Anda di halaman 1dari 120

PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS

DAN KUANTITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKUANG
TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh :
RESY AYU LESTARI
NPM. 11360 AS1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN,2015

PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS


DAN KUANTITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKUANG
TAHUN 2015

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Program Studi S.1 Keperawatan

OLEH :
RESY AYU LESTARI
NPM.11360 AS1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2015

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama
: Resy Ayu Lestari
NPM
: 11360AS1
Prodi
: S.1 Keperawatan
JudulSkripsi : pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan
kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten
Barito Selatan tahun 2015
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan hasil karya cipta
sendiri dan bukan flagiat, begitu pula hal yang terkait di dalamnya baik mengenai
isinya, sumber yang dikutip/dirujuk, maupun teknik di dalam pembuatan dan
penyusunan proposal skripsi ini.
Pernyataan ini akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya, apabila di kemudian
hari terbukti bahwaskripsi ini bukan hasil karya cipta saya atau flagiat atau
jiblakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut berdasarkan
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 25 (2) dan pasal
70.
Dibuat di
: Banjarmasin
Pada tanggal : 02 Mei2015
Saya yang menyatakan,

Resy Ayu Lestari

Kutipan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:


Pasal 25 (2) : Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk
memperoleh gelar akademik, profesi atau vokasi terbukti
merupakan jiblakan akan di cabut gelarnya
Pasal 70
: Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk
mendapatkan gelar akademik, profesi atau vokasi sebagai mana
dimaksud dalam pasal 25 (2) terbukti merupakan jiblakan dipidana
dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 200.000.000 (duaratus juta rupiah).

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Resy Ayu Lestari
NPM
: 11360 AS1
Prodi
: S.1 Keperawatan
Jenis Karya : Proposal Skripsi
sebagai civitas akademika Stikes Muhamadiyah Banjarmasin, yang turut serta
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Stikes Muhammadiyah Banjarmasin Hak Bebas Royalti atas karya ilmiah
saya yang berjudul:
Pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu
hamil trimester III di wilayahkerjaPuskesmasBangkuangKecamatanKarau Kuala
Kabupaten Barito Selatan tahun 2015
Dengan adanya Hak Bebas Royalti ini maka, Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
mempunyai kebebasan secara penuh untuk menyimpan, melakukan editing,
mengalihkan ke format/media yang berbeda, melakukan kelolaan berupa
databaseserta melakukan publikasi tugas akhir saya ini dengan pertimbangan
dengan tetap mencantumkan nama penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta dengan segala perangkat yang ada (bila diperlukan)
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Banjarmasin
Pada tanggal : 02Mei2015
Saya yang menyatakan,

ResyAyu Lestari

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
Skripsi, Agustus 2015
Resy Ayu Lestari
NPM: 11360 A-S1
Pengaruh Senam Hamil Terhadap Peningkatan Kualitas dan Kuantitas
Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan Tahun 2015.

Abstrak
Gangguan tidur lebih banyak terjadi pada kehamilan trimester ketiga. Gangguan
tidur pada ibu hamil yang tidak diatasi dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin.
Gangguan tidur pada ibu hamil dapat diatasi salah satunya dengan senam hamil.
Penelitian untuk mengetahui adakah pengaruh senam hamil terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitas tidur ibuhamil trimester III. Dengan metode penelitian
quasi experiment pre-post test with control group. Teknik sampling dengan
menggunakan teknik sampel jenuh.
Hasil penelitian didapat = 0,011 ( < = 0,05), sehingga secara statistik dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan
kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III.
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh senam hamil terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III. Sehingga dapat
disarankan pada ibu hamil untuk bisa melaksanakan senam hamil sebagai salah
satu intervensi keperawatan dalam mengatasi gangguan kualitas dan kuantitas
tidur.
Kata kunci: Senam Hamil, Kualitas dan Kuantitas Tidur.
Daftar Rujukan: 27 (2004-2014)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas


segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi
berjudul Pengaruh Senam Hamil Terhadap Kualitas dan Kuantitas Tidur Ibu
Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau
Kuala Kabupaten Barito Selatan. Penulisan ini dilakukan dalam rangka untuk
menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna banyak
kelemahan dan kekurangan sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan
penulis, namun berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan perhatian dari berbagai
pihak, penelitian ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1.

Bapak M. Syafwani.,S.Kep.,M.Kep.,Sp. Jiwa, selaku Pimpinan Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

2.

Bapak Solikin.,S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku Kepala Program Studi S1


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

3.

Ibu Noor Amaliah, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing Akademik (PA)yang telah


banyak membantu penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

4.

Ibu Wika Rispudiyani R,S.Kep.,Ns sebagai pembimbing sekaligus penguji


yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan
bimbingan dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

5.

Ibu Ns.Rusmegawati,S.Kep.,M sebagai pembimbing sekalikus penguji yang


telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan
dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

6.

Ibu Hj. Ruslinawati selaku penguji yang telah menyediakan waktu, dan
pikiran dalam mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

7.

Ibu Hj. Gumbahwati, S.Sos selaku Kepala Puskesmas Bangkuang Kecamatan


Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan yang telah memberikan ijin
melakukan penelitian pada kelompok intervensi.
vii

8.

Ibu Hj.hamdahwati,Amk selaku Kepala Poskesdes Bangkuang Kecamatan


Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan yang telah memberikan ijin
melakukan penelitian pada kelompok kontrol.

9.

Responden yang telah dengan sukarela berpartisipasi dalam penelitian yang


tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

10. Kedua orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan kepercayaan dan
terus memberikan dukungan material serta motivasi untuk tetap semangat
menyelesaikan setiap proses yang penulis hadapi.
11. Rekan-rekan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Jurusan Ilmu
Keperawatan Tahun 2011, atas segala bantuan serta kerjasamanya yang telah
diberikan selama penulis mengikuti pendidikan dan penyusunan Skripsiini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan karuniaNya dan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Banjarmasin,

Penulis

viii

Agustus2015

10

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN .................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... v
ABSTRAK ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi
DAFTAR SKEMA ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 7
1.5 Penelitian Terkait .................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9
2.1Konsep Kehamilan ................................................................... 9
2.2Konsep Senam Hamil ............................................................... 14
2.3 Konsep Tidur .......................................................................... 23
2.4 Kerangka Teori ....................................................................... 32
2.5 Kerangka Konsep .................................................................... 35
2.6 Hipotesis ................................................................................. 36
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................ 38
3.1 Desain Penelitian .................................................................... 38
3.2 Definisi Operasional ............................................................... 40
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling .............................................. 41
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 42
3.5 Alat Pengumpul Data .............................................................. 42
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 47
3.7 Teknik Analisa Data................................................................ 49
3.8 Prinsip Etika Penelitian ........................................................... 53
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 57
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 57
4.2 Analisa Univariat .................................................................... 59
4.3 Analisa Bivariat ...................................................................... 65
4.4 Pembahasan ............................................................................ 69

ix

11

4.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 75


4.6 Implikasi Hasil Penelitian dalam Keperawatan ........................ 76
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 77
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 77
5.2 Saran....................................................................................... 77
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

12

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9

Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14

Tabel 4.15

Hal
Definisi Operasional ............................................................. 40
Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian .............................................. 44
Variabel dan Cara Uji Bivariat .............................................. 53
Desa yang ada di wilayah Kecamatan Karau Kuala ............... 58
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Bangkuang ............... 58
Distribusi Karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan
Kontrol ................................................................................. 60
Distribusi Karakteristik Jumlah Anak Responden Kelompok
Intervensi dan Kontrol .......................................................... 60
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Kelompok Intervensi dan Kontrol ......................................... 61
Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum
dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (01) .... 62
Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum
Dilaksanakansenam hamil pada kelompok Kontrol (03) ........ 62
Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sesudah
dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (02) .... 63
Distribusi Kualitas Dan Kuantitas Tidur Ibu Hamil Sesudah
Tidak Dilaksanakan Senam Hamil Pada
Kelompok Kontrol (04)......................................................... 64
Kesetaraan Jumlah Anak dan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil 65
Kesetaraan karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan
Kontrol .................................................................................. 66
Kesetaraan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam
Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (01-03) ........... 67
Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok
intervensi sebelum dan sesudah senam hamil (01-02) ............ 67
Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok
kontrol sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan
senam hamil (03-04) .............................................................. 68
Uji perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam
Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (02-04) ........... 69

xi

13

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Gerakan Inti Senam Hamil (a) ............................................. 20
Gambar 2.2 Gerakan Inti Senam Hamil (b) ............................................. 21
Gambar 2.3 Gerakan Inti Senam Hamil (c).............................................. 21
Gambar 2.4 Gerakan Inti Senam Hamil (d) ............................................. 21
Gambar 2.5 Gerakan Inti Senam Hamil (e).............................................. 22
Gambar 2.6 Gerakan Inti Senam Hamil (f) .............................................. 22
Gambar 2.7 Gerakan Inti Senam Hamil (g) ............................................. 23
Gambar 4.1 Pencapaian Rata-Rata Kualitas Dan Kuantitas Tidur
Sesudah Senam Hamil Pada Kelompok Intervensi.... ......... 64

xii

14

DAFTAR SKEMA

Hal
Skema 2.1 Siklus Tidur .......................................................................... 28
Skema 2.2 Kerangka Teori ..................................................................... 35
Skema 2.3 Kerangka Konsep ................................................................. 37
Skema 3.1 Desain Penelitian .................................................................. 39

xiii

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13

Jadwal Kegiatan Penelitian


Persetujuan Pelaksanaan Studi Pendahuluan
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Keterangan Lulus UjiEtik
Permohonan Ijin Penelitian
a. Kepada Kepala Puskesmas Bangkuang
b. Kepada Kepala Puskesmas Babai
Persetujuan Pelaksanaan Penelitian
a. Puskesmas Bangkuang Kec. Karau Kuala Kab. Barito Selatan
b. Poskesdes Bangkuang Kec. Karau Kuala Kab. Barito Selatan
PenjelasanPenelitian
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Instrumen Pengukuran Kualitas dan Kuantitas Tidur
Pedoman Senam Hamil
Data Kualitas dan Kuantitas Tidur
Lembar Konsultasi

xiv

BAB 1
PENDAHULUAN

Bab ini menyampaikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, pernyataan


penelitan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta keaslian
penelitian. Uraian ini diperlukan sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian.

1.1. Latar Belakang


Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah satu
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Teori Hirarki Maslow
tentang kebutuhan, menyatakan bahwa tidur merupakan salah satu
kebutuhan fisiologis yang memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki
Maslow. Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
manusia untuk dapat berfungsi secara optimal baik yang sehat maupun yang
sakit, dimana kualitas dan kuantitas tidur beragam diantara orang-orang dari
semua kelompok usia (Hidayat, 2008).

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai.


Evaluasi tanda dari hilangnya klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada
pasien, antara lain timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis,
hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, memulai menghilangnya
kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih,
pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan
proses berpikir, bicara, dan lain-lain (Hidayat, 2008).

Banyak orang dewasa yang mengalami gangguan tidur. Nurmiati (2007)


menyatakan setiap tahun 20%-40%, orang dewasa mengalami kesukaran
tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah yang serius. Prevalensi
gangguan kualitas tidur semakin tahun cenderung meningkat, hal ini juga
sesuai peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Data International of

Sleep Disorder menyebutkan bahwa prevalensi penyebab gangguan tidur


yaitu sindroma kaki gelisah (5%-15%), ketergantungan alkohol (10%),
sindroma terlambat tidur (5%-10%), depresi (65%). Di Indonesia US
Census Bureu International Data Base tahun 2004, menyatakan bahwa
sekitar 28 juta orang dari total penduduk 238 juta atau sekitar 10%
menderita gangguan tidur.

Gangguan tidur juga dialami oleh sebagian besar ibu hamil, hal ini
disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan yang
mempunyai dampak yang bersifat patologis bagi wanita hamil sehingga
menimbulkan berbagai keluhan-keluhan

yang

mempengaruhi tidur.

Perubahan fisiologis ini dimulai pada saat terjadi proses nidasi yang oleh
beberapa tubuh wanita direspon sebagai benda asing. Wanita yang hamil
muda akan merasa mual, muntah, meriang dan lemas. Rasa mual dan
muntah ini akan berkurang sampai trimester pertama berakhir. Pada
trimester kedua tubuh sudah mulai beradaptasi dan rasa mual dan muntah
sudah mulai berkurang. Akan tetapi pada trimester ketiga, keluhan yang
diakibatkan oleh pembesaran perut, peningkatan anatomis dan peningkatan
hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-keluhan pada ibu hamil
(Venkata & Venkateshiah 2009).

Salah satu keluhan ibu hamil adalah gangguan tidur yang sering dialami
wanita hamil, walaupun kehamilannya normal. Santiago, et al, (2001 dalam
Wahyuni & Nimah, 2013) menyatakan keluhan-keluhan yang dialami pada
ibu hamil trimester III diantaranya adalah nyeri punggung bawah, sesak
napas, varises, hemorhoid, gangguan tidur, nyeri pelvis dan lain-lain.
Sharma dan Franco (2004), menyatakan bahwa 97% wanita hamil pada
trimester ketiga mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur pada wanita
hamil bisa berupa penurunan presentase gelombang tidur yang lamban dan
tidur REM yang mungkin meningkat pada stadium satu. Gangguan tidur
pada wanita hamil terjadi pada trimester pertama, trimester kedua dan juga

trimester ketiga. Gangguan tidur lebih banyak dikeluhkan pada trimester


ketiga (Field et al, 2006).

Gangguan tidur lebih banyak terjadi pada kehamilan trimester ketiga. Grace
et al, (2004, dalam Wahyuni & Nimah 2013), menyatakan ibu hamil
trimester tiga memiliki gangguan tidur lebih tinggi, karena adanya
kecemasan dan ketidaknyamanan seperti nyeri pinggang, banyak buang air
kecil, spontan bangun dari tidur, gerakan janin, nyeri ulu hati (hurtburn),
kram pada tungkai, kelelahan dan kesulitan memulai tidur atau sulit tidur
sampai pagi. Field et al, (2007, dalam Wahyuni & Nimah, 2013)
menyatakan gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang
berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan
janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang berat dan
lama akan membuat janin menjadi hiperaktif. Akibat lanjut dari gangguan
tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu
tidur yang dalam.

Gangguan tidur pada ibu hamil yang tidak diatasi dapat berakibat buruk bagi
ibu dan janin. Hidayat (2008) menyatakan seseorang yang mengalami
gangguan tidur akan menjadi gelisah, lesu, pusing dan mengalami perasaan
tidak segar saat bangun dari tidur serta sulit untuk berkonsentrasi. Williams
(2006), melakukan riset tentang pola tidur pada ibu hamil menyatakan
bahwa pada ibu hamil trimester ketiga yang tidur < 6 jam/hari mengalami
peningkatan tekanan darah sekitar 3,72 mmHg sehingga beresiko
preeklamsia. Shanti (2010), menyatakan bahwa pada ibu hamil yang kurang
tidur dapat menyebabkan badan kurang fit dan mudah lelah yang dapat
mengakibatkan kontraksi rahim, dimana pada trimester pertama hal tersebut
dapat menyebabkan abortus dan pada trimester ke II dan ke III dapat
menyebabkan persalinan prematur.

Gangguan tidur pada ibu hamil dapat diatasi dengan beberapa upaya.
Upaya-upaya untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil antara lain
dengan olahraga, mengonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu hamil,
hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi
(Hegard, 2010). Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil adalah
olahraga yang aman bagi kehamilannya. Olahraga ini bisa bersifat
individual seperti jalan-jalan pagi hari atau olahraga yang bersifat kelompok
seperti senam hamil. Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil
adalah senam hamil.

Senam hamil adalah terapi latihan gerak terstruktur untuk mempersiapkan


ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan
spontan. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu
hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara
optimal ( Maryunani & Sukaryati, 2011).

Data dari Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito


Selatan pada tanggal 7 Oktober 2014 didapatkan jumlah ibu hamil trimester
III yaitu 15 orang. Wawancara dengan 4 orang ibu hamil yang berkunjung
ke pelayanan kesehatan ini didapatkan, bahwa mereka mengalami gangguan
tidur yakni waktu tidur yang pendek karena sulit memulai tidur sehingga
sering pusing saat bangun tidur dan mereka belum pernah melakukan senam
hamil.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10


Januari 2015 di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala terhadap 4
orang ibu hamil trimester III, dilakukan dengan cara memberikan perlakuan
pada 2 orang ibu hamil trimester III yakni melakukan gerakan senam hamil
yang terdiri dari pemanasan, latihan inti, latihan pernafasan dan
pendinginan, dengan durasi waktu 20 menit. Pada 2 orang ibu hamil
trimester III lainnya tidak diberi perlakuan didapatkan hasil positif terjadi

peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada 2 orang ibu hamil trimester III
yang melakukan senam hamil, dan tidak ada perubahan kualitas dan
kuantitas tidur pada 2 orang ibu hamil trimester III yang tidak senam hamil.

Olahraga secara teratur sangat baik untuk memperlancar peredaran darah,


dan biasanya kantuk lebih cepat datang saat tubuh lelah. Latihan beberapa
menit sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan
suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi (Potter & Perry,
2005). Selain itu, secara fisiologis latihan relaksasi pada senam hamil ini
akan menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam
sistem syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah
menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress)
dan meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone
relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu
hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang
(Wulandari, 2006). Dengan demikian ibu hamil dapat tidur dengan mudah
dan nyaman.

Penelitian-penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan


kuantitas tidur. Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur melalui senam
hamil belum dilakukan. Data-data tersebut menarik minat Penulis untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh senam hamil terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1

Pernyataan Masalah
Fenomena banyaknya jumlah ibu hamil trimester III yang
mengalami masalah tidur dan belum pernah melakukan senam
hamil.

Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan mempunyai


dampak yang bersifat patologis bagi wanita hamil. Santiago, et al,
(2001 dalam Wahyuni & Nimah, 2013) menyatakan keluhankeluhan yang dialami pada ibu hamil trimester III diantaranya
adalah nyeri punggung bawah, sesak napas, varises, hemorhoid,
gangguan tidur, nyeri pelvis dan lain-lain. Salah satu keluhan ibu
hamil adalah gangguan tidur yang bisa berupa kesulitan memulai
tidur atau sulit tidur sampai pagi. Akibat lanjut dari gangguan tidur
ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu
tidur yang dalam, tekanan darah ibu hamil meningkat sehingga
resiko preeklamsia hingga dapat mengakibatkan persalinan
prematur ( Field, at al 2007: Williams, 2006; Shanti, 2010). Upayaupaya untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil antara lain
dengan olahraga, mengkonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu
hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan
relaksasi (Hegard, Hanke K, 2010). Olahraga yang aman untuk ibu
hamil dapat berupa jalan-jalan pagi dan senam hamil. Jenis
olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil.
1.2.2 Pertanyaan Penelitian
Apakah ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas
dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau-Kuala Kabupaten Barito
Selatan ?

1.3

Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hamil
terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil
trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito selatan.

1.3.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini untuk :
a.

Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil


trimester III sebelum dilakukan senam hamil pada kelompok
intervensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

b.

Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil


trimester III setelah dilakukan senam hamil pada kelompok
intervensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

c.

Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil


trimester III sebelum dilakukan senam hamil pada kelompok
kontrol di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

d.

Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil


trimester III setelah dilakukan senam hamil pada kelompok
kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang
Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

e.

Menganalisis pengaruh senam hamil terhadap peningkatan


kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah
kerja

Puskesmas

Bangkuang

Kecamatan

Karau

Kuala

Kabupaten Barito Selatan.

1.4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat bagi ilmu keperawatan, ibu hamil dan
pelayanan Puskesmas.
1.4.1

Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam
perkembangan ilmu keperawatan khususnya dalam pemberian
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan tidur.

1.4.2

Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Hamil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
ibu hamil tentang pentingnya memenuhi kebutuhan tidur dan
senam hamil untuk mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang
diharapkan. Sehingga dapat dijadikan tindakan mandiri bagi ibu
hamil yang mengalami gangguan tidur.
b. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan

bagi

puskesmas

dalam

pelayanan

kesehatan,

khususnya pelayanan prenatalcare program senam hamil.

1.5

Penelitian Terkait
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:
a.

Penelitian yang dilakukan oleh Susahana (2009) dengan judul


pengaruh senam hamil terhadap lamanya proses persalinan di Klinik
Bidan Praktek Swasta Ny. Endang Purwati Am.Keb Mergansang
Yogyakarta. Metode penelitian ini dengan menggunakan penelitian
eksperimen, dokumentasi dengan rancangan case-control. Populasi
penelitian berjumlah 150 responden dan subjek penelitian bejumlah 60.
30 responden diberikan senam hamil dan 30 responden tidak senam
hamil. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesa diterima
dan ada pengaruh antara senam hamil terhadap lamanya proses
persalinan.

b.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2010) dengan judul pengaruh


pemberian aktivitas Rom terhadap perubahan kualitas tidur pada pasien
Diabetes Melitus di Ruang Mawar RSUD NTB. Metode penelitian ini
dengan menggunakan penelitian eksperimen, dengan rancangan casecontrol. Pada 6 orang responden. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa hipotesa diterima dan ada pengaruh pemberian

aktivitas ROM terhadap perubahan kualitas tidur dari yang tidak baik
menjadi baik.
c.

Penelitian yang dilakukan oleh Ema Mawardah (2013) dengan judul


Hubungan dukungan suami dengan keikutsertaan ibu hamil dalam
melakukan senam hamil di Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin.
Metode penelitian analitik, dengan rancangan cross sectional. Hasil
penelitian Ha diterima artinya ada hubungan antara dukungan suami
dengan keikutsertaan suami dalam melakukan senam hamil.

d.

Penelitian yang dilakukan oleh Layinatun Nimah (2011) dengan judul


pengaruh Senam Hamil Terhadap Kuantitas Tidur bu hamil Pada
Trimester III di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan Klinik Bersalin
Annur Keranganyar selama 4 minggu. Metode penelitian ini
Eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimen dengan desain pre
and post test with control group. Hasil penelitian Ha diterima artinya
ada pengaruh pemberian senam hamil terhadap peningkatan kuantitas
tidur pada ibu hamil trimester III.

Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabel bebas


yakni senam hamil, variabel terikat yakni kualitas dan kuantitas tidur,
subjeknya adalah ibu hamil trimester III, waktu, tempat dan tahun
penelitian. Selama ini belum ada penelitian tersebut di wilayah kerja
Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala.

10

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu
konsep kehamilan, konsep senam hamil, konsep kualitas dan kuantitas tidur.
Teori-teori tersebut diperlukan untuk menjadi dasar teori penelitian yang akan
dilakukan. Bab ini juga memuat kerangka teori penelitian, kerangka konsep dan
hipotesis penelitian. Kerangka teori menjelaskan secara singkat konsep teori yang
mendasari penelitian, adapun kerangka konsep penelitian membantu peneliti
dalam menghubungkan hasil penelitian dengan teori, serta hipotesis penelitian
merupakan pernyataan sementara peneliti yang di uji kebenarannya.
2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Fauziah & Sutejo (2012) mendefinisikan kehamilan sebagai persatuan
antara sebuah telur dan sperma, yang menandai awalnya suatu
kehamilan, dan peristiwa ini merupakan hal yang terpisah tetapi
merupakan peristiwa rangkaian kejadian yang mengelilinginya seperti
pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi, penggabungan gamet
dan implantasi embrio di dalam uterus. Bila semua proses ini ini
berlangsung baik, maka proses perkembangan janin dapat dimulai.
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh
sel sperma. Janin akan membuat tubuh ibu hamil mengalami perubahan
fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang menonjol ialah pembesaran
rahim, payudara, mengitamnya kulit di area tertentu, melunaknya alat
kelamin dan mengendurnya sendi panggul. Secara alamiah perubahan
tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan, tempat dan jaminan
bagi janin untuk tumbuh dan berkembang sampai saat lahir
(Kushartanti, 2004).
Hanifa (2005) menyatakan kehamilan adalah proses berkembangnya
embrio dalam uterus sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan. masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu) atau 9 bulan 7 hari.
Kehamilan adalah dikandungnya janin (embrio) hasil pembuahan sel
telur oleh sel sperma dalam uterus sejak terjadi fertilisasi hingga
dilahirkan yang terjadi selama 40 minggu sejak waktu menstruasi
terakhir.

10

11

2.1.2 Periode Gestasi


Fauziah & Sutejo (2012) menyatakan, ditinjau dari perkembangan janin
yang mempunyai tahapan perkembangan yang berbeda-beda dalam tiap
bulannya, maka kehamilan dibagi dalam tiga periode yang disebut
trimester.
2.1.2.1 Trimester Pertama
Waktu trimester pertama adalah tiga bulan pertama dihitung
setelah haid pertama hari terakhir. Pada trimester pertama ini
system organ penting tubuh janin mulai dibentuk namun belum
terjadi pembesaran yang jelas pada organ uterus. Segera setelah
konsepsi, progesterone dan esterogen dalam tubuh meningkat
sehingga dapat menyebabkan terjadinya morning sickness,
kelemahan dan keletihan.
2.1.2.2 Trimester Kedua
Waktu trimester kedua dimulai dari bulan ke-4 sampai bulan ke6 kehamilan, beberapa sistem organ melanjutkan perkembangan
dasar, sementara kemampuan fungsional organ lainnya
disempurnakan. Pada bulan ke-6 rata-rata sistem organ sudah
lengkap dan dapat berfungsi, namun belum berfungsi dengan
sempurna.
2.1.2.3 Trimester Ketiga
Selama 3 bulan terakhir merupakan trimester ketiga dalam
kehamilan. Perut semakin membesar dan berat badan ibu akan
meningkat antara 3,2 kg sampai 3,4 kg menandakan janin
bertambah besar dan sudah terbentuk sempurna. Pada akhir
masa trimester ketiga janin yang normal mampu untuk membuat
peralihan dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin,
sehingga janin yang akan dilahirkan telah dapat hidup.
2.1.3 Perubahan Fisik Selama Kehamilan
Hampir seluruh tubuh wanita hamil mengalami perubahan, terutama
pada sistem reproduksi, selain itu organ lainnya juga mengalami
perubahan, kebanyakan perubahan ini kembali normal setelah
persalinan dan perubahan ini dapat mengganggu pola istirahat tidur.
2.1.3.1 Sistem Reproduksi
Ukuran uterus normal pada wanita sebesar telur ayam, ukuran
uterus semakin membesar bersamaan dengan pertumbuhan janin
dengan kapasitas uterus lebih dari 4000 cc, sehingga perut ibu
hamil juga mengalami pembesaran yang nyata.

12

2.1.3.2 Sistem Kardiovaskuler


Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung
setiap menitnya meningkat hingga 30%. Peningkatan ini mulai
terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada
kehamilan 32 minggu.
2.1.3.3 Sistem Pernafasan
Sekitar 60% wanita hamil mengalami sesak nafas, hal tersebut
terjadi karena usus yang tertekan ke arah diafragma akibat dari
pembesaran rahim, sehingga mengubah bentuk toraks namun
tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi pernafasan
meningkat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.
2.1.3.4 Sistem Perkemihan
Pada awal kehamilan suplai darah ke kandung kemih akan
meningkat sehingga kerja ginjal sedikit berat dan menyebabkan
frekuensi berkemih mengalami peningkatan, tetapi tidak seperti
pada trimester ketiga, dimana frekuensi berkemih akan lebih
sering, hal ini karena penekanan uterus pada vesika urinaria.
2.1.3.5 Sistem Pencernaan
Sistem gastrointestinal akan terpengaruh karena meningkatnya
kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan
tubuh dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Perubahan
pada sistem pencernaan ini dapat menyebabkan morning
sickness pada awal kehamilan, selain itu juga dapat
menyebabkan heartburn dan konstipasi karena penurunan
motilitas pada lambung dan usus sehingga memerlukan waktu
yang lama untuk menyerap cairan.
2.1.3.6 Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh
dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang
dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan untuk
mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan hormon
estrogen dan progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan
kehamilan. Plasenta juga menghasilkan hormon yang
menyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid
yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat,
jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan
perubahan suasana hati.

13

2.1.4 Keluhan Ibu Hamil pada Trimester Ketiga


Kushartanti (2004) menyatakan, mengingat adanya perubahan secara
fisiologis dan anatomis, ibu hamil akan merasakan ketidaknyamanan.
Berbeda dalam kondisi normal, ibu hamil akan mengeluhkan hal-hal
berikut :
a. Mudah terengah-engah terutama dirasakan apabila rahim telah
membesar sehingga mendesak sekat rongga dada dan mengganggu
kembang kempisnya paru. Keadaan ini diperberat oleh
meningkatnya kebutuhan oksigen dan meningkatnya progesteron.
Senam kebugaran akan mengurangi keluhan ini, demikian pula
dengan gerakan lengan yang bisa mengembangkan rongga rusuk dan
melonggarkan pernafasan.
b. Mudah lelah, keluhan ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan aliran
darah yang kurang diimbangi oleh ketersediaan darah. Volume darah
ibu hamil meningkat 30-50% dan frekuensi denyut
jantung
meningkat 20%. Peningkatan volume darah ini akan mengakibatkan
pembesaran pembuluh darah, sehingga sering timbul keluhan
varises, ambien dan bengkak pada kaki. Gerakan senam hamil dapat
meningkatkan sirkulasi darah sehingga dapat mengurangi keluhan
ini.
c. Mual dan muntah, keluhan ini disebabkan karena adanya perubahan
aktivitas hormon yang menurunkan peristaltik usus dan
tertumpahnya asam lambung ke ujung atas lambung. Penurunan
peristaltik usus ini juga memperlambat proses pencernaan sehingga
mengakibatkan konstipasi. Gerakan senam hamil akan meningkatkan
peristaltik usus. Disamping itu makan dengan porsi kecil tapi sering
juga dapat membantu.
d. Nyeri punggung dan pinggang, keluhan ini disebabkan oleh adanya
perubahan postur tubuh yang membantu tulang belakang bagian
bawah cenderung melengkung ke depan. Lengkungan ini disebabkan
karena membesarnya perut. Selain itu keluhan ini juga dipicu oleh
hormon relaksin yang mengendurkan persendian di panggul. Senam
hamil untuk otot-otot punggung, perut dan panggul dapat
memperbaiki postur dan mengurangi keluhan ini.
e. Tidak bisa tidur (insomnia), keluhan ini biasanya terjadi pada akhir
kehamilan, karena pada saat itu terjadi penumpukkan keluhan seperti
susah bernafas, nyeri punggung, kejang kaki, dan lain-lain. Latihan
senam dengan relaksasi atau penenangan dan pengaturan nafas dapat
membantu ibu hamil mengatasi keluhan ini.

