Anda di halaman 1dari 5

BAB II

2.1 PEMBAHASAN

Pengertian

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 802) pengertian orang tua adalah ayah ibu kandung;
orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb). Sejalan dengan pendapat tersebut, Soelaeman
(1994:179) menganggap bahwa“...istilah orang tua hendaknya tidak pertama-tama diartikan sebagai
orang yang tua, melainkan sebagai orang yang dituakan, karenanya diberi tanggung jawab untuk
merawat dan mendidik anaknya menjadi manusia dewasa”. Remaja atau adolescere yang berarti
tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja,
tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Yani Widyastuti,2009) Remaja dikenal sebagai suatu
tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manusia mencapai kemantangannya.Secara
anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadan tubuh pada umumnya memperoleh
bentuknya yang sempurna dan alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna
pula.pada akhir dari peran perkembangan fisik ini aknan terjadi seorang pria yang berotot dan
berkumis /berjanggut yang mampu menghasilkan beberapa ratus juta sel mani (spermatozoa) setiap
kali berejakulasi (memancarkan air mani), atau seorang wanita yang berpayudara dan berpinggul
besar yang setiap bulannya mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telurnya (Sarlito W. Sarwono,
2010)

2.2 Faktor faktor yang menyebabkan menjadi orang tua pada masa remaja

Selama ini perkawinan di bawah umur terjadi dari dua aspek:

1. Sebab dari Anak.


a. Faktor Pendidikan.
Peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar. Jika seorang anak putus
sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja. Saat ini anak
tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga merasa mampu untuk menghidupi diri
sendiri. Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut menganggur. Dalam
kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya melakukan hal-hal yang
tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika
diluar kontrol membuat kehamilan di luar nikah.

b.Faktor telah melakukan hubungan biologis.


Ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan hubungan
biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak perempuan
cenderung segera menikahkan anaknya, karena menurut orang tua anak gadis ini, bahwa
karena sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib. Tanpa mengenyampingkan
perasaan dan kegalauan orang tua, saya menganggap ini sebuah solusi yang kemungkinan
di kemudian hari akan menyesatkan anak-anak. Ibarat anak kita sudah melakukan suatu
kesalahan yang besar, bukan memperbaiki kesalahan tersebut, tetapi orang tua justru
membawa anak pada suatu kondisi yang rentan terhadap masalah. Karena sangat besar di
kemudian hari perkawinan anak-anak tersebut akan dipenuhi konflik.
C. Hamil sebelum menikah
Ini saya pisahkan dari faktor penyebab di atas, karena jika kondisi anak perempuan itu
telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung menikahkan anak-anak tersebut.
Bahkan ada beberapa kasus, walau pada dasarnya orang tua anak gadis ini tidak setuju
dengan calon menantunya, tapi karena kondisi kehamilan si gadis, maka dengan terpaksa
orang tua menikahkan anak gadis tersebut. Bahkan ada kasus, justru anak gadis tersebut
pada dasarnya tidak mencintai calon suaminya, tapi karena terlanjur hamil, maka dengan
sangat terpaksa mengajukan permohonan dispensasi kawin. Ini semua tentu menjadi hal
yang sangat dilematis. Baik bagi anak gadis, orang tua bahkan hakim yang menyidangkan.
Karena dengan kondisi seperti ini, jelas-jelas perkawinan yang akan dilaksanakan bukan lagi
sebagaimana perkawinan sebagaimana yang diamanatkan UU bahkan agama. Karena sudah
terbayang di hadapan mata, kelak rona perkawinan anak gadis ini kelak. Perkawinan yang
dilaksanakan berdasarkan rasa cinta saja kemungkinan di kemudian hari bias goyah,apalagi
jika perkawinan tersebut didasarkan keterpaksaan.
2. Sebab dari luar anak
a. Faktor pemahaman agama
Saya menyebutkan ini sebagai pemahaman agama, karena ini bukanlah sebagai doktrin. Ada
sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak menjalin hubungan dengan
lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama. Dan sebagai orang tua wajib melindungi dan
mencegahnya dengan segera menikahkan anak-anak tersebut. Ada satu kasus, dimana
orang tua anak menyatakan bahwa jika anak menjalin
hubungan dengan lawan jenis merupakan satu: “perzinahan”. Oleh karena itu
sebagai orang tua harus mencegah hal tersebut dengan segera menikahkan. Saat
mejelishakim menanyakan anak wanita yang belum berusia 16 tahun tersebut, anak
tersebut pada dasarnya tidak keberatan jika menunggu dampai usia 16 tahun yang tinggal
beberapa bulan lagi. Tapi orang tua yang tetap bersikukuh bahwa pernikahan harus segera
dilaksanaka. Bahwa perbuatan anak yang saling sms dengan anak laki-laki adalah me
rupakan “zina”. Dan sebagai orang tua sangat
takut dengan azab membiarkan anak tetap berzina
b. Faktor ekonomi.
Kita masih banyak menemui kasus-kasus dimana orang tua terlilit hutang yang sudah tidak
mampu dibayarkan. Dan jika si orang tua yang terlilit hutang tadi
mempunyai anak gadis, maka anak gadis tersebut akan diserahkan sebagai “alat
pembayaran”
kepada si piutang. Dan setelah anak tersebut dikawini, maka lunaslah hutang-hutang yang
melilit orang tua si anak. Kasus ini baru-baru ini mencuat terjadi di Maros (Sulawesi Selatan).
Dimana seorang kakek erusia 60 tahun menikah dengan anak berusia 12 tahun. Orang tua
anak tersebut sudah cuup senang, karena selain hutang-hutangnya bisa terbayarkan juga
karena anaknya tersebut telah diberikan HP. Sebuah kisah yang sangat ironis.
c. Faktor adat dan budaya.
Di beberapa belahan daerah di Indonesia, masih terdapat beberapa pemahaman tentang
perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak kecil telah dijodohkan orang tuanya. Dan akan
segera dinikahkan sesaat setelah anak tersebut mengalami masa menstruasi. Padahal
umumnya anak-anak perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka dapat dipastikan
anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di bawah batas usia minimum
sebuah pernikahan yang diamanatkan UU. Dari kedua penyebab pernikahan dini, maka
pernikahan dini yang terjadi bukan karena n si anak, yang menjadi korban adalah anak-anak
perempuan.

Budaya ini harus kita kikis, demi terwujudnya kesaaan hak antara anak laki-laki dan anambangan
Remaja dk perempuan. Dan wajib kita syukuri juga, budaya ini terjadi di daerah, bukan di daerah
yang sudah maju. Perkembangan Remaja dan Tugasnya sesuai dengan tumbuh dan berkembangnya
suatu individu , dari masa anak-anak sampai dewasa , individu memiliki tugas masing-masing pada
setiap tahap perkembangannya . Yang dimaksud tugas pada setiap tahap perkembangan adalah
bahwa setiap tahapan usia , individu tersebut mempunyai tujuan untuk mencapai suatu
kepandaian .

2.3 Dampak yang muncul menjadi orang tua pada masa remaja

1.Rusaknya Organ Reproduksi Banyak pihak medis mengatakan bahwa organ reproduksi
terutama organ reproduksi anak gadis remaja belum siap untuk melakukan hubungan intim
dan juga belum siap untuk mengandung. Jika hal itu terjadi, medis mengatakan kemungkinan
buruknya adalah bisa terjadi keguguran secara berulang-ulang karena kondisi rahim yang belum
siap. Tidak hanya itu saja, keguguran yang berulang bisa menyebabkan rusaknya organ
reproduksi wanita sehingga kemungkinan untuk bisa menggandung kembali sangat nihil.
2.Keguguran Hal nyata yang bisa dialami oleh wanita yang hamil di usia muda adalah akan
mengalami keguguran. Penyebab keguguran hamil muda adalah rahim wanita yang masih
muda belum siap dan belum matang untuk menerima kehamilan. Akibatnya adalah keguguran
akan dialami oleh wanita tersebut
. 3. Cacat Fisik Salah satu hal yang menjadi bahaya hamil di usia muda adalah bayi yang
dilahirkannya akan mengalami cacat fisik. Alasannya adalah sel telur wanita muda di usia bawah
20 tahun belum terbentuk dengan sempurna sehingga ketika sel telur dibuahi akan
menimbulkan kecacatan terutama cacat fisik bagi janinnya kelak
. 4. Kanker Serviks
Salah satu bahaya akibat hamil muda adalah bisa terkena kanker serviks. Hal itu dikarenakan
berhubungan seksual saat masih muda bisa menyebabkan leher rahim terkena virus. Virus
tersebut bisa berubah menjadi kanker serviks terutama virus yang tidak segera diobati.
5. Mudah Terkena Infeksi
Organ reproduksi yang masih belum siap untuk melakukan hubungan seksual bisa
menyebabkan organ reproduksi tersebut mudah terkena infeksi. Terlebih lagi ditunjang dengan
faktor rendahnya ekonomi, stress dan perawatan organ reproduksi yang belum banyak
dipahami bisa menyebabkan wanita mudah terkena infeksi apalagi saat wanita tersebut terkena
nifas. Banyak bakteri bisa masuk ke dalam organ reproduksinya dan menimbulkan infeksi.
6. Kurangnya Perawatan Kehamilan
Tingkat pendidikan yang rendah bisa menyebabkan gadis muda yang sedang hamil kurang
dalam merawat kehamilannya. Tidak hanya itu saja, masyarakat terpencil
7. Hipertensi Wanita muda yang hamil akan memiliki terkena hipertensi dalam kehamilanlebih
tinggidibandingkan dengan wanita yang hamil di usia cukup. Kondisi itu dalam dunia
medis dikenal dengan pregnancy induced hypertension. Tekanan darah tinggi adalah
pemicutimbulnya pre eklamsia, sehingga remaja muda yang hamil sangat rentan untuk bisa
terkena pre eklamsia. Pre eklamsia bisa disebut kombinasi dari penyakit darah tinggi,darah tinggi
juga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan. Misalnya saja ibu muda
mengalami gangguan jantung, kolesterol dan masih banyak lagi penyakit lainnya.
8. PrematurRemaja yang mengalami kehamilan di usia muda bisa membuat remaja
tersebut mengalami kelahiran prematur. Usia kehamilan yang matang adalah antara 38 minggu
sampai dengan 40 minggu, sedangkan remaja yang mengalami kehamilan sangat rentan
untukmelahirkan di usia sebelum 37 minggu. Penyebabnya adalah kondisi rahim yang masih
belumsiap untuk mengandung membuat bayi tersebut dilahirkan premature.Bayi yang dilahirkan
secara prematur akan memiliki berbagai macam masalah kesehatandiantaranya adalah masalah di
sistem pencernaan, masalah di pernafasan karena paru-paruyang belum berkembang, syaraf mata
yang belum berkembang secara sempurna sehingga penglihatan tergenggu juga masalah kesehatan
yang lainnya.

9. Bayi Memiliki Berat Badan RendahBahaya kehamilan di usia muda adalah ibu bisa melahirkan bayi
dengan berat badan yang rendah. Alasannya adalah bayi tidak bisa mendapatkan energi dan gizi
yang cukup selama didalam rahim. Kelahiran prematur juga bisa menyebabkan bayi yang
dilahirkan memiliki berat badan yang rendah. Bayi yang dilahirkan kurang dari usia 37 minggu bisa
membuat berat badan bayi kurang dari 2.500 gram.

10. Terkena PMSHamil dengan usia yang masih sangat muda bisa menyebabkan ibu dan bayinya
terkenaPMS. Penyakit yang akan mengintai remaja adalah penyakit kelamin yang disebabkan
oleh bakteri klamidia dan juga HIV. PMS ini bisa menular melalui mulut rahim setelah virus
itusampai ke dalam rahim, bakteri atau virus tersebut akan menganggu pertumbuhan dan
jugakesehatan bayi yang ada di dalam rahim.

