Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL

IN HOUSE TRAINING PELAYANAN HDU DAN PENGELOLAAN NYERI PADA


PERSALINAN
DI RSUD SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR

I. PENDAHULUAN.

Ruang Obgyn merupakan tempat pelayanan kebidanan


obstetri neonatal essential /emergensi komprehensif, dari proses
pelayanan berkesinambungan yang berorientasi pada keselamatan
pasien. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis,
mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya dinilai dari aspek
klinisnya, namun juga dari aspek keselamatan pasien dan
pemberian asuhan serta pelayanannya.
Tujuan dari pelayanan kebidanan PONEK itu sendiri sebagai
salah satu pilar dari Safe Motherhood adalah menurunkan AKI dan
AKB dirumah sakit dengan peningkatan mutu melalui
program yang disusun secara objektif dan sistematis untuk
memantau dan menilai mutu asuhan terhadap pasien,
menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan
memecahkan masalah-masalah yang terungkap. Sebagai salah satu
elemen dalam program nasional, pelayanaan yang sudah berjalan
di RS Sanjiwani sangat diharapkan peranannya dalam upaya
menurunkan AKI dan AKB khususnya di daerah, yang nantinya
pasti akan berpengaruh terhadap pencapaian target nasional.
Indikator kesejahteraan suatu bangsa salah satunya diukur
oleh angka kematian ibu dan sektor kesehatan memiliki tanggung
jawab yang besar dalam hal ini. Berdasarkan data Kementerian
Kesehatan, angka kematian ibu pada tahun 2021 mencapai 6865
orang meningkat dibandingkan pada tahun 2019 sebanyak 4197
orang, dimana peningkatan ini ada keterkaitan dengan kondisi
pandemi Covid-19, dimana selama pandemi menurut data dari
Kementerian Kesehatan tercatat sebanyak 1086 ibu meninggal
dengan swab PCR /antigen positif ibu hamil meninggal akibat
covid-19 (data terakhir 14 September 2021). Sementara dari data
Pusdatin jumlah bayi meninggal dengan swab antigen / PCR positif
tercatat sebanyak 302 orang. Hal ini jika dikaitkan dengan yang
ditargetkan MDGs (sekarang SDGs) (2030) sebesar 70/100 masih
sangat jauh, dengan kata lain target MDGs sudah tidak tercapai,
meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan
antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum
memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor
determinan lainnya, AKI di Indonesia saat ini berkisar 305 per
100.000 menurut Survei angka sensus (Supas) tahun 2015. Dari
14.640 total kematian ibu yang dilaporkan hanya 4.999, berarti
ada 9.641 yang tidak dilaporkan ke pusat. Dari data tersebut, ada
83.447 kematian ibu di desa maupun kelurahan, sementara di
puskesmas ada 9.825 kematian ibu dan 2.868 kematian ibu di
rumah sakit. Berdasarkan laporan yang diterima di pusat 77%
kematian ibu terjadi di Rumah Sakit, 15,6% di rumah, 4,1% di
perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan, 2,5% di fasilitas
kesehatan lainnya dan 0,8% di tempat lain. Data menunjukan
penyebab kematian ibu saat ini paling banyak akibat gangguan
hipertensi sebanyak 33,07%, akibat perdarahan 27,03%,
komplikasi non obstetric 15,7%, komplikasi obstetric lainnya
12,04%, infeksi pada kehamilan 6,06% dan penyebab lainnya
4,81% (Kemenkes RI,2019). Di RSUD Sanjiwani selama masa
pandemi Covid 19 rentang waktu 2020-2021 terdapat 5 kasus
kematian ibu dengan covid-19 (di RSUD dan di tempat rujukan
pusat covid).

Angka Kematian bayi yang terjadi di Indonesia, dua pertiganya


merupakan kematian Neonatal. Penyebab dari AKN di negara
berkembang maupun di Indonesia kurang lebih sama. Mengingat
kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu
penangganan ibu. Maka proses persalinan dan perawatan bayi
harus dilakukan dalam sistem terpadu mulai dari tingkat lokal,
regional, maupun nasional. Pelayanan obstetri dan neonatal
regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi
baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit, salah
satunya di Ruang Obgyn. RSUD Sanjiwani sebagai rumah sakit
PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal untuk Provinsi Bali dan
Indonesia Timur, sehingga sangat berperan dalam menurunkan
angka kematian ibu dan bayi baru lahir di daerah tersebut.
Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kebidanan sangat di
tentukan oleh ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai
kompetensi, prasarana, dan manajemen yang handal. Untuk
mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan
memerlukan pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan, dan perubahan prilaku dalam
pelayanan kepada pasien.

TUJUAN
A. Tujuan Umum.
Dengan diadakan In House Training pelayanan HDU dan pengelolaan nyeri
pada persalinan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam
memberikan pelayanan pada pasien obstetri dan kebidanan di RSUD
Sanjiwani Kabupaten Gianyar.

B. Tujuan Khusus
Peserta diharapkan mampu : Memahami dan meningkatkan kompetensi
dalam memberikan pelayanan pada pasien HDU dan pengelolaan nyeri
pada persalinan kasus kebidanan.

II. JADWAL
In House Training ini diselenggarakan di RSUD Sanjiwani Gianyar : 2023

III. METODE
In House Training disampaikan secara panel oleh masing-masing penyaji,
Braim storiming, diskusi / tanya jawab di RSUD Sanjiwani.

IV. MATERI
Pelayanan HDU dan pengelolaan nyeri pada persalinan kasus kebidanan.

V. NARASUMBER:
dr. Putu Moda Arsana, Sp.PD-KEMD., FINASIM

VI. PESERTA
Peserta terdiri dari Pejabat struktural, Dokter spesialis, dokter Umum,
berjumlah 127 orang

VII. PENYELENGGARA
Penyelenggara Seminar adalah Diklat RSUD Sanjiwani, atas kerjasama
dengan Komite Medis Fungsional (KMF) dengan pelaksana sebagai berikut :
JABATAN DALAM JABATAN DALAM
NO NAMA
KEPANITIAAN DINAS
1 Penasehat dr. Nyoman Bayu Widhiartha, MM Pj. Direktur RSUD
Sanjiwani
2 Penanggung Ida Ayu Made Sasih, S.Kep. SH. MH Wadir Penunjang
jawab Medis
3 Ketua Ida Bagus Kesuma Putra, SKM Ka.Bid Penunjang
Non Medis
4 Sekretaris Desak Made Sriasih,S.Sos Ka.Sub.Bid
Pendidikan dan
Penelitian
5 Seksi Ida Bagus Gede Jayeng Gotama, Staf
Perlengkapan S.Kom
6 Seksi Putu Wiwin Pratiwi Lestari Staf
Administrasi dan
Konsumsi Ns. Ni Kadek Wiwik Suwarmadewi, Staf
S. Kep

VIII. PENUTUP
Demikian proposal Seminar Etika Dan Disiplin Kedokteran dan
permasalannya dibuat, hal-hal yang belum dimuat dalam proposal
ini, disajikan dalam bentuk lampiran-lampiran.

Ketua KMF

dr.I Ny.Wawan T.Yasa,Sp.B, K. (Onk)


NIP. 19690915 199903 1002

Anda mungkin juga menyukai