14

2.2 Konsep Senam Hamil


2.2.1 Pengertian Senam Hamil
Senam hamil merupakan suatu metode yang penting untuk
mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik ibu hamil dan
merupakan terapi latihan yang diberikan pada ibu hamil dengan tujuan
mencapai persalinan yang cepat, mudah dan aman, Senam hamil
minimal dilakukan 3 kali selama masa kehamilan dan dilakukan 1-3
kali dalam seminggu dengan lama waktu 1 jam sampai 1 jam 30 menit
dalam satu kali pertemuan (Maryunani & Sukaryati, 2011).
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu
hamil. Oleh karena itu senam hamil memiliki prinsip-prinsip gerakan
khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan-latihan
pada senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan
membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama
kehamilan, serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi
persalinan. Melakukan senam hamil minimal 3 kali dalam masa
kehamilannya agar mendapatkan hasil yang optimal (Widyanti &
Proverawati, 2010). Senam hamil adalah program kebugaran bagi ibu
hamil dalam rangka mengencangkan sistem tubuh dan menyiapkan
otot-otot yang diperlukan sebagai tambahan yang harus dialami selama
kehamilan (Fauziah & Sutejo, 2012).
2.2.2 Manfaat dan Tujuan Senam Hamil
Manfaat dan tujuan senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011),
antara lain :
a. Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban
kehamilan.
b. Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.
c. Membangun daya tahan tubuh.
d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.
e. Menyesuaikan dengan adanya pertumbuhan berat badan dan
perubahan keseimbangan.
f. Meredakan ketegangan dan membantu relaks.
g. Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.
h. Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik.
2.2.3 Kontraindikasi Senam Hamil
Maryunani & Sukaryati (2011), menyatakan ada kriteria ibu hamil yang
tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan senam hamil tersebut
adalah ibu hamil dengan :

15

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Preeklamsi
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Perdarahan trimester II & trimester III
Kemungkinan lahir prematur
Incopeten Cervix
Diabetes melitus
Anemia
Thyroid
Aritmia, palpitasi
Riwayat perdarahan
Penurunan atau kenaikan BB berlebihan.

2.2.4 Petunjuk Senam Hamil


Petunjuk senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011) meliputi:
a. Konsultasi/pemeriksaan kesehatan
b. Mulai umur kehamilan 28 minggu
c. Ruangan nyaman, pakaian yang sesuai
d. Sesuaikan intensitas senam, bertahap, batas kemampuan
e. Minum
f. Lakukan senam hamil maksimal 3x seminggu atau teratur
g. Lakukan pemanasan dan pendinginan
h. Jangan menahan nafas selama latihan
i. Hentikan bila timbul keluhan.
2.2.5 Pedoman Keselamatan (patient safety) untuk Senam Hamil
Pedoman untuk ibu hamil yang seharusnya diperhatikan dalam
pelaksanaan senam hamil (Maryunani & Sukaryati, 2011), antara lain :
a. Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang
sudah terbiasa dilakukan oleh seorang wanita.
b. Minum yang cukup sebelum, selama, dan setelah melakukan senam
adalah sangat penting, dimana ibu hamil hendaknya mengkonsumsi
1 sampai 2 liter air dalam sehari.
c. Senam aerobik pada bagian kaki terbatas sampai 20-30 menit bagi
ibu hamil yang kurang fit, dan 30-45 menit bagi ibu hamil yang
merasa lebih fit.
d. Hindari senam jika sudah terjadi perdarahan, ancaman persalinan
prematur, servik yang tidak kuat (kompeten), pertumbuhan janin
intrauterine terhambat dan demam.
e. Senam ringan hingga sedang dan teratur, lebih disukai kegiatan
senam secara aktif sesekali.

16

f. Hindari senam terlentang dengan kaki lurus, melompat atau


menyentak, pengangkatan kaki secara lurus dan sit-up (duduk)
penuh.
g. Jangan mengangkat otot hingga melampaui resistensi maksimum
oleh karena efek hormonal dari kehamilan atas relaksasi ligamen.
h. Warning-up (pemanasan) dan cooling down (pendinginan) harus
secara berangsur-angsur, dimana sebelum memulai senam hamil
lakukan dulu gerakan pemanasan sehingga peredaran darah dalam
tubuh akan meningkat dan oksigen yang diangkut ke otot-otot dan
jaringan tubuh bertambah banyak, serta dapat mengurangi
terjadinya kejang, karena telah disiapkan sebelumnya untuk
melakukan gerakan yang lebih aktif. Begitu juga setelah senam,
lakukan gerakan pendinginan.
i. Bangkit dari lantai hendaknya dilakukan secara berangsur-angsur
untuk menghindari hipotensi.
2.2.6 Tanda Peringatan untuk Menghentikan Senam Hamil
Maryunani & Sukaryati (2011) menyatakan bila mengalami salah satu
tanda-tanda di bawah ini, maka sebaiknya senam dihentikan segera :
a. Perdarahan vagina
b. Sakit perut dan dada
c. Bengkak mendadak pada tangan, muka dan kaki
d. Sakit kepala berat dan menetap
e. Pusing-pusing, sakit kepala ringan
f. Aktivitas janin menurun
g. Merah pada kaki, terasa sakit
h. Rasa linu pada daerah pangkal paha dan pinggul
i. Rasa perih dan panas saat BAK
j. Iritasi pada liang senggama
k. Suhu mulut melebihi 380C
l. Mual-mual atau muntah
m. Kontraksi otot rahim
n. Jantung berdebar
o. Sesak nafas

17

2.2.7 Persiapan Fisik Sebelum Senam Hamil


Tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil (Maryunani &
Sukaryati, 2011), sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya deformitasi (cacat) kaki dan memelihara fungsi
kaki untuk dapat menahan berat badan yang semakin meningkat,
nyeri kaki, varises, bengkak, dan lain-lain.
b. Melatih alat pernafasan untuk memberikan ketenangan dan
mencukupi kebutuhan zat asam oleh tubuh. Dalam hal ini berarti
juga untuk melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan
penting dalam kehamilan dan proses persalinan.
c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
otot-otot dasar panggul dan lain-lain.
d. Melatih otot-otot sikap, agar sikap dapat bertahan dengan bertambah
berat kehamilan dan agar mencapai refleks sikap baik.
e. Agar dapat menguasai kontraksi dan relaksasi otot-otot perut, otototot dasar panggul dan otot-otot paha bagian dalam.
f. Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan
relaksasi tersebut, sehingga tercapai kelemasan pada otot-otot tubuh.
g. Mendukung ketenangan fisik.

2.2.8 Persiapan Mental Sebelum Senam Hamil


Persiapan mental sebelum melakukan senam hamil (Maryunani &
Sukaryati, 2011) bertujuan :
a. Agar mencapai ketenangan mental
b. Agar ibu hamil percaya pada diri sendiri
c. Agar ibu hamil tekun berlatih dirumah sehingga tujuan senam
dapat tercapai
2.2.9 Keuntungan Senam Hamil
Keuntungan dari melakukan senam hamil adalah meningkatkan
kepercayaan pengetahuan tentang kekuatan persalinan dapat
dipersingkat dan rasa sakit dapat dikurangi (Maryunani &
Sukaryati,2011).

18

2.2.10 Kerugian Senam Hamil


Hingga saat ini, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa olahraga yang
tepat memilki efek berbahaya bagi janin. Penelitian menunjukan bahwa
tidak ada pengaruh dari olahraga terhadap kejadian abortus, kelainan
janin, atau persalinan prematur (Maryunani & Sukaryati, 2011).
2.2.11 Gerakan-gerakan Senam Hamil
2.2.11.1 Gerakan pemanasan
a. Berdiri tegak letakkan kedua tangan di pinggang, jalan
ditempat secara perlahan (2x8 hitungan).
b. Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tekuk ke arah
bahu lalu luruskan kembali (1x8 hitungan).
c. Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tarik kedepan
lurus, lipat ke depan dada, luruskan kembali ke depan
rentangkan (1x8 hitungan).
d. Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan,
putar bahu kedepan dan kebelakang (1x8 hitungan).
e.

Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan,


tarik bahu ke atas dan ke bawah (1x8 hitungan).

f. Berdiri tegak, letakkan tangan di pinggang, tekuk kepala


ke depan dan ke belakang (1x8 hitungan).
g. Berdiri tegak, letakkan tangan dipinggang, tekuk kepala
ke arah bahu kanan kemudian ke bahu kiri (1x8
hitungan).
h. Berdiri tegak, letakkan kedua tangan di pinggang, putar
kepala ke samping, kebelakang dan ke depan. Lakukan
pemutaran kepala secara bergantian berlawanan arah ke
samping kedepan dan ke belakang (1x8 hitungan).
2.2.11.2 Gerakan Inti
a. Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di
pinggang gerakan leher ke kanan dan ke kiri untuk
meregangkan otot leher.

19

Gambar 2.1
b.

Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki


dan menggerakkan telapak kaki kedepan dan kebelakang
guna membantu sirkulasi vena dan mencegah
pembengkakan dikaki

.
c.

Gambar 2.2
Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki
ditekuk kemudian dorong kembali kedepan. Lakukan
bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan
dasar panggul.

Gambar 2.3
d.

Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring


angkatlah kaki perlahan kemudian turunkan. Lakukan
bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk
memperkuat otot paha

20

Gambar 2.4
e.

Selanjutnya berbaring terlentang, kedua lutut dipegang


dengan tangan, tarik nafas dan berlatih mengejan.

Gambar 2.5
f.

Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan,


lalu menoleh kesamping.selanjutnya turunkan badan
sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi
ini selama kurang lebih 1 menit. Gerakan ini sangat
cocok untuk ibu yang bayinya masih belum masuk
panggul.

Gambar 2.6
g.

Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan


membantu memijat daerah pinggang, punggung dan bahu
untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan otot
pinggang yang lelah.

21

Gambar 2.7
2.2.11.3 Gerakan Pendinginan
Maryunani & Sukaryati (2011), menyatakan tahap ini penting
untuk dilakukan karena berfungsi sebagai relaksasi otot-otot
tubuh pada ibu hamil. Adapun gerakan pendinginan terdiri dari
:
a. Berbaring dengan mencari posisi yang nyaman, misal
dengan bebaring miring. Tahan selam 10 detik.
b. Duduklah dengan bahu bersandar (rileks). Genggam
tangan dan menekuk jari-jari tangan, lakukan selama 10
detik.
c. Duduk dengan bahu bersandar (rileks), tekuk jari-jari kaki,
lepaskan. Lakukan selama 10 detik
d. Berbaring di atas matras dengan posisi terlentang, letakkan
kedua tangan di atas perut, kemudian tarik nafas dalamdalam dengan menarik perut, kemudian buang nafas
tersebut

melalui

mulut

secara

perlahan

dengan

mengempiskan perut lakukan berulang selama 2 menit.


2.3 Konsep Tidur
2.3.1 Definisi Tidur
Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan
masih menyatakan fase kegiatan otak dan badaniyah yang berbeda.
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status
kesadaran yang terjadi selama proses tertentu. Jika orang memperoleh
tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya pulih. Beberapa ahli tidur

22

yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur


memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh
periode keterjagaan yang berikutnya (Tarwanto & Wartonah,
2006;Potter & Perry, 2005).
2.3.2 Fisiologi Tidur
Pengaturan tidur dikarenakan adanya hubungan mekanisme serebral
yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak
agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
system pengaktifan retikularis (RAS) yang merupakan system yang
mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk
pengaturan system kewaspadaan tidur. Pusat pengaturan system
kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas
pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat
menerima stimulasi korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses pikir. Saat sadar merupakan hasil dari neuron dalam RAS yang
mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin (Sleep Research
Society, 1993 dalam Potter & Perry, 2005).
Tidur dapat dihasilkan dari pelepasan serotonin dari sel khusus yang
berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing
regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan
impuls yang diterima dipusat otak sistem limbik. Dengan demikian,
sistem batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah RAS & BSR (Hidayat, 2008).
Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada
dalam kondisi rileks, stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan gelap dan
tenang, maka aktivasi RAS semakin menurun. Pada beberapa bagian,
BSR selanjutnya mengambil alih, yang menyebabkan tidur (Potter &
Perry, 2005).
2.3.3 Klasifikasi Tidur
Terdapat berbagai tahapan dalam tidur, dari tidur yang sangat ringan
sampai tidur yang sangat dalam. Para peneliti tidur juga membagi tidur
dalam dua tipe yang secara keseluruhan berbeda, yang memiliki
kualitas yang berbeda pula, yaitu:
2.3.3.1 Non Rapid Eye Movement (NREM)
Tahap tidur ini dapat juga disebut sebagai tidur gelombang
lambat. Dinamakan tidur gelombang lambat karena pada tahap

23

ini gelombang otaknya sangat lambat, yang dapat dihubungkan


dengan penurunan tonus, penurunan darah perifer dan fungsifungsi vegetatif tubuh lainnya. Selain itu, tekanan darah
frekuensi pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan
berkurang10-30%. Ciri-ciri tidur NREM yaitu betul-betul
istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas
menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang,
dan metabolisme menurun.
Perubahan selama proses tidur gelombang lambat melalui
elektroenchephalografi dengan memperlihatkan gelombang otak
berada pada setiap tahap tidur, yaitu : pertama, kewaspadaan
penuh dengan gelombang betha frekuensi tinggi dan bervoltase
rendah; kedua, istirahat tenang yang diperlihatkan gelombang
alpha; ketiga, tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang
alpha sejenis tetha atau delta yang bervoltase rendah ; dan ke
empat, tidur nyenyak karena gelombang lambat dengan
gelombang delta bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2/detik.
Tahapan tidur jenis gelombang lambat :
a. Tahap I
Tahap satu merupakan tahap transisi antara bangun dan
tidur dengan ciri rileks, masih sadar dengan lingkungan,
merasa mengantuk, bola mata bergerak samping ke
samping, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat
bangun segera, tahap ini berlangsung selama 5 menit.
b. Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh
terus menurun dengan ciri mata pada umumnya menetap,
denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur
tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek
dan berakhir 10-15 menit.
c. Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi
dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat,
disebabkan oleh adanya dominasi system saraf parasimpatis
dan sulit untuk bangun.
d. Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri
kecepatan jantung dan pernafasan menurun, jarang bergerak

24

dan sulit dibangunkan, gerakan bola mata cepat, sekresi


lambung menurunkan, sertatonus otot menurun.
2.3.3.2 Rapid Eye Movement (REM)
Disebut juga sebagai tidur paradoks yang dapat berlangsung
pada tidur malam selama 5-20 menit, dan rata-rata timbul 90
menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi
apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Ciri dari tidur jenis ini adalah :
a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b. Lebih sulit dibangunkan selama tidur nyenyak gelombang
lambat.
c. Tonus

otot

selama

tidur

nyenyak

sangat

tertekan,

menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem


pengaktifasi retrikularis.
d. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
e. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak
teratur.
f. Mata cepat menutup dan terbuka, nadi cepat dan irreguler,
tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster
meningkat, dan metabolisme meningkat.
g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
Bangun
NREM I

REM

NREM II

NREM II

NREM III

NREM III

II

NREM IV
Skema 2.1 Siklus tidur (Hidayat , 2008).

NREM

25

2.3.4 Fungsi dan Tujuan Tidur


Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan psikologis dan fisiologis
(Potter & Perry, 2005). Tidur dapat digunakan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada
paru, kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama
tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yang
penting.
Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur, yaitu:
a. Efek pada saraf, yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan
normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf.
b. Efek pada struktur tubuh, dengan memulihkan kesegaran dan fungsi
dalam organ tubuh, karena selama tidur terjadi penurunan.
2.3.5 Tanda Klinis Gangguan Tidur
Tanda klien dengan gangguan klinis tidur (Hidayat, 2008) diantaranya:
a. Hilangnya perasaan segar
b. Gelisah
c. Lesu
d. Apatis
e. Kehitaman daerah sekitar mata
f. Kelopak mata bengkak
g. Konjungtiva mata merah
h. Mata perih
i. Tidak dapat berkonsentrasi penuh
j. Gangguan bicara dan proses pikir
2.3.6 Kebutuhan Tidur Normal
Kualitas dan kuantitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua
kelompok usia. Kurang lebih 20% waktu tidur dihabiskan yaitu waktu
tidur REM, yang tetap konsisten sepanjang hidup. Dewasa muda yang
sehat membutuhkan cukup tidur untuk berpartisipasi dalam kesibukan
aktivitas sehari-hari. Akan tetapi ada hal yang umum untuk tuntutan
gaya hidup yang mengganggu pola tidur. Stress pekerjaan, hubungan

26

keluarga, dan aktivitas sosial dapat mengarah pada insomnia (misalnya


kesulitan memulai atau mempertahankan tidur) dan penggunaan
medikasi untuk tidur. Penggunaan medikasi tersebut dapat mengganggu
pola tidur dan memperburuk masalah insomnia (Potter & Perry, 2005).

Michelle William pada hasil risetnya, menyatakan secara umum ibu


hamil membutuhkan tidur 7-8 jam setiap hari, kurang dari waktu
tersebut akan berdampak pada kesehatannya. Dari hasil penelitiannya
didapatkan bahwa kuantitas tidur tidak banyak berpengaruh pada
kondisi kehamilan trimester pertama dan kedua kehamilan. Namun, di
trimester ketiga terjadi peningkatan tekanan darah tinggi sekitar 3,72
mmHg lebih tinggi pada ibu hamil yang tidur kurang dari 7 jam setiap
malam sehingga dapat menyebabkan resiko pre-eklamsia lebih tinggi.
Kategori durasi tidur pada ibu hamil dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. 5-6 jam dikatakan kategori durasi tidur rendah,
b. 7-8 jam kategori sedang,
c. 9-10 adalah kategori durasi tidur yang baik.
2.3.7 Faktor yang Mempengaruhi Tidur
Hidayat (2006) menyatakan kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya penyakit, lingkungan, latihan dan
kelelahan, stres psikologis, medikasi, nutrisi, dan motivasi.
a.

Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit
yang disebabkan oleh infeksi sehingga memerlukan lebih banyak
waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.

b.

Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.

27

c. Latihan dan Kelelahan


Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih
banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
lambatnya diperpendek.
d.

Stres Psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan
jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah
psikologi mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.

e. Medikasi
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat
yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis obat golongan
diuretik yang menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan
dapat menekan REM (Rapid Eye Movement), kafein dapat
meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk
tidur, golongan beta bloker yang dapat berefek pada timbulnya
insomnia.
f. Nutrisi
Terpenuhinya asupan nutrisi yang cukup dapat mempercepat
terjadinya proses tidur, karena adanya trytophan yang merupakan
asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya,
kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur
bahkan terkadang sulit untuk tidur.
g.

Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan untuk tidur,
yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan
untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses
tidur.

28

2.3.8 Kualitas dan Kuantitas Tidur


2.3.8.1 Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,
sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan
lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman
di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata
perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
menguap dan mengantuk. Seseorang dikatakan memenuhi
kualitas tidur bila seseorang tersebut tidak menunjukkan tandatanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam
tidurnya (Hidayat, 2008). Tanda-tanda kekurangan tidur dapat
dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis.
a. Tanda Fisik
1) Ekspresi wajah (area gelap disekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat
cekung).
2) Kantuk yang berlebihan (sering menguap). Tidak mampu
berkonsentrasi (kurang perhatian).
3) Terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur,
mual dan pusing.
b. Tanda Psikologis
1) Menarik diri apatis dan respon menurun.
2) Merasa tidak enak badan, malas berbicara.
3) Daya ingat berkurang, bingung, timbul ilusi penglihatan
dan pendengaran.
4) Kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan
menurun.
2.3.8.2 Kuantitas Tidur
Hidayat (2008) menyatakan, kuantitas tidur adalah jumlah tidur
seseorang pada siang dan malam hari yang biasanya dihitung
dengan jumlah waktu (jam).

29

a. Neonatus sampai dengan 3 bulan. Tidur 16 jam/hari, 6-5 jam


tidur siang dan 10-11 jam tidur malam.
b. Bayi, tidur 14 jam/hari, 2-4 jam tidur siang dan 10-11 jam
tidur malam hari.
c. Todller, tidur 11-12 jam/hari, 1-3 jam tidur siang dan 9-10
jam tidur malam hari.
d. Prasekolah, tidur 11 jam/hari, 0-1 jam tidur siang dan11 jam
tidur malam hari. Pada usia 5 tahun anak sudah tidak
membutuhkan tidur siang.
e. Usia sekolah, tidur 10 jam/hari.
f. Ibu hamil, 7-8 jam/hari.
g. Dewasa, tidur 7-8 jam/hari.
h. Usia tua, tidur 6 jam/hari.

2.4 Kerangka Teori


Kerangka teori merupakan struktur logis pemahaman yang mengarahkan
peneliti pada konsep teori yang mendasari penelitian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur
ibu hamil trimester III.

Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan mempunyai dampak yang


bersifat patologis bagi wanita hamil. Santiago, et al, (2001 dalam Wahyuni &
Nimah, 2013) menyatakan keluhan-keluhan yang dialami pada ibu hamil
trimester III diantaranya adalah nyeri punggung bawah, sesak napas, varises,
hemorhoid, gangguan tidur, nyeri pelvis dan lain-lain. Salah satu keluhan ibu
hamil adalah gangguan tidur yang bisa berupa kesulitan memulai tidur atau
sulit tidur sampai pagi. Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi
dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam, tekanan
darah ibu meningkat sehingga resiko preeklamsia, gangguan tidur pada ibu
hamil trimester III juga dapat mengakibatkan persalinan prematur (Field, at al
2007; Williams, 2006; Shanti, 2010). Upaya-upaya untuk mengatasi

30

gangguan tidur pada ibu hamil antara lain dengan olahraga, mengonsumsi
obat-obatan yang aman bagi ibu hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping
education) dan latihan relaksasi (Hegard, Hanke K, 2010). Olahraga yang
aman untuk ibu hamil dapat berupa jalan-jalan pagi dan senam hamil.
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil
dalam rangka mengencangkan sistem tubuh dan menyiapkan otot-otot yang
diperlukan sebagai tambahan yang harus dialami selama kehamilan ( Fauziah
& Sutejo, 2012). Secara fisiologis latihan relaksasi pada senam hamil akan
menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem
syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah
menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan
meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone
relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu
hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang
(Wulandari, 2006). Hubungan antara teori dapat dilihat pada skema 2.2
berikut :

31

Ibu hamil trimester III

Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, (Bobak, 2004) :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kecemasan ( stres psikologis)


Nyeri punggung (ketidaknyamanan)
Poliuri
Gerakan janin
Nyeri ulu hati
Kram
Kelelahan & kesulitan memulai tidur
Lingkungan

Obat aman
untuk ibu hamil

Hipnotherapy

Olahraga

Senam Hamil adalah program kebugaran yang


diperuntukkan bagi ibu hamil dalam rangka
mengencangkan sistem tubuh dan menyiapkan
otot-otot yang diperlukan sebagai tambahan yang
harus dialami selama kehamilan (Fauziah &
Sutejo, 2012).

Edukasi Tidur

Jalan santai
pagi hari

Keterangan :
= Diteliti
1.
2.

Kualitas tidur adalah kepuasaan seseorang


terhadap tidurnya;
Kuantitas tidur adalah jumlah tidur
seseorang pada siang dan malam hari yang
biasanya dihitung dengan jumlah waktu (jam)
( Hidayat, 2008).

= Tidak diteliti

Skema 2.2 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian ini berasal dari kerangka teori yang dijadikan
suatu konsep dan pedoman bagi peneliti dalam proses penelitian. Kerangka
konsep ini menjadi jembatan antara teori yang digunakan dan pelaksanaan
penelitian. Kerangka konsep menguraikan variabel dependen dan variabel
independen

32

2.5.1 Variabel Dependen


Variabel dependen merupakan variabel yang dapat berubah karena
adanya variabel lain dalam penelitiaan. Variabel dependen (terikat)
disebut juga variabel outcome, efek, atau hasil. Variabel dependen
adalah variabel yang dipengaruhi oleh/atau yang berubah karena
perubahan

variabel

bebas

(Sastroasmoro

&

Ismael,

2010;

Sugiyono,2009).
Variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas tidur dan
kuantitas tidur ibu hamil trimester III. Variabel ini diukur dengan
instrumen kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum
dan setelah dilakukan intervensi senam hamil selama 1 bulan oleh
peneliti.
2.5.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
variabel lain dalam penelitian. Variabel indenpenden atau sering
disebut variabel bebas, predictor, causa, atau resiko. Variabel
independen adalah apabila variabel tersebut berubah dapat
mengakibatkan perubahan pada variabel lain (Sastroasmoro & Ismael,
2010; Sugiyono, 2009)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam hamil
terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III yang
dilaksanakan selama 4 kali intervensi dalam 1 bulan.
Kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada skema 2.3 berikut :
Variabel Independen
Senam Hamil

Variabel Dependen
(Sebelum Intervensi)
Kualitas dan kuantitas tidur ibu
hamil trimester III sebelum
senam hamil

Variabel Dependen
(Setelah Intervensi)
Kualitas dan kuantitas tidur ibu
hamil trimester III setelah
senam hamil

Skema 2.3 Kerangka Konsep

33

2.6 Hipotesis
2.6.1 Hipotesis Mayor
Ada pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu
hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
2.6.2 Hipotesis Minor
a. Ada perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III
pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah senam hamil di
wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala
Kabupaten Barito Selatan.
b. Tidak ada perbedaan kualitas dan kuantitas tidur

ibu hamil

trimester III pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah senam


hamil di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau
Kuala Kabupaten Barito selatan.
c. Ada perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III
pada kelompok intervensi dan kontrol setelah dilaksanakan senam
hamil di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau
Kuala Kabupaten Barito selatan.

34

BAB 3
METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan, meliputi desain


penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu
penelitian dan etika penelitian. Selain itu juga memaparkan alat yang digunakan
dalam pengumpulan data, dan proses serta analisis data yang dilakukan dalam
penelitian.
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan desain quasi experiment pre-post test with
control group merupakan desain penelitian dengan menguji pengaruh suatu
metode kepada responden dengan instrumen yang diujikan sebelum dan
sesudah eksperimen dilakukan terhadap responden. Penelitian dengan desain
kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan pada
subyek dan mengukur hasil (efek) intervensi (Burns & Grove, 1993; Polit &
Hungler, 1999; Sastroasmoro & Ismael, 2010). Desain ini menggunakan dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pre test
dilakukan untuk mengetahui dan memastikan kesetaraan masing-masing
kelompok sebelum dilakukan intervensi pada kelompok intervensi sebagai
keadaan awal serta perbedaan setelah intervensi. Kelompok kontrol sebagai
pembanding efek intervensi terhadap kelompok intervensi yang diberi
intervensi senam hamil.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap


kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III, dengan membandingkan
kelompok intervensi yang mendapat senam hamil dengan kelompok kontrol
yang tidak dilakukan senam hamil sehingga teridentifikasi pengaruh senam
hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamuil trimester III . Efek
intervensi diukur dengan melakukan pre test sebelum dan post test setelah

34

35

intervensi senam hamil dilakukan pada kelompok intervensi. Secara lebih


rinci desain penelitian ini dapat dilihat pada skema 3.1 berikut :
Pre test

01

post test

03

02

04

Skema 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :
X

: Perlakuan (intervensi) senam hamil

01

: Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum mendapatkan


perlakuan senam hamil pada kelompok intervensi

02

: Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil setelah mendapatkan senam


hamil pada kelompok intervensi

03

: Kualitas

dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum kelompok

intervensi mendapatkan perlakuan senam hamil.


04

: Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil setelah kelompok intervensi


mendapat perlakuan senam hamil.

01-02 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dan
sesudah dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi, yang
diukur pada kelompok intervensi.
03-04 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dan
sesudah dilakukan senam hamil pada kelompok intervensi, yang
diukur pada kelompok kontrol.
01-03 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum dilakukan
senam hamil pada kelompok intervensi, yang diukur antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

36

02-04 : Perbedaan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sesudah dilakukan
senam hamil pada kelompok intervensi, yang diukur antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

3.2 Definisi Operasional


Definisi

operasional

adalah

variabel

penelitian dimaksudkan untuk

memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis


(Sujarweni, 2014). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No

Variabel

Definisi

Parameter

Operasional
1

Alat Ukur/

Kategori

Skala

Independent
Senam

Program kebugaran 1. Dilakukan

Hamil

yang diperuntukkan 2. Tidak


bagi ibu hamil

dilakukan

1= Tidak
dilakukan

Ordinal

dengan prinsif

2 = Dilakukan

gerakan
menyesuaikan
kondisi ibu hamil.

Dependent
Kualitas dan

Kualitas tidur

Perasaan yang

kuantitas

adalah kepuasan

dialami setelah

nilai

tidur

sesorang terhadap

bangun tidur

responden

tidur, dan kuantitas dan banyaknya


tidur adalah jumlah waktu yang
waktu tidur

dihabiskan ibu

sesorang pada siang hamil untuk


tidur.
dan malam hari.

Kuesioner

Ordinal

1. Tidak baik:

cut of point
mean.
2. Baik:

nilai

responden

>

cut of point
mean.

37

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah
ibu hamil trimester III yang melakukan prenatal care di Puskesmas
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan (18
orang) dan Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten
Barito Selatan (16 orang) yang berjumlah 33 orang ibu hamil trimester
III.

3.3.2 Sampel Penelitian


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan
sampel jenuh, yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Septiadi, 2008). Sampel dalam penelitian
ini adalah semua ibu hamil trimester III yang melakukan prenatal care
di Puskesmas Bangkuang dan Poskesdes Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. Sampel dalam penelitian ini
minimal 15 orang pada kelompok intervensi dan 15 orang pada
kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan jumlah sampel minimal
penelitian quasi experiment pre-post test with control group dengan
jumlah anggota sampel masing-masing 10-20 orang (Sugiyono, 2009).

3.3.3 Sampling Penelitian


Teknik sampling yang digunakan apabila penetapan sampel dengan
menggunakan pertimbangan dan kriteria tertentu disebut purposive
sampling (Nonprobability sampling) (Sujarweni, 2014). Adapun
kriteria inklusi dan eksklusi sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

38

a. Inklusi sampel
1) Usia kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu).
2) Gangguan tidur bukan karena menderita penyakit tertentu.
3) Gangguan tidur bukan karena mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat mempengaruhi tidurnya.
4) Tidak memiliki kontraindikasi untuk melakukan senam hamil.
b. Eksklusi sampel
1) Bermasalah dengan kehamilan.
2) Bermasalah ketika mengikuti senam hamil.
Tidak ada responden yang keluar selama penelitian.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
3.4.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau
Kuala Kabupaten Barito Selatan sebagai kelompok intervensi.
Pemilihan lokasi ini berdasarkan fenomena lapangan dengan masalah
penelitian. Kelompok kontrol menggunakan tempat di Poskesdes
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito selatan.

3.4.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini selesai pada bulan Juli 2015.

3.5 Alat Pengumpul Data


3.5.1 Jenis Dan Sumber Data
3.5.1.1 Data Primer
Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer
diperoleh

langsung

dari

subyek

penelitian

dengan

menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data,


langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari (Saryono
& Anggraini, 2013). Data primer penelitian ini data berupa
hasil pengukuran kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan

39

sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok


kontrol. Data ini bersumber dari ibu hamil trimester III yang
menjadi responden.
3.5.1.2 Data Sekunder
Data Sekunder disebut juga data tangan kedua. Data sekunder
adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh peneliti dari subyek penelitian. Biasanya berupa
data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia
(Suryono & Anggraini, 2013). Data sekunder dalam
penelitian ini berupa jumlah ibu hamil yang melakukan
prenatal care di Puskesmas dan Poskesdes Bangkuang serta
gambaran umum (profil)

Puskesmas

Bangkuang dan

Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten


Barito Selatan.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data


3.5.2.1 Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan

cara

memberi

seperangkat

pertanyaan

atau

pernyataan tertulis pada responden untuk dijawabnya


(Sugiyono, 2009).
3.5.2.2 Demonstrasi
Demonstrasi

adalah

suatu

metode

memperlihatkan,

memperagakan langsung suatu hal yang kemudian di ikuti


oleh peserta sehingga ilmu atau keterampilan yang di
demonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan masingmasing peserta (Syaiful, 2011).

40

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data


3.5.3.1 Kuesioner
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, yang
terdiri dari 11 pertanyaan yakni 9 pertanyaan kualitas tidur dan
2 pertanyaan kuantitas tidur. Instrumen ini menggambarkan
perasaan ibu hamil setelah bangun tidur dan jumlah waktu
yang dihabiskan ibu hamil untuk tidur. Pertanyaan Favourable,
jawaban tidak diberi skor 1, jawaban ya diberi skor 2.
Pertanyaan Unfavourable, jawaban tidak diberi skor 2,
jawaban ya diberi skor 1. Kualitas dan kuantitas tidur ibu
hamil di kategorikan baik jika skor melebihi cut of point mean
dan dikategorikan kurang baik jika kurang dari atau sama
dengan cut of point mean. Rumus penentuan mean sebagai
berikut:
Nilai skor
X =
Sampel

Kisi- kisi instrumen pengumpul data yang digunakan dalam


penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Kuesioner Penelitian
No

Kuesioner

Kualitas tidur

Kuantitas tidur

Pertanyaan

Pertanyaan

Favorable

Unfavorable

4, 6, 7, 9

1, 2, 3, 5, 8

10

11

Jumlah

Instrumen ini di uji validitas dan reabilitas sebelum digunakan


dalam penelitian (Lampiran 10).

41

3.5.3.2 Demonstrasi
Demonstrasi yang dilakukan peneliti adalah senam hamil, yang
diperagakan langsung dan kemudian di ikuti oleh peserta
senam yakni kelompok intervensi ibu hamil trimester III.
Pedoman senam hamil di adaptasi oleh peneliti dari buku
Maryunani & Sukaryati (2011), yang meliputi gerakan
pemanasan, gerakan inti, gerakan pendinginan (Lampiran 11).
Senam hamil dilaksanakan 3 kali dalam waktu 12 hari (2 kali
dalam seminggu) dengan waktu 30-50 menit setiap kali
intervensi. Pelaksanaan senam hamil dilakukan pada malam
hari agar keadaan tubuh mendingin dan mempertahankan suatu
keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi dapat tercapai.
3.5.4 Uji Instrumen
Instrumen pengukuran kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil telah
dilakukan pengujian pada kelompok ibu hamil dengan karakteristik
yang sama dengan kriteria inklusi penelitian. Uji instrumen ini
dilakukan pada 15 orang ibu hamil trimester III yang berbelanja di
pasar tradisional Pasar Lama Banjarmasin dan bukan responden
penelitian. Besarnya r tabel diketahui berdasarkan rumus df (degree of
freedom) =N-2=15-2=13.
3.5.4.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian terhadap ketepatan suatu
instrumen dalam mengukur data penelitian (Hidayat, 2009).
Uji validitas menggunakan analisis statistik confident interval
(CI). Validitas dibagi menjadi tiga, yaitu validitas konstruk
(construct validity), validitas isi (content validity), dan
validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity).
Penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan validitas isi.

42

Uji validitas konstruk dilakukan dengan membuat instrumen


berdasarkan

konsep

teori

dari

materi

yang

diuji,

membandingkan dengan instrumen sejenis, menyusun kisi-kisi


instrumen, dan mendiskusikan, dengan pembimbing. Uji
validitas isi dilakukan dengan menganalisis hasil instrumen
yang diuji coba pada 15 ibu hamil menggunakan teknik
korelasi Pearson Product Moment. Rumus Pearson Product
Moment sebagai berikut :

N (XY) (XY)
r =
[NX2 (X) 2] [NY2 - (Y2)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
X= Jumlah skor item
Y= Jumlah skor total
N = Jumlah responden

Uji validitas dilihat pada tabel angka kritik nilai r dengan taraf
signifikansi 5% (0,05) diketahui df= 13, maka r tabel adalah
0,514. Satu item pertanyaan dikatakan valid bila skor variabel
berkolerasi secara signifikan dengan skor total, r hitung > r
tabel (0,514) maka item pertanyaan tersebut valid, tetapi bila r
hitung < r tabel (0,514) maka item pertanyaan tersebut tidak
valid (Hastono, 2007). Validitas instrumen penelitian pada 15
orang responden r hitung (0,559-0,825) > r tabel (0,514)
didapatkan hasil, 11 item soal valid dan 1 item soal tidak valid.
3.5.4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat uji merupakan gambaran sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan berulang kali

43

terhadap suatu kondisi yang sama dengan alat ukur yang sama.
Uji reliabilitas dilakukan pada alat ukur yang telah dinyatakan
valid. Pengujian reliabilitas dengan menggunakan koefisien
alpha Cronbach jika r alpha > r tabel maka dikatakan
pertanyaan tersebut reliabel dan jika sebaliknya maka tidak
reliabel (Hastono, 2007).
Nilai uji instrumen terhadap 15 orang ibu hamil setelah diuji
validitasnya dan item soal dinyatakan valid, setelah diuji
validitas

dilanjutkan

dengan

uji

reliabilitas

dengan

mengeluarkan setiap item soal yang tidak reliabel dilakukan


berulang kali sampai ditemukan semua item soal yang tersisa
mempunyai nilai r 0,60-1,00 maka item soal tersebut
dinyatakan

reliabel.

Pengujian

reliabilitas

dengan

menggunakan koefisien alpha Cronbach (Arikunto, 2005)


sebagai berikut :
2
k b
r11
1

Vt 2
k 1

Keterangan:
r11

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Vt 2

2
b

Jumlah varian butir/item

= Varian total

Nilai reliabilitas instrumen terhadap 15 orang responden


dengan nilai r 0,60-1,00. Didapatkan nilai reliabiitas instrumen
penelitian hasil perhitungan dengan menggunakan koefisien
alpha Cronbach adalah r alpha 0,758. Oleh karena r alpha
(0,758) berada dalam rentang r tabel (0,60-1,00), maka dapat
disimpulkan bahwa 11 item soal instrumen penelitian
dinyatakan reliabel.

44

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
3.6.1 Persiapan
a. Penelitian dilakukan setelah melalui prosedur ethical clearance dan
mendapatkan surat lolos uji etik dari komisi etik Stikes
Muhammadiyah Banjarmasin.
b. Setelah berhasil lulus di Komisi Etik selanjutnya peneliti meminta
surat izin dari Stikes Muhammadiyah Banjarmasin tentang
rekomendasi melakukan penelitian di Puskesmas Bangkuang dan
Poskesdes Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito
Selatan.
c. Permintaan ijin penelitian melalui surat yang ditujukan kepada
kepala

Puskesmas

Bangkuang

dan

Poskesdes

Bangkuang

Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan disampaikan


sendiri oleh peneliti.
3.6.2 Pelaksanaan
a. Informed Consent
Peneliti dan dibantu oleh beberapa tenaga medis dari Puskesmas
merncanakan jadwal kegiatan dan informed consent kepada ibu
hamil trimester III yang bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini sebelum kegiatan dilaksanakan. Informed Consent
merupakan

salah

satu

kegiatan pemberian

informasi

dan

kesepakatan antara peneliti dan responden, dilakukan sebelum


penelitian dilakukan. Peneliti memberikan penjelasan tentang
tujuan penelitian, jenis data yang dikumpulkan peneliti, sifat dan
lama waktu penelitian prosedur penelitian, potensial manfaat,
jaminan keamanan/kerahasiaan, pernyataan partisipasi sukarela,
reponden bebas untuk menghentikan partisipasi dalam penelitian
tanpa sanksi dan mencantumkan sumber informasi yang dapat
dihubungi responden seperti yang telah tertulis pada format

45

informed consent, setelah penjelasan dapat menandatangani format


informed consent yang telah disediakan peneliti.
b. Pre test
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melakukan pengukuran
kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol menggunakan kuesioner (lampiran
10). Pre test dilakukan satu hari sebelum pemberian senam hamil
pada kelompok intervensi dilaksanakan. Pre test dilakukan dengan
melakukan pengukuran kualitas dan kuantitas tidur yang di alami
pada tidur malam sebelumnya.
c. Intervensi
Senam hamil dilaksanakan pada kelompok intervensi oleh peneliti
dan dibantu tenaga medis Puskesmas. Intervensi dalam bentuk
senam hamil dilaksanakan 3 kali dalam waktu 12 hari (2x dalam
satu minggu), dengan waktu 30-50 menit setiap kali intervensi.
Kegiatan senam hamil dilakukan sesuai jadwal yang disepakati
antara peneliti dan ibu hamil trimester III sebagai responden.
Pelaksanaan senam hamil dilakukan pada malam hari agar keadaan
tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan
yang meningkatkan relaksasi dapat tercapai. Sebelum dan sesudah
pelaksanaan senam hamil masing-masing responden diperiksa
tanda-tanda vital oleh peneliti yang meliputi tekanan darah,
respirasi, nadi dan suhu tubuh serta keluhan yang dirasakan.
d. Post test
Post test untuk mengukur kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil
trimester III setelah diberikan senam hamil pada kelompok
intervensi oleh peneliti. Pengumpulan data pengukuran kualitas dan
kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III dilakukan keesokan
harinya setelah pemberian senam hamil ketiga yakni pada hari ke12 penelitian pada kelompok intervensi yang di ukur pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

46

3.7 Teknik Analisa Data


3.7.1 Teknik Pengolahan data
Data hasil penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti, selanjutnya
diolah melalui urutan proses pengolahan data. Pengolahan data
merupakan rangkaian kegiatan setelah pengumpulan data (Hastono,
2007). Secara garis besar pekerjaan analisis data sebagai berikut :
a. Editing
Peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan isi instrumen
termasuk kode responden, dan kejelasan penulisan pada lembar
jawaban instrumen. Pengecekan dilakukan sejak awal mendapatkan
data dari responden, peneliti langsung memeriksa kelengkapan isi.
Peneliti meminta klarifikasi langsung pada responden apabila ada
instrumen yang tidak lengkap.
b. Coding
Peneliti memberikan kode dari data hasil kuesioner yang berupa
data huruf di ganti ke data angka. Instrumen pengukuran kualitas
dan kuantitas tidur tidak baik (1) apabila nilai total responden
cut of point mean dan kualitas dan kuantitas tidur baik (2) apabila
nilai total responden > cut of point mean. Tingkat pendidikan
responden apabila tidak sekolah (0), SD (1), SMP (2), SMA (3),
perguruan tinggi (4). Coding dilakukan secara bertahap sejak setiap
data terkumpul.
c. Processing
Peneliti memproses data dengan melakukan entry dari semua
instrumen yang digunakan dari masing-masing responden ke dalam
salah satu prograam analisis data pada komputer. Kegiatan
processing dilakukan secara bertahap setiap data yang terkumpul.
d. Cleaning
Peneliti mengecek kembali data yang sudah entry dengan cara
mengetahui missing data melalui list (distribusi frekuensi) dan
konsistensi data dari output program komputer yang digunakan

47

dilihat pada nilai total akhir. Missing data juga dapat dilihat pada
hasil analisis pada tabel frekuensi data dari output tertulis missing
apabila ada data yang tidak tepat.
3.7.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah proses pengolahan data dilaksanakan.
Analisis data pada penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif yaitu
analisa univariat (deskriptif) dan analisis bivariat (analitik) sebagai
berikut:
3.7.2.1 Analisis Univariat (Deskriptif)
Analisis univariat yaitu analisis yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran distribusi dari responden serta
menggambarkan variabel dependen yaitu kualitas dan kuantitas
tidur ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah senam hamil
di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten
Barito Selatan.
3.7.2.2 Analisa Bivariat (Analitik)
a.

Uji Kesetaraan
Analisis

bivariat

(analitik)

diawali

dengan

uji

kesetaraan/homogenitas antara data kelompok intervensi


dan kontrol. Pada penelitian dengan desain quasi
eksperimen sebaiknya data awal kelompok kontrol dan
intervensi setara atau homogen. Uji kesetaraan untuk
memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data yang
diukur dalam serangkaian analisis memang berasal dari
populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya.

Uji kesetaraan dalam penelitian ini menggunakan uji


Mann Whitney dengan rumus sebagai berikut :

48

Keterangan :
U = nilai uji Mann-Whitney
N1 = sampel 1
N2 = sampel 2
R1 = ranking ukuran sampel
Interpretasi uji Mann-Whitney pada nilai signifikansi alpha
0,05 bila nilai p > alpha 0,05 maka Hipotesis ditolak
berarti tidak terdapat perbedaan (ada kesetaraan) kualitas
& kuantitas tidur pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangkuang
Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan
sebelum dilakukan intervensi senam hamil.
b.

Uji Perbedaan
1) Uji Wilcoxon
Teknik analisis bivariat melalui uji Wilcoxon untuk
menguji perbedaan kualitas & kuantitas tidur sebelum
dan sesudah dilakukan senam hamil pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi ibu hamil trimester III
di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala
Kabupaten Barito Selatan. Uji wilcoxon digunakan
karena data yang diuji merupakan data kelompok
sampel yang berpasangan dengan skala ordinal. Rumus
uji wilcoxon sebagai berikut:

Keterangan :
N = Jumlah data
T = Jumlah rangking dari nilai selisih yang negatif atau
positif
Z = Hasil uji Wilcoxon

49

Interpretasi hasil apabila nilai p < alpha (0,05) maka


diinterpretasikan

terdapat

perbedaan

kualitas

&

kuantitas tidur sebelum dan sesudah dilakukan senam


hamil pada masing-masing kelompok.
2) Uji Mann-whitney
Uji mann-whitney untuk menguji perbedaan kualitas &
kuantitas tidur sesudah dilakukan senam hamil antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi ibu hamil
trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. Rumus untuk
menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney yaitu:

Keterangan :
U = nilai uji Mann-Whitney
N1 = sampel 1
N2 = sampel 2
R1 = ranking ukuran sampel
Interpretasi hasil apabila nilai p < alpha 0,05 maka
bermakna

bahwa

terdapat

perbedaan

kualitas

&kuantitas tidur sesudah dilakukan senam hamil antara


kelompok kontrol dan kelompok intervensi ibu hamil
trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

50

Variabel yang di uji dan cara uji dalam analisis bivariat dapat
dilihat pada tabel 3.3 berikut :

Tabel. 3.3 Variabel dan cara uji bivariat


No

V. Dependent

V. Independent

Kualitas dan Kuantitas

Senam Hamil

Tidur
1

Kualitas dan kuantitas


tidur sebelum dan
sesudah senam hamil

Kualitas dan kuantitas


tidur sebelum dan

Kualitas dan kuantitas


tidur ibu hamil sebelum
senam hamil

Kualitas dan Kuantitas


tidur ibu hamil sesudah
senam hamil

Analisis

Kelompok

Kelompok

Intervensi

Intervensi

Kelompok

Kelompok

kontrol

control

Kelompok

Kelompok

Mann

intervensi

control

Whitney

Kelompok

Kelompok

Mann

intervensi

control

Whitney

sesudah senam hamil


3

Cara

Wilcoxon

Wilcoxon

Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menguji data hasil


penelitian dalam bentuk analisis bivariat terhadap kualitas dan
kuantitas tidur sebelum dan sesudah intervensi yang diukur
pada kelompok intervensi, dan kelompok kontrol masingmasing di uji dengan uji Wilcoxon, sedangkan nilai kualitas
dan kuantitas tidur setelah intervensi pada masing-masing
kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol di
uji dengan uji Mann Whitney.

51

3.8 Prinsip Etika Penelitian


Prinsip etik dari Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK),
meliputi prinsip menghormati seseorang (respect for persons), prinsip
kemanfaatan (beneficence) dan prinsip keadilan (justice), yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
3.8.1 Prinsip Menghargai Martabat (The principle of respect for human
dignity)
Peneliti berkewajiban menjelaskan secara detail hal-hal yang terkait
penelitian yang dilakukan dengan responden. Responden bebas untuk
menentukan secara sukarela kesediaannya untuk terlibat dalam
penelitian. Responden tidak akan mendapat sanksi jika menolak
menjadi

responden,

bahkan ketika

proses

penelitian

sedang

dilaksanakan responden dapat bebas mengundurkan diri dari


penelitian apabila merasa tidak nyaman.
3.8.2 Prinsip Kemanfaatan (The principle of benefience)
Prinsip

penelitian

ini

mengharuskan

peneliti

untuk

mempertimbangkan agar responden tidak dirugikan, mendapatkan


manfaat penelitian, dan peneliti mempertimbangkan antara resiko dan
manfaat yang didapat responden dari penelitian. Intervensi dalam
penelitian ini adalah senam hamil, untuk menjaga kenyamanan
responden penelitian ini dilakukan dengan jadwal yang disepakati oleh
peneliti dan responden, tidak ada paksaan. Melalui penelitian ini
responden mendapat senam hamil untuk mengatasi keluhan-keluhan
pada ibu hamil trimester III, khususnya mengatasi masalah gangguan
tidur.
3.8.3 Prinsip Keadilan (The principle of justice)
Prinsip keadilan ini meliputi prinsip mendapatkan intervensi yang baik
(the right to fair treatment) dan prinsip hak abadi (the right privacy).
The right to fair treatment dalam penelitian ini dalam bentuk
intervensi kepada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dilakukan sama baiknya sebelum, selama dan sesudah intervensi

52

dalam penelitian ini dengan tidak mendiskriminasikan. Prinsip


keadilan bagi kelompok kontrol yakni diberikan senam hamil setelah
selesai proses penelitian. Prinsip hak pribadi yaitu identitas responden
dijaga kerahasiaannya (anonymity), data yang diperoleh dari
responden hanya diketahui oleh peneliti dan responden, identitas pada
instrumen menggunakan kode responden.

53

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Puskesmas Bangkuang
4.1.1.1 Geografi dan Demografi Puskesmas Bangkuang
Kecamatan Karau Kuala terletak di wilayah timur Kabupaten
Barito Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut :
a.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Dusun Hilir

b.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mengkatip

c.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Damparan

d.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dayu

Kecamatan Karau Kuala terdiri dari 4 Desa (34 RT) dengan


Luas Wilayah Keseluruhan 42,90 Km. Sebagian Desa tersebut
dapat dilalui dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Pada
tahun 2015 semua desa di Kecamatan Karau Kuala sudah
dapat dilewati dengan kendaraan roda dua dan roda empat,
pada tahun sebelumnya ada dua Desa yaitu Desa Salat Baru
dan Teluk Betung di musim penghujan jalan menjadi becek
bahkan sampai terjadi banjir, jadi kedua desa tersebut dimusim
hujan hanya dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua dan
sepeda saja, apabila sampai terjadi banjir masyarakat dikedua
desa tersebut tidak dapat beraktifitas dan untuk kekota
kecamatan ditempuh dengan perahu. Desa yang ada di wilayah
Kecamatan Karau Kuala dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

53

54

Tabel 4.1
Desa yang ada di wilayah Kecamatan Karau Kuala
No

Nama Desa

Jumlah Penduduk

Jumlah Kepala Keluarga

Bangkuang

1.227 jiwa

537

Teluk Betung

530 jiwa

155

Salat Baru

1.015 jiwa

470

Babai

1.327 jiwa

584

Jumlah

4.099 jiwa

4.1.1.2 Sumber Daya Puskesmas Bangkuang di Bidang Kesehatan


Puskesmas Bangkuang Terletak di Ibukota Kecamatan dengan
jumlah tenaga kesehatan 24 orang dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas bangkuang
No

Bidang Profesi

Jumlah Tenaga

1a. Kepala Puskesmas

1 orang

2b. Kasubag TU

1 orang

3c. Dokter Umum

1 orang

4d. Dokter Gigi

1 orang

5e. Bidan PNS

8 orang

6f. Bidan PTT

2 orang

7g. Perawat

7 orang

8h. Nutrisionis Muda

1 orang

9i. Nutrisionis Pelaksana

1 orang

10
j. Sanitarian

1 orang

11
k. Analis

1 orang

12
l. Sopir Ambulance

1 orang

m.
13 Honorer

3 orang

14
n. TKS

6 orang

Di Wilayah UPT Puskesmas Bangkuang terdapat Poskesdes


yaitu terletak di Desa Bangkuang bagian hulu, di desa Salat

55

Baru dan Desa Teluk Betung masing-masing di isi oleh 1


orang perawat dan 2 orang bidan. Puskesmas mempunyai 1
mobil Puskesmas keliling yang digunakan untuk kegiatan
kesemua desa, juga untuk merujuk pasien ke Rumah Sakit
Buntok. Sarana Kesehatan Rujukan adalah RSUD Buntok
bahkan sampai ke Banjarmasin dengan fasilitas 1 mobil
Pusling.
4.1.2 Poskesdes Bangkuang
Poskesdes Bangkuang terletak di bagian hulu Desa Bangkuang Rt.5
Rw.2. Poskesdes Bangkuang dengan type bangunan 68 m2 terdiri dari
4 ruangan yakni ruangan periksa, ruang obat, ruang istirahat dan ruang
dapur. Poskesdes Bangkuang dengan jumlah tenaga kesehatan 3
orang, yakni kepala Poskesdes yang merupakan bidan, 1 orang
perawat dan 1 orang bidan lainnya.
4.2

Analisa Univariat
Analisa Univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran distribusi dari responden serta menggambarkan variabel dependen
yaitu kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dan
sesudah senam hamil di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala
Kabupaten Barito Selatan.
4.2.1

Gambaran Karakteristik Responden


Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jumlah
anak, dan tingkat pendidikan.
a. Karakteristik Umur Responden
Data dengan jenis numerik disajikan dalam bentuk tendensi
sentral yaitu mean, median, standar deviasi, nilai minimummaksimum, dan confident interval (CI) 95% seperti pada tabel
4.3:

56

Tabel 4.3
Distribusi Karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan Kontrol
(n=30), Juli 2015
Variabel

Mean

Median

SD

Min-Max

95%CI

15

23,7

24

4,02

16-30

21,50-25,96

15

25,6

27

5,08

19-32

22,79-28,41

30

24,6

25,5

4,55

16-32

21,50-28,41

Umur
a. Kelompok
Intervensi
b. Kelompok
Kontrol
Total

Interpretasi tabel 4.3 menunjukan rata-rata umur ibu hamil


trimester III 24,6 tahun dengan standar deviasi 4,55 tahun.
Umur termuda 16 tahun dan umur tertua 32 tahun. Pada tingkat
kepercayaan 95% diyakini bahwa rata-rata umur ibu hamil
trimester III berada di antara 21,50 sampai 28,41 tahun.
b.

Karakteristik Jumlah Anak Responden


Data jumlah anak yang dimiliki oleh responden disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan proporsi seperti pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Karakteristik Jumlah Anak Responden Kelompok
Intervensi dan Kontrol (n=30), Juli 2015
Jumlah

Kelompok

Kelompok

Anak

intervensi

kontrol

total

Primigravida

20

20

20

40

33,3

11

36,7

20

26,7

23,3

20

20

20

Hasil analisis berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa


sebagian besar responden pada kelompok kontrol dan

57

intervensi memiliki anak berjumlah 1 orang, yakni 11 orang


(36,7% ) dari 30 orang responden.
c. Karakteristik Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Data karakteristik tingkat pendidikan terakhir responden
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan proporsi
seperti pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Kelompok Intervensi dan Kontrol (n=30), Juni 2015
Tingkat

Kelompok

Kelompok

Pendidikan

intervensi

kontrol

total

Tidak Sekolah

SD

20

13,3

16,7

SMP

40

40

12

40

SMA

40

46,7

13

43,3

PT

Hasil analisis berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa


sebagian besar responden pada kelompok intervensi dan
kontrol berpendidikan SMA, yakni 13 orang (43,3%) dari 30
orang responden.

4.2.2

Kualitas dan Kuantitas Tidur Responden


a.

Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam Hamil pada


Kelompok Intervensi
Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sebelum
dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut:

58

Tabel 4.6
Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum
dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (01)
Kualitas dan Kuantitas Tidur

Tidak baik

14

93,3

Baik

6,7

Total

15

100

Tabel 4.6 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu


hamil sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok
intervensi (01) berada pada kategori kualitas dan kuantitas
tidur yang tidak baik yakni 14 orang (93,3%), kualitas dan
kuantitas tidur baik 1 orang (6,7%) dari 15 orang responden.
b. Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam Hamil pada
Kelompok Kontrol
Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sebelum
dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sebelum
dilaksanakan senam hamil pada kelompok Kontrol (03)
Kualitas dan Kuantitas Tidur

Tidak baik

13

86,7

Baik

13,3

Total

15

100

Tabel 4.7 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu


hamil sebelum dilaksanakan senam hamil pada kelompok
kontrol (03) berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur
yang tidak baik yakni 13 orang (86,7%), kualitas dan kuantitas
tidur baik 2 orang (13,3%) dari 15 orang responden.

59

c. Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada


Kelompok Intervensi
Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sesudah
dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Distribusi kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil sesudah
dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi (02)
Kualitas dan Kuantitas Tidur

Tidak baik

46,7

Baik

53,3

Total

15

100

Tabel 4.8 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu


hamil setelah dilaksanakan senam hamil pada kelompok
intervensi (02) berada pada kategori kualitas dan kuantitas
tidur yang baik yakni 8 orang (53,3%), kualitas dan kuantitas
tidur tidak baik 7 orang (46,7%) dari 15 orang responden.
d. Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Tidak Senam Hamil pada
Kelompok Kontrol
Hasil analisis univariat kualitas dan kuantitas tidur sesudah
dilaksanakan intervensi dalam bentuk senam hamil dapat dilihat
pada tabel 4.9 berikut:

60

Tabel 4.9
Distribusi Kualitas Dan Kuantitas Tidur Ibu Hamil Sesudah
Tidak Dilaksanakan Senam Hamil Pada Kelompok Kontrol
(04)
Kualitas dan Kuantitas Tidur

Tidak baik

12

80

Baik

20

Total

15

100

T
Tabel 4.9 menunjukan bahwa kualitas dan kuantitas tidur ibu
hamil sesudah tidak dilaksanakan senam hamil pada kelompok
kontrol (04) berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur
yang tidak baik yakni 12 orang (80%), kualitas dan kuantitas
tidur baik yakni 3 orang (20%) dari 15 orang responden.
4.3

Analisa Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu
hamil trimester III pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
4.3.1

Uji Kesetaraan
a. Kesetaraan Karakteristik Responden
Kesetaraan data sebelum dilakukan intervensi pada penelitian
quasi experiment untuk menjamin validitas intervensi yang
dilaksanakan. Kesetaraan data karakteristik jumlah anak dan
tingkat pendidikan ibu hamil trimester III pada kelompok
intervensi dan kontrol di uji dengan teknik Mann Whitney yang
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

61

Tabel 4.10
Kesetaraan Jumlah Anak dan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil
Variabel
Karakteristik

Kelompok Intervensi

Kelompok Kontrol

Jumlah Anak
Primigravida

20

20

40

33,3

20

26,7

20

20

Tdk Sekolah

SD

20

13,3

SMP

40

40

SMA

40

46,7

Perguruan Tinggi

0,846

Tingkat
Pendidikan

0.637

* 0,05
Hasil analisis data dengan Mann Whitney di interpretasikan
tidak ada perbedaan proporsi antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Hasil analisis ini dijelaskan pada tabel 4.10
yang menunjukan jumlah anak ( 0,846; 0,05), dan tingkat
pendidikan ( 0,637; 0,05). Karakteristik jumah anak dan
tingkat pendidikan pada kelompok intervensi dan kontrol
disebut setara, sehingga dapat dilanjutkan pada analisis
bivariat.
Kesetaraan data karakteristik umur ibu hamil trimester III pada
kelompok intervensi dan kontrol di uji dengan teknik Mann
Whitney yang dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

62

Tabel 4.11
Kesetaraan karakteristik Umur Kelompok Intervensi dan
Kontrol
Variabel

Mean
Kelompok Intervensi

Kelompok Kontrol

23,7

25,6

Umur

0,349

* 0,05
Hasil analisis data dengan Mann Whitney di interpretasikan
tidak ada perbedaan proporsi antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Hasil analisis ini dijelaskan pada tabel 4.11
yang menunjukan umur ( 0,349; 0,05). Karakteristik pada
kelompok intervensi dan kontrol disebut setara, sehingga dapat
dilanjutkan pada analisis bivariat.
b.

Kesetaraan Kualitas dan Kuantitas Tidur Responden


Uji kesetaraan kualitas dan kuantitas tidur sebelum intervensi
senam hamil bertujuan untuk melihat kesetaraan kualitas dan
kuantitas tidur antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol yang dianalisis dengan Mann Whitney dapat dilihat
pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Kesetaraan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum Senam
Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (01-03)
Mean
Variabel

Kualitas dan
Kuantitas Tidur

Kelompok

Kelompok

Intervensi

Kontrol

1,07

1,13

Tabel 4.12 menunjukan hasil perhitungan

0,550

0,05

uji kesetaraan

dengan menggunakan uji Mann Whitney kualitas dan kuantitas


tidur

pada kelompok

intervensi dan kontrol sebelum

dilaksanakan senam hamil didapatkan tingkat signifikan

63

(0,550) oleh karena signifikansi (0,550) > (0,005) dapat


disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan atau dinyatakan setara
kualitas dan kuantitas tidur sebelum senam hamil antara
kelompok intervensi dan kontrol ( 0,550; 0,05).
4.3.2

Uji Perbedaan
a.

Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam


Hamil pada Kelompok Intervensi
Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III pada
kelompok intervensi sebelum dan sesudah senam hamil di
analisis dengan uji Wilcoxon seperti pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13
Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok
intervensi sebelum dan sesudah senam hamil (01-02)
Senam Hamil

Mean

SD

Sebelum

15

1,07

0,258

Sesudah

15

1,60

0,507

0,011

0,05

Tabel 4.13 menguraikan hasil perhitungan dengan Wilcoxon


kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok intervensi sebelum
dan sesudah senam hamil, didapatkan tingkat signifikan
(0,011) oleh karena tingkat signifikansi (0,011) < (0,05)
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
tingkat kualitas dan kuantitas tidur antara sebelum dan sesudah
senam hamil.
b.

Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah tidak


dilaksanakan Senam Hamil pada Kelompok Kontrol
Kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah tidak
dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol dianalisis
dengan Wilcoxon seperti pada tabel 4.14 berikut:

64

Tabel 4.14
Uji Perbedaan Kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok
kontrol sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil
(03-04)
Senam Hamil

Mean

SD

Sebelum

15

1,13

0,352

Sesudah

15

1,20

0,414

0,317

0,05

Tabel 4.14 menguraikan hasil perhitungan dengan Wilcoxon


kualitas dan kuantitas tidur pada kelompok kontrol sebelum
dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil, didapatkan
tingkat signifikan (0,317) oleh karena tingkat signifikansi
(0,317) > (0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang bermakna tingkat kualitas dan kuantitas tidur
antara sebelum dan sesudah senam hamil.
c.

Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada


Kelompok Intervensi dan Kontrol
Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol dianalisis dengan Mann
Whitney seperti pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15
Uji perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam
Hamil pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (02-04)
Mean
Variabel

Kualitas dan
Kuantitas Tidur

Tabel

4.15

Kelompok

Kelompok

Intervensi

Kontrol

1,60

1,20

menguraikan

hasil

0,028

0,05

perhitungan

dengan

menggunakan uji Mann Whitney kualitas dan kuantitas tidur


sesudah senam hamil pada kelompok intervensi dan kontrol
didapatkan tingkat signifikansi (0,028) oleh karena tingkat

65

signifikansi (0,028) < (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada


perbedaan yang bermakna kualitas dan kuantitas tidur sesudah
diberi senam hamil pada kelompok intervensi dan sesudah
tidak diberikan senam hamil pada kelompok kontrol. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap
peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil
trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bangkuang.

4.4

Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian yang diuraikan adalah tentang gambaran
distribusi kualitas dan kuantitas tidur sebelum senam hamil pada kelompok
intervensi, gambaran distribusi kualitas dan kuantitas tidur sebelum senam
hamil pada kelompok kontrol, gambaran distribusi kualitas dan kuantitas
tidur sesudah senam hamil pada kelompok intervensi, gambaran distribusi
kualitas dan kuantitas tidur sesudah senam hamil pada kelompok kontrol,
dan membedakan kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah
diberikan senam hamil pada kelompok intervensi dengan kualitas dan
kuantitas tidur sebelum dan sesudah tidak diberikan senam hamil pada
kelompok kontrol serta bagaimana pengaruh senam hamil terhadap
peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil trimester III.
4.4.1 Gambaran Kualitas dan Kuantitas Tidur sebelum Senam Hamil pada
Kelompok Intervensi
Kualitas dan kuantitas tidur pada tabel 4.6 sebelum intervensi pada
kelompok intervensi terlihat sebagian besar ibu hamil berada pada
kategori kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik yakni 14 orang
(93,3%) dan berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur baik
berjumlah 1 orang

(6,7%) dari 15 orang responden. Hasil ini

didapatkan berdasarkan pretest berbentuk kuesioner yang dibagikan


kepada responden untuk kelompok intervensi, rata-rata responden
hanya mencapai 1,07 (tidak baik). Pada saat pre-test responden

66

terlihat lesu, kehitaman daerah sekitar mata, dan tidak dapat


berkonsentrasi penuh.
Hidayat (2008) menyatakan bahwa, evaluasi terhadap masalah
kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari hilangnya klinis
gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, antara lain timbulnya
perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di
daerah sekitar mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang
bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah
dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses
berpikir dan berbicara.
4.4.1 Gambaran Kualitas dan Kuantitas Tidur sebelum Senam Hamil pada
Kelompok Kontrol
Kualitas dan kuantitas tidur pada tabel 4.7 sebelum dilaksanakan
senam hamil pada kelompok kontrol, terlihat bahwa sebagian besar
ibu hamil berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur yang tidak
baik yakni 13 orang (86,7%), dan kuantitas tidur baik 2 orang (13,3%)
dari 15 orang responden. Hasil ini didapatkan berdasarkan pretest
berbentuk kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk
kelompok intervensi , rata-rata responden hanya mencapai 1,07 (tidak
baik). Pada saat pre-test responden terlihat lesu, kehitaman daerah
sekitar mata, dan tidak dapat berkonsentrasi penuh. Pada responden
yang mengalami kualitas dan kuantitas tidur baik tidak terlihat
kehitaman pada daerah sekitar mata dan tampak segar.
Hidayat (2008) menyatakan bahwa, evaluasi terhadap masalah
kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari hilangnya klinis
gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, antara lain timbulnya
perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di
daerah sekitar mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang
bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah

67

dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses


berpikir dan berbicara.
4.4.3 Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Senam Hamil pada Kelompok
Intervensi
Kualitas dan kuantitas tidur tabel 4.8 sesudah dilaksanakan senam
hamil pada kelompok intervensi didapatkan hasil kualitas dan
kuantitas tidur ibu hamil berbeda dari sebelumnya. Dari hasil post-test
yang berbentuk kuesioner menunjukan bahwa sebagian besar terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas, yakni kualitas dan kuantitas baik 8
orang (53,3%), kualitas dan kuantitas tidur tidak baik 7 orang (46,7%)
dari 15 orang responden. Keadaan responden saat post-test sebagian
besar responden terlihat lebih segar dan tidak terlihat kehitaman
disekitar mata, serta terlihat lebih siap menghadapi persalinan yang
akan dijalani. Namun sebagian masih ada yang terlihat lesu dan
kurang konsentrasi saat post-test.
Hidayat (2008) menyatakan bahwa, evaluasi terhadap masalah
kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari hilangnya klinis
gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, antara lain timbulnya
perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di
daerah sekitar mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang
bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah
dapat berkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses
berpikir dan berbicara.
4.4.4 Kualitas dan Kuantitas Tidur Sesudah Tidak Dilaksanakan Senam
Hamil pada Kelompok Kontrol
Kualitas dan kuantitas tidur tabel 4.9 sesudah dilaksanakan senam
hamil pada kelompok kontrol didapatkan hasil kualitas dan kuantitas
tidur ibu hamil tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Dari hasil posttest yang berbentuk kuesioner menunjukan bahwa hanya 1 orang

68

responden yang mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas tidur,


sehingga di dapatkan hasil sesudah tidak dilaksanakan senam pada
kelompok kontrol berada pada kategori kualitas dan kuantitas tidur
baik yakni 3 orang (20%), kualitas dan kuantitas tidur yang tidak baik
berjumlah 12 orang (80%), dari 15 orang responden. Keadaan
responden saat post-test sebagian besar responden terlihat lesu dan
masih terlihat kehitaman disekitar mata, serta terlihat cemas dalam
menghadapi

persalinan

yang

akan dijalani.

Responden

juga

menyatakan bahwa waktu tidur masih kurang dari 7 jam.


4.4.5 Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur pada Kelompok Intervensi
Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Senam Hamil
Uji perbedaan kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah
dilaksanakan senam hamil pada kelompok intervensi dalam penelitian
ini menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan tingkat signifikan (0,011)
dengan tingkat kemaknaan (0,05) oleh karena itu tingkat signifikan
(0,011) < (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang bermakna antara kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil
sebelum dan sesudah dilaksanakan senam hamil. Dalam hal ini
perbedaannya adalah terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas tidur
yang dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang dihitung
dengan uji wilcoxon.
Hegard (2010) menyatakan bahwa gangguan tidur pada ibu hamil
dapat diatasi dengan beberapa upaya. Upaya-upaya untuk mengatasi
gangguan tidur pada ibu hamil antara lain dengan olahraga,
mengonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu hamil, hipnoterapi,
edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi Olahraga yang
diperuntukkan bagi ibu hamil adalah olahraga yang aman bagi
kehamilannya. Olahraga ini bisa bersifat individual seperti jalan-jalan
pagi hari atau olahraga yang bersifat kelompok seperti senam hamil.

69

Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam
hamil.
Senam hamil memiliki manfaat yang baik bagi ibu hamil (Maryunani
& Sukaryati, 2011), antara lain:
a. Menyesuaikan tubuh agar ebih baik dalam menyangga beban
kehamilan.
b. Memperkuat otot menopang tekanan tambahan.
c. Membangun daya tahan tubuh
d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.
e. Menyesuaikan dengan adanya pertumbuhan berat badan dan
perubahan keseimbangan.
f. Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.
g. Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik.
h. Meredakan ketegangan dan membantu relaks, sehingga ibu hamil
dapat dengan tenang untuk memulai tidur.
4.4.6 Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Tidur pada Kelompok Kontrol
Sebelum dan Sesudah Tidak Dilaksanakan Senam Hamil
Uji perbedaan kualitas dan kuantitas tidur sebelum dan sesudah tidak
dilaksanakan senam hamil pada kelompok kontrol dalam penelitian ini
menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan tingkat signifikan (0,317)
dengan tingkat kemaknaan (0,05) oleh karena itu tingkat signifikan
(0,317) > (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang bermakna antara kualitas dan kuantitas tidur pada ibu
hamil sebelum dan sesudah tidak dilaksanakan senam hamil. Dimana
tidak terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil
trimester III sesudah tidak dilaksanakan senam hamil.
Gangguan tidur pada ibu hamil yang tidak diatasi dapat berakibat
buruk bagi ibu dan janin. Field et al, (2007, dalam Wahyuni &
Nimah, 2013) menyatakan gangguan tidur menimbulkan depresi dan
stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan

70

menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi


stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.
Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang
dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam.
Hidayat (2008) menyatakan seseorang yang mengalami gangguan
tidur akan menjadi gelisah, lesu, pusing dan mengalami perasaan
tidak segar saat bangun dari tidur serta sulit untuk berkonsentrasi.
Williams (2006), melakukan riset tentang pola tidur pada ibu hamil
menyatakan bahwa pada ibu hamil trimester ketiga yang tidur < 6
jam/hari mengalami peningkatan tekanan darah sekitar 3,72 mmHg
sehingga beresiko preeklamsia. Shanti (2010), menyatakan bahwa
pada ibu hamil yang kurang tidur dapat menyebabkan badan kurang fit
dan mudah lelah yang dapat mengakibatkan kontraksi rahim, dimana
pada trimester pertama hal tersebut dapat menyebabkan abortus dan
pada trimester ke II dan ke III dapat menyebabkan persalinan
prematur.
4.4.7 Pengaruh Senam Hamil Terhadap peningkatan Kualitas dan Kuantitas
Tidur
Untuk menguraikan pengaruh senam hamil terhadap peningkatan
kualitas dan kuantitas tidur pada penelitian ini menggunakan uji Mann
Whitney didapat tingkat signifikansi (0,028) < (0,05) dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kelompok
intervensi yang melakukan senam hamil dan kelompok kontrol yang
tidak melakukan senam hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas
tidur pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Bangkuang.
Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa olahraga secara teratur
sangat baik untuk memperlancar peredaran darah, dan biasanya

71

kantuk lebih cepat datang saat tubuh lelah. Latihan beberapa menit
sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan
suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi. Selain itu,
Wulandari (2006) menyatakan bahwa secara fisiologis latihan
relaksasi pada senam hamil akan menimbulkan efek relaks yang
melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem syaraf pusat. Dimana
salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah menurunkan produksi
hormone adrenalin atau epinefrin (hormon stress) dan meningkatkan
sekresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormon relaks)
sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu
hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang
untuk memulai tidur.
Senam hamil yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat
membuktikan hipotesis penelitian bahwa ada pengaruh senam hamil
terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil
trimester III. Senam hamil diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan
dalam mengatasi masalah tidur yang dialami ibu hamil. Peningkatan
kualitas dan kuantitas tidur diharapkan dapat mencegah terjadinya
dampak patologis yang berakibat buruk bagi ibu dan janin.

4.5 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan penelitian ini adalah terbatasnya jumlah sampel penelitian
hanya 15 orang pada kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok
kontrol, literatur yang digunakan peneliti sebagian diambil dari internet,
peneliti hanya meneliti kualitas dan kuantitas tidur secara umum saja tanpa
menspesifikasikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas tidur seperti penyakit, medikasi, nutrisi, dan faktor lingkungan.

72

4.6 Implikasi Hasil Penelitian dalam Keperawatan


Implikasi hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:
4.6.1 Bagi Puskesmas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan

dalam

pelayanan

kesehatan,

khususnya

pelayanan

prenatalcare program senam hamil.


4.6.2 Bagi ilmu keperawatan,

dapat

memberikan konstribusi dalam

perkembangan ilmu keperawatan khususnya dalam pemberian asuhan


keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan tidur.
4.6.3 Bagi penelitian keperawatan, dapat menjadi literatur tambahan sehingga
dapat dikembangkan dengan desain penelitian yang berbeda seperti
desain

analisis

deskriptif

(faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pelaksanaan senam hamil atau faktor-faktor yang mempengaruhi


kualitas dan kuantitas tidur pada ibu hamil), desain analisis korelasi
ataupun penelitian dalam bentuk kualitatif.

73

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
5.1.1 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dilakukan
senam hamil pada kelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan berada
pada kategori kualitas dan kuantitas tidur tidak baik
5.1.2 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah dilakukan
senam hamil pada kelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan berada
pada kategori kualitas dan kuantitas tidur baik.
5.1.3 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III sebelum dilakukan
senam hamil pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan berada
pada kategori kualitas dan kuantitas tidur tidak baik.
5.1.4 Kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III setelah dilakukan
senam hamil pada kelompok kelompok kontrol di wilayah kerja
Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito
Selatan berada pada katergori kualitas tidur tidak baik.
5.1.5 Ada pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan
kuantitas tidur ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

73

74

5.2 Saran
5.2.1 Untuk Ibu Hamil
Sebagai masukan kepada ibu hamil tentang pentingnya memenuhi
kebutuhan tidur dan pelaksanaan senam hamil untuk mencapai kualitas
dan kuantitas tidur yang diharapkan. Sehingga dapat dijadikan tindakan
mandiri bagi ibu hamil yang mengalami gangguan tidur.
5.2.2 Untuk Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan prenatalcare program senam hamil. Mengingat
manfaat senam hamil sangat penting bagi ibu hamil.
5.2.3 Untuk Institusi Keperawatan
Sebagai konstribusi dalam perkembangan ilmu keperawatan khususnya
dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan
tidur.

Lampiran 1 : Jadwal dan Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 : Persetujuan Pelaksanaan Studi Pendahulua

Lampiran 3 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 : Keterangan Lulus Uji Etik

Lampiran 5a : Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 5b: Permohonan Ijin Penelitian

10

Lampiran 6a : Persetujuan Pelaksanaan Penelitian

11

Lampiran 6b : Persetujuan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 7 : Penjelasan Penelitian

12

PENJELASAN PENELITIAN

Kepada
Yth. Ibu Hamil Trimester III
Ditempat

Contact Person
Resy Ayu Lestari
No Hp : 087814706803

Dengan Hormat,

Email : resyayulestari21@yahoo.com

Dalam rangka penelitian yang akan dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Banjarmasin. Saya atas
nama Resy Ayu Lestari NPM 11360 A-S1, akan melakukan penelitian tentang
pengaruh senam hamil terhadap kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil terimester
III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.
Penelitian ini dilakukan selama 3 kali dalam waktu 12 (2x dalam satu minggu),
dengan waktu 30-50 menit setiap kali intervensi. Hari pertama di minggu
pertama peneliti akan melakukan pre test dengan mengukur kualitas dan kuantitas
tidur pada responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi, selanjutnya
setiap responden akan diberi senam hamil sekali dalam 4 hari selama 12 hari pada
kelompok intervensi, pada esok hari setelah diberikan senam hamil terakhir
peneliti melakukan post test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas dan kuantitas tidur
ibu hamil trimester III. Penelitian ini tidak akan dampak dan pengaruh merugikan
bagi ibu hamil karena kerahasiaan identitas dan semua informasi yang diberikan
akan dijag kerahasiaannya, dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.
Saya memohon kesedian para ibu hamil trimester III untuk berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini. Para ibu hamil yang telah bersedia menjadi
responden apabila dalam pelaksanaan penelitian merasakan ketidaknyamanan,
responden berhak mengundurkan diri tanpa ada sanksi.
Demikian penjelasan dari saya, atas perhatian, kerjasama dan kesediaan para ibu
hamil saya sampaikan terimakasih.
Banjarmasin, Mei 2015
Peneliti

Resy Ayu Lestari

Lampiran 8 : Lembar Permohonan

13

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama

: Resy Ayu Lestari

Status

: Mahasiswi STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Program S1


Keperawatan

NPM

: 11360 A-S1

Bermaksud mangadakan penelitian tentang Pengaruh senam hamil terhadap


peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas
Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan tahun 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh senam
hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil trimester III di
Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan tahun
2015.
Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif
atau pengaruh yang merugikan bagi siapapun. Peneliti berjanji akan menjunjung
tinggi hak-hak responden dengan cara menjaga kerahasian data yang diperoleh,
baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasil
penelitian nantinya.
Demikian permohonan untuk menjadi responden ini, peneliti mengharap saudara
untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Terimakasih atas kesediaan dan
partisipasinya.

Banjarmasin,

Mei 2015

14

Lampiran 9 : Lembar Persetujuan


Resy Ayu Lestari

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang saya
ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitin ini. Saya mengerti bahwa
peneliti menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif dan saya mengerti
bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya untuk mengetahui
pengaruh senam hamil terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tidur ibu hamil
trimester III di Puskesmas Bangkuang Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan
tahun 2015.
Dengan menandatangi surat persetujuan ini berarti saya telah menyatakan berpartisipasi
dalam penelitian ini tanpa paksaan dan bersifat sukarela.

Banjarmasin.

Mei 2015

Responden

()

15

Lampiran 10 : Instrumen Pengukuran


Kualitas dan Kuantitas Tidur

LEMBAR KUESIONER
PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS
TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANGKUANG KECAMATAN KARAU KUALA KABUPATEN BARITO
SELATAN TAHUN 2015
Tanggal :

Juni 2015

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1)
2)
3)
4)

No. Responden
:
Usia
:...............tahun
Jumlah Anak
:
Pendidikan terakhir: Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Akademi / Perguruan tinggi

B. KUESIONER
Conteng ( ) pada jawaban yang anda pilih :
No
1
2

3
4
5

Pertanyaan
Apakah anda pernah/sering merasa pusing atau pegalpegal saat bangun tidur?
Apakah anda sering mengantuk saat beraktivitas?
Apakah anda merasa gelisah saat akan memulai tidur?
Apakah anda mudah tertidur dalam suasana tenang?
Apakah anda sering terbangun tidur karena ingin buang
air kecil/kencing?

Apakah anda merasa tenang


persalinan yang akan anda alami?

dalam

menghadapi

Apakah anda nyenyak tidur malam hari setelah


beraktifitas di siang hari?

Apakah anda pernah/sering terbangun karena merasakan


gerakan bayi dalam kandungan anda?

Apakah anda mudah tertidur kembali saat terbangun dari


tidur anda?

10

Selama kehamilan apakah anda tidur kurang dari 7 jam?

11

Selama kehamilan apakah anda tidur lebih dari 7 jam?

Ya

Tidak

16
Lampiran 11 : Pedoman Senam Hamil

SENAM HAMIL
a. Gerakan pemanasan
2) Berdiri tegak letakkan kedua tangan di pinggang, jalan ditempat secara perlahan
(2x8 hitungan).
3) Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tekuk ke arah bahu lalu luruskan kembali
(1x8 hitungan).
4) Berdiri tegak, rentangkan kedua tangan, tarik kedepan lurus, lipat ke depan dada,
luruskan kembali ke depan rentangkan (1x8 hitungan).
5) Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan, putar bahu kedepan dan
kebelakang (1x8 hitungan).
6) Berdiri tegak, letakkan tangan sejajar dengan badan, tarik bahu ke atas dan ke
bawah (1x8 hitungan).
7) Berdiri tegak, letakkan tangan di pinggang, tekuk kepala ke depan dan ke
belakang (1x8 hitungan).
8) Berdiri tegak, letakkan tangan dipinggang, tekuk kepala ke arah bahu kanan
kemudian ke bahu kiri (1x8 hitungan).
9) Berdiri tegak, letakkan kedua tangan di pinggang, putar kepala ke samping,
kebelakang dan ke depan. Lakukan pemutaran kepala secara bergantian
berlawanan arah ke samping kedepan dan ke belakang (1x8 hitungan).
b. Gerakan Inti
1) Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang gerakan leher ke
kanan dan ke kiri untuk meregangkan otot leher.
2) Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan menggerakkan
telapak kaki kedepan dan kebelakang guna membantu sirkulasi vena dan
mencegah pembengkakan dikaki
3) Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong
kembali kedepan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk
latihan dasar panggul.
4) Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring angkatlah kaki perlahan
kemudian turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk
memperkuat otot paha
5) Selanjutnya berbaring terlentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, tarik nafas
dan berlatih mengejan.

Lanjutan17

6) Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan, lalu menoleh


kesamping.selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur.
Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih 1 menit. Gerakan ini sangat
cocok untuk ibu yang bayinya masih belum masuk panggul.
7) Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu memijat daerah
pinggang, punggung dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan
otot pinggang yang lelah.
c. Gerakan Pendinginan
Maryunani & Sukaryati (2011), menyatakan tahap ini penting untuk dilakukan
karena berfungsi sebagai relaksasi otot-otot tubuh pada ibu hamil. Adapun gerakan
pendinginan terdiri dari :
1) Berbaring dengan mencari posisi yang nyaman, misal dengan bebaring miring.
Tahan selam 10 detik.
2) Duduklah dengan bahu bersandar (rileks). Genggam tangan dan menekuk jari-jari
tangan, lakukan selama 10 detik.
3) Duduk dengan bahu bersandar (rileks), tekuk jari-jari kaki, lepaskan. Lakukan
selama 10 detik
4) Berbaring di atas matras dengan posisi terlentang, letakkan kedua tangan di atas
perut, kemudian tarik nafas dalam-dalam dengan menarik perut, kemudian buang
nafas tersebut melalui mulut secara perlahan dengan mengempiskan perut
lakukan berulang selama 2 menit.

Lampiran 12 : Data Kualitas dan Kuantitas Tidur

18

Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam Hamil Kelompok
Intervensi (01-02)

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total
Mean

Sebelum
(01)
12
11
12
12
12
12
12
12
13
12
12
12
12
12
12
180
12

Sesudah
Senam I
12
11
12
12
12
12
13
12
13
12
12
12
12
12
12
181
12

Sesudah
Senam II
12
11
16
16
12
16
13
19
13
18
12
16
12
16
12
214
14,2

Sesudah Senam
III (02)
17
11
20
19
18
20
18
21
11
21
16
14
12
20
12
250
15,6

Coding (01)

Coding (02)

1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
16
1,07

2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
2
1
23
1,60

Kualitas dan Kuantitas Tidur Sebelum dan Sesudah Senam Hamil Kelompok
Kontrol (03-04)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total
Mean

Sebelum (03)
12
13
11
11
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
13
180
12

Sesudah (04)
12
13
11
11
13
12
12
12
12
12
11
11
12
12
14
180
12

Coding (03)
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
15
1,13

Coding (04)
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
16
1,20

Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas


Tidur
19

Paritas_int

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

20,0

20,0

20,0

40,0

40,0

60,0

20,0

20,0

80,0

20,0

20,0

100,0

15

100,0

100,0

Total

Paritas_kontrol

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

20,0

20,0

20,0

33,3

33,3

53,3

26,7

26,7

80,0

20,0

20,0

100,0

15

100,0

100,0

Total

Tkt_pend_Int

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

SD

20,0

20,0

20,0

SMP

40,0

40,0

60,0

SMA

40,0

40,0

100,0

Total

15

100,0

100,0

20

Tkt_Pend_kont

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

SD

13,3

13,3

13,3

SMP

40,0

40,0

53,3

SMA

46,7

46,7

100,0

Total

15

100,0

100,0

One-Sample Statistics

Mean

Std. Deviation

Std. Error
Mean

Umur_Intervensi

15

23,73

4,026

1,040

Umur_Kontrol

15

25,60

5,082

1,312

Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas Tidur

21

One-Sample Test

Test Value = 0
95% Confidence Interval
of the Difference
t

df

Sig. (2-tailed)

Mean
Difference

Lower

Upper

Umur_Intervensi

22,831

14

,000

23,733

21,50

25,96

Umur_Kontrol

19,509

14

,000

25,600

22,79

28,41

Ranks

Kelompok
Jumlah_Anak

Mean Rank

Sum of Ranks

15

15,20

228,00

15

15,80

237,00

Total

30

Test Statistics(b)

Jumlah_Anak
Mann-Whitney U

108,000

Wilcoxon W

228,000

-,194

Asymp. Sig. (2-tailed)

,846

Exact Sig. [2*(1-tailed


Sig.)]

,870(a)

a Not corrected for ties.


b Grouping Variable: Kelompok

22

Ranks

Kelompok
Tingkat_pendidikan

Mean Rank

Sum of Ranks

15

14,80

222,00

15

16,20

243,00

Total

30

Test Statistics(b)

Tingkat_pendid
ikan
Mann-Whitney U

102,000

Wilcoxon W

222,000

-,472

Asymp. Sig. (2-tailed)

,637

Exact Sig. [2*(1-tailed


Sig.)]

,683(a)

a Not corrected for ties.


b Grouping Variable: Kelompok

Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas Tidur

23

Ranks

kelompok
kk_tidur

Mean Rank

Sum of Ranks

15

15,00

225,00

15

16,00

240,00

Total

30

Mann-Whitney Test
Test Statistics(b)

kk_tidur
Mann-Whitney U

105,000

Wilcoxon W

225,000

-,598

Asymp. Sig. (2-tailed)

,550

Exact Sig. [2*(1-tailed


Sig.)]

,775(a)

a Not corrected for ties.


b Grouping Variable: kelompok

Ranks

N
sesudahsenam sebelumsenam

Mean Rank

Sum of Ranks

Negative Ranks

1(a)

5,50

5,50

Positive Ranks

9(b)

5,50

49,50

Ties

5(c)

Total

15

24

a sesudahsenam < sebelumsenam


b sesudahsenam > sebelumsenam
c sesudahsenam = sebelumsenam

Wilcoxon Signed Ranks Test


Test Statistics(b)

sesudahse
nam sebelumse
nam
Z

-2,530(a)

Asymp. Sig. (2-tailed)


a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test

,011

Lampiran 12 : Lanjutan Data Kualitas dan Kuantitas


Tidur
25

Ranks

N
sesudahsenam sebelumsenam

Mean Rank

Sum of Ranks

Negative Ranks

0(a)

,00

,00

Positive Ranks

1(b)

1,00

1,00

Ties

14(c)

Total

15

a sesudahsenam < sebelumsenam


b sesudahsenam > sebelumsenam
c sesudahsenam = sebelumsenam

Wilcoxon Signed Ranks Test


Test Statistics(b)

sesudahse
nam sebelumse
nam
Z

-1,000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed)


a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test

,317

26

Ranks

kelompok
kktidur

Mean Rank

Sum of Ranks

15

18,50

277,50

15

12,50

187,50

Total

30

Mann-Whitney Test
Test Statistics(b)

kktidur
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z

67,500
187,500
-2,198

Asymp. Sig. (2-tailed)

,028

Exact Sig. [2*(1-tailed


Sig.)]

,061(a)

a Not corrected for ties.


b Grouping Variable: kelompok

Lampiran 13 : Lembar Konsultasi

27

28
Lampiran 13 : Lanjutan Lembar
Konsultasi

29

Lampiran 13 : Lanjutan Lembar


Konsultasi

30

31

Anda mungkin juga menyukai