Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DALAM KONTEKS KELUARGA BAPAK. R


DI DESA NGARGOREJO KECMATAN NGEMPLAK
KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN INDIVIDU
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI DESA NGARGOREJO

DI SUSUN OLEH :
DEWI ARIANTI
P27224016 204

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN JALUR ALIH JENJANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES SURAKARTA
TAHUN 2017
LEMBARAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


DALAM KONTEKS KELUARGA BAPAK. R
DI DESA NGARGOREJO KECMATAN NGEMPLAK
KABUPATEN BOYOLALI

DI SUSUN OLEH :
DEWI ARIANTI
P27224016 204

Di setujui Oleh :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Kepala Desa Ngargorejo

Dewi Andang, S.ST., M.Kes Suharto, SE

Mengetahui

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Studi Diploma IV Kebidanan


Politeknik Kemenkes Surakarta Politeknik Kemenkes Surakarta

KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid Triwik Sri Mulati, M.Mid


NIP 19720404 199803 2 002 NIP 19730807 199803 2 002
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas izinnya
kami dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Praktik Klinik Kebidanan
Komunitas di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kota Boyolali selama 24
hari yang berlansung sejak tanggal 2Mei sampai dengan 26 Mei 2017. Laporan
Asuhan Keluarga ini disusun sebagai salah satu bukti dalam pelaksanaan Praktik
kerja Lapangan (PKL) .

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Satino, S.KM., M.Sc.N selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Surakarta
2. Ibu KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
3. Suroso, S.Pd., M.Kes Selaku Sekertaris jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
4. Ibu Triwik Sri Mulati, M.Mid Selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

5. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Boyolali

6. Kepala Puskesmas Ngemplak Kab. Boyolali

7. Ibu Bidan Anik Susilowati selaku bidan di Puskesmas Ngemplak yang


telah banyak membantu

8. Ibu Dewi Andang, S.ST., M.Kes selaku dosen pembimbing pada Asuhan
Keluarga Binaan di Desa Ngargorejo

9. Koordinator dan seluruh Tim pengajar mata kuliah Asuhan Kebidanan


Komunitaas

10. Seluruh Dosen Pembimbing Praktek Klinik Kebidanan Komunitas.


11. Warga masyarakat Desa Ngargorejo yang telah bekerjasama

12. Kepada seluruh teman-teman mahasiswi Kebidanan Alih Jenjang yang


telah bekerjasama dengan baik untuk menyelenggarakan Praktik Kerja
Lapangan.

Dengan disusunnya laporan Asuhan Keluarga ini diharapkan dapat memberikan


pengetahuan dan gambaran umum tentang pelaksanaan PKL dan bagaimana
mengembangkan ilmu yang telah di peroleh di pendidikaan untuk selanjutnya
dipraktekkan di masyarakat.

Dalam penulisan dan pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan
ini.

Surakarta, Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL

HALAM PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan Umum dan Khusus

Kopetensi Praktek

Waktu dan Tempat

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III HASIL SURVEY MAWAS DIRI

BAB IV PERENCANAAN, IMPLEMTASI, DAN EVALUASI

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam rangka praktek kebidanan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswi


program studi D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surakarta di Desa
Ngargorejo Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, sebagai salah satu tugas
mata kuliah kebidanan komunitas mahasiswa banyak melakukan kegiatan untuk
mendapatkan pengalaman nyata dilapangan tentang praktek kebidanan di
masyarakat, salah satunya yaitu kegiatan yang dilakukan adalah Keluarga Binaan.

Di Keluarga Bpk. R yang bertempat tinggal di RT 02/ RW 03 terdapat


Pasanagan Usia Subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dan Adanya
anggota keluarga yang merokok serta lingkungan rumah yang kurang bersih.
Dengan melihat kondisi seperti ini, penulis akan melakukan pendekatan pada
keluarga tersebut untuk menerapkan asuhan kebidanan komunitas dengan
keluarga binaan, sebagai keluarga binaan diharapkan Keluarga Bapak.R dapat
menggunakan Alat Kontrasepsi, dan berhenti merokok serta lingkungan rumah
yang rapi bersih

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Keluarga Bapak R. Mau menggunakan Alat Kontrasepsi dan berhenti
merokok serta Lingkungan Rumah Yang Bersih dan Rapi untuk kehidupan
yang lebih optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Dilakukan pengkajian data Subjektif dan Objektif pada keluarga
Tn. R di Desa Ngargorejo RT 003/002 Kecamatan Ngemplak
Kabupaten Boyolali
b. Dilakukan diagnosa masalah dan kebutuhan Tn. R di Desa
Ngargorejo RT 03/02 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
c. Dilakukan analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada
keluarga Tn. R di Desa Ngargorejo RT 03/02 Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali
d. Dilakukan rencana asuhan yang akan diberikan pada keluarga Tn.
R di Desa Ngargorejo RT 03/02 Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Boyolali
e. Dilakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan sesuai
kebutuhan pada keluarga Tn. R di Desa Ngargorejo RT 03/02
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
f. Dilakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan dengan
metode SOAP keluarga Tn. R di Desa Ngargorejo RT 03/02
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

C. Manfaat

Diharapkan penulisan keluarga binaan ini dapat bermanfaat bagi institusi


pendidikan, institusi praktek dan mahasiswanya sendiri.

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan penulisan keluarga binaan ini dapat dijadikan sebagai bahan


tambahan pelajaran, sebagai bahan evaluasi dalam membuat study kasus dan
juga dapat dijadikan sebagai bahan bacaan pustaka.

2. Institusi Praktek

Dapat memberikan masukan tentang implementasi pelayanan KB serta


sebagai bahan evaluasi lapangan.

3. Bagi Mahasiswa
Dapat lebih menguasai pelayanan terhadap masalah pada KK binaan yang
baik dalam keluarga binaan dan dalam menentukan asuhan yang sesuai untuk
di berikan pada KK binaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul
dan tinggal dalam satu rumahtangga karena pertalinan darah dan ikatan
perkawinan dan adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah saatu anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh pada
anggaota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya
(Effendi,1998).
2. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi,1998)
a. Keluarga inti (Nuclear Family),adalah keluarga yang terdiri dari
ayah,ibu dan anak.
b. Keluarga besar (Ettended Family),adalah keluarga inti di tambah sanak
saudara,misalnya nenek,kakek,keponakan,saudara sepupu,paman,bibi
dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family),adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite),adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi,adalah yang perkawinanya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga


Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi,1998):
a. Patrikal,yang dominan memegang kekuasan dalam keluarga adalah
pihak ayah.
b. Matrikal,yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ibu.
c. Equalitarian,yang dominan memegamg kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ayah dan ibu.
4. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Menurut
(Effendi,1998) peranan dalam keluarga adalah:
a. Peran ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak,pencari
nafkah,pendidik,pelindung,kepala keluarga,anggota dari kelopok
sosialnya,anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu anak-anak,mengurus rumah tangga,mengasuh dan
mendidik,pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggoata masyarakat dari lingkungannya,pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan pisikososial sesuai tingkat perkembangan baik
fisik,mental maupun spiritual.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota
keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan kasih sayang di antara keluarga.
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesiuai tingkat perkembangan
anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasialan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga diamasa yang
akan datang.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan,ketrampilan
dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang,memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
6. Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik,mental maupun sosial.
b. Cepat minta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan
bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal dirumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatiakan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Seorang bidan yang bekerja dikomunitas harus mengetahui data wilayah


kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi,
adat kebiasaan,kehidupan beragama,status kesehatan serta masalah ibu dan anak
balita. Kberhasialan bidan yang bekerja bidang komuniti tergantung pada
peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.

Sasaran umum kebidanan adalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut
undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud keluarga adalah suami,
istri, anak dan anggota keluarga lainnya.

Di dalam kesehatan keluarga,kesehatan istri mencakup masa pra kesehatan


kehamilan,persalinan,pasca persalinan dan masa di luar masakehamilan (masa
interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak di lakukan melalui upaya
kesehatan anak dalam kandungan,masa bayi,masa balita dan masa pra sekolah.

B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga

Dalam memecahkan masalah pasiennya,bidan menggunakan manajemen


yaitu suatu metode yang di gunakan oleh bidan dalam menentukan dan
mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan
untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Langkah-langkah
kebidanan komunitas:

1. Identitas masalah

Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data


berdasarkan sumber data,pengumpulan di lakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif di dapat dari informasi yang langsung diterima dari
masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh
dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelahan catatan
keluarga,masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan yang di lakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini


adalah pengumpulan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagi sasaran pemeriksaan.

2. Data Desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, Keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas
kesehatan pemeriksaan).
b. Penduduk ( jumlah, komposisi penduduk , jumlah keluarga, mata
pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).
c. Status kesehatan (angka kematian, jumlah dan angka kesakitan ibu,
anak dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban
keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan
kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (penddikan,pendapatan perkapita,organisasi dari
lembaga swadaya masyarakat yang ada,media komunikasi yang
dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, anak.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran).
3. Analisis dan Perumusan Masalah
Setelah data di kumpulkan dan dicatat sebagai syart yang di tetapkan
masalah kesehatan lingkungan di komunitas.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari
kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai
masalah,melalui proses analisis di temukan jawaban tentang hubungan
antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan
sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan
yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Perumusan masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisis.
Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya
serta masalah potensial.
4. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan dan kesehatan lingkungan
serta penyebabnya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.
Tindakan dilakukan berdasakan rencana yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan keluarga di komunitas
dapat di bagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi.
Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu di tetapkan sasaran, maka
disusun rencana pelaksanaan.

Di dalam pelaksanaan mencakup:

1) Pemeriksaan Kesehatan.
2) Penyuluhan tenaga kesehatan pada keluarga tentang Pentingnya
Ber KB dan bahaya Merokok serta Lingkungan yang bersih dan
sehat.

Untuk mengetahui hasil upaya, maka perlu ditentukan kriteria


keberhasilan, kriteria ini di tetapkan di dalam evaluasi tercakup:
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan
dan perubahan yang terjadi terhadap keluarga kemungkinan penetapan
tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu di lakukan
modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan
tindakan dan evaluasi.

5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara
hasil yang di capai dengan tujuan yang di tetapkan. suatu pengkaji
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan
tujuan yang akan di capai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji
penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi
dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang
timbul akibat keberhasilan tersebut.

C. Konsep Permasalahan Keluarga


Setelah di lakukan pengkajian dan di temukan permasalahan dalam
keluaraga Tn. R yaitu Keluarga yang tidak ber KB dan ada anggota
keluarga yang merokok serta lingkungan rumah yang kurang rapi dan
bersih

D. Konsep Prioritas Masalah


Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses
pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya
pengetahuan yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan
masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara suatu masalah dengan
masalah lainnya, dan karena tidak perlu semua masalah diselsaikan
(Azwar,1996).
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat di gunakan untuk
menetapkan prioritas masalah baik dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif maupun kualitatif sebagai berikut:
1. Metode Kuatitatif
a. Teknik kriteria matriks (Criteria Matrix Technique) kriteria yang di
pergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas
tiga macam:
1) Pentingnya masalah
Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin
diprioritaskan penyelesaiannya. Berapa ukuran pentingnya
pentingnya masalah sebagai berikut:
a) Besarnya masalah (Prevalence)
b) Akibat yang ditimbulkan dari masalah (severity)
c) Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
d) Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of
unmeet need)
e) Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
f) Rasa prihatin masyarakart terhadap masalah (public concern)
g) Suasana politik (political climate)
2) Kelayakan Teknologi
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat di pakai
untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin di
prioritaskan masalah tersbut.
3) Sumber daya yang tersedia
Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti
tenaga,dana dan sarana untuk mengatasih masalah (resource
ability) makin di prioritaskan masalah tersebut.
Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 ( sangat penting)
untuk setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang
jumlah nulainya paling besar. Contoh sederhana adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Teknik Kriteria Matriks

No Daftar Jumlah I Priori


. Masalah T R xTxR tas
P S RI DU SB PB PC
1 A 1 4 2 3 4 3 1 3 2 1.729 III
2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 1.920 II
3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 2.880 I
Sumber : https://www.scribd.com/doc/258548862/Teknik-
Kriteria-Matriks

b. Metode delbeq
Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan
memberikan bobot yang merupakan nilai maksimum dan
berkisar antara 0 sampai 100 dengan kriteria:
1) Besar masalah yaitu% atau jumlah atau kelompok
penduduk yang ada kemungkinan terkena masalah serta
keterlibatan masyarakat dan instasi terkait.
2) Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan
mortalitas,kecenderungannya dari waktu ke waktu.
3) Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan
untuk mengatasi masalah baik dari segi instasi yang
bertangguang jawab terhadap penyelesaian masalah atau
dari masyarakat yang terkena masalah.
4) Kemudahan yaitu tersedianya tenaga, sarana / peralatan,
waktu serta cara atau metode dan teknologi penyelesaian
masalah seperti tersedianya kebijakan/peraturan,petunjuk
pelaksanaan (juklak),petunjuk teknis (juknis) dan
sebagainya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:
a) Tentukan dulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)
b) Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot
dengan skor masing-masing masalah. Besarnya skor
tidak boleh melebihi bobot yang telah disepakati. Bila
ada perbedaan pendapat dalam menentukan besrnya
bobot dan skor yang dipilih reratanya.
c) Jumlah masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya
berdasarkan jumlah skor yang tertingi sampai terendah.

Tabel 2.2 Metode Delbeq


Contoh sederhana metode delbug adalah sebagai berikut

No Daftar Kriteria Dan Bobot Maksimum


Masalah Jumlah prioritas
skor
Besar Kegawatan Biaya Kemudahan
masalah
Bobot Rata-Rata 8 8 6 7
1 A 8X8=64 9X8=72 5X6=30 6X7=42 208 I
2 B 7X8=56 8X8=64 5X6=30 6X7=42 192 II
3 C 6X8=48 5X6=48 5X6=30 6X7=42 168 III

Sumber : http://budidarma.com/2011/06 prioritas-masalah.html


c. Metode Hanlon (Kuantitatif)

Metode inj hampir sama dengan metode Delbeq, di


lakukan dengan memberikan skor atas serangkaian kriteria
A,B,C dan D (PEARL).

A = besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok


penduduk yang terkena serta keterlibatan masyarakat serta
instasi terkait. Skor 0-10 (kecil-besar).

B = kegawatan masalah yaitu tingginya angka


morbiditas,kecenderungan dari waktu ke waktu. Skor 0-10
(tidak gawat-sangat gawat).

C = efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah,


dilihat dari perbandingan atau perkiraan hasil atau manfaat
penyelesaian masalah yang akan di peroleh dengan sumber
daya (biaya,sarana,dan cara) untuk menyelesaikan masalah.
Skor 0-10 (sulit-mudah).

D = PEARL

Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan pemecahan


masalah. Skor 0 =tidak dan 1 = ya.

P= Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas


berbagai kebijaksanaan/program/kegiatan instasi/organisasi
terkait.

E= Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi


pembiayaan.

A= Acceptability yaitu situasai penerimaan masyarakat dan


instasi terkait/instasi lainnya
R= Resource availability yaitu ketersediaan sumberdaya
untuk memecahkan masalah
(tenaga,sarana/peralatan,waktu).

L= Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundang-


undangan/peraturan terkait seperti peraturan
pemerintah/juklak/juknis/protap.

Setelah kriteria tersebut berhasil diisi,maka seanjutnya


menghitung nilai NPD dan NTPdengan rumus sebagai berikut:

NPD = Nilai prioritas dasar = (A + B) x C

NPT = Nilai Prioritas Total = (A + B) x C x D

Prioritas pertama adalah masalah dengan skor NPT tertinggi.


Metode Hanlon (Kuantitatif) ini lebih efektif bila digunakan
untuk masalah yang bersifat kuantitatif. Contoh sederhana
adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Metode Hanlon (Kuantitatif)

N Daftar Kriteria dan bobot maksimum Prioritas


o Masala NP Masalah
h T
A=Besar B=Kegawatan C=Kemudahan NPD PEARL
1 A 9 9 8 144 11111 144 I
2 B 9 8 8 136 11111 136 II
3 C 8 7 7 105 11111 105 III
Sumber : http://dokumen.tips/documents/contoh-hanlon-kuantitatif.html

d. Metode CARL
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di
kesehatan. Metode CARL juga di dasarkan pada serngakian
kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria CRAL tersebut
mempunyai arti:
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya
(dana,sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang
mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat di
dasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang
pelaksanaan seperti pelaksanaan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelakasana
maupun kesiapan sarana,seperti keahlian atu
kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria
yang satu dengan yang lain dalam pemecahan
masalah yang di bahas.

Setelah masalah atau alternatif pemecahan


masalah diidentifikasi,kemudian di buat tabel kriteria
CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat
tentang nilai skor yang di ambil adalah rerata.

Nilai total adalah hasil perkalian: C x A x R x L


Contoh pemakian metode CARL adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.4 Metode CARL


Contoh pemekaian metode CARL adalah sebagai berikut
No Daftar C A R L Total Nilai Urutan
Masalah
1 A 9 8 8 8 4608 I
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III
Sumber : http://pep-dinkes.blokspot .co.id/2010/09/penentuan- prioritas-
masalah.html

e. Metode Reinke
Metode Reinke juga mempergunakan skor. Nilai skor
berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:
M = Mangnitude of the problem yaitu besarnya
masalah yang dapat di lihat dari % atu
jumlah/kelompok yang terkena
masalah,keterlibatan masyarakat serta instasi
terkait.
I = Importancy atau gegawatan masalah adalah
tingginya morbiditas dan mortalitas serta
kecenderungan dari waktu ke waktu.

V = Vulnerability yaitu sensitf atau tidaknya


pemecahan masalah dalam menyelesaikan
masalah yang di hadapi. Sensitifitas dapat di
ketahui dari perkiraan hasil (output) yang
diperoleh di bandingkan dengan pebgorbanan
(input) yang dipergunakan.

C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan


untuk melaksanakan pemecahan masalah.
Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

P = Prioritas atau pemecahan masalah.

Sama seperti metode yang lain dengan


menggunakan skor, maka untuk mempermudah
pengerjaan diperlukan adanya tabel. Hasil skor masing-
masing masalah kemudian di hitung dengan rumus:

P = (M x V x I) : C

Prioritas masalah atau pemecahan masalah di peroleh


dengan mengurutkan jumlah nilai P dari yang tertinggi
sampai yang terendah. Contoh penggunaan metode
Reinke adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Metode Reinke


Contoh penggunaan metode reinke adalah sebagai berikut
No Daftar M I V C Total Urutan
Masalah
1 A 5 4,6 5 3 38,33 I
2 B 5 4,2 3 5 12,60 II
3 C 4,6 4 3,5 3,2 20,13 III
Sumber : http://dokumen.tips/documents/metode-reinke.html

f. Metode Bryan
Metode Bryan juga menggunakan skoring yang di dasarkan
pada kriteria:
P = Prevalence atau besar masalah yaitu jumlah atau kelompok
masyarakat yang terkena masalah.
S = Seriousness atu kegawatan masalah yaitu tingginya angka
morbiditas atau mortalitas serta kecenderungannya.
C = Community concern yaitu perhatian atau kepentingan
masyarakat dan pemerintah atau instasi terkait terhadap
masalah tersebut.
M = Managebility yaitu ketersediaan sumber daya
(tenaga,dana,sarana dan metode/cara)
2. Metode Kualitatif
a. Metode Hanlon (kualitatif)
Metode Hanlon (kualitatif) ini lebih efektif di pergunakan
untuk masalah yang bersifat kualitatif dan data informasi yang
misalkan peran serta masyarakat,kerja sama lintas program,kerja
sama lintas sektor dan motivasi staf. Prinsip utama dalam metode
ini adalah membandingkan pentingnya masalah satu dengan
masalah yang lainnya dengan cara matching.

Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:

1) Membuat matriks masalah


2) Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan pada
sumbu vertikal dan horisontal.
3) Membandingkan (matching) antara masalah satu dengan yang
lainnya pada sisi kanan dialaog dengan memberi tanda (-) bila
masih kurang penting.
4) Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukkan pada
kotak total (+) horisontal.
5) Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukkan pada
kotak total (-) vertikal.
6) Pindahkan hasil penjumlaha pada total (-) horisontal di bawah
kotak (-) vertikal.
7) Jumlah hasil vertikal dan horisontal di masukkan pada kotak
total.
8) Hasil penjumlaha pada kotak total yang mempunyai nilai
tertinggi adalah urutan prioritas masaah.

Tabel 2.6 Metode Harlon (kualitatif)


Berikut ini contoh penggunaan metode Honion (Kualitatif)
Masalah A B C D E Total Horisontal (+)

A + + + + 4

B + - + 2

C - - 0

D + 1

E 0

Tutorial Vertikal (+) 0 0 0 2 1


Tutorial horisontal (+) 4 2 0 1 0

Total 4 2 0 3 1

Prioritas Masalah I III V II IV

Sumber : http://dokumen.tips/documents/contoh-hanlon-kuantitatif.html

b. Metode Delphi
1) Teknik survey kepada para peserta yang relatif homogen baik
pendidikan,keahlian dan pengalaman serta masiang-masing
peserta mempunyai data yang cukup.
2) Daftar pertanyaan (kuesioner) di kirim beberapa kali kepada
peserta:
a) Kuesioner pertama: pertanyaan-pertanyaan umum
b) Kuesioner kedua: lebih khusus
c) Kuesioner ketiga: khusus
3) Kosensus peserta dapat di percepat dengan pengambilan suara
4) Diperlukan kecermatan dan kesabaran pihak pemberi kuesioner
c. Metode Diskusi atau Brainstroming Technique
1) Pemimpin diskusi adalah fasilitator.
2) Diperlukan fasilitator yang handal dalam mengatasi masalah.
3) Peserta diskusi di tantang untuk mengemukakan pendapat
sebanyak-banyaknya tetapi menghindari saling kritik.
4) Peserta memiliki keahlian atau kemampuan dan pengalaman
yang relatif sama.
5) Waktu efektif 1 jam dan peserta maksimal 10-12 orang
d. Metode Brainwriting
1) Peserta 6-8 orang dengan keahlian dan latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang relatif sama atau setara.
2) Pimpinan diskusi mengajukan masalah pada secarik kertas
dandi letakkan di atas kertas.
3) Semua peserta membacanya kemudian menuliskan
pendapatnya pad kertas-kertas yang ada. Hal ini dilakukan
sexara berulang-ulang sampai lengkap
4) Kertas-kertas di bagikan lagi,kemudian peserta menambah atau
mengurangi pendapatnya.
5) Semua dapat ditulis dikertas ataupun papan tulis kemudian
didiskusikan untuk di cari pendapat yang terbanyak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DALAM KONTEKS KELUARGA
Tn. R DI DESA NGARGOREJO RT 03/02
KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

A. Data dan Identifikasi


1. Biodata
a. Nama KK : Tn. R
b. Umur : 44 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Nelayan
f. Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
g. Alamat : Sidorejo RT 003/002
2. Nama anggota keluarga
No Nama Umur L/P Status Pendd Pekerj Agama Ket
1. NY. W 43 th P Kawin SD IRT Islam Istri

2. An. M 24 th L Belum SLTP Buruh Islam Anak


kawin
3. An. B 18 th L Belum SLTA Pelajar Islam Anak
kawin
4` An. A 11 th L Belum SD Pelajar Islam Anak
kawin

3. Genogram
Ayah Ibu

Anak 1 Anak 2 Anak 3

Catatan :
Laki-laki
Perempuan

4. Kegiatan Sehari hari


a. Tn. R
Tidur siang : jarang, Tidur malam : 6 7 jam perhari.
b. Ny. W
Tidur siang : kadang kadang, Tidur malam : 7 jam perhari.
c. An. M
Tidur siang : 2 jam perhari, Tidur malam : 7-8 jam perhari.
d. An. B
Tidur siang : 2 jam perhari, Tidur malam : 7 8 jam perhari
e. An. A
Tidur siang : 2 jam perhari, Tidur Malam : 7 8 jam perhari

5. Kebiasaan makan
Makanan pokok : beras, Lauk pauk : sesuai kemampuan keluarga ( tahu,
tempe, telur, sayur, dan daging kadang - kadang ), Frekuensi: 3 x sehari.
Tn. R sekeluarga tidak biasa makan bersama-sama karena kesibukan
masing-masing.

6. Pola eliminasi
a. Tn. R
BAB : 1 x/sehari, BAK: 5-7 X/sehari
b. Ny. W
BAB : 1 x/sehari, BAK : 7sehari.
c. An. M
BAB : 1 x/sehari, BAK : 7-8 x/sehari
d. An. B
BAB : 1 x/sehari, BAK : 7x/sehari
e. An. A
BAB : 1-2x/sehari, BAK : 7-8x/sehari

7. Kebersihan perorangan / personal hygiene


Tn. R dan Ny W mandi, gosok gigi, ganti baju 2 X/ hari, keramas
1x/minggu. Anaknya mandi 2 X/hari, mengganti pakaian setelah
mandi/jika basah atau kotor.

8. Pola kebiasaan kesehatan


Tn.R merokok dan anggota keluarga lainnya tidak minum minuman keras.
Penggunaan waktu senggang. Tn. R dan Ny. W mengatakan menggunakan
waktu senggangnya bersama-sama keluarga, tetangga.

9. Rekreasi keluarga
Tn. R dan Ny.W mengatakan melakukan rekreasi bersama-sama bila ada
waktu senggang atau libur dan ada uang.
10. Keadaan sosial ekonomi
Tn. R mengatakan penghasilan rata-rata seluruh anggota keluarga tidak
menentu, Rp.1.500.0000,00
Adapun daftar pengeluaran tiap hari Ny. W mengatakan:
Makanan: Rp. 20.000,00 x 30 hari : Rp. 600.000,00
Sabun cuci dan sarana mandi : Rp. 30.000,00
Iuran dan arisan sebesar : Rp. 10.000,00
Beaya listrik per bulan sebesar :Rp. 40.000,00
Pengobatan :-
Rata rata pengeluaran per jiwa: Rp. 680.000,00 : 5 anggota keluarga
sebesar Rp. 136.000,00

11. Situasi lingkungan


Rumah milik sendiri
D C Keterangan :
A : Kamar Tidur
A B : Ruang Keluarga
B C : Kamar Mandi
A
D : Dapur

Rumah milik sendiri, rumah tidak begitu jauh dari jalan desa, dengan luas
tanah 70 m dan luas rumah ( 5 x 7 m ), yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur.
a. Jenis rumah : Tembok
b. Atap rumah : Genting
c. Lantai rumah : Lantai tidak di Plester
d. Ventilasi : Ventilasi cukup , namun rumah Ny W pada
bagian belakang tertutup oleh rumah tetangga tetapi cahaya dan
udara yang masuk ke rumah bagian belakang dirasa juga cukup.
e. Kebersihan dan kerapian: Kurang , tampak berdebu
f. Pembuangan sampah : Terbuka di bakar setiap kali sampah penuh
g. Sumber air : sumur
h. Penggunaan air : Dimasak
i. Tempat Penyimpanan air : Tertutup
j. Pengurasan tempat air minum : 1 X/Minggu
k. Kualitas Air : Tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa
l. Saluran pembuangan air limbah ( SPAL )
pembuangan air limbah terbuka : jarak 10 m dari rumah ke
samping rumah.
m. Jamban : Terdapat di dalam rumah jarak 5 M
n. Kandang ternak : ada
o. Pemanfaatan pekarangan : untuk jemuran pakaian
p. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
q. Bila ada keluarga yang sakit di periksakan ke puskesmas
r. Keluarga tidak mempunyai asuransi Kesehatan Keluarga Miskin

12. Keadaan Kesehatan Keluarga


Riwayat perkawinan : Lamanya perkawinan 24 tahun dan merupakan
pernikahan pertama bagi Tn. R dan Ny. W , keluarga cukup harmonis

13. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Ny. W menyatakan


ketiga anaknya lahir di tempat bidan dengan usia kehamilan 9 bulan
mengalami pre eklamsia dan persalinan normal spontan berjalan dengan
lancar. Ibu juga meneteki bayinya yang masih berusia 2 tahun setiap hari
namun sesekali diberi susu formula ketika sedang berpergian atau di
tinggal keluar.

14. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak memakai alat kontrasepsi dengan alasan kenaikan
berat badan setelah pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik

15. Fungsi keluarga.


Fungsi keluarga berjalan dengan baik meskipun masih nampak kurangnya
kebersamaan dalam keluarga, namun hal tersebut dapat dipahami
mengingat aktifitas mereka yang berbeda-beda. Tn R dan Ny. W merawat
ketiga anaknya dengan kasih sayang.

16. Stress dan koping


a. Stress jangka pendek
Ibu mengatakan kalau diri nya tidak menggunakan alat kontrasepsi
di karenakan kegemukan

b. Stress jangka panjang


Perilaku Merokok : Dibutuhkan kemampuan keluarga untuk
merespon adanya masalah serta menerima masalah tersebut
sehingga keluarga diharap dapat menciptakan strategi untuk
memecahkan masalah keluarga (mufakat keluarga). Misalnya
berusaha mengurangi merokok karna di masa yang akan datang
akan banyak menimbulkan banyak penyakit

Kerapian dan Kebersihan rumah : Keluarga kurang menyadari


bahwa kebersihan dan kerapian rumah akan menimbulkan masalah
kesehatan di waktu yang akan datang. Misalnya, Debu yang
berterbangan, saluran limbah rumah tangga yang terbuka serta
lantai yang terbuat dari tanah merupakan salah satu lingkungan
rumah yang kurang sehat dan akan menimbulkan beberapa
penyakit.

17. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa, hubungan antar
keluarga cukup harmonis, begitu juga dengan tetangganya. Sarana
komunikasi dalam keluarga adalah Hp.

18. Transportasi
Keluarga Tn.R dalam melakukan kegiatan sehari-hari menggunakan alat
transpotasi berupa sepeda bermotor.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tn. R
Kepala : Mesochepal, Rambut hitam, tidak rontok
Wajah : Oval
Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada scret
Telinga: Bersih, tidak ada scret
Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada karang gigi, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak : Tidak dilakukan pemeriksaan
Dada : Simetris
Perut : Datar, tidak terdapat pembesaran hati dan limpa
Punggung : Tegak
Genetalia : Tidak di periksa
Ekstremitas : Tidak odema, tidak ada varices,simetris
Postur tubuh : Semampai
TTV : TD : 110/70 mmHg S : 36,70C
N : 84 X/mnt RR : 20 X/mnt

2. Ny. W
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, tidak rontok
Wajah : Oval
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : Bersih, tidak ada scret
Telinga: Bersih, tidak ada scret
Mulut dan gigi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, terdapat
beberapa gigi yang berwarna kecokelatan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe
Dada : Simetris, payudara tidak terdapat massa
Perut : Berlemak, tidak ada pembesaran hati dan limfe
Punggung : Tegak
Genetalia : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Tidak odema, simetris, tidak sianosis, tidak ada varices
Postur tubuh : Sedang
TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,50C
N : 80 x/mnt R : 22 x/mnt
3. An. M
Tidak di lakukan pemeriksaan
4. An. A
Tidak di lakukan pemeriksaan
5. An. K
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, tidak rontok
Wajah : Oval
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : Bersih, tidak ada scret
Telinga: Bersih, tidak ada scret
Mulut dan gigi : Bersih, tidak stomatis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe
Dada : Simetris, pernafasan dan denyut jantung teratur,
tidak ada bising saat bernafas
Perut : Datar, tidak kembung
Punggung : Tidak diperiksa
Genetalia : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Tidak odema, simetris, tidak sianosis, tidak ada varices
Postur tubuh : Sedang
TTV :S : 36,80C N :82 X/MNT
R : 28 X/mnt
C. Analisis Data
Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn. R disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dari seluruh anggota keluarga untuk mengatasi
permasalahan yang muncul serta kemampuan ekonomi. Masalah-masalah
yang di temukan dalam keluarga Tn. R antara lain Keluarga tidak
mengikuti program Keluarga Berencanan dan Adanya Anggota Keluarga
yang merokok serta lingkungan rumah yang kurang bersih. Dalam
pelaksanaan pembinaan terhadap keluarga Tn.R, saya harus bekerja sama
dengan keluarga untuk membahas masalah yang timbul dan memikirkan
alternative pemecahan masalahnya. Dalam hal ini intervensi yang dapat
diberikan sebagai langkah awal adalah pemberian penyuluhan kesehatan
sehingga diharapkan keluarga dapat menyelesaikan masalah yang timbul
secara tepat dan mandiri.

D. Perumusan Masalah.
Berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan
kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul sebagian besar disebabkan
karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan. Adapun permasalahan
yang ada pada Tn.R adalah sebagai berikut :

1. Ibu merasa khawatir dengan peningkatan Berat Badan setelah


menggunakan alat kontrasepsi
Data Subjektif : ibu mengatakan tidak mau menggunakan alat
kontrasepsi karna dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada
dirinya

2. Anggota keluarga yang merokok merasa bahwa merokok merupakan


support dalam bekerja
Data Subjektif : Bapak. R mengatakan merokok merupakan support
dalam bekerja

3. Kurang Bersihnya Lingkungan Rumah


Dari data Objektif :
Tampak debu, Saluaran Pembuangan Limbah Rumah Tangga yang
terbuka dan tidak rapi

E. Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah
ditemukan dan ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan
yaitu bidan. Prioritas disusun karena tidak memungkinkannya
menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga Tn.R secara bersama-
sama. Oleh karena itu prioritas disusun untuk menentukan tingkatan
permasalahan agar penyelesaian lebih terfokus dan sesuai sasaran serta
harapan.

Prioritas masalah dalam keluarga Tn.R adalah sebagai berikut :

1. Ibu khawatir tentang kenaikan berat bdan sejak menggunakan alat


kontrasepsi

Kriteria Perhitunga Skor Pembenaran


n
1. Sifat Masalah 2/3X1 2/3 Ancaman terhadap kesehatan
Ibu
2. Kemungkinan 1/2X2 1 Masalah dapat di rubah secara
dapat di rubah bertahap
3. Potensi 2/3X1 2/3 Masalah dapat di rubah dengan
Masalah penkes
4. Penonjolan 2/2X1 1 Ibu merasa masalah merupakan
Masalah hal biasa
5. Jumlah 31/6

2. Anggota Keluarga Yang Merokok


Kriteria Perhitunga Skor Pembenaran
n
1. Sifat 2/3X2 4/3 Ancaman Potensial terhadap
Masalah kesehatan Bapak
2. Kemungkinan 1/2X1 1/2 Masalah Sulit di rubah secara
dapat di rubah bertahap
3. Potensi 2/3X3 2 Masalah dapat di rubah dengan
Masalah penkes
4. Penonjolan 2/2X0 0 Bapak Belum merasa hal ini
Masalah menjadi masalah
5. Jumlah

3. Lingkungan Rumah yang kurang bersih dan rapi


Kriteria Perhitunga Skor Pembenaran
n
6. Sifat 2/3X2 4/3 Ancaman Potensial terhadap
Masalah kesehatan Keluarga
7. Kemungkinan 1/2X1 1/2 Masalah dapat di rubah secara
dapat di rubah bertahap
8. Potensi 2/3X3 2 Masalah dapat di rubah dengan
Masalah penkes
9. Penonjolan 2/2X0 0 Keluarga Belum merasa hal ini
Masalah menjadi masalah
10. Jumlah

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan


pada keluarga Tn. R adalah sebagai berikut :

Prioritas I : Kekhawatiran ibu tentang Kenaikan berat badan pasca ber


KB

Prioritas II : Kurangnya pengetahuan Bapak tentang bahaya merokok

Prioritas III : Kurangnya Kesadaran keluarga bahwa kebersihan dan


kerapian lingkungan rumah penting
F. Asuhan Kebidanan
1. Kekawatiran ibu tentang anaknya yang belum diimunisasi campak
a. Data
Data subyektif:
Ny. W mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi di
karenakan khawatir kenaikan berat badan setelah menggunakan
alat kontrasepsi
b. Masalah Kesehatan
PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi di atas 35 tahun
beresiko jika terjadi kehamilan, dan akan mengancam kesehatan
ibu
c. Tujuan
Ibu mau menggunakan alat kontrasepsi setelah diberikan KIE
d. Rencana Tindakan
Beri Penyuluhan kesehatan tentang kontrasepsi dan memotivasi ibu
untuk segera menggunakan alat kontrasepsi
e. Evaluasi
Ibu dapat menjelaskan tentang resiko yang akan terjadi jika tidak
menggunakan alat kontrasepsi

2. Kurangnya pengetahuan bapak tentang bahaya merokok


a. Data
Data subyektif : Bapak mengatakan bahwa dirinya merokok
b. Masalah kesehatan
Kurangnya pengetahuan bapak tentang bahaya merokok
c. Tujuan
Bapak mengerti tentang bahaya merokok
d. Rencana Tindakan
Beri Penyuluhan kesehatan mengenai bahaya merokok dengan
harapan bapak berusa menghentikan kebiasaanya merokok

3. Kurangnya Kesadaran keluarga bahwa kebersihan dan kerapian


lingkungan rumah penting

a. Data
Data Objektif : Tampak lingkungan rumah ber debu , saluran
pembuangan limbah rumah tangga terbuka
b. Masalah kesehatan
Kurangnya kesadaran dari keluarga tentang kebersihandan kerapian
lingkungan rumah
c. Tujuan
Keluarga mengerti dan bersama-sama slalu menjaga kerapian dan
kebersihan lingkungan rumah
d. Rencana Tindakan
Beri Penyuluhan kesehatan mengenai prilaku hidup bersih dan
sehat di keluarga
Catatan Perkembangan Ny. W Kunjungan Kedua (SOAP)
Tanggal 14 Mei 2017 Pukul 10.00 WIB
A. Subjektif:
Ibu mengatakan belum ber KB
B. Objektif:
KU: baik TD : 110/80 mmHg Nadi : 80x/menit
RR: 21 x/menit S : 36,60C
Pemeriksaan Sistematis : Semua keadaan normal.
Pemeriksaan Abdomen : Semua keadaan normal
C. Asessment:
Ny. W Wanita Usia Subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
D. Planning
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan, memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan baik, sehat, dan ibu mengerti.
2. Beritahu ibu pentingnya menggunakan KB
3. Beritahu ibu tentang kontrasepsi yang tidak menimbulkan pengaruh pada
kenaikan berat badan, Ibu mengetahui
4. Dokumentasikan hasil pemeriksaan, mendokumentasikan hasil
pemeriksaan, hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.
Catatan Perkembangan Ny.W Kunjungan Ketiga (SOAP)
Tanggal 18 Mei 2017 Pukul 10.00 WIB
A. Subjektif:
Ibu mengatakan bahwa bapak menggunakan kondom
B. Objektif:
KU: baik TD : 100/80 mmHg Nadi : 82x/menit
RR: 24 x/menit S : 36,50C
Pemeriksaan Sistematis : Semua keadaan normal.
Pemeriksaan Abdomen : Semua keadaan normal
C. Asessment:
Keluarga Ny. W menggunakan alat kontrasepsi kondom
D. Planning
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan, memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan baik, sehat, dan ibu mengerti.
2. Beritahu ibu jangan lupa menggunakan kontrasepsi kondom jika
berhubungan seksusal dan mengaajarkan cara pemakaian yang benar
3. Dokumentasikan hasil pemeriksaan, mendokumentasikan hasil
pemeriksaan, hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Kependudukan
Keluarga Tn. R merupakan keluarga inti dengan 5 anggota keluaraga yang
terdiri dari Tn. R sebagai kepala keluarga, suami, dan ayah, Ny.W sebagai
istri dan ibu, An. M anak pertama, An. B anak kedua dan An.A anak
ketiga. Tn.R bekerja sebagai Nelayan, Ny.B sebagai ibu rumah tangga,
An.M bekerja sebagai Buruh, sedang An.A dan An.K masih pelajar.
2. Kegiatan Sehari-hari
Masing-masing melakukan aktifitas sesuai pekerjaannya.
3. Situasi Lingkungan
Tn.R tinggal di rumah permanen milik sendiri dengan ventilisasi lebih dari
20%.
4. Keadaan Kesehatan Keluarga
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn.R tidak ada riwayat
penyakit, menular menahun, maupun menurun dari pihak ayah maupun
ibu.
5. Riwayat KB

Ibu tidak menggunakan Alat Kontrasepsi

6. Fungsi Keluarga
Keluarga memenuhi fungsi sebagai keluarga.
7. Komunikasi
Komunikasi yang terjadi dalam keluarga dalam keadaan baik. Komunikasi
berlangsung lancar dalam bahasa jawa
8. Transportasi
Keluarga Tn.R menggunakan sepeda motor dan sepeda untuk alat
trasportasi.
9. Status Indeks Keluarga Sehat
Status IKS keuarga termasuk dalam kategori Pra Sehat

10. Pemeriksaan Fisik


Keluarga dalam keadaan baik Baik saja berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik dan tidak ada riwayat penyakit menurun dari pihak ayah maupun ibu.
Keluarga sangat koperatif dan terbuka saat di lakukan pengkajian. Saat di
lakukan penyuluhan tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi dan
bahaya merokok keluarga menerima dengan terbuka. Keluarga memahami
penyuluhan yang di berikan dan merasa tenang dan tidak takut dalam
menggunakan alat kontrasepsi

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah akhir praktek kebidanan komunitas. Mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan secara komphrensif meliputi:
1. Pengkajian terhadap keluarga Tn.R kushusnya masalah kesehatan Ibu
dan Keluarga
2. Menginterprestasikan masalah apa yang terjadi pada keluarga Tn.R
3. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi di keluarga binaan.
4. Menentukan antisipasi masalah.
5. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi.
6. Melaksanakan perencanaan yang telah di buat.
7. Melakukan evaluasi terhadap tindakan apa yang di lakukan.
B. Saran
a. Untuk mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat mengenali lebih dalam lagi
mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan
mengenai asuhan kebidanan pada keluarga.
b. Untuk keluarga
Dengan di adakannya penyuluhan ini di harapkan keluarga dapat
mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian
secara mandiri.
c. Untuk institusi pendidikan
Institusi pendidikan di harapkan dapat memberikan bimbingan yang
dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai