Anda di halaman 1dari 29

FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

BERDASARKAN FORMAT GORDON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. X DENGAN GANGGUAN SISTEM


HAEMATOLOGI

DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF (DENGUE HAEMORHAGIC FEVER)


DI RS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

TANGGAL 2 MARET 2020


 
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. X
Umur : 17 thn
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Pria
Status : Belum Menikah
Pendidikan : Pelajar
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Kusuma Bangsa No. 7, Beringin, Lamongan
Tanggal Masuk : 2 Maret 2020
Tanggal Pengkajian : 2 Maret 2020
No. Register : 00xxxx
Diagnosa Medis : DHF (Dengue Haemorhagic Fever)

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. L
Umur : 50 tahun
Hub. Dengan Pasien : Ibu kandung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kusuma Bangsa No. 7, Beringin, Lamongan

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
a. KU saat MRS : Klien mengeluh sudah satu minggu panas badan
tidak turun.
b. KU saat ini/dikaji : Klien mengatakan bahwa klien mengeluh
panas, serasa disiram air panas dan dirasakan diseluruh tubuh
dengan S: 38,7 º C pada malam hari.

2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini


Klien mengatakan badannya mulai panas pada tanggal 26
Februari 2020 Pukul 18.00 WIB, yaitu pada hari Rabu. Panas pasien
naik turun hingga hari jum’at tanggal 28 Februari 2020, selama
dirumah pasien minum obat paracetamol yang di beli oleh ibunya di
warung, Kemudian pada hari senin tanggal 2 Maret 2020 pukul 09.00
WIB, panas pasien tidak kunjung sembuh, Pasien di ajak ke RSUA
Surabaya untuk melakukan pemeriksaan dan untuk mengetahui
panyakit apa yang sedang di deritanya. Sampai di RS Universitas
Airlangga Surabaya diantar ke poliklinik Interna, di poliklinik
interna pasien langsung di terima oleh dokter dan perawat, di
poliklinik interna petugas mengukur vital sign pasien dengan hasil
TD:110/70mmHg, S : 38,7˚C, RR : 20x/mnt, N : 82x/mnt,
selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan lab, dari pemeriksaan
didapatkan hasil PLT:105 k/ul, HCT:41,8%, HB: 14,6 g/dL, WBC :
1,44k/ul. setelah hasil lab selesai, dokter mendiagnosa DHF, Oleh
dokter pasien disarankan untuk rawat inap, keluarga menyetujuinya
dan pasien diterima di ruang Cendrawasih pada pukul 10.30 WIB.
Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
3)  Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pada hari senin tanggal 2 Maret 2020 pukul 09.00 WIB, pasien
dibawa kembali ke RSUA Surabaya karena pasien tidak kunjung
sembuh, sampai di RSUA pasien langsung ke poliklinik interna dan
langsung dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan juga perawat, dari
pemeriksaan diperoleh TTV TD:110/70mmHg, S : 38,7˚C, RR :
20x/mnt, N : 82x/mnt, selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan lab,
dari pemeriksaan didapatkan hasil PLT:105 k/ul, HCT:41,8%, HB:
14,6 g/dL, WBC : 1,44k/ul. Pasien didiagnosa DHF, Oleh dokter
pasien disarankan untuk rawat inap, keluarga menyetujuinya dan
pasien diterima di ruang Cendrawasih pada pukul 10.30 WIB.
Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

b. Status Kesehatan Masa lalu


1) Penyakit yang pernah dialami : Klien mengatakan tidak pernah
menderita penyakit DHF seperti yang dideritanya saat ini,
sebelumnya pasien hanya menderita batuk, flu.
2) Pernah dirawat : klien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah
sakit.
3) Riwayat Alergi : klien tidak pernah mengalami alergi sebelumnya
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol dll) : klien tidak memiliki
kebiasaan buruk

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien (DHF) dan tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti diabetes melitus, jantung, asma, hipertensi dan
penyakit keturunan lainnya.

d. Diagnosa Medis dan Terapi


Diagnosa : DHF (Dengue Haemorhagic Fever) Grade 1
Terapi : Dipasang infuse IVFD RL 30 tts/mnt pada tangan kiri,
paracetamol 3x500 mg, imboost 1x1 mg, pranza 1x40 mg melalui iv.

3. Pola Kebutuhan Dasar 


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu menjaga kesehatan dan bila
mendapat sakit segera meminum obat.
Sesudah sakit : klien tidak mampu melakukan aktivitasnya sendiri
karena merasa badan lemah.

b. Pola Nutrisi - Metabolisme


Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu
nasi, lauk-pauk dan sayur-sayuran serta buah-buahan dengan porsi 1
piring makan. Selain itu klien mengatakan minum air 7-12 gelas/hari.
Sesudah sakit : Klien mengatakan makan hanya ½ porsi dari 1 porsi
bubur yang diberikan oleh pihak RS dan tanpa ada makanan tambahan
dari luar RS. Selain itu klien hanya minum air putih 6-8 gelas/hari.

c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit
 Frekuensi : 2 x sehari
 Konsistensi : Lembek
 Warna : Kuning Feses
 Keluhan : Tidak ada
Sesudah sakit
 Frekuensi : 1 x sehari
 Konsistensi : Lembek
 Warna : Kuning Kecoklatan
 Keluhan : Tidak ada
2) BAK
Sebelum sakit
 Frekuensi : Tidak terhitung
 Konsistensi : Cair
 Warna : Kuning Urine
 Keluhan : Tidak ada
Sesudah sakit
 Frekuensi : 3 x sehari
 Konsistensi : Cair
 Warna : Kuning Urine
 Keluhan : Tidak ada

d. Pola Aktivitas -Latihan


1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan
diri
Makan dan √
minum
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu oral
3 = dibantu oral dan alat
4 = tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit : Sekolah dan bermain dengan teman-temannya.
Sesudah sakit : berbaring ditempat tidur dan tidak dapat melakukan
aktivitas seperti biasanya.
e. Pola Kognitif
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran dan
penciuman, klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat.
Klien juga tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan keluarga
maupun orang lain.
Sesudah sakit : Klien tampak tidak menggunakan alat bantu penglihatan
dan pendengaran, klien masih mampu mendengar dengan baik, mampu
mencium bau disekitar.

f. Pola persepsi dan konsep diri


Sebelum sakit : klien mengatakan menyadari diri seorang laki-laki yang
sedang menempuh pendidikan disebuah perguruan tinggi dan
merupakan anak kebanggaan dalam keluarga. Dan tidak memiliki
kelainan bawaan.
Sesudah sakit : klien badannya lemas, tidak melakukan aktivitasnya,
cemas karena meninggalkan keawajibannya untuk menempuh ilmu.

g. Pola tidur dan istirahat


Sebelum sakit : klien mengatakan tidur 7-8 jam sehari, klien
mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat tidur dan tidak pernah
mengalami gangguan tidur serta biasa tidur siang 1 ½ jam.
Sesudah sakit : klien tampak menunjukkan muka mengantuk karena
tidak dapat tidur seperti biasa, hanya tidur 5-6 jam karena merasa
kurang nyaman.

h. Pola peran – hubungan


Sebelum sakit : klien mengatakan anak kebanggan dalam keluarganya,
perannya sebagai pelajar yang haus belajar untuk mewujudkan cita-
citanya. Klien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan orang
sekitar baik.
Sesudah sakit : klien tampak ditemani oleh ibunya. Klien juga
mendapat kunjungan dari keluarga dan teman.
i. Pola seksual-reproduksi
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada masalah dalam reproduksi
seksual.
Sesudah sakit : tidak ada keluhan klien yang mengarah pada organ
reproduksi seksual.

j. Pola toleransi stress-koping


Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat mengontrol diri jika mendapat
masalah dalam keluarga atau pekerjaan dan selalu berkomunikasi
dengan keluarga untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
Sesudah sakit : Tidak ada keluhan dari keluarga tentang penyakit yang
diderita oleh klien. Klien tidak menyangkal bila memiliki riwayat
penyakit demam berdarah dengue.

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Sebelum sakit : klien mengatakan kepercayaan yang dianutnya adalah
islam sebagai pedoman hidup.
Sesudah sakit : sejak sakit, klien tidak pergi ke masjid dan beribadah.

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum: klien tampak sakit sedang, karena tubuh terlihat
berbaring lemah, pucat, menggunakan alat medic IVFD Ringer Laktat.
Tingkat kesadaran : kompos mentis/apatis/somnolens/stupor/koma
GCS : verbal 5 Psikomotor 6 Mata 4
b. Tanda-tanda vital : Nadi = 82 x/mnt, Suhu = 38,7 ºC, TD =110/70
mmHg, RR = 20x/mnt
c. Keadaan fisik
a) Kepala dan leher:
 Kepala : Bentuk bulat, benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada,
lesi tidak ada, penyebaran rambut merata, kebersihan cukup.
 Leher : pembesaran kalenjar tiroid, kalenjar limfe, dan
pembesaran vena jugularis tidak ada, nyeri tekan tidak ada.
b) Dada:
 Paru
1. Inspeksi : Bentuk dada kiri dan kanan simetris, pergerakan
dada kanan kiri simetris, tidak ada retraksi otot dada, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas
2. Palpasi : vocal fremitus sejajar +/+ antara paru-paru kanan dan
kiri, tidak ada nyeri tekan
3. Perkusi : suara resonan
4. Auskultasi : bunyi nafas vesikuler paru kanan dan kiri
wheezing -/-, ronchi -/-, vesikuler -/-
 Jantung
1. Inspeksi : bentuk dada simetris, ictus kordis pada ICS 5 kiri
mid klavikula sinistra
2. Palpasi : lokasi point of maksimal impulse terletak pada ruang
sela iga V kira-kira 1 jari medial, dari garis mid klavikular
(medial dari apeks anatomi). Lebar ictus kordis yang teraba
adalah 1 cm, denyut apeks jantung teraba disela iga ke V 2 cm
medial garis mid klavikular, pulsasi kuat.
3. Perkusi : tidak ada pembesaran jantung, suara dullness
4. Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal. Suara jantung vesicular
pada seluruh lapang jantung
c) Payudara dan ketiak : tidak ada benjolan disekitar payudara dan
ketiak klien
d) Abdomen
1. Inspeksi : bentuk abdomen normal chest, simetris, tidak ada lesi,
dan tidak ada asites
2. Auskultasi : peristaltic usus 8 x/menit
3. Palpasi : tidak ada distensi abdomen dan hepar
4. Perkusi : bunyi timpani
e) Genetalia : Kebersihan cukup
f) Integumen
1. Inspeksi : warna putih kemerahan, ada sedikit acne diwajah,
mukosa mulut sedikit kering, bibir pecah-pecah
2. Palpasi : turgor kulit baik, akral teraba hangat
g) Ekstremitas
 Atas : petekie (+)
 Bawah : Pergerakan terorganisasi, oedema tidak ada, nyeri otot
tidak ada, CRT < 2 detik
555 555
|
 Kekuatan otot : 555 555
h) Neurologis
 Status mental dan emosi : klien dapat mengontrol emosinya,
klien kooperatif
 Pengkajian saraf cranial
1. N I (olfaktorius) : penciuman baik, bisa membeda-bedakan
bau-bauan
2. N II (optikus) : jarak pandang baik
3. N III (okulomotorius) : adanya reflex rangsangan pada pupil
4. N IV (troklearis) : bisa menggerakkan bola mata ke atas dan
ke bawah
5. N V (trigeminus) : tidak ada kesulitan mengunyah
6. N VI (abdusen) : bisa menggerakkan bola mata ke kanan dan
ke kiri
7. N VII (facialis) : pengecapan terhadap rasa-rasa baik
8. N VIII (vestibulotrocklearis) : pendengaran baik
9. N IX (glosofaringeus) : tidak ada nyeri telan
10. N X (vagus) : bisa mengucap “ah” dan menelan saliva
11. N XI (assesorius) : bisa mengangkat bahu dan menoleh
dengan adanya tahanan
12. N XII (hipoglosus) : bisa menjulurkan, menggerakkan lidah
ke kanan dank e kiri
 Pemeriksaan reflek
1. Reflek fisiologis: patella (-)
2. Reflek patofisiologis: babinski (-)

5. Pemeriksaan Penunjang
1) Data Laboratorium yang berkaitan
Tanggal/ Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
jam
2 Maret Kimia darah:
2020 - SGOT H 291 u/l 0-35
08.00 - SGPT H 384 u/l 0-35
WIB Imunologi :
Anti dengue Ig G & Ig
M
Anti dengue Ig M Negatif Negatif
Anti dengue Ig G Positif Negatif
2 Maret Hematologi
2020 Darah lengkap
09.00 - Hemoglobin 14,6 g/dL 11,7-15,5
WIB - Hematokrit 41,8 % 35-47
- Leukosit 1,44 k/ul 4,00-11,00
- Jumlah trombosit 82 x 10³/µL 150-450
- Eritrosit 4,49 x 10³/µL 3,8-5,2
- MCV 89,8 PL 80-100
- MCH 31,8 Pg 26-34
- MCHC 35,5 g/dL 32,0-36,0

2) Pemeriksaan Radiologi
Foto thorax tanggal 2 Maret 2020
Kesan : tidak tampak TB Paru aktif maupun pneumonia, cor normal
3) Hasil Konsultasi
Dari pemeriksaan lab didapatkan hasil PLT : 105 k/ul, HCT : 41,8%,
HB : 14,6 g/dl, WBC : 1,44k/ul. Pasien didiagnosakan DHF, Oleh
dokter pasien disarankan untuk rawat inap, keluarga menyetujuinya
dan pasien diterima di ruang Cendrawasih pada pukul 10.30 WIB.
Untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
4) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik lain : Tidak ada

II. ANALISA DATA


1. TabelAnalisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Nyamuk aedes aegypti Hipertermia
Klien mengatakan panas yang memiliki virus
lebih 1 minggu dengue menggigit klien

DO :
Badan klien teraba panas, Virus dengue masuk
wajah tampak kemerahan, dalam aliran darah
bibir kering
TTV :
TD :110/70mmHg Terjadi veremia
N : 82 x/menit
R : 20 x/menit
S : 38,7˚C Suhu
meningkat/Hipertermi

2. DS : Nyamuk aedes aegypti Resiko deficit


Klien mengatakan mual , yang memiliki virus nutrisi
klien mengatakan kurang dengue menggigit klien
nafsu makan

DO :
klien hanya makan ½ Virus dengue masuk
porsi dari 1 porsi bubur dalam aliran darah
yang disajikan, tinggi
badan: 160 cm, BB: 57
kg, IMT : 22.9 (normal), Terjadi veremia
klien sering tampak, mual
pada saat makan \\

Kompleks virus
antibody dalam sirkulasi
darah

Agregasi trombosit

Pelepasan histamin dan


serotonin

Asam lambung naik

Mual, muntah

Anoreksia
4. DS : Adanya permiabilitas Intoleransi
klien mengatakan lemas, meningkat aktivitas
tidak mampu beraktifitas
secara mandiri
Gangguan immobility
DO : dari trombositopeni
ADL klien dibantu oleh akibat hipovolemi
keluarganya (mandi,
berpakaian, BAB, BAK,
berpindah) O2 masuk kedalam
tubuh tidak adekuat

Tubuh lemah
4. DS : Kurang informasi Defisit
Klien mengatakan hanya tentang penyakit DHF Pengetahuan
sedikit tahu tentang
penyakitnya (penyebab)
dan klien khawatir dengan
keadaannya apakah Tidak tahu gejala,
penyakit yang dideritanya pencegahan dan
dapat mengancam nyawa pengobatan
dan bagaimana cara
pencegahannya gejala, dan
pengobatannya

DO :
Pendidikan klien SMA,
klien bertanya tentang
penyakit demam berdarah
(cara pencegahannya
gejala, dan pengobatannya.

2. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan


No Tanggal/waktu Diagnosa Keperawatan ttd
1 2 Maret 2020 Hipertermia
2 2 Maret 2020 Resiko deficit Nutrisi
3 2 Maret 2020 Intoleransi Aktivitas
4 2 Maret 2020 Deficit Pengetahuan

III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Hari/tgl No Dx Rencana Keperawatan
Tujuan dan criteria Intervensi ttd
hasil
2 Maret 1 Tujuan: Setelah 1. Observasi tanda-
2020 diberikan askep selama 3 tanda vital setiap
x 24 jam diharapkan 6 jam.
tidak terjadi peningkatan 2. Kaji karateristik
suhu tubuh demam
Kriteria hasil : 3. Anjurkan pasien
1. Klien mengatakan banyak minum
badanya tidak panas 2400-2500 per
lagi. hari
2. Suhu tubuh 36- 4. Beri kompres
37,50C hangat pada
3. Badan pasien teraba dahi, ketiak dan
tidak panas lipatan paha.
5. Rencana dalam
pemberian obat
paracetamol
3x500 mg
2 Maret 2 Tujuan: Setelah 1. Kaji keluhan
2020 diberikan askep selama mual, sakit
3x 24 jam diharapkan menelan, dan
kebutuhan nutrisi klien muntah yang
terpenuhi. dialami pasien
Kriteria hasil : 2. Berikan makanan
1. Porsi makan habis yang mudah
2. Tidak ada penurunan ditelan seperti
BB bubur
3. Berikan
perawatan mulut
(sering cuci
mulut)
4. Berikan makanan
dalam porsi kecil
dan frekuensi
sering
5. Catat
jumlah/porsi
makanan yang
dihabiskan oleh
pasien setiap hari
6. Pemberian obat
antiemetic sesuai
kebutuhan klien
 Ondansentron
2x8 mg (IV)
 Omeprazole
1x1 Vial = 40
mg (IV)
2 Maret 3 Tujuan :Setelah 1. Kaji keluhan
2020 diberikan askep selama 3 klien
x 24 jam diharapkan 2. Kaji hal-hal yang
pasien dapat memenuhi mampu tidak
kebutuhan ADL secara mampu
mandiri dilakukan klien
Kriteria hasil : dalam me-
1. Klien mengatakan menuhi
badannya tidak lemas kebutuhan
lagi. 3. Bantu pasien
2. Klien mengatakan untuk mandiri
mampu beraktivitas dalam memenuhi
secara mandiri ADLnya (mandi,
3. ADL pasien terpenuhi berpakaian,
4. S : 36-37,50C BAB, BAK,
TD: sistole 110/90 berpindah )
mmHg, diastole 90/60 4. Libatkan
mmHg keluarga dalam
aktivitas dan
pemenuhan ADL
pasien
2 Maret 4 Tujuan: Setelah 1. Kaji tingkat
2020 diberikan askep selama pengetahuan
2 x 15 mnt, diharapkan pasien tentang
pengetahuan Pasien penyakit DHF
tentang penyakit 2. Beri penjelasan
bertambah. kepada pasien
Kriteria hasil : tentang
1. Pasien mengerti penyebab, gejala
tentang penyakitnya. dan pencegahan
2. Pasien tidak bertanya- penyakit DHF
tanya lagi tentang 3. Beri kesempatan
penyakitnya pada pasien
3. Pasien mengatakan untuk
sudah tahu tentang menanyakan hal-
penyebab gejala, hal yang tidak
pencegahan dan diketahui
pengobatan penyakit 4. Lakukan evaluasi
DHF setelah
4. pasien kooperatif saat memberikan
diberikan asuhan penjelasan pada
keperawatan pasien
5. Libatkan
keluarga dalam
perawatan pasien

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Hari/tgl. No Dx Tindakan Evaluasi Ttd
jam Keperawatan proses/Respon
tindakan
1 1) Melakukan DS: pasien
Senin/ 2 pemeriksaan mengatakan mual
Maret kesadaran umum dan muntah sudah
2020. 2) Melakukan berkurang
09.00 pemeriksaan TTV
WIB 3) Menganjurkan DO: BB 57kg,
untuk banyak pasien terlihat
minum lemah, porsi makan
4) Memberikan jatah dari RS tidak
infus Asering 20 habis
tpm
5) Memberikan
17.00 injeksi Paracetmol
WIB
Memberikan injeksi
Selasa/3 Pamol
Maret
2020 Memberikan injeksi
01.00 Pamol
WIB

Senin/ 2 2 1) Memonitor BB DS :
Maret pasien Klien mengatakan
2020. 2) Menganjurkan mual , klien
09.00 makanan sedikit tapi mengatakan kurang
WIB sering nafsu makan
3) Memberikan
makanan hangat DO :
4) Menghindari klien hanya makan
makanan yang dapat ½ porsi dari 1 porsi
merangsang mual bubur yang
dan muntah disajikan, mual pada
5) Memberikan saat makan
injeksi:
a. Ranitidine
b. Ondansetron
c. Imunos
17.00
WIB Memberikan injeksi
Ondansetron
21.00
WIB Memberikan injeksi
Ranitidine
Rabu, 4
Maret Memberikan injeksi
2020 Ondansetron
01.00
WIB

Senin/ 2 3 1) Memonitor DS: pasien


Maret kemampuan klien mengatakan lemas
2020. untuk perawatan diri
09.00 yang mandiri DO: pasien terlihat
WIB 2) Memonitor hanya berbaring di
kebutuhan klien tempat tidur
untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan
diri, berpakaian,
berhias, toileting,
dan makan
3) Menyediakan
bantuan sampai
klien mampu secara
utuh untuk
melakukan self-care
4) Mendorong klien
untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
5) Mendorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya
6) Mengajarkan klien/
keluarga untuk
mendorong
kemandirian, untuk
memberikan
bantuan hanya jika
pasien tidak mampu
melakukannya
Selasa, 3 1 1) Melakukan DS: pasien
Maret pemeriksaan mengatakan demam
2020 kesadaran umum naik turun
09.00 2) Melakukan
WIB pemeriksaan TTV DO: suhu 36oC, KU
3) Menganjurkan baik
untuk banyak
minum
4) Memberikan
infus Tutofusin 20
tpm
5) Memberikan
injeksi
a. Antrain
b. cernevit + RL
17.00 500 ml Dansera
WIB c. Ceftizoxine

21.00 Memberikan injeksi


WIB antrain

Kamis, 5 Memberikan injeksi


Maret dansera dan ceftizoxine
2020
01.00 Memberikan injeksi
WIB antrain

Selasa. 3 2 1) Memonitor BB DS: pasien


Maret pasien mengatakan mual
2020 2) Menganjurkan dan muntah sudah
09.00 makanan sedikit tapi berkurang
WIB sering
3) Memberikan DO: BB 53kg, porsi
makanan hangat makan jatah dari RS
4) Menghindari tidak habis
makanan yang dapat
merangsang mual
dan muntah
5) Memberikan
injeksi Pumpitor

Selasa, 3 3 1) Memonitor DS: pasien


Maret kemampuan klien mengatakan
2020 untuk perawatan diri sebagian aktivitas
09.00 yang mandiri perawatan diri
WIB 2) Memonitor seperti toileting dan
kebutuhan klien mandi masih dibantu
untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan DO: pasien terlihat
diri, berpakaian, masih dibantu
berhias, toileting, keluarga
dan makan
3) Menyediakan
bantuan sampai
klien mampu secara
utuh untuk
melakukan self-care
4) Mendorong klien
untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
5) Mendorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya
6) Mengajarkan klien/
keluarga untuk
mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien
tidak mampu
melakukannya

Rabu, 4 1 1) Melakukan DS: pasien


Maret pemeriksaan mengatakan sudah
2020 kesadaran umum tidak panas
09.00 2) Melakukan
WIB pemeriksaan TTV DO: suhu 36oC, KU
3) Menganjurkan baik
untuk banyak
minum
4) Memberikan
infus Tutofusin 20
tpm + cernevit
5) Memberikan
injeksi
a. Dansera
21.00 b. Ceftizoxime
WIB
Memberikan injeksi
dansera dan
ceftrizoxime
Rabu, 4 2 1) Memonitor BB DS: pasien
Maret pasien mengatakan tidak
2020 2) Menganjurkan mual dan tidak
09.00 makanan sedikit tapi muntah
WIB sering DO: BB 57kg,
3) Memberikan pasien terlihat tidak
makanan hangat lemah, porsi makan
4) Menghindari jatah dari RS habis
makanan yang dapat
merangsang mual
dan muntah
5) Memberikan
injeksi pumpitor

Rabu, 4 3 1) Memonitor DS: pasien


Maret kemampuan klien mengatakan
2020 untuk perawatan diri melakukan toileting
09.00 yang mandiri secara mandiri
WIB 2) Memonitor
kebutuhan klien DO: pasien mampu
untuk alat-alat bantu berpindah tempat
untuk kebersihan dengan mandiri
diri, berpakaian,
berhias, toileting,
dan makan
3) Menyediakan
bantuan sampai
klien mampu secara
utuh untuk
melakukan self-care
4) Mendorong
klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
5) Mendorong
untuk melakukan
secara mandiri, tapi
beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya
6) Mengajarkan
klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien
tidak mampu
melakukannya

Kamis, 5 1 1) Melakukan DS: pasien


Maret pemeriksaan mengatakan tidak
2020 kesadaran umum demam
09.00 2) Melakukan
WIB pemeriksaan TTV DO: suhu 36oC, KU
3) Menganjurkan untuk baik
banyak minum
4) Memberikan infus
tutofusin + cernevit
20 tpm
5) Memberikan injeksi
6) Dansera
7) Ceftizoxime
Kamis, 5 2 1. Memonitor BB DS: pasien
Maret pasien mengatakan tidak
2020 2. Menganjurkan mual dan tidak
09.00 makanan sedikit tapi muntah
sering
3. Memberikan DO: BB 57kg,
makanan hangat pasien terlihat tidak
4. Menghindari lemah, porsi makan
makanan yang dapat jatah dari RS habis
merangsang mual
dan muntah
5. Memberikan
injeksi pumpitor

Kamis, 05 3 1) Memonitor DS: pasien


Maret kemampuan klien mengatakan bisa
2020 untuk perawatan diri melakukan
09.00 yang mandiri perawatan diri
WIB 2) Memonitor secara mandiri
kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu DO: pasien terlihat
untuk kebersihan mampu melakukan
diri, berpakaian, perawatan diri
berhias, toileting, secara mandiri
dan makan
3) Menyediakan
bantuan sampai
klien mampu secara
utuh untuk
melakukan self-care
4) Mendorong
klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
5) Mendorong
untuk melakukan
secara mandiri, tapi
beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya
6) Mengajarkan
klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien
tidak mampu
melakukannya

V. EVALUASI
Hari/tgl/ No Dx Evaluasi ttd
jam
1 S: pasien mengatakan demam naik turun
Senin, 2 O: KU sedang, suhu 38,oC
Maret A: masalah belum teratasi
2020 P: lanjutkan intervensi
20.30
WIB

Senin, 2 2 S: pasien mengatakan mual dan muntah


Maret O: porsi makan jatah RS tidak habis
2020 A: masalah teratasi sebagian
20.30 P: lanjutkan intervensi
WIB

Senin, 2 3 S: Pasien mengatakan masih lemes


Maret O: pasien hanya tiduran
2020 A: masalah belum teratasi
20.30 P: lanjutkan intervensi
WIB

Selasa, 3 `1 S: pasien dibantu keluarga dalam


Maret perawatan diri
2020 O: pasien dan keluarga kooperatif
20.30 A: masalah teratasi sebagian
WIB P: lanjutkan intervensi

Selasa. 3 2 S: pasien mengatakan mual dan muntah


Maret O: porsi makan jatah RS tidak habis
2020 A: masalah teratasi sebagian
20.30 P: lanjutkan intervensi
WIB
Selasa, 3 3 S: Pasien mengatakan masih lemes
Maret O: pasien hanya tiduran
2020 A: masalah teratasi sebagian
20.30 P: lanjutkan intervensi
WIB

Rabu, 4 1 S: pasien mengatakan demam naik turun


Maret O: KU sedang, suhu 36oC
2020 A: masalah teratasi sebagian
20.30 P: lanjutkan intervensi
WIB

Rabu, 4 2 S: pasien mengatakan mual dan muntah


Maret berkurang
2020 O: porsi makan jatah RS tidak habis
20.30 A: masalah teratasi sebagian
WIB P: lanjutkan intervensi

Rabu, 4 3 S: Pasien mengatakan toileting dan


Maret mandi masih dibantu
2020 O: pasien mampu berpindah tempat
20.30 dengan bantuan
WIB A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 5 1 S: pasien mengatakan tidak demam
Maret O: KU baik, suhu 36oC
2020 A: masalah teratasi sebagian
20.30 P: lanjutkan intervensi
WIB
Kamis, 5 2 S: pasien mengatakan tidak mual dan
Maret muntah
2020 O: porsi makan jatah RS habis
20.30 A: masalah teratasi
WIB P: monitor keadaan

Kamis, 5 3 S: pasien mengatakan toileting


Maret dilakukan dengan mandiri
2020 O: Pasien mampu berpindah tempat
20.30 dengan mandiri
WIB A: masalah teratasi
P: monitor keadaan selanjutnya
Jumat, 6 1 S: pasien mengatakan tidak demam
Maret O: KU baik, suhu normal
2020 A: masalah teratasi
09.00 P: hentikan intervensi
WIB

Jumat, 6 2 S: pasien mengatakan tidak mual dan


Maret muntah
2020 O: porsi makan jatah RS habis
09.00 A: masalah teratasi
WIB P: hentikan intervensi

Jumat, 6 3 S: Pasien mengatakan bisa melakukan


Maret perawatan diri dengan mandiri
2020 O: pasien terlihat mampu melakukan
09.00 perawatan diri secara mandiri
WIB A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai