Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan asuhan keperawatan pada klien

gastritis dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi pengambilan data

Penelitian ini dilaksanakan pada kedua klien di ruang Placida Paviliun RS Panti Waluya

Sawahan Malang. Klien 1 yang berada di kamar 101 bed 3 dan klien 2 berada kamar 104 bed

3 dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari. Kedua klien yang dirawat di ruang Placida

Pavilliun dengan fasilitas yang sama berupa 3 tempat tidur hanya terisi oleh 2 pasien. Setiap

tempat tidur terbatasi oleh tirai untuk menjaga privasi klien, tempat tidur terdapat side rail

(pengaman tempat tidur), bel pasien dan oksigen sentral yang dapat berfungsi dengan baik.

Kamar mandi untuk pasien berada didalam ruangan, disetiap kamar terdapat 1 wastafel, 1

lemari dan terdapat 1 tempat duduk disetiap tempat tidur klien.

4.1.2 Pengkajian

1) Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Pasien

Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2


Nama Tn. I Ny. A
Umur 20 th 27th
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Alamat Jl. J Jl. K
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Belum bekerja Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan Belum Menikah Menikah
Suku Bangsa Jawa Jawa
Tanggal MRS/jam 20 Februari 2019/ 23.57 28 Februari 2019/ 12.12
Tanggal Pengkajian 21 Februari 2019/ 08.00 28 Februari 2019/ 12.30
Diagnosa Masuk + Gastritis Akut Gastritis Akut + vertigo
Diagnosa Keluar
2) Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Pasien 1 Pasien 2


Keluhan Utama Klien mengatakan nyeri ulu hati Klien mengatakan nyeri ulu hati
Riwayat Penyakit Klien mengatakan pada tanggal 20 Klien mengatakan sudah pernah sakit
Sekarang februari 2019 makan soto kambing seperti ini. Klien mengatakan sudah 2 hari
dan minum kopi 3-4x/hari dan klien merasakan nyeri dan pada tanggal 28
mengatakan pada pukul 23.00 klien Februari 2019 pagi pukul 07.00 klien
mengeluhkan nyeri pada ulu hati, merasakan mual tetapi tidak muntah dan
mual dan sampai muntah 3x. Selama merasakan pusing berputar dan saat nyeri
malam hari itu klien tidak minum dirasakan klien langsung meminum obat
obat apa-apa dan klien hanya yang dibeli di warung. Sampai siang hari
meringgik kesakitan. Sampai klien tetap merasakan nyeri, mual dan
akhirnya pukul 23.57 klien dibawa pusing berputar. Klien juga mengatakan
oleh keluarga ke IGD RS Panti kalau seharian tidak sempat makan Pada
Waluya Sawahan Malang karena akhirnya pukul 12.12 di bawa ke IGD RS
klien mengeluhkan nyeri dan mual Panti Waluya Sawahan Malang. Di IGD
sampai dengan muntah 3x. Saat di dilakukan pemeriksaan oleh dokter,
IGD klien dilakukan pemeriksaan, setelah dilakukan pemeriksaan klien
setelah dilakukan pemeriksaan klien didiagnosa gastritis. Di IGD klien
didiagnosa gastritis . Di IGD klien diberikan injeksi Ranitidin 50mg, injeksi
diberikan injeksi Ranitidin 50mg, Ondansentron 4mg dan injeksi Gitas
gitas 20mg dan ondansentron 4mg, 20mg, pemasangan infus NS 20 tpm, serta
pemasangan infus NS 20 tpm serta dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
dilakukan pemeriksaan Laboratorium klien perlu dilakukan perawatan lebih
dan klien perlu dilakukan perawatan lanjut sehingga klien dianjurkan untuk
lebih lanjut sehingga klien dianjurkan rawat inap. Pada pukul 13.30 klien dibawa
untuk rawat inap. Pada pukul 01.00 di ruang Placida Paviliun kamar 104 bed
klien dibawa ke ruang Placida 3. Saat dilakukan pengkajian pada hari
Paviliun (PP) kamar no. 101 bed 3. kamis pukul 12.30 klien mengatakan nyeri
Saat dilakukan pengkajian pada hari dirasakan karena telat makan dan sering
Kamis tanggal 21 Februari 2019 mengokunsumsi obat-obatan anti nyeri,
pukul 08.00 klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-
nyeridan klien sering minum kopi, tusuk, nyeri yang dirasakan pada bagian
nyeri dirasakan seperti tersayat-sayat, ulu hati dan klien menunjukkan skala
nyeri dirasakan pada bagian ulu hati nyeri 7 dari skala nyeri 1-10 yang
dan klien menunjukkan skala nyeri 4 diberikan oleh perawat, nyeri yang
dari skla nyeri 1-10 yang di berikan dirasakan terus-menerus. Pemeriksaan
oleh perawat, nyeri yang dirasakan didapatkan TD : 120/90 mmHg N :
hilang timbul. Pemeriksaan 88x/menit RR : 22x / menit S : 37ᵒ C.
didapatkan TD : 100/70 mmHg N :
80X/menit RR : 20x/menit S :
36,8ᵒC.
Riwayat Penyakit Klien mengatakan sebelumnya Klien mengatakan 2bulan yang lalu
Terdahulu pernah dirawat di Rumah Sakit pernah masuk rumah sakit 1x dengan
karena sakit demam. penyakit yang sama yaitu gastritis
Riwayat Penyakit Klien mengatakan tidak mempunyai Klien mengatakan tidak mempunyai
Keluarga riwayat penyakit keturunan dan riwayat penyakit keturunan dan penyakit
penyakit menular menular
Riwayat alergi Klien mengatakan tidak mempunyai Klien mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi terhadap makanan riwayat alergi terhadap makanan ataupun
ataupun obat obat
Genogram
Keterangan : Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki
: Perempuan : Perempuan
: Meninggal : Meninggal
: Garis Perkawinan : Garis Perkawinan
: Garis Keturunan : Garis Keturunan
: Tinggal Serumah : Tinggal Serumah
: Klien : Klien

3) Data Psikososial

Tabel 4.3 Data Psikososial

Data Pasien 1 Pasien 2


Gambaran diri Klien mengatakan bersyukur dengan Klien mengatakan bersyukur kepada
anggota tubuhnya tuhan dengan anggota tubuhnya karena
tidak diberi cacat pada tubuhnya
Identitas diri Klien dapat mengenali dirinya sendiri Klien dapat mengenali dirinya sendiri
kalau dia laki-laki kalai dia perempuan
Peran diri Klien mengatakan ingin segera Klien mnegatakan ingin segera sembuh
sembuh dan pulang dan ingin segera pulang
Harga Diri Klien mengatakan tidak merasa malu Klien mengatakan sedikit cemas dengan
dengan keadaannya saat ini keadaannya seperti ini karena ingin
mengurus anak dan suaminya dirumah
Ideal diri Klien mengatakan ingin segera Klien mengatakan ingin cepat semnuh
semnuh dan ingin kembali ke karena ingin kembali berkumpul dengan
rutinitas seperti biasanya yaitu kuliah anak dan suaminya dirumah.
setiap harinya

4) Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4.4 Perubahan pola kesehatan

Pola kesehatan Pasien 1 Pasien 2


Pola Nutrisi
Di rumah - Teratur makan 3-4x/hari - Tidak teratur makan 1-2x/hari
- Minum ± 1500 cc/hari - Minum ±2000 cc/hari
- Jenis makanan lauk, sayur dan nasi - Jenis makanan lauk, sayur dan nasi
- Jenis minuman air putih, teh, sering - Jenis minuman teh dan air putih
minum kopi - Makanan kesukaan : suka makanan
- Makanan kesukaan : klien mengatakan yang asam dan manis
suka sekali dengan makanan yang
pedas
Di rumah Sakit - Klien mengatakan tanggal 21 Februari - Klien mengatakan belum makan sama
2019 pukul 07.00 waktu makan pagi sekali pada tanggal 28 Februari 2019
makanan tidak di habiskan dan minum dan pagi hari minum teh
± 500cc - Makanan dan minuman kesukaan :
- Jenis makanan : nasi, sayur dan lauk klien mengatakan semua makanan
- Jenis minuman : air putih suka dan klien suka dengan minum teh
- Makanan dan minuman kesukaan : - Makanan yang mempengaruhi
klien mengatakan ingin makanan yang masukan makanan : klien mengatakan
pedas tidak enak makan, nafsu makan
- Makanan yang mempengaruhi berkurang karena nyeri perutnya dan
masukan makan : klien tidak mau rasa ingin mual tersebut
makan karena nyeri perut sehingga
tidak nafsu untuk makan dan klien
mengatakan suka minum kopi
Pola Kebersihan diri
Di rumah - Mandi : klien mengatakan mandi - Mandi : Klien mengatakan mandi
2x/hari 2x/hari
- Gosok gigi : klien mengatakan
menggosok gigi 2x/hari - Gosok gigi : klien mengatakan gosok
- Mencuci rambut : klien mengatakan gigi 2x/hari
mencuci rambut 3x dalam seminggu - Mencuci rambut : klien mengatakan
- Gunting kuku : klien mengatakan mencuci rambut 3x dalam seminggu
gunting kuku jika kuku sudah mulai - Gunting kuku : klien mengatakan
panjang gunting kuku jika kuku sudah mulai
- keterangan : dilakukan secara mandiri panjang
- Keterangan : dilakukan secara mandiri

Di rumah sakit - mandi : klien mengatakan belum - Mandi : klien mengatakan belum
mandi saat di RS dan cuci muka saja mandi saat di rumah sakit
- gosok gigi : klien mengatakan belum - Gosok gigi : klien mengatakan belum
gosok gigi saat di RS gosok gigi saat di RS
- Gunting Kuku : klien mengatakan - Gunting Kuku : klien mengatakan
belum gunting kuku selama di RS belum gunting kuku selama di RS
- Keterangan : dilakukan dengan dibantu - Keterangan : dilakukan dengan
oleh ibu dan anggota keluarga lainnya dibantu oleh ibu dan anggota keluarga
lainnya
Pola Eliminasi
Di rumah BAB BAB
- Frekuensi : 1x/hari - Frekuensi : 1x/hari
- Konsistensi : lembek - Konsistensi : lembek
- Jumlah : - - Jumlah : -
- Bau : khas BAB - Bau : khas BAB
- Warna : Kuning kecoklatan - Warna : Kuning kecoklatan

BAK BAK
- Frekuensi : ± 5-6x/hari - Frekuensi : ± 7-8x/hari
- Konsistensi : cair - Konsistensi : cair
- Jumlah : ± 600 cc/hari - Jumlah : ± 800 cc/hari
- Bau : khas BAK - Bau : khas BAK
- Warna : Kuning jernih - Warna : Kuning jernih

Di rumah Sakit BAB BAB


- Frekuensi : belum BAB - Frekuensi : belum BAB
- Konsistensi : - - Konsistensi : -
- Jumlah : - - Jumlah : -
- Bau : - - Bau : -
- Warna : - - Warna : -
BAK BAK
- Frekuensi : ±2x - Frekuensi : belum BAK
- Konsistensi : cair - Konsistensi : -
- Jumlah : ± 100 cc - Jumlah : -
- Bau : Khas BAK - Bau : -
- Warna : kuning - Warna : -
Pola Aktivitas
Di rumah Klien mengatakan saat dirumah klien Klien mengatakan melakukan aktivitas
melakukan aktivitasnya dengan secara sehari – hari secara mandiri saat dirumah
mandiri
Klien mengatakan saat dirumah sakit klien
Di rumah sakit Klien mengatakan saat dirumah sakit tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri
aktivitasnya dibantu oleh keluarga, tetapi dan dibantu oleh anggota keluarga
jika aktivitas itu bisa dilakukan sendiri
klien akan melakukannya sendiri
Pola istirahat tidur
Di rumah - Tidur siang : klien mengatakan tidak - Tidur siang : 2-3 jam karena klien ibu
pernah tidur siang karena melakukan rumah tangga dan tidak aktivitas
aktivitasnya dikampus dan kuliah lainnya di saat siang hari
- Tidur malam : 6-7 jam biasa tidur - Tidur malam : 7 jam, biasa tidur pukul
pukul 23.00/00.00 -07.00 22.00-05.00
- Klien mengatakan istirahatnya sudah - Klien mengatakan istirahatnya cukup
cukup banyak karena klien tidak banyak
melakukan aktivitas dirumahnya

Di rumah sakit - Tidur siang : tidak bisa tidur - Tidur siang : 1 jam biasa tidur pukul
- Tidur malam : 4 jam biasa tidur pukul 12.00-13.00
02.00-06.00 - Tidur malam : 6 jam biasa tidur pukul
- Klien mengatakan sering terbangun 22.00-04.00
karena tidak bisa tidur - Klien mengatakan tidak bisa tidur
karena nyeri yang dirasakannya
Pola kebiasaan
Di rumah - Klien mengatakan sering minum kopi - Klien mengatakan sering telat makan
3-4x/hari - Klien mengatakan suka makan yang
- Klien mengatakan dulu ± 3 tahun yang asam dan manis
lalu sering merokok tetapi sekarang - Klien mengatakn sering
sudah tidak merokok mengkonsumsi obat-obatan anti
- Klien mengatakan tidak pernah inflamasi seperti asam mefenama
minum-minuman beralkohol
- Klien menyukai makanan yang pedas

Di rumah sakit - Klien tidak makan makanan yang - Klien mengatakan tidak makan
pedas makanan yang asam dan manis

5) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik

Observasi Pasien 1 Pasien 2


Keadaan umum Klien lemah Klien lemah
Kesadaran Composmentis Composmentis
GCS 4-5-6 4-5-6
TD 130/70 mmHg 120/90 mmHg
Nadi 80x/menit 88x/menit
Suhu 36,8ᵒC 37ᵒ C
Respirasi 20x/menit 22x / menit
BB sebelum sakit 70kg 50 kg
BB setelah sakit 70kg 50 kg
Pemeriksaan kulit - Inspeksi : - Inspeksi :
dan kuku Warna kulit : kuning langsat, persebaran Warna kulit : kuning langsat, persebaran
warna kulit merata, tidak ada lesi warna kulit merata, tidak ada lesi

- Palpasi : - Palpasi :
Kondisi kulit : kulit terasa hangat, tidak Kondisi kulit : kulit terasa hangat, tidak
ada pitting edema ada pitting edema
Turgor kulit : kembali <2 detik Turgor kulit : kembali <2 detik
CRT < 2 detik CRT < 2 detik
Pemeriksaan kepala - Inspeksi : - Inspeksi :
Bentuk kepala : simetris Bentuk kepala : simetris
Rambut : rambut tampak bersih, Rambut : rambut rontok, rambut
persebaran rambut merata, warna rambut tampak berminyak, persebaran rambut
hitam dan rambut lurus merata, warna rambut hitam dan
Massa : tidak ada massa pada kepala bergelombang
klien Massa : tidak ada massa pada kepala
klien
- Palpasi :
Kepala : tidak ada nyeri tekan pada - Palpasi :
kepala klien dan tidak ada massa Kepala : tidak ada nyeri tekan pada
kepala klien dan tidak ada massa
Keterangan : klien tampak meringik
kesakitan Keterangan : klien tampak gelisah dan
meringgik kesakitan
Pemeriksaan mata - Inspeksi : - Inspeksi
Alis : persebaran alis merata, simetris Alis : persebaran alis merata, simetris
Mata : Simestris, ada kantung mata Mata : Simetris, ada kantung mata
dan mata terlihat lelah/sayu yang tampak menghitam
Bola mata : bulat, gerakan arah bola Bola mata : bulat, gerakan bola mata
mata normal normal
Sklera : Putih susu Sklera : putih susu
Pupil : isokor Pupil : isokor
Konjungtiva : merah muda Konjungtiva : merah muda
Mata berfungsi dengan normal dan Mata berfungsi dengan normal dan
klien tidak memakai kacamata klien tidak memakai kacamata

- Palpasi : - Palpasi :
Mata : bola mata teraba kenyal, tidak Mata : bola mata teraba kenyal, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Pemeriksaan hidung - Inspeksi : - Inspeksi :
Lubang hidung : simetris, septum nasi Lubang hidung : simetris, septum nasi
tepat berada ditengah, lubang hidung tepat berada ditengah, lubang hidung
simetris, sedikit ada sekret, tidak ada simetris, tidak ada sekret, tidak ada
lesi, tidak ada pernafasan cuping lesi, tidak ada pernafasan cuping
hidung hidung
Hidung : tidak terpasang O2 nasal Hidung : tidak terpasang O2 nasal
Hidung berfungsi dengan normal dan Hidung berfungsi dengan normal dan
dapat menerima rangsang bau dengan dapat menerima rangsang bau dengan
baik baik

- Palpasi : - Palpasi :
Sinus hidung : tidak ada nyeri tekan Sinus hidung : tidak ada nyeri tekan
pada sinus maksilaris, etmoidolis, pada sinus maksilaris, etmoidolis,
frontalis dan sinus sfenoidalis frontalis dan sinus sfenoidalis
Pemeriksaan Telinga - Inspeksi : - Inspeksi :
Daun telinga : simetris, tidak ada lesi Daun telinga : simetris, tidak ada lesi
disekitar telinga disekitar telinga
Kondisi lubang telinga : bersih, Kondisi lubang telinga : bersih,
gendang telinga utuh gendang telinga utuh
Sinus hidung : tidak ada nyeri tekan Telinga dapat berfungsi dengan baik
pada sinus maksilaris, etmoidolis, dan dapat menerima rangsangan
frontalis dan sinus sfenoidalis dengan baik
Telinga dapat berfungsi dengan baik
dan dapat menerima rangsangan
dengan baik

- Palpasi : - Palpasi :
Telinga : tidak ada nyeri tekan pada Telinga : tidak ada nyeri tekan pada
tragus tragus
Pemeriksaan Mulut - Inspeksi : - Inspeksi :
Bibir : mukosa bibir kering Bibir : mukosa bibir kering
Gigi : gigi nampak sedikit kotor, gigi Gigi : gigi nampak sedikit kotor, gigi
masih utuh semua, tidak ada caries gigi masih utuh semua, tidak ada caries gigi
Gusi : berwarna merah muda Gusi : berwarna merah muda
Lidah : berwarna merah muda Lidah : berwarna merah muda
Uvula : tepat berada ditengah Uvula : tepat berada ditengah
Tonsil : tidak ada pembesaran tonsil, Tonsil : tidak ada pembesaran tonsil,
normal) normal)
Bau mulut sedikit tidak sedap Bau mulut sedikit tidak sedap
Mulut berfungsi dengan baik dan klien Mulut berfungsi dengan baik dan klien
dapat merasakan rasa makanan degan dapat merasakan rasa makanan degan
baik baik
Pemeriksaan Leher - Inspeksi - Inspeksi
Kondisi kulit : persebaran warna kulit Kondisi kulit : persebaran warna kulit
tidak merata, tidak ada lesi dan tidak merata, tidak ada lesi dan tidak ada
ada bekas operasi bekas operasi
- Palpasi : - Palpasi :
Kelenjar tyroid : tidak ada nyeri tekan, Kelenjar tyroid : tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan, tidak ada tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis : tidak ada bendungan Vena jugularis : tidak ada bendungan
pada vena jugularis pada vena jugularis
Trakea : trakea bereda ditengah, tidak Trakea : trakea bereda ditengah, tidak
nyeri saat menelan nyeri saat menelan
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
limfe. limfe.
Pemeriksaan Thorax Pemeriksaan paru Pemeriksaan Paru :
- Inspeksi : - Inspeksi
Dada : bentuk dada normal, tidak ada Dada : bentuk dada normal, tidak ada
retraksi dinding dada retraksi dinding dada
Kondisi kulit : persebaran warna Kondisi kulit : persebaran warna
merata, tidak terlihat adanya lesi dan merata, tidak terlihat adanya lesi dan
bekas operasi bekas operasi
- Palpasi : - Palpasi :
Pada dada taktil fremitus teraba kanan Pada dada taktil fremitus teraba kanan
dan kiri dan kiri
- Perkusi : - Perkusi :
Pada sebelah kiri ICS 3-5 peka, Pada sebelah kiri ICS 3-5 peka,
sternum sinistra ICS 1-2 sonor dan ICS sternum sinistra ICS 1-2 sonor dan ICS
4-5 pekak 4-5 pekak
- Auskultasi - Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan Tidak ada suara nafas tambahan
(vascular/ suara nafas normal) (vascular/ suara nafas normal)
Wheezing Rochi Wheezing Ronchi

Pemeriksaan Jantung Pemeriksaan Jantung


- Inspeksi : - Inspeksi :
Ictus Cordis : tampak pada ics 5 Ictus Cordis : tampak pada ics 5
midclavicula sinistra midclavicula sinistra
Kondisi kulit : persebaran warna kulit Kondisi kulit : persebaran warna kulit
merata, tidak ada lesi atau bekas merata, tidak ada lesi atau bekas
operasi operasi
- Palpasi : - Palpasi :
Ictus Cordis : tinggi tidak lebih dari 1 Ictus Cordis : tinggi tidak lebih dari 1
cm cm
- Perkusi : - Perkusi :
Saat di perkusi terdengar sonor Saat di perkusi terdengar sonor
- Auskultasi : - Auskultasi :
BJ I : Bunyi jantung 1 terdengar (lup) BJ I : Bunyi jantung 1 terdengar (lup)
tunggal tunggal
BJ II : Bunyi jantung II terdengar BJ II : Bunyi jantung II terdengar
(dup) tunggal (dup) tunggal
BJ III : tidak ada bunyi jantung BJ III : tidak ada bunyi jantung
tambahan (normal) tambahan (normal)
Pemeriksaan - Inspeksi : - Inspeksi :
Abdomen Bentuk abdomen datar, tidak ada lesi, Bentuk abdomen datar, tidak ada lesi,
persebaran warna merata, umbilikus persebaran warna merata, umbilikus
tepat berada di tengah dan tidak tepat berada di tengah dan tidak
menonjol. menonjol.
- Palpasi : - Palpasi :
Terdapat nyeri tekan pada daerah Terdapat nyeri tekan pada daerah
epigastrium, lumbalis kiri, tidak ada epigastrium, tidak ada pembesaran
pembesaran hepar hepar
- Perkusi : - Perkusi :
Terdengar hypertympani pada Terdengar hypertympani pada
epigastrium, terdengar pekak pada epigastrium, terdengar pekak pada
hipokondria kiri hipokondria kiri
- Auskultasi : - Auskultasi :
Bising usus 13x/menit Bising usus 15x/menit

Keterangan : Klien tampak melindungi Keterangan : Klien tampak melindungi


area nyeri. area nyeri.
Pemeriksaa Genetalia - Inspeksi : - Inspeksi :
Tidak memakai kateter Tidak memakai kateter
Pemeriksaan - Inspeksi : - Inspeksi :
Muskoloskeletal Tonus otot lunak, persebaran warna Tonus otot lunak, persebaran warna
kulit merata, tidak ada edema pada kulit merata, tidak ada edema pada
ekstermitas atas dan bawah, kanan ekstermitas atas dan bawah, kanan
maupun kiri, jumlah jari lengkap maupun kiri, jumlah jari lengkap
- Palpasi : - Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot : kekuatan otot mampu Kekuatan otot : kekuatan otot mampu
melawan gravitasi melawan gravitasi

5 5 5 5

5 5 5 5
4.1.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang

Tabel 4.6 Pemeriksaan penunjang klien 1 dan 2 pada tanggal 20 Februari 2019 dan 28

Februari 2019

Laboratorium :

Pemeriksaan Hasil Klien 1 Normal Hasil Klien 2 Normal Satuan


Hematologi
Darah Lengkap
Jumlah leukosit 11,59 4,0-11,0 6,54 4,0-11,0 10^3/µL
Jumlah eritrosit 5,43 4,50-5,50 4,81 4,00-5,00 10^6/µL
Hemoglobin 15,5 13,0-17,0 14,7 11,5-15,0 g/dL
Hematokrit 44,4 40,0-50,0 41,7 37,0-45,0 %
MCV 81,8 82,0-92,0 86,7 82,0-92,0 fL
MCH 28,5 27,0-31,0 30,6 27,0-31,0 pg
MCHC 34,9 32,0-37,0 35,3 32,0-37,0 g/dL
Jumlah Trombosit 320 150-400 235 150-400 10^3/µL
RDW-SD 36 35-47 38 35-47 fL
RDW-CV 12,0 11,5-14,5 11,8 11,5-14,5 %
PDW 10,2 9,0-13,0 H 13,4 9,0 – 13,0 fL
MPV 9,3 7,2-11,1 11,1 7,2 – 11,1 fL
P-LCR 20,1 15,0-25,0 H 34,1 15,0-25,0 %
PCT 0,300 0,150-0,400 0,260 0,150-0,400 %
Hitung Jenis %
Neutrofil 76,8 50-70 H 74,2 50-70 %
Limfosit 17,3 20-40 L 14,4 20-40
Monosit 5,3 2-8 H 11,0 2-8 %
Eosinofil 0,3 1-3 L 0,2 1-3 %
Basofil 0,3 0-1 0,2 0-1 %
Jumlah Neutrofil 8,9 1,5-7,0 4,9 1,5-7,0 10^3/µL
Jumlah Limfosit 2,0 1,0-3,7 L 0,9 1,0-3,7 10^3/µL
Jumlah Monosit 0,62 0,16-1,00 0,72 0,16-1,00 10^3/µL
Jumlah Eosinofil 0,0 0-0,8 0,0 0-0,8 10^3/µL
Jumlah Basofil 0,0 0-0,02 0,0 0-0,2 10^3/µL
FAAL HEPAR
SGOT 25 0-37 25 0-31 U/L
SGPT 39 0-41 19 0-32 U/L
ELEKTROLIT
SE
Natrium (Na) - L 118 135-145 mEq/L
Kalium (K) - L 3,07 3,50-5,50 mEq/L
Klorida (Cl) - - H 116 94-110 mEq/L
-
-

S typhi O (+) 1/160 Negatif - -


S group A-O (+) 1/80 Negatif - -
S group B-O Negatif Negatif - -
S group C-O Negatif Negatif - -
S typhi H (+) 1/80 Negatif - -
S group A-H Negatif Negatif - -
S group B-H (+) 1/80 Negatif - -
S group C-H Negatif Negatif - -
4.1.4 Terapi

Tabel 4.7 Terapi Obat Pasien 1

Nama obat Dosis Waktu Pemberian Fungsi Obat


Gastridine 50mg 2x1 IV Obat gastridine adalah obat yang digunakan
untuk mengobati penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh kelebihan produksi asam
lambun
Tomit 10mg 3x1 IV Tomit adalah obat yang digunakan untuk
meredakan mual dan muntah
Ricef 500mg 2x1 IV Rycef adalah obat yang digunakan dalam
perawatan, kontrol, pencegahan dari infeksi
bakteri
Pantopump 40mg 1x1 IV Pantopump adalah obat yang digunakan
untuk mengatasi gangguan yang
penyebabnya adalah peningkatan asam
lambung.
Gitas 20mg 3x1 IM k/p Gitas adalah obat yang digunakan untuk
merelaksasikan kram otot pada perut,
lambung, katung empedu dan sistem kemih
(uretra)
Progastrik 3x1 P.O Progastrik adalah obat yang digunakan untuk
mengobati gangguan pada saluran
pencernaan seperti gastritis, perut kembung,
maag dan tukak lambung
Inpepsa 200ml 4x1 P.O Inpepsaa adalah obat untuk mengobati luka
pada lambung dan bekerja dengan
membentuk lapisan pelindung pada tukak
untuk melindunginya dari asam, garam
empedu, dan enzim pencernaan yang
membuat luka semakin parah

Tabel 4.8 Terapi Obat Pasien 2

Nama obat Dosis Waktu Pemberian Fungsi obat


Acran 150mg 2x1 IV Acran adalah obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh kelebihan produksi asam
lambung.
Gitas 20mg 3x1 IV Gitas adalah obat yang digunakan untuk
merelaksasikan kram otot pada perut,
lambung, katung empedu dan sistem kemih
(uretra)
Dipenhidramin 25mg 3x1 IV Dipenhidramine adalah obat yang digunakan
untuk meredahkan batuk
Vometa 10mg 3x1 P.O Vometa adaalah obat golongan antiemik yang
dapat meredakan rasa mual, muntah,
gangguan perut, serta refluks asam lambung
Merislon 6mg 3x1 P.O Merislon adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi gangguan pusing
4.1.5 Analisa Data

Tabel 4.9 Analisa Data Pasien 1

Analisa Data Masalah Etiologi


Data Subyektif : Nyeri Akut Makanan dan minuman
- Klien mengatakan nyeri perut yang bersifat iritan dan
P : klien mengatakan nyeri dirasakan saat
perut tekan
trauma langsung pada
Q : klien mengatakan nyeri seperti tersayat- lambung
sayat
R : klien mengatakan nyeri yang rasakan di
bagian ulu hati
S : klien mengatakan skala nyeri 4 dari skala
nyeri 1-10 yang ditunjukkan oleh perawat
Fumgsi barier terganggu
T : klien mengatakan nyeri yang dirasakan
hilang timbul
- Klien mengatakan badannya lemas
- Klien mengatakan tanggal 21 Februari Gastritis
2019 pukul 07.00 waktu makan pagi
makanan tidak di habiskan dan nafsu
makan menurun
- Klien mengatakan suka mengkonsumsi
kopi Peningkatan asam
- Klien mengatakan mual dan saat dibawa lambung
ke IGD muntah 3x
- Klien mengatakan tidak bisa tidur tadi
malam

Data Obyektif : Iritasi pada mukosa


- Keadaan umum : lemah lambung
- Kesadaran : composmentis
- GCS: 4-5-6
- Klien tampak meringgik kesakitan
- Saat pengkajian klien tampak tidak nafsu
makan Peradangan atau inflamasi
- Klien tampak tidak menghabiskan pada epitel lambung
makannya dan makanan tampak terdapat
sisa
- Mata klien tampak lelah/sayu
- Terdapat nyeri tekan pada daerah
epigastrium, lumbalis kiri Nyeri epigastrium
- Klien tampak menunjukkan skala nyeri 4
dari skala nyeri 1-10 yang diberikan oleh
perawat
- Bising usus 13x/menit
- TTV : Nyeri akut
- TD : 130/70 mmHg
- Nadi : 80X/menit
- Suhu : 36,8ᵒC
- RR : 20x/menit
Tabel 4.10 Analisa Data Pasien 2
Analisa Data Masalah Etiologi
Data subyektif : Nyeri Akut Obat-obatan OAINS
- Klien mengatakan sudah 2 hari merasakan
nyeri
P : klien mengatakan nyeri bertambah saat
dibuat beraktivitas Sintesis prostaglandin menurun
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : klien mengatakan nyeri dirasakan di
bagian ulu hati Perlingungan mukosa menurun
S : klien mengatakan skala nyeri 7 dari skala
nyeri 0-10 yang diberikan oleh perawat
T : klien mengatakan nyeri yang dirasakan
muncul terus-menerus Fungsi barier terganggu
- Klien mengatakan saat terasa nyeri pada
ulu hati klien langsung minum obat dari
warung Gastritis
- Klien mengatakan nafsu makan menurun
- Klien mengatakan hanya mual saja dan
tidak muntah
- Klien mengatakan sehari belum makan Peningkatan asam lambung
karena seharian jalan-jalan setelah
merassakan nyeri ulu hati klien langsung
meminum obat-obatan anti nyeri. Iritasi pada mukosa lambung
- Klien mengatakan badannya lemas
- Klien mengatakan mempunyai riwayat
penyakit gastritis
- Klien mengatakan pusing berputar Peradangan atau inflamasi pada
epitel lambung
Data obyektif :
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : composmentis
- GCS: 4-5-6 nyeri epigastrium
- Saat pengkajian klien tampak gelisah
- Klien tampak meringgik kesakitan
- Klien tampak menunjukkan sikap tubuh
melindungi area nyeri nyeri akut
- Mata klien tampak lelah/sayu
- Terdapat nyeri tekan pada daerah
epigastrium
- Klien tampak menunjukkan skala nyeri 7
dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh
perawat
- Bising usus 15x/menit
- TTV :
- TD : 120/90 mmHg
- Nadi : 88x/menit
- Suhu : 37ᵒ C
- RR : 22x / menit
4.1.6 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.11 Diagnosa Keperawatan

Tanggal Diagnosa Keperawatan


21 Februari 2019 / pasien 1 Nyeri Akut b/d inflamasi mukosa lambung
28 Februari 2019 / pasien 2 Nyeri Akut b/d inflamasi mukosa lambung
4.1.7 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.12 Intervensi Keperawatan Pasien 1

Diagnosa keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


dan Tujuan
Nyeri Akut b/d inflamasi 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu 1) Lakukan observasi secara komprehensif 1) Inflamasi akan mengakibatkan kenaikan
mukosa lambung penyebab nyeri, mampu meliputi lokasi, karakteristik, skala, derajat keasaman jaringan cidera yang dapat
menggunakan teknik non intensitas, durasi, kualitas nyeri (Ackley, mengakibatkan kenaikan rangsangan sensasi
Tujuan jangka pendek : farmakologi untuk mengurangi nyeri, 2011). nociceptor nyeri nyeri juga dapat diperparah
inflamasi mukosa mencari bantuan) (Nurarif & oleh peningkatan asam lambung (Sukarmin,
lambung berkurang Kusuma, 2016). 2012).
setelah dilakukan asuhan 2) Menujukkan tidak terdapat nyeri
keperawatan 1x24 jam (Sukarmin, 2012).
3) Menunjukkan bahwa nyeri berkurang 2) Observasi Tanda Tanda Vital klien
Tujuan Jangka Panjang : dengan menggunakan manjemen (Ackley, 2011). 2) Dengan melakukan observasi TTV dapat
nyeri akut berkurang nyeri (Nurarif & Kusuma, 2016). mengetahui keadaan umum klien (Ackley,
/tidak dirasakan lagi 4) Mampu mengenali nyeri (skala, 2011).
setelah dilakukan intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
tindakan keperawatan (Nurarif & Kusuma, 2016). 3) Klien paham dengan pemahaman tentang
3) Jelaskan pada klien tentang pendekatan
3x4 jam 5) Menyatakan rasa nyaman setelah perawatan dalam menangani rasa nyeri
manjemen rasa nyeri (Ackley, 2011).
nyeri berkurang (Nurarif & Kusuma, (Ackley, 2011).
2016).
6) Frekuensi peristaltik usus normal
adalah 5-30x/menit (Debora, 2017). 4) Observasi reaksi non verbal dari nyeri 4) Posisi gerakan tubuh rentang terhadap nyeri.
(Sukarmin, 2012) nyeri epigastrik membuat penderita
memegangi perut saat berjalan (Sukarmin,
2012)
5) Atur posisi tidur klien senyaman mungkin 5) Posisi yang nyaman dapat menurunkan nyeri
(Ardiansyah, 2012). (Ardiansyah, 2012).

6) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan 6) Dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas
teknik distraksi (Ackley, 2011). dalam fdan dapat mengurangi rasa nyeri yang
terjadi pada klien (Ackley, 2011).
7) Kontrol lingkungan yang dapat 7) Lingkungan yang tidak nyaman akan
mempengaruhi nyeri (Nurarif & Kusuma, meningkatkan respons simpatik yang dapat
2016). mempengaruhi peningkatan asam lambung
(Sukarmin, 2012).

8) Kolaborasi dengan tim medis untuk 8) Dengan melakukan kolaborasi tentang


pemberian farmakologi guna mengurangi pemberian terapi obat untuk mengurangi rasa
rasa nyeri yang dialami klien (Ackley, nyeri (Ackley, 2011).
2011).

Tabel 4.13 Intervensi Keperawatan Pasien 2

Diagnosa keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


dan Tujuan
Nyeri Akut b/d inflamasi 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu 1) Lakukan observasi secara komprehensif 1) Inflamasi akan mengakibatkan kenaikan
mukosa lambung penyebab nyeri, mampu meliputi lokasi, karakteristik, skala, derajat keasaman jaringan cidera yang dapat
menggunakan teknik non intensitas, durasi, kualitas nyeri (Ackley, mengakibatkan kenaikan rangsangan sensasi
Tujuan jangka pendek : farmakologi untuk mengurangi nyeri, 2011). nociceptor nyeri nyeri juga dapat diperparah
inflamasi mukosa mencari bantuan) (Nurarif & oleh peningkatan asam lambung (Sukarmin,
lambung berkurang Kusuma, 2016). 2012).
setelah dilakukan asuhan 2) Menujukkan tidak terdapat nyeri
keperawatan 1x24 jam (Sukarmin, 2012). 2) Observasi Tanda Tanda Vital klien 2) Dengan melakukan observasi TTV dapat
3) Menunjukkan bahwa nyeri berkurang (Ackley, 2011). mengetahui keadaan umum klien (Ackley,
Tujuan Jangka Panjang : dengan menggunakan manjemen 2011).
nyeri akut berkurang nyeri (Nurarif & Kusuma, 2016).
/tidak dirasakan lagi 4) Mampu mengenali nyeri (skala, 3) Jelaskan pada klien tentang pendekatan 3) Klien paham dengan pemahaman tentang
setelah dilakukan intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) manjemen rasa nyeri (Ackley, 2011). perawatan dalam menangani rasa nyeri
tindakan keperawatan (Nurarif & Kusuma, 2016). (Ackley, 2011).
3x4 jam 5) Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang (Nurarif & Kusuma, 4) Observasi reaksi non verbal dari nyeri 4) Posisi gerakan tubuh rentang terhadap nyeri.
2016). (Sukarmin, 2012) nyeri epigastrik membuat penderita
6) Frekuensi peristaltik usus normal memegangi perut saat berjalan (Sukarmin,
2012)
adalah 5-30x/menit (Debora, 2017).

5) Atur posisi tidur klien senyaman mungkin 5) Posisi yang nyaman dapat menurunkan nyeri
(Ardiansyah, 2012). (Ardiansyah, 2012).

6) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan 6) Dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas
teknik distraksi (Ackley, 2011). dalam fdan dapat mengurangi rasa nyeri yang
terjadi pada klien (Ackley, 2011).

7) Kontrol lingkungan yang dapat 7) Lingkungan yang tidak nyaman akan


mempengaruhi nyeri (Nurarif & Kusuma, meningkatkan respons simpatik yang dapat
2016). mempengaruhi peningkatan asam lambung
(Sukarmin, 2012).

8) Kolaborasi dengan tim medis untuk


pemberian farmakologi guna mengurangi 8) Dengan melakukan kolaborasi tentang
rasa nyeri yang dialami klien (Ackley, pemberian terapi obat untuk mengurangi rasa
2011). nyeri (Ackley, 2011).
4.1.8 Implementasi

Tabel 4.14 Implementasi Keperawatan pada pasien 1

Diagnosa Jam 21 Februari 2019 Jam 22 Februari 2019 Jam 23 Februari 2019
Keperawatan
Nyeri Akut b/d 08.00 1. Membina hubungan saling percaya 15.50 1. Melakukan observasi nyeri 08.00 1. Melakukan observasi nyeri
inflamasi mukosa meliputi lokasi, karakteristik, meliputi lokasi, karakteristik,
lambung 08.10 2. Melakukan observasi nyeri skala, intensitas, durasi dan skala, intensitas, durasi dan
meliputi lokasi, karakteristik, kualitas nyeri kualitas nyeri
skala, intensitas, durasi dan
kualitas nyeri 16.00 2. Kolaborasi dalam memberikan 08.15 2. Mengukur tanda-tanda vital (TD,
injeksi tomit Nadi, Suhu, RR)
08.20 3. Mengukur tanda-tanda vital klien
(TD, Nadi, RR, Suhu) 16.15 3. Mengganti infus asering 08.45 3. Membantu pasien untuk mengubah
posisi semi fowler
08.30 4. Membantu klien untuk mengubah 16.20 4. Mengukur tanda-tanda vital (TD,
posisi tidurnya dengan posisi semi Nadi, RR, Suhu) 09.00 4. Observasi reaksi non verbal
fowler dengan melihat ekspresi wajah
16.35 5. Menganjurkan pasien untuk klien
08.50 5. Mengajarkan pasien untuk teknik menggunakan teknik relaksasi
relaksasi nafas dalam dan teknik nafas dalam 11.00 5. Kolaborasi dalam memberikan
distraksi injeksi pantopump
17.00 6. Menganjurkan klien untuk
09.00 6. Observasi reaksi non verbal mendengarkan musik sesuai 12.00 6. Kolaborasi dalam memberikan
dengan melihat ekspresi wajah dengan hobbynya untuk injeksi rycef
klien mengalihkan perhatian dari nyeri
yang diarasakan 12.05 7. Memberikan Kolaborasi dalam
12.00 7. Membantu memberikan memberikan obat inpepsa syrup
lingkungan yang nyaman 17.15 7. Observasi reaksi non verbal dan obat progastrik 1 tablet
dengan melihat ekspresi wajah
12.10 8. Kolaborasi dalam memberikan klien 13.00 8. Menganjurkan pasien untuk
obat inpepsa syrup dan obat menggunakan teknik relaksasi
progastrik 1 tablet 17.20 8. Memberikan posisi yang nyaman nafas dalam dan teknik distraksi
dengan membantu klien mengubah jika nyeri timbul
14.00 9. Menanyakan kembali kepada klien posisi tidurnya senyaman mungkin
tentang rasa nyeri yang dirasakan 13.30 9. Memberi edukasi untuk tidak
oleh klien 17.30 9. Menganjurkan untuk sering makan pedas dan
meningkatkan istrirahat supaya mengurangi untuk minum kopi
nyeri berkurang
13.45 10. Menjelaskan kepada klien tentang
17.45 10.Menanyakan kembali kepada manajemen rasa nyeri dan
klien tentang rasa nyeri yang memberikan leaflet tentang
dirasakan oleh klien manajemen nyeri non-farmakologi

14.45 11. Menanyakan kembali kepada


klien tentang rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien

Tabel 4.15 Evaluasi Keperawatan pada pasien 1

Diagnosa Kep 21 Februari 2019 22 Februari 2019 23 Februari 2019


Nyeri Akut b/d S: S: S:
inflamasi mukosa Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri tetapi sudah berkurang Klien mengatakan nyeri sudah tidak dirasakan
lambung P : Klien mengatakan masih merasakan nyeri P : klien mengatakan nyeri sudah berkurang lagi
saat perutnya ditekan Q : klien mengatakan nyeri yang dirasakan P : klien mengatakan sudah tidak nyeri
Q : klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tersayat-sayat Q : klien mengatakan tidak nyeri tersayat-
seperti tersayat-sayat R : klien mengatakan nyeri yang dirasakan sayat seperti kemarin
R : klien mengatakan nyeri yang dirasakan dibagian ulu hati R : klien mengatakan dibagian ulu hati tidak
dibagian ulu hati S : klien menunjukkan skala nyeri 2 dari skala merasakan nyeri lagi
S : klien mengatakan skala nyeri 3 dari skala nyeri 1-10 yang diberikan oleh perawat S : klien menunjukkan skala nyeri 0 dari skala
nyeri 0-10 yang diberikan oleh perawat T : klien mengatakan nyeri yang dirasakan nyeri 0-10 yang diberikan oleh perawat
T : klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul T : klien mengatakan nyeri sudah tidak
hilang timbul - Klien mengatakan sudah sedikit ada nafsu muncul lagi
- Klien mengatakan masih tidak nafsu makan makan - Klien mengatakan sudah nafsu makan
- Klien mengatakan masih mual - Klien mengatakan sudah tidak mual - Klien mengatakan sudah tidak mual

O: O: O:
- Keadaan umum : lemah - Keadaan umum : cukup - Keadaan umum : cukup
- Kesadaran : composmentis - Kesadaran : composmentis - Kesadaran : composmentis
- GCS : 4-5-6 - GCS : 4-5-6 - GCS : 4-5-6
- Klien masih tampak meringgik kesakitan - Klien tampak menunjukkan skala nyeri 2 - Klien tampak menunjukkan skala nyeri 0
- Klien tampak menunjukkan sikap tubuh dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh dari skala nyeri 0-10 yang ditunjukkan oleh
yang melindungi nyeri perawat perawat
- Klien tampak menunjukkan skala nyeri 3 - Bising usus : 12x/menit - Bising usus : 10x/menit
- Bising usus 13x/menit - Masih terdapat nyeri tekan pada daerah ulu - Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah ulu
- Terdapat nyeri tekan pada daerah hati dan lumbalis kiri hati dan lumbalis kiri
epigastrium dan lumbalis kiri - TTV : - TTV :
- TTV : - TD : 120/90 mmHg - TD : 120/60 mmHg
- TD : 130/70 mmHg - Nadi : 86x/menit - Nadi : 80x/menit
- Nadi : 84x/menit - Suhu : 36,5ᵒC - Suhu 36ᵒC
- Suhu : 36,6ᵒC - RR : 22X/menit - RR : 21x/menit
- RR : 21x/menit
A : Masalah teratassi sebagian A : Masalah teratasi
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 12,5,6,8
P : Lanjutkan Intervensi 1,2 dan 5-8 P : hentikan intervensi
Tabel 4.16 Implementasi Keperawatan pada Pasien 2

Diagnosa Jam 28 Februari 2019 Jam 1 maret 2019 Jam 2 maret 2019
Keperawatan
Nyeri Akut b/d 13.00 1. Membina Hubungan saling 08.00 1. Melakukan observasi nyeri 08.00 1. Melakukan observasi nyeri meliputi
inflamasi mukosa percaya meliputi lokasi, karakteristik, lokasi, karakteristik, skala, intensitas,
lambung skala, intensitas, durasi dan durasi dan kualitas nyeri
13.30 2. Melakukan observasi nyeri kualitas nyeri
meliputi lokasi, karakteristik, 08.15 2. Kolaborasi dalam memberikan injeksi
skala, intensitas, durasi dan 08.15 2. Mengukut TTV (TD, Nadi, RR, acran
kualitas nyeri Suhu)
08.15 3. Kolaborasi dalam memberikan obat
14.00 3. Mengukut TTV (TD, Nadi, 08.25 3. Membantu klien untuk mengubah oral vemeta 1 tablet dan merislon 1 tablet
RR, Suhu) posisi tidurnya
09.00 4. Mengukur tanda-tanda vital (TD,
14.15 4. Observasi reaksi non verbal 08.30 4. Kolaborasi dalam memberikan Nadi, Suhu, RR)
dengan melihat ekspresi obat oral vemeta 1 tablet
wajah klien 09.15 5. Membantu pasien untuk mengubah
08.30 5. Kolaborasi dalam memberikan posisi semi fowler
14.20 5. Membantu memberikan injeksi obat acran
lingkungan yang nyaman 09.20 6. Observasi reaksi non verbal dengan
08.45 6. Observasi reaksi non verbal melihat ekspresi wajah klien
14.30 6. Membantu klien untuk dengan melihat ekspresi wajah
mengubah posisi tidurnya klien 09.30 7. Menganjurkan pasien untuk tidak
dengan posisi semi fowler sering menggunakan obat-obatan
08.50 7. Menganjurkan klien melakukan antiinflamasi dan jika terasa nyeri bisa
15.05 7. Kolaborasi dalam teknik relaksasi nafas dalam jika menerapkan teknik relaksasi nafas dalam
memberikan injeksi gitas 1gr nyeri muncul dan teknik distraksi

15.45 8. Mengajarkan pasien untuk 09.00 8. Menganjurkan klien untuk 09.40 8. Menganjurkan klien untuk menonton
teknik relaksasi nafas dalam menonton tv untuk mengalihkan tv untuk mengalihkan perhatian nyeri
dan teknik distraksi perhatian nyeri yang dirasakan yang dirasakan

18.00 9. Menanyakan kembali kepada 09.30 9. Membantu memberikan 09.50 9. Memberi edukasi untuk tidak sering
klien tentang rasa nyeri yang lingkungan yang nyaman mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri
dirasakan oleh klien dan mengatur pola makannya dengan
09.45 10. Menganjurkan untuk baik
meningkatkan istirahat supaya
nyeri yang dirasakan bisa 10.00 10.Menjelaskan kepada klien tentang
berkurang manajemen rasa nyeri dan memberikan
leaflet tentang manajemen nyeri non-
12.00 11. Menanyakan kembali kepada klien farmakologi
tentang rasa nyeri yang dirasakan
oleh klien 10.30 11. Menganjurkan untuk meningkatkan
istirahat supaya nyeri yang dirasakan
bisa berkurang

12.00 12.Menanyakan kembali kepada klien


tentang rasa nyeri yang dirasakan oleh
klien

Tabel 4.17 Evaluasi Keperawatan pada Pasien 2

Diagnosa Kep 28 Februari 2019 1 Maret 2019 2 Maret 2019


Nyeri akut S: S: S:
berhubungan - Klien mengatakan nyeri - Klien mengatakan nyeri - Klien mengatakan nyeri berkurang
dengan inflamasi P : klien mengatakan masih nyeri P : klien mengatakan nyeri masih dirasakan tetapi P : klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi
mukosa lambung dirasakan saat melakukan aktivitas sudah berkurang dan sudah bisa sedikit melaakukan Q : klien mengatakan nyeri sudah tidak seperti
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditusuk- aktivitas ditusuk-tusuk lagi
tusuk Q : klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk R : klien mengatakan nyeri dibagian ulu hati
R : klien mengatakan nyeri dirasakan di R : klien mengatakan nyeri yang dirasakan dibagian sudah tidak dirasakan lagi
bagian ulu hati ulu hati S : klien mengatkan skala nyeri 0 dari skala
S : klien mengatakan skala nyeri 5 dari S : klien mengatakan skala nyeri 3 dari skala nyeri 0- nyeri 0-10 yang diberikan oleh perawaat
skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh 10 yang diberikan oleh perawat T : klien mengatakn nyeri sudah tidak muncul
perawat T : klien mengatakan nyeri hilang timbul dan jika kembali
T : klien mengatakan nyeri yang dirasakan nyeri muncul klien akan melakukan teknik distraksi - Klien mengatakan sudah bisa tidur
muncul terus-menerus menonton tv - Klien mengatakan selalu menggunakan
- Klien mengatakan nafsu makan - Klien mengatakan nafsu makan masih menurun teknik relaksasi nafas dalam dan teknik
menurun - Klien mengataakan sudah merasakan enakan dan distraksi saat nyeri mulai muncul
- Klien mengatakan badannya lemas badan tidak lemas lagi
- Klien mengatakan mempunyai riwayat O:
penyakit gastritis O: - Keadaan umum : cukup
- Keadaan umum : cukup - Kesadaran : composmentis
O: - Kesadaran : composmentis - GCS : 4-5-6
- Keadaan umum : lemah - GCS : 4-5-6 - Klien tampak menunjukkan skala nyeri 0
- Kesadaran : composmentis - Klien tampak menunjukkan skala nyeri 3 dari dari skala nyeri 0-10 yang ditunjukkan oleh
- GCS: 4-5-6 skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh perawat perawat
- Saat pengkajian klien tampak gelisah - Bising usus : 12x/menit - Bising usus : 10x/menit
- Klien tampak meringgik kesakitan - Masih terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati - Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah ulu
- Klien tampak menunjukkan sikap tubuh - Klien tampak men hati dan lumbalis kiri
melindungi area nyeri - TTV : - Klien tampak tidak meringgik kesakitan lagi
- Mata klien tampak lelah/sayu - TD : 110/70 mmHg - TTV :
- Terdapat nyeri tekan pada daerah - Nadi : 86x/menit - TD : 120/60 mmHg
epigastrium - Suhu : 36,5ᵒC - Nadi : 87x/menit
- Klien tampak menunjukkan skala nyeri 5 - RR : 22X/menit - Suhu 36,3ᵒC
dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh - RR : 21x/menit
perawat A : Masalah Teratasi sebagian
- Bising usus 15x/menit A : Masalah teratasi
- TTV : P : Lanjutkan Intervensi
- TD : 110/90 mmHg P : Lanjutkan intervensi
- Nadi : 82x/menit
- Suhu : 36,8ᵒ C
- RR : 22x / menit

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Tabel 4.16 Tabel pembahasan pengkajian

Pasien 1 Pasien 2
Klien 1 datang ke IGD Rumah Sakit Panti Klien 2 datang ke IGD Rumah Sakit Panti
Waluya Malang pada tanggal 20 Februari 2019 Waluya Malang pada tanggal 28 Februari 2019
pukul 23.57. klien mengeluhkan nyeri pada pukul 12.12. klien mengeluhkan nyeri sejak 2
bagian ulu hati setelah makan soto kambing dan hari yang lalu dan setiap nyeri klien langsung
mengkonsumsi kopi 3-4x/hari. Saat di IGD klien meminum obat-obatan anti nyeri yang dibeli
dilakukan pemeriksaan, setelah dilakukan diwarung, klien juga mengatakan seharian tidak
pemeriksaan klien didiagnosa gastritis akut. Saat makan, klien mengeluhkan nyeri, mual dan
dilakukan pengkajian pada hari Kamis tanggal 21 pusing berputar. Di IGD dilakukan pemeriksaan
Februari 2019 pukul 08.00 klien mengatakan oleh dokter, setelah dilakukan pemeriksaan klien
nyeri saat perut ditekan, nyeri dirasakan seperti didiagnosa gastritis. Saat dilakukan pengkajian
tersayat-sayat, nyeri dirasakan pada bagian ulu pada hari kamis pukul 12.30 klien mengatakan
hati dan klien menunjukkan skala nyeri 4 dari nyeri dirasakan karena telat makan dan sering
skala nyeri 0-10 yang di berikan oleh perawat, mengokunsumsi obat-obatan anti nyeri, nyeri
nyeri yang dirasakan hilang timbul. Klien yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk, nyeri
mengatakan nafsu makan berkurang karena rasa yang dirasakan pada bagian ulu hati dan klien
nyeri dan masih terasa mual. Klien mengakan menunjukkan skala nyeri 7 dari skala nyeri 0-10
semalam susah tidur karena nyeri yang dirasakan. yang diberikan oleh perawat, nyeri yang
Klien mengtakan suka mengkonsumsi kopi. Klien dirasakan terus-menerus. Klien mengatakan
tampak meringgik kesakitan. Klien tampak nafsu makan menurun karena nyeri dan mual
lemah. Mata klien tampak sayu. Klien tampak yang dirasakan. Klien mengtaaakan badannya
melindungi area nyeri dan terdapat nyeri pada lemas. Klien mengatkan mempunyai riwayat
daerah epigastrium. Pemeriksaan didapatkan TD : penyakit gastritis. Klien tampak lemah. Mata
100/70 mmHg N : 80X/menit RR : 20x/menit S : klien tampak sayu. Terdapat nyeri tekan pada
36,8ᵒC dan terdapat pemeriksaan bising usus daerah epigastrium. Pemeriksaan didapatkan TD
27x/menit. : 120/90 mmHg N : 88x/menit RR : 22x / menit
S : 37ᵒ C dan terdapat pemeriksaan bising usus
29x/menit
Opini :
Menurut penulis, dari data hasil pengkajian menunjukkan bahwa klien 1 dan klien 2 sama-sama
terdiagnosa gastritis, yang disebabkan oleh sering minum kopi dan tidak teratur makan dan sering
dalam pengunaan obat-obatan anti nyeri yang dapat mengiritasi mukosa dinding lambung. dan tanda
gejala yang dirasakan lainnya adalah mual dan muntah itu terjadi karena adanya peningkatan asam
lambung dan dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung. mukosa lambung yang teritasi dapat
menimbulkan terjadinya nyeri. nyeri tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan nafsu mkaan
dan timbulnya nyeri juga menganggu kualitas tidur klien dan dapat menyebabkan gaangguan tidur
klien. Pada klien 1 mengatakan nyeri dengan skala nyeri 4 dan pada klien ke 2 mengatakan nyeri
yang dirasakan pada skala nyeri 7. Klien tampak meringik kesakitan karena nyeri yang dirasakannya
dan melindungi area nyer. Berdasarkan data diatas sudah sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada.
Teori :
Menurut Wijaya dan Putri (2013) gastritis mempunyai tanda dan gejala antara lain yaitu nyeri pada
epigastrium, perasaan penuh pada abdomen, mual dan muntah, anoreksia, tidak nyaman di perut.
Penderita yang mengalami gastritis akan mengeluh nyeri pada epigastrium. Mukosa lambung yang
terinfeksi dan teriritasi akan menimbulkan terjadinya nyeri (Sukarmin, 2012). Nyeri dapat
diekspresikan melalui ekspresi wajah seperti meringis kesakitan, menangis dan merintih kesakitan.
Skala nyeri dapat diukur melalui penderita dan tergantung dari luas dan dalamnya ulkus, semakin
dalam ancaman iritasi dan infeksi yang dapat mengenai saraf sehingga dapat memicu terjadinya nyeri
yang cukup berat. Nyeri dapat diukur dengan skala 0 (tidak nyeri), skala 1-3 (nyeri ringan), 4-7
(nyeri sedang), 7-9 (nyeri berat), 9-10 (nyeri yang sangat hebat).
4.2.2 Diagnosis Keperawatan

Tabel 4.17 Tabel pembahasan diagnosis keperawatan

Klien 1 Klien 2
Klien 1 yang didiagnosa nyeri akut berhubungan Klien 2 yang didiagnosa nyeri akut berhubungan
dengan inflamasi mukosa lambung dan didukung dengan inflamasi mukosa lambung dan didukung
dengan data yang memiliki tanda dan gejala gastritis dengan data yang memiliki tanda dan gejala gastritis
yang disebabkan oleh sering mengkonsumsi kopi. yang disebabkan oleh tidak teratur makan dan sering
Klien mengeluhkan nyeri dengan menunjukkan skala dalam menggunakan obat-obatan anti nyeri. klien
nyeri 4 dari skala nyeri 1-10 yang diberikan oleh klien mengeluhkan nyeri dengan menunjukkan skala
perawat. Ekspresi wajah klien tampak meringik nyeri 7 dari skala nyeri 1-10 yang diberikan oleh
kesakitan, klien tampak melindungi area nyeri, Klien perawat. Klien memiliki riwayat gastritis dan pernah
susah tidur karena nyeri yang dirasakannya, klien masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama yaitu
mengalami penurunan nafsu makan karena nyeri dan gaastritis. Ekspresi wajah klien tampak meringgik
mual yang dirasakan oleh klien, keadaan umum klien kesakitan, klien tampak melindungi area nyeri, nafsu
lemah, terdapat nyeri tekan pada epigastrium dan makan menurun karena nyeri dan mual yang
terdapat pemeriksaan bising usus 277x/menit dirasakaannya, keadaan umum lemah dan terdapat
nyeri tekan pada epigastrium, terdaapat pemeriksaan
bising usus 29x/menit
Opini :
Menurut penulis, klien 1 dan klien 2 ditetapkan diagnosa keperawatan yang sama yaitu nyeri akut yang
berhubungan dengan nyeri akut berhubungan denganinflamasi mukosa lambung didukung dengan data : klien
1 mengeluh nyeri dengan menunjukkan skala nyeri 4 dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh perawat dan
klien 2 mengeluhkan nyeri dengan menunjukkan skala nyeri 7 dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh
perawat. Kedua klien tampak mengalami penurunan nafsu makan, ekspresi wajah tampak meringis kesakitan,
melindungi area nyeri dan mengalami gaangguan tidur karena nyeri yang dirasakan oleh klien. Berdasarkan
data tersebut sudah sesuai dengan batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan nyeri akut.

Teori :
Menurut PPNI (2016), bahwa batasan karakteristik pada diagnosa keperawatan nyeri akut adalah
mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat, posisi untuk menghindari nyeri,
perubahan selera makan, perilaku distraksi (misalnya : mondar-mandir, mencari aktivitas lain), perilaku
ekspresif (misalnya : gelisah, merintih, menangis, menghela nafas panjang), sikap melindungi nyeri, fokus
menyempit (misalnya : gangguan persepsi waktu, gangguan proses pikir), berfokus pada diri sendiri,
gangguan tidur.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.18 Pembahasan Tujuan Intervensi Keperawatan

Tujuan Klien 1 Klien 2


Klien tidak mengalami nyeri Pada klien pertama ditetapkan Pada klien kedua ditetapkan tujuan
setelah dilakukan tindakan tujuan yang sama yaitu, hilangnya yang sama yaitu, hilangnya nyeri
keperawatan 3x24 jam nyeri yang dirasakan klien setelah yang dirasakan klien setelah
dilakukan asuhan keperawatan. dilakukan asuhan keperawatan.
Opini :
Menurut penulis, tujuan sudah sesuai dengan masalah nyeri akut yang dialami oleh kedua klien akibat
inflamasi pada mukosa lambung karena sering minuman kopi yang dikonsumsi oleh klien dan sering
mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri. jika nyeri tersebut tidak diatasi maka dapat menganggu kualitas hidup
klien. Selain itu, jika nyeri tidak ditangani dapat mengakibatkan syok neurologi. Maka tindakan keperawatan
dilakukan dan diharapkan agar klien tidak mengalami nyeri.
Teori :
Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa penetapan tujuan untuk rencana keperawatan pada pasien yang
mengalami gastritis dengan masalah nyeri akut yaitu klien tidak mengalami nyeri setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam (Sukarmin, 2012).
Tabel 4.19 Pembahasan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Klien 1 Klien 2
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan teknik non farmakologi mampu menggunakan teknik non farmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) . untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) .
2) Menujukkan tidak terdapat nyeri pada 2) Menujukkan tidak terdapat nyeri pada
epigastrium epigastrium
3) Menunjukkan bahwa nyeri berkurang dengan 3) Menunjukkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manjemen nyeri teknik relaksasi menggunakan manjemen nyeri teknik relaksasi
nafas dan teknik distraksi. nafas dan teknik distraksi.
4) Mampu mengenali nyeri 4) Mampu mengenali nyeri
5) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 5) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
6) Frekuensi peristaltik usus normal adalah 5- berkurang
30x/menit 6) Frekuensi peristaltik usus normal adalah 5-
30x/menit

Opini :
Berdasarkan kriteria hasil diatas, sesuai dengan masalah keperawatan nyeri akut yang dialami oleh klien
didapatkan data klien 1 dan klien 2 menyatakan mampu mengontrol nyeri, tidak terdapat nyeri pada daerah
epigastrium, klien 1 dan klien 2 menyatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang, klien 1 mengatakan skala
nyeri 1 dari skala nyeri 4 yang dirasakan pertama kali dan klien 2 mengatakan skala nyeri 1 dari skala nyeri
7. Klien 1 dan klien 2 mengatakan sudah merasa nyaman. Frekuensi bising usus klien 1 10x/menit dan
frekuensi bising usus klien 2 11x/menit.
Teori :
Berdasarkan teori menurut (Mutaqqin & Sari, 2013) mengatakan bahwa kriteria hasil sebagai pengukur
keberhasilan tindakan keperawatan, yaitu klien mampu mengontrol nyeri, menunjukkan tidak terdapat nyeri,
menunjukkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu mengenali nyeri,
menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, frekuensi peristaltik usus normal 5-30x/menit.

Tabel 4.20 Pembahasan Intervensi Keperawatan

Intervensi
NIC Pasien 1 Pasien 2
1) Lakukan observasi secara 1) Lakukan observasi secara 1) Lakukan observasi secara
komprehensif meliputi lokasi, komprehensif meliputi lokasi, komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, skala, intensitas, karakteristik, skala, intensitas, karakteristik, skala, intensitas,
durasi, kualitas nyeri (Ackley, durasi, kualitas nyeri (Ackley, durasi, kualitas nyeri (Ackley,
2011). 2011). 2011).

2) Observasi Tanda Tanda Vital 2) Observasi Tanda Tanda Vital 2) Observasi Tanda Tanda Vital
klien (Ackley, 2011). klien (Ackley, 2011). klien (Ackley, 2011).

3) Jelaskan pada klien tentang 3) Jelaskan pada klien tentang 3) Jelaskan pada klien tentang
pendekatan manjemen rasa pendekatan manjemen rasa pendekatan manjemen rasa
nyeri (Ackley, 2011). nyeri (Ackley, 2011). nyeri (Ackley, 2011).

4) Observasi reaksi non verbal dari 4) Observasi reaksi non verbal 4) Observasi reaksi non verbal
nyeri (Sukarmin, 2012) dari nyeri (Sukarmin, 2012) dari nyeri (Sukarmin, 2012)

5) Atur posisi tidur klien 5) Atur posisi tidur klien 5) Atur posisi tidur klien
senyaman mungkin senyaman mungkin senyaman mungkin
(Ardiansyah, 2012). (Ardiansyah, 2012). (Ardiansyah, 2012).

6) Ajarkan teknik relaksasi nafas 6) Ajarkan teknik relaksasi nafas 6) Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik distraksi dalam dan teknik distraksi dalam dan teknik distraksi
(Ackley, 2011). (Ackley, 2011). (Ackley, 2011).

7) Kontrol lingkungan yang dapat 7) Kontrol lingkungan yang dapat 7) Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri (Nurarif & mempengaruhi nyeri (Nurarif mempengaruhi nyeri (Nurarif
Kusuma, 2016). & Kusuma, 2016). & Kusuma, 2016).

8) Kolaborasi dengan tim medis 8) Kolaborasi dengan tim medis 8) Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian farmakologi untuk pemberian farmakologi untuk pemberian farmakologi
guna mengurangi rasa nyeri guna mengurangi rasa nyeri guna mengurangi rasa nyeri
yang dialami klien (Ackley, yang dialami klien (Ackley, yang dialami klien (Ackley,
2011). 2011). 2011).
Opini :
Pada klien 1 dan 2 telah ditetapkan rencana keperawatan sesuai dengan tinjauan pustaka. Selain diberikan
terapi farmakolog, klien juga dapat diberikan terapi non farmakologi, yaitu :
1. Melakukan observasi secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, skala, intensitas, durasi, kualitas
nyeri berguna mengobservasi dalam perubahan karakteristik nyeri yang dirasakan klien
2. Observasi Tanda Tanda Vital klien berguna untuk memantau tanda-tanda vital klien dalam sebelum dan
sesudah pemberian obat analgesik karena pemberian obat analgesik dapat memicu kerja jantung.
3. Jelaskan pada klien tentang pendekatan manjemen rasa nyeri yang berguna untuk menjelaskan kepada
klien tentang rasa nyeri yang dialaminya, menjelaskan dengan cara melakukan penyuluhan tentang
pengertian nyeri, tanda dan gejala nyeri, manajemen nyeri non-farmakologi yaitu teknik distraksi dan
teknik relaksasi nafas dalam dan diharapkan klien dapat memahami cara menangani rasa nyeri yang
sedang dialaminya.
4. Observasi reaksi non verbal dari nyeri. Posisi pergerakan tubuh dapat mempengaruhi timbulnya nyeri,
nyeri epigastrium membuat klien selalu memegangi perutnya dan melindungi area nyeri yang dapat
menunjukkan tingkat nyeri klien
5. Atur posisi tidur klien senyaman mungkin, dengan mengatur posisi tidur klien dapat meringankan
intensitas nyeri yang dirasakan oleh klien
6. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi. Teknik relaksasi nafas dalam dapat membantu
klien untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakaan oleh klien dan dapat membuat klien lebih nyaman.
Teknik distraksi yaitu teknik pengalihan dari nyeri seperti dengan membaca buku, menonton tv,
mendengarkan musik.
7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri. Lingkungan yang bising dan ramai dapat
mempengaruhi peningkatan asam lambung dan dapat menimbulkan nyeri. lingkungan yang nyaman dapat
menurunkan intesitas nyeri yang dirasakan oleh klien.
8. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi farmakologi. Pemberian terapi non Farmakologi
membantu menurunkan tingkat yeri pda klien
Teori :
Intervensi yang telah direncanakan bagi ke 2 klien telah sesuai dengan teori menurut (Ackley, 2011 :
Ardiansyah, 2012 : Sukarmin 2012 : Nurarif & Kusuma, 2016) :
1. Lakukan observasi secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, skala, intensitas, durasi,
kualitas nyeri
2. Observasi Tanda Tanda Vital klien
3. Jelaskan pada klien tentang pendekatan manjemen rasa nyeri
4. Observasi reaksi non verbal dari nyeri
5. Atur posisi tidur klien senyaman mungkin
6. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi
7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian farmakologi guna mengurangi rasa nyeri yang
dialami klien
4.2.4 Implementasi

Tabel 4.21 Tabel Pembahasan Implementasi Keperawatan

Pasien 1 Pasien 2
Implementasi yang dilakukan kepada klien 1 Implementasi yang dilakukan kepada klien 1
dilakukan sesuai dengan intervensi 1 sampai 8 sesuai dilakukan sesuai dengan intervensi 1 sampai 8 sesuai
dengan kondisi klien dan tindakan dilakukan dengan kondisi klien dan tindakan dilakukan
berdasarkan Informed Consent dari klien dan berdasarkan Informed Consent dari klien dan
keluarga. keluarga.
Opini :
Menurut penulis, klien 1 dilakukan intervensi 1 sampai dengan 8 sesuai dengan kondisi yang dialami oleh
klien. Hari 1 klien saat dilakukan asuhan keperawatan dapat melakukan semua intervensi yang diberikan oleh
perawat. Skala nyeri yang dirasakan klien dari skala nyeri 4 turun menjadi skala nyeri 3. Hari ke-2, skala
nyeri 4 klien mengalami penurunan pada skala nyeri 2. Dan hari ke-3 perawatan skala nyeri yang dialami
oleh klien turun menjadi skala nyeri 1. Hal tersebut terbukti dikarenakan tindakan keperawatan yang sudah
diberikan kepada klien 1. Pada tindakan Farmakologi yang diberikan pada klien dapat mengurangi intensitas
nyeri secara perlahan, tindakan non-Farmakologi yang sudah dijelaskan kepada klien seperti teknik nafas
dalam dan teknik distraksi dapat membantu mengurangi intensitas nyeri yang dialami oleh klien.
Klien 2 juga dilakukan intervensi keperawatan 1 sampai dengan 8 sesuai dengan kondisi yang dialami oleh
klien. Hari 1 klien saat dilakukan asuhan keperawatan dapat melakukan semua intervensi yang diberikan oleh
perawat. Skala nyeri yang dirasakan oleh klien dari skala nyeri 5 turun menjadi skala nyeri 3. Hari ke 2, skala
nyeri 5 turun menjadi skala nyeri 3. Hari ke 3 skala nyeri yang dirasakan klien turun menjadi skala nyeri 1.
Hal tersebut terbukti dikarenakan tindakan keperawatan yang sudah diberikan pada klien 2. Pada tindakan
Farmakologi yang diberikan pada klien dapat mengurangi intensitas nyeri secara perlahan, tindakan non-
Farmakologi yang sudah dijelaskan kepada klien seperti teknik nafas dalam dan teknik distraksi dapat
membantu mengurangi intensitas nyeri yang dialami oleh klien.
Teori :
Hal tersebut sesuai dengan teori yang ada, impoplementasi adalah tindakan penatalaksanaan dari yang dusah
direncanakan dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi
untuk mengurangi ras nyeri yang dialami oleh klien (Nugroho, 2011). Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan
nyeri dapat dilakukan dengan tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi. Teknik relaksasi
nafas dalam adalah teknik yang bertujuan untuk menurunkan atau mencegah terjadinya nyeri dan dapat
menimbulkan rasa nyaman. Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain (Tamsuri, 2007).

4.2.5 Evaluasi

Tabel 4.22 Tabel Pembahasan Evaluasi

Pasien 1 Pasien 2
Pada klien pertama, dihari perawatan ketiga masalah Pada klien pertama, dihari perawatan ketiga masalah
teratasi dengan menunjukkan data : klien teratasi dengan menunjukkan data : klien
mengatakan bahwa nyeri yang dialami sudah mengatakan bahwa nyeri berkurang dari skala nyeri
berkurang dari skala nyeri 4 menjadi skala nyeri 1. 5 menjadi skala nyeri 1 . klien mengatakan sudah
Klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Klien dapat tidur seperti kembali pada malam hari. Klien
mengatakan sudah tidak merasakan nyeri dibagian mengatakan nyeri berkurang saat klien menggunakan
ulu hati lagi. Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah teknik nafas dalam. Klien mengatakan sudah tidak
epigastrium. Bising usus :10x/menit. merasakan nyeri lagi dibagian ulu hati. Tidak
terdapat nyeri tekan pada daerah epigastrium. Bising
usus : 11x/menit.
Opini :
Pada pasien 1 dan 2 pada hari ketiga keperawatan menyatakan nyeri turun pada skala nyeri 1. Nyeri dapat
teratasi dengan melalui tindakan farmakologi dan non-Farmakologi. Pada pasien 1 tindakan Farmakologi
dilakukan dengan memberikan injeksi IV obat gastridine 50mg berfungsi untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung, tomit 10mg berfungsi untuk meredakan mual dan
muntah, ricef 500mg berfungsi untuk perawatan, kontrol, pencengahan dari infeksi dan bakteri, pantopump
40mg berfungsi untuk mengatasi gangguan yang penyebabnya adalah peningkatan asam lambung, gitas 20mg
yang berfungsi untuk merelaksasi kram otot pada perut, lambung, katung empedu dan sistem kemih,
progastrik yang berfungsi untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan seperti gastritis, perut
kembung, maag dan tungkak lambung dan inpepsa 200ml berfungsi untuk mengobati luka pada lambung.
Selain itu tindakan non-Farmakologi yang diajarkan kepada klien dengan teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi dapat membantu klien untuk mengurangi rasa nyerinya dan membuat klien menjadi nyaman.
Hal tersebut terbukti dengan terjadinya penurunan skala nyeri yang dialami klien 1 dari skala nyeri 4 menjadi
skala nyeri 1.

Pada klien 2 tindakan farmakologi yang diberikan dengan injeksi IV acran 150mg yang berfungsi untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung, gitas 20mg yang berfungsi
untuk merelaksasi kram otot pada perut, lambung, katung empedu dan sistem kemih, dipenhidramin 25mg
yang berfungsi untuk meredaahkan batuk, vometa 10mgyang berfungsi untuk meredakan rasa mual dan
muntah serta refluks asam lambung dan merislon 6mg berfungsi untuk mengatasi gangguan pusing. Selain itu
tibdakan non-Farmakologi yang diajarkan kepada klien dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik
distraksi dapat membantu klien untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat klien menjadi nyaman. Hal
tersebut terbukti dengan terjadinya penurunan skala nyeri yang dialami oleh klien 2 dari skala nyeri 5
menjadi skala nyeri 1.
Teori :
Berdasarkan teori yang ada, klien dapat menyatakan bahwa nyeri hilang, klien menyatakan bahwa nyeri
sudah tidak dirasakan lagi dan klien menyatakan rasa nyaman setelah nyeri hilang. Penatalaksanaan nyeri
akut dapat dilakukan dengan tindakan farmakologi dan non-Farmakologi. Tindakan non-Farmakologi yaitu
teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi. . Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik yang bertujuan
untuk menurunkan atau mencegah terjadinya nyeri dan dapat menimbulkan rasa nyaman. Teknik distraksi
adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain (Tamsuri, 2007). Dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi nyeri dapat berkurang.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikaan kesimpulan dan saran penelitian tentang “Asuhan Keperawatan pada

klien Gastritis dengan masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”.

5.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada klien gastritis dengan masalah nyeri di Rumah Sakit Panti

Waluya Sawahan Malang telah dilaksanakan pada klien 1 dan klien 2 dengan waktu 3 x

24 jam. Pada klien 1 dan klien 2 masalah dapat teratasi karena pada evaluasi terakhir

kedua klien dapat memenuhi semua kriteria hasil yang sudah dditentukan

5.1.1 Pengkajian

Pada klien yang pertama menunjukkan gejala dan faktor pencetus yang diakibatkan

oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh klien. Pada klien kedua

menunjukkan gejala dan faktor pencetus yang diakibatkan oleh sering mengkonsumsi

obat-obatan anti nyeri dan klien yang kedua memliki riwayat penyakit gastritis pada 2

bulan yang lalu.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan, penulis menemukan data objektif

dan subyektif pada kedua klien yang menunjang untuk ditetapkannya diagnosa

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera.


5.1.3 Rencana Keperawatan

Berdasarkan data diagnosa keperawatan yang ada, dapat disusun rencana keperawatan

pada klien gastritis dengan masalah nyeri akut rencana keperawatan tidak ada

perbedaan pada rencana keperawatan pada klien 1 dan klien 2. Rencana keperawatan

yang diberikan 8 rencana keperawatan yang sudah diperoleh

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan nyeri akut, peneliti melakukan tindakan

keperawatan pada klien yang mengalami gastritis. Berdasarkan 8 rencana tindakan

keperawatan semua dapat di implementasikan kepada kedua klien tanpa ada perbedaan.

5.1.5 Evaluasi

Pada kedua klien telah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dan

berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis, kedua klien masalah dapat

teratasi karena kedua klien dapat mencapai kriteria hasil yang telah dicapai.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Lahan Pemelitian

Sesuai dengan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan bagi Lahan penelitian, yaitu

Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang untuk meningkatkan pelaksanaan Asuhan

Keperawatan pada klien yang mengalami Gastritis dengan masalah Nyeri Akut, dengan
memberikan informasi kepada masyarakat dan klien gastritis yang akan pulang melalui

penyuluhan kesehatan tentang gastritis, sehingga dapat mengubah perilaku kesehatan

dalam kehidupan sehari-hari seperti menjaga pola makan, mengurangi mengkonsumsi

obat-obatan anti nyeri dan mengerti tentang bahaya gastritis dengan masalah nyeri akut.

Menganjurkan kepada perawat agar lebih menggali informasi kepada klien gastritis di

Rumah Sakit yang dapat menjadi salah satu penyebab klien mengalami gastritis seperti

stressor psikologis yang dialami oleh klien, riwayat mengkonsumsi obat-obatan seperti

obat anti-inflamatorik dan obat aspirin, alcohol serta minuman berkafein, dan pola

makan klien seperti mengkonsumsi makanan yang bersifat korosif seperti makanan

pedas maupun asam

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan ketika mahasiswa

melakukan praktik asuhan keperawatan khususnya kepada klien gastritis untuk

memperhatikan dan menggali semua aspek baik secara fisik maupun psikologis yang

dapat memicu terjadinya gastritis dengan masalah nyeri akut

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan sebagai

bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut serta diharapkan peneliti selanjutnya mampu

memberikan asuhan keperawatan dan mampu mengembangkan penelitian yang

berkaitan dengan “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dewasa yang Mengalami Gastritis

dengan Masalah Nyeri Akut” dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai