Pada bab ini penulis akan memapaparkan hasil dan pembahasan laporan
kasus mengenai Asuhan Keperawatan pada dua responden, ibu post Sectio
Caesarea dengan fokus studi kebutuhan mobilisasi dini di RSUD Dr. Soewondo
2019.
A. HASIL
1. PENGKAJIAN
Pasien 1
12 Februari 2019 pukul 13:00 WIB di ruang Mawar RSUD Dr. Soewondo
tangga. Keluhan utama yang di rasakan klien yaitu klien mengatakan kaki
belum pernah memiliki anak. Ini merupakan kehamilan pertama dan klien
41
42
LD:33 cm dengan nilai apgar scor 8-9-10 yaitu warna kulit normal, nadi
nyeri pada daerah post operasi ketika tubuh di gerakkan, merubah posisi,
seperti biasa. Setelah melahirkan kaki masih terasa berat untuk aktivitas,
bedrest total, hasil pengkajian tingkat mobilisasi klien berada pada tingkat
klien ektremitas atas kanan/kiri 4/4 yaitu dapat bergerak dan dapat
43
2/2 yaitu dapat menggerakkan otot bagian yang lemah sesuai perintah tapi
Pasien 2
tanggal 18-20 Februari 2019 pukul 14:00 WIB di ruang Mawar RSUD Dr
dirasakan klien yaitu kaki terasa kaku saat di gerakkan, klien menjadi
enggan untuk merubah posisi karena nyeri akan timbul saat bergerak dan
karena sibuk bekerja. Alasan dilakukan letak janin melintang dengan usia
dengan apgar score 8-9-10 yaitu warna kulit normal, nadi kuat,
operasi Caesar dengan skala nyeri 6, nyeri muncul ketika bergerak dan
selama hamil klien beraktifitas seperti biasa sebagai ibu rumah tangga dan
bedrest total, kaki masih terasa berat dan kaku untuk di gerakkan dan kien
enggan merubah posisi karena nyeri yang timbul dan khawatir jahitan
akan lepas. Klien berada pada tinggkat 4 dengan kategori bergantung total
section caesarea.
pasien di ekstremitas atas ka/ki 4/4 yaitu dapat bergerak dan melawan
hambatan yang ringan, sedangkan pada ekstremitas bawah ka/ki 2/2 yaitu
dapat menggerakkan otot bagian yang lemah sesuai perintah tapi bila di
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Otot post section caesarea, karena di dapatkan hasil bahwa data subjektif
gerakkan dan nyeri pada area post operasi saat tubuh di gerakkan. Data
klien tergantung total dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam
ekstremitas atas ka/ki 4/4 yaitu dapat bergerak dan dapat melawan
hambatan yang ringan, sedangkan pada ekstremitas bawah ka/ki 2/2 yaitu
dapat menggerakkan otot bagian yang lemah sesuai perintah tapi bila di
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
optimal dengan kriteria hasil, klien tidak merasa kesemutan pada kaki,
mobilisasi dini secara bertahap serta kaitanya seperti involusi uteri baik,
antara lain kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, kaji kekuatan otot
dan rentang gerak klien (ROM), memonitor vital sign sebelum dan
sesudah latihan dan lihat repon klien pada saat latihan, monitor hal terkait
tidur 6 jam post Caesarea, melakukan posisi miring kanan/kiri setelah 10-
12jam post Operasi, melakukan latihan duduk 24 jam setelah operasi, dan
melakukan aktivitas setelah 3 hari post section caesarea dan latih pasien
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Ny. L Ny. D
Operasi 12 Februari 2019 Operasi 18 Februari
pukul 11:00 WIB 2019 pukul 10:10 WIB
Hari per 1
- Mengkaji Mengatakan kaki terasa Mengatakan kedua kaki
kemampuan berat dan kesemutan, masih terasa kaku,
mobilisasi sulit di gerakkan, susah enggan melakukan
melakukan perubahan mobilisasi karena takut
posisi, mampu jahitan akan lepas, nyeri
menggerakkan skala 6 sehingga
ekstremitas atas namun membuat klien enggan
tidak dapat menggeser melakukan mobilisasi
ekstremitas bawah
- Mengkaji Kekuatan otot klien Kekuatan otot klien
kemampuan 4 4 4 4
otot 2 2 2 2
- Monitor hal Lochea rubra volume Lochea rubra volume
terkait ±40cc , TFU 2 jari di ±30cc, TFU 2 jari
mobilisasi bawah pusat dibawah pusat
(lochea, TFU)
- Mengajarkan Klien tampak Klien tampak
tahapan menggerakkan lengan, menggerakkan lengan,
mobilisasi 6 jari tangan, jari tangan,
jam post menggerakkan menggerakkan
caesarea (ROM pergelangan kaki, pergelangan kaki,
aktif dan pasif) mrnrkuk kaki dengan mrnrkuk kaki dengan
bantuan, menggeser kaki bantuan, menggeser kaki
ke kanan dan kiri, klien ke kanan dan kiri, klien
tampak melakukan ROM tampak melakukan ROM
pasif pada ekstremitas pasif pada ekstremitas
atas dengan maksimal atas dengan maksimal
(adduksi,abduksi,fleksi, (adduksi,abduksi,fleksi,
estensi, dan rotasi) estensi, dan rotasi)
- Mengajarkan Klien tampak melakukan Klien tampak miring
tahapan miring kanan kiri secara kanan dan kiri dengan
mobilisasi 10 mandiri, klien tampak bantuan, klien tampak
48
mobilisasi dini 6 jam post operasi Caesarea yaitu melakukan ROM pasif
dan aktif , Ny. L dimulai 12 Februari 2019 pukul 17:00 WIB dan Ny. D
12 jam post operasi Caesarea yaitu melakukan tirah baring, pada Ny. L
pukul 20:55 WIB dan Ny. D pukul 20:00 WIB, di dapati respon kedua
mengatakan kaki sudah bisa di gerakkan dan juga nyeri berkurang pada
Ny. L (nyeri skala 4) dan Ny. D (nyeri skala 5). Pengeluaran lochea pada
kedua klien juga lancar ±30 cc, lochea rubra berisi darah berbau amis,
pada Ny. L pukul 11:15 WIB dan Ny. D pukul 10:00 WIB, respon kedua
kemudian pada saat evaluasi sore hari pukul 15:00 WIB kedua klien sudah
mampu berjalan ke kamar mandi secara mandiri, kedua klien pada hari
rasakan kedua klien berkurang Ny. L skala nyeri menjadi 3 dan Ny. D
skala nyeri 4.
50
5. EVALUASI KEPERAWATAN
RR : 20 x/menit
T : 37 º
A: Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi
Hari ke 2 S: S:
Klien mengatakan sudah Klien mengatakan takut
mampu miring kanan/kiri untuk posisi duduk karena
dan posisi duduk secara khawatir jahitan akan lepas
mandiri
O; O:
- Klien tampak posisi - Klien tampak mampu
duduk miring kanan kiri secara
- Tampak pengeluaran mandiri
lochea rubra, berisi darah, - Klien tampak posisi
berbau amis darah, duduk dengan diberi
volume ±30 cc motivasi oleh keluarga
- TFU 2 jari di bawah dan perawat
pusat - Tampak pengeluaran
- Kekuatan otot lochea rubra berisi darah,
ekstremitas atas 5/5 yaitu berbau amis darah,
dapat bergerak bebas, volume ± 30 cc.
ekstremitas bawah 3/3 - TFU 2 jari di bawah pusat
yaitu dapat menggerakan - Kekuatan otot ekstremitas
otot dan mampu melawan atas 5/5 yaitu dapat
hambatan ringan bergerak bebas,
- Intensitas nyeri ; 4 ekstremitas bawah 3/3
- TD : 110/80 mmHg yaitu dapat menggerakan
HR : 80 x/menit otot dan mampu melawan
RR : 20 x/menit hambatan ringan
T : 36 º - Intensitas nyeri 5
- TFU 2jari di bawah pusat
- TD : 140/96 mmHg
HR : 89 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 37 º
Hari ke 3 S: S:
Klien mengatakan sudah Klien mengatakan sudah
berjalan ke kamar mandi mampu berjalan secara
secara mandiri mandiri
O: O:
- Klien tampak turun dari - Klien tampak turun
tempat tidur tempat tidur
- Klien tampak berjalan ke - Klien tampak berjalan ke
kamar mandi secara kamar mandi secara
mandiri tanpa bantuan mandiri
- Kebutuhan ADLs sudah di - ADLs sudah di lakukan
lakukan secara mandiri secara mandiri
- Pengeluaran lochea rubra, - Pengeluaran lochea rubra,
darah merah kecoklatan, darah warna merah
amis darah, volume ± 20 kecoklatan, bau amis
cc darah, volume ± 20 cc
- TFU 2 jari di bawah pusat - TFU 2 jari di bawah pusat
- Kekuatan otot ekstremitas - Kekuatan otot ekstremitas
dan bawah 5/5 yaitu dapat atas dan bawah 5/5 yaitu
bergerak bebas. dapat bergerak bebas
- Intensitas nyeri 3 - Intensitas nyeri 4
- Jahitan melekat, tidak - Jahitan melekat, tidak
kemerahan, tidak ada kemerahan, tidak ada
darah, tidak ada pus darah, tidak ada pus.
- TD ; 110/70 mmHg - TD : 129/80 mmHg
HR : 78 x/menit HR : 80x/menit
RR : 20 x.menit RR : 18 x/menit
T : 37,5 º T : 36 º
A : masalah teratasi A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi P : Hentikan intervensi
- Anjurkan cukup nutrisi - Anjurkan cukup nutrisi
1. Karbohidrat (nasi, 1. Karbohidrat (nasi,
roti, jagung, umbi- roti, jagung, umbi-
umbian) umbian)
2. Protein (telur, 2. Protein (telur,
daging, ikan) daging, ikan)
3. Lemak (susu, 3. Lemak (susu, minyak
minyak kelapa) kelapa)
4. Vitamin (buah- 4. Vitamin (buah-
buahan) buahan)
53
B. PEMBAHASAN
sampai dengan evaluasi pada Ny. L dan Ny. D yang dilakukan selama masing-
masing 3 hari.
1. Pengkajian
observasi, dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. L dan Ny. D
sama yaitu kedua klien mengatakan kaki masih terasa berat untuk
section caesarea. Kekuata ootot ekstremitas atas 4/4 yaitu dapat bergerak
ka/ki 2/2 yaitu dapat menggerakkan otot bagian yang lemah sesuai
perintah tapi bila diberi tahanan sedikit saja sudah tidak mampu bergerak.
otot pada daerah ekstremitas bawah selama kurang lebih 5-6 jam post
54
operasi, efek dari obat anastesi yang masih bekerja didalam system
peredaran darah bagian tubuh inferior, maka dari itu pada klien post Sectio
Caesarea dapat turun tempat tidur 24 jam post operasi, dan selama post
operasi posisi kepala harus lebih tinggi dari kaki untuk mencegah
tidak begitu lama. Pada umumnya ibu post section caesarea enggan
melakuakan pergerakan badan dan merubah posisi karena nyeri pada luka
sayatan yang terdapat pada perutnya, luka sayatan post section caesarea
pada kedua pasien sama dengan posisi longitudinal panjang ±10 cm dan
organ lain dalam panggul, dimana jaringan parut dapat menempel dan
Estri 2011). Menurut Ni Made Dwi, dkk (2013), bahwa nyeri yang
luka post operasi, nyeri seperti diiris-iris, didaerah luka post operasi
section Caesarea, tetapi pada skala yang dirasakan berbeda, pada Ny. L
55
skala nyeri 5 (0-10) sedangkan pada Ny. D skala nyeri 6 (0-10). Nyeri
lochea yang di keluarkan sama yaitu lochea rubra, berwarna merah darah,
berbau amis dan volume ±30 cc, TFU 2 jari dibawah pusat, sesuai dengan
Menurut Perry dan Potter (2009), orang yang usianya lebih dewasa
dan pada status emosional orang dewasa lebih terkontrol dan mampu
pasca melahirkan.
2. Diagnose keperawatan
bermanfaat dari tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan
pada kedua klien dirumuskan adalah penurunan kekuatan otot post Sectio
dengan kondisi kedua klien kekuatan ekstremitas bawah ka/ki 2/2 yaitu
dapat menggerakkan otot bagian yang lemah sesuai perintah tapi bila di
beri tahanan sedikit saja sudah tidak mampu bergerak. mampu melakukan
adduksi, dan rotasi, sulit merubah posisi, menggeser kedua kaki karena
kedua kaki masih kaku dan mengalami penurunan gerakan motorik seperti
3. Intervensi keperawatan
lain kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi dini sesuai tahapan, monitor
vital sign sebelum dan sesudah latihan, monitor hal terkait mobilisasi
57
(pengeluaran lochea, intensitas nyeri, tinggi fundus uteri, dan luka jahitan
4. Implementasi keperawatan
mobilisasi post section caesarea, karena hal ini dapat bermanfaat dalam
proses pemulihan post section caesarea dan terhindar dari komplikasi pada
sesuai dengan tahapan yang ada, yaitu 6jam post Caesarea, mobilisasi
otot betis serta menekuk dan menggeser kaki. Setelah 10-12 jam post
section Caesarea, melakuakan posisi miring kanan dan kiri yang dapat di
bantuan kemudian berjalan dengan minimal bantuan. Hari 3-5 ibu harus
cenderung lebih cepat dan berani dalam melakukan mobilisasi dini, Menurut
Perry dan Potter (2009) seperti di atas, orang yang usianya lebih dewasa
merupakan sesuatu yang harus mereka lakukan pasca operasi, dan pada status
terkait mobilisasi dini yaitu pengeluaran lochea, TFU dan intensitas nyeri.
Indikasi mobilisasi di katakana baik dan benar adalah salah satunya dapat dilihat
dari salah satu proses involusi uteri, intensitas nyeri, dan penyembuhan luka.
60
Mobilisasi yang di lakukan dengan benar dan tepat dapat memperlancar sirkulasi
Table 1.5 respon TFU, Lochea, Nyeri dan Luka selama 3 hari pada Ny. L
dan Ny. D.
Ny. L Ny. D
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 1 Hari 2 Hari 3
TFU 2 jari di 2 jari di 2 jari di 2 jari di 2 jari di 2 jari di
bawah bawah bawah bawah bawah bawah
pusat pusat pusat pusat pusat pusat
Lochea Rubra, Rubra, Rubra, Rubra, Rubra, Rubra,
40cc 30cc 20cc 30cc 30cc 20cc
Nyeri 5 4 3 melekat, 6 5 3 melekat,
tidak tidak
terdapat terdapat
kemerahan, kemerahan,
tidak tidak
teraba teraba
panas. panas.
klien selama 3 hari sama yaitu 2 jari dibawah pusat. Intensias nyeri pada kedua
tubuh, sehingga akan terjadi proses relaksasi pada serabut nyeri yang dapat
mengakibatkan nyeri pada luka post operasi berkurang (Prasetyo, 2010). Jahitan
pada ke dua klien sama yaitu melekat tidak terdapat kemerahan dan tidak teraba
61
panas, sirkulasi darah yang baik membantu memenuhi kebutuhan nutrisi sel dalam
dalam tubuh akan baik karena oksigen dalam darah tercukupi dan sirkulasi
melakukan mobilisasi dini jumlah lochea cenderung menurun, dari hari pertama
ke hari ketiga volumenya menjadi sedikit. Sedangkan pada Ny.D yang sedikit
terlambat melakukan mobilisasi dini, jumlah lochea yang keluar dari hari pertama
hingga hari ketiga cenderung volumenya sama. Menurut Purwanti, Etna dkk
(2013), salah satu indikasi berhasilnya proses mobilisasi dilihat dari pengeluaran
oksigen cukup banyak, yang dipengaruhu oleh aliran darah yang kuat. Mobilisasi
menjadi terlambat.
5. Evaluasi
perbedaan yang berarti terhadap kedua klien yang telah dilakukan tindakan
Dari data perkembangan kedua klien di dapatkan hasil yang sama pada
kekuatan ekstremitas atas 5/5 dan ekstremitas bawah 5/5 yaitu dapat bergerak
bebas mampu menahan benda dan dapat melawan hambatan, rentang gerak bebas
yaitu mampu melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi dengan
dari obat anastesi yang masih bekerja diperedaran darah (Mochtar, 2015).
pemulihan dari efek anastesi spinal pada ekstremitas bawah (Hamilton, 2010).
Hasil perkembangan yang sama juga di di dapat bahwa pada kedua klien
saat evaluasi luka post operasi sama-sama tidak mengalami kemerahan, tidak
nyeri. Sirkulasi darah yang baik membantu memenuhi kebutuhan nutrisi sel dalam
Aktivitas fisik seperti mobilisasi dini dan keseimbangan nitrogen dalam tubuh
akan baik karena oksigen dalam darah tercukupi, dan sirkulasi menjadi lancar
Dari data kedua klien di dapatkan bahwa penyebab nyeri adalah luka post
operasi, seperti di iris-iris, akan tetapai skala yang di rasakan pada Ny. L dan Ny.
D berbeda, pada Ny. L skala nyeri 3 (0-10), sedangkan pada Ny. D skala nyeri 4
(0-10). Nyeri merupakan sesuatu yang objektif, sehingga hanya orang ynag
merasakanya dan yang paling tepat dan akurat (Andarmoyo, 2013). Nyeri adalah
63
persepsi masing-masing individu yang hanya individu itu sendiri yang dapat
Pada saat evaluasi juga didapatkan data yang menunjukkan bawha TFU
kedua klien turun 2 jari dibawah pusat sesuai dengan dengan pendapat (Myles,
2009)bahwa otot perut dan otot dasar panggul merupakan otot penyokong uterus.
Tanpa otot tersebut maka otot uterus akan lemah serta memberikan manfaat
tonus otot yang baik selama masa nifas, Latihan otot perut dan otot dasar panggul
dengan baik.
kedua klien sama, keduanya mampu berjalan menuju kamar mandi secara mandiri
hanya pada Ny. D latihan yang di perlukan sedikit lebih lama dari Ny. L, namun
saat di evaluasi beberapa jam setelah latihan pertama berjalan, keduanya mampu
terjadi penurunan dari 40cc 30cc 20cc, sedangkan pada Ny. D pengeluaran loche
cenderung sama 30cc, 30cc, 20cc. Lochea merupakan salah satu indikasi
keberhasilan dari mobilisasi dini (Purwanti, etna dkk 2013). Salah satu manfaat
mobilisasi post partum dapat memperlancar pengeluaran darah dan sisa plasenta,
berjalan dengan baik, hal ini di sebabkan involusi uteri di pengaruhi oleh aktivitas
fisik yang dilakukan, baik aktivitas karena kontraksi hormone, maupun ion
kalsium (Dewi, 2011). Terbukti bahwa pada Ny. L yang lebih berani dalam