berbagai sarana dan pra sarana yang lengkap, salah satunya yang ada di
ruangan yang terbagi dalam 6 ruang perawatan, satu ruang jaga perawat,
1. Karakteristik Pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB pasien atas nama Ny “S”
pasien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB pada tanggal 2
juli 2019 dan pasien dikaji pada tanggal 4 juli 2019 pasien di diagnosa
55
55
56
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status
Rujukan
Dx. Medis
c. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poli Dalam Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi NTB pada tanggal 17 Mei 2019,
dengan keluhan nyeri perut kuadran kanan atas,
kepala belakang terasa berat, pusing, mual-mual,
dan sakit perut yang tiba-tiba datang, yang sudah
dirasakan pasien sekitar 2 tahun yang lalu. Dari
keluhan tersebut pasien melakukan pemeriksaan
lengkap seperti (USG, Rongten dan Foto thorax)
dan ditemukan pasien positif mengidap batu
57
2. GENOGRAM
58
keterangan:
: Laki-laki : garis perkawinan
: Perempuan : tinggal serumah
:laki- : Laki meninggal : garis keturunan
:pere : Perempuan meninggal : pasien
Penjelasan:
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kakak laki-laki pasien sudah
lama menikah, sedangkan kedua orang tua pasien sudah meninggal dunia. Saat pasien
berumur 40 tahun ibu pasien meninggal dunia dan saat pasien berumur 47 tahun ayah
pasien meninggal dunia. Pasien menikah dengan suaminya yang dimana suaminya
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara kedua orang tua dan kakak pertama
suaminya sudah meninggal dunia, sedangkan kakak perempuan nomor dua dari
suaminya sudah menikah. Pasien dan suaminya memiliki empat orang anak dua laki-
laki dan dua perempuan, anak pertama,kedua dan ketigan sudah menikah, sekarang
pasien tinggal bersama dengan suami dan anaknya nomor empat.
1) Sebelum sakit
59
sangat penting dalam kehidupan, jika pasien dan keluarga yang sakit
2) Saat sakit
pemeriksaan kesehatan kita bisa tahu penyakit yang dialami dan bisa
1) Sebelum sakit
biasannya nasi dengan lauk pauk buah sayu-sayuran, minum air putih 7-
2) Saat sakit
gemu, Hb 11.0 (< Normal ), bibir tampak kering, sejak sakit nafsu
setelah makan 2-3 sendok makan yang disediakan rumah sakit dengan
60
jenis makanan yang lunak seperti bubur, minum air putih 2-5 gelas,
c. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
hari, dengan warna kencing kuning , bau khas dan BAB biasanya satu
kali dalam satu hari dengan konsistensi padat,warna kuning, dan bau
khas.
2) Saat sakit
kuning, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK dan belum BAB setelah
operasi.
1) Sebelum sakit
2) Saat sakit
c. miring kiri miring kanan : pasien koperatif, pasien mampu dua jam
miring kiri dua jam miring kanan untuk dengan dibantu oleh perawat
oleh perawat.
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan dapat tidur siang dari jam 13.00 wita sampai
dengan jam 15.00 wita dan pada malam hari pasien tidur jam 22.00 wita
sampai jam 07.00 wita dan tidak ada gangguan dalam tidur.
62
2) Saat sakit
merasa nyeri di bagian bekas luka, lama tidur kira-kira 3-4 jam sehari,
pasien tidur malam jam 22.00 wita dan terbangun 02.50 wita karena rasa
1) Sebelum sakit
tubuhnya.
2) Saat sakit
nyeri pada luka bekas operasi. Dan pasien tetap bersyukur karena
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan Pasien bekerja sebagai petani dan berperan sebagai ibu
rumah tangga, pasien mempunyai sifat sangat percaya diri pasien menyukai
semua bagian dari anggota tubuhnya selama ini tidak ada masalah dengan
2) Saat sakit
63
yang sekarang dan kurang percaya diri karena perutnya terlihat tidak
mulus lagi ada bekas jahitan pasca operasi, dan pasien tidak dapat
pengobatan.
