dari Irna Interna, Irna Bedah, Irna VIP, Irna perinatologi, Irna Anak, Irna
Instalasi Rawat Inap Bedah ruangan kelas 2 perempuan dan ruangan kelas
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu klien 1 (Ny.K)
hari pertama.
1) Pengkajian
Ny.K Tn.R
Nama : Ny.K Nama : Tn.R
Umur : 50 Tahun Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Talang Sei.Limau, Alamat : Dusun Kota Medan,
Rakit Kulim kelayang, Indragiri Hulu
Status : Menikah Status : Belum menikah
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Melayu Suku : Melayu
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Pelajar
Tanggal MRS : 3 juni 2022 Tanggal MRS : 4 Juni 2022
Diagnosa medis : Post Operasi Diagnosa medis : Post Operasi
Appendiktomi Appendiktomi
Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa umur dari kedua klien berbeda
No Ny.K Tn.R
1. Ruangan Akasia Mahoni
2. Keluhan Utama Ny.K Tn.R mengatakan nyeri pada area
mengatakan luka post operasi appendiktomi
nyei pada area diperut kanan bawah, nyeri
luka post bertambah jika bnyak gerak, pasien
operasi mengatakan merasa mual pasca
appendiktomi beberapa jam operasi.
di perut kanan
bawah. Pasien
mengatakan
Nyeri
bertambah saat
bergerak
3. Riwayat Penyakit P : Nyeri post P : Nyeri post operasi Appendiktomi
Sekarang operasi Q : seperti ditusuk tusuk
Appendiktomi R : perut kanan bawah
Q : seperti S : Skala 6
ditusuk tusuk T : hilang timbul dan tiba tiba
R : perut kanan
bawah
S : Skala 7
T : Terus
Menerus
4. Riwayat Penyakit Tidak ada Pasien mengatakan mengalami hal
Dahulu riwayat yang sama 7 bulan yang lalu.
penyakit
dahulu
6. Catatan penanganan Pasien baru Pasien baru masuk ke RSUD
kasus masuk ke Indrasari rengat melalui IGD rujukan
RSUD dari klinik alda tanggal 4 Juni 2022
Indrasari pukul 19.50 Pasien mengeluh nyeri
rengat melalui perut kanan bawah, setelah
IGD rujukan dilakukan observasi dan dikonsulkan
dari klinik alda kepada dokter spesialis bedah baru
tanggal 3 Juni terdeteksi appendisitis akut lalu di
2022.pasien pindah ruangan RRI bedah dan
mengeluh nyeri direncanakan operasi tanggal 6 juni
perut kanan 2022.
bawah sejak 1
minggu yang
lalu, dan ada
benjolan
diperut, setalah
di observasi
dan
dikonsulkan
kepada dokter
spesialis bedah
terdeteksi
appendisitis
dan
direncanakan
akan operasi
tanggal 6 juni
2022.
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kedua klien sama-sama mengeluh nyeri post
operasi appendiktomi pada perut kanan bawah dengan skala nyeri yang berbeda
No Ny.K Tn.R
1. Aktivitas sebelum sakit Ny.K dilakukan Aktivitas sebelum sakit yaitu
secara mandiri semua dan aktif sebagai seorang remaja dewasa
melakukan kegiatan rumah tangga, yang aktif pergaulan dan
setelah sakit klien kesulitan untuk melakukan semua aktivitas secara
beraktivitas dan bergerak karena luka mandiri. Setelah sakit klien
post operasi pada perut kanan bawah kesulitan untuk beraktifitas dan
terasa nyeri saat digerakkan, sehingga bergerak bebas karena luka pada
aktivasnya harus dibantu oleh anak dan perut kanan bawah terasa nyeri
keluarganya. saat digerakkan, sehingga
aktivitasnya dibantu oleh ibunya
dan saudaranya.
