Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Program Studi


Keperawatan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung

Disusun Oleh :
DHESTY ANDHIANISA
P17320313037

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
2015

GAMBARAN KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER III


KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Keperawatan


Dosen pengampu: Nieniek R, SKp. Mkep Sp KMB

Disusun Oleh :
DHESTY ANDHIANISA
NIM : P17320313037
TINGKAT IIIB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
2015

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
petunjuk-Nya sehingga tersusunlah makalah ini dalam mata pelajaran Riset
Keperawatan.
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari dan mengakui, bahwa isi
dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam proses
pembelajaran.
Tidaklah akan terwujud dalam penyusunan makalah ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang membantu kami. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nawati M.Kes selaku
pengajar mata kuliah Riset Keperawatan atas bimbingan yang telah diberikan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, harapan kami semoga Allah SWT. membalas kebaikan-kebaikan
semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan kami khususnya
mahasiswa Program Studi Keperawatan Bogor.
Bogor, September 2015

Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.

Latar Belakang.............................................................................................1

B.

Rumusan Masalah........................................................................................3

C.

Tujuan..........................................................................................................3
1.

Tujuan Umum..........................................................................................3

2.

Tujuan Khusus.........................................................................................3

D.

Manfaat penelitian........................................................................................4
1.

Bagi Peneliti.............................................................................................4

2.

Bagi Institusi Prodi Keperawatan Bogor.................................................4

3.

Bagi Pelayanan Kesehatan......................................................................4

BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.................................................................................................5
A.

Landasan Teori.............................................................................................5
1.

Konsep Dasar Kehamilan.........................................................................5

2.

Konsep Dasar Tidur.................................................................................9


ii

B.

Kerangka Teori...........................................................................................19

BAB III..................................................................................................................20
KERANGKA KONSEP.........................................................................................20
A.

Kerangka Konsep.......................................................................................20

B.

Variabel dan Definisi Operasional.............................................................22

BAB IV..................................................................................................................24
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................24
A.

Desain penelitian........................................................................................24

B.

Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................24


1.

Waktu Penelitian....................................................................................24

2.

Tempat Penelitian...................................................................................24

C.

Populasi dan Sampel..................................................................................25


3.

Jumlah Sampel.......................................................................................26

D.

Kriteria Sampel..........................................................................................29

E.

Teknik Pengambilan Sampel......................................................................30

F.

Pengumpulan Data.....................................................................................30

G.

1.

Instrumen Penelitian..............................................................................30

2.

Teknik Pengumpulan Data.....................................................................32

3.

Prosedur Penelitian................................................................................33
Pengolahan Data........................................................................................33

H.

1.

Editing....................................................................................................34

2.

Coding....................................................................................................34

3.

Data Entry..............................................................................................35

4.

Data Cleaning........................................................................................36
Analisis Data..............................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................40

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa
(konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis. (Mitayani.
2009). Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,
tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan
dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. (Bobak, 2005).
Menurut (Lenan Sari, 2015) kehamilan juga menyisakan rasa cemas dan
ketegangan yang besar dibenak orang tua. Kecemasan yang timbul karena sedang
mengalami masa-masa yang tidak biasa, tentang kandungannya yang melibatkan
ibu dan anaknya. Kecemasan berlanjut pada ketegangan jika sang ibu melakukan
hal-hal yang dilarang di saat hamil sehingga dapat mengganggu kelahirannya.
Rasa tidak nyaman selama kehamilan dan kecemasan menghadapi persalinan
menyebabkan gangguan pola tidur pada wanita hamil (Bobak, 2005).
Pada trimester tiga ibu mulai mengalami ketidaknyamanan fisik dan gerakan
janin sering mengganggu istirahat ibu. Dipsnea, peningkatan urinasi, nyeri
punggung, konstipasi, dan varises sering dialami oleh kebanyakan wanita pada
kehamilan

tahap

akhir.

Peningkatan

ukuran

abdomen

dan

kejanjalan

mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi yang


nyaman sulit didapatkan. Ibu hamil menjadi semakin tidak sabar menanti saat-saat
semua berlalu (Bobak, 2005).

Menurut Guyton (1986) dalam Aziz Alimul (2006), tidur merupakan kondisi
tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang
sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif,
bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan
suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim,
memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan
terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Potter dan Perry (2006) juga mengatakan kebutuhan untuk tidur, sangat
penting bagi kualitas hidup semua orang. Tiap individu memiliki kebutuhan tidur
yang berbeda dalam kuantitas dan kualitasnya. Kualitas tidur berkaitan dengan
jenis tidur REM dan NREM yang mengandung arti kemampuan individu untuk
dapat tetap tidur dan bangun dengan jumlah tidur REM dan NREM yang sesuai.
Faktor yang mempengaruhi tidur adalah kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukan adanya kemampuan
individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan
kebutuhannya. Berikut ini merupakan faktor yang dapat memengaruhi pemenuhan
kebutuhan tidur, antara lain: Penyakit, latihan dan kelelahan, obat, stres
psikologis, nutrisi, lingkungan, motivasi (Musrifatul Uliyah, 2008).
Menurut data hasil survei National sleep Foundation (2007), 78% wanita
hamil di Amerika mengalami gangguan tidur dan 97,3% dan wanita hamil
trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap malam.
Hasil penelitian Irmayana (2008) tentang pola tidur ibu hamil trimester tiga di
RSU Dr.Pirngadi Medan menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami gangguan

pola tidur karena frekuensi terbangun (50%) dan mengalami kepuasan tidur
kurang (31%). Hasil penelitian Dewi Komalasari menunjukan bahwa 63%
menunjukan tingkat kecemasan normal dan 72,2% menunjukan kualitas tidur
buruk. Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Gambaran Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut Bagaimana Gambaran Kualitas Tidur Pada
Ibu Hamil Trimester III?

c. Tujuan
i. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kualitas tidur pada ibu hamil trimester III.
ii. Tujuan Khusus
1.

Untuk mengiketahui karasteristik (umur,


pendidikan,gravida) ibu hamil trimester III

2.

Untuk mengiketahui kualitas tidur pada


ibu hamil trimester III

d. Manfaat penelitian

1. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan, pengalaman dan meningkatkan pengetahuan
tentang proses dan cara-cara penelitian deskriptif.
b. Mendapatkan informasi mengenai kualitas tidur pada Ibu hamil
trimester III
ii. Bagi Institusi Prodi Keperawatan Bogor
a. Pendidikan dapat menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya.
b. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa, khususnya keperawatan
maternitas.
iii. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada ibu hamil mengenai kualitas tidur.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Konsep Dasar Kehamilan
1.

Definisi
Kehamilan menurut (Yohana dkk, 2011) adalah suatu keadaan,
dimana janin yang dikandung di dalam tubuh wanita, yang
sebelumnya diawali dengan proses pembuahan kemudian diakhiri
dangan proses persalinan. Kehamilan adalah suatu yang lumrah
sebagai bagian dari kondisi dan proses biologis makhluk hidup (Lenan
Sari, 2015).
Menurut
kehamilan

Federasi

didefinisikan

Obstretic
sebagai

Ginekologi
fertilisasi

Internasional,

atau

penyatuan

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,


bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahiran bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atauu 10 bulan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawihardjo,
2010).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kehamilan adalah suatu proses yang alamiah dan fisiologis yang
terjadi pada wanita, yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi
yang membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami

proses perkembangan dan pertumbuhan dalam uterus sampai


persalinan, yang dapat menimbulkan stress bagi ibu hamil, tetapi
berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi
perawatan dan mengemban tanggung jawab yang besar.
2.

Tanda Dan Gejala Kehamilan


Tanda kehamilan (Bobak, 2005) dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1. Presumtif, yaitu perubahan yang dirasakan wanita
a) Amenore
b) Keletihan
c) Nyeri Payudara
d) Pembesaran Payudara
e) Morning Sickness
f) Quickening
2. Kemungkinan, yaitu perubahan yang bisa diobservasi oleh
pemeriksa
a) Tanda Hegar
b) Ballotement
c) Tes Kehamilan
d) Tanda Goodell
3. Positif
a) Sonografi
b) Bunyi Jantung Janin
c) Pemeriksa melihat dan merasakan gerakan bayi

3.

Tahap Kehamilan
Menurut Bobak (2005) kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu :
1. Trimester I

: periode minggu pertama sampai mingggu ke-13

2. Trimester II

: periode minggu ke-14 sampai ke-26

3. Trimester III : periode minggu ke-27 sampai kehamilan cukup


bulan (38 sampai 40 minggu)
4.

Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil


Perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil dapat terlihat
dengan nyata. Selama trimester pertama bentuk tubuh sedikit berubah
dan kadang belum terlihat perubahan, tetapi pada trimester kedua
pembesaran abdomen yang nyata, perubahan pinggang. Selain itu
perubahan pada badan ibu hamil karena perubahan pigmen yang
biasanya terlihat pada kulit di sekitar dahi, pipi dan perut. Pigmentasi
ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone
(MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormone yang
juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada wajah biasanya
seperti topeng yang disebut chluasma gravidarium, sedangkan pada
perut disebut dengan striae gravidarium (Prawirohardjo, 2006).

5.

Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil


Perubahan psikologis yang sering dijumpai pada wanita saat
hamil adalah terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan
terjadinya perubahan mood pada wanita hamil dapat menimbulkan

perilaku yang tidak menentu, sehingga kadang menyebabkan


terjadinya ledakan kemarahan yang terjadi hanya karena masalah kecil
(Bobak dan Jesen, 2005).
1.

Trimester I
Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.

Kadang

muncul

penolakan,

kekecewaan,

kecemasan dan kesedihan. Bahkan ibu berharap agar dirinya tidak


hamil saja. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benarbenar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan diri.
Setiap perubahan yang terjadi akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan
merupakan

rahasia

seorang

ibu

yang

mungkin

akan

diberitahukannya kepada orang lain atau malah dirahasiakan.


Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada setiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
2.

Trimester II
Perubahan psikologi ibu terkesan lebih kompleks dan
meningkat kembali dibanding trimester sebelumnya, ibu merasa
sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
Ibu sudah bisa menerima kehamilannya. Sudah bisa merasakan
gerakan anak. Meras terlepas dari ketidaknyamanan dan

kekhawatiran. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada


kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran baru.
3.

Trimester III
Masa dimana penantian dengan penuh kewaspadaan.
Timbul rasa tidak nyaman, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir
tepat waktu. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
timbulpada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
Merasa kehilangan perhatian. Merasa sedih karena akan terpisah
dari bayinya, perasaan sudah terluka (sensitif) (Suryati, 2011).
ii. Konsep Dasar Tidur

a.

Definisi
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana individu
dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau
juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang
relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan
ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi
penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Aziz Alimul,

10

2006). Persepsi dan kebutuhan individu akan tidur yang


mencakup kualitas dan kuantitas tidur berbeda-beda. Kualitas
tidur adalah perasaan segar dan siap menghadapi hidup baru
setelah bangun tidur, sedangkan kuantitas tidur merupakan waktu
tidur keseluruhan.
2.

Fisiologi tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat,
saraf perifer, endokrin, kardiovaskular, respirasi, dan muskuloskeletal.
Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan
elektroencephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran
tonus otot dengan menggunakan elektromiogram (EMG) dan
elektrooculogram (EOG) untuk mengatur pergerakan mata.
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua
mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan
menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Retrikular aktivating
sistem (RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel
khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan keadaan. RAS
memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga
menerima stimulus dari korteks serebri (emosi, proses pikir).
Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS
melepaskan katekolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin
disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di

11

pons dan batang otak tengah yaitu bulbar sinchronizing regional


(BSR). Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan
impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya
bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi.
Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya
dan berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang
aktivitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum
serotonin (Tarwoto & Wartonah, 2006).
3.

Tahapan tidur
EEG, EMG, EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada
level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi
dua yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement
(REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat
tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit
sebelum tidur berakhir.
1.

Tidur NREM
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat
penuh, atau juga dikenal dengan tidur nyenyak. Pada tidur jenis ini,
gelombang otak bergerak lebih lambat, sehingga menyebabkan
tidur tanpa bermimpi. Tidur gelombang lambat bisa juga disebut
dengan tidur gelombang delta, dengan ciri-ciri: betul-betul istirahat

12

penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,


pergerakan

bola

mata

melambat,

mimpi

berkurang,

dan

metabolisme menurun.
Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah
melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang
otak berada pada setiap tahap tidur, yaitu: pertama, kewaspadaan
penuh dengan gelombang beta yang berfrekuensi tinggi dan
bervoltase rendah; kedua, istirahat tenang yang diperlihatkan pada
gelombang alfa; ketiga, tidur ringan karena terjadi perlambatan
gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang bervoltase rendah; dan
keempat, tidur nyenyak karena gelombang lambat dengan
gelombang delta bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2 per detik
(Aziz Alimul, 2006). Tidur NREM dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:
a) Tahap I
Tahap I merupakan tahap transisi antara tidur dan bangun,
dengan ciri sebagai beriku: rileks, mudah sadar dengan
lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari
samping ke samping, frekuensi nadi dan napas sedikit
menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung
selama 5 menit.
b) Tahap II

13

Tahap II merupakan periode suatu tidur ringan dengan


proses tubuh terus menurun dengan ciri segaia berikut: mata
pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas
menurun,

temperatur

menurun,

metabolisme

menurun,

berlangsung pendekdan berakhir 10-15 menit.


c) Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi
dan frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat,
disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis
dan sulit untuk bangun.
d) Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri
kecepatan jantung dan napas turun, jarang bergerak dan sulit
dibangunkan, gerakan bola mata cepat, sekresi lambung
menurun dan tonus otot menurun.
2.

Tidur REM
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang
terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode
pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi
orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur
ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut : Biasanya

14

disertai dengan mimpi aktif; lebih sulit dibangunkan daripada


selama tidur NREM; pada orang dewasa normal REM yaitu 2025% dari tidur malamnya; tonus otot selama tidur nyenyak sangat
tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem
pengaktivasi retikularis; frekuensi jantung dan pernapasan menjadi
tidak teratur;pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang
tidak teratur; mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan
ireguler, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster
meningkat, dan metabolisme meningkat; tidur ini penting untuk
keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori,
dan adaptasi (Aziz Alimul, 2006).
Skema 2.1 Tahap-tahap siklus tidur (Aziz Alimul, 2006)

Tahap Pra
Tidur

NREM tahap 1

NREM tahap 2

NREM tahap 3

Tidur REM

NREM tahap 2

NREM tahap 3

NREM tahap 4

15

4.

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Pada usia dewasa muda, kebutuhan tidur seseorang 7-9 jam/hari
dengan tahap REM 20%, sedangkan pada usia dewasa pertengahan,
kebutuhan untuk tidur seseorang 7 jam/hari dengan tahap REM
20%. Pada seseorang yang dalam keadaan normal, maka kebutuhan
tidur akan dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat perkembangan.
Menurut Asti Widuri (2010), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kebutuhan tidur, antara lain adalah :
1.

Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur
lebih banyak dari seseorang yang dalam keadaan normal. Namun
demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur.

2.

Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan
nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka
akan menghambat tidurnya.

3.

Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan
seseorang untuk tidur, yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain

16

itu,

adanya

keinginan

untuk

menahan

tidak

tidur

dapat

menimbulkan gangguan proses tidur.


4.

Latihan dan kelelahan


Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan
lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersbut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan.maka, orang tersebut
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
lambatnya pendek.

5.

Nutrisi
Terpenuhinya

kebutuhan

nutrisi

yang

cukup

dapat

mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat


terjadinya proses tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan
asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya,
kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tertidur.
6.

Kecemasan
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada
frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan
meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis.

17

7.

Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang
tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat
marah.

8.

Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan yang dapat menimbulkan
gangguan tidur antara lain: Diuretik yang dapat menyebabkan
insomnia, Antidepresan yang dapat supresi REM, Kafein yang
dapat meningkatkan saraf simpatis, Beta Bloker yang dapat
menimbulkan insomnia, Narkotik yang dapat mensupresi REM.

5.

Fungsi tidur
Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini
bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental,
emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular,
endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat
diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum
terdapat dua efek fisiologis dari tidur: pertama, efek pada sistem saraf
yang

diperkirakan

dapat

memulihkan

kepekaan

normal

dan

keseimbangan di antara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada


struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ
tubuh karena selama tidur terjadi penurunan (Aziz Alimul, 2006).

18

6.

Kualitas tidur
Manusia dapat mengembangkan aktivitasnya sesuai dengan
kualitas tidur yang dialaminya karena adanya tidur dengan tahapantahapannya. Dengan siklus tidur-bangun itu maka manusia dapat
memelihara kesegarannya, kebutuhan dan metabolisme seluruh tubuh
sepanjang usianya (Meli Puspita, 2011).
Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua
kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan
4 jam tidur sementara yang lain membutuhkan 10 jam (Potter dan
Perry, 2005). Hingga usia 1 bulan neonatus memerlukan tidur selama
20 jam sehari. Sesudah itu tampaknya ia cukup tidur selama 10-12 jam
sehari. Orang dewasa cukup tidur selama 6-8 jam sehari, bergantung
pada kebiasaan yang membekas semasa perkembangan menjelang
dewasa (Meli Puspita, 2011).

