Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OF ANTEBRACHII

+ CF HUMERUS + DISLOKASI GENU +COR DI RUANG SERUNI


RSUD dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh
Cantik Bahirah Zakarija, S.Kep.
NIM. 202311101072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL DAN BEDAH

Nama Mahasiswa : Cantik Bahirah Zakarija, S.Kep.


NIM : 202311101072
Tempat Pengkajian : Ruang Melati
Tanggal : 1 Maret 2021

I. Identitas Klien
Nama : An. E No. RM : 312xxx
Umur : 9 th Pekerjaan : Pelajar
Jenis Kelamin :P Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 28 Februari 2021
Pendidikan : SD Tanggal : 2 Maret 2021
Pengkajian
Alamat : Silo, Jember Sumber Informasi : Pasien dan
keluarga (Ibunya)

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
COR + Close fraktur maxilla (D)+ close fraktur antebrachii (D)

2. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan nyeri pada tangannya yang patah, terutama ketika di
gerakkan atau tersentuh. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, ibunya
mengatakan mungkin karena pengaruh obat juga. Ibunya juga mengatakan
kalau nyeri anaknya bisa sampai menangis, tapi selama disini sudah
mendingan (skala 7-8).

3. Riwayat penyakit sekarang:


Keluarga pasien menceritakan pasien kecelakan jam 2 siang, di serepet truk
jatuhnya ke kanan sehingga luka-lukanya di kanan. Pasien sadar waktu jatuh
(tidak pingsan), lalu di bawa ke puskesmas Silo. Di puskesmas pasien di
infus dan di jahit. Pasien baru dirujuk jam 8 malam ke RS Dr. Soebandi.

4. Riwayat kesehatan terdahulu:


a. Penyakit yang pernah dialami:
Pasien memiliki riwayat tipoid

b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):


Pasien tidak memiliki alergi
c.Imunisasi:
Ibu pasien mengatakan pasien tidak di imunisasi

d.Kebiasaan/pola hidup/life style:


Ibu pasien mengatakan pasien sehari-harinya sekolah, tapi sekarang
sekolahnya daring lalu setelah itu bermain. Siang biasanya tidur siang.
Magribnya mengaji.

e. Obat-obat yang digunakan:


Ibu pasien mengatakan pasien tidak menggunakan obat obatan sebelumnya.
Ibu pasien mengatakan pasien mendapat obat suntik yang dari puskesmas,
namun tidak mengetahui nama obatnya.

5. Riwayat penyakit keluarga:


Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit.
Genogram:

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien olah raga kalau sekolah seminggu sekali, selama daring pasien jarang
berolah raga. Tapi pasien suka bermain kejar-kejaran dan sebagainya.
Interpretasi :
Pemeliharaan kesehatan tidak terganggu.

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- Antropometeri
BB saat ini 25kg.
TB saat ini 120cm.
IMT Anak : BB/ (TBxTB) = 25 / (1,2x1,2)
= 25 / 1,44
= 17,36 (Normal anak-anak 18,5-24,9)
BBI Anak: 2n+8 = 2(9,3) +8
Ket: n adalah usia (tahun) = 26,6 kg
Interpretasi : BB pasien sudah masuk dalam angka normal.

- Biomedical sign :
HB: 9,6 gr/dL
BUN: 10 mg/dL
GDA: 113 mg/dL
Interpretasi : Pasien tidak memiliki gangguan pada nutrisi

- Clinical Sign :
Pasien tampak tidak lemas, tidak terpasang NGT.
Interpretasi : Pasien tidak memiliki gangguan nutrisi

- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):


Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
3x sehari 3x sehari sesuai diet
Sesuai dengan diet, pasien dianjurkan untuk tidak makan, melainkan
minum susu dikarenakan kondisi fraktur pada wajah pasien.
Interpretasi : Pasien konsumsi asupan sesuai diet.

3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)


BAK
BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 4 kali 3-4 kali
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning Kuning
Bau Khas urin Khas urin
Karakter - -
BJ - -
Alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan
bantu alat bantu
Kemandirian Mandiri Dibantu, Di gendong
(mandiri/dibantu) ke toilet
Lainnya - -

BAB
BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi Tidak rutin belum BAB
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kecoklatan Tidak terkaji
Bau Bau khas Tidak terkaji
Karakter Tidak keras Tidak terkaji
Alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak terkaji
bantu
Kemandirian Mandiri Tidak terkaji
(mandiri/dibantu)
Lainnya - -

Interpretasi : terdapat gangguan pada ambulasi ke taoilet


Balance cairan:
Tidak terkaji

4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien tidak berolah raga dan jarang bergerak karena sebelumnya
mengalami stroke, sehingga kesulitan bergerak.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
SpO2 : 96%
RR: 20x/menit
Fungsi kardiovaskuler :
Detak jantung normal tidak ada bunyi tambahan, detak konstan.
Nadi: 105x/ menit
Terapi oksigen :
Pasien tidak mendapat terapi oksigen

Interpretasi : Pasien perlu mendapat bantuan terkait kebutuhan sehari-


hari.

5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 8-9 jam 4-5 jam, sering
terbangun
Gangguan tidur - Ibu pasien mengatakan
pasien sering
terbangun karena
lengannya nyeri dan
sulit untuk tidur lagi,
pasien juga rewel.
Keadaan bangun Segar lemas
tidur
Lain-lain - -
Interpretasi : pasien mengalami gangguan tidur
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Pasien mampu berhitung dan mampu menceritakan riwayat kecelakaannya.
Fungsi dan keadaan indera :
Keadaan indera pasien normal.
Interpretasi : pola kognitif dan perceptual normal

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri :
Tidak terkaji
Identitas diri :
Tidak terkaji
Harga diri :
Pasien hanya ingin sembuh.
Ideal Diri :
Tidak terkaji
Peran Diri :
Tidak terkaji
Interpretasi : pasien memiliki keinginan untuk segera sembuh

8. Pola seksualitas & reproduksi


Pola seksualitas
Pasien belum puber
Fungsi reproduksi:
Tidak dikaji
Interpretasi : Pola seksualitas dan reproduksi normal.

9. Pola peran & hubungan


Tidak terkaji
Interpretasi : tidak terkaji

10. Pola manajemen koping-stress


Pasien mengatakan jika mengalami kesulitan pasti memanggil anak atau
suaminya.
Interpretasi : manajemen koping stress pasien adalah cerita dan meminta
bantuan keluarganya.

11. System nilai & keyakinan


Ibu pasien menjelaskan pasien biasanya pergi mengaji di langgar, karena
sakit jadi tidak bisa ke langgar.
Interpretasi : spiritual/ ibadah pasien terganggu.

IV. Pemeriksaan Fisik (PENDEKATAN SISTEMATIS: INSPEKSI, PERKUSI,


PALPASI AUSKULTASI)
Keadaan umum:
Pasien komposmentis. Pasien terlihat sering meringis dan merengek kesakitan,
ibu pasien menjelaskan anaknya merasa nyeri di tangannya yang patah dan luka.
Nyeri hilang timbul mungkin akibat pengaruh obat, nyeri skala 7-8. Pasien tidak
ingin tangannya di gerakkan atau di sentuh.
Tanda vital:
- Nadi : 105 X/mnt
- RR : 20 X/mnt
- Suhu : 37,1 o C

Interpretasi :
TTV pasien dalam batas normal

Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
I: Rambut hitam kerting, rambut tipis, wajah terlihat bengkak dan terdapat
hematoma pada dekat mata dan bibir.
P: terdapat bengkak pada wajah kanan.
2. Mata
I: mata kanan nampak sipit akibat bengkak, mata jernih, terdapat hematoma
dekat ujung mata kanan.
P: terdapat nyeri tekan pada bengkak.
3. Telinga
I: telinga simetris, lubang telinga bersih.
P: tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
I: hidung simteris, bersih, tidak ada lesi.
P: tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
I: mukosa bibir lembab, terdapat hematoma pada pipi kanan dekat bibir.
P: nyeri ketika disentuh karena terdapat fraktur.
6. Leher
I: tidak ada lesi, tidak ada benjolan
7. Dada
I: simetris, tidak terdapat otot bantu pernafasan.
P: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
P: tidak ada pembesaran paru atau jantung.
A: tidak ada bunyi nafas tambahan, bunyi jantung s1 s2 tunggal. Bunyi
konstan.
8. Abdomen
I : tidak terlihat pembengkakan, warna kulit coklat, tidak ada lesi.
P : timpani lambung normal.
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa tinja pada abdomen kuadran 4,
tidak ad tumor.
9. Urogenital
Pasien tidak terpasang DK.
10. Ekstremitas
Pasien dapat menggerakan ekstremitas namun tidak mau mengangkat atau
menggerakkan tangan yang cidera.
Terdapat balut bidai pada tangan kanan pasien. Terdapat jaitan (27 jaitan
pada tangan kanan, dan close fraktur antebrachii kanan.
11. Kulit dan kuku
I: hematoma pada lokasi cidera, terdapat luka sobek pada lengan kanan
sudah dijahit 27 jahitan. Kuku pendek dan bersih
12. Keadaan lokal
Nyeri dan perih pada luka dan fraktur pasien, pasien terlihat meringis dan
merengek karena sakit. Nyeri hilang timbul. Lengan pasien telah di jahit dan
dibidai. Wajah masih terlihat bengkak dan terdapat hematoma.
V. Terapi

NO jenis terapi Farmako dinamik dan Dosis dan Indikasi dan Kontra Efek samping implikasi
farmako kinetik rute Indikasi keperawatan
pemberian
1 Antrain Fd: golongan metamizole 3x 300mg I: menurunkan demam, Radang lambung rasa Perawat dapat
dan metabolit utamanya,4- Inj IV dan meringankan rasa perih atau sakit pada menerapkan
methyl-amino-antipyrine sakit, seperti: sakit gigi, uluhati (gastritis) alias pemberian terapi
(MAA) memberi efek sakit kepala, nyeri sendi, sakit maag, kepada pasien
analgesik dengan bekerja di nyeri otot, dismenore Hiperhidrosis (keringat dengan prinsip 6
sentral dan perifer. Selain (nyeri haid) berlebih), benar
itu, metamizole juga bekerja K: Hipersensitivitas, Retensi cairan dan
sebagai antipiretik dan supresi susmsum tulang / garam dalam tubuh,
spasmolitik. gangguan hematopoietik, Reaksi alergi bagi
Fk: farmakokinetik obat gangguan hati dan ginjal mereka yang rentan
golongan metamizole cukup berat, ibu hamil dan atau sensitif, berupa
baik dengan bioavailabilitas menyusui. gatal pada kulit,
yang tinggi. kemerahan atau
edemaangioneurotik.
Mual, muntah.
Diare, sembelit.
2 Ondasetron Fd: fek farmakodinamik 3x 4 mg I: Mencegah dan Sakit kepala, sembelit, Perawat dapat
ondansetron adalah Inj IV mengobati mual dan lelah dan lemah, menerapkan
menimbulkan efek antagonis muntah meriang, mengantuk, pemberian terapi
terhadap reseptor serotonin K: Ondansetron dan pusing kepada pasien
5-HT3. Reseptor serotonin 5- kontraindikasi pada pasien dengan prinsip 6
HT3 terdapat di bagian yang pernah mengalami benar
perifer yaitu pada nervus hipersensitivitas terhadap
vagal dan di sentral pada obat ini dan kombinasi
area postrema yang dengan apomorphin
merupakan chemoreceptor karena dapat
trigger zone, namun saat ini menimbulkan hipotensi
efek anti mual dan muntah dan penurunan kesadaran.
pada pasien kemoterapi oleh
ondansetron belum dapat
dipastikan apakah di bagian
perifer, sentral, ataupun
keduanya.
Farmakokinetik ondansetron
adalah bersirkulasi dengan
ikatan terhadap protein
plasma darah.
3 Ranitidine Fd: Ranitidin merupakan 2x 30 mg I: Menurunkan sekresi Mual dan muntah, sakit Perawat dapat
antagonis kompetitif Inj IV asam lambung berlebih kepala, insomnia, menerapkan
reversibel reseptor histamin K: bila terdapat riwayat vertigo, ruam, pemberian terapi
pada sel parietal mukosa porfiria akut dan konstipasi, diare. kepada pasien
lambung yang berfungsi hipersensitivitas terhadap dengan prinsip 6
untuk mensekresi asam ranitidin. benar
lambung. Histamin yang
diproduksi oleh sel ECL
gaster diinhibisi karena
ranitidin menduduki
reseptor H2 yang berfungsi
menstimulasi sekresi asam
lambung. Substansi lain
(gastrin dan asetilkolin) yang
menyebabkan sekresi asam
lambung, berkurang
efektifitasnya pada sel
parietal jika reseptor H2
diinhibisi.
Fk : absorbsi-ranitidin
diabsorbsi dengan baik oleh
saluran cerna maupun pada
pemberian IM, ranitidin
terdistribusi luas pada cairan
tubuh dan sekitar 10-19%
berikatan dengan protein
serum, volume distribusi
rata-rata 1,7 L/kg, waktu
paruh elimnasi rata-rata
orang dewasa adalah 1,7-2.3
jam dan dapat berkorelasi
positif dengan usia, ranitidin
dimetabolisme oleh hati
menjadi ranitidin N-oksida,
desmetil ranitidin, dan
ranitidin S-oksida.
4 Ceftriaxone Fd: Ceftriaxone bekerja 2x 1 gr I: untuk mengobati Gangguan saluran cerna Perawat dapat
membunuh bakteri dengan Inj IV beberapa kondisi akibat dan alergi pada kulit. menerapkan
menginhibisi sintesis dinding infeksi bakteri, seperti pemberian terapi
sel bakteri. Ceftriaxone pneumonia, sepsis, kepada pasien
memiliki cincin beta laktam meningitis, infeksi kulit, dengan prinsip 6
yang menyerupai struktur gonore atau kencing benar
asam amino D-alanyl-D- nanah, dan infeksi pada
alanine yang digunakan pasien dengan sel darah
untuk membuat putih yang rendah.
peptidoglikan. Tautan silang K: Pasien yang
peptidoglikan dikatalisasi hipersensitif terhadap
oleh enzim transpeptidase antibiotik cephalosporin
yang merupakan PeSIKIillin- atau antibiotik β-laktam
Binding Proteins (PBP). jenis lain.
Fk: Ceftriaxone diabsorpsi
lengkap setelah pemberian
IM dengan kadar plasma
maksimum rata-rata antara
2-3 jam setelah pemberian.
5 Tetagam Farmakologi tetanus 250 IU I: Tetagam digunakan Nyeri atau bengkak pada Perawat dapat
imunoglobulin (TIG) adalah Inj IM untuk mencegah infeksi tempat suntika, reaksi menerapkan
sebagai antibodi spesifik tetanus kulit, peningkatan suhu pemberian terapi
terhadap toksin yang K: Pasien yang memiliki tubuh, mual, muntah, kepada pasien
diproduksi oleh bakteri riwayat hipersensitif reaksi sirkulasi dengan prinsip 6
Clostridium tetani. TIG terhadap komposisi (takikardi, bradikardi, benar
diperoleh dengan tetagam P hipotensi, berkeringat,
mengisolasi imunoglobulin vertigo) -Reaksi alergi
(terutama imunoglobulin G) (misalnya sensasi panas
dalam serum pendonor kemerahan pada wajah,
manusia atau dari hewan urtikaria, dispnea)
(kuda, sapi).
TIG diperoleh dari donor
yang diberikan imunisasi
tetanus toxoid hingga
mencapai kadar antibodi
spesifik yang tinggi. Produk
akan melalui proses
penambahan zat-zat,
pemanasan pada suhu
tertentu, inaktivasi virus,
presipitasi, filtrasi, serta
proses-proses lainnya hingga
menghasilkan produk
antitoksin yang sesuai
dengan kebutuhan dosis
masing-masing sediaan.
7 Dexamethaso Fd: Dexamethasone dapat 3x 0,5 I: Mengatasi peradangan, Nafsu makan meningkat, Perawat dapat
ne melewati membran sel dan Ampul reaksi alergi, dan penyakit berat badan bertambah, menerapkan
berikatan dengan reseptor Inj IV autoimun. perubahan siklus pemberian terapi
glukokortikoid di sitoplasma. K: riwayat alergi obat menstruasi, gangguan kepada pasien
Kompleks antara dexamethasone, riwayat tidur, pusing, sakit dengan prinsip 6
dexamethasone dan reseptor penyakit TBC, herpes, kepala, sakit perut. benar
glukokortikoid ini dapat infeksi jamur,penyakit
berikatan dengan DNA ginjal, DM dan lain-lain.
sehingga terjadi modifikasi Pasien sedang menjalani
transkripsi dan sintesis vaksinasi, konsumsi
protein. Akibatnya, infiltrasi dexamethasone tidak
leukosit terhambat, mediator boleh bersamaan dengan
inflamasi terganggu, dan alkohol atau pereda nyeri
edema jaringan berkurang. tanpa pengawasan dokter.
8 Cairan NaCl Cairan salin normal terdiri 7 tpm I: menggantikan cairan Detak jantung cepat, Perawat dapat
atas 154 mmol/L natrium Infus IV tubuh yang hilang, demam, gatal-gatal atau menerapkan
dan 154 mmol/L klorida. mengoreksi ruam, suara serak, pemberian terapi
Serum memiliki tingkat ketidakseimbangan iritasi, nyeri sendi, kaku, kepada pasien
osmolaritas dan osmolalitas elektrolit, dan menjaga atau bengkak, dada dengan prinsip 6
yang serupa, 285-295 tubuh agar tetap terhidrasi sesak, pembengkakan benar
mOsm/L (osmolaritas) dan dengan baik. pada wajah, bibir,
mOsm/kg (osmolalitas). K: Pasien dengan riwayat tenggorokan, atau lidah.
Cairan salin normal memiliki asidosis metabolisme
tingkat osmolaritas dan dikarenakan klorida pada
osmolalitas yang hampir natrium klorida dapat
serupa dengan serum meningkat dalam tubuh.
sehingga disebut sebagai Pasien dengan masalah
cairan isotonik. Osmolaritas retensi cairan akan
cairan infus ini adalah 308 menyebabkan kondisi
mOsmol/L dan osmolalitas berbahaya lain pada tubuh
286 mOsmol/kg. seperti hipernatremia,
hipokalemia, dan gagal
jantung.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan )
No Jenis Nilai normal Hasil
pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
nilai Satuan Tgl: Tgl: Tgl:
1 Hb 9,6 gr/dL 28-2-2021
2 Leukosit 12,6 109/L 28-2-2021
3 Hematokrit 26,7 % 28-2-2021
4 Trombosit 313 109/L 28-2-2021
5 SGOT 91 U/L 28-2-2021
(37A0C)
6 SGPT 66 U/L 28-2-2021
(37A0C)
7 Natrium 136,7 mmol/L 28-2-2021
8 Kalaum 4,07 mmol/L 28-2-2021
9 Klorida 100,4 mmol/L 28-2-2021
10 Kreatinin 0,1 Mg/dL 28-2-2021
11 BUN 10 Mg/dL 28-2-2021
12 GDA 133 Mg/ dL 28-2-2021

Selasa, 2 Maret 2021


Pengambil Data,

(Cantik Bahirah Zakarija, S.Kep)


NIM 202311101072
ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH Paraf
1. DS:
Pasien mengatakan tangannya Kecelakaan lalu Nyeri Akut
sakit. lintas (D.0077)
Pasien tidak mau tangannya di Cantik
gerakan atau di sentuh. Cidera fraktur dan
Pengkajian Nyeri luka robek
P: fraktur antebrachii dan luka
sobek. Pasien merasa
Q: nyilu dan perih dakit pada
R: lengan kanan pasien lengannya
S: skala 7-8
T: hilang timbul, hilang setelah
di suntik.
DO:
Pasien tampak meringis dan
merengek kesakitan.
Pasien tampak gelisah.
Nadi 105 x/menit.

2. DS: Fraktur dan Gangguan Pola


Ibu pasien menjelaskan anaknya cidera fisik tidur (D.0055)
sulit tidur, sering terbangun.
Ibu pasien mengatakan anaknya Nyeri
Cantik
rewel dan merengek karena
nyeri. Pasien sulit tidur
Ibu pasien mengatakan pasien dan kesakitan
terlihat tidak bersemangat atau
lemas saat bangun tidur.

3. DS: Kondisi fisiologis Ansietas


Pasien mengatakan takut, fraktur dan cidera (D.0080)
jangan di apa apakan. fisik.
DO:
Pasien tampak gelisah. Nyeri Cantik
Pasien tampak tegang.
Sulit tidur Pasien gelisah,
Nadi: 105x/menit. takut kesakitan
Kontak mata buruk.
Cemas

4. DS: Gangguan
Pasien mengatakan sakit jika Fraktur Mobilitas fisik
lengannya di gerakkan. (D.0054)
Pasien tidak mau lengannya Nyeri
digerakkan atau di sentuh
Pasien merasa takut jika Imobilisasi area
dilakukan tindakan pada cedera Cantik
lengannya.
DO: Pergerakan
Pasien terlihat kesulitan lengan kanan
menggerakkan ekstremitas pasien terganggu
Gerakan terbatas

5. DO: Cedera Resiko Infeksi


Luka sobek pada lengan kanan kecelakaan (D.0142)
atas, post hecting (27).
Terapi Inj. Ceftriaxone 2x1g Luka sobek lengan
Inj. Tetagam 250 IU kanan atas

Post hecting

Resiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan


(Problem-Etiologi-Signs/Symptoms perumusan pencapaian
1 Nyeri Akut (D.0077) b.d Pencedera 2 Maret 2021
fisik (Fraktur maxilla facial dextra,
fraktur antebrachii dextra, luka
sobek) d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, nadi 105x/menit,
sulit tidur
2 Gangguan Pola tidur (D.0055) b.d 2 Maret 2021
Pencedera fisik (Fraktur maxilla
facial dextra, fraktur antebrachii
dextra, luka sobek)d.d mengelu sulit
tidur, tidur tidak puas, sering
terjaga, bangun lemas.
3 Ansietas (D.0080) b.d penyakit 2 Maret 2021
akut d.d pasien merasa takut dan
khawatir tangannya disentuh,
tampak gelisah, tampak tegang, sulit
tidur, Nadi 105 x/menit, kontak
mata buruk.
4 Gangguan Mobilitas fisik 2 Maret 2021
(D.0054) b.d cedera dan fraktur d.d
sulit menggerakkan tangan, nyeri
gerak, enggan melakukan gerakan,
takut menggerakkan lengan.
5. Resiko Infeksi (D.0142) d.d 6 Maret 2021
kerusakan integritas kulit dan
jaringan akibat kecelakaan, post
hecting 27 jaitan, terapi ceftriaxone
dan pemberian Tetagam.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN (SMART) DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL Paraf
O (Dx) HASIL
1 Nyeri Akut Tujuan: SIKI: 1. Mengetahui kondisi
(D.0077) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemberian analgesik (I. nyeri yang dirasakan
selama 3x24 jam maka Tingkat nyeri 08243) pasien
(L.08066) menurun Observasi 2. Mengetahui alergi yang
1. Identifikasi dimiliki pasien Cantik
Kriteria SLKI: karakteristik nyeri 3. Memantau perubahan
Kriteria hasil Skala Skala 2. Identifikasi riwayat TTV yang tidak normal
awal akhir alergi obat 4. Agar sesuai dengan
3. Monitor TTV keinginan pasien.
Mengeluh nyeri 2 5 Terapeutik 5. Mengertahui respon dan
Meringis 3 5 4. Diskusikan analgesik kemungkinan muncul
Gelisah 3 5 yang disukai untuk efek samping yang tidak
Kesulitan tidur 3 5 mencapai analgesia diinginkan, sehingga
optimal, jika perlu. dapat segera diatasi.
Keterangan : 5. Dokumentasi respon 6. Agar pasien dan
1 = meningkat, 2 = cukup meningkat, 3 = terhadap efek analgesik keluarga tahu manfaat
sedang, 4 = cukup menurun, 5 = menurun dan efek yang tidak dan efeksamping obat
Kriteria hasil Skala Skala diinginkan. yang di berikan
awal akhir Edukasi 7. Agar obat yang
Frekuensi nadi 3 5 6. Jelaskan efek terapi dan diberikan tepat dan
Keterangan : efek smping obat sesuai
1 = Memburuk, 2 = cukup memburuk, 3 = Kolaborasi
sedang, 4 = cukup membaik, 5 = membaik 7. Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis
analgesik, jika perlu
2 Gangguan Tujuan: SIKI: 1. Mengetahui kondisi
Pola tidur Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238) nyeri yang dirasakan
(D.0055) selama 3x24 jam maka Pola tidur Observasi pasien
(L.05045) membaik 1. Identifikasi nyeri 2. Mencegah munculnya
Kriteria SLKI: 2. identifikasi faktor yang faktor yang dapat Cantik
Kriteria hasil Skala Skala memperberat nyeri memperburuk kondisi
awal akhir Terapeutik nyeri
3. Berika teknik 3. Untuk membantu pasien
Keluhan sulit tidur 2 5 nonfarmakologis untuk memaksimalkan
Keluhan sering 2 5 mengurangi rasa nyeri pengurangan nyeri yang
terjaga 4. fasilitasi istirahat dan dirasakan.
tidur. 4. Agar pasien nyaman
Keluhan tidak puas 3 5
Edukasi beristrahat
tidur 5. ajarkan memonitor nyrti 5. Agar nyeri pasien dapat
Keluhan pola tidur 3 5 secara mandiri terpantau dengan
berubah 6. Ajarkan teknik maksimal.
Keterangan : nonfarmakologis untuk 6. Agar pasien dapat
1 = menurun, 2 = cukup menurun, 3 = mengurangi rasa nyeri. melakukan secara
sedang, 4 = cukup meningkat, 5 = Kolaborasi mandiri atau bersama
meningkat 7. Kolaborasi pemberian keluarganya.
analgetik, jika perlu 7. Untuk membantu
mengurangi nyeri yang
dirasakan pasien
3 Ansietas Tujuan: SIKI: 1. Mengetahui bagaimana
(D.0080) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Konseling (I.10334) dukungan keluarga
selama 3x24 jam maka Tingkat ansietas Observasi terkait kondisi pasien.
(L.09093) menurun 1. Identifikasi perilaku 2. Agar pasien lebih
keluarga yang nyaman untuk bercarita Cantik
Kriteria SLKI: mempengaruhi pasien. pada perawat.
Kriteria hasil Skala Skala Terapeutik 3. Agar pasien merasa
awal akhir 2. Bina hubungan lebih tenang dan merasa
Verbalisasi 2 5 terapeutik berdasarkan mendapat perhatian.
rasa percaya dan 4. Untuk mengetahui
kebingungan penghargaan. masalah utama yang
Verbalisasi 2 5 3. Berikan empati, membuat pasien merasa
khawatir kehangatan dan cemas.
Perilaku gelisah 3 5 kejujuran. 5. Agar perawat lebih
4. Fasilitasi untuk memahami perasaan
Perilaku tegang 3 5 mengidentifikasi pasien.
Frekuensi nadi 4 5 masalah. 6. Membantu pasien dalam
Keterangan : Edukasi menyelesaikan masalah
1 = meningkat, 2 = cukup meningkat, 3 = 5. Anjurkan yang menyebabkan
sedang, 4 = cukup menurun, 5 = menurun mengekspresikan pasien merasa cemas.
Kriteria hasil Skala Skala perasaan.
6. Anjurkan membuat
awal akhir
daftar alternatif
Pola tidur 2 5 penyelesaian masalah.
Kontak mata 3 5
Keterangan :
1 = Memburuk, 2 = cukup memburuk, 3 =
sedang, 4 = cukup membaik, 5 = membaik
4 Gangguan Tujuan: SIKI: 1. Untuk memenuhi
Mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan perawatan diri kebutuhan pasien sesuai
fisik selama 3x24 jam maka mobilitas fisik (I.10334) usia.
(D.0054) (L.05042) meningkat Observasi 2. Mengetahui
1. Identifikasi kebiasaan kemandirian pasien, dan Cantik
Kriteria SLKI: aktivitas perawatan diri membantu pasien jika
Kriteria hasil Skala Skala sesuai usia. kesulitan.
awal akhir 2. Monitor tingkat 3. Untuk meningkatkan
kemandirian kenyamanan pasien
Pergerakan 3 5 Terapeutik 4. Jikapasien
ektremitas 3. Siapkan keperluan membutuhkan bantuan
pribadi (mis. Sabun, dapat segera dibantu.
Keterangan :
sikat gigi dll) 5. Agar perawatan diri
1 = menurun, 2 = cukup menurun, 3 =
4. Damping melakukan pasien tetap terjaga
sedang, 4 = cukup meningkat, 5 =
perawatan diri sampai selama sakit.
meningkat
mandiri
Edukasi
Kriteria hasil Skala Skala 5. Anjurkan perawatan diri
awal akhir secara konsisten sesuai
Nyeri 2 5 kemampuan.
Kecemasan 2 5
Gerakan terbatas 2 5
Keterangan :
1 = meningkat, 2 = cukup meningkat, 3 =
sedang, 4 = cukup menurun, 5 = menurun

5 Resiko Tujuan: SIKI: 1. Untuk mengetahui lebih


Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi (I.14539) awal jika muncul tanda
(D.0142) selama 3x24 jam maka Kontrol resiko Observasi infeksi.
(L.14123) meningkat 1. Monitor tanda gejala 2. Agar luka terawat dan
infeksi lokal dan bersih, mengurangi
Kriteria SLKI: sistemik. resiko infeksi
Kriteria hasil Skala Skala Terapeutik 3. Untuk menjaga
awal akhir 2. Berikan perawatan kulit kebersihan.
pada area luka. 4. Agar pasien dan
Kemampuan 3 5 3. Cuci tangan sebelum keluarga dapat
kontrol resiko dan sesudah kontak memonitor secara
Kemampuan 3 5 dengan pasien dan mandiri dan dapat
menghindari faktor lingkungan pasien. mendeteksi jika ada
resiko Edukasi infeksi lebih dini.
4. Jelaskan tanda dan 5. Untuk menjaga
Kemampuan 4 5 gejala infeksi kebersihan luka baik,
mengenali 5. Ajarkan teknik cuci diajarkan pada keluarga
perubahan status tangan yan benar dan pasien.
kesehatan 6. Ajarkan cara 6. Agar keluarga dapat
memeriksan kondisi memonitor kondisi
Imunisasi 4 5 luka pasien secara mandiri.
Keterangan : Kolaborasi 7. Untuk upaya
1 = menurun, 2 = cukup menurun, 3 = 7. Kolaborasi pemberian pencegahan infeksi.
sedang, 4 = cukup meningkat, 5 = imunisasi, jika perlu.
meningkat

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No
Tanggal Jam IMPLEMENTASI Paraf EVALUASI Paraf
Dx
2 Maret 1 15.00 1. Mengkaji kondisi nyeri pada pasien S : Ibu pasien mengatakan mengerti
2021 15.05 2. Menanyakan riwayat alergi pasien tujuan obat.
15.10 3. Sebelum pemberian antrain, Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
menjelaskan tujuan dan manfaat
tidak rewel setelah di suntik obat
obat.
15.12 4. Memberikan injeksi antrain sesuai O : pasien terlihat tenang dan bermain
dosis anjuran 300 mg melalui IV Hp.
15.30 5. Menanyakan apa yang dirasakan A : masalah keperawatan tingkat nyeri
pasien setelah diberi obat. pasien teratasi
15.30 6. Memonitor TTV P:
 Lanjutkan intervensi dan monitor
nyeri pasien
2 Maret 2 15.30 1. Mengkaji kondisi nyeri dan faktor S : Ibu pasien mengatakan anaknya
2021 yang memperberat nyeri rewel kalau malam tidak bisa tidur
15.32 2. Mengajarkan teknik karena skit
nonfarmakologis untuk mengurangi Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
rasa nyeri (teknik distraksi)karena tidak rewel setelah di suntik obat.
anak suka bermain Hp Ibu pasien mengatakan jika tangannya
15.35 3. Menjelaskan tujuan distraksi. tersentuh pasien merasa sakit.
15.36 4. Mengajarkan untuk mengajak Ibu pasien memahami dan mau
anaknya mendengarkan lagu dan mencoba teknik ditraksi untuk
ikut bernyanyi, dan jika ingin tidur menenangkan anaknya jka rewel
dapat di putarkan lagu yang lebih dimalam hari.
lebut. O : pasien terlihat tenang setelah
15.40 5. Mengevaluasi pemahaman ibu injeksi antrain dan sedang bermain
pasien untuk melakukan teknik Hp.
distraksi A : masalah keperawatan gangguan
pola tidur belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
 Identifikasi nyeri
 identifikasi faktor yang
memperberat nyeri
 fasilitasi istirahat dan tidur.
 Menanyakan keberhasilan atau
keefektifan teknik yang telah
diajarkan
2 Maret 3 15.00 1. Membina hubungan saling percaya S : pasien mengatakan takut diapa-
2021 agar pasien nyaman untuk bercerita apakan.
atau meluangkan keluhannya. O : pasien terlihat tegang dan gelisah
15.00 2. Memberi empati, kehangatan dan Pasien menjauh dari perawat
kejujuran. Selain itu menggunakan Pasien mulai tenang ketika perawat
bahasa non formal sesuai usia mengatakan tidak melakukan
pasien. tindakan, namun pasien belum mau
15.00 3. Meminta pasien mengekspresikan menceritakan perasaannya
perasaan. A : masalah keperawatan ansietas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
 Berikan empati, kehangatan
dan kejujuran.
 Fasilitasi untuk
mengidentifikasi masalah.
 Anjurkan mengekspresikan
perasaan.
 Anjurkan membuat daftar
alternatif penyelesaian
masalah.
2 Maret 4 15.00 1. Mengkaji kebiasaan aktivitas dan S : ibu pasien mengatakan sekarang
2021 perawatan diri pasien sehari-hari. semuaktivitas pasien di bantu, untuk
15.03 2. Memonitor tingkat kemandirian ketoilet harus di gendong.
. O : pasien sebelumnya terlihat
kekamar mandir digendong. Pasien
terlihat takut menggerakkan
tangannya.
A : masalah keperawatan defisit
perawatan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
 Damping melakukan
perawatan diri sampai mandiri
 Anjurkan perawatan diri
secara konsisten sesuai
kemampuan
 Minta keluarga untuk
membantu aktivitas pasien

Anda mungkin juga menyukai