2. Pola eliminasi pada klien I sebelum sakit Pola eliminasi pada klien II
untuk BAK dalam sehari 3-4 x/hari, sebelum sakit untuk BAK dalam
setelah sakit BAK pasien terpasang sehari 3-4 x/hari, setelah sakit
kateter dan berjumlah 500 ml/hari BAK pasien terpasang kateter dan
Untuk BAB sebelum sakit 1x/hari berjumlah 450 ml/hari
setelah sakit belum ada BAB Untuk BAB sebelum sakit 1x/hari
setelah sakit belum ada BAB
3. Untuk pola istirahat-tidur klien sebelum Untuk pola istirahat-tidur klien
sakit tidak ada masalah, di Rumah sakit sebelum sakit tidak ada masalah,
klien mengatakan mudah untuk tidur 3-4 di Rumah sakit klien mengatakan
x/hari mudah untuk tidur 3-4 x/hari
4. Pola nutrisi pada klien I mengatakan Pola nutrisi pada klien I
sebelum sakit makan 3x/hari, setelah mengatakan sebelum sakit makan
sakit klien tidak selera makan dan mual 3x/hari, setelah sakit klien tidak
pasca operasi. selera makan dan mual pasca
operasi.
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kedua klien mengalami nyeri pada perut
aktivitas, nutrisi, dan istirahat tidur terganggu. Kedua klien juga mengalami
No Klien I Klien II
1. Keluhan Nyeri pasca luka operasi appendiktomi Nyeri pasca
yang luka operasi
dirasakan appendiktomi
saat ini
2. Kesadaran Composmentis Composmentis
3. Tanda-tanda TD : 120/80 mmHg TD : 110/70
vital P : 22 x/m mmHg
N : 89 x/m P : 20 x/m
S : 36,5 N :80 x/m
BB/TB : 50 kg/155 cm S : 36,4
BB/TB : 50
kg/168 cm
4. Kepala Rambut bersih, hitam dan lurus, sudah Rambut lurus
(meliputi tumbuh uban, penglihatan mata baik, dan bersih,
rambut,mata, sklera tidak ikterik,konjungtiva tidak penglihatan
telinga,hidun anemis, pupil isokor, pendengaran kurang baik,sklera
g/sinus,mulut baik, tidak ada benjolan dan tidak ada tidak ikterik,
) serumen, hidung simetris, bersih, gigi konjungtiva
bersih, mukosa bibir kering, dapat tidak anemis,
berbicara dengan baik pupil isokor,
pendengaran
baik, tidak ada
benjolan dan
bersih, hidung
bersih dan
simetris, gigi
bersih, mukosa
bibir lembab,
dapat berbicara
dengan baik
5. Leher Bentuk leher simetris, warna merata, tidak Bentuk leher
ada benjolan, tidak ada tumor, dan tidak simetris, warna
ada kelenjer thyroid, tidak ada merata, tidak
pembengakkan kelenjer thyroid. ada benjolan,
tidak ada
tumor, dan
tidak ada
kelenjer
thyroid, tidak
ada
pembengakkan
kelenjer
thyroid.
6. Thorax Dada, tidak ada pembengkakan, tidak ada Dada, tidak ada
nyeri tekan ataupun benjolan, paru-paru pembengkakan,
vesikuler,bunyi normal, pernapasan teratur tidak ada nyeri
tekan ataupun
benjolan, paru-
paru
vesikuler,bunyi
normal,
pernapasan
teratur
7. Abdomen I : terdapat luka post operasi appendiktomi I : terdapat luka
diperut kanan bawah. post operasi
A : bising usus 10 x/menit appendiktomi
P : ada nyeri tekan diperut kanan
P : Tympani bawah.
A : bising usus
10 x/menit
P : ada nyeri
tekan
P : Tympani
8. Ekstremitas Atas : terpasang selang infus RL 500 ml Atas :
pada tangan kanan 20 tpm terpasang
Bawah : terpasang kateter ukuran 18, selang infus RL
aliran lancar, warna urine kuning pekat 500 ml pada
kiri kanan 20
tpm
Bawah :
terpasang
kateter ukuran
18, aliran
lancar, warna
urine kuning
bersih
9. Neurologis Tingkat kesadaran compos mentis, klien Tingkat
masih memberikan respon saat ditanya, kesadaran
klien hanya mengeluh sakit pada luka post compos mentis,
operasi appendiktomi. klien masih
memberikan
respon saat
ditanya, klien
hanya
mengeluh sakit
pada luka post
operasi
appendiktomi.
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pemeriksaan fisik kedua klien sebagian
besar normal, hanya pada perut kanan bawah mengalami cidera fisik (prosedur
pasca pembedahan)
V. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1) Klien 1
Hemoglobin kurang dari batas normal 10.5 g/dL dan Hematokrit juga
kurang dari batas normal 30.5% nilai normal 36-34%, ureum juga kurang
dari batas normal 10 mg/dL nilai normal 19-49, natrium juga kurang dari
batas normal 134 mEq/L nilai normal 136-145, serta kalium juga kurang
dari bats normal 3.0 mEq/L nilai normal 3.3-5.1. Klien dioperasi pada
tanggal 6 juni 2022 pukul 09.45-11.50. saat pengkajian post operasi pada
tanggal 6 januari 2022 pukul 13.30 keluhan utama klien adalah nyeri pada
luka post operasi, didaerah perut kanan bawah, nyeri terasa tertusuk-tusuk,
gracef 3x1 gr per 8 jam melalui intravena, injeksi paramol 3x1 melalui
2) Klien II
leukosit lebih dari batas normal 17,58 (10^3/ul) nilai normal 4-10, dan
pemeriksaan koagulasi PT lebih dari batas normal 16.2 Detik nilai normal
11-16.
Progran terapi klien pada tanggal 7 juni 2022 sampai dengan 9 juni
2022 yaitu cairan parental RL 20 TPM, injeksi fusmomisin 3x1 per 8 jam
3) Analisa Data
4) Diagnosis Keperawatan
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jedua klien mengalami masalah
5) Perencanaan Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Ny.K Dx : nyeri akut berhubungan dengan agnes cedera fisik, tujuan
Tn.R intervensi yang dilakukan adalah setelah dilakukan tindkan
keperawatan 3x24 jam diharapkan masalah klien teratasi
dengan kriteria hasil :
- Klien mengatakannyeri terkontrol atau berkurang menjadi
skala 2 bahkan 1
- Klien tampaks rileks dan tidak menahan nyeri
- Klien mampu menggunakan tindakan pengurang nyeri tanpa
analgetik
Intervensi :
1. Kaji nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus).
2. Observasi petunjuk nonverbal dan memonitor tanda-tanda
vital
3. Ajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi distraksi, nafas
dalam, kompres hangat)
4. Dukung untuk mobilisasi serta istirahat tidur yang adekuat
5. Kolaborasi dengan dokter jika tindakan kurang berhasil
dalam pemberian teknik nonfarmakologi, yaitu dengan
pemberian analgetik.
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa intervensi keperawatan yang
6) Implementasi Keperawatan
No Implementasi Respon
Klien I Klien II
1. Melakukan DS : klien mengatakan DS : klien
pengkajian nyeri nyeri pada luka post mengatakan nyeri
secara operasi pada luka post
komprehensif P : luka post operasi operasi
PQRST Q : terasa tertusuk- P : luka post operasi
tusuk Q : terasa tertusuk-
R : pada bagian perut tusuk
kanan bawah R : pada bagian
S : skala 7 perut kanan bawah
T : terasa terus S : skala nyeri 6
menerus T : hilang timbul
masih terlihat lemah dan menahan nyeri, skla nyeri yang dirasakan
klien masih dalam kategori nyeri berat, kedua klien bersedia untuk di
ajari dan dilatih teknik nafas dalam serta kedua klien mampu untuk
No Implementasi Respon
Klien I Klien II
1. Melakukan DS : klien mengatakan DS : klien
pengkajian nyeri nyeri pada luka post mengatakan nyeri
secara operasi pada luka post
komprehensif P : luka post operasi operasi
PQRST Q : terasa tertusuk- P : luka post operasi
tusuk Q : terasa tertusuk-
R : pada bagian perut tusuk
kanan bawah R : pada bagian
S : skala 5 perut kanan bawah
T : hilang timbul S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
DO: Ekspresi wajah
klien tampak meringis DO : ekspresi wajah
saat nyeri terjadi, klien tampak
terdapat luka post meringis saat nyeri
operasi pada perut terjadi, terdapat luka
bagian kanan bawah post operasi pada
perut bagian kanan
bawah
2. Observasi petunjuk DS : - DS: -
nonverbal dan DO: ekspresi wajah DO : Ekspresi wajah
memonitor tanda- klien tampak meringis klien tampak
tanda vital saat nyeri meringis kesakitan
TD : 125/90 mmHg TD : 130/80 mmHg
N : 86x/menit N : 80 x/menit
RR : 22x/menit RR : 21 x/menit
S : 37,6 ºC S : 37,4 ºC
3. Ajarkan teknik DS : klien mengatakan DS : klien
nonfarmakologi menggunakan nafas mengatakan
(relaksasi distraksi, dilam jika nyeri mengerti bagaimana
nafas dalam, muncul cara melakukan
kompres hangat) nafas dalam dan
DO : klien tampak kompres hangat
tidak bisa
berkonsentrasi karena DO : klien
nyeri nya, tetapi bisa melakukan nafas
melakukan nafas dalam dengan benar
dalam dengan benar.
4. Dukung istirahat DS : klien mengatakan DS : klien
tidur yang adekuat bersedia untuk mengatakan bersedia
istirahat dan tidur untuk istirahat dan
yang cukup tidur yang cukup
No Implementasi Respon
Klien I Klien II
1. Melakukan DS : klien mengatakan DS : klien
pengkajian nyeri rasa nyeri tidak kuat mengatakan
secara seperti hari mengatakan sudah
komprehensif sebelumnya, klien tidak nyeri seperti
PQRST mengatakan tidurnya hari sebelumnya,
nyenyak dan bisa klien mengatakan
bermobilisasi bertahap tidurnya nyenyak
P : luka post operasi dan bisa
Q : terasa tertusuk- bermobilisasi
tusuk bertahap
R : pada bagian perut P : luka post operasi
kanan bawah Q : terasa tertusuk-
S : skala 3 tusuk
T : hilang timbul R : pada bagian
perut kanan bawah
DO: Ekspresi wajah S : skala nyeri 2
tampak meringis saat T : hilang timbul
masih nyeri terjadi,
klien tampak bisa DO : Ekspresi wajah
miring kanan dan kiri, klien tampak lebih
terdapat luka post nyaman, klien
operasi pada bagian tampak bisa miring
kanan bawah. kanan dan kiri,
terdapat luka post
operasi pada bagian
perut kanan bawah
2. Observasi petunjuk DS : - DS: -
nonverbal dan DO: ekspresi wajah DO : Ekspresi wajah
memonitor tanda- klien tampak meringis tampak lebih tenang
tanda vital saat nyeri TD : 120/80 mmHg
TD : 120/80 mmHg N : 83x/menit
N : 80x/menit RR : 20 x/menit
RR : 22x/menit S : 36,2 ºC
S : 36,4ºC
3. Ajarkan teknik DS : klien mengatakan DS : klien
nonfarmakologi menggunakan nafas menggunakan nafas
(relaksasi distraksi, dalam tetapi masih dalam jika nyeri
nafas dalam, sering terjadi nyeri muncul
kompres hangat)
DO : klien tampak DO : klien
berusaha melakukan nafas
berkonsentrasi untuk dalam dengan benar
melakukan teknik
nafas dalam
4. Dukung istirahat DS : klien mengatakan DS : klien
tidur yang adekuat bersedia untuk mengatakan bersedia
istirahat dan tidur untuk istirahat dan
yang cukup tidur yang cukup
7) Evaluasi Keperawatan
Hari Ke 1 Hari Ke 1
Senin, 6 Juni 2022 pukul 13.00 Selasa, 7 Juni 2022 pukul 13.00
Ny.K Tn.R
S: S:
Klien mengeluh nyeri pada luka post Klien mengeluh nyeri pada luka
operasi appendiktomi perut kanan post operasi appendiktomi perut
bawah, nyeri bergerak dan nyeri kanan bawah, nyeri bertambah saat
hilang saat tidak bergerak, saat klien bergerak dan nyeri hilang sat tidak
tidur atau relaksasi bergerak, saat klien tidur atau
- P : luka post operasi relaksasi
- Q : terasa tertusuk-tusuk - P : luka post operasi
- R : pada bagian perut kanan bawah - Q : terasa tertusuk-tusuk
- S : skala 7 - R : pada bagian perut kanan
- T : hilang timbul bawah
O: - S : skala nyeri 6
- Terdapat luka jahit pada perut kanan - T : hilang timbul
bawah O:
- Ekspresi wajah klien tampak - Terdapat luka jahit pada perut
meringis kesakitan kanan bawah
- Klien mampu melakukan relaksasi - Ekspresi wajah klien tampak
nafas dalam secara mandiri meringis saat nyeri
- Setelah diberikan obat nyeri - Klien mampu melakukan
berkurang relaksasi nafas dalam secara
- TD : 135/90 mmHg mandiri, dan distraksi dengan
- N : 82x/menit mendengarkan murrotal alquran
- RR : 22x/menit - Setelah diberikan obat nyeri
- S : 38,0 ºC berkurang
A : masalah nyeri akut belum - TD : 140/70 mmHg
teratasi - N : 78 x/menit
P : lanjutkan intervensi - RR : 23 x/menit
- S : 37,4 ºC
A : masalah nyeri akut belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
Hari Ke 2 Hari Ke 2
Selasa 7 Juni 2022 pukul 09.00 Rabu, 8 Juni 2022 pukul 09.30
Ny.K Tn.R
S: S:
Klien mengatakan nyeri sudah Klien mengatakn nyeri sudah
berkurang, nyeri terasa jika berkurang. Nyeri timbul jika bergerak
bergerak dan nyeri hilang saat dan nyeri hilang saat tidak bergerak
tidak bergerak. Saat tidur atau - P : luka post operasi
relaksasi - Q : terasa tertusuk-tusuk
- P : luka post operasi - R : pada bagian perut kanan bawah
- Q : terasa tertusuk-tusuk - S : skala nyeri 4
- R : lokasi nyeri pada bagian perut - T : hilang timbul
kanan bawah O:
- S : skala 5 - Terdapat luka jahit pada perut
- T : nyeri hilang timbul kanan bawah
O: - Ekspresi wajah klien tampak
- Terdapat luka jahit pada perut meringis saat nyeri
kanan bawah - Klien mampu melakukan relaksasi
- Ekspresi wajah klien tampak nafas dalam secara mandiri, dan
meringis saat nyeri distraksi dengan mendengarkan
- Klien mampu melakukan murrotal alquran
relaksasi nafas dalam secara - Setelah diberikan obat nyeri
mandiri berkurang
- Setelah diberikan obat nyeri - TD : 130/80 mmHg
berkurang - N : 80 x/menit
- TD : 125/90 mmHg - RR : 21 x/menit
- N : 86x/menit - S : 37,4 ºC
- RR : 22x/menit A : masalah nyeri akut belum
- S : 37,6 ºC teratasi
A : masalah nyeri akut belum P : lanjutkan intervensi
teratasi
P : lanjutkan intervensi
Hari Ke 3 Hari Ke 3
Rabu , 8 Juni 2022 pukul 10.00 Kamis, 9 Juni 2022 pukul 10.30
Ny.K Tn.R
S: S:
Klien mengatakan luka post Klien mengatakan luka post operasi
operasi sudah tidak nyeri lagi sudah tidak nyeri lagi seperti
seperti sebelumnya, klien sebelumnya, klien mnegtakan bisa
mnegtakan bisa tidur nyenyak dan tidur nyenyak dan bisa bermobilisasi
bisa bermobilisasi
- P : luka post operasi - P : luka post operasi
- Q : terasa tertusuk-tusuk - Q : terasa tertusuk-tusuk
- R : pada bagian perut kanan - R : pada bagian perut kanan bawah
bawah - S : skala nyeri 2
- S : skala 3 - T : hilang timbul
- T : hilang timbul O:
O: - Terdapat luka jahit pada perut
- Terdapat luka jahit pada perut kanan bawah
kanan bawah - Klien tampak bisa miring kanan kiri
- Klien tampak bisa miring kanan - Ekspresi wajah klien tampak
kiri t meringis saat nyeri
- Ekspresi wajah klien tampak - Klien mampu melakukan relaksasi
meringis kesakitan nafas dalam secara mandiri, dan
- Klien mampu melakukan distraksi dengan mendengarkan
relaksasi nafas dalam secara murrotal alquran
mandiri - Setelah diberikan obat nyeri
- Setelah diberikan obat nyeri berkurang
berkurang - TD : 120/80 mmHg
- TD : 120/80 mmHg - N : 83 x/menit
- N : 80x/menit - RR : 20 x/menit
- RR : 22x/menit - S : 36,2 ºC
- S : 36,4 ºC A : masalah nyeri akut belum
A : masalah nyeri akut belum teratasi
teratasi P : lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
4.2 Pembahasan
Pada sub bab ini membahas tentang hasil laporan kasus asuhag keperawatan
nyeri post operasi Appendiktomi pada Ny.K dan Tn.R tanggal 6-11 Juni 2022 di