11. DepresiRemaja yang belum siap mental dan belum siap fisik untuk hamil bisa mengalamidepresi.
Depresi itu bisa menyerang remaja sehabis melahirkan bayinya. Depresi itu ditandaidengan
perasaan rendah diri, sedih dan juga tidak mau mengurus bayinya setelah dilahirkan.Depresi
tersebut bisa berubah menjadi sindrom baby blues. Jika sudah terkena baby bluesmaka
diperlukan perawatan khusus dari pihak medis terutama untuk mengobati psikologisremaja
tersebut.

12. Tekanan Psikologis


10 Remaja yang hamil muda dan melahirkan di usia yang sangat muda akan
mendapatkantekanan psikologis dari masyarakat. Remaja tersebut mendapatkan tekanan
psikologis beruparasa sendirian dan juga rasa dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya. Dari
pihak keluargasendiri, khusus kasus MBA remaja tersebut merasa terkucilkan di lingkungan
keluarga.Merasa malu karena tidak bisa menjaga diri dan masih banyak lagi lainnya.

13. AnemiaRemaja yang mengalami hamil di usia muda bisa menyebabkan dirinya terkena
anemiaatau kekurangan darah. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga akan kebutuhan
zat besi/ gizi saat kehamilan bisa menyebabkan remaja tersebut terkena anemia. Anemia sangat
berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan pendarahan saat kehamilan.

14. Keracunan KehamilanGangguan kehamilanseperti keracunan mungkin saja bisa terjadi.


Gabungan antara organreproduksi yang belum matang dan juga resiko terkena anemia bisa
menyebabkan remajatersebut terkena keracunan kehamilan.

2.4 Peran Perawat dalam menghadapi bahaya pasien yang menjadi orang tua padamasa remaja
1.ConselorMembantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah
sosialuntuk membangun hubungan interpersonal yang baik antar keluarga.Sehingga
pasienmempunyai panadangan yang lebih baik dari sebelumnya dan dapat menerima
peran sebagai orang tua diusia remaja.
2. Client Advocate (Pembela Klien).
a. membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan kesehatan .Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien,memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
3. Perawat memberikan eduksi tentang dampak menjadi orang tua diusia remaja,sehinggaklien
dapat mempunyai wawasan tentang bahanya menjadi orang tua diusia remaja misalnyatentang
belum matangnya sistem reproduksi.

2.5 Penanganan yang dilakukan untuk mengadapi dampak menjadi orang tua pada usiaremaja
1. Memberikan penyuluhan atau bimbingan kepada remaja mengenai berbagai permasalahansosial
terutama tentang risiko pernikahan di usia muda melalui pendidikan seks dini,konseling
kesehatan reproduksi juga memberikan kesadaran kepada para remaja untukmenghindari seks
pranikah yang bisa mengakibatkan kehamilan.
2. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada dan pengembangan potensi dan skill yanglebih
baik.
3. Keluarga harus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai yang baik sejak dini kepada
remaja,serta memberikan bimbingan, perlindungan, dan pengawasan agar remaja tidak
terjerumusdalam pergaulan bebas yang dapat mengarah pada menjadi orang tua pada masa
remaja.
4. Pemerintah maupun kalangan masyarakat harus terus mengembangkan pendidikan
danmembuka lapangan kerja agar perempuan dan laki-laki mempunyai alternatif kegiatan
lainsehingga menikah muda bukan satu-satunya pilihan hidup. Misalnya mengembangkan
program pemberdayaan orang muda agar meneruskan sekolah, dan bagi yang terpaksa
putussekolah diberikan pendidikan keterampikan agar tidak segera memasuki jenjang
pernikahan.
5. Mengupayakan sosialisasi kepada keluarga untuk menyekolahkan anak-anak mereka
hinggatamat SMA /SMK.

2.6 Diagnosa yang muncul


1. Domain 7. Hubungan PeranKelas 1. Peran Pemberi Asuhan00056Ketidak mampuan menjadi
orang tua
2. Domain 9. Koping / Toleransi stress 12
Kelas 2. Respons koping00146Ansietas 6 Domain 7. Hubungan peranKelas 3. Performa
peran00055Ketidakefektifan performa peran

Anda mungkin juga menyukai