Oleh
Cantik Bahirah Zakarija, S.Kep.
NIM. 202311101072
I. Identitas Klien
Nama : An. E No. RM : 312xxx
Umur : 9 th Pekerjaan : Pelajar
Jenis Kelamin :P Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 28 Februari 2021
Pendidikan : SD Tanggal : 2 Maret 2021
Pengkajian
Alamat : Silo, Jember Sumber Informasi : Pasien dan
keluarga (Ibunya)
2. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan nyeri pada tangannya yang patah, terutama ketika di
gerakkan atau tersentuh. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, ibunya
mengatakan mungkin karena pengaruh obat juga. Ibunya juga mengatakan
kalau nyeri anaknya bisa sampai menangis, tapi selama disini sudah
mendingan (skala 7-8).
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- Antropometeri
BB saat ini 25kg.
TB saat ini 120cm.
IMT Anak : BB/ (TBxTB) = 25 / (1,2x1,2)
= 25 / 1,44
= 17,36 (Normal anak-anak 18,5-24,9)
BBI Anak: 2n+8 = 2(9,3) +8
Ket: n adalah usia (tahun) = 26,6 kg
Interpretasi : BB pasien sudah masuk dalam angka normal.
- Biomedical sign :
HB: 9,6 gr/dL
BUN: 10 mg/dL
GDA: 113 mg/dL
Interpretasi : Pasien tidak memiliki gangguan pada nutrisi
- Clinical Sign :
Pasien tampak tidak lemas, tidak terpasang NGT.
Interpretasi : Pasien tidak memiliki gangguan nutrisi
BAB
BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi Tidak rutin belum BAB
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kecoklatan Tidak terkaji
Bau Bau khas Tidak terkaji
Karakter Tidak keras Tidak terkaji
Alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak terkaji
bantu
Kemandirian Mandiri Tidak terkaji
(mandiri/dibantu)
Lainnya - -
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien tidak berolah raga dan jarang bergerak karena sebelumnya
mengalami stroke, sehingga kesulitan bergerak.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
SpO2 : 96%
RR: 20x/menit
Fungsi kardiovaskuler :
Detak jantung normal tidak ada bunyi tambahan, detak konstan.
Nadi: 105x/ menit
Terapi oksigen :
Pasien tidak mendapat terapi oksigen
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 8-9 jam 4-5 jam, sering
terbangun
Gangguan tidur - Ibu pasien mengatakan
pasien sering
terbangun karena
lengannya nyeri dan
sulit untuk tidur lagi,
pasien juga rewel.
Keadaan bangun Segar lemas
tidur
Lain-lain - -
Interpretasi : pasien mengalami gangguan tidur
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Pasien mampu berhitung dan mampu menceritakan riwayat kecelakaannya.
Fungsi dan keadaan indera :
Keadaan indera pasien normal.
Interpretasi : pola kognitif dan perceptual normal
Interpretasi :
TTV pasien dalam batas normal
NO jenis terapi Farmako dinamik dan Dosis dan Indikasi dan Kontra Efek samping implikasi
farmako kinetik rute Indikasi keperawatan
pemberian
1 Antrain Fd: golongan metamizole 3x 300mg I: menurunkan demam, Radang lambung rasa Perawat dapat
dan metabolit utamanya,4- Inj IV dan meringankan rasa perih atau sakit pada menerapkan
methyl-amino-antipyrine sakit, seperti: sakit gigi, uluhati (gastritis) alias pemberian terapi
(MAA) memberi efek sakit kepala, nyeri sendi, sakit maag, kepada pasien
analgesik dengan bekerja di nyeri otot, dismenore Hiperhidrosis (keringat dengan prinsip 6
sentral dan perifer. Selain (nyeri haid) berlebih), benar
itu, metamizole juga bekerja K: Hipersensitivitas, Retensi cairan dan
sebagai antipiretik dan supresi susmsum tulang / garam dalam tubuh,
spasmolitik. gangguan hematopoietik, Reaksi alergi bagi
Fk: farmakokinetik obat gangguan hati dan ginjal mereka yang rentan
golongan metamizole cukup berat, ibu hamil dan atau sensitif, berupa
baik dengan bioavailabilitas menyusui. gatal pada kulit,
yang tinggi. kemerahan atau
edemaangioneurotik.
Mual, muntah.
Diare, sembelit.
2 Ondasetron Fd: fek farmakodinamik 3x 4 mg I: Mencegah dan Sakit kepala, sembelit, Perawat dapat
ondansetron adalah Inj IV mengobati mual dan lelah dan lemah, menerapkan
menimbulkan efek antagonis muntah meriang, mengantuk, pemberian terapi
terhadap reseptor serotonin K: Ondansetron dan pusing kepada pasien
5-HT3. Reseptor serotonin 5- kontraindikasi pada pasien dengan prinsip 6
HT3 terdapat di bagian yang pernah mengalami benar
perifer yaitu pada nervus hipersensitivitas terhadap
vagal dan di sentral pada obat ini dan kombinasi
area postrema yang dengan apomorphin
merupakan chemoreceptor karena dapat
trigger zone, namun saat ini menimbulkan hipotensi
efek anti mual dan muntah dan penurunan kesadaran.
pada pasien kemoterapi oleh
ondansetron belum dapat
dipastikan apakah di bagian
perifer, sentral, ataupun
keduanya.
Farmakokinetik ondansetron
adalah bersirkulasi dengan
ikatan terhadap protein
plasma darah.
3 Ranitidine Fd: Ranitidin merupakan 2x 30 mg I: Menurunkan sekresi Mual dan muntah, sakit Perawat dapat
antagonis kompetitif Inj IV asam lambung berlebih kepala, insomnia, menerapkan
reversibel reseptor histamin K: bila terdapat riwayat vertigo, ruam, pemberian terapi
pada sel parietal mukosa porfiria akut dan konstipasi, diare. kepada pasien
lambung yang berfungsi hipersensitivitas terhadap dengan prinsip 6
untuk mensekresi asam ranitidin. benar
lambung. Histamin yang
diproduksi oleh sel ECL
gaster diinhibisi karena
ranitidin menduduki
reseptor H2 yang berfungsi
menstimulasi sekresi asam
lambung. Substansi lain
(gastrin dan asetilkolin) yang
menyebabkan sekresi asam
lambung, berkurang
efektifitasnya pada sel
parietal jika reseptor H2
diinhibisi.
Fk : absorbsi-ranitidin
diabsorbsi dengan baik oleh
saluran cerna maupun pada
pemberian IM, ranitidin
terdistribusi luas pada cairan
tubuh dan sekitar 10-19%
berikatan dengan protein
serum, volume distribusi
rata-rata 1,7 L/kg, waktu
paruh elimnasi rata-rata
orang dewasa adalah 1,7-2.3
jam dan dapat berkorelasi
positif dengan usia, ranitidin
dimetabolisme oleh hati
menjadi ranitidin N-oksida,
desmetil ranitidin, dan
ranitidin S-oksida.
4 Ceftriaxone Fd: Ceftriaxone bekerja 2x 1 gr I: untuk mengobati Gangguan saluran cerna Perawat dapat
membunuh bakteri dengan Inj IV beberapa kondisi akibat dan alergi pada kulit. menerapkan
menginhibisi sintesis dinding infeksi bakteri, seperti pemberian terapi
sel bakteri. Ceftriaxone pneumonia, sepsis, kepada pasien
memiliki cincin beta laktam meningitis, infeksi kulit, dengan prinsip 6
yang menyerupai struktur gonore atau kencing benar
asam amino D-alanyl-D- nanah, dan infeksi pada
alanine yang digunakan pasien dengan sel darah
untuk membuat putih yang rendah.
peptidoglikan. Tautan silang K: Pasien yang
peptidoglikan dikatalisasi hipersensitif terhadap
oleh enzim transpeptidase antibiotik cephalosporin
yang merupakan PeSIKIillin- atau antibiotik β-laktam
Binding Proteins (PBP). jenis lain.
Fk: Ceftriaxone diabsorpsi
lengkap setelah pemberian
IM dengan kadar plasma
maksimum rata-rata antara
2-3 jam setelah pemberian.
5 Tetagam Farmakologi tetanus 250 IU I: Tetagam digunakan Nyeri atau bengkak pada Perawat dapat
imunoglobulin (TIG) adalah Inj IM untuk mencegah infeksi tempat suntika, reaksi menerapkan
sebagai antibodi spesifik tetanus kulit, peningkatan suhu pemberian terapi
terhadap toksin yang K: Pasien yang memiliki tubuh, mual, muntah, kepada pasien
diproduksi oleh bakteri riwayat hipersensitif reaksi sirkulasi dengan prinsip 6
Clostridium tetani. TIG terhadap komposisi (takikardi, bradikardi, benar
diperoleh dengan tetagam P hipotensi, berkeringat,
mengisolasi imunoglobulin vertigo) -Reaksi alergi
(terutama imunoglobulin G) (misalnya sensasi panas
dalam serum pendonor kemerahan pada wajah,
manusia atau dari hewan urtikaria, dispnea)
(kuda, sapi).
TIG diperoleh dari donor
yang diberikan imunisasi
tetanus toxoid hingga
mencapai kadar antibodi
spesifik yang tinggi. Produk
akan melalui proses
penambahan zat-zat,
pemanasan pada suhu
tertentu, inaktivasi virus,
presipitasi, filtrasi, serta
proses-proses lainnya hingga
menghasilkan produk
antitoksin yang sesuai
dengan kebutuhan dosis
masing-masing sediaan.
7 Dexamethaso Fd: Dexamethasone dapat 3x 0,5 I: Mengatasi peradangan, Nafsu makan meningkat, Perawat dapat
ne melewati membran sel dan Ampul reaksi alergi, dan penyakit berat badan bertambah, menerapkan
berikatan dengan reseptor Inj IV autoimun. perubahan siklus pemberian terapi
glukokortikoid di sitoplasma. K: riwayat alergi obat menstruasi, gangguan kepada pasien
Kompleks antara dexamethasone, riwayat tidur, pusing, sakit dengan prinsip 6
dexamethasone dan reseptor penyakit TBC, herpes, kepala, sakit perut. benar
glukokortikoid ini dapat infeksi jamur,penyakit
berikatan dengan DNA ginjal, DM dan lain-lain.
sehingga terjadi modifikasi Pasien sedang menjalani
transkripsi dan sintesis vaksinasi, konsumsi
protein. Akibatnya, infiltrasi dexamethasone tidak
leukosit terhambat, mediator boleh bersamaan dengan
inflamasi terganggu, dan alkohol atau pereda nyeri
edema jaringan berkurang. tanpa pengawasan dokter.
8 Cairan NaCl Cairan salin normal terdiri 7 tpm I: menggantikan cairan Detak jantung cepat, Perawat dapat
atas 154 mmol/L natrium Infus IV tubuh yang hilang, demam, gatal-gatal atau menerapkan
dan 154 mmol/L klorida. mengoreksi ruam, suara serak, pemberian terapi
Serum memiliki tingkat ketidakseimbangan iritasi, nyeri sendi, kaku, kepada pasien
osmolaritas dan osmolalitas elektrolit, dan menjaga atau bengkak, dada dengan prinsip 6
yang serupa, 285-295 tubuh agar tetap terhidrasi sesak, pembengkakan benar
mOsm/L (osmolaritas) dan dengan baik. pada wajah, bibir,
mOsm/kg (osmolalitas). K: Pasien dengan riwayat tenggorokan, atau lidah.
Cairan salin normal memiliki asidosis metabolisme
tingkat osmolaritas dan dikarenakan klorida pada
osmolalitas yang hampir natrium klorida dapat
serupa dengan serum meningkat dalam tubuh.
sehingga disebut sebagai Pasien dengan masalah
cairan isotonik. Osmolaritas retensi cairan akan
cairan infus ini adalah 308 menyebabkan kondisi
mOsmol/L dan osmolalitas berbahaya lain pada tubuh
286 mOsmol/kg. seperti hipernatremia,
hipokalemia, dan gagal
jantung.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan )
No Jenis Nilai normal Hasil
pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
nilai Satuan Tgl: Tgl: Tgl:
1 Hb 9,6 gr/dL 28-2-2021
2 Leukosit 12,6 109/L 28-2-2021
3 Hematokrit 26,7 % 28-2-2021
4 Trombosit 313 109/L 28-2-2021
5 SGOT 91 U/L 28-2-2021
(37A0C)
6 SGPT 66 U/L 28-2-2021
(37A0C)
7 Natrium 136,7 mmol/L 28-2-2021
8 Kalaum 4,07 mmol/L 28-2-2021
9 Klorida 100,4 mmol/L 28-2-2021
10 Kreatinin 0,1 Mg/dL 28-2-2021
11 BUN 10 Mg/dL 28-2-2021
12 GDA 133 Mg/ dL 28-2-2021
4. DS: Gangguan
Pasien mengatakan sakit jika Fraktur Mobilitas fisik
lengannya di gerakkan. (D.0054)
Pasien tidak mau lengannya Nyeri
digerakkan atau di sentuh
Pasien merasa takut jika Imobilisasi area
dilakukan tindakan pada cedera Cantik
lengannya.
DO: Pergerakan
Pasien terlihat kesulitan lengan kanan
menggerakkan ekstremitas pasien terganggu
Gerakan terbatas
Post hecting
Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Tanggal Jam IMPLEMENTASI Paraf EVALUASI Paraf
Dx
2 Maret 1 15.00 1. Mengkaji kondisi nyeri pada pasien S : Ibu pasien mengatakan mengerti
2021 15.05 2. Menanyakan riwayat alergi pasien tujuan obat.
15.10 3. Sebelum pemberian antrain, Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
menjelaskan tujuan dan manfaat
tidak rewel setelah di suntik obat
obat.
15.12 4. Memberikan injeksi antrain sesuai O : pasien terlihat tenang dan bermain
dosis anjuran 300 mg melalui IV Hp.
15.30 5. Menanyakan apa yang dirasakan A : masalah keperawatan tingkat nyeri
pasien setelah diberi obat. pasien teratasi
15.30 6. Memonitor TTV P:
Lanjutkan intervensi dan monitor
nyeri pasien
2 Maret 2 15.30 1. Mengkaji kondisi nyeri dan faktor S : Ibu pasien mengatakan anaknya
2021 yang memperberat nyeri rewel kalau malam tidak bisa tidur
15.32 2. Mengajarkan teknik karena skit
nonfarmakologis untuk mengurangi Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
rasa nyeri (teknik distraksi)karena tidak rewel setelah di suntik obat.
anak suka bermain Hp Ibu pasien mengatakan jika tangannya
15.35 3. Menjelaskan tujuan distraksi. tersentuh pasien merasa sakit.
15.36 4. Mengajarkan untuk mengajak Ibu pasien memahami dan mau
anaknya mendengarkan lagu dan mencoba teknik ditraksi untuk
ikut bernyanyi, dan jika ingin tidur menenangkan anaknya jka rewel
dapat di putarkan lagu yang lebih dimalam hari.
lebut. O : pasien terlihat tenang setelah
15.40 5. Mengevaluasi pemahaman ibu injeksi antrain dan sedang bermain
pasien untuk melakukan teknik Hp.
distraksi A : masalah keperawatan gangguan
pola tidur belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Identifikasi nyeri
identifikasi faktor yang
memperberat nyeri
fasilitasi istirahat dan tidur.
Menanyakan keberhasilan atau
keefektifan teknik yang telah
diajarkan
2 Maret 3 15.00 1. Membina hubungan saling percaya S : pasien mengatakan takut diapa-
2021 agar pasien nyaman untuk bercerita apakan.
atau meluangkan keluhannya. O : pasien terlihat tegang dan gelisah
15.00 2. Memberi empati, kehangatan dan Pasien menjauh dari perawat
kejujuran. Selain itu menggunakan Pasien mulai tenang ketika perawat
bahasa non formal sesuai usia mengatakan tidak melakukan
pasien. tindakan, namun pasien belum mau
15.00 3. Meminta pasien mengekspresikan menceritakan perasaannya
perasaan. A : masalah keperawatan ansietas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Berikan empati, kehangatan
dan kejujuran.
Fasilitasi untuk
mengidentifikasi masalah.
Anjurkan mengekspresikan
perasaan.
Anjurkan membuat daftar
alternatif penyelesaian
masalah.
2 Maret 4 15.00 1. Mengkaji kebiasaan aktivitas dan S : ibu pasien mengatakan sekarang
2021 perawatan diri pasien sehari-hari. semuaktivitas pasien di bantu, untuk
15.03 2. Memonitor tingkat kemandirian ketoilet harus di gendong.
. O : pasien sebelumnya terlihat
kekamar mandir digendong. Pasien
terlihat takut menggerakkan
tangannya.
A : masalah keperawatan defisit
perawatan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Damping melakukan
perawatan diri sampai mandiri
Anjurkan perawatan diri
secara konsisten sesuai
kemampuan
Minta keluarga untuk
membantu aktivitas pasien