Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan asuhan keperawatan pada klien
gastritis dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.
4.1 Hasil
Penelitian ini dilaksanakan pada kedua klien di ruang Placida Paviliun RS Panti Waluya
Sawahan Malang. Klien 1 yang berada di kamar 101 bed 3 dan klien 2 berada kamar 104 bed
3 dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari. Kedua klien yang dirawat di ruang Placida
Pavilliun dengan fasilitas yang sama berupa 3 tempat tidur hanya terisi oleh 2 pasien. Setiap
tempat tidur terbatasi oleh tirai untuk menjaga privasi klien, tempat tidur terdapat side rail
(pengaman tempat tidur), bel pasien dan oksigen sentral yang dapat berfungsi dengan baik.
Kamar mandi untuk pasien berada didalam ruangan, disetiap kamar terdapat 1 wastafel, 1
4.1.2 Pengkajian
1) Identitas Klien
3) Data Psikososial
Di rumah sakit - mandi : klien mengatakan belum - Mandi : klien mengatakan belum
mandi saat di RS dan cuci muka saja mandi saat di rumah sakit
- gosok gigi : klien mengatakan belum - Gosok gigi : klien mengatakan belum
gosok gigi saat di RS gosok gigi saat di RS
- Gunting Kuku : klien mengatakan - Gunting Kuku : klien mengatakan
belum gunting kuku selama di RS belum gunting kuku selama di RS
- Keterangan : dilakukan dengan dibantu - Keterangan : dilakukan dengan
oleh ibu dan anggota keluarga lainnya dibantu oleh ibu dan anggota keluarga
lainnya
Pola Eliminasi
Di rumah BAB BAB
- Frekuensi : 1x/hari - Frekuensi : 1x/hari
- Konsistensi : lembek - Konsistensi : lembek
- Jumlah : - - Jumlah : -
- Bau : khas BAB - Bau : khas BAB
- Warna : Kuning kecoklatan - Warna : Kuning kecoklatan
BAK BAK
- Frekuensi : ± 5-6x/hari - Frekuensi : ± 7-8x/hari
- Konsistensi : cair - Konsistensi : cair
- Jumlah : ± 600 cc/hari - Jumlah : ± 800 cc/hari
- Bau : khas BAK - Bau : khas BAK
- Warna : Kuning jernih - Warna : Kuning jernih
Di rumah sakit - Tidur siang : tidak bisa tidur - Tidur siang : 1 jam biasa tidur pukul
- Tidur malam : 4 jam biasa tidur pukul 12.00-13.00
02.00-06.00 - Tidur malam : 6 jam biasa tidur pukul
- Klien mengatakan sering terbangun 22.00-04.00
karena tidak bisa tidur - Klien mengatakan tidak bisa tidur
karena nyeri yang dirasakannya
Pola kebiasaan
Di rumah - Klien mengatakan sering minum kopi - Klien mengatakan sering telat makan
3-4x/hari - Klien mengatakan suka makan yang
- Klien mengatakan dulu ± 3 tahun yang asam dan manis
lalu sering merokok tetapi sekarang - Klien mengatakn sering
sudah tidak merokok mengkonsumsi obat-obatan anti
- Klien mengatakan tidak pernah inflamasi seperti asam mefenama
minum-minuman beralkohol
- Klien menyukai makanan yang pedas
Di rumah sakit - Klien tidak makan makanan yang - Klien mengatakan tidak makan
pedas makanan yang asam dan manis
5) Pemeriksaan Fisik
- Palpasi : - Palpasi :
Kondisi kulit : kulit terasa hangat, tidak Kondisi kulit : kulit terasa hangat, tidak
ada pitting edema ada pitting edema
Turgor kulit : kembali <2 detik Turgor kulit : kembali <2 detik
CRT < 2 detik CRT < 2 detik
Pemeriksaan kepala - Inspeksi : - Inspeksi :
Bentuk kepala : simetris Bentuk kepala : simetris
Rambut : rambut tampak bersih, Rambut : rambut rontok, rambut
persebaran rambut merata, warna rambut tampak berminyak, persebaran rambut
hitam dan rambut lurus merata, warna rambut hitam dan
Massa : tidak ada massa pada kepala bergelombang
klien Massa : tidak ada massa pada kepala
klien
- Palpasi :
Kepala : tidak ada nyeri tekan pada - Palpasi :
kepala klien dan tidak ada massa Kepala : tidak ada nyeri tekan pada
kepala klien dan tidak ada massa
Keterangan : klien tampak meringik
kesakitan Keterangan : klien tampak gelisah dan
meringgik kesakitan
Pemeriksaan mata - Inspeksi : - Inspeksi
Alis : persebaran alis merata, simetris Alis : persebaran alis merata, simetris
Mata : Simestris, ada kantung mata Mata : Simetris, ada kantung mata
dan mata terlihat lelah/sayu yang tampak menghitam
Bola mata : bulat, gerakan arah bola Bola mata : bulat, gerakan bola mata
mata normal normal
Sklera : Putih susu Sklera : putih susu
Pupil : isokor Pupil : isokor
Konjungtiva : merah muda Konjungtiva : merah muda
Mata berfungsi dengan normal dan Mata berfungsi dengan normal dan
klien tidak memakai kacamata klien tidak memakai kacamata
- Palpasi : - Palpasi :
Mata : bola mata teraba kenyal, tidak Mata : bola mata teraba kenyal, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Pemeriksaan hidung - Inspeksi : - Inspeksi :
Lubang hidung : simetris, septum nasi Lubang hidung : simetris, septum nasi
tepat berada ditengah, lubang hidung tepat berada ditengah, lubang hidung
simetris, sedikit ada sekret, tidak ada simetris, tidak ada sekret, tidak ada
lesi, tidak ada pernafasan cuping lesi, tidak ada pernafasan cuping
hidung hidung
Hidung : tidak terpasang O2 nasal Hidung : tidak terpasang O2 nasal
Hidung berfungsi dengan normal dan Hidung berfungsi dengan normal dan
dapat menerima rangsang bau dengan dapat menerima rangsang bau dengan
baik baik
- Palpasi : - Palpasi :
Sinus hidung : tidak ada nyeri tekan Sinus hidung : tidak ada nyeri tekan
pada sinus maksilaris, etmoidolis, pada sinus maksilaris, etmoidolis,
frontalis dan sinus sfenoidalis frontalis dan sinus sfenoidalis
Pemeriksaan Telinga - Inspeksi : - Inspeksi :
Daun telinga : simetris, tidak ada lesi Daun telinga : simetris, tidak ada lesi
disekitar telinga disekitar telinga
Kondisi lubang telinga : bersih, Kondisi lubang telinga : bersih,
gendang telinga utuh gendang telinga utuh
Sinus hidung : tidak ada nyeri tekan Telinga dapat berfungsi dengan baik
pada sinus maksilaris, etmoidolis, dan dapat menerima rangsangan
frontalis dan sinus sfenoidalis dengan baik
Telinga dapat berfungsi dengan baik
dan dapat menerima rangsangan
dengan baik
- Palpasi : - Palpasi :
Telinga : tidak ada nyeri tekan pada Telinga : tidak ada nyeri tekan pada
tragus tragus
Pemeriksaan Mulut - Inspeksi : - Inspeksi :
Bibir : mukosa bibir kering Bibir : mukosa bibir kering
Gigi : gigi nampak sedikit kotor, gigi Gigi : gigi nampak sedikit kotor, gigi
masih utuh semua, tidak ada caries gigi masih utuh semua, tidak ada caries gigi
Gusi : berwarna merah muda Gusi : berwarna merah muda
Lidah : berwarna merah muda Lidah : berwarna merah muda
Uvula : tepat berada ditengah Uvula : tepat berada ditengah
Tonsil : tidak ada pembesaran tonsil, Tonsil : tidak ada pembesaran tonsil,
normal) normal)
Bau mulut sedikit tidak sedap Bau mulut sedikit tidak sedap
Mulut berfungsi dengan baik dan klien Mulut berfungsi dengan baik dan klien
dapat merasakan rasa makanan degan dapat merasakan rasa makanan degan
baik baik
Pemeriksaan Leher - Inspeksi - Inspeksi
Kondisi kulit : persebaran warna kulit Kondisi kulit : persebaran warna kulit
tidak merata, tidak ada lesi dan tidak merata, tidak ada lesi dan tidak ada
ada bekas operasi bekas operasi
- Palpasi : - Palpasi :
Kelenjar tyroid : tidak ada nyeri tekan, Kelenjar tyroid : tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan, tidak ada tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis : tidak ada bendungan Vena jugularis : tidak ada bendungan
pada vena jugularis pada vena jugularis
Trakea : trakea bereda ditengah, tidak Trakea : trakea bereda ditengah, tidak
nyeri saat menelan nyeri saat menelan
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
limfe. limfe.
Pemeriksaan Thorax Pemeriksaan paru Pemeriksaan Paru :
- Inspeksi : - Inspeksi
Dada : bentuk dada normal, tidak ada Dada : bentuk dada normal, tidak ada
retraksi dinding dada retraksi dinding dada
Kondisi kulit : persebaran warna Kondisi kulit : persebaran warna
merata, tidak terlihat adanya lesi dan merata, tidak terlihat adanya lesi dan
bekas operasi bekas operasi
- Palpasi : - Palpasi :
Pada dada taktil fremitus teraba kanan Pada dada taktil fremitus teraba kanan
dan kiri dan kiri
- Perkusi : - Perkusi :
Pada sebelah kiri ICS 3-5 peka, Pada sebelah kiri ICS 3-5 peka,
sternum sinistra ICS 1-2 sonor dan ICS sternum sinistra ICS 1-2 sonor dan ICS
4-5 pekak 4-5 pekak
- Auskultasi - Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan Tidak ada suara nafas tambahan
(vascular/ suara nafas normal) (vascular/ suara nafas normal)
Wheezing Rochi Wheezing Ronchi
5 5 5 5
5 5 5 5
4.1.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.6 Pemeriksaan penunjang klien 1 dan 2 pada tanggal 20 Februari 2019 dan 28
Februari 2019
Laboratorium :
6) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan 6) Dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas
teknik distraksi (Ackley, 2011). dalam fdan dapat mengurangi rasa nyeri yang
terjadi pada klien (Ackley, 2011).
7) Kontrol lingkungan yang dapat 7) Lingkungan yang tidak nyaman akan
mempengaruhi nyeri (Nurarif & Kusuma, meningkatkan respons simpatik yang dapat
2016). mempengaruhi peningkatan asam lambung
(Sukarmin, 2012).
5) Atur posisi tidur klien senyaman mungkin 5) Posisi yang nyaman dapat menurunkan nyeri
(Ardiansyah, 2012). (Ardiansyah, 2012).
6) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan 6) Dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas
teknik distraksi (Ackley, 2011). dalam fdan dapat mengurangi rasa nyeri yang
terjadi pada klien (Ackley, 2011).
