satu rumah sakit tipe B milik pemerintah Kota Mataram yang resmi berdiri
pada tanggal 31 agustus 2009 dan mulai beroperasi tanggal 3 maret 2010
Mataram.
20.473 m² dengan luas bangunan 7.063 m². Rumah Sakit Umum Daerah Kota
wilayah sebelah utara dan selatan berbatasan dengan komplek pertokoan Bung
Karno, sebelah barat berbatasan dengan jalan raya Bung Karno Pagutan, dan
Umum Daerah Kota Mataram memiliki Motto, Visi, Misi, dan Tujuan Rumah
1. Motto
Efisien.
2. Visi
professional.
dan berkualitas.
4. Tujuan
internasional.
professional.
B. Hasil Studi Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Pendidikan SD SMA
Dx Medis
Post Op Appendisitis Post Op Appendisitis
Tanggal Operasi
1 Juli 2022 1 Juli 2022
Tanggal
Pengkajian 2 Juli 2022 (15.00) 2 Juli 2022 (11.00)
b. Riwayat Penyakit
c. Pola Kesehatan
Saat sakit:
d. Pemeriksaan Fisik
GCS E4 V5 M6 E 4 V 5 M6
Tanda-vital
120/80 mmHg 110/80 mmHg
Tekanan Darah
36,70C 36,50C
Suhu
106x/menit 110x/menit
Nadi
20 x/menit 20x/menit
RR
Palpasi :
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri
Tidak terdapat nyeri tekan
tekan
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
dan tenggorokan Lembab, lidah bersih, tidak Lembab, lidah bersih, tidak
terdapat pembesaran tonsil. terdapat pembesaran tonsil.
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan. Tidak terdapat nyeri tekan.
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
Perkusi : Perkusi :
Auskultasi : Auskultasi :
Palpasi :
Auskultasi : - Perkusi : -
Auskultasi : -
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
CRT <2 detik, akral dingin CRT <2 detik, akral dingin
f. Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
HematologiLengkap
10.8 g/dL 12.6 g/dL 12.3-15.3
Haemoglobine
4.27 10^6/uL 4.56 10^6/uL 4.10-5.90
JumlahEritrosit
34.6 % 40.8 % 35.0-47.0
Hematokrit
350 10^3/uL 196 10^3/uL 150-450
JumlahTrombosit
HitungJenis 0.2 %
1.0-3.0
Basofil %
Eosinofil % 0.9 % 50.0-70.0
Eosinofil # 2.3-6.1
3.7 %
0.07 10^6/uL
0.80-4.80
0.45-1.30
Neutrofil #
0.02 10^6/uL
0.25 10^6/uL <3.13
Limfosit #
7.6 10^6/uL
Monosit #
0.07 10^6/uL
2.12 10^6/uL
RATIO N/L
8.1 10^6/uL
0.38 10^6/uL
KOAGULASI
0.64 10^6/uL
PT 0.33 10^6/uL
10.85 9.9- 11.6
Pasien (PT)
12.66
10.7 detik
11.1 detik
PCR
RT-PCR SARS-CoV-2
Spesimen
Swab Nasofaring/ Swab
Orofaring Nasofaring/
Orofaring
Hasil Negatif
Negatif Negatif
g. Terapi Obat
Jalur Jalur
Nama Obat Dosis Nama Obat Dosis
Pemberian Pemberian
1gr/12 1gr/12
Ceftriaxone IV Ceftriaxone IV
jam jam
100 100
Paracetamol ml/8 IV Paracetamol ml/8 IV
jam jam
2 ml 2 ml
Ondansentron IV Ondansentron IV
K/P K/P
1 1
Ranitidine amp/12 IV Ranitidine amp/12 IV
jam jam
1 1
Ketorolac amp/8 IV Ketorolac amp/8 IV
jam jam
100 100
Metronidazole ml/8 IV Metronidazole ml/8 IV
jam jam
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
DS:
S: pasien mengatakan
skala nyeri 6 dari (1- Peradangan
10) skala nyeri
T: pasien mengatakan
nyeri dirasakan hilang Nyeri akut
timbul.
DO:
TD :120/80 mmHg
N: 106x/menit
RR : 20 x/menit
S: 36,70C
Terapi
farmakologi
yang di dapat :
Ketorolac 1
amp/ 8 jam
Paracetamol
infus 100
ml/8 jam
DS: - Appendicitys Resiko
infeksi
Operasi Laparatomi
DO:
N: 106x/menit
Resiko infeksi
RR : 20 x/menit
S: 36,70C
P: Pasien mengatakan
nyeri karena luka bekas Operasi Laparatomi
operasi
S: pasien mengatakan
skala nyeri 7 dari (1-10)
skala nyeri
Peradangan
T: pasien mengatakan
nyeri dirasakan hilang
timbul Nyeri akut
DO:
TD : 110/80 mmHg
N : 110x/menit
RR: 20x/menit
S :36,50C
Ketorolac 1
amp/ 8 jam
Paracetamol
infus 100
ml/8 jam
DS: - Appendicitys Resiko
Infeksi
S :36,50C
b. Rumusan Diagnosa
Klien1 Klien 2
P : Pasien mengatakan nyeri karena luka P: Pasien mengatakan nyeri karena luka
bekas operasi bekas operasi
S: pasien mengatakan skala nyeri 6 dari S: pasien mengatakan skala nyeri 7 dari
(1-10) skala nyeri (1-10) skala nyeri
Pasien tampak meringis, tanda- tanda vital Pasien tampak meringis, tanda- tanda vital
N: 106x/menit N : 110x/menit
S: 36,70C S :36,50C
Terapi farmakologi yang Terapi farmakologi yang didapat:
didapat: Ketorolac 1 amp/ 8 jam, Ketorolac 1 amp/ 8 jam, paracetamol
paracetamol infus 100 ml/8 jam infus 100 ml/8 jam
Resiko infeksi berhubungan dengan luka Resiko infeksi berhubungan dengan luka
infasit post pembedahan ditandai infasit post pembedahan ditandai dengan
dengan Tampak luka bekas operasi, bentuk luka
horizontal, panjang luka ± 10 cm, tampak
Tampak luka bekas operasi, bentuk luka terpasang drain yang terisidarah berwarna
horizontal, panjang luka ± 8 cm, tampak merah ± 30cc, diameter drain ±2 cm,luka
terpasang drain yang terisidarah berwarna tertutup kassa, tampak kemerahan
merah ± 50cc, diameter drain ±2 disekitar luka, tidak ada pembengkakan,
cm,tampak kemerahan, luka tertutup tidak ada pus, luka tampak bersih,
kassa, tidak ada pembengkakan, tidak ada Terdapat nyeri tekan, tanda- tanda vital
pus, luka tampak bersih
TD : 110/80 mmHg
Terdapat nyeri tekan, tanda- tanda vital
N : 110x/menit
TD :120/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 106x/menit
S :36,50C
RR : 20 x/menit
S: 36,70C
3. Intervensi Keperawatan
Kolaborasi:
4. Implemntasi Keperawatan
Hari/tgl Jam Dx Implementasi Respon hasil Hari/ Jam Dx Implementasi Respon hasil
tgl
Minggu 15.00 1,2 Memantau tanda- tanda TD: 110/80 mmhg Selasa 11.00 1,2 Memantau tanda- TD: 110/80 mmhg
vital tanda vital
3 juli N: 98x/menit 28 juni N: 110x/menit
2022 2022
RR: 21x/menit RR: 20x/menit
S: 36.6˚C S: 36.5˚C
15.30 1 Mengajarkan teknik Pasien tampak 11.20 1 Melakukan teknik Pasien kooperatif
nonfarmakologi mengerti dan nonfarmakologi dan tampak rileks
(gernggam jari) untuk mampu (Hand massage) saat diberikan
melakukan teknik tindakan Hand
mengurangi nyeri, untuk mengurangi
genggam massage
yang dilakukan jaridengan nyeri, dilakukan
selama± 30 menit (3 bantuan selama 10 menit
menit perjarinya).
16.20 2 Melakukan rawat Luka tampak 12.00 2 Melakukan rawat Luka tampak
lukadengan teknik bersih, dan tidak luka dengan teknik bersih, dan tidak
aseptic ada tanda- tanda aseptic ada tanda- tanda
infeksi, tampak infeksi, tampak
terpasang drain terpasang drain
yang terisi darah yang terisi darah
berwarna merah berwarna merah ±
± 50cc, diameter 30cc, diameter
drain ±2 cm, drain ±2 cm,
dihari pertama
pasien tidak
dilakukan rawat
luka
16.30 2 Menjelaskan pada Pasien dan 12.05 2 Menjelaskan pada Pasien dan
pasien dan keluarga keluarga tampak pasien dan keluarga keluarga tampak
tentang tanda dan paham tentang tentang tanda dan paham tentang
gejala infeksi. apa yang gejala infeksi. apa yang
dijelaskan oleh dijelaskan oleh
perawat perawat
16.35 2 Mengajarkan pasien Pasien dan 12.10 2 Mengajarkan pasien Pasien dan
dan keluarga kelurga tampak dan keluarga kelurga tampak
bagaimana memahami apa bagaimana memahami apa
menghindari infeksi. yang diajarkan menghindari infeksi. yang diajarkan
oleh perawat oleh perawat
16.40 2 Mengajarkan cara Pasien dan 12.15 2 Mengajarkan cara Pasien dan
mencuci tangan dengan keluarga mencuci tangan keluarga
benar memahami dan dengan benar memahami dan
mampu mampu
melakukan cuci melakukan cuci
tangan dengan tangan dengan
benar sesuai yang benar sesuai yang
diajarkan oleh diajarkan oleh
perawat perawat
16.45 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 13.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan
pemberian terapi obat ceftriaxone pemberian terapi obat ceftriaxone 1
obat ,jika perlu 1 mg pada pukul obat ,jika perlu mg pada pukul
20.00 Wita, 19.00 Wita,
Metronidazole Metronidazole
100 ml 20.00 100 ml pada
Wita pukul 13.00 Wita
Selasa 09.00 1,2 Memantau tanda- tanda TD: 120/80 mmhg Rabu 09.00 1,2 Memantau tanda- TD: 125/83 mmhg
vital tanda vital
5 juli N: 96x/menit 29 juni N: 97x/menit
2022 2022
RR: 20x/menit RR: 22x/menit
S: 36.4˚C S: 36.2˚C
09.30 1 Mengajarkan teknik Pasien tampak 09.20 1 Melakukan teknik Pasien kooperatif
nonfarmakologi mengerti dan nonfarmakologi dan tampak rileks
(gernggam jari) untuk mampu (Hand massage) saat diberikan
melakukan teknik tindakan Hand
mengurangi nyeri, untuk mengurangi
genggam jari massage
yang dilakukan selama tanpa bantuan nyeri, dilakukan
± 30 menit (3 menit selama 10 menit
perjarinya).
S: 36.5˚C S: 36.4˚C
10.30 1 Mengajarkan teknik Pasien tampak 10.30 1 Melakukan teknik Pasien kooperatif
nonfarmakologi mengerti dan nonfarmakologi dan tampak rileks
(gernggam jari) untuk mampu (Hand massage) saat diberikan
melakukan teknik tindakan Hand
mengurangi nyeri, untuk mengurangi
genggam jari massage
yang dilakukan selama tanpa bantuan nyeri, dilakukan
± 30 menit (3 menit selama 10 menit
perjarinya).
11.35 2 Mengajarkan cara Pasien dan 11.35 2 Mengajarkan cara Pasien dan
mencuci tangan dengan keluarga mencuci tangan keluarga
benar memahami dan dengan benar memahami dan
mampu mampu
melakukan cuci melakukan cuci
tangan dengan tangan dengan
benar sesuai yang benar sesuai yang
diajarkan oleh diajarkan oleh
perawat perawat
12.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 13.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan
pemberian terapi obat ceftriaxone pemberian terapi obat ceftriaxone 1
obat ,jika perlu 1 mg pada pukul obat ,jika perlu mgpada pukul
19.00 Wita, 19.00 Wita,
Metronidazole Metronidazole
100 ml pada 100 mlpada pukul
pukul 19.00 Wita 13.00 Wita
5. Evaluasi Keperawatan
O:
Pasien tampak tidak meringis
pasien tampak lebih rileks
skala nyeri 3
TD :120/80 mmHg
N:105x/menit
RR:22x/menit
S:36.5˚C
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
Resiko infeksi S: -
: Tidak ada tanda dan gejala infeksi seperti tumor, kalor, rubor, dolor, dan fungsio
8 Juli 2022 (12.05)
laesa Luka tampak bersih, tampak terpasang drain yang terisi darah berwarna merah ±
20cc, diameter drain ±2 cm.
Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala infeksi
Pasien dan keluarga mengetahui cara menghindari infeksi
TD :120/80 mmHg
N:105x/menit
RR:22x/menit
S:36.5˚C
O:
Pasien tampak tidak meringis
pasien tampak lebih rileks
skala nyeri 3
TD : 112/78 mmHg
N : 102x/menit
RR: 21x/menit
S :36,40C
: Tidak ada tanda dan gejala infeksi seperti tumor, kalor, rubor, dolor, dan fungsio
laesa.
Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala infeksi
Pasien dan keluarga mengetahui cara menghindari infeksi
TD : 112/78 mmHg
N : 102x/menit
RR: 21x/menit
S :36,40C
tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang
pada pasien Post op Apendisitis dengan masalah nyeri akut dari tanggal 1- 8
1. Pengkajian
15.00 WITA dan pasien kedua pada tanggal 2 Juli 2022 pada pukul 11.00
pasien, observasi, dan pemeriksaan fisik. Pasien dalam studi kasus ini
tahun dengan jenis kelamin perempuan, alamat karang tapen, dan beragama
isalam, pasien yang kedua atas nama Ny.D berusia 40 tahun dengan jenis
operasi, nyeri seperti di tusuk- tusuk, nyeri dirasakan di perut, skala nyeri 6
dari (1-10) skala nyeri, nyeri dirasakan hilang timbul. Tampak luka bekas
operasi dibagian perut dan tertutup kassa, bentuk luka horizontal, panjang
ada pembengkakan, tidak ada pus, luka tampak bersih Terdapat nyeri
pasien mengatakan nyeri karena luka bekas operasi, nyeri seperti di tusuk-
tusuk, nyeri dirasakan di perut, skala nyeri 7 dari (1-10) skala nyeri, nyeri
dirasakan hilang timbul. Tampak luka bekas operasi dibagian perut dan
30cc, diameter drain ±2 cm, tidak ada pembengkakan, tidak ada pus, luka
keluhan utama yang sama yaitu adanya nyeri pada bagian abdomen, nyeri
yang dirasakan hilang timbul. Akan tetapi keluhan tingkat nyeri pada
post op laparatomi akan mendapatkan hasil adanya nyeri pada luka operasi,
area luka nampak kemerahan, pasien tampak meringgis, skala nyeri
kesamaan gejala yaitu nyeri pada luka operasi, area luka nampak
2. Diagnosa Keperawatan
2002).
Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. J dan Ny. D dalam karya
tulis ini yaitu nyeri akut dan resiko infeksi.Hal tersebut ditandai dengan
data subyektif pasien yang mengatakan nyeri karena luka operasi, nyeri
seperti ditusuk- tusuk, nyeri dibagian perut, nyeri dirasakan hilang timbul.
nyeri akut dan resiko tinggi terjadinya infeksi, gangguan mobilitas fisik,
3. Intervensi Keperawatan
nyeri akut maupun resiko infeksi pada karya tulis ini berfokus pada
terbimbing dilakukan pada Ny. D dan tindakan Genggam jari pada Ny.J,
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan hand massage adalah 0,80 dengan
standar deviasi 0,632. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji paired T
artinya ada perbedaan skala nyeri yang signifikan antara sebelum dilakukan
hand massage dengan sesudah dilakukan hand massage. Hal ini berarti
menunjukkan mean = 6.64 dan pada post test menunjukkan mean = 4.88.
Sedangkan beda mean pre test dan post test adalah 1.76 dengan t-hitung
9.670 dan p-value 0.000. Oleh karena t hitung > t tabel (9.670 > 1.75) dan
p-value (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan antara pre
Muhammadiyah Gombong.
yang sesuai terutama pada pasien dengan masalah nyeri akut. Hal ini
dikarenakan teknik Imajinasi terbimbing dan Genggam jari ini mudah
akut.
4. Implementasi Keperawatan
dan satu kali sehari pada pemberian Genggam jari selama tiga hari berturut
nyeri pada Ny.j yaitu berada di skala 6 dan Ny.D berada di skala 7.
Genggam jari.
Guided imagery merupakan teknik yang menggunakan imajinasi
Teknik ini dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta
kepada klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada nafas
(Rahmayati, 2010)
imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk
menghangatkan titik keluar dan masuknya energy pada jari tangan. Titik-
titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara refleks pada
otak dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ
Pada hari kedua didapatkan skala nyeri kedua pasien turun menjadi
sedangkan pada Ny. J yang diberikan tindakan Genggam jari turun dari
Pada hari ke tiga skala nyeri Ny. J yang diberikan tindakan Genggam
jari turun dari skala 6 ke skala 4, begitu juga pada Ny. D yang diberikan
signifikan terjadi pada Ny. D yang diberikan tindakan Hand massage yaitu
5. Evaluasi Keperawatan
yaitu mengalami penurunan skala nyeri pada Ny. D setelah diberikan Hand
massage selama tiga hari yakni dengan skala nyeri di angka 3, terjadi
tindakan Genggam jari selama tiga hari skala nyeri pada Ny.J di angka 3,
dan Saputri (2020) yang menjelaskan bahwa terapi hand massage mampu
nyeri, Hand massage merupakan salah satu terapi massage yang bdapat
digunakan pada pasien dengan nyeri post bedah laparatomi (Wiwin Silpia
dkk,2021). Dan pemberian terapi genggam jari juga sesuai dengan hasil
ada perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan tindakan berupa
nyeri.Sehingga masalah nyeri akut yang dialami kedua pasien dapat teratasi
sebagian, dan untuk masalah resiko infeksi sudah teratasi atau resiko infeki
tidak terjadi.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan studi kasus diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil
1. Berdasarkan pengkajian didapatkan kesamaan gejala pada kedua klien yaitu nyeri
karena luka operasi, nyeri seperti di tusuk- tusuk, nyeri pada perut, nyeri dirasakan
hilang timbul, tampak luka bekas operasi, tampak kemerahan, pasien tampak meringis
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua pasien yaitu nyeri akut dan resiko
infeksi. Diagnosa ini diambil berdasarkan kepada tanda gejala yang muncul pada
kedua pasien
3. Pemberian tindakan Imajinasi terbimbing dan Genggam Jari dapat digunakan dalam
perencanaan keperawatan pada pasien post op laparatomi dengan masalah nyeri akut
4. Tindakan Imajinasi terbimbing dan Genggam Jari dilaksanakan selama tiga hari
berturut- turut
5. Setelah evaluasi didapatkan hasil bahwa masalah keperawatan nyeri akut dapat teratasi
sebagian dan resiko infeksi sudah teratasi (resiko infeksi tidak terjadi)
6. Setelah dilakukan pemberian tindakan Hand Massage dan Genggam Jari, didapatkan
bahwa keduanya sama- sama efektif untuk menurunkan skala nyeri pada pasien post
op laparatomi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut.
1. Perawat
Genggam Jari pada pasien post op laparatomi untuk mengatasi masalah nyeri akut
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan
bidang keperawatan dalam masalah nyeri akut pada pasien post op laparatomi.
3. Pasien