7.

Pengukuran kualitas tidur


Pengukuran kualitas tidur dilakukan menggunakan The Sleep
Quality Questionaires (SQQ) yang telah diterjemahkan dalam versi
Bahasa Indonesia yaitu Kuesioner Kualitas Tidur (KKT) yang
dimodifikasi dari The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (Buysse,
et all., 1998) dan St. Marys Hospital (SMH) sleep questionnaire (Ellis
et al., 1981), terdiri dari 7 aspek parameter tidur, yaitu total jam tidur
malam, waktu memulai tidur, frekuensi terbangun, perasaan segar saat
bangun

pagi,

kedalaman

tidur,

kepuasan

tidur,

perasaan

19

lelah/mengantuk siang hari. Konten validitas Kuesioner Kualitas Tidur


telah dianalisis 3 ahli Sleep and Medical, Psychological Nursing, dan
Gerontological Nursing dari Prince of Songkla University, Thailand.
Internal konsistensi Cronbachs Alpha Coefficient Kuesioner Kualitas
Tidur adalah 0.89.

b. Kerangka Teori
Skema 2.1
Kerangka Teori

Karakteristik

Ibu Hamil

Umur
Pendidikan
Gravida

Faktor yang mempengaruhi tidur:


Penyakit
Lingkungan
Motivasi
Latihan dan keelahan
Nutrisi
Kecemasan
Alkohol
Obat-obatan

BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Skema 3.1
Kerangka Konsep

Gambaran Kualitas Tidur Pada Ibu


Hamil Trimester III

Kehamilan adalah proses alamiah dan fisiologi yang menyatukan sperma


laki-laki dan ovum dari perempuan sehingga dalam tubuh perempuan tersebut
terkandung janin. Pada masa kehamilan trimester III terjadi perubahan
psikologi, salah satunya dalah kecemasan. Kecemasan pada ibu hamil
trimester III dapat mempengaruhi respon fisiologi tubuh yang ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan fisik, salah satunya adalah gangguan
tidur. Tidur yang berkualitas akan menghasilkan konsekuensi yang positif
bagi kesehatan fisik, emosional, dan kualitas hidup seseorang. Kualitas tidur
yang buruk dapat menyebabkan ketidakstabilan fungsi tubuh. Salah satu

20

21

dampak yang muncul akibat buruknya kualitas tidur adalah kurang


konsentrasi, mudah lelah, dan cendeung lebih emosional. Oleh karena itu,
penelitian tentang kualitas tidur dan tingkat kecemasan pada ibu hamil sangat
penting dalam upaya mengidentifikasi kualitas tidur dan tingkat kecemasan
pada ibu hamil trimester III.

22

b. Variabel dan Definisi Operasional


Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional
N
o

Variabel

Definisi
Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur

Hasil Ukur

Skala

1.

Umur

Lama
waktu Kuesioner
hidup atau ada
(sejak
dilahirkan/diada
kan)

Memberikan
kuesioner

1. 17 tahun-25 Ordinal
tahun
(remaja
akhir)
2. 26 tahun-35
tahun
(dewasa
awal)
3. 36 tahun-45
tahun
(dewasa
akhir)
(Depkes, 2009)

2.

Pendidika
n

Jenjang
pendidikan
formal
responden
berdasarkan
ijazah terakhir

Kuesioner

Memberikan
kuesioner

1. SD
2. SMP
3. SMA
Perguruan
tinggi

Ordinal

3.

Gravida

Seorang
ibu Kuesioner
yang
sedang
hamil

Memberikan
kuesioner

1.Primigravida

Ordinal

Gambaran
Kuesioner
tentang tingkat
kepulasan tidur
yang
meliputi
aspek kuantitatif
dan
aspek
subjektif tidur,
diantaranya :

Wawancara
dengan
menggunaka
n
lembar
kuesioner
yang berisi 8
pernyataan
terdiri dari 7
aspek

Kualitas tidur Ordinal


baik
dengan
nilai skor 5

4.

Kualitas
tidur pada
ibu hamil
trimester
III

2.Multigravida

Kualitas tidur
buruk dengan
nilai skor > 5

23

Latensi tidur
Frekuensi
terbangun
Durasi tidur
Perasaan
saat
bangun tidur
Kepulasan atau
kedalaman tidur
Rasa
setelah
tidur

segar
bangun

Rasa lemah atau


lelah
saat
beraktifitas
Kualitas
tidur
secara
keseluruhan

parameter
tidur dan satu
pertanyaan
subjektif
tentang
kualitas tidur
yang dialam
yang diberi
skor
0-3
untuk setiap
pertanyaan.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang
digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang
terjadi di dalam suatu populasi tertentu.

b. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian diawali dengan mengkonfirmasi jadwal
penelitian, dilanjutkan dengan pengumpulan data pada bulan September
sampai Desember. Selanjutnya tahap penyelesaian meliputi analisa data,
penyusunan laporan, dan konsultasi hasil pengolahan data.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puseksmas Pancasan. Alasan
dilakukannya penelitian di tempat tersebut karena jumlah ibu hamil
yang memeriksakan kandungannya ke Puskesmas Pancasan sebanyak
132 orang sehingga peneliti ingin mengetahui kualitas tidur kebanyakan
ibu hamil pada trimester III.

c.

Populasi dan Sampel

24

25

1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya (Setiadi, 2013).
Dalam

melakukan

penelitian,

kadang-kadang

peneliti

melakukannya pada seluruh objek, tetapi sering juga peneliti hanya


mengambil sebagian saja dari objek tersebut. Meskipun penelitian hanya
mengambil sebagian dari objek yang diteliti, tetapi hasilnya dapat
mewakili atau mencakup seluruh objek yang diteliti. Keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti tersebut adalah populasi penelitian.
(Elfindri, dkk.2011). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu
hamil yang ada di wilayah Bogor Pancasan.
2. Sampel
Hidayat (2007) menyatakan, sampel merupakan bagian populasi
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu hamil
yang memeriksakan kandungannya ke Puskesmas Pancasan.
Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel penelitian. Dalam
mengambil sampel penelitian ini digunakan cara-cara tekhnik tertentu

26

sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasi. Tekhnik ini


disebut sebagai tekhnik sampling. (Elfindri, dkk.2011)
3. Jumlah Sampel
Menurut Notoatmodjo (2010) besarnya atau jumlah sampel suatu
penelitian tergantung pada dua hal yaitu, adanya sumber-sumber yang
dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel
dan kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas maksimal dari
besarnya sampel.
Rumus :
Tabel 4.1 Rumus Jumlah Sampel

N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat Kepercayaan atau Ketepatan yang diinginkan 10% (0,1)
(Nursalam, 2008).
Berdasarkan hal tersebut, dikarenakan peneliti tidak menemukan
penelitian sebelumnya mengenai gambaran pengetahuan dan perilaku ibu

27

hamil tentang pencegahan diabetes gestasional, maka rumus yang


digunakan adalah total populasi 51 klien yang datang ke puskesmas
Pancasan.

n= 33,77 dibulatkan menjadi 34 responden


Peneliti telah mengantisipasi kemungkinan subjek terpilih Drop Out,
lost to follow-up, atau subjek yang tidak taat. Bila dari awal telah
ditetapkan bahwa subjek tersebut tidak akan dianalisis, maka perlu
dilakukan koreksi terhadap besar sampel yang dihitung dengan
menambahkan sejumlah subjek agar besar sampel terpenuhi. Untuk itu
tersedia formula sederhana untuk penambahan subjek sebagai berikut:

28

Keterangan:
n

= besar sampel yang akan dihitung

= jumlah sampel sebelum dihitung

= perkiraan proporsi drop out

Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh data sebagai berikut :


Jumlah sampel sebelum dihitung = 34 orang
Proporsi drop out = 10% (0,1)

n = 37,77 dibulatkan menjadi 38 responden


Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang didapat
dengan perhitungan prevalensi dengan presisi mutlak dan tingkat

29

kepercayaan 10% sehingga didapatkan hasil 37,77 sampel. Maka peneliti


telah mengambil jumlah sampel dengan membulatkan menjadi 38 sampel.
4. Kriteria Sampel
Agar karakteristik sampel

tidak menyimpang, maka sebelum

dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi maupun


kriteria eksklusi (Notoatmodjo, 2012).
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu
dipengaruhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai
sampel (Notoatmodjo, 2012).
1) Ibu hamil yang memeriksakan kandungannya ke Puskesmas Bogor
Tengah.
2) Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis.
3) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi
yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
1) Ibu hamil yang tidak ada di Puskesmas Bogor Tengah saat
dilakukan pengumpulan data.
2) Ibu hamil yang tidak kooperatif saat dilakukan pengumpulan data
3) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden.

30

5. Teknik Pengambilan Sampel


Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Non
Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang
secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat diambil sebagai
responden dengan menjelaskan informed consent, jika bersedia maka
dapat dijadikan sebagai responden (Arikunto, 2006).

d. Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo,

2010). Penelitian menggunakan

instrumen pengumpulan data berupa lembar kuesioner, dengan The Sleep


Quality Questionnaire yang terdiri dari 8 pertanyaan. Kuesioner adalah
daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang,
dimana responden (dalam hal angket) dan interview. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner

31

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan


baik, tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tandatanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
1) Kuesioner A
Kuesioner A berisikan tentang data demografi responden
yaitu: nomor responden, usia, pendidikan, gravida. Pengisian
dilakukan dengan cara mengisi data pada tempat yang telah
disediakan.
2) Kuesioner B
Kuesioner B berisikan 8 pertanyaan tentang kualitas tidur.
Pengisian dilakukan dengan cara memberi tanda checklist ()
pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan yang
disesuaikan dari pertanyaan. Dari 8 pertanyaan, mencakup aspek
kuantitatif dan aspek subjektifitas tidur yang mencakup 7 aspek
parameter tidur, yaitu :
a) Durasi Tidur
b) Latensi Tidur
c) Frekuensi terbangun
d) Perasaan segar saat bangun pagi
e) Kedalaman tidur

32

f) Kepuasan tidur
g) Perasaan lelah/mengantuk pada siang hari.
a. Alat tulis
Alat tulis yang digunakan adalah pensil atau pulpen dan kertas
untuk mencatat hasil pengumpulan data.
b. Komputer
Komputer digunakan untuk mengolah data setelah data dari
responden terkumpul.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data diambil melalui lembar pengisian kuesioner. Kuesioner terdiri
dari kode responden, karakteristik responden dan pertanyaan yang
berisi tentang pengetahuan dimana responden memberi tanda checklist
() diantara yang menurut responden benar dan untuk kuesioner
perilaku

berisikan

pernyataan

dimana

responden

hanya

bisa

memberikan tanda checklist () pada kolom yang telah disediakan oleh


peneliti. kolom kuesioner dengan The Sleep Quality Questionnaire yang
terdiri dari 8 pertanyaan.

3. Prosedur Penelitian

33

Dalam pengumpulan data, peneliti mengacu pada tahapan yang


ditetapkan dalam prosedur di bawah ini:
a. Proposal penelitian diujikan.
b. Setelah proposal penelitian disetujui pembimbing dan koordinator
mata ajar maka peneliti mengajukan permohonan izin kepada
Puskesmas Pancasan.
c. Menyerahkan surat izin penelitian pada Puskesmas Pancasan.
Setelah mendapatkan izin dari pihak Puskesmas Pancasan, peneliti
mulai melakukan pendekatan untuk memberikan penjelasan dan
informed consent.
d. Setelah calon responden setuju untuk menjadi responden dan
responden tanda tangan maka dilakukan proses pengambilan data,
selama mengisi kuesioner peneliti memberikan kesempatan pada
responden untuk menjawab semua pernyataan dan untuk meminta
penjelasan terhadap pernyataan penelitian.
e. Setelah semua data terkumpul dimulai proses pengolahan data dan
dilanjutkan dengan pembuatan laporan penelitian.
e. Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Pengolaan Data
Pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan komputer untuk
mempermudah peneliti dalam mengelompokan data.
Langkah-langkah dalam pengolahan data yang dilakukan peneliti adalah :
a. Editing

34

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan


oleh para pengumpul data dan melakukan pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner tersebut. Dalam hal ini peneliti melakukan
pengecekan kelengkapan jawaban apakah tiap pertanyaan sudah ada
jawabannya atau belum, keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban
(Setiadi, 2013).
Sebelum meninggalkan reponden peneliti memeriksa kembali
apakah lembar kuesioner tersebut lengkap atau tidak, apabila data belum
lengkap dan responden masih memungkinkan untuk mengisi data
tersebut maka responden harus melengkapi jawaban pada lembar
kuesioner tersebut. Dan apabila responden tidak memungkinkan untuk
melengkapi data tersebut, maka data tersebut tidak diolah.
b. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para
responden ke dalam bentuk angka atau bilangan. Biasanya klasifikasi
dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada
masing-masing jawaban (Setiadi, 2013). Kegunaan dari koding ini untuk
mempermudah pada saat analisa data juga mempercepat saat entry data.
Peneliti akan melakukan pengkodean untuk data demografi seperti
no. Responden, umur, pendidikan, gravida. Untuk no. Responden akan
diberi kode 1-39, untuk pendidikan SD diberi kode 1, SMP diberi kode 2,
SMA diberi kode 3, dan perguruan tinggi diberi kode 4. Untuk kode

35

menerangkan paritas yang primipara di beri kode 1 , multipara diberi


kode 2. Sementara untuk hasil kualitas tidur baik diberi kode 1 dan
kualitas tidur buruk diberi kode 2.
c. Data Entry
Entry adalah proses memasukkan data yang sudah diedit dan
dianalisis. Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau software komputer (Notoatmodjo, 2010).
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah
melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data
agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis. proses data dilakukan
dengan cara meng-entry data dari kuesioner menggunakan software
komputer (Setiadi, 2013).
Pengelompokkan data ini diolah untuk pembuatan diagram distribusi
frekuensi. Peneliti menggunakan perangkat komputer untuk membuat
master tabel dari data yang telah diedit.

d. Data Cleaning
Cleaning atau pembersihan data. Pembersihan data, lihat apakah
data sudah benar atau belum. Cleaning (pembersihan data) merupakan
kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada

36

kesalahan atau tidak (Setiadi, 2013). Selain itu cleaning juga untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan, yang kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
Pada penelitian ini, peneliti mengecek ulang sudah benar atau
belum data yang dimasukkan ke dalam master tabel dan apakah ada
data yang hilang atau tidak.
2. Analisis Data
Analisis data dengan menggunakan analisis univariat yaitu analisis
yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dalam analisis
ini hanya menghasilkan distribusi dari persentasi dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010).
Analisis yang digunakan peneliti adalah analisis univariat yaitu
dengan menganalisa suatu variabel untuk mengetahui bagaimana
gambaran kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Pancasan.
Dalam menganalisa pengetahuan, peneliti menganalisis hasil yang
diperoleh masing-masing responden dengan kategori yaitu baik jika nilai
76-100%, cukup jika 56-75%, dan kurang jika 55%. Dalam variabel
perilaku, peneliti menganalisa hasil yang diperoleh oleh masing-masing
responden dengan menggunakan skor dari jawaban pernyataan terhadap
kuesioner tentang perilaku responden. Skor 1 untuk jawaban benar dan
skor 0 untuk jawaban salah.

37

38

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Syharsimi.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
Alimul, A Aziz. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep
dan proses keperawatan buku 2. Jakarta: salemba medika
Bobak, M. I. dkk. 2005. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Alih bahasa Maria A.
Wijaya Rini. Jakarta: EGC
Elfindri, dkk.2011.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Baduose Media
Jakarta
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset Kperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Komalasari, Dewi. 2012. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas
Tidur pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang (Jurnal Universitas Padjadjaran). Bandung: Unpad

Meli Puspita. (2011). Kualitas Tidur dan Faktor-faktor Gangguan Tidur pada
Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27858 diperoleh tanggal 08
Februari 2015
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Perry & Potter. (2005). Buku Ajar fundamental keperawatan konsep, proses, dan
praktik edisi 4. Jakarta : EGC

39

40

Romauli, Suryati S.S.T.2011.Buku Ajar Askeb I: Konsep Dasar Asuhan


Kehamilan.Yogyakarta:Nuha Medika
Sari, Lenan.2015.Kesalahan-kesalahan Selama Hamil Pengganggu Kelancaran
Melahirkan.Yogyakarta:Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
Jakarta :Salemba medika
Uliyah, Musrifatul dan Hidayat .A.A.A.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan Edisi 2.Jakarta:Salemba Medika.
Yohana, dkk. Kehamilan dan Persalinan. Edisi 1. Jakarta: Garda Media.

Anda mungkin juga menyukai