Diagnosa Jam 21 Februari 2019 Jam 22 Februari 2019 Jam 23 Februari 2019
Keperawatan
Nyeri Akut b/d 08.00 1. Membina hubungan saling percaya 15.50 1. Melakukan observasi nyeri 08.00 1. Melakukan observasi nyeri
inflamasi mukosa meliputi lokasi, karakteristik, meliputi lokasi, karakteristik,
lambung 08.10 2. Melakukan observasi nyeri skala, intensitas, durasi dan skala, intensitas, durasi dan
meliputi lokasi, karakteristik, kualitas nyeri kualitas nyeri
skala, intensitas, durasi dan
kualitas nyeri 16.00 2. Kolaborasi dalam memberikan 08.15 2. Mengukur tanda-tanda vital (TD,
injeksi tomit Nadi, Suhu, RR)
08.20 3. Mengukur tanda-tanda vital klien
(TD, Nadi, RR, Suhu) 16.15 3. Mengganti infus asering 08.45 3. Membantu pasien untuk mengubah
posisi semi fowler
08.30 4. Membantu klien untuk mengubah 16.20 4. Mengukur tanda-tanda vital (TD,
posisi tidurnya dengan posisi semi Nadi, RR, Suhu) 09.00 4. Observasi reaksi non verbal
fowler dengan melihat ekspresi wajah
16.35 5. Menganjurkan pasien untuk klien
08.50 5. Mengajarkan pasien untuk teknik menggunakan teknik relaksasi
relaksasi nafas dalam dan teknik nafas dalam 11.00 5. Kolaborasi dalam memberikan
distraksi injeksi pantopump
17.00 6. Menganjurkan klien untuk
09.00 6. Observasi reaksi non verbal mendengarkan musik sesuai 12.00 6. Kolaborasi dalam memberikan
dengan melihat ekspresi wajah dengan hobbynya untuk injeksi rycef
klien mengalihkan perhatian dari nyeri
yang diarasakan 12.05 7. Memberikan Kolaborasi dalam
12.00 7. Membantu memberikan memberikan obat inpepsa syrup
lingkungan yang nyaman 17.15 7. Observasi reaksi non verbal dan obat progastrik 1 tablet
dengan melihat ekspresi wajah
12.10 8. Kolaborasi dalam memberikan klien 13.00 8. Menganjurkan pasien untuk
obat inpepsa syrup dan obat menggunakan teknik relaksasi
progastrik 1 tablet 17.20 8. Memberikan posisi yang nyaman nafas dalam dan teknik distraksi
dengan membantu klien mengubah jika nyeri timbul
14.00 9. Menanyakan kembali kepada klien posisi tidurnya senyaman mungkin
tentang rasa nyeri yang dirasakan 13.30 9. Memberi edukasi untuk tidak
oleh klien 17.30 9. Menganjurkan untuk sering makan pedas dan
meningkatkan istrirahat supaya mengurangi untuk minum kopi
nyeri berkurang
13.45 10. Menjelaskan kepada klien tentang
17.45 10.Menanyakan kembali kepada manajemen rasa nyeri dan
klien tentang rasa nyeri yang memberikan leaflet tentang
dirasakan oleh klien manajemen nyeri non-farmakologi
O: O: O:
- Keadaan umum : lemah - Keadaan umum : cukup - Keadaan umum : cukup
- Kesadaran : composmentis - Kesadaran : composmentis - Kesadaran : composmentis
- GCS : 4-5-6 - GCS : 4-5-6 - GCS : 4-5-6
- Klien masih tampak meringgik kesakitan - Klien tampak menunjukkan skala nyeri 2 - Klien tampak menunjukkan skala nyeri 0
- Klien tampak menunjukkan sikap tubuh dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh dari skala nyeri 0-10 yang ditunjukkan oleh
yang melindungi nyeri perawat perawat
- Klien tampak menunjukkan skala nyeri 3 - Bising usus : 12x/menit - Bising usus : 10x/menit
- Bising usus 13x/menit - Masih terdapat nyeri tekan pada daerah ulu - Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah ulu
- Terdapat nyeri tekan pada daerah hati dan lumbalis kiri hati dan lumbalis kiri
epigastrium dan lumbalis kiri - TTV : - TTV :
- TTV : - TD : 120/90 mmHg - TD : 120/60 mmHg
- TD : 130/70 mmHg - Nadi : 86x/menit - Nadi : 80x/menit
- Nadi : 84x/menit - Suhu : 36,5ᵒC - Suhu 36ᵒC
- Suhu : 36,6ᵒC - RR : 22X/menit - RR : 21x/menit
- RR : 21x/menit
A : Masalah teratassi sebagian A : Masalah teratasi
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 12,5,6,8
P : Lanjutkan Intervensi 1,2 dan 5-8 P : hentikan intervensi
Tabel 4.16 Implementasi Keperawatan pada Pasien 2
Diagnosa Jam 28 Februari 2019 Jam 1 maret 2019 Jam 2 maret 2019
Keperawatan
Nyeri Akut b/d 13.00 1. Membina Hubungan saling 08.00 1. Melakukan observasi nyeri 08.00 1. Melakukan observasi nyeri meliputi
inflamasi mukosa percaya meliputi lokasi, karakteristik, lokasi, karakteristik, skala, intensitas,
lambung skala, intensitas, durasi dan durasi dan kualitas nyeri
13.30 2. Melakukan observasi nyeri kualitas nyeri
meliputi lokasi, karakteristik, 08.15 2. Kolaborasi dalam memberikan injeksi
skala, intensitas, durasi dan 08.15 2. Mengukut TTV (TD, Nadi, RR, acran
kualitas nyeri Suhu)
08.15 3. Kolaborasi dalam memberikan obat
14.00 3. Mengukut TTV (TD, Nadi, 08.25 3. Membantu klien untuk mengubah oral vemeta 1 tablet dan merislon 1 tablet
RR, Suhu) posisi tidurnya
09.00 4. Mengukur tanda-tanda vital (TD,
14.15 4. Observasi reaksi non verbal 08.30 4. Kolaborasi dalam memberikan Nadi, Suhu, RR)
dengan melihat ekspresi obat oral vemeta 1 tablet
wajah klien 09.15 5. Membantu pasien untuk mengubah
08.30 5. Kolaborasi dalam memberikan posisi semi fowler
14.20 5. Membantu memberikan injeksi obat acran
lingkungan yang nyaman 09.20 6. Observasi reaksi non verbal dengan
08.45 6. Observasi reaksi non verbal melihat ekspresi wajah klien
14.30 6. Membantu klien untuk dengan melihat ekspresi wajah
mengubah posisi tidurnya klien 09.30 7. Menganjurkan pasien untuk tidak
dengan posisi semi fowler sering menggunakan obat-obatan
08.50 7. Menganjurkan klien melakukan antiinflamasi dan jika terasa nyeri bisa
15.05 7. Kolaborasi dalam teknik relaksasi nafas dalam jika menerapkan teknik relaksasi nafas dalam
memberikan injeksi gitas 1gr nyeri muncul dan teknik distraksi
15.45 8. Mengajarkan pasien untuk 09.00 8. Menganjurkan klien untuk 09.40 8. Menganjurkan klien untuk menonton
teknik relaksasi nafas dalam menonton tv untuk mengalihkan tv untuk mengalihkan perhatian nyeri
dan teknik distraksi perhatian nyeri yang dirasakan yang dirasakan
18.00 9. Menanyakan kembali kepada 09.30 9. Membantu memberikan 09.50 9. Memberi edukasi untuk tidak sering
klien tentang rasa nyeri yang lingkungan yang nyaman mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri
dirasakan oleh klien dan mengatur pola makannya dengan
09.45 10. Menganjurkan untuk baik
meningkatkan istirahat supaya
nyeri yang dirasakan bisa 10.00 10.Menjelaskan kepada klien tentang
berkurang manajemen rasa nyeri dan memberikan
leaflet tentang manajemen nyeri non-
12.00 11. Menanyakan kembali kepada klien farmakologi
tentang rasa nyeri yang dirasakan
oleh klien 10.30 11. Menganjurkan untuk meningkatkan
istirahat supaya nyeri yang dirasakan
bisa berkurang
4.2.1 Pengkajian
Pasien 1 Pasien 2
Klien 1 datang ke IGD Rumah Sakit Panti Klien 2 datang ke IGD Rumah Sakit Panti
Waluya Malang pada tanggal 20 Februari 2019 Waluya Malang pada tanggal 28 Februari 2019
pukul 23.57. klien mengeluhkan nyeri pada pukul 12.12. klien mengeluhkan nyeri sejak 2
bagian ulu hati setelah makan soto kambing dan hari yang lalu dan setiap nyeri klien langsung
mengkonsumsi kopi 3-4x/hari. Saat di IGD klien meminum obat-obatan anti nyeri yang dibeli
dilakukan pemeriksaan, setelah dilakukan diwarung, klien juga mengatakan seharian tidak
pemeriksaan klien didiagnosa gastritis akut. Saat makan, klien mengeluhkan nyeri, mual dan
dilakukan pengkajian pada hari Kamis tanggal 21 pusing berputar. Di IGD dilakukan pemeriksaan
Februari 2019 pukul 08.00 klien mengatakan oleh dokter, setelah dilakukan pemeriksaan klien
nyeri saat perut ditekan, nyeri dirasakan seperti didiagnosa gastritis. Saat dilakukan pengkajian
tersayat-sayat, nyeri dirasakan pada bagian ulu pada hari kamis pukul 12.30 klien mengatakan
hati dan klien menunjukkan skala nyeri 4 dari nyeri dirasakan karena telat makan dan sering
skala nyeri 0-10 yang di berikan oleh perawat, mengokunsumsi obat-obatan anti nyeri, nyeri
nyeri yang dirasakan hilang timbul. Klien yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk, nyeri
mengatakan nafsu makan berkurang karena rasa yang dirasakan pada bagian ulu hati dan klien
nyeri dan masih terasa mual. Klien mengakan menunjukkan skala nyeri 7 dari skala nyeri 0-10
semalam susah tidur karena nyeri yang dirasakan. yang diberikan oleh perawat, nyeri yang
Klien mengtakan suka mengkonsumsi kopi. Klien dirasakan terus-menerus. Klien mengatakan
tampak meringgik kesakitan. Klien tampak nafsu makan menurun karena nyeri dan mual
lemah. Mata klien tampak sayu. Klien tampak yang dirasakan. Klien mengtaaakan badannya
melindungi area nyeri dan terdapat nyeri pada lemas. Klien mengatkan mempunyai riwayat
daerah epigastrium. Pemeriksaan didapatkan TD : penyakit gastritis. Klien tampak lemah. Mata
100/70 mmHg N : 80X/menit RR : 20x/menit S : klien tampak sayu. Terdapat nyeri tekan pada
36,8ᵒC dan terdapat pemeriksaan bising usus daerah epigastrium. Pemeriksaan didapatkan TD
27x/menit. : 120/90 mmHg N : 88x/menit RR : 22x / menit
S : 37ᵒ C dan terdapat pemeriksaan bising usus
29x/menit
Opini :
Menurut penulis, dari data hasil pengkajian menunjukkan bahwa klien 1 dan klien 2 sama-sama
terdiagnosa gastritis, yang disebabkan oleh sering minum kopi dan tidak teratur makan dan sering
dalam pengunaan obat-obatan anti nyeri yang dapat mengiritasi mukosa dinding lambung. dan tanda
gejala yang dirasakan lainnya adalah mual dan muntah itu terjadi karena adanya peningkatan asam
lambung dan dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung. mukosa lambung yang teritasi dapat
menimbulkan terjadinya nyeri. nyeri tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan nafsu mkaan
dan timbulnya nyeri juga menganggu kualitas tidur klien dan dapat menyebabkan gaangguan tidur
klien. Pada klien 1 mengatakan nyeri dengan skala nyeri 4 dan pada klien ke 2 mengatakan nyeri
yang dirasakan pada skala nyeri 7. Klien tampak meringik kesakitan karena nyeri yang dirasakannya
dan melindungi area nyer. Berdasarkan data diatas sudah sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada.
Teori :
Menurut Wijaya dan Putri (2013) gastritis mempunyai tanda dan gejala antara lain yaitu nyeri pada
epigastrium, perasaan penuh pada abdomen, mual dan muntah, anoreksia, tidak nyaman di perut.
Penderita yang mengalami gastritis akan mengeluh nyeri pada epigastrium. Mukosa lambung yang
terinfeksi dan teriritasi akan menimbulkan terjadinya nyeri (Sukarmin, 2012). Nyeri dapat
diekspresikan melalui ekspresi wajah seperti meringis kesakitan, menangis dan merintih kesakitan.
Skala nyeri dapat diukur melalui penderita dan tergantung dari luas dan dalamnya ulkus, semakin
dalam ancaman iritasi dan infeksi yang dapat mengenai saraf sehingga dapat memicu terjadinya nyeri
yang cukup berat. Nyeri dapat diukur dengan skala 0 (tidak nyeri), skala 1-3 (nyeri ringan), 4-7
(nyeri sedang), 7-9 (nyeri berat), 9-10 (nyeri yang sangat hebat).
4.2.2 Diagnosis Keperawatan
Klien 1 Klien 2
Klien 1 yang didiagnosa nyeri akut berhubungan Klien 2 yang didiagnosa nyeri akut berhubungan
dengan inflamasi mukosa lambung dan didukung dengan inflamasi mukosa lambung dan didukung
dengan data yang memiliki tanda dan gejala gastritis dengan data yang memiliki tanda dan gejala gastritis
yang disebabkan oleh sering mengkonsumsi kopi. yang disebabkan oleh tidak teratur makan dan sering
Klien mengeluhkan nyeri dengan menunjukkan skala dalam menggunakan obat-obatan anti nyeri. klien
nyeri 4 dari skala nyeri 1-10 yang diberikan oleh klien mengeluhkan nyeri dengan menunjukkan skala
perawat. Ekspresi wajah klien tampak meringik nyeri 7 dari skala nyeri 1-10 yang diberikan oleh
kesakitan, klien tampak melindungi area nyeri, Klien perawat. Klien memiliki riwayat gastritis dan pernah
susah tidur karena nyeri yang dirasakannya, klien masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama yaitu
mengalami penurunan nafsu makan karena nyeri dan gaastritis. Ekspresi wajah klien tampak meringgik
mual yang dirasakan oleh klien, keadaan umum klien kesakitan, klien tampak melindungi area nyeri, nafsu
lemah, terdapat nyeri tekan pada epigastrium dan makan menurun karena nyeri dan mual yang
terdapat pemeriksaan bising usus 277x/menit dirasakaannya, keadaan umum lemah dan terdapat
nyeri tekan pada epigastrium, terdaapat pemeriksaan
bising usus 29x/menit
Opini :
Menurut penulis, klien 1 dan klien 2 ditetapkan diagnosa keperawatan yang sama yaitu nyeri akut yang
berhubungan dengan nyeri akut berhubungan denganinflamasi mukosa lambung didukung dengan data : klien
1 mengeluh nyeri dengan menunjukkan skala nyeri 4 dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh perawat dan
klien 2 mengeluhkan nyeri dengan menunjukkan skala nyeri 7 dari skala nyeri 0-10 yang diberikan oleh
perawat. Kedua klien tampak mengalami penurunan nafsu makan, ekspresi wajah tampak meringis kesakitan,
melindungi area nyeri dan mengalami gaangguan tidur karena nyeri yang dirasakan oleh klien. Berdasarkan
data tersebut sudah sesuai dengan batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan nyeri akut.
Teori :
Menurut PPNI (2016), bahwa batasan karakteristik pada diagnosa keperawatan nyeri akut adalah
mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat, posisi untuk menghindari nyeri,
perubahan selera makan, perilaku distraksi (misalnya : mondar-mandir, mencari aktivitas lain), perilaku
ekspresif (misalnya : gelisah, merintih, menangis, menghela nafas panjang), sikap melindungi nyeri, fokus
menyempit (misalnya : gangguan persepsi waktu, gangguan proses pikir), berfokus pada diri sendiri,
gangguan tidur.
Klien 1 Klien 2
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan teknik non farmakologi mampu menggunakan teknik non farmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) . untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) .
2) Menujukkan tidak terdapat nyeri pada 2) Menujukkan tidak terdapat nyeri pada
epigastrium epigastrium
3) Menunjukkan bahwa nyeri berkurang dengan 3) Menunjukkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manjemen nyeri teknik relaksasi menggunakan manjemen nyeri teknik relaksasi
nafas dan teknik distraksi. nafas dan teknik distraksi.
4) Mampu mengenali nyeri 4) Mampu mengenali nyeri
5) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 5) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
6) Frekuensi peristaltik usus normal adalah 5- berkurang
30x/menit 6) Frekuensi peristaltik usus normal adalah 5-
30x/menit
Opini :
Berdasarkan kriteria hasil diatas, sesuai dengan masalah keperawatan nyeri akut yang dialami oleh klien
didapatkan data klien 1 dan klien 2 menyatakan mampu mengontrol nyeri, tidak terdapat nyeri pada daerah
epigastrium, klien 1 dan klien 2 menyatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang, klien 1 mengatakan skala
nyeri 1 dari skala nyeri 4 yang dirasakan pertama kali dan klien 2 mengatakan skala nyeri 1 dari skala nyeri
7. Klien 1 dan klien 2 mengatakan sudah merasa nyaman. Frekuensi bising usus klien 1 10x/menit dan
frekuensi bising usus klien 2 11x/menit.
Teori :
Berdasarkan teori menurut (Mutaqqin & Sari, 2013) mengatakan bahwa kriteria hasil sebagai pengukur
keberhasilan tindakan keperawatan, yaitu klien mampu mengontrol nyeri, menunjukkan tidak terdapat nyeri,
menunjukkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu mengenali nyeri,
menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, frekuensi peristaltik usus normal 5-30x/menit.
Intervensi
NIC Pasien 1 Pasien 2
1) Lakukan observasi secara 1) Lakukan observasi secara 1) Lakukan observasi secara
komprehensif meliputi lokasi, komprehensif meliputi lokasi, komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, skala, intensitas, karakteristik, skala, intensitas, karakteristik, skala, intensitas,
durasi, kualitas nyeri (Ackley, durasi, kualitas nyeri (Ackley, durasi, kualitas nyeri (Ackley,
2011). 2011). 2011).
2) Observasi Tanda Tanda Vital 2) Observasi Tanda Tanda Vital 2) Observasi Tanda Tanda Vital
klien (Ackley, 2011). klien (Ackley, 2011). klien (Ackley, 2011).
3) Jelaskan pada klien tentang 3) Jelaskan pada klien tentang 3) Jelaskan pada klien tentang
pendekatan manjemen rasa pendekatan manjemen rasa pendekatan manjemen rasa
nyeri (Ackley, 2011). nyeri (Ackley, 2011). nyeri (Ackley, 2011).
4) Observasi reaksi non verbal dari 4) Observasi reaksi non verbal 4) Observasi reaksi non verbal
nyeri (Sukarmin, 2012) dari nyeri (Sukarmin, 2012) dari nyeri (Sukarmin, 2012)
5) Atur posisi tidur klien 5) Atur posisi tidur klien 5) Atur posisi tidur klien
senyaman mungkin senyaman mungkin senyaman mungkin
(Ardiansyah, 2012). (Ardiansyah, 2012). (Ardiansyah, 2012).
6) Ajarkan teknik relaksasi nafas 6) Ajarkan teknik relaksasi nafas 6) Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik distraksi dalam dan teknik distraksi dalam dan teknik distraksi
(Ackley, 2011). (Ackley, 2011). (Ackley, 2011).
7) Kontrol lingkungan yang dapat 7) Kontrol lingkungan yang dapat 7) Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri (Nurarif & mempengaruhi nyeri (Nurarif mempengaruhi nyeri (Nurarif
Kusuma, 2016). & Kusuma, 2016). & Kusuma, 2016).
8) Kolaborasi dengan tim medis 8) Kolaborasi dengan tim medis 8) Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian farmakologi untuk pemberian farmakologi untuk pemberian farmakologi
guna mengurangi rasa nyeri guna mengurangi rasa nyeri guna mengurangi rasa nyeri
yang dialami klien (Ackley, yang dialami klien (Ackley, yang dialami klien (Ackley,
2011). 2011). 2011).
Opini :
Pada klien 1 dan 2 telah ditetapkan rencana keperawatan sesuai dengan tinjauan pustaka. Selain diberikan
terapi farmakolog, klien juga dapat diberikan terapi non farmakologi, yaitu :
1. Melakukan observasi secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, skala, intensitas, durasi, kualitas
nyeri berguna mengobservasi dalam perubahan karakteristik nyeri yang dirasakan klien
2. Observasi Tanda Tanda Vital klien berguna untuk memantau tanda-tanda vital klien dalam sebelum dan
sesudah pemberian obat analgesik karena pemberian obat analgesik dapat memicu kerja jantung.
3. Jelaskan pada klien tentang pendekatan manjemen rasa nyeri yang berguna untuk menjelaskan kepada
klien tentang rasa nyeri yang dialaminya, menjelaskan dengan cara melakukan penyuluhan tentang
pengertian nyeri, tanda dan gejala nyeri, manajemen nyeri non-farmakologi yaitu teknik distraksi dan
teknik relaksasi nafas dalam dan diharapkan klien dapat memahami cara menangani rasa nyeri yang
sedang dialaminya.
4. Observasi reaksi non verbal dari nyeri. Posisi pergerakan tubuh dapat mempengaruhi timbulnya nyeri,
nyeri epigastrium membuat klien selalu memegangi perutnya dan melindungi area nyeri yang dapat
menunjukkan tingkat nyeri klien
5. Atur posisi tidur klien senyaman mungkin, dengan mengatur posisi tidur klien dapat meringankan
intensitas nyeri yang dirasakan oleh klien
6. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi. Teknik relaksasi nafas dalam dapat membantu
klien untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakaan oleh klien dan dapat membuat klien lebih nyaman.
Teknik distraksi yaitu teknik pengalihan dari nyeri seperti dengan membaca buku, menonton tv,
mendengarkan musik.
7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri. Lingkungan yang bising dan ramai dapat
mempengaruhi peningkatan asam lambung dan dapat menimbulkan nyeri. lingkungan yang nyaman dapat
menurunkan intesitas nyeri yang dirasakan oleh klien.
8. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi farmakologi. Pemberian terapi non Farmakologi
membantu menurunkan tingkat yeri pda klien
Teori :
Intervensi yang telah direncanakan bagi ke 2 klien telah sesuai dengan teori menurut (Ackley, 2011 :
Ardiansyah, 2012 : Sukarmin 2012 : Nurarif & Kusuma, 2016) :
1. Lakukan observasi secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, skala, intensitas, durasi,
kualitas nyeri
2. Observasi Tanda Tanda Vital klien
3. Jelaskan pada klien tentang pendekatan manjemen rasa nyeri
4. Observasi reaksi non verbal dari nyeri
5. Atur posisi tidur klien senyaman mungkin
6. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi
7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian farmakologi guna mengurangi rasa nyeri yang
dialami klien
4.2.4 Implementasi
Pasien 1 Pasien 2
Implementasi yang dilakukan kepada klien 1 Implementasi yang dilakukan kepada klien 1
dilakukan sesuai dengan intervensi 1 sampai 8 sesuai dilakukan sesuai dengan intervensi 1 sampai 8 sesuai
dengan kondisi klien dan tindakan dilakukan dengan kondisi klien dan tindakan dilakukan
berdasarkan Informed Consent dari klien dan berdasarkan Informed Consent dari klien dan
keluarga. keluarga.
Opini :
Menurut penulis, klien 1 dilakukan intervensi 1 sampai dengan 8 sesuai dengan kondisi yang dialami oleh
klien. Hari 1 klien saat dilakukan asuhan keperawatan dapat melakukan semua intervensi yang diberikan oleh
perawat. Skala nyeri yang dirasakan klien dari skala nyeri 4 turun menjadi skala nyeri 3. Hari ke-2, skala
nyeri 4 klien mengalami penurunan pada skala nyeri 2. Dan hari ke-3 perawatan skala nyeri yang dialami
oleh klien turun menjadi skala nyeri 1. Hal tersebut terbukti dikarenakan tindakan keperawatan yang sudah
diberikan kepada klien 1. Pada tindakan Farmakologi yang diberikan pada klien dapat mengurangi intensitas
nyeri secara perlahan, tindakan non-Farmakologi yang sudah dijelaskan kepada klien seperti teknik nafas
dalam dan teknik distraksi dapat membantu mengurangi intensitas nyeri yang dialami oleh klien.
Klien 2 juga dilakukan intervensi keperawatan 1 sampai dengan 8 sesuai dengan kondisi yang dialami oleh
klien. Hari 1 klien saat dilakukan asuhan keperawatan dapat melakukan semua intervensi yang diberikan oleh
perawat. Skala nyeri yang dirasakan oleh klien dari skala nyeri 5 turun menjadi skala nyeri 3. Hari ke 2, skala
nyeri 5 turun menjadi skala nyeri 3. Hari ke 3 skala nyeri yang dirasakan klien turun menjadi skala nyeri 1.
Hal tersebut terbukti dikarenakan tindakan keperawatan yang sudah diberikan pada klien 2. Pada tindakan
Farmakologi yang diberikan pada klien dapat mengurangi intensitas nyeri secara perlahan, tindakan non-
Farmakologi yang sudah dijelaskan kepada klien seperti teknik nafas dalam dan teknik distraksi dapat
membantu mengurangi intensitas nyeri yang dialami oleh klien.
Teori :
Hal tersebut sesuai dengan teori yang ada, impoplementasi adalah tindakan penatalaksanaan dari yang dusah
direncanakan dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi
untuk mengurangi ras nyeri yang dialami oleh klien (Nugroho, 2011). Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan
nyeri dapat dilakukan dengan tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi. Teknik relaksasi
nafas dalam adalah teknik yang bertujuan untuk menurunkan atau mencegah terjadinya nyeri dan dapat
menimbulkan rasa nyaman. Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain (Tamsuri, 2007).
4.2.5 Evaluasi
Pasien 1 Pasien 2
Pada klien pertama, dihari perawatan ketiga masalah Pada klien pertama, dihari perawatan ketiga masalah
teratasi dengan menunjukkan data : klien teratasi dengan menunjukkan data : klien
mengatakan bahwa nyeri yang dialami sudah mengatakan bahwa nyeri berkurang dari skala nyeri
berkurang dari skala nyeri 4 menjadi skala nyeri 1. 5 menjadi skala nyeri 1 . klien mengatakan sudah
Klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Klien dapat tidur seperti kembali pada malam hari. Klien
mengatakan sudah tidak merasakan nyeri dibagian mengatakan nyeri berkurang saat klien menggunakan
ulu hati lagi. Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah teknik nafas dalam. Klien mengatakan sudah tidak
epigastrium. Bising usus :10x/menit. merasakan nyeri lagi dibagian ulu hati. Tidak
terdapat nyeri tekan pada daerah epigastrium. Bising
usus : 11x/menit.
Opini :
Pada pasien 1 dan 2 pada hari ketiga keperawatan menyatakan nyeri turun pada skala nyeri 1. Nyeri dapat
teratasi dengan melalui tindakan farmakologi dan non-Farmakologi. Pada pasien 1 tindakan Farmakologi
dilakukan dengan memberikan injeksi IV obat gastridine 50mg berfungsi untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung, tomit 10mg berfungsi untuk meredakan mual dan
muntah, ricef 500mg berfungsi untuk perawatan, kontrol, pencengahan dari infeksi dan bakteri, pantopump
40mg berfungsi untuk mengatasi gangguan yang penyebabnya adalah peningkatan asam lambung, gitas 20mg
yang berfungsi untuk merelaksasi kram otot pada perut, lambung, katung empedu dan sistem kemih,
progastrik yang berfungsi untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan seperti gastritis, perut
kembung, maag dan tungkak lambung dan inpepsa 200ml berfungsi untuk mengobati luka pada lambung.
Selain itu tindakan non-Farmakologi yang diajarkan kepada klien dengan teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi dapat membantu klien untuk mengurangi rasa nyerinya dan membuat klien menjadi nyaman.
Hal tersebut terbukti dengan terjadinya penurunan skala nyeri yang dialami klien 1 dari skala nyeri 4 menjadi
skala nyeri 1.
Pada klien 2 tindakan farmakologi yang diberikan dengan injeksi IV acran 150mg yang berfungsi untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung, gitas 20mg yang berfungsi
untuk merelaksasi kram otot pada perut, lambung, katung empedu dan sistem kemih, dipenhidramin 25mg
yang berfungsi untuk meredaahkan batuk, vometa 10mgyang berfungsi untuk meredakan rasa mual dan
muntah serta refluks asam lambung dan merislon 6mg berfungsi untuk mengatasi gangguan pusing. Selain itu
tibdakan non-Farmakologi yang diajarkan kepada klien dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik
distraksi dapat membantu klien untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat klien menjadi nyaman. Hal
tersebut terbukti dengan terjadinya penurunan skala nyeri yang dialami oleh klien 2 dari skala nyeri 5
menjadi skala nyeri 1.
Teori :
Berdasarkan teori yang ada, klien dapat menyatakan bahwa nyeri hilang, klien menyatakan bahwa nyeri
sudah tidak dirasakan lagi dan klien menyatakan rasa nyaman setelah nyeri hilang. Penatalaksanaan nyeri
akut dapat dilakukan dengan tindakan farmakologi dan non-Farmakologi. Tindakan non-Farmakologi yaitu
teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi. . Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik yang bertujuan
untuk menurunkan atau mencegah terjadinya nyeri dan dapat menimbulkan rasa nyaman. Teknik distraksi
adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain (Tamsuri, 2007). Dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi nyeri dapat berkurang.
BAB V
Pada bab ini disajikaan kesimpulan dan saran penelitian tentang “Asuhan Keperawatan pada
klien Gastritis dengan masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Panti Waluya Malang”.
5.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada klien gastritis dengan masalah nyeri di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang telah dilaksanakan pada klien 1 dan klien 2 dengan waktu 3 x
24 jam. Pada klien 1 dan klien 2 masalah dapat teratasi karena pada evaluasi terakhir
kedua klien dapat memenuhi semua kriteria hasil yang sudah dditentukan
5.1.1 Pengkajian
Pada klien yang pertama menunjukkan gejala dan faktor pencetus yang diakibatkan
oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh klien. Pada klien kedua
menunjukkan gejala dan faktor pencetus yang diakibatkan oleh sering mengkonsumsi
obat-obatan anti nyeri dan klien yang kedua memliki riwayat penyakit gastritis pada 2
Berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan, penulis menemukan data objektif
dan subyektif pada kedua klien yang menunjang untuk ditetapkannya diagnosa
Berdasarkan data diagnosa keperawatan yang ada, dapat disusun rencana keperawatan
pada klien gastritis dengan masalah nyeri akut rencana keperawatan tidak ada
perbedaan pada rencana keperawatan pada klien 1 dan klien 2. Rencana keperawatan
keperawatan semua dapat di implementasikan kepada kedua klien tanpa ada perbedaan.
5.1.5 Evaluasi
Pada kedua klien telah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dan
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis, kedua klien masalah dapat
teratasi karena kedua klien dapat mencapai kriteria hasil yang telah dicapai.
5.2 Saran
Sesuai dengan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan bagi Lahan penelitian, yaitu
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang untuk meningkatkan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan pada klien yang mengalami Gastritis dengan masalah Nyeri Akut, dengan
memberikan informasi kepada masyarakat dan klien gastritis yang akan pulang melalui
obat-obatan anti nyeri dan mengerti tentang bahaya gastritis dengan masalah nyeri akut.
Menganjurkan kepada perawat agar lebih menggali informasi kepada klien gastritis di
Rumah Sakit yang dapat menjadi salah satu penyebab klien mengalami gastritis seperti
stressor psikologis yang dialami oleh klien, riwayat mengkonsumsi obat-obatan seperti
obat anti-inflamatorik dan obat aspirin, alcohol serta minuman berkafein, dan pola
makan klien seperti mengkonsumsi makanan yang bersifat korosif seperti makanan
Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan ketika mahasiswa
memperhatikan dan menggali semua aspek baik secara fisik maupun psikologis yang
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan sebagai
bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut serta diharapkan peneliti selanjutnya mampu
berkaitan dengan “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dewasa yang Mengalami Gastritis