Anda di halaman 1dari 48

BAB IV

HASIL STUDI KASUS

A. Gambaran lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Kota Mataram merupakan salah

satu rumah sakit tipe B milik pemerintah Kota Mataram yang resmi berdiri

pada tanggal 31 agustus 2009 dan mulai beroperasi tanggal 3 maret 2010

sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan yang terletak di Kecamatan

Mataram.

Rumah sakit Umum Daerah Kota Mataram berdiri dilahan seluas

20.473 m² dengan luas bangunan 7.063 m². Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Mataram terletak di jalan raya Bungkarno No.3 Pagutan, dengan batas

wilayah sebelah utara dan selatan berbatasan dengan komplek pertokoan Bung

Karno, sebelah barat berbatasan dengan jalan raya Bung Karno Pagutan, dan

sebelah timur berbatasan dengan Perumahan Gebang Mataram. Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Mataram memiliki Motto, Visi, Misi, dan Tujuan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Mataram:

1. Motto

Melayani dengan SMILE yaitu Senyum, Mutu, Inovatif, Lengkap dan

Efisien.

2. Visi

Rumah Sakit pilihan masyarakat dalam bidang pelayanan Kesehatan,

Pendidikan, dan Penelitian yang berstandar Internasional.


3. Misi

a. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang komprehensif, berkualitas, dan

professional.

b. Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang berkelanjutan

dan berkualitas.

c. Meningkatkan kompetensi SDM yang berdaya saing.

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/karyawati.

e. Meningkatkan sarana prasarana sesuai standard Rumah Sakit

pendidikan dan kemajuan IPTEKDOK.

4. Tujuan

a. Menjadi rumah sakit rujukan utama wilayah NTB yang berstandar

internasional.

b. Menciptakan kepuasan bagi semua pasien dan karyawan Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Mataram.

c. Menjadi pusat pendidikan yang menciptakan tenaga-tenaga kesehatan

yang berkualitas dan berdaya saing.

d. Menjadi pusat penelitian untuk penemuan-penemuan baru bidang

kesehatan yang berguna bagi seluruh masyarakat.

e. Menigkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, beretika, dan

professional.
B. Hasil Studi Kasus

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas Klien

Tabel 1 : Identitas klien


Identitas Klien Klien 1 Klien 2

Nama Ny. J Ny. D

Umur 36 Tahun 40 Tahun

Jenis Kelamain Perempuan Perempuan

Agama Islam Islam

Alamat Karang tapen Pagesangan

Pendidikan SD SMA

Pekerjaan IRT IRT

Status Belum menikah Kawin


Perkawinan

Dx Medis
Post Op Appendisitis Post Op Appendisitis
Tanggal Operasi
1 Juli 2022 1 Juli 2022
Tanggal
Pengkajian 2 Juli 2022 (15.00) 2 Juli 2022 (11.00)

b. Riwayat Penyakit

Tabel 2 : Riwayat penyakit


Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2

Keluhan utama Pasien mengatakan Pasien mengatakan


nyeri nyeri

Keluhan saat dikaji Pasien mengatakan Pasien mengatakan nyeri


nyeri karena luka bekas karena luka bekas
operasi, pasien operasi, pasien
mengatakan nyeri mengatakan nyeri seperti
seperti di tusuk- tusuk, di tusuk- tusuk, pasien
pasien mengatakan mengatakan nyeri di
nyeri di perut, pasien perut, pasien
mengatakan skala nyeri mengatakan skala nyeri 7
6 dari (1-10) skala nyeri, dari (1-10) skala nyeri,
pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri
nyeri dirasakan hilang dirasakan hilang timbul.
timbul. Tampak luka Tampak luka bekas
bekas operasi dibagian operasi dibagian perut
perut dan tertutup dan tertutup kassa,
kassa,tampak terpasang tampak terpasang drain
drain di area luka, terisi di area lukaterisi darah
darah berwarna merah ± berwarna merah ± 30 cc,
50 cc,diameter drain ±2 diameter drain ±2
cm,Pasien tampak cm,Pasien tampak
meringis. meringis.

Riwayat Penyakit Pasien mengatakan Pasien mengatakan


Sekarang nyeri perut sudah 7 hari mengalami nyeri perut
akan tetapi tidak pernah sudah 1 bulan akan
memeriksakan ke tetapi tidak pernah
pelayanan kesehatan, memeriksakan ke
pasien hanya membeli pelayanan kesehatan,
obat nyeri di apotek, pada tanggal 27 Juni
namun tidak ada 2022 pasien merasakan
perubahan kemudian nyeri yang cukup hebat
pada tanggal 23 Juni hingga tak tertahankan
2022 pasien dibawa ke kemudian pasien di
puskesmas oleh bawa ke IGD RSUD Prov
saudaranya, setelah NTB. Setelah dilakukan
menjalani pemeriksaan pemeriksaan pasien di
pasien di rujuk ke IGD diagnosa mengidap
RSUD Prov NTB untuk penyakit usus buntu dan
diberikan pemeriksaan di instruksikan untuk
dan penanganan lebih dilakukan rawat inap di
lanjut. Setelah dilakukan ruang Gili Gede.
pemeriksaan dan
observasi di IGD pasien
di instruksikan untuk
dilakukan rawat inap di
ruang Gili Gede dan di
rencanakan untuk
dilakukan tindakan
operasi karena di
diagnose appendik akut.

Riwayat Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak


penyakit dahulu tidak memiliki riwayat memiliki riwayat penyakit
penyakit sebelumnya sebelumnya

Riwayat penyakit Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak


keluarga tidak memiliki riwayat memiliki riwayat penyakit
penyakit keluarga atau keluarga atau keturunan
keturunan

c. Pola Kesehatan

Tabel 3 : Pola kesehatan


N Pola Klien 1 Klien 2
o

1 Nutrisi Sebelum sakit: Sebelum sakit:

Pasien mengatakan makan Pasien mengatakan


2-3x sehari nasi dan sayur makan 2-3x sehari nasi
serta lauk. Minum 7-8 dan sayur serta lauk.
gelas/hari Minum 7-9 gelas/hari

Saat sakit: Saat sakit:

Pasien mengatakan makan Pasien mengatakan


makanan yang di sediakan makan makanan yang di
dari rumah sakit yang sudah sediakan dari rumah sakit
terjadwal yang sudah terjadwal

2 Istirahat Sebelum sakit: Sebelum sakit:


dan tidur
Pasien mengatakan tidur Psien mengatakan tidur
malam 7-8 jam sehari, tidur malam kurang lebih 7
siang tidak menentu jam sehari, tidur siang 1-2
jam/hari
Saat sakit:
Saat sakit:
Pasien mengatakan tidur
malam kurang lebih 6-7 jam Pasien mengatakan tidur
sehari, tidur siang tidak malam 6 jam sehari, tidur
menentu siang tidak menentu

3 Eliminasi Sebelum sakit: Sebelum sakit:

Pasien mengatakan BAB Pasien mengatakan BAB


1x/hari BAK 3-4x/hari 1x/hari BAK 3-4x/hari

Saat sakit: Saat sakit:

Pasien mengatakan belum Pasien mengatakan


BAB setelah keluar dari belum BAB setelah keluar
ruang operasi, pasien dari ruang operasi, pasien
terpasang kateterdengan terpasang kateter dengan
urine tampung 200 CC urine tampung 150 CC

4 Personal Sebelum sakit: Sebelum sakit:


Hygine
Pasien mengatakan mandi 1- Pasien mengatakan
2x/hari, sikat gigi 2x/hari mandi 1-2x/hari, sikat gigi
2x/hari
Saat sakit:
Saat sakit:
Pasien mengatakan belum
boleh mandi karena baru Pasien mengatakan
selesai menjalani operasi belum boleh mandi
karena baru selesai
menjalani operasi

5 Aktivitas Sebelum sakit: Sebelum sakit:

Pasien mengatakan sehari- Pasien mengatakan


hari hanya berdiam di rumah sehari- hari hanya
membantu ibu dan saudara melakukan pekerjaan
mengerjakan pekerjaan rumah tangga
rumah
Saat sakit:
Saat sakit:
Pasien mengatakan hanya Pasien mengatakan hanya
berbaring di tempat tidur berbaring di tempat tidur
akan tetapi bisa makan dan akan tetapi bisa makan
minum sendiri dan minum sendiri

6 Hubungan Sebelum sakit: Sebelum sakit:


dan peran
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
biasanya berkumpul dengan biasanya berkumpul
keluarganya, dalam hidup dengan keluarganya,
bertetangga ia juga dalam hidup bertetangga
membina baik hubungan ia juga membina baik
antar sesama tetangga hubungan antar sesama
tetangga
Saat sakit:
Saat sakit:
Pasien mengatakan tidak
bisa berkumpul dan bertemu Pasien mengatakan tidak
dengan tetangganya karena bisa berkumpul dan
dalam keeadaan sakit bertemu dengan
tetangganya karena
dalam keeadaan sakit

7 Sensori dan Sebelum sakit: Sebelum sakit:


kognitif
Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak
memiliki masalah pada memiliki masalah pada
panca indranya panca indranya

Saat sakit: Saat sakit:

Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak


memiliki masalah pada memiliki masalah pada
panca indranya panca indranya

8 Persepsi dan Sebelum sakit: Sebelum sakit:


konsep diri
Pasien mengatakan merasa Pasien mengatakan
percaya diri dalam merasa percaya diri
melakukan segala dalam melakukan segala
aktivitasnya aktivitasnya
Saat sakit: Saat sakit:

Pasien mengatakan merasa Pasien mengatakan


percaya diri dalam merasa percaya diri
melakukan segala dalam melakukan segala
aktivitasnya aktivitasnya

9 Seksual dan Sebelum sakit: Sebelum sakit:


reproduksi
Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan
mengalami gangguan pada tidak mengalami
organ reproduksinya gangguan pada organ
reproduksinya
Saat sakit:
Saat sakit:
Pasien mengatakan tidak
mengalami gangguan pada Pasien mengatakan
organ reproduksinya tidak mengalami
gangguan pada organ
reproduksinya

10 Mekanisme Sebelum sakit: Sebelum sakit:


stress dan
koping Pasien mengatakan jika Pasien mengatakan jika
memiliki suatu masalah ia memiliki suatu masalah ia
selalu berdiskusi dan selalu berdiskusi dan
meminta bantuan keluarga meminta bantuan
untuk memberikan saran keluarga
penyelesaian masalah untukmemberikan saran
penyelesaian masalah
Saat sakit:
Saat sakit:
Pasien mengatakan bahwa
ia dan keluarga telah ikhlas Pasien mengatakan
dengan keadaan klien saat bahwa ia dan keluarga
ini dan menyerahkan segala telah ikhlas dengan
yang terbaikkepada Allah keadaan klien saat ini dan
swt menyerahkan segala yang
terbaik kepada Allah swt

11 Tata nilai dan Sebelum sakit: Sebelum sakit:


kepercayaan
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
beribadah setiap hari beribadah setiap hari
menjalankan ibadah sholat menjalankan ibadah
5 waktu dan selalu berdo’a sholat 5waktu dan selalu
kepada Allah swt berdo’a kepada Allah swt

Saat sakit:

Pasien mengatakan tetap Saat sakit:


berdoa untuk
Pasien mengatakan tetap
kesembuhannya
berdoa untuk
kesembuhannya

d. Pemeriksaan Fisik

Tabel 4 : Pemeriksaan fisik


Observasi Klien 1 Klien 2

Keadaan Umum Sedang Sedang

Kesadaran Compos mentis Compos mentis

GCS E4 V5 M6 E 4 V 5 M6

Tanda-vital
120/80 mmHg 110/80 mmHg
Tekanan Darah
36,70C 36,50C
Suhu
106x/menit 110x/menit
Nadi
20 x/menit 20x/menit
RR

e. Pemeriksaan Head To Toe

Tabel 5 : Pemeriksaan head to toe


Kepala Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk kepala normal, Bentuk kepala normal,


penyebaran rambut rambut tebal, tidak ada
merata, tidak ada benjolan dan lesi
benjolan dan lesi

Palpasi :
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri
Tidak terdapat nyeri tekan
tekan

Mata Inspeksi : Inspeksi :

Simetris kanan kiri, alis Simetris kanan kiri, sclera


tebal, sclera normal, normal, konjungtiva
konjungtiva anemis, sklera anemis, sklera tidak ikterik,
tidak ikterik, reflek pupil reflek pupil (+), reflek
(+), reflek berkedip (+). berkedip (+).

Palpasi : Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan. Tidak terdapat nyeri tekan.

Hidung Inspeksi : Inspeksi :

Simetris, secret tidak ada, Simetris, secret tidak ada,


tidak ada pernafasan cuping tidak ada pernafasan cuping
hidung. hidung.

Palpasi : Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan. Tidak terdapat nyeri tekan.

Mulut Inpeksi : Inspeksi :

dan tenggorokan Lembab, lidah bersih, tidak Lembab, lidah bersih, tidak
terdapat pembesaran tonsil. terdapat pembesaran tonsil.

Palpasi : Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan. Tidak terdapat nyeri tekan.

Telinga Inspeksi : Inspeksi :

Tidak terdapat lesi, simetris Tidak terdapat lesi, simetris


kanan kiri, tampak bersih, kanan kiri, tampak bersih,
tidak ada benjolan tidak ada benjolan

Palpasi : Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan. Tidak terdapat nyeri tekan.

Leher Inspeksi : Inspeksi :

Tidak ada benjolan, tidak Tidak ada benjolan, tidak


ada lesi, tampak bersih. ada lesi, tampak bersih.

Palpasi : Palpasi :

Tidak terdapat Tidak terdapat


pembesaran vena pembesaran vena
jugularis,tidak terdapat jugularis,tidak terdapat
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid tyroid

Dada Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk pengembangan Bentuk pengembangan


dada simestris, tidak ada dada simestris, tidak ada
tarikan dinding dada tarikan dinding dada

Palpasi : Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan Tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : Perkusi :

Terdengar suara sonor Terdengar suara sonor

Auskultasi : Auskultasi :

Vesikuler bunyi paru Vesikuler bunyi paru

Bunyi jantung lub dub Bunyi jantung lub dub

Abdomen Inspeksi : Inspeksi :

Tampak luka bekas operasi, Tampak luka bekas operasi,


bentuk luka horizontal, bentuk luka horizontal,
panjang luka ± 8 cm, panjang luka ± 10 cm, luka
tampak kemerahan, luka tertutup kassa, tampak
tertutup kassa, tampak terpasang drain terisi darah
terpasang drain terisi darah berwarna merah ± 30 cc,
berwarna merah ± 50 cc, diameter drain ±2 cm,
diameter drain ±2 cm, tampak kemerahan
tampak kemerahan, tidak disekitar luka, tidak ada
ada pembengkakan, tidak pembengkakan, tidak ada
ada pus, luka tampak bersih pus, luka tampak bersih

Palpasi :

Terdapat nyeri tekan Palpasi :

Perkusi : - Terdapat nyeri tekan

Auskultasi : - Perkusi : -

Auskultasi : -

Ekstermitas Inspeksi : Inspeksi :

Atas Tampak bersih, tidak Tampak bersih, tidak


terdapat lesi, tidak terdapat terdapat lesi, tidak terdapat
fraktur, fraktur,

Tidak terdapat edema Tidak terdapat edema


kekuatan otot 5, terpasang kekuatan otot 5, terpasang
infus RL 20 Tpm di tangan infus RL 20 Tpm di tangan
kanan. kanan.

Palpasi : Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan. Tidak terdapat nyeri tekan.

Ekstermitas Inspeksi : Inspeksi :

Bawah Tampak bersih, tidak Tampak bersih, tidak


terdapat lesi, tidak terdapat terdapat lesi, tidak terdapat
fraktur, fraktur,

Tidak terdapat edema Tidak terdapat edema


kekuatan otot 5. kekuatan otot 5.

Palpasi : Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan Tidak terdapat nyeri tekan

Genetalia Inspeksi : Inspeksi :

Bersih, tidak terdapat lesi, Bersih, tidak terdapat lesi,


tidak terdapat edema tidak terdapat edema

Integument Inspeksi : Inspeksi :

Bersih, warna kulit merata, Bersih, warna kulit merata,


tidak terdapat kelainan tidak terdapat kelainan

suhu: 36,70C suhu: 36,50C

Palpasi : Palpasi :

CRT <2 detik, akral dingin CRT <2 detik, akral dingin

f. Pemeriksaan Penunjang

Tabel 6 : Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2 Nilai Normal

HEMATOLOGI

HematologiLengkap
10.8 g/dL 12.6 g/dL 12.3-15.3
Haemoglobine
4.27 10^6/uL 4.56 10^6/uL 4.10-5.90
JumlahEritrosit
34.6 % 40.8 % 35.0-47.0
Hematokrit
350 10^3/uL 196 10^3/uL 150-450
JumlahTrombosit

MCV, MCH, MCHC


81.0 fL 80.0-96.0
MCV
25.2 pg 26.0-32
MCH
92.9 fL
31.1 g/dL 32.0-36.0
MCHC
28.0 pg
13.2 % 11.0-16.0
RDW-CV
29.5 g/dL
0.0-2.0
JumlahLeokosit
0.2 % 13.0 %

HitungJenis 0.2 %
1.0-3.0
Basofil %
Eosinofil % 0.9 % 50.0-70.0

Neutrofil % 85.2 % 18.0-42.0


0.7 %
Limfosit % 7.9 % 2.0-11.0
88.4 %
Monosit % 0.00-0.10
7.0 %
Basofil # 5.8 % 0.00-0.40

Eosinofil # 2.3-6.1
3.7 %
0.07 10^6/uL
0.80-4.80
0.45-1.30
Neutrofil #
0.02 10^6/uL
0.25 10^6/uL <3.13
Limfosit #
7.6 10^6/uL
Monosit #
0.07 10^6/uL
2.12 10^6/uL
RATIO N/L
8.1 10^6/uL
0.38 10^6/uL
KOAGULASI
0.64 10^6/uL
PT 0.33 10^6/uL
10.85 9.9- 11.6
Pasien (PT)

12.66

10.7 detik
11.1 detik

PCR

RT-PCR SARS-CoV-2

Spesimen
Swab Nasofaring/ Swab
Orofaring Nasofaring/
Orofaring
Hasil Negatif
Negatif Negatif
g. Terapi Obat

Table 7 : Terapi Obat


Pasien 1 Pasien 2

Jalur Jalur
Nama Obat Dosis Nama Obat Dosis
Pemberian Pemberian

NaCl 0.9% NaCl 0.9%


20 tpm IV 20 tpm IV

1gr/12 1gr/12
Ceftriaxone IV Ceftriaxone IV
jam jam

100 100
Paracetamol ml/8 IV Paracetamol ml/8 IV
jam jam

2 ml 2 ml
Ondansentron IV Ondansentron IV
K/P K/P

1 1
Ranitidine amp/12 IV Ranitidine amp/12 IV
jam jam

1 1
Ketorolac amp/8 IV Ketorolac amp/8 IV
jam jam

100 100
Metronidazole ml/8 IV Metronidazole ml/8 IV
jam jam

2. Diagnosa Keperawatan

a. Analisa Data

Tabel 8 : Analisa data


Data Etiologi Masalah

Klien 1 Appendicitys Nyeri Akut

DS:

P : Pasien mengatakan Operasi Laparatomi


nyeri karena luka
bekas operasi

Q : pasien mengatakan Insisi jaringan


nyeri seperti di tusuk-
tusuk
Terputusnya inkontinuitas
R: pasien mengatakan jaringan
nyeri di perut

S: pasien mengatakan
skala nyeri 6 dari (1- Peradangan
10) skala nyeri

T: pasien mengatakan
nyeri dirasakan hilang Nyeri akut
timbul.

DO:

Pasien tampak meringis

TD :120/80 mmHg

N: 106x/menit

RR : 20 x/menit

S: 36,70C

Terapi
farmakologi
yang di dapat :

 Ketorolac 1
amp/ 8 jam
 Paracetamol
infus 100
ml/8 jam
DS: - Appendicitys Resiko
infeksi

Operasi Laparatomi

DO:

Tampak luka bekas Insisi jaringan


operasi, bentuk luka
horizontal, panjang luka
± 8 cm,tampak terpasang Terputusnya inkontinuitas
drain yang terisi darah jaringan
berwarna merah± 50cc,
tampak kemerahan, luka
tertutup kassa, tidak ada
Peradangan
pembengkakan, tidak ada
pus, luka tampak bersih

Terdapat nyeri tekan Luka infasif post


pembedahan
TD :120/80 mmHg

N: 106x/menit
Resiko infeksi
RR : 20 x/menit

S: 36,70C

 Klien 2 Appendicitys Nyeri Akut


DS:

P: Pasien mengatakan
nyeri karena luka bekas Operasi Laparatomi
operasi

Q: pasien mengatakan Insisi jaringan


nyeri seperti di tusuk-
tusuk

R: pasien mengatakan Terputusnya inkontinuitas


nyeri di perut jaringan

S: pasien mengatakan
skala nyeri 7 dari (1-10)
skala nyeri
Peradangan
T: pasien mengatakan
nyeri dirasakan hilang
timbul Nyeri akut
DO:

Pasien tampak meringis.

TD : 110/80 mmHg

N : 110x/menit

RR: 20x/menit

S :36,50C

 Ketorolac 1
amp/ 8 jam
 Paracetamol
infus 100
ml/8 jam
DS: - Appendicitys Resiko
Infeksi

DO: Operasi Laparatomi

Tampak luka bekas


operasi, bentuk luka
Insisi jaringan
horizontal, panjang luka
± 10 cm, tampak
terpasang drain yang
terisidarah berwarna Terputusnya inkontinuitas
merah± 30cc, luka jaringan
tertutup kassa, tampak
kemerahan disekitar luka,
tidak ada pembengkakan, Peradangan
tidak ada pus, luka
tampak bersih, Terdapat
nyeri tekan
Luka infasif post
TD : 110/80 mmHg pembedahan
N : 110x/menit

RR: 20x/menit Resiko infeksi

S :36,50C

b. Rumusan Diagnosa

Tabel 9 : Rumusan diagnosa


Daftar Diagnosa

Klien1 Klien 2

Nyeri akut berhubngan dengan Nyeri akut berhubngan dengan


peradangan ditandai dengan peradangan ditandai dengan

P : Pasien mengatakan nyeri karena luka P: Pasien mengatakan nyeri karena luka
bekas operasi bekas operasi

Q : pasien mengatakan nyeri seperti di Q: pasien mengatakan nyeri seperti di


tusuk- tusuk tusuk- tusuk

R: pasien mengatakan nyeri di perut R: pasien mengatakan nyeri di perut

S: pasien mengatakan skala nyeri 6 dari S: pasien mengatakan skala nyeri 7 dari
(1-10) skala nyeri (1-10) skala nyeri

T: pasien mengatakan nyeri dirasakan T: pasien mengatakan nyeri dirasakan


hilang timbul. hilang timbul

Pasien tampak meringis, tanda- tanda vital Pasien tampak meringis, tanda- tanda vital

TD :120/80 mmHg TD : 110/80 mmHg

N: 106x/menit N : 110x/menit

RR : 20 x/menit RR: 20x/menit

S: 36,70C S :36,50C
Terapi farmakologi yang Terapi farmakologi yang didapat:
didapat: Ketorolac 1 amp/ 8 jam, Ketorolac 1 amp/ 8 jam, paracetamol
paracetamol infus 100 ml/8 jam infus 100 ml/8 jam

Resiko infeksi berhubungan dengan luka Resiko infeksi berhubungan dengan luka
infasit post pembedahan ditandai infasit post pembedahan ditandai dengan
dengan Tampak luka bekas operasi, bentuk luka
horizontal, panjang luka ± 10 cm, tampak
Tampak luka bekas operasi, bentuk luka terpasang drain yang terisidarah berwarna
horizontal, panjang luka ± 8 cm, tampak merah ± 30cc, diameter drain ±2 cm,luka
terpasang drain yang terisidarah berwarna tertutup kassa, tampak kemerahan
merah ± 50cc, diameter drain ±2 disekitar luka, tidak ada pembengkakan,
cm,tampak kemerahan, luka tertutup tidak ada pus, luka tampak bersih,
kassa, tidak ada pembengkakan, tidak ada Terdapat nyeri tekan, tanda- tanda vital
pus, luka tampak bersih
TD : 110/80 mmHg
Terdapat nyeri tekan, tanda- tanda vital
N : 110x/menit
TD :120/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 106x/menit
S :36,50C
RR : 20 x/menit

S: 36,70C
3. Intervensi Keperawatan

Tabel 10 : Intervensi keperawatan


No Diagnosa keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajmen nyeri


selama 3x 24 jam, diharapkan nyeri
Definsi : pengalaman sensorik atau pasien berkurag atau terkontrol, dengan Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
emosional yang berkaitan dengan Kriteria Hasil: pengalaman sensorik atau emosional yang
kerusakan jaringan actual atau fungsional, berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
dengan onset mendadak atau lambat dan 1. Keluhan nyeri menurun fungsional dengan onset mendadak atau
berintensitas ringan hingga berat yang lambat dan berintensitas ringan hingga berat
2. Mengiris menurun
berlangsung kurang dari 3 bulan. dan konstan.
3. Sikap protektif menurun
Penyebab : Tindakan :
4. Kesulitan tidur menurun
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Observasi:
Inflamasi, iskemia,, neoplasma) 5. Menarik diri menurun
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
2. Agen pencedera kimiawi (mis. 6. Perasaaan takut mengalami durasi,frekuensi, intensitas nyeri
Terbakar, bahan kimia iritan) cedera terulang menurun
2. Identifikasi skala nyeri
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, 7. Anoreksia menurun 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, 4. Identifikasi factor yang memperberat
mengangkat berat, prosedur operasi, dan memperingan nyeri
trauma, Latihan fisik berlebihan)
5. Identifikasi pengetahuan dan
Gejala dan Tanda Mayor keyakinan tentang nyeri

6. identifikasi pengaruh budaya


Subjektif : terhadap respon nyeri
7. identifikasi pengaruh nyeri pada
- Mengeluh nyeri kualitas hidup
Objektif : 8. monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Tampak meringis 9. monitor efek samping penggunaan
- Bersikap protektif (mis. analgetic
Waspada, posisi menghindari Terapeutik:
nyeri)
- Gelisah 1. berikan Teknik nonfarmakologis
- Frekuensi naadi meningkat untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
- Sulit tidur TENS, hypnosis, akupresur, terapi
Gejala dan Tanda Minor music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi
Subjektif : terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- 2. kontrol lingkungan yang
Objektif : memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Tekanan darah meningkat 3. fasilitasi istirahat dan tidur
- Pola nafas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu 4. pertimbangan jenis dan sumber nyeri
- Menarik diri dalam pemilihan strategi meredakan
- Berfokus pada diri sendiri nyeri
- daforesis Edukasi :

1. jelaskan penyebab, priode dan


pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan nyeri
3. anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. anjurkan menggunakan analgetic
secara tepat
5. ajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi:

1. kolaborasi pemberian analgetic, Jika


perlu

2. Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :


selama 3x 24 jam, diharapkan resiko
Definisi: beresiko mengalami infeksi tidak terjadi, dengan kriteria hasil 1. Pemantauan tanda vital.
peningkatan terserang organisme 2. Kaji tanda – tanda infeksi : tumor, kalor,
:
patogenik. rubor, dolor, fungsio laesa.
3. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
1. Mengenali tanda dan gejala yang
dan local.
mengindikasikan resiko dalam
penyebaran infeksi.
Penyebab: 2. Mengetahui cara mengurangi
Terapeutik :
penularan infeksi
1. penyakit kronis (mis, diabetes 3. Mengetahui aktivitas yang dapat
mellitus) 1. Cuci tangan sebelumdan sesudah setiap
meningkatkan infeksi.
2. efek prosedur invasive melakukan Tindakan perawatan pasien.
3. malnutrisi 2. Batasi jumlah pengunjung
4. peningkatan paparan organisme 3. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
pathogen lingkungan beresiko tinggi
5. ketidakadekuatan pertahanan 4. Rawat luka (inspeksi kondisi luka)
tubuh primer
1) Gangguan peristaltic
2) Kerusakan integritas kulit Edukasi :
3) Perubahan sekresi ph
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga
4) Penurunan kerja siliaris tentang tanda dan gejala infeksi.
5) Ketuban pecah lama 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
6) Ketuban pecah sebelum benar
waktunya 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
7) Merokok 4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
8) Statis cairan tubuh
6. ketidakadekuatan pertahanan
tubuh sekunder Kolaborasi :
1) Penurunan haemoglobin
2) Imunosupresi 1. Kolaborasi pemberian terapi obat, jika
3) Leukopenia perlu
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi tidak adekuat

4. Implemntasi Keperawatan

Tabel 11 : Implementasi keperawatan


Klien 1 Klien 2

Hari/tgl Jam Dx Implementasi Respon hasil Hari/ Jam Dx Implementasi Respon hasil
tgl

Minggu 15.00 1,2 Memantau tanda- tanda TD: 110/80 mmhg Selasa 11.00 1,2 Memantau tanda- TD: 110/80 mmhg
vital tanda vital
3 juli N: 98x/menit 28 juni N: 110x/menit
2022 2022
RR: 21x/menit RR: 20x/menit

S: 36.6˚C S: 36.5˚C

15.05 1 Mengidentifikasi P:nyeri karena 11.05 1 Mengidentifikasi P:nyeri karena


lokasi,karakteristik, operasi lokasi,karakteristik, operasi
durasi,frekuensi, Q: nyeri sepeti durasi,frekuensi, Q: nyeri sepeti
intensitas, skala nyeri ditusuk- tusuk intensitas, skala ditusuk- tusuk
R: nyeri di perut R: nyeri di perut
nyeri
S: skala nyeri 6 S: skala nyeri 7
T: nyeri hilang T: nyeri hilang
timbul timbul

15.10 1 Mengidentifikasi Pasien tampak 11.10 1 Mengidentifikasi Paien tampak


respons nyeri non meringis respons nyeri non meringis
verbal verbal

15.20 1 Mengkontrol Lingkungan 11.15 1 Mengkontrol Lingkungan


lingkungan yang disekitar pasien lingkungan yang disekitar pasien
memperberat rasa nyeri tampak bersih memperberat rasa tampak bersih
dan nyaman dan nyaman
(mis. Suhu ruangan, nyeri (mis. Suhu
pencahayaan, ruangan,
kebisingan) pencahayaan,
kebisingan)

15.30 1 Mengajarkan teknik Pasien tampak 11.20 1 Melakukan teknik Pasien kooperatif
nonfarmakologi mengerti dan nonfarmakologi dan tampak rileks
(gernggam jari) untuk mampu (Hand massage) saat diberikan
melakukan teknik tindakan Hand
mengurangi nyeri, untuk mengurangi
genggam massage
yang dilakukan jaridengan nyeri, dilakukan
selama± 30 menit (3 bantuan selama 10 menit
menit perjarinya).

16.00 1 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 11.40 1 Mengkolaborasikan Pasien diberikan


pemberian analgetic terapi Ketorolac pemberian analgetic terapi Ketorolac 1
1 amp pada pukul amp pada pukul
20.00 Wita, 13.00 Wita,
paracetamol infus paracetamol infus
100 ml pada 100 ml pada
pukul 20.00 Wita pukul 13.00 Wita
Senin 16.05 2 Mengkaji tanda – tanda Tidak tampak Selasa 11.45 2 Mengkaji tanda – Tidak tampak
infeksi : tumor, kalor, adanya tanda- tanda infeksi : tumor, adanya tanda-
4 juli rubor, dolor, fungsio tanda infeksi 28 juni kalor, rubor, dolor, tanda infeksi
2022 laesa. seperti tumor, 2022 fungsio laesa. seperti tumor,
kalor, rubor, kalor, rubor,
dolor, fungsio dolor, fungsio
laesa, tampak laesa, tampak
terpasang drain terpasang drain
yang terisi darah yang terisi darah
berwarna merah berwarna merah ±
± 50cc, diameter 30cc, diameter
drain ±2 cm, drain ±2 cm,
16.10 2 Mencuci tangan Perawat selalu 11.50 2 Mencuci tangan Perawat selalu
sebelumdan sesudah mencuci tangan sebelumdan sesudah mencuci tangan
setiap melakukan sebelum dan setiap melakukan sebelum dan
Tindakan perawatan sesudah Tindakan perawatan sesudah
pasien. melakukan pasien. melakukan
tindakan tindakan
16.15 2 Membatasi jumlah Penunggu pasien 11.55 2 Membatasi jumlah Penunggu pasien
pengunjung hanya di pengunjung hanya di
bolehkan 1 orang bolehkan 1 orang
saja saja

16.20 2 Melakukan rawat Luka tampak 12.00 2 Melakukan rawat Luka tampak
lukadengan teknik bersih, dan tidak luka dengan teknik bersih, dan tidak
aseptic ada tanda- tanda aseptic ada tanda- tanda
infeksi, tampak infeksi, tampak
terpasang drain terpasang drain
yang terisi darah yang terisi darah
berwarna merah berwarna merah ±
± 50cc, diameter 30cc, diameter
drain ±2 cm, drain ±2 cm,
dihari pertama
pasien tidak
dilakukan rawat
luka
16.30 2 Menjelaskan pada Pasien dan 12.05 2 Menjelaskan pada Pasien dan
pasien dan keluarga keluarga tampak pasien dan keluarga keluarga tampak
tentang tanda dan paham tentang tentang tanda dan paham tentang
gejala infeksi. apa yang gejala infeksi. apa yang
dijelaskan oleh dijelaskan oleh
perawat perawat
16.35 2 Mengajarkan pasien Pasien dan 12.10 2 Mengajarkan pasien Pasien dan
dan keluarga kelurga tampak dan keluarga kelurga tampak
bagaimana memahami apa bagaimana memahami apa
menghindari infeksi. yang diajarkan menghindari infeksi. yang diajarkan
oleh perawat oleh perawat
16.40 2 Mengajarkan cara Pasien dan 12.15 2 Mengajarkan cara Pasien dan
mencuci tangan dengan keluarga mencuci tangan keluarga
benar memahami dan dengan benar memahami dan
mampu mampu
melakukan cuci melakukan cuci
tangan dengan tangan dengan
benar sesuai yang benar sesuai yang
diajarkan oleh diajarkan oleh
perawat perawat
16.45 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 13.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan
pemberian terapi obat ceftriaxone pemberian terapi obat ceftriaxone 1
obat ,jika perlu 1 mg pada pukul obat ,jika perlu mg pada pukul
20.00 Wita, 19.00 Wita,
Metronidazole Metronidazole
100 ml 20.00 100 ml pada
Wita pukul 13.00 Wita
Selasa 09.00 1,2 Memantau tanda- tanda TD: 120/80 mmhg Rabu 09.00 1,2 Memantau tanda- TD: 125/83 mmhg
vital tanda vital
5 juli N: 96x/menit 29 juni N: 97x/menit
2022 2022
RR: 20x/menit RR: 22x/menit

S: 36.4˚C S: 36.2˚C

09.05 1 Mengidentifikasi P:nyeri karena 09.05 1 Mengidentifikasi P:nyeri karena


lokasi,karakteristik, operasi lokasi,karakteristik, operasi
durasi,frekuensi, Q: nyeri sepeti durasi,frekuensi, Q: nyeri sepeti
ditusuk- tusuk ditusuk- tusuk
intensitas, skala nyeri intensitas, skala
R: nyeri di perut R: nyeri di perut
S: skala nyeri5 nyeri S: skala nyeri5
T: nyeri hilang T: nyeri hilang
timbul timbul

09.10 1 Mengidentifikasi Paien tampak 09.10 1 Mengidentifikasi Paien tampak


respons nyeri non meringis respons nyeri non meringis
verbal verbal

09.20 1 Mengkontrol Lingkungan 09.15 1 Mengkontrol Lingkungan


lingkungan yang disekitar pasien lingkungan yang disekitar pasien
memperberat rasa nyeri tampak bersih memperberat rasa tampak bersih
dan nyaman dan nyaman
(mis. Suhu ruangan, nyeri (mis. Suhu
pencahayaan, ruangan,
kebisingan) pencahayaan,
kebisingan)

09.30 1 Mengajarkan teknik Pasien tampak 09.20 1 Melakukan teknik Pasien kooperatif
nonfarmakologi mengerti dan nonfarmakologi dan tampak rileks
(gernggam jari) untuk mampu (Hand massage) saat diberikan
melakukan teknik tindakan Hand
mengurangi nyeri, untuk mengurangi
genggam jari massage
yang dilakukan selama tanpa bantuan nyeri, dilakukan
± 30 menit (3 menit selama 10 menit
perjarinya).

10.30 1 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 09.30 1 Mengkolaborasikan Pasien diberikan


pemberian analgetic terapi Ketorolac pemberian analgetic terapi Ketorolac 1
1 amp pada pukul amp pada pukul
13.00 Wita, 13.00 Wita,
paracetamol infus paracetamol infus
100 ml pada 100 ml pada
pukul 13.00 Wita pukul 13.00 Wita
Rabu 10.35 2 Mengkaji tanda – tanda Tidak tampak Rabu 09.35 2 Mengkaji tanda – Tidak tampak
infeksi : tumor, kalor, adanya tanda- tanda infeksi : tumor, adanya tanda-
6 juli rubor, dolor, fungsio tanda infeksi 29 juni kalor, rubor, dolor, tanda infeksi
2022 laesa. seperti tumor, 2022 fungsio laesa. seperti tumor,
kalor, rubor, kalor, rubor,
dolor, fungsio dolor, fungsio
laesa, tampak laesa, tampak
terpasang drain drain sudah di
yang terisi darah lepas
berwarna merah
± 30cc, diameter
drain ±2 cm,
10.40 2 Mencuci tangan Perawat selalu 09.40 2 Mencuci tangan Perawat selalu
sebelumdan sesudah mencuci tangan sebelumdan sesudah mencuci tangan
setiap melakukan sebelum dan setiap melakukan sebelum dan
Tindakan perawatan sesudah Tindakan perawatan sesudah
pasien. melakukan pasien. melakukan
tindakan tindakan
10.45 2 Membatasi jumlah Penunggu pasien 09.45 2 Membatasi jumlah Penunggu pasien
pengunjung hanya di pengunjung hanya di
bolehkan 1 orang bolehkan 1 orang
saja saja
10.50 2 Melakukan rawat luka Luka tampak 10.00 2 Melakukan rawat Luka tampak
dengan teknik aseptic bersih, dan tidak luka dengan teknik bersih, dan tidak
ada tanda- tanda aseptic ada tanda- tanda
infeksi, tampak infeksi
terpasang drain
yang terisi darah
berwarna merah
± 30cc, diameter
drain ±2 cm,
10.55 2 Menjelaskan pada Pasien dan 10.10 2 Menjelaskan pada Pasien dan
pasien dan keluarga keluarga tampak pasien dan keluarga keluarga tampak
tentang tanda dan paham tentang tentang tanda dan paham tentang
gejala infeksi. apa yang gejala infeksi. apa yang
dijelaskan oleh dijelaskan oleh
perawat perawat
11.00 2 Mengajarkan pasien Pasien dan 10.15 2 Mengajarkan pasien Pasien dan
dan keluarga kelurga tampak dan keluarga kelurga tampak
bagaimana memahami apa bagaimana memahami apa
menghindari infeksi. yang diajarkan menghindari infeksi. yang diajarkan
oleh perawat oleh perawat
11.05 2 Mengajarkan cara Pasien dan 10.20 2 Mengajarkan cara Pasien dan
mencuci tangan dengan keluarga mencuci tangan keluarga
benar memahami dan dengan benar memahami dan
mampu mampu
melakukan cuci melakukan cuci
tangan dengan tangan dengan
benar sesuai yang benar sesuai yang
diajarkan oleh diajarkan oleh
perawat perawat
13.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 13.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan
pemberian terapi obat ceftriaxone pemberian terapi obat ceftriaxone 1
obat ,jika perlu 1 mg pada pukul obat ,jika perlu mgpada pukul
20.00 Wita, 19.00 Wita,
Metronidazole Metronidazole
100 ml pada 100 ml pada
pukul 13.00 Wita pukul 13.00 Wita
Kamis 10.00 1,2 Memantau tanda- tanda TD: 120/80 mmhg Kamis 10.00 1,2 Memantau tanda- TD: 112/78mmhg
vital tanda vital
7 juli N: 105x/menit 30 juni N: 102x/menit
2022 2022
RR: 22x/menit RR: 21x/menit

S: 36.5˚C S: 36.4˚C

10.05 1 Mengidentifikasi P:nyeri karena 10.05 1 Mengidentifikasi P:nyeri karena


lokasi,karakteristik, operasi lokasi,karakteristik, operasi
durasi,frekuensi, Q: nyeri sepeti durasi,frekuensi, Q: nyeri sepeti
ditusuk- tusuk ditusuk- tusuk
intensitas, skala nyeri intensitas, skala
R: nyeri di perut R: nyeri di perut
S: skala nyeri 3 nyeri S: skala nyeri 3
T: nyeri hilang T: nyeri hilang
timbul timbul
10.10 1 Mengidentifikasi Paien tampak 10.10 1 Mengidentifikasi Paien tampak
respons nyeri non meringis respons nyeri non meringis
verbal verbal

10.20 1 Mengkontrol Lingkungan 10.15 1 Mengkontrol Lingkungan


lingkungan yang disekitar pasien lingkungan yang disekitar pasien
memperberat rasa nyeri tampak bersih memperberat rasa tampak bersih
dan nyaman dan nyaman
(mis. Suhu ruangan, nyeri (mis. Suhu
pencahayaan, ruangan,
kebisingan) pencahayaan,
kebisingan)

10.30 1 Mengajarkan teknik Pasien tampak 10.30 1 Melakukan teknik Pasien kooperatif
nonfarmakologi mengerti dan nonfarmakologi dan tampak rileks
(gernggam jari) untuk mampu (Hand massage) saat diberikan
melakukan teknik tindakan Hand
mengurangi nyeri, untuk mengurangi
genggam jari massage
yang dilakukan selama tanpa bantuan nyeri, dilakukan
± 30 menit (3 menit selama 10 menit
perjarinya).

11.00 1 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 10.50 1 Mengkolaborasikan Pasien diberikan


pemberian analgetic terapi Ketorolac pemberian analgetic terapi Ketorolac 1
1 amp pada pukul amp pada pukul
13.00 Wita, 13.00 Wita ,
paracetamol infus paracetamol infus
100 ml pada 100 ml pada
pukul 13.00 Wita pukul 13.00 Wita
Jumat 11.05 2 Mengkaji tanda – tanda Tidak tampak Kamis 11.00 2 Mengkaji tanda – Tidak tampak
infeksi : tumor, kalor, adanya tanda- tanda infeksi : tumor, adanya tanda-
8 juli rubor, dolor, fungsio tanda infeksi 30 juni kalor, rubor, dolor, tanda infeksi
2022 laesa. seperti tumor, 2022 fungsio laesa. seperti tumor,
kalor, rubor, kalor, rubor,
dolor, fungsio dolor, fungsio
laesa, tampak laesa.
terpasang drain
yang terisi darah
berwarna merah
± 20cc, diameter
drain ±2 cm,
11.10 2 Mencuci tangan Perawat selalu 11.05 2 Mencuci tangan Perawat selalu
sebelumdan sesudah mencuci tangan sebelumdan sesudah mencuci tangan
setiap melakukan sebelum dan setiap melakukan sebelum dan
Tindakan perawatan sesudah Tindakan perawatan sesudah
pasien. melakukan pasien. melakukan
tindakan tindakan
11.15 2 Membatasi jumlah Penunggu pasien 11.10 2 Membatasi jumlah Penunggu pasien
pengunjung hanya di pengunjung hanya di
bolehkan 1 orang bolehkan 1 orang
saja saja
11.20 2 Melakukan rawat luka Luka tampak 11.20 2 Melakukan rawat Luka tampak
dengan teknik aseptic bersih, dan tidak luka dengan teknik bersih, dan tidak
ada tanda- tanda aseptic ada tanda- tanda
infeksi, tampak infeksi
terpasang drain
yang terisi darah
berwarna merah
± 20cc, diameter
drain ±2 cm
11.25 2 Menjelaskan pada Pasien dan 11.25 2 Menjelaskan pada Pasien dan
pasien dan keluarga keluarga tampak pasien dan keluarga keluarga tampak
tentang tanda dan paham tentang tentang tanda dan paham tentang
gejala infeksi. apa yang gejala infeksi. apa yang
dijelaskan oleh dijelaskan oleh
perawat perawat
11.30 2 Mengajarkan pasien Pasien dan 11.30 2 Mengajarkan pasien Pasien dan
dan keluarga kelurga tampak dan keluarga kelurga tampak
bagaimana memahami apa bagaimana memahami apa
menghindari infeksi. yang diajarkan menghindari infeksi. yang diajarkan
oleh perawat oleh perawat

11.35 2 Mengajarkan cara Pasien dan 11.35 2 Mengajarkan cara Pasien dan
mencuci tangan dengan keluarga mencuci tangan keluarga
benar memahami dan dengan benar memahami dan
mampu mampu
melakukan cuci melakukan cuci
tangan dengan tangan dengan
benar sesuai yang benar sesuai yang
diajarkan oleh diajarkan oleh
perawat perawat
12.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan 13.00 2 Mengkolaborasikan Pasien diberikan
pemberian terapi obat ceftriaxone pemberian terapi obat ceftriaxone 1
obat ,jika perlu 1 mg pada pukul obat ,jika perlu mgpada pukul
19.00 Wita, 19.00 Wita,
Metronidazole Metronidazole
100 ml pada 100 mlpada pukul
pukul 19.00 Wita 13.00 Wita
5. Evaluasi Keperawatan

Tabel 12 : Evaluasi keperawatan


Diagnosa Catatan Perkembangan (Hari ke-3)
Klien 1 S:
Nyeri akut P: pasien mengatakan nyeri karena luka operasi
Q: pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk- tusuk
8 Juli 2022 (12.00)
R: pasien mengatakan nyeri di perut
S: pasien mengatakan skala nyeri 3
T:pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul

 Pasienmengatakan lebih nyaman karena nyeri berkurang

O:
 Pasien tampak tidak meringis
 pasien tampak lebih rileks
 skala nyeri 3

TD :120/80 mmHg
N:105x/menit
RR:22x/menit
S:36.5˚C
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
Resiko infeksi S: -
 : Tidak ada tanda dan gejala infeksi seperti tumor, kalor, rubor, dolor, dan fungsio
8 Juli 2022 (12.05)
laesa Luka tampak bersih, tampak terpasang drain yang terisi darah berwarna merah ±
20cc, diameter drain ±2 cm.
 Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala infeksi
 Pasien dan keluarga mengetahui cara menghindari infeksi

TD :120/80 mmHg
N:105x/menit
RR:22x/menit
S:36.5˚C

A: Masalah resiko infeksi tidak terjadi


P : Intevensi dihentikan
Klien 2 S:
Nyeri akut P: pasien mengatakan nyeri karena luka operasi
Q: pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk- tusuk
8 Juli 2022 (13.00)
R: pasien mengatakan nyeri di perut
S: pasien mengatakan skala nyeri 3
T: pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul

 Klien mengatakan lebih nyaman karena nyeri berkurang

O:
 Pasien tampak tidak meringis
 pasien tampak lebih rileks
 skala nyeri 3

TD : 112/78 mmHg

N : 102x/menit
RR: 21x/menit

S :36,40C

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intevensi dihentikan
Resiko infeksi S:-
8 Juli 2022 (13.00)
O:

 : Tidak ada tanda dan gejala infeksi seperti tumor, kalor, rubor, dolor, dan fungsio
laesa.
 Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala infeksi
 Pasien dan keluarga mengetahui cara menghindari infeksi

TD : 112/78 mmHg

N : 102x/menit

RR: 21x/menit

S :36,40C

A : Masalah resiko infeksi tidak terjadi


P : intervensi dihentikan
C. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti akan mencoba untuk menguraikan

tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang

ditemukan selama pemberian tindakan Imajinasi terbimbing dan Genggam jari

pada pasien Post op Apendisitis dengan masalah nyeri akut dari tanggal 1- 8

Juli 2022 di RSUD Prov NTB.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses yang sistematis dalam

mengumpulkan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2011).

Pengumpulan data pasien pertama pada tanggal 1 Juli 2022 pukul

15.00 WITA dan pasien kedua pada tanggal 2 Juli 2022 pada pukul 11.00

WITA dengan melakukan pengkajian melalui metode wawancara terhadap

pasien, observasi, dan pemeriksaan fisik. Pasien dalam studi kasus ini

berjumlah 2 orang,identitas pasien yang pertama bernama Ny. J berusia 36

tahun dengan jenis kelamin perempuan, alamat karang tapen, dan beragama

isalam, pasien yang kedua atas nama Ny.D berusia 40 tahun dengan jenis

kelamin perempuan, alamat pagesangan, dan beragama Islam.

Dari hasil pengkajian Ny. J mengatakan nyeri karena luka bekas

operasi, nyeri seperti di tusuk- tusuk, nyeri dirasakan di perut, skala nyeri 6

dari (1-10) skala nyeri, nyeri dirasakan hilang timbul. Tampak luka bekas

operasi dibagian perut dan tertutup kassa, bentuk luka horizontal, panjang

luka ± 8 cm, tampak kemerahan, luka tertutup kassa,tampak terpasang


drain yang terisidarah berwarna merah ± 50cc, diameter drain ±2 cm, tidak

ada pembengkakan, tidak ada pus, luka tampak bersih Terdapat nyeri

tekan, Pasien tampak meringis TD :120/80 mmHg, N: 106x/menit, RR : 20

x/menit, S: 36,70C Sedangkan dari hasil pengkajian Ny. D didapatkan

pasien mengatakan nyeri karena luka bekas operasi, nyeri seperti di tusuk-

tusuk, nyeri dirasakan di perut, skala nyeri 7 dari (1-10) skala nyeri, nyeri

dirasakan hilang timbul. Tampak luka bekas operasi dibagian perut dan

tertutup kassa, bentuk luka horizontal, panjang luka ± 10 cm, tampak

kemerahan,tampak terpasang drain yang terisidarah berwarna merah ±

30cc, diameter drain ±2 cm, tidak ada pembengkakan, tidak ada pus, luka

tampak bersih, Terdapat nyeri tekan pasien tampak meringis.TD : 110/80

mmHg, N : 110x/menit, RR: 20x/menit, S :36,50C.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan terhadap 2 pasien didapat data

keluhan utama yang sama yaitu adanya nyeri pada bagian abdomen, nyeri

yang dirasakan hilang timbul. Akan tetapi keluhan tingkat nyeri pada

pasien ke 2 lebih tinggi 1 tingkat (Tingkat skala nyeri 7 (NRS))

dibandingkan pasien 1, dimana pada pasien 1 mengatakan tingkat nyeri

dirinya berada di angka 6 (NRS).

Menurut peneliti pada pengkajian ini menemukan perbedaan pada

keluhan yang dialami kedua pasien disebabkan karena pasien 2 mengalami

tindakan operasi dengan insisi yang lebih besar yaitu 10 cm.

Menurut (Mubarak & Chayatin, 2008) pengkajian pada pasien dengan

post op laparatomi akan mendapatkan hasil adanya nyeri pada luka operasi,
area luka nampak kemerahan, pasien tampak meringgis, skala nyeri

meningkat. Nyeri yang dirasakan pasien akibat insisi bedah yang

mengakibatkan terputusnya inkontinitas jaringan terawat yang merangsang

histamin dan prostaglandin .

Berdasarkan dari hasil pengkajian dan menurut teori didapatkan

kesamaan gejala yaitu nyeri pada luka operasi, area luka nampak

kemerahan, pasien tampak meringis, skala nyeri meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan.

Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan

keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut(Doenges Marilynn E,

2002).

Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. J dan Ny. D dalam karya

tulis ini yaitu nyeri akut dan resiko infeksi.Hal tersebut ditandai dengan

data subyektif pasien yang mengatakan nyeri karena luka operasi, nyeri

seperti ditusuk- tusuk, nyeri dibagian perut, nyeri dirasakan hilang timbul.

Menurut NANDA (2015), Sesuai dengan data subjektif dan objektif

yang didapatkan pada saat pengkajian, dibandingkan dengan batasan

karakteristik maka pada pasien post op apendisitis akan di dapat diagnosa

nyeri akut dan resiko tinggi terjadinya infeksi, gangguan mobilitas fisik,

intoleransi aktivitas dan ketidakseimbangan nutrisi.


Pada kasus Ny. J dan Ny. D, tidak semua diagnosa diambil dalam

penegakkan diagnosa karena ketika dilakukan pengkajian keperawatan

diagnosa yang muncul sesuai dengan teori namun ada beberapa

kesenjangan diantaranya diagnose gangguan mobilitas fisik, intoleransi

aktivitas dan ketidakseimbangan nutrisi yang tidak diangkat. Diagnosa

Gangguan mobilitas fisik tidak diangkat karena pasien tidak mengalami

gangguan pada ekstremitas dan juga kelemahan otot, intoleransi aktivitas

tidak diangkat karenapada pasien dengan post op diharapkan untuk

mobilisasi dini agar mempercepat proses penyembuhan luka sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari HA, Sumarsih T, (2011)

menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka

pada pasien post op section caesaria 75% dipengaruhi oleh mobilisasi.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang

didasarkan pada pengetahuan dan penilaian khusus untuk mencapai luaran

(outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Perencanaan terhadap kedua diangnosa keperawatan yang muncul baik

nyeri akut maupun resiko infeksi pada karya tulis ini berfokus pada

pemberian Imajinasi terbimbing dan Genggam jari. Pemberian Imajinasi

terbimbing dilakukan pada Ny. D dan tindakan Genggam jari pada Ny.J,

kemudian akan dievaluasi sejauh mana perubahan intensitas nyeri

dipengaruhi melalui tindakan pemberian Imajinasi terbimbing dan

Genggam jari ini.


Berdasarkan hasil penelitian Weny amalia et al 2020 rata-rata tingkat

nyeri sebelum dan sesudah dilakukan hand massage adalah 0,80 dengan

standar deviasi 0,632. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji paired T

Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) didapatkan nilai p=0,003,

artinya ada perbedaan skala nyeri yang signifikan antara sebelum dilakukan

hand massage dengan sesudah dilakukan hand massage. Hal ini berarti

bahwa p≤0,05 sehingga Ha diterima. Penelitian ini menunjukkan bahwa

ada Hand massage berpengaruh dalam menurunkan intenitas nyeri pada

pasien post op laparatomi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Iin pinandita dkk 2012,

didapatkan hasil intensitas nyeri pre test pada kelompok eksperimen

menunjukkan mean = 6.64 dan pada post test menunjukkan mean = 4.88.

Sedangkan beda mean pre test dan post test adalah 1.76 dengan t-hitung

9.670 dan p-value 0.000. Oleh karena t hitung > t tabel (9.670 > 1.75) dan

p-value (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan antara pre

dan post dengan perlakuan relaksasi genggam jari terhadap penurunan

intensitas nyeri pada kelompok eksperimen di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gombong.

Sebelum melakukan tindakanini, ada beberapa tahap yang dilakukan

oleh peneliti, yaitu membina hubungan saling percaya dan memberikan

penjelasan tentang perlakuan yang akan diberikan. Peneliti beranggapan

pemberian Imajinasi terbimbing dan Genggam jari ini merupakan tindakan

yang sesuai terutama pada pasien dengan masalah nyeri akut. Hal ini
dikarenakan teknik Imajinasi terbimbing dan Genggam jari ini mudah

dilakukan dan dapat dilakukan oleh keluarga pasien dirumah.

Peneliti tidak melihat adanya kesenjangan teori pada saat menyusun

rencana keperawatan pada pasien post op apendisitis dengan masalah nyeri

akut.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah tahap keempat dari proses

keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan.

Rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosa yang tepat,

intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan

untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien menurut Potter

& Perry (2009).

Setelah membina hubungan saling percaya dan melakukan penjelasan

tentang perlakuan, peneliti melakukan kontrak tindakan, yaitu tindakan

masing-masing klien diberikan tindakan sebanyak satukali sehari pada

pemberian Imajinasi terbimbing dilakukan selama tiga hari bertutut turut,

dan satu kali sehari pada pemberian Genggam jari selama tiga hari berturut

– turut,yang kemudian akan dievaluasi di hari ketiga.Kelancaran dan

keefektifan ditandai dengan pasien yang kooperatif.Sebelum melakukan

masing-masing tindakan, peneliti melakukan pengkajian nyeri. Hasil skala

nyeri pada Ny.j yaitu berada di skala 6 dan Ny.D berada di skala 7.

selanjutnya Peneliti melakukan tindakan Imajinasi terbimbing dan

Genggam jari.
Guided imagery merupakan teknik yang menggunakan imajinasi

seseorang untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer et al., 2010)

Teknik ini dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta

kepada klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada nafas

mereka, klien didorong untuk relaksasi mengosongkan pikiran dan

memenuhi pikiran dengan bayangan untuk membuat damai dan tenang

(Rahmayati, 2010)

Imajinasi terbimbing atau Guided Imagery adalah menggunakan

imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk

mencapai efek positif tertentu. Imajinasi melibatkan penciptaan citra yang

diinginkan dan membangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan

harapan. Meskipun sering kali dianggap sebagai visualisasi, imajinasi dapat

melibatkan semua indera meliputi indera penglihatan, pendengaran, perasa,

peraba dan pengecap (Brunner and Suddarth, 2002).

Menggenggam jari sambil menarik napas dalam dapat mengurangi dan

menyembuhkan tegangan fisik serta emosi, karena genggaman jari akan

menghangatkan titik keluar dan masuknya energy pada jari tangan. Titik-

titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara refleks pada

saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam

gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima

otak dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ

tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi


menjadi lancar, maka tidak ada nyeri yang dirasakan atau nyeri menjadi

menurun/hilang (Hill, 2011).

Pada hari kedua didapatkan skala nyeri kedua pasien turun menjadi

skala 5. Penurunan yang signifikan terjadi pada Ny. D yang diberikan

tindakan Imajinasi terbimbing yaitu dari skala 7 turun menjadi skala 6,

sedangkan pada Ny. J yang diberikan tindakan Genggam jari turun dari

skala 6 menjadi skala 4.

Pada hari ke tiga skala nyeri Ny. J yang diberikan tindakan Genggam

jari turun dari skala 6 ke skala 4, begitu juga pada Ny. D yang diberikan

tindakan Imajinasi terbimbing turun dari skala 6 ke skala 3.Penurunan yang

signifikan terjadi pada Ny. D yang diberikan tindakan Hand massage yaitu

turun 2 tingkat di setiap skala nyeri.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan sesuatu yang direncanakan dan perbandingan

yang sistematik pada status kesehatan klien.Dengan mengukur

perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan maka perawat dapat

menentukan efektivitas asuhan keperawatan (Nursalam, 2014).

Setelah dilakukan tindakan selama tiga hari didapatkan hasil evaluasi,

yaitu mengalami penurunan skala nyeri pada Ny. D setelah diberikan Hand

massage selama tiga hari yakni dengan skala nyeri di angka 3, terjadi

penurunan 4 angka. Sedangkan evaluasi pada Ny.J setelah diberikan

tindakan Genggam jari selama tiga hari skala nyeri pada Ny.J di angka 3,

terjadi penurunan 3 angka.


Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Amelia

dan Saputri (2020) yang menjelaskan bahwa terapi hand massage mampu

menghasilkan respon relaksasi yang berdampak positif dalam mengurangi

nyeri, Hand massage merupakan salah satu terapi massage yang bdapat

digunakan pada pasien dengan nyeri post bedah laparatomi (Wiwin Silpia

dkk,2021). Dan pemberian terapi genggam jari juga sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan Wati & Ernawati (2020) menunjukkan bahwa

ada perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan tindakan berupa

terapi teknik relaksasi genggam jari. Subjek dari penelitian mengatakan

setelah diberikan terapi teknik relaksasi genggam jari menjadi lebih

nyaman dan nyeri berkurang (Wati & Ernawati, 2020).

Peneliti melihat kedua teknik tersebut efektif untuk menurunkan skala

nyeri.Sehingga masalah nyeri akut yang dialami kedua pasien dapat teratasi

sebagian, dan untuk masalah resiko infeksi sudah teratasi atau resiko infeki

tidak terjadi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan studi kasus diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengkajian didapatkan kesamaan gejala pada kedua klien yaitu nyeri

karena luka operasi, nyeri seperti di tusuk- tusuk, nyeri pada perut, nyeri dirasakan

hilang timbul, tampak luka bekas operasi, tampak kemerahan, pasien tampak meringis

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua pasien yaitu nyeri akut dan resiko

infeksi. Diagnosa ini diambil berdasarkan kepada tanda gejala yang muncul pada

kedua pasien

3. Pemberian tindakan Imajinasi terbimbing dan Genggam Jari dapat digunakan dalam

perencanaan keperawatan pada pasien post op laparatomi dengan masalah nyeri akut

4. Tindakan Imajinasi terbimbing dan Genggam Jari dilaksanakan selama tiga hari
berturut- turut
5. Setelah evaluasi didapatkan hasil bahwa masalah keperawatan nyeri akut dapat teratasi

sebagian dan resiko infeksi sudah teratasi (resiko infeksi tidak terjadi)

6. Setelah dilakukan pemberian tindakan Hand Massage dan Genggam Jari, didapatkan
bahwa keduanya sama- sama efektif untuk menurunkan skala nyeri pada pasien post
op laparatomi.
B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut.

1. Perawat

Bagi perawat diharapkan dapat mengaplikasikan tindakan Imajinasi terbimbing dan

Genggam Jari pada pasien post op laparatomi untuk mengatasi masalah nyeri akut

2. Bagi instansi pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan

bidang keperawatan dalam masalah nyeri akut pada pasien post op laparatomi.

3. Pasien

Diharapkan hasil penelitian dapat menambah pengetahuan pasien dalam pengelolaan

nyeri akut pada kasus post op laparatomi.

Anda mungkin juga menyukai