RRI bedah RSUD Indrasari Rengat. Asuhan keperawatan ini mencakup lima
1) Pengkajian
Hasil pengkajian didapatkan datadan keluhan utama. Klien pertama
adalah seorang perempuan bernama Ny.K dan klien kedua adalah seorang
vertikal maupun horizontal besar pada dinding perut ke dalam rongga perut,
pada area abdomen, bila penderita merasakan nyeri perut hebat dan gejala-
gejala lain dari masalah internal yang serius dan kemungkinan penyebabnya
tidak terlihat seperti usus buntu, tukak peptik yang berlubang atau kondisi
Pada pasien post operasi mengalami nyeri akut akibat adanya trauma
jaringan yang disebabkan oleh reseksi dan hilangnya efek anastesi. Nyeri
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan (PPNI, 2017). Nyeri seringkali dikaitkan dengan kerusakan pada tubuh
maupun potensial. Sesuai dengan kasus Ny.K dan Tn.R dimana klien
merasakan nyeri di area luka post operasi perut kanan bawah, nyeri
lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini,
numerik yaitu, 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6:nyeri sedang, 7-9:nyeri
berat, 10: nyeri sangat berat. Menurut skala tersebut Ny.K berada di kriteria
nyeri berat, dan Tn.R kriteria nyeri sedang.Skala ini efektif untuk digunakan
dilihat dari ekspresi nyeri dilihat dari kedua klien sama-sama mengalami
nyeri akut yang diakibatkan dari pembedahan karena trauma langsung yang
dialami oleh kedua klien. Menurut Potter dan Perry (2010) karena tidak
adanya kosakata yang lazim atau spesifik dalam penggunaan secara umum,
terasa berat, berdenyut, tajam, atau tumpul. Skala atau intensitas nyeri yang
dirasakan oleh kedua klien berbeda. Klien I (Ny. K) mengatakan nyeri terus
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) tanda dan gejala nyeri akut yang muncul
data subyektif seperti nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan
tidak dapat diluruskan , diare atau konstipasi, data obyektif seperti nyeri
tekan di titik Mc Burney, spasme otot, takikardi, takipnea, pucat, gelisah,
bising usus berkurang atau tidak ada, demam 38-38,5°c. Dalam penggunaan
nyeri. Menurut Smeltzer dan Bare (2013), pengaruh usia pada persepsi nyeri
dan toleransi nyeri tidak diketahui secara luas. Namun, cara anak-anak
berespon terhadap nyeri dapat berbeda dengan orang yang berusia lebih
dewasa.
2) Diagnosis Keperawatan
diambil yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
berkiatan dengan kerusakan jaringan yang aktual dan potensial atau yang
Hal ini sama dengan konsep teori yaitu gangguan yang sering dialami
memang sering terjadi. Nyeri post operasi termasuk ke dalam kategori nyeri
akut dengan karakteristik memiliki awitan yang cepat, mendadak dan
dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi) antara lain: mengeluh nyeri,
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas
berubah, nafsu makan berubah, serta menarik diri. Sesuai dengan data pada
skala 7 pada Ny.K dan skala nyeri 6 pada Tn.R. lalu pada ekspresi wajah
terlihat menahan nyeri, vital sign yang mengalami meningkatkan yaitu Ny.K
tekanan darah 135/90 mmHg, Nadi 82x/menit, RR 22x/menit, S 38,0 ºC, dan
37,4 ºC.
3) Intervensi Keperawatan
nyeri berkurang.
klien adalah mengkaji karakteristik nyeri serta respon verbal dan nonverbal
yang muncul pada klien. Pengkajian ini dilakukan setiap harinya untuk
pengkajian didapatkan data bahwa setiap harinya skala nyeri klien menurun
Menurut PPNI (2017) dalam SIKI untuk diagnosa nyeri akut, tindakan
mengetahui nyeri akut, hal ini juga penting dalam tindakan keperawatan
yang tepat diberikan kepada klien untuk mengatasi masalah nyeri akut.
nafas dalam dapat memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang
singkat dalam mengatasi nyeri. Hasil yang didapat klien mampu menerapkan
teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi (pengalihan berbincang-bincang
mengalami efek rileks dari imajinasi terbimbing saat pertama kali mereka
(Smeltzer 2013).
4) Implementasi Keperawatan
obat analgetik.
mengatasi masalah nyeri akut pada klien yang melakukan teknik relaksasi
(nafas dalam). Pada tanggal 6 juni 2022 dengan klien I yaitu mengatakan
nyeri berat luka post operasi pada perut kanan bawah skala 7 nyeri
bertambah saat bergerak, nyeri hilang saat tidak bergerak dan waktu tidur.
Sedangkan pada tanggal 7 juni 2022 klien II mengatakan nyeri sedang pada
perut kanan bawah dengan sklaa 6 nyeri bertambah saat bergerak, nyeri
hilang saat tidak bergerak atau tidur. Berdasarkan data diatas terdapat
perbedaan nyeri pada klien I lebih besar dibandingkan dengan klien II. Hal
memberikan posisi yang nyaman kepada klien. Posisi yang diinginkan oleh
tertinggikan dengan satu bantal, maka didapatkan respon klien merasa lebih
baik. Hal ini terlihat dari ekspresi wajah klien tanggal 6 Juni 2022 ekspresi
wajah tampak meringis kesakitan, dan klien tampak tegang tekanan darah
posisi yang nyaman merupakan posisi yang diingkan sendiri yaitu posisi
terlentang atau supinasi dan tanpa batal. Respon klien setelah diberikan
tindakan tersebut meraa lebih baik. Hal ini terlihat dari ekspresi wajah klien
tanggal 9 juni 2022 ekspresi wajah meringis jika nyeri timbul, dan tekanan
S : 37,4 ºC.
dan distraksi. Hasil dan tindkaan tersebut, pada hari pertama tanggal 6 juni
2022 kien I mau melakukan teknik relaksasi nafas dalam, sedangkan pada
klien II pada hari pertama tanggal 7 juni 2022 klien mau melakukan teknik
nafas dalam. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa klien I dan klien II
Hari kedua klien I tanggal 7 juni 2022 mengatakan nyeri pada area
luka post operasi appendiktomi, ekspresi wajah klien tampak meringis saat
terasa nyeri, nyeri yang dirasakan tertusuk-tusuk, lokasi nyeri yaitu pada
perut kanan bawah skala nyeri turun menjasi skala 5 dan nyeri yang
dirasakan terus menerus. Klien II pada tanggal 8 juni 2022 mengatakan nyeri
pada area luka post operasi appendiktomi, eksoresi wajah klien tampak
meringis saat terasa nyeri, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, lokasi
nyeri yaitu pada perut kanan bawah dengan skala nyeri 4 dan nyeri yang
adalah semi fowler. Tanggal 7 juni 2022 ekspresi wajah tampak meringis
22x/menit, suhu 37,6 ºC. pada klien II tanggal 8 juni 2022 masih pada posisi
dan distraksi. Hasil dari tindakan tersebut pada hari kedua tanggal 7 juni
2022 klien 1 dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam/ sedangkan klien
II hari kedua tanggal 8 juni 2022dari tindakan tersebut didapatkan hasil klien
Pada hari ketiga tanggal 8 juni 2022, klien I mengatakan nyeri pada
lokasi nyeru pada perut kanan bawah dengan skala 3 dan nyeri yang
dirasakan hilang timbul. Sedangkan pada hari ketiga tanggal 9 juni 2022,
klien II mengatakan nyeri pada area luka post operasi appendiktomi, nyeri
yang dirasakan tertusuk-tusuk, lokasi nyeri yaitu pada perut kanan bawah
Posisi yang diinginkan oleh klien I adalah semi fowler. Ekspresi wajah klien
x/menit, Suhu 36,6oC. sedangkan tanggal 9 juni 2022 klien II di hari ketiga
ekspresi wajah klien meringis ketika nyeri datang, tekanan darah 120/80
dan distraksi serta kompres hangat. Hasil dari tindkaan tersebut pada hari
ketiga tanggal 8 juni 2022 klien I dapat melakukan teknik relaksasi nafas
nyeri berkurang setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam skala menjadi
3. Sedangkan klien II hari ketiga tanggal 9 juni 2022 dari tindakan tersebut
didapatkan hasil klien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam serta
berkurang setelah dilakkan teknik nafas dalam serta distraksi yang dipilih
operasi dimulai dari bangun dan duduk disisi tempat tidur sampai pasien
turun dari tempat tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan dengan bantuan
mengurangi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam serta distraksi. Nyeri
membuat respo individu berbeda. (Potter & Perry, 2010). Nafas dalam
merupakan cara untuk mengurangi rasa nyeri pasien pasca operasi. Potter
dan Perry (2010) menyatakan bahwa ketika teknik relaksasi nafas dalam dan
mencapai relaksasi penuh maka persepsi nyeri berkurang dan rasa cemas
rasa nyeri.
menyatakan bahwa tujuan dari tindakan ini menghambat transmisi rasa sakit
ke susunan saraf pusat dan perifer dengan meniru kerja dari enkefalin dan
menjadi reda.
5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan pada Ny.K tanggal 6-8 juni 2022 klien
mengatakan nyeri pada area luka post operasi appendiktomi pada perut
kanan bawah berkurang, nyeri hanya terasa saat bergerak atau menggeser
dan nyeri hilang saat tidak bergerak, saat klien tidur atau relaksasi, nyeri
yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, lokasi nyeri yaitu pada peru kanan
bawah dengan skala nyeri 3, nyeri hilang timbul dengan durasi tidak
menentu. Ekspresi wajah meringis saat nyeri. Dari data yang didapatkan
intervensi.
Evaluasi yang dilakukan pada Tn.R tanggal 7-9 Juni 2022 klien
mengatakan nyeri pada area luka post operasi appendiktomi pada perut
kanan bawah berkurang, nyeri hanya terasa saat bergerak atau menggeser
dan nyeri hilang saat tidak bergerak, saat tidur atau relaksasi, nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, lokasi nyeri yaitu pada perut kanan bawah
skala nyeri 2, nyeri hilang timbul dengan durasi sebentar tidak menentu.
menunjukkan bahwa masalah nyeri akut klien teratasi sebagaian dan masih
melanjutkan intervensi.
BAB 5
A. Kesimpulan
1) Pengkajian
2) Diagnosis keperawatan
3) Intervensi keperawatan
nyeri berkurang bahkan hilang dengan kriteria hasil : Keluhan nyeri menurun,
meringis menurun, tidak bersikap protektif, tidak gelisah, kesulitan tidur menurun,
berkurang menjadi 2-3 menggunakan manajemen nyeri, tanda vital dalam batas
normal meliputi tekanan darah sistolik 90-120 mmHg, tekanan darah diastol 60-80
mmHg, nadi 60-100 x/menit, suhu 36,5 oC-37,50OC dan menyatakan rasa nyaman
4) Tindakan Keperawatan
Tindakan yang dilakukan pada Ny.M dan Tn.R adalah memonitor nyeri
relaksasi nafas dalam dan distraksi, memberikan posisi yang nyaman, dan
5) Evaluasi keperawatan
Pada evaluasi di hari ketiga kedua klien didapatkan hasil masalah Ny.K
teratasi dengan hasil skala nyeri menjadi 3, sedangkan pada Tn.R masalah
B. Saran
berikut :
1) Praktisi keperawatan
Bagi rumah sakit karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber untuk mengatasi masalah nyeri akut klien