1) Sebelum sakit
2) Saat sakit
rumah tangga terganggu, dalam hal mengasuh anaknya dan pasien tidak
keluarganya.
1) Sebelum sakit
64
2) Saat sakit
1) Sebelum sakit
2) Saat sakit
kondisinya yang sedang sakit dan pasien tidak bisa ikut campur
1) Sebelum sakit
2) Saat sakit
65
ibadahnya karena dalam keadaan sakit, pasien percaya bahwa apa yang
dialami saat ini adalah merupakan ujian dari Allah dan pasien menerima
b. Kesadaran :Apatis
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 24x/menit
d. GCS : E4 V5 M4
e. Akral : Hangat
f. BB sebelum sakit : 65 kg
g. BB saat sakit : 60 kg
i. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a. Rambut
b) Palpasi :Teraba lembut, tidak ada nyeri tekan kepala, rambut tidak
b. Wajah
tegang
2. Mata
3. Telinga
4. Hidung
5. Bibir
berwarna merah
6. Leher
a. Inspeksi :Terlihat bersih, warna kulit sama dengan kulit yang lain,
kelenjar tiroid.
7. Paru-paru
a. Inspeksi : Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak
tambahan
8. Jantung
a. Inspeksi :Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada Ictus Cordis
tidak tampak
9. Abdomen
c. Perkusi : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada cairan atau massa
padat.
68
10.Ekstrmitas atas
11.Ekstrimitas bawah
HITUNG JENIS
Basofil 0.6 % 0.0 – 1.0
Eosinofil 2.8 % 1.0 – 26.0
Neutrofil 74.0 % 50.0 -70.0
Limfosit 13.5 % 20.0 – 40.0
Monosit 8.7 % 2.0 -8.0
Basofil 0.08 10,3/uL 0.00 – 0.10
Eosinofile# 0.37 10,3/uL 0.00 -0.40
Nutrofil# 9.93 10,3/uL 1.50 – 7.00
Limfosit# 1.80 10,3/uL 1.00 – 3.70
Monosit# 1.15 10,3/uL 0.00 – 0.70
5. TERAPI
Tabel 4.3 Terapi Obat
KASUS
Obat Dosis Rute Jam Pemberian
1. Infus RL 20 tetes/menit IV 13.45
makro
2. Inj. Ketorolac 1 ampul/ 12 jam IV 08.00 Wita
20.00 Wita
3. Cefotaxim 1 gram / 12 jam IV 08.00 Wita
20.00 Wita
B. Diagnosa Keperawatan
70
1. Analisa Data
Tabel 4.4 Analisa Data
No. Symptom Etiologi Problem
1 Data subyektif: Pembedahan Nyeri Akut
1) P : Pasien mengatakan 71
nyeri dibagian luka Terputusnya Inkontinuitas
bekas operasi jaringan
2) Q :Pasien mengatakan
kualitas nyeri yang
dirasakan seperti Agen cidera fisik
tertusuk benda tajam.
3) R :Pasien mengatakan
nyeri yang di rasakan
Hal yang merangsang
hanya dibagian perut
pengeluaran histamine dan
kuadran kanan atas
prostaglandin
bekas operasi.
4) S :Pasien mengatakan
skala nyeri 7 dengan
N Etiologi Problem
O Symptom
Data Obyektif :
1). Pasien tampak
meringis
2). Tampak adanya
sayatan luka bekas
operasi
3).Tampak kemerahan di
kulit sekitar luka bekas
operasi
4).Tampak bengkak di
sekitar luka bekas
operasi
5).Keadaan umum :
Composmentis E4 V5
M4
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/menit
72
2. Rumusan Diagnosa
1) Nyeri Akut berhubungan dengan Terputusnya Inkontinuitas jaringan di
tandai dengan pasien mengatakan nyeri dibagian luka bekas operasi,
pasien mengatakan kualitas nyeri yang dirasakan seperti tertusuk benda
tajam,. Pasien juga mengatakan nyeri yang di rasakan hanya dibagian
perut kanan bawah bekas operasi dengan skala nyeri 7 dengan intensitas
skala nyeri 1-10, pasien mengatakan nyeri terasa berat saat bergerak dan
nyeri sedikit berkurang saat istirahat dan setelah diberikan obat anti nyeri,
Pasien tampak meringis kesakitan Keadaan umum :Composmentis E4 V5
M4 TD : 120/80 mmhg N : 80 x/menit S : 36,50C RR : 24 x/menit.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi di tandai dengan
pasien tampak lemas, tampak meringis kesakitan, tampak adanya sayatan
luka bekas operasi sekitar kurang lebih 4 cm. tampak kemerahan di kulit
sekitar luka bekas operasi, tempak bengkak di sekitar luka bekas operasi
Keadaan umum :Composmentis E4 V5 M4 TD : 120/80mmhg N : 80
x/menit S : 36,50C RR : 24 x/menit leukosit : 9.500
3) Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan luka post op di tandai
dengan pasien tampak lemas, tampak meringis kesakitan, tampak adanya
sayatan luka bekas operasi sekitar kurang lebih 4 cm. tampak kemerahan
di kulit sekitar luka bekas operasi, tempak bengkak di sekitar luka bekas
operasi Keadaan umum :Composmentis E4 V5 M4 TD : 120/80mmhg N
: 80 x/menit S : 36,50C RR : 24 x/menit.
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Rasional
Keperawatan Intervensi
(Tujuan dan Kriteria
Hasil)
D. Implementasi keperawatan
Nama pasien : Ny “S”
bekas operasi.
S: skala nyeri 7
T:pasien mengatakan
nyeri terasa saat
pasien bergerak
dan pasien tampak
3. Memberikan obat
meringis kesakitan
injeksi
Bayu
Ketorolac 1 ampul/
12 jam
3. Pasien mengatakan
4.memberikan obat injeksi nyerinya berkurang
cefotaxim1 gram/12 jam setelah di injeksi
5. mengkaji tanda-tanda
infeksi
17.40 1
6.mengajarkan Rom pasif
Wita selama 20 menit 4. pasien tampak nyaman
Wita
Kamis, 4 Juli
2019
18.00 2,3
wit
18.10
wita 2
77
Implementasi
Respon Hasil
wita 2,3
Bayu
Bayu
09.45
wita
2
Bayu
10.15
Wita
2,3
Bayu
10.20 Bayu
Wita
2,3
10.30 Bayu
Wita
2
Bayu
10.35
Wita
2,3
80
10.40
Wita
1,2,3
11.00
Wita
1,2,3
14.00
wita Bayu
2
14.15
Wita
2,3
14.20
82
Wita
2,3
14.30
Wita
2,3
E. Evaluasi Keperawatan
Nama pasien : Ny “S
S: skala nyeri 7
Nadi: 80x/menit
2. Kamis, 4 juli 2019 Suhu: 36.5ºC
Respirasi: 24 x/menit
dan bengkak
Keadaan umum : Apatis
GCS: E4 V5 M4
TTV:
TD: 120/80 mmHg
3. Kamis, 4 juli 2019
Nadi: 80x/menit
Suhu: 36.5ºC
Respirasi: 24 x/menit
Nadi: 80x/menit
Suhu: 36.5ºC
Respirasi: 24 x/menit
Nadi: 75x/menit
Suhu: 36.0ºC
Respirasi: 24 x/menit
Nadi: 75x/menit
Suhu: 36.0ºC
3 Jum’at, 5 juli 2019
Respirasi: 24 x/menit
Nadi: 75x/menit
Suhu: 36.0ºC
Respirasi: 24 x/menit
2 Sabtu, 6 juni 2019 S :pasien mengatakan sudah bisa miring kiri miring kanan,
sudah bisa duduk dengan mandiri dan pasien bisa
berjalan walaupun masih dibantu oleh keluargannya
85
3.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis akan membahas mengenai tindakan
terjadinya infeksi pada Ny “S” usia 53 tahun yang melakukan operasi pada
4.2.1 pengkajian
2019 pukul 17.00 wita di ruang Gili terawangan, Rumah Sakit Umum
luka bekas operasi di abdomen kuadran kanan atas, kualitas nyeri seperti
operasi, skala nyeri 7 nyeri terasa berat saat bergerak dan terdapat
melalui luka bekas insisi yang dapat menimbulkan gejala seperti adanya
87
pada usia lebih dari 40 tahun. Dan hampir mengalami gejala nyeri di
Menurut Wahid, 2013 penurunan aktivitas dan latihan pada pasien post
pulih. Perasaan pasien saat dikaji yaitu pasien merasa kurang nyaman
dengan kondisinya karena pasien tidak dapat bergerak secara bebas dan
sakitnya saat ini membuat dirinya kurang percaya diri, dan malu
sehingga pasien ingin mendapatkan dukungan dan solusi yang baik buat
sakitnya. Hal ini dibuktikan dalam teori bahwa untuk membantu pasien
yaitu 11.300 /uL dengan nilai normal 4000 – 10000 /uL. Hal ini dapat
bahwa peningkatan sel darah putih atau leukosit adalah proses stres
prioritas utama keperawatan yang muncul dari kasus Ny. S yaitu Resiko
tampak adanya sayatan luka bekas operasi sekitar kurang lebih 4 cm.
diagnosa resiko infeksi sejalan dengan teori dan kenyataan yang terjadi
4.2.3 Intervensi
90
ambulasi dini seperti Rom pasif dan rom aktif, miring kiri miring kanan,
penelitian yang dilakukan oleh Anggraini pada tahun 2013 dengan judul
yang tidak diberi latihan ambulasi dini penyembuhan lukanya baik yaitu
4.2.4 Implementasi
dini dimana yang dilakukan di lapangan dimulai dari Rom pasif rom
aktif, miring kiri miring kanan, duduk dan berdiri disamping tempat
tidur serta berjalan. Sesuai dengan penelitian ( Sari, 2015 dan Jong
2014) yang dimana aktivitas pergerakan ini boleh dilakukan mandiri dan
Menurut ( Sari, 2015 dan Jong 2014 ) Tahapan Ambulasi Dini sebagai
berikut:
91
4.2.5 Evaluasi
melakukan tindakan ambulasi dini selama 3x24 jam didapatkan hasil yaitu
keadaan luka bekas operasi tidak ada tanda-tanda infeksi seperti nyeri tekan
pembengkakan, tidak ada eksudat, lochea berwarna merah muda dan suhu
infeksi dan mempercepat penyembuhan luka jahitan. Hal ini juga sesuai
kolelitiasis.
dini pada pasien post op Kolelitiasis untuk mencegah terjadinya infeksi, ada
alat sesuai konsep teori akan tetapi hal prinsip yang harus ada untuk ambulasi
dini terlaksana. Selain itu, keterbatasan teoritis terkait sedikit sekali penelitian
Selain itu studi kasus yang dilakukan belum bisa dijadikan sebagai
BAB 5
5.1 Kesimpulan
93
disimpulkan bahwa pelaksanan ambulasi dini di mulai sejak 6 jam pertam post
op dilakukan Rom Pasif dan Rom Aktif, 6-10 jam post op dilakukan miring
kiri miring kanan sampai 24 jam post op pasien di anjurkan duduk dan 36 jam
tanda infeksi.
5.2 Saran
5.2.1 Masyarakat
5.2.3 Peneliti
ambulasi dini pada pasien post operasi dengan cara yang terbaru sehingga