesimpulan 2013;3(1)
Terdapat perbedaan nyeri persalinan antara
sebelum dan setelah dilakukan massage [5] Rejeki, S., Nurullita, U., Krestanti, R. Tingkat
effeluarage dengan uji statistik t berpasangan, Nyeri pinggang kala I persalinan melalui teknik
diperoleh nilai p 0,000 (< 0,05). Terdapat back-effleurage dan counter-pressure. Jurnal
Keperawatan Maternitas.
perbedaan nyeri persalinan antara sebelum dan
2013; 1(2):124-133
setelah dilakukan massage effleurage
menggunakan uji wilcoxon, diperoleh nilai p [6] Maryunani, A. Nyeri dalam persalinan “teknik
<0,000 (<0,05). Pada uji Mann Whitney, dan cara penanganannya. Jakarta :
diperoleh nilai p 0,001 (<0,05) Hal ini berarti Trans info media. 2010.
terdapat efektifitas massage effleurage dan [7] Parulian, TS., Sitompul, J., Oktrifiana, AN.
kompres dingin terhadap nyeri persalinan kala I Pengaruh teknik Effleurage massage terhadap
persalinan. Massage effleurage lebih efektif perubahan nyeri pada ibu post partum di RS
untuk menurunkan nyeri persalinan dibanding Saringgih Bandung. Jurnal
tindakan kompres dingin pada ibu bersalin kala Kesehatan “ Caring and enthusiasm”
I fase aktif. Sehingga diharapkan ada sosialisasi STIKES Santo Borromeus. 2014;1(3) [8]
dan penerapan metode ini sebagai alternatif Wulandari, P dan Hiba PDN. Pengaruh Massage
mengurangi nyeri persalinan non farmakologi. effleurage terhadap pengurangan tingkat nyeri
persalinan kala I fase aktif pada primigravida di
ruang bougenville RSUD Tugurejo Semarang.
5. Ucapan Terima Kasih Jurnal Keperawatan Maternitas.
LPPM STIKES Muhammadiyah Pekajangan,
2015;3 (1): 59-67
BAPPEDA Kabupaten pekalongan, Dinas
Kesehatan Kabupaten pekalongan dan [9] Turlina, L dan Ratnasari, NVE. Pengaruh
Puskesmas di Kabupaten kompres dingin terhadap penurunan Nyeri
persalinan kala I fase aktif Di BPS Ny. Mujiyati
Pekalongan.
kabupaten Lamongan. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan. 2015;11 (2):143-150
6. Daftar Pustaka [10] Maslikhanah. Penerapan tehnik pijat effleurage
[1] Kemenkes RI. Profil Kesehatan sebagai upaya penurunan nyeri persalinan pada
Indonesia tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI. ibu inpartu kala I fase aktif. Skripsi. UNS. 2011.
2017. [11] Handayani Esti, Pramono Giri kiswoyo.
[2] Irianto, S. Proseding Kebijakan kesehatan dan Pengaruh masase punggung terhadap
perlibatan komunitas dalam menurunkan pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif
AKI/AKB di Indonesia. Jakarta : Pusat Kajian pada ibu bersalin normal di BPM wilayah kerja
Wanita dan Gender. 2015.

34
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

puskesmas tegalrejo kabupaten Magelang. [17] Andarmoyo, SS. Persalinan tanpa nyeri
Politehnik kesehatan berlebihan.Yogyakarta : ArRuzz media. 2013.
Kemenkes Semarang. 2012. [18] Ranjbaran M, Khorsandi M, Matourypour P,
Shamsi M. Effect of Massage Therapy on Labor
[12] Riet, P.V., Effleurage and Petrisage: Holistic Pain Reduction in Primiparous
practice in Thailand. Contemporary Women: A
Nurse, 2011; 37 (2): 227-228. Systematic Review and Metaanalysis of
[13] Utami, R.N. Perbedaan Efektivitas lama Randomized
pemberian Rose Effleurage terhadap Intensitas Controlled Clinical Trials in Iran. Iranian
nyeri Kala I fase aktif pada persalinan normal Journal of Nursing and Midwifery
primigravida di kota semarang. Jurnal
kebidanan. 2015; 2(4): 20-30 Research. 2017; 22(4): 257-
[14] Muniroh, S. Pengaruh stimulasi Kulit dengan 261
teknik kompres menggunakan es terhadap
penurunan persepsi nyeri kala I fase aktif [19] Wahyuni S dan Wahyuningsih,
persalinan fisiologis. Journal Eduhealth. E. Pengaruh massage effleurage
2013;3(1) [15] Felina, M., Masrul., Iryani, D. terhadap Tingkat nyeri persalinan kala I fase
Kompres panas dan dingin terhadap penurunan aktif pada ibu bersalin di RSU
nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis ibu PKU Muhammadiyah
primipara. Jurnal kesehatan Andalas. 2015; 4 Delanggu Klaten, Journal Involusi Kebidanan.
(1): 58-64 2015;
[16] Suparni, Perbedaan Efektivitas Relaksasi dan 5(10) 43-53
Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri
Persalinan Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif (Studi
[20] Haghighi, N.B.,Masoumi,
Pada Ibu Bersalin di Kabupaten Pekalongan
S.Z.,& Kazemi, F. Effect of Massage Therapy on
Tahun 2014). Tesis. Universitas Diponegoro.
Duration of labour : a. randomized Controlled
Semarang. 2014.
Trial. Journal of Clinical and Diagnostic
Research. 2016; 10(4): 12-15

35

Anda mungkin juga menyukai