Anda di halaman 1dari 27

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN AKTIVITAS:


HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN DENGAN HERNIA INGUINALIS
LATERAL SINISTRA DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT
Tk. III BALADHIKA HUSADA JEMBER

Nama Mahasiswa : Selasih Ilmi Nafi'ah, S.Kep


NIM : 192311101098
Tempat Pengkajian : Ruang Mawar, Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Jember

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. Identitas Klien
Nama : Tn. F No. RM : 08xxxx
Umur : 25 Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 03-9-2019
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 04-9-2019
Alamat : Jalan Mastrip, Sumbersari, Sumber Informasi : Rekam medik, pasien,
Jember. dan keluarga

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Hernia Inguinalis Lateral Sinistra (post op hernioplasty)
2. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan terdapat benjolan pada selangkangan sebelah kiri ±6 bulan.
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pada hari Selasa, 03 September 2019 pasien datang ke RS Tk. III Baladhika Husada Jember
setelah dirujuk dari klinik Suherman dengan keluhan benjolan di selangkangan sebelah kiri.
Pada tanggal 4 september 2019 pasien menjalani operasi hernioplasty dan selesai pukul
10.00. Hasil pengakajian saya tanggal 04 September 2019 ditemukan bahwa setelah operasi
pasien mengeluh nyeri pada selangkangan sebelah kiri di area bekas operasi dengan skala
nyeri 5. Pasien mengatakan nyeri terasa bahkan ketika pasien tidak banyak bergerak.
Sehingga pasien membatasi pergerakan. Pasien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan di
bagian balutan luka operasi pada selangkangan sebelah kiri.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Pasien menemukan benjolan di selangkangan kanan 6 bulan yang lalu, namun baru
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan sekitar 1 bulan yang lalu. Keluarga
mengatakan bahwa pasien pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan pasien

FKEP UNEJ 2019 1


mengalami fraktur femur Sinistra 3 tahun yang lalu. Selain itu pasien memiliki penyakit
asma yang diderita sejak pasien kecil.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Pasien mengatakan alergi makanan yaitu udang, apabila makan udang pasien mengalami
gatal-gatal di bagian tubuh tertentu. Klien tidak memiliki alergi obat
c. Imunisasi:
Pasien mengatakan tidak ingat imunisasi yang pernah didapat.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Pasien setiap hari beraktivitas di kantor koperasi simpan pinjam. Pasien tidak melakukan
olahraga khusus, dan tidak merokok.
e. Obat-obat yang digunakan:
Keluarga mengatakan pasien menggunakan obat-obatan amoxicillin dan bodrex ketika
sakit seperti pusing.

5. Riwayat penyakit keluarga:


Keluarga mengatakan ada anggota keluarga yang memiliki penyakit asma yaitu kakek
pasien. Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti hipertensi dan
diabetes mellitus.

Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki

Tn. F : Perempuan

Tn. F
: Pasien

: Meninggal

: tinggal satu rumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien dan keluarga mengetahui bahwa pasien mengalami HILS (Hernia Inguinalis Lateral
Sinistra). Namun pasien merasa benjolan yang dia miliki tidak mengganggu. Pasien berobat
satu bulan kemudian ketika benjolan di selangkangan sebelah kirinya membuat rasa tidak
nyaman. Setelah mulai berobat, pasien dan keluarga sangat patuh terhadap proses
pengobatan dokter dan perawatan yang diberikan perawat.
Interpretasi : persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan pasien baik

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry
BB = 72 Kg
TB = 159 cm
IMT = 28,48
Interpretasi :

FKEP UNEJ 2019 2


Nilai IMT pasien 28,48 sehingga pasien dikategorikan kelebihan berat badan tingkat berat
(normal : 18,5-25,0; kelebihan berat badan tingkat berat : > 27,0)

Biomedical sign :
Hb = 18,2 gr/dL (normal: 12,4 – 17,7 gr/dL) ; leukosit = 9250/µl (normal: 5 – 10 103/µl ) ;
trombosit 252000/µl (normal: 150000 – 450000/µl ); eritrosit = 5,77 juta/µl (normal: 4 – 5
juta/µl ).
Interpretasi :
Hb dan eritrosit pasien diatas normal. Trombosit dan leukosit dalam batas normal

Clinical Sign :
Kulit berwarna coklat dan tidak terdapat hiperpigmentasi, turgor kulit normal, rambut
berwarna hitam (tidak ada tanda-tanda malnutrisi), membran mukosa lembab.
Interpretasi :
Keadaan pasien menunjukkan bahwa keadaan umum pasien normal.

Diet Pattern (intake makanan dan cairan):


Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi makan (waktu) 3 kali per hari 3 kali per hari
Jumlah makanan 1 piring nasi dan lauk pauk Saat post op klien tidak
nafsu makan dan makan
hanya ¼ piring nasi.
Jenis makanan Makanan yang ada dirumah Tidak terkaji
Klien mengatakan saat sebelum operasi nafsu makan masih baik dan saat post op pasien
tidak nafsu makan, makanan yang telah disiapkan oleh rumah sakit tidak dihabiskan.
Interpretasi :
Pasien mengalami penurunan asupan makanan selama di rumah sakit.

3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)


BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit

Frekuensi 3-4 kali per hari 3-4 kali perhari

Jumlah ± 624 cc/hari ± 624 cc/hari

Warna Jernih Tidak terkaji

Bau Khas amoniak Tidak terkaji

Karakter Tidak terkaji Tidak terkaji

BJ Tidak terkaji Tidak terkaji


Alat bantu Tidak memakai alat bantu Memakai alat bantu

Mandiri (pre op)


Kemandirian Mandiri Dibantu keluarga untuk toileting
(mandiri/dibantu) (post op)
Lainnya - -
Interpretasi:
Klien tidak mengalami gangguan eliminasi BAK di rumah sakit

FKEP UNEJ 2019 3


BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit

Frekuensi 1-2 kali per hari Tidak BAB

Jumlah Normal Tidak BAB

Warna Kuning Tidak terkaji

Bau Khas Tidak terkaji

Karakter Lembek dan keras Tidak terkaji

Alat bantu Tidak memakai alat bantu Tidak memakai alat bantu

Kemandirian Mandiri Dibantu keluarga (post op).


(mandiri/dibantu)

Lainnya - -
Interpretasi:
Pasien mengalami gangguan eliminasi BAB di rumah sakit
Input cairan= 250+1500+360=2110 Output cairan = 864+1080=1944 cc
1. Air (makan dan minum)= 250 cc/hari 1. Urine = 0,5/kgBB/jam= 0,5x72x24=864
2. Infus = 1.500 cc/hari 2. IWL = 15xBB= 15x72= 1080 cc/hari
3. Air Metabolisme = 5cc/kgBB/hr= 5x72= 360 cc/hari
Balance cairan =input-output= 2110-1994= 116cc
Interpretasi:
Balance cairan pasien berlebih

4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien tampak lemah, tidak terlalu banyal bergerak dan tampak berbaring di tempat tidur.

Aktivitas harian (Activity Daily Living)


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4:
mandiri
Status Skor ADL : 5 (aktivitas harian dibantu keluarga, petugas, dan alat)
Keluarga mengatakan pasien enggan bergerak ditempat tidur karena nyeri.
Status Oksigenasi :
Tidak terdapat permasalahan oksigenasi yang dapat mengganggu aktivitas klien seperti
hipoksia, hipoksemia, hypercapnia, atau batuk.
Fungsi kardiovaskuler :

FKEP UNEJ 2019 4


Tidak terdapat permasalahan yang berhubungan dengan kardiovaskuler yang dapat
mengganggu aktivitas klien.
Terapi oksigen :
Pasien tidak menggunakan terapi oksigen atau pasien tidak menggunakan alat bantu
pernafasan
Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan pada pola aktivitas dan latihan.

5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 3-5 jam Tidur dengan pola terputus putus, tidur
sekitar satu jam lalu terbangun dan
beberapa jam kemusia tertidur lagi
kemudian terbangun lagi
Gangguan tidur Tidak terjadi gangguan Sering terbangun dari tidur karena
tidur nyeri
Keadaan bangun Badan terasa segar dan Badan terasa seperti tidak enak
tidur rileks
Lain-lain - -
Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan pola tidur dan istirahat

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori :
Fungsi kognitif dan memori klien baik, dapat mengingat penyakit mulai terasa 6 bulan yang
lalu. Pengambilan keputusan dapat dilakukan klien dengan berdiskusi dengan keluarga.
Fungsi dan keadaan indera :
Fungsi dan keadaan indera penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap dan penciuman
dalam kondisi baik. Klien dapat merasakan sentuhan dan bau yang berada di sekitarnya.
Pasien dapat merasakan nyeri pada selangkangan sebelah kiri, pada saat merasa sakit pasien
merubah posisi miring dengan bantuan petugas atau keluarga.
Interpretasi :
Fungsi dan keadaan indera dapat berfungsi dengan normal sesuai dengan fungsinya.

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri :
Pasien memandang dirinya sedang mengalami penurunan kesehatan. Pasien memandang
dirinya sebagai individu yang baik, memiliki bentuk tubuh yang baik meskipun tengah
mengalami sakit pada area ekstremitas bawah.
Ideal diri :
Meskipun pasien dalam keadaan sakit, pasien tetap berfikir bahwa harus tetap berperilaku
baik seperti biasanya
Harga diri :
Pasien memiliki harga diri yang baik, pasien berfikir bahwa dirinya harus mendapatkan
pelayanan yang baik dan selalu mendapatkan dukungan dari keluarga.
Peran Diri :

FKEP UNEJ 2019 5


Pasien berperan sebagai seorang suami, pasien merasa tidak masalah tidak dapat
menjalankan perannya dengan baik dalam merawat keluarganya dirumah karena kadang kala
manusia juga bisa terkena musibah sakit .
Identitas Diri :
Klien sudah mengetahui dirinya sudah berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan
remaja akhir, sehingga harus memiliki sikap yang dewasa.
Interpretasi : Pola persepsi diri positif

8. Pola seksualitas & reproduksi


Pola seksualitas :
Klien mengatakan puas dengan pola seksual, klien merasa dicintai istri dengan perhatian
yang diberikan istri saat sakit
Fungsi reproduksi :
Tidak terkaji
Interpretasi : Pola seksualitas berjalan dengan baik.

9. Pola peran & hubungan


Klien merasa tidak masalah saat itu tidak dapat menjalankan perannya secara optimal karena
keterbatasan keadaannya akibat post op. Hubungan pasien dengan keluarga dan orang lain
berjalan baik. Pengambilan keputusan saat klien sakit untuk menjalani operasi diambil
bersama dengan diskusi bersama keluarga. Keluarga menjaga dan memberi support kepada
pasien saat pasien sakit.
Interpretasi : Peran dan hubungan klien tidak terganggu

10. Pola manajemen koping-stress


Klien melakukan diskusi dengan keluarganya ketika mendapatkan masalah, sehingga klien
tidak menunjukkan respon distress yang negatif. Klien terbuka terhadap istri dan
keluarganya terkait masalah yang sedang dialami. Penyelesaian masalah dilakukan secara
bersama-sama. Sesekali pasien akan bermain game untuk mengurangi stres yang dirasakan.
Interpretasi :
Manajemen koping dan stress berjalan dengan baik.

11. Sistem nilai & keyakinan


Klien memiliki agama islam. Pasien melakukan ibadah shalatnya sesuai dengan ketentuan
dan nilai keyakinan yang diyakini. Klien percaya Allah akan menyembuhkan penyakitnya
apabila beliau rajin berdoa, klien juga percaya bahwa penyakitnya adalah ujian dari Allah
untuk meningkatkan derajatnya. Klien berharap selalu diberi kesehatan dan kemudahan
dalam menjaga dan merawat diri.
Interpretasi :
Sistem nilai dan keyakinan klien berjalan dengan baik.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Klien tampak lemah, ekspresi wajah meringis tidak nyaman, pasien enggan merubah posisi
tubuh karena nyeri, warna kulit coklat, composmentis GCS 456
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 100/80 mm/Hg
- Nadi : 80 x/mnt
- RR : 20 x/mnt

FKEP UNEJ 2019 6


- Suhu : 360C

Interpretasi :
Keadaan umum pasien lemah, tekanan darah rendah sedangkan RR, suhu, dan nadi normal
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi: Rambut kepala berwarna hitam, tidak rapi, rambut tersebar rata ,dan rambut
bergelombang. Tidak terdapat lesi, ketombe, dan kutu pada kepala. kepala simatris. Wajah
simetris kanan dan kiri, kulit wajah tidak terdapat hiperpigmentasi, tidak terdapat lesi wajah,
ekspresi wajah meringis tidak nyaman.
Palpasi: Tidak terdapat benjolan pada kepala, nyeri tekan (-).
2. Mata
Inspeksi: Bola mata simetris, tidak juling, konjungtiva tidak anemis, reaksi pupil ada 3mm,
tidak terdapat gangguan penglihatan, pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan/benjolan.
3. Telinga
Inspeksi: Bentuk daun telinga normal dan posisi simetris, tidak terdapat lesi dan serumen
yang keluar dari telinga, tidak ada gangguan pendengaran pada pasien.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada tragus, tidak ada benjolan dan tanda-tanda peradangan
pada telinga.
4. Hidung
Inspeksi: Bentuk hidung normal/simetris, tidak ada serumen/sekret dari lubang hidung,
Fungsi penciuman normal/tidak ada gangguan.
Palpasi: tidak ada benjolan/tanda peradangan, tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis,
etmoidalis, spenoidalis, dan sinus maksilaris.
5. Mulut
Mukosa bibir lembab, warna bibir tidak sianosis, kondisi mulut bersih, lidah bersih, tidak
ada benjolan/tanda peradangan, tidak ada lesi pada mukosa bibir (stomatitis), gigi dalam
kondisi bersih, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi berlubang, dan lidah simetris, tidak ada
pembesaran serta peradangan pada tonsil, uvula simetris.
6. Leher
Inspeksi: Bentuk leher simetris, tidak ada tanda peningkatan tekanan vena jugularis, tidak
ada pembesaran pada kelenjar tiroid, dan tidak ada pembesaran pada kelenjar
limfa.
Palpasi: tidak ada benjolan pada leher, trakea simetris.
7. Dada
a. Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi : ictus cordis teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi: pekak dan tidak ada kardiomegali
Auskultasi: bunyi jantung normal, irama reguler, S1 dan S2 tunggal
b. Paru
Inspeksi :bentuk dada simetris, warna kulit normal (tidak ada hiperpigmentasi),
pengembangan paru simetris, tidak terdapat penggunaan otot bantu
pernafasan
Palpasi :terdapat ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada tenderness,
gerakan dinding toraks simetris

FKEP UNEJ 2019 7


Perkusi :sonor, tidak ada gangguan/batas paru normal
Auskultasi :suara paru vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
+
+
+
+
+

c. Payudara dan Ketiak


Simetris, tidak ada benjolan, tidak terdapat hiperpigmentasi, bentuk normal, tidak ada
tenderness, tidak terdapat benjolan/lesi.

8. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat hiperpigmentasi, bentuk simetris, ada luka insisi, dan ada
asites.
Auskultasi : peristaltik normal (6 x/menit), aorta dan arteri renalis terdengar.
Perkusi : timpani
Palpasi : ada nyeri tekan pada abdomen, distended, tidak ada asites, tidak ada massa,
ginjal teraba, hati teraba, lien tidak teraba.

9. Genetalia dan Anus


Genitalia dan anus tidak terkaji. Namun pasien tidak terdapat keluhan atau gangguan pada
genetalia dan anus
10. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Pasien dapat menggerakkan ekstremitas atas. Bentuk normal dan simetris. Kekuatan otot
normal (5).
b. Ekstremitas bawah
Bentuk ekstremitas bawah normal dan simetris, pasien tidak dapat menggerakkan
ekstremitas bawah sinistra dengan normal dan terasa nyeri pada selangkangan sebelah kiri.
Kekuatan otot (3).
5 5

5 3

Tabel 1. Skala Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi


Skala Karakteristik
0 Tidak ada pergerakan otot
1 Pergerakan otot yang dapat terlihat,
namun tidak ada pergerakan sendi
2 Pergerakan sendi, namun tidak dapat
melawan gravitasi
3 Pergerakan melawan gravitasi, namun
tidak melawan tahanan

FKEP UNEJ 2019 8


4 Pergerakan melawan tahanan, namun
kurang dari normal
5 Kekuatan otot normal

Tabel 2. Tingkat Kemampuan Aktivitas


Tingkat aktivitas/Mobilisasi Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan
orang lain, dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

11. Kulit dan kuku


a. Kulit
Pada kulit tidak terdapat hiperpigmentasi, turgor kulit baik, akral hangat, kulit dalam
keadaan bersih.
b. Kuku
Warna kuku normal (merah muda), kondisi kuku normal (tidak ada retak/pecah), kuku
pendek, tidak ada lesi atau peradangan, dan CRT < 2 detik.
12. Keadaan lokal
Keadaan lokal pasien yaitu lemah, mual, pusing, nyeri pada selangkangan bagian kiri lokasi
bekas operasi skala 5, pasien tidak nafsu makan. Balutan luka bekas operasi hernioplasty
bagian kiri tampak bersih, kering, dan tidak merembes.

V. Terapi
Tanggal pengkajian : 04 September 2019
1. Infus NS : 500 ml (20 tpm) IV
2. Injeksi Ceftriaxone : 1 g/ml (2x1) IV Jam: 06.00, 18.00
3. Injeksi Antrain : 1 g/ml (3x1) IV Jam: 06.00, 14.00, 22.00
4. Injeksi Ranitidin : 50 mg (2x1) IV Jam: 06.00, 18.00

FKEP UNEJ 2019 9


Deskripsi Terapi

Farmako dinamik dan farmako Indikasi dan Kontra Implikasi


NO Jenis Terapi Dosis Rute Efek samping
kinetik Indikasi keperawatan
1 Infus Normal Saline Cairan salin normal terdiri atas 500 ml (20 IV Indikasi :resusitasi, Eritrema, Perawat
(NS) 154 mmol/L natrium dan 154 tpm) Kehilangan Na > Cl, nyeri, gatal memberikan
mmol/L klorida. Serum memiliki sindrom yang pada tempat terapi cairan NS
tingkat osmolaritas dan berkaitan dengan penyuntikan, dengan prinsip 7
osmolalitas yang serupa, 285- kehilangan natrium bisa benar.
295 mOsm/L (osmolaritas) dan (asidosis diabetikum, menyebabkan
mOsm/kg (osmolalitas). Cairan insufisiensi hipersensitivita
salin normal memiliki tingkat adrenokortikal, luka s yang ditandai
osmolaritas dan osmolalitas yang bakar). dengan
hampir serupa dengan serum hipotensi,
sehingga disebut sebagai cairan Kontraindikasi : pasien peningkatan
isotonik. Osmolaritas cairan dengan gagal jantung suhu, pusing,
infus ini adalah 308 mOsmol/L kongestif, gangguan ruam,
dan osmolalitas 286 mOsmol/kg. ginjal berat, retensi menggigil,
natrium dan edema, tremor,
sirosis hepatis, irigasi bengkak di
pada prosedur wajah dan
elektrosurgical. tenggorokan.

2 Ceftriaxone Farmakodinamik: 2 x 1 gr IV Indikasi: Tempat bekas Perawat


Ceftriaxone adalah golongan Sepsis, meningitis, suntukan memberikan
cefalosporin dengan spektrum infeksi abdominal, membengkak, terapi cairan NS
luas, yang membunuh bakteri infeksi tulang, mual, muntah, dengan prinsip 7
dengan menghambat sintesis persendian, jaringan sakit perut, benar pada pukul
dinding sel bakteri. Ceftriaxon lunak, kulit dan luka- pusing, sakit 06.00 dan 18.00.
secara relatif mempunyai waktu luka, pencegahan kepala, lidah
paruh yang panjang dan infeksi prabedah, bengkak,
diberikan dengan injeksi dalam infeksi dengan pasien berkeringat,
bentuk garam sodium. gangguan mekanisme vagina terasa

FKEP UNEJ 2019 10


daya tahan tubuh, gatal atau
Farmakokinetik: infeksi ginjal dan mengeluarkan
Ceftriaxon secara tepat terdifusi saluran kemih, infeksi cairan
ke dalam cairan jaringan, saluran nafas dan
diekskresikan dalam bentuk aktif infeksi kelamin
yang tidak berubah oleh ginjal termasuk gonorrhea.
(60%) dan hati (40%). Setelah
pemakaian 1 gr, konsentrasi aktif Kontraindikasi:
secara cepat terdapat dalam urin Hipersensitifitas
dan empedu dan hal ini terhadap Cefalosporin,
berlangsung lama, kira-kira 12- penisilin/antibiotik β-
24 jam. Rata-rata waktu paruh lactam.
eliminasi plasma adalah 8 jam.
Waktu paruh pada bayi dan anak-
anak adalah 6,5 dan 12,5 jam
pada pasien dengan umur > 70
tahun. jika fungsi ginjal
terganggu, eliminasi biliari
terhadap Ceftriaxon meningkat.
3 Antrain Fungsi Antrain Injeksi pada 1 gr/ml IV Indikasi: Penggunaan Perawat
tubuh adalah sebagai pereda (3x1) pasien dengan rasa natrium memberikan
nyeri parah dan menurunkan nyeri hebat, seperti metamizole injeksi cefotaxim
demam. Manfaat ini didapat pasien yang baru dapat dengan prinsip 7
dari bahan aktifnya yang menjalankan operasi, menimbulkan benar pada pukul
berupa metamizole sodium pasien dengan nyeri ruam pada 06.00, 14.00,
yang merupakan obat kolik. Sebaiknya kulit. Risiko 22.00
golongan anti inflamasi non pemberian natrium penggunaan
steroid (OAINS) dengan efek metamizole tidak metamizole
analgetik, antipiretik dan anti diberikan pada nyeri yang
inflamasi. Obat ini mampu yang disebabkan berbahaya
mengurangi produksi karena proses adalah
prostaglandin yang merupakan peradangan seperti agranulositosi
mediator pemicu nyeri dan rematik, nyeri s atau
peradangan dengan cara pinggang bawah, pemecahan

FKEP UNEJ 2019 11


menghambat enzim maupun gejala flu. sel darah
siklooksigenase (COX-1 dan putih non-
COX-2). Obat ini juga Kontraindikasi: granul, risiko
menstimulasi beta-endorphine Penggunaan natrium ini meningkat
pada kelenjar pituari di metamizole dengan
hipotalamus, sehingga dikontraindikasikan penggunaan
menurunkan level pyrogen pada pasien dalam jangka
endogen yang memicu keadaan panjang.
penurunan panas tubuh oleh hipersensitivitas Mengkonsum
termoregulator di hipotalamus. metamizole, wanita si metamizole
hamil dan menyusui, dan alcohol
pasien bertekanan secara
darah rendah bersamaan
(sistolik <100 dapat
mmHg), pasien bayi menimbulkan
di bawah 3 bulan lelah/fatigue
atau bayi dengan yang muncul
berat badan kurang dengan cepat
dari 5 kg, pasien dan bertahan
dengan gangguan lama
ginjal dan hati berat,
serta gangguan
kelainan darah.
4 Ranitidin Ranitidin merupakan 50 IV Indikasi: Efek samping Perawat
mg(2x1) Indikasi ranitidin di ranitidin di memberikan
antagonis kompetitif reversibel
antaranya untuk antaranya injeksi cefotaxim
reseptor histamin pada sel dispepsia kronis adalah efek dengan prinsip 7
parietal mukosa lambung yang dengan dosis 150 mg samping benar pada pukul
berfungsi untuk mensekresi 2 kali sehari, selama gastrointestin 06.00 dan 18.00
asam lambung. Ranitidin 6 minggu, al seperti
dan gastroesophageal konstipasi,
mensupresi sekresi asam
reflux disease/GERD diare, dan
lambung dengan 2 mekanisme: dengan dosis inisial nyeri perut,
Histamin yang diproduksi oleh dewasa 150 mg 2 kali serta efek

FKEP UNEJ 2019 12


sel ECL gaster diinhibisi karena sehari dan dosis samping
inisial anak 5-10 muskuloskele
ranitidin menduduki reseptor
mg/kg/hari, selama 8 tal berupa
H2 yang berfungsi minggu atau kurang. atralgia atau
menstimulasi sekresi asam mialgia.
lambung. Substansi lain Kontraindikasi:
(gastrin dan asetilkolin) yang Kontraindikasi
ranitidin jika terjadi
menyebabkan sekresi asam
porfiria akut atau
lambung, berkurang hipersensitivitas
efektifitasnya pada sel parietal terhadap ranitidin
jika reseptor H2 diinhibisi. atau komponen obat
tersebut. Peringatan
penggunaan ranitidin
untuk menyesuaikan
dosis pada pasien
dengan gangguan
fungsi ginjal dan liver,
memberikan bolus
intravena secara
perlahan, serta
menghentikan dan
mengganti ranitidin
dengan penghambat
pompa proton
pada gastroesophage
al reflux
disease (GERD) yang
tidak menunjukkan
respon pada
pemberian selama 6-
8 minggu.

FKEP UNEJ 2019 13


VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Nilai normal Hasil (Tanggal/Jam)
No Jenis pemeriksaan
Nilai Satuan 03-09-19
1. Darah Lengkap
LED - mm/jam -
Hb 11,4-15,1 gr/dl 18,2
Leucosit 4.000-11.000 /ul 9250
Trombosit 150.000-450.000 /ul 252.000
Eritrosit 4,0-5,0 jt/ul 5,77
MCV 80-100 fl 86,6
MCH 26-36 gr/dl 31,5
MCHC 32-37 gr/dl 36,4
RDW 12-15 % 12,7

Jember, 04 September 2019


Pengambil Data,

(Selasih Ilmi Nafi’ah, S.Kep)


NIM 192311101098

FKEP UNEJ 2019 14


B. PROBLEM LIST

NO Hari/ Data Penunjang Kemungkinan Masalah Paraf


Tanggal/ Etiologi &
Jam Nama
1 Rabu/4-9- DS : Proses penyakit (HILS) Hambatan mobilitas SIN
2019 1. Klien mengatakan fisik
nyeri pada perut di Herniasi (menonjol)
area bekas operasi
dengan skala nyeri menekan akar saraf
(5) spinal
DO :
1. Ekspresi wajah perubahan sensasi
meringis kesakitan
ketika dibantu Timbul nyeri (E)
melakukan
pergerakan
2. Tingkat Enggan memulai
kemampuan pergerakan
aktivitas berada
pada tingkat 2 membatasi pergerakan
(memerlukan
bantuan dan Penurunan kerja reflek
pengawasan orang dan kekakuan sendi
lain)
3. Kekuatan otot dan Hambatan mobilitas fisik
gangguan
koordinasi berada
pada skala 3
(gerakan yang
normal melawan
gravitasi)

5 5

5 3

4. Nampak enggan
memulai
pergerakan

FKEP UNEJ 2019 15


2. Rabu/4-9- DS: Proses penyakit (HILS) Defisit perawatan SIN
2019 1. Pasien diri: Eliminasi fekal
mengatakan tidak
BAB sejak MRS 3 Herniasi
hari yang lalu
2. Keluarga
mengatakan Timbul nyeri
pasien enggan
bergerak ditempat
tidur karena nyeri Enggan memulai
dengan skala 5. pergerakan
DO:
1. Ekspresi wajah Membatasi pergerakan
meringis kesakitan (hambatan mobilitas) (E)
ketika dibantu
melakukan
pergerakan Gangguan fungsi
2. Mukosa mulut gastrointestinal (perut
kering terasa kembung, pegah,
nyeri lambung)

Defisit perawatan diri:


Eliminasi fekal

FKEP UNEJ 2019 16


C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hambatan mobilitas fisik (00085) berhubungan dengan nyeri ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri pada selangkangan sebelah kiri di area bekas operasi, skala nyeri 5,
ekspresi wajah meringis kesakitan ketika dibantu melakukan pergerakan, tingkat
kemampuan aktivitas berada pada tingkat 2 (memerlukan bantuan dan pengawasan
orang lain), kekuatan otot dan gangguan koordinasi berada pada skala 3 (gerakan yang
normal melawan gravitasi), dan nampak enggan memulai pergerakan.
2. Defisit perawatan diri (000110) dengan berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik
ditandai dengan pasien mengatakan tidak BAB sejak MRS, enggan bergerak ditempat
tidur karena nyeri, skala nyeri (5), mukosa mulut kering, dan ekspresi wajah meringis
kesakitan ketika dibantu melakukan pergerakan.

FKEP UNEJ 2019 17


Tanggal/Jam :

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Masalah
No. NOC NIC
Keperawatan
1. Hambatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Manajemen energi (0180)
mobilitas fisik jam pasien menunjukkan hambatan mobilitas fisik 1. Anjurkan pasien mengungkapkan secara verbal
(00085) berkurang dengan kriteria hasil: tentang keterbatasan yang dialami
Pergerakan (0208) 2. Monitor intake nutrisi
Skala Skala 3. Monitor pergerakan yang pernah dilakukan
NO Indikator pasien
saat ini capaian
1. Keseimbangan 4. Monitor istirahat dan tidur pasien
2. Koordinasi 5. Observasi tanda-tanda vital yang berpengaruh
3. Gerakan Otot terhadap energy
4. Bergerak dengan 6. Ajarkan keluarga untuk mengenali tanda
mudah kelelahan pada pasien
Terapi Latihan: Pergerakan Sendi (0224)
1. Tentukan batasan pergerakan sendi
2. Lakukan latihan ROM aktif dan ROM pasif
sesuai dengan jadwal
3. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk
menentukan latihan lainnya yang sesuai
4. Dukung ambulasi jika memungkinkan
5. Ajarkan pada keluarga untuk membantu
pergerakan pasien di tempat tidur
2. Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Bantuan perawatan diri: eliminasi (1804)
perawatan diri: jam diharapkan defisit perawatan diri : eliminasipasien 1. Bantu pasien ke toilet pada waktu tertentu
eliminasi berkurang dengan kriteria hasil: 2. Instruksikan pasien/keluarga dalam rutinitas
(000110) toilet.
3. Buat jadwal aktivitas terkait dengan eliminasi
Ambulasi (0200)
dengan tepat.
No Indikator Awal Tujuan

FKEP UNEJ 2019 18


1 2 3 4 5 Latihan: Pergerakan Sendi (0224)
1 Menopang berat 2 √ 1. Tentukan batasan pergerakan sendi
badan 2. Lakukan latihan ROM aktif dan ROM pasif
sesuai dengan jadwal
2 Berjalan dengan 3 √ 3. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk
pelan menentukan latihan lainnya yang sesuai
Keterangan: 4. Dukung ambulasi jika memungkinkan
1 : sangat terganggu 5. Ajarkan pada keluarga untuk membantu
2 : banyak terganggu pergerakan pasien di tempat tidur
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 : tidak terganggu

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

FKEP UNEJ 2019 19


No No Dx Tanggal/J Paraf dan
IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP am Nama
1. 00085 4-9-2019 1. Pasien nampak meringis menahan nyeri post
08.30 1. Mengukur tanda-tanda vital op
2. Skala nyeri 5
1. Mengkaji kondisi pasien 3. Terdapat luka balutan bekas operasi
08.45 2. Mengkaji skala nyeri pasien
3. Membantu pasien mengubah posisi
4. Mengajarkan pasien nafas dalam
5. Memberikan edukasi kesehatan mengenai manfaat,
tujuan dan langkah-langkah ROM 4. Pasien mampu memahami perawat, ketika
ditanya pasien dapat menjawab pertanyaan
11.00 6. Melakukan transport pasien ke OK perawat.
7. Membantu pasien ambulasi 5. Pasien enggan bergerak karena sakit

8. Melakukan transport pasien dari OK ke ruang inap 5 5


9. Membantu pasien ambulasi
5 3
10. Menginformasikan pasien dan keluarga untuk
puasa 6 jam
11. Kolaborasi pemberian obat analgesik

FKEP UNEJ 2019 20


00085 5-9-2019 1. Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
20.00 1. Mengobservasi kondisi pasien 2. Skala nyeri 4
2. Mengukur TTV 3. Balutan luka bekas operasi kering dan bersih
20.30 3. Mengobservasi nyeri 4. Pasien mampu mengubah posisi miring dan
20.45 4. Mengajarkan teknik distraksi relaksasi (teknik supinasi
21.30 nafas dalam)
5 5
04.30 5. Melatih ROM pasif dan aktif
06.00 6. Melakukan kolaborasi pemberian obat (injeksi IV) 5 4

FKEP UNEJ 2019 21


2. 00011 4-9-2019 1. Keluarga tampak memahami apa yang
0 08.30 1. Mengobservasi kondisi pasien disampaikan perawat
2. Mengukur tanda-tanda vital 2. Pasien enggan untuk bergerak karena nyeri
11.40 3. Mengkaji nyeri pasien 3. Pasien tidak mual atau muntah
4. Menginformasikan pasien dan keluarga untuk 4. Keluarga mengatakan pasien tidak
puasa 6 jam menghabiskan makanan yang disediakan RS
12.30 5. Memberikan edukasi terkait perawatan diri (habis ¼ piring makanan)
mengenai eliminasi pada keluarga

FKEP UNEJ 2019 22


00011 5-9-2019 1. Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
0 20.00 1. Mengukur TTV 2. Skala nyeri 4
20.30 2. Mengobservasi kondisi pasien 3. Balutan luka bekas operasi kering dan bersih
3. Mengobservasi skala nyeri 4. Pasien mampu mengubah posisi miring dan
20.45 4. Mengkaji intake nutrisi supinasi
21.30 5. Mengganti cairan infuse 5. Pasien mengatakan masih belum bisa BAB
22.30 6. Memantau intake nutrisi 6. Pasien dapat menghabiskan makanan yang
04.30 7. Mengajarkan teknik distraksi relaksasi disediakan
06.00 8. Melakukan kolaborasi pemberian obat (injeksi IV)

FKEP UNEJ 2019 23


CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI

No Tanggal/ No DX Paraf &


EVALUASI SUMATIF
Jam Kep Nama
1. 4-9-2019 00085 S: Pasien mengatakan tidak mampu miring kanan dan kiri
14.00 karena nyeri pada area bekas operasi di perut dengan skala
nyeri 5
O: Pasien nampak meringis kesakitan, KU lemah, TD:
100/80, N: 80, RR: 20, dan T: 360C
5 5

5 3

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji skala nyeri
2. Kaji kekuatan otot
3. Ajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam)
4. Berikan penkes terkait tujuan, manfaat dan langkah-
langkah ROM aktif dan pasif
5-9-2019 00085 S: Pasien mengatakan pasien mampu miring ke arah kanan
22.00 dan supinasi namun belum mampu duduk, nyeri berkurang
dengan skala nyeri 4.
O: pasien mampu mengubah posisi miring ke supinasi dan
sebaliknya, KU sedang, TD: 100/80, N: 82, RR: 20, dan T:
36,10C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Kaji skala nyeri
3. Kaji kekuatan otot
4. Latih dan evaluasi ROM pasif dan aktif
5. Ajarkan teknik distraksi relaksasi (guided
imagery)

FKEP UNEJ 2019 24


6-9-2019 00085 S: Pasien mengatakan pasien mampu miring ke arah kanan
06.30 dan supinasi serta mampu duduk, nyeri berkurang dengan
skala nyeri 5.
O: pasien mampu mengubah posisi miring ke supinasi dan
sebaliknya serta mampu duduk dan berjalan pelan, KU
lemah, TD: 110/60, N: 82, RR: 20, dan T: 36,10C
A: Masalah teratasi sebagian
P: Hentikan intervensi, pasien KRS
Discharge planning:
a. Motivasi minum obat sesuai jadwal
b. Motivasi kontrol sesuai jadwal
c. Anjurkan pasien dan keluarga untuk melatih ROM
dan ambulasi secara rutin.
d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk menerapkan
teknik distraksi relaksasi (teknik nafas dalam) untuk
mengurangi nyeri
2. 4-9-2019 000110 S: Pasien mengatakan tidak BAB selama 3 hari
O: Pasien nampak lemah, mukosa mulut kering, dan mukosa
mulut kering, TD: 110/70, N: 82, RR: 22, dan T: 36,10C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Kaji flatus
3. Pantau intake nutrisi
4. Berikan edukasi kesehatan terkait makanan tinggi
serat untuk melancarkan pencernaan
5. Kolaborasi dengan farmasi dan ahli gizi
5-9-2019 000110 S: Pasien mengatakan perut tidak nyaman
O: KU sedang, mukosa mulut kering, flatus (-), TD: 100/80,
N: 82, RR: 20, dan T: 36,10C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Kaji flatus dan bising usus
3. Pantau intake nutrisi
4. Anjurkan pasien makan makanan tinggi serat

FKEP UNEJ 2019 25


5. Kolaborasi dengan ahli gizi

6-9-2019 000110 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang dan menghabiskan


06.30 makanan
O: Pasien nampak meringis kesakitan, mampu duduk dan
berjalan pelan, nafsu makan meningkat, bising usus 8x, TD:
110/60, N: 82, RR: 20, dan T: 36,10C
A: Masalah teratasi sebagian
P: Hentikan intervensi, pasien KRS
Discharge planning:
a. Motivasi minum obat sesuai jadwal
b. Motivasi kontrol sesuai jadwal
c. Anjurkan pasien dan keluarga untuk makan makanan
tinggi serat
d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk melatih ROM
dan ambulasi

DAFTAR PUSTAKA

FKEP UNEJ 2019 26


Moorhead, Sue., M. Johnson, M. L. Maas. dan E. Swanson. 2016. Nursing Outcomes Classification
(NOC): Measurement of Health Outcomes Fifth Edition Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan
Tumanggor, R.D. 2016. United States: Mosby Elsevier.
Bulechek, G.M., Butcher, H., Dochterman, J.M. 2013. Nursing Intervention Classification
(NIC).6th Edition. Singapore: Elsevier. Terjemahan oleh