4.1 Kasus
Seorang laki-laki, umur 38 tahun, bekerja sebagai pebisnis
sengon. Klien datang ke IGD RSD dr. Soebandi pada tanggal 21 Januari
2016 pukul 07.10 WIB. Klien mulai merasakan tangan dan kakinya lemas
pada tanggal 20 Januari jam 24.00 WIB dan keesokan harinya sang istri
mengetahui bahwasanya bicara klien mulai “pelo” dan akhirnya klien
segera dibawa ke rumah sakit. Dengan hasil TTV RR: 22 x/menit TD:
150/120 mmHg,Nadi 100 x/menit , TB 165 cm BB klien sebelum MRS
109 kg, saat di RS 104 kg.
Di IGD klien dipasang infus dengan cairan PZ 20 tpm, injeksi
piracetam 3 gr, injeksi citicoline 250mg, injeksi actrapid 4 IU dan
kemudian dipindah ke ruang rawat inap Melati. Pada saat pengkajian
tanggal 23 Januari 2017, klien mengeluh nyeri di kepala sebagian. Nyeri
yang dirasakan oleh klien dirasakan dibagian kepala sebelah kiri belakang.
Nyeri seperti ditusuk-tusuk dan menyebar ke kepala dekat telinga, ke
bagian depan hingga tembus ke gigi. Nyeri kepala muncul sewaktu-waktu.
Nyeri tidak hilang dengan istirahat. Skala nyeri yang dirasakan klien
berada pada skala 4 (VAS). Selain nyeri di bagian kepala juga mengeluh
nyeri dibagian gigi.
Saat ini klien sudah terpasang infus di tangan kiri dengan cairan
infus PZ jumlah tetesan 20 tpm. Klien dalam posisi duduk bersila di atas
bed saat dilakukan pengkajian. Terdiagnosa medik Infark + Hemiparese
dekstra. Klien mengatakan memiliki darah tinggi sejak ± 2 tahun yang
lalu. Klien baru mengetahui mempunyai kencing manis saat MRS,
sebelumnya klien tidak mengetahui hal tersebut karena tidak pernah
periksa gula darah. Klien mengatakan beliau adalah seorang perokok.
Klien mampu menghabiskan 1 pack rokok dalam 2 hari. Berdasarkan
keterangan klien dan keluarga, klien baru berhenti merokok sejak MRS.
Klien mengatakan jarang melakukan kegiatan seperti olahraga. Istri klien
mengatakan setiap pagi klien selalu minum teh sebanyak 1 gelas.
4.2 Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. SM No. RM : 15.41.70
Umur : 38 th Pekerjaan : Bisnis sengon
Jenis : Laki-laki Status : Menikah
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 21 Januari 2017
jam 07.10
Pendidikan : SMA Tanggal : 23 Januari 2017
Pengkajian jam 10.00
Alamat : Silo, Jember Sumber Informasi : Klien, keluarga
dan rekam medis
: laki-laki : klien
: garis keturunan
Interpretasi:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT, klien termasuk dalam kategori
Obesitas kelas II yang berada pada rentang skor 35,00-39,99.
- Biomedical sign:
SGOT 65 U/L(37oC), SGPT 100 U/L(37oC), Trigliserida 277
mg/dL, Kolesterol total 324 mg/dL, LDL 223 mg/dL
Interpretasi:
Klien mengalami peningkatan kadar SGOT, SGPT, trigliserida,
kolesterol total dan LDL
- Clinical Sign:
Klien tampak lemah, turgor kulit elastis, klien mengatakan
badannya lemas, mukosa lembab, dan keluarga mengatakan
bahwasanya klien makan banyak, klien tidak merasakan mual dan
tidak muntah.
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
No Pola Nutrisi Sebelum MRS Saat MRS
1. Frekuensi makan 3-4 kali/hari 3 kali sehari
2. Porsi makan 1 piring tiap kali Awal MRS 3-4
makan sendok makan tiap
kali makan. Saat
pengkajian, porsi
makan yang
disediakan tim gizi
dihabiskan
3. Varian makanan Nasi, ikan laut, sayur Nasi, buah, tempe,
daging
4. Nafsu makan Baik menurun, mau
makan tetapi
sedikit-sedikit saat
awal MRS. Saat
pengkajian nafsu
makan sudah
kembali baik
5. Hidrasi Minum teh satu Minum teh satu
gelas, dan ± 4 gelas gelas, dan ± 4 gelas
air putih dalam air putih dalam
sehari semalam sehari semalam
6. Lain-lain - -
Interpretasi:
Intake makanan dan cairan klien sebelum dan saat awal MRS
mengalami penurunan dan kembali membaik saat pengkajian. Klien
mengalami penurunan nafsu makan di awal MRS tetapi tidak terlalu
mempengaruhi perubahan drastis status intake makanan. Intake
makanan sudah membaik dibandingkan awal MRS.
BAB
- Frekuensi
Sebelum MRS : Klien BAB setiap pagi hari
Saat MRS : Klien rutin BAB setiap pagi hari
- Jumlah
Sebelum MRS : banyak
Saat MRS : seperti biasa
- Konsistensi
Sebelum MRS : biasa (lembek tidak terlalu padat)
Saat MRS : lembek tidak terlalu padat dan tidak cair
- Warna
Sebelum MRS : kuning kecoklatan
Saat MRS : kuning kecoklatan
- Bau
Sebelum MRS : bau feses
Saat MRS : bau feses
- Karakter
Sebelum MRS : tidak disertai darah atau lender saat BAB
Saat MRS : tidak disertai darah atau lender saat BAB
- BJ
Tidak terkaji
- Alat Bantu
Sebelum MRS : Klien tidak menggunakan alat bantu saat BAB
dirumah
Saat MRS : saat di rumah sakit, klien secara mandiri BAB
di kamar mandi
- Kemandirian : pada saat di rumah, klien secara mandiri pergi
ke kamar mandi tanpa bantuan, saat di rumah
sakit klien BAB dikamar mandi tetapi dengan
ditemani istri
Interpretasi:
Balance cairan:
No Jenis Cairan Intake Output
1. Air Metabolisme 520 cc
5 cc x 104 kg (BB)
2. Infus dalam 24 jam 500 cc
3. Obat:
Piracetam 3 x 3 gr 45 cc
4. Minum:
Teh 1 gelas air mineral 250 cc
@250 cc
Air putih 4 gelas air 1000 cc
mineral @250 cc
5. Makan 2x 500 cc
@250 cc
: 2 x 250 cc
6. Urine dalam 24 jam 1000 cc
±4 gelas air mineral
7. BAB 100 cc
8. IWL 1560 cc
Total cairan 2.815 cc 2.660 cc
Balance cairan= intake-output= 2.815 – 2.660 = +155 cc
Dari penghitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami kelebihan cairan (exces) sebanyak +155 cc
3. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum MRS :
Klien beraktivitas seperti biasanya (sebagai pebisnis sengon). Setiap hari
klien juga melakukan pekerjaan berkeliling daerah Jember untuk
mengontrol tanaman sengon. Sebelum sakit klien mampu memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya seperti mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, dan makan secara mandiri. Klien menyatakan bahwa dirinya
jarang berolahraga.
Saat MRS :
Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri. Akan tetapi klien masih
membutuhkan bantuan anggota keluarga untuk menemaniklien ke kamar
mandi. Keperluan klien dibantu oleh istri dan adik iparnya yang menunggu
di rumah sakit. Saat pengkajian rambut klien tampak tidak disisir dan
berminyak, klien belum mandi sejak MRS, kuku tangan sangat hitam.
Selain itu tercium bau badan yang khas pada klien.
Paru
I : dada simetris, pergerakan dada seimbang, terdapat penggunaan otot
bantu pernafasan, RR: 22 x/menit
P : Tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus teraba jelas di kedua lapang paru
P : Sonor di lapang paru kanan dan kiri kedua lapang paru
A: suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara tambahan ronkhi di paru
kanan dan kiri
8. Abdomen
I : tidak ada asites, tidak ada jejas, perut tidak nampak distensi (perut
datar)
A : suara peristaltik usus 8x/menit
P : timpani
P : tidak ada nyeri tekan di bagian abdomen perut dan tidak teraba keras.
9. Urogenital
I : klien tidak terpasang kateter
P : tidak ada nyeri tekan pada daerah suprapubis, tidak ada distensi
kandung kemih, Tidak adakeluhan nyeri pada saat miksi
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas:
Klien terpasang infus PZ 20 tpm tpm di tangan sebelah kiri, tidak ada
kelainan bentuk tulang pada ekstremitas atas, tidak ada nyeri tekan di
daerah ekstremitas, terdapat pitting edema di kedua ekstremitas atas
derajat 1.
a. Motorik
- Pergerakan kanan/kiri: sama
- Pergerakan abnormal: tidak terdapat pergerakan abnormal
- Kekuatan otot kanan/kiri: bagian tubuh kanan mampu menggerakkan
persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan
penuh. Bagian tubuh kiri mampu menggerakkan persendian dalam
lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahanan penuh
- Tonus otot kanan/kiri : terlihat
- Koordinasi gerak: dapat berkoordinasi dengan baik
b. Sensori
- Nyeri: menghindari sumber nyeri
- Rangsang suhu: menghindari suhu tinggi
- Rasa raba: merasa nyeri
- Nilai kekuatan otot:
5555 5555
555 555
Ektremitas bawah:
Tidak ada edema pada ekstremitas bawah, tidak ada kelainan bentuk
tulang pada estremitas bawah, tidak ada nyeri tekan di daerah ekstremitas,
terdapat pitting edema di kedua kaki derajat 3
a. Motorik
- Gaya berjalan: klien kuat berjalan, gaya berjalan seimbang
- Kekuatan kanan/kiri : bagian tubuh kanan mampu menggerakkan
persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan penuh. Bagian tubuh kiri mampu menggerakkan
persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahanan penuh
- Tonus otot kanan/kiri : terlihat
b. Sensori
- Nyeri : menghindari sumber nyeri
- Rangsang suhu : menghindari suhu tinggi
- Rasa raba : merasa geli
11. Kulit dan kuku
Warna kulit pasien coklat dengan tugor kulit yang elastis, kuku klien
terlihat hitam, panjang dan kotor, tidak terdapat clubbing finger, CRT <
2dtk
12. Keadaan lokal
Klien terbaring lemah dalam posisi fowler dengan terpasang infus di
tangan kiri dengan cairan PZ 20 tpm
Waktu
Dosis dan rute
NO Jenis terapi pemberian dan Indikasi Kontraindikasi
pemberian
komposisi
1 Infus NaCl Dosis 500 cc Pukul Kehilangan cairan Keadaan hiperhidrasi,
0,9% dalam 24 jam 08.00 tubuh, dehidrasi hiperlaktatemia,
Rute: intravena Komposisi: hipotonis dan isotonis. hipernatremia,
Per liter: hiperkloremia,
NaCl 9 gr hipokalemia
2. Piracetam Dosis 3x3 gram Pukul Infark cerebral Hipersensitif terhadap
dalam 24 jam 08.00 piracetam, gangguan
Rute: intravena 16.00 ginjal berat (bersihan
24.00 kreatinin <20 mL/menit)
Komposisi:
Tiap mL
mengandung 200
mg piracetam
3. Citicoline Dosis 2 x 250 mg Pukul Kehilangan kesadaran Hipersensitif terhadap
dalam 24 jam 08.00 akibat kerusakan otak, citicholine
Rute: intravena 20.00 trauma kepala atau
Komposisi: operasi otak dan serebral
Tiap mL infark.
mengandung Percepatan rehabilitasi
Citicoline (CDP- ekstremitas atas pada
Choline) 125 mg pasien pasca hemiplegia
apoplektik
4 Actrapid Dosis 3 x 4 IU Pukul: DM yang memerlukan Hipoglikemi, infeksi dan
dalam 24 jam 08.00 insulin demam lain yang dapat
Rute: Sub kutan 16.00 meingkatkan kebutuhan
24.00 insulin daqlam tubuh
Komposisi:
Tiap vial
mengandung
Actrapid HM 1000
IU
5. Amlodipin Dosis 5 mg Pukul Hipertensi, angina stabil Pasien dengan
Rute: oral 08.00 kronik, angina hipersensitifitas terhadap
Komposisi: vasospastik amlodipine dan golongan
Tiap tablet dihydropirydine lainnya
amlodipine 5 mg
mengandung
Amlodipine
besylate 6,93 mg
6. Atorvastatin Dosis 20 mg Pukul Terapi tambahan untuk Hamil, wanita usiasubur,
Rute: oral 08.00 menurunkan kadar laktasi, penyakit hati aktif
Komposisi: kolesterol total, LDL, atau peningkatan
Tiap tablet apolipoprotein B, dan persisten transaminase
mengandung trigliserida yang serumsebasea yang tidak
atorvastatin 20 mg meningkat pada pasien diketahui penyebabnya
dengan
hiperkolesterolemia
primer, hyperlipidemia
kombinasi atau
campuran,
hiperkolesterolemia
familial heterozigot dan
homozigot dimana
respon terhadap diet dan
terapi non farmakologi
lain tidak adekuat.
Mencegah komplikasi
KV
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Nilai normal Hasil
pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
nilai Satuan 21-1- 22-1- 23-1-
2017 2017 2017
Laboratorium:
a. Hb 13,5-17,5 gr/dL 16,4
b. Leukosit 4,5-11,0 109/L 12,8
c. Hematocrit 41-53 % 49
d. Trombosit 150-450 109/L 418
e. BUN 6-20 mg/dL 11
f. Urea 12-43 mg/dL 23
g. Kreatinin 0,6-1,3 mg/dL 0,9
serum
h. SGOT 10-35 U/L(37oC) 65
o
i. SGPT 9-36 U/L(37 C) 100
j. GDS <200 mg/dL 264 106 225
k. Trigliserida <150 mg/dL 277
l. Kolesterol <220 mg/dL 342
total
m. HDL Low <40- mg/dL 20
High >60
mg
n. LDL <100 mg/dL 223
b. Pemeriksaan CT-Scan
c. Pemeriksaan F oto Thoraks
4.3 Analisa Data
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Resiko
- klien mengeluh pusing dan nyeri di Terjadi emboli di otak ketidakefektifan
bagian kepala kiri, ↓ perfusi jaringan
- klien mengatakan tangan dan kaki Cedera otak (misalnya, otak
gangguan serebrovaskular,
sebelah kanan terasa lemas.
penyakit saraf, trauma,
DO: tu
↓
- TD : 150/120 mmHg
Resiko ketidakefektifan
- Nadi :100 x/menit,
perfusi jaringan otak
- Infark
- Hemiparese dekstra
- Retensi urin
- Saat MRS klien sering terbangun
tengah malam karena nyeri di
bagian kepala dan tiap kali
terbangun susah untuk memulai
tertidur lagi
2 DS : Perubahan selera makan Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri dibagian ↓
kepala sebelah kiri belakang. Seperti Keluhan tentang intensitas
ditusuk-tusuk dan menyebar ke nyeri menggunakan standar
kepala dekat telinga, ke bagian skala nyeri
depan hingga tembus ke gigi dan ↓
muncul sewaktu-waktu. Iskemia jaringan
↓
DO : Nyeri akut
- Skala nyeri yang dirasakan klien
berada pada skala 4 (VAS).
- Klien mengalami penurunan nafsu
makan saat awal MRS (makan
hanya sedikit-sedikit) dan nafsu
makan mambaik hingga saat
pengkajian
4.5 Intervensi
No Diagnosa Tujuan/Kriteria hasil Intervensi
1. Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
ketidakefektifa keperawatan selama 2×24 jam, 2. Monitor bentuk otot,
nperfusi sirkulasi jaringan otak klien gerakan motorik, gaya
jaringan otak membaik, dengan Kriteria Hasil: berjalan, dan
1. Tekanan systole dan diastole proprioception.
dalam rentang yang 3. Monitor respon cara
diharapkan berjalan
2. Tidak ada ortostatikhipertensi 4. Konsultasikan dengan
3. Tidak ada tanda dan rekan kerja untuk
peningkatan tekanan intra mengkonfirmasi data
kranial( tidak lebih dari 15 5. Tingkatkan frekuensi
mmHg) pemantauan neurologis
4. Berkomunikasi dengan jelas yang sesuai
dan sesuai kemampuan 6. Hindari kegitan yang
5. Menunjukkan perhatian dan bisa meningkatkan
konsentrasi tekanan intra kranial
2. Nyeri akut Setelah 3x 24 jam memperlihatkan 1. Monitor vital sign
adanya pengurangan tingkat nyeri. 2. Lakukan pengkajian nyeri
Kriteria Hasil: secara komprehensif
1. Mampu mengontrol 3. Observasi reaksi non
nyeri(tahu penyebab verbal dari ketidak
nyeri,mampu menggunakan nyamanan
tehnik nonfarmakologi untuk 4. Kaji faktor yang
mengurangi nyeri, mencari mempengaruhi nyeri
bantuan) 5. Gunakan teknik
2. Melaporkan bahwa nyeri komunikasi teraupeutik
berkurang dengan menggukan untuk mengetahui
manajemen nyeri pengalaman nyeri pasien
3. Mampu mengenali 6. Tunjukkan dan praktikkan
nyeri(skala,intensitas, teknik relaksasi pada klien
frekuensi dan tanda nyeri) 7. Dorong klien untuk
4. Menyatakan rasa nyaman mengulang praktik teknik
setelah nyeri berkurang relaksasi, jika
memungkinkan
8. Dorong kontrol sendiri
ketika relaksasi dilakukan
9. Evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri
10. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian
analgesic
3. Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Pastikan keterbatasan
mobilitas fisik keperawatan selama 2×24 jam, gerak sendi yang
kelemahan mobilitas fisik dialami
membaik, dengan Kriteria Hasil: 2. Kolaborasi dengan
1. Klien meningkat dalam fisioterapi
aktivitas fisik 3. Pastikan motivasi
2. Mengerti tujuan dari klien untuk
peningkatan mobilitas mempertahankan
3. Memverbalisasikan pergerakan sendi
perasaan dalam 4. Pastikan klien untuk
meningkatkan kekuatan mempertahankan
dan kemampuan berpindah pergerakan sendi
4. Memperagakan 5. Pastikan klien bebas
penggunaan alat bantu dari nyeri sebelum
untuk mobilisasi diberikan latihan
6. Anjurkan ROM
Exercise aktif: jadual;
keteraturan, Latih
ROM pasif.
7. Bantu identifikasi
program latihan yang
sesuai
8. Diskusikan dan
instruksikan pada
klien mengenai latihan
yang tepat
9. Anjurkan dan Bantu
klien duduk di tempat
tidur sesuai toleransi
10. Atur posisi setiap 2
jam atau sesuai
toleransi
11. Fasilitasi penggunaan
alat bantu
4.6 Evaluasi
No Tanggal Diagnosa Evaluasi Ket
1. Senin, 23 Dx. S: Berkomunikasi dengan jelas dan AN
Januari 2017
Ketidakefek sesuai kemampuan
tifan perfusi O:Tekanan systole dan diastole
jaringan dalam rentang yang diharapkan
otak A: Tujuan intervensi tercapai
sebagian yaitu peningkatan pelatihan
gerakan motorik
P: Lanjutkan intervensi
2. Senin, 23 Dx. Nyeri S: Klien mengatakan “Nyeri yang AN
Januari 2017
akut saya rasakan beberapa hari ini sudah
berkurang”
O: Klien tidak menunjukkan ekspresi
wajah nyeri
A: Tujuan intervensi tercapai
sebagian yaitu peningkatan kontrol
sendiri ketika relaksasi dilakukan
P: Lanjutkan intervensi
3. Senin, 23 Dx. S : Klien mengatakan mengerti AN
Januari 2017
Gangguan tujuan dari peningkatan mobilitas
mobilitas O: Klien dapat memverbalisasikan
fisik perasaan dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan berpindah
A: Tujuan intervensi tercapai
sebagian yaitu latihan aktivitas fisik
mulai meningkat
P: Lanjutkan intervensi