Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TERSTRUKTUR

ROUND TEACHING DAN CASE STUDY

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. ANISA DWI MARIA SIREGAR (2001032025)
2. SUTIAH (2001032048)
3. HERAWATI DAMANIK (2001032030)
4. LISDA JENTINA SITUMORANG ( 2001032032)
5. NINTA NATALIA (2001032034)
6. NONNI SURYANTI SINAMBELA (2001032035)
7. NURAINI (2001032088)
8. SONYA HARISKA LUBIS (2001032045)
9. RIRI MUTIARI (2001032040)
10. SAFMILZAH MEURAKSA (2001032042)
11. YULIANA (2001032053)

DOSEN PENGAMPUH : YULIDA EFFENDI, SKM, M.KES


MATA KULIAH : METODIK KHUSUS

PRODI D-IV KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
TAHUN 2021
1. Bimbingan Rounde Teaching

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan

peserta didik menstranfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktik kebidanan

langsung.

a. Karakteristik

1. Klien dilibatkan langsung

2. Klien merupakan fokus kegiatan mahasisiwa

3. Mahasiswa dan pembimbing melakukan diskusi

4. Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas mahasiswa adanya ide-ide baru.

5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

b. Tujuan Ronde Keperawatan

1. Menumbuhkan cara berpikir kritis

2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien.

3. Meningkatkan pola pikir sistematisMeningkatkan validitas data klien

4. Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.

5. Menilai kemampuan membuat justifikasi

6. Menilai kemampuan menilai hasil kerja

7. Menilai kemampuan memodifikasi rencana keperawatan.


2. Case Study

Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek

atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.

a. karakteristik, yaitu diantaranya

 menempatkan obyek penelitian sebagai kasus

 memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer,

 dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya

 menggunakan berbagai sumber data

 menggunakan teori sebagai acuan penelitian.

b. Tujuan Studi Kasus

Seperti halnya pada tujuan penelitian lain pada umumnya, pada dasarnya peneliti yang

menggunakan metoda penelitian studi kasus bertujuan untuk memahami obyek yang ditelitinya.

Meskipun demikian, berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian studi kasus bertujuan

secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang ditelitinya secara khusus sebagai

suatu ‘kasus’. Berkaitan dengan hal tersebut, Yin (2003a, 2009) menyatakan bahwa tujuan

penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa obyek

yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut

dapat terjadi. Dengan kata lain, penelitian studi kasus bukan sekedar menjawab pertanyaan

penelitian tentang ‘apa’ (what) obyek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif lagi

adalah tentang ‘bagaimana’ (how) dan ‘mengapa’ (why) obtek tersebut terjadi dan terbentuk

sebagai dan dapat dipandang sebagai suatu kasus. Sementara itu, strategi atau metoda

penelitian lain cenderung menjawab pertanyaan siapa (who), apa (what), dimana (where),

berapa (how many) dan seberapa besar (how much).


Sementara itu, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk

mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang

diteliti.Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi kasus, oleh karena

itu, tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang menjadi obyek

penelitian. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus, seperti sifat alamiah kasus,

kegiatan, fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan fisik kasus, dan berbagai hal lain yang

berkaitan dan mempengaruhi kasus harus diteliti, agar tujuan untuk menjelaskan dan

memahami keberadaan kasus tersebut dapat tercapai secara menyeluruh dan komprehensif.

Secara khusus, berkaitan dengan karakteristik kasus sebagai obyek penelitian,

VanWynsberghe dan Khan (2007) menjelaskan bahwa tujuan penelitian studi kasus adalah

untuk memberikan kepada pembaca laporannya tentang ‘rasanya berada dan terlibat di dalam

suatu kejadian’, dengan menyediakan secara sangat terperinci analisis kontekstual tentang

kejadian tersebut. Untuk itu, peneliti studi kasus harus secara hati-hati menggambarkan

kejadian tersebut dengan memberikan pengertian dan hal-hal yang lainnya dan menguraikan

kekhususan dari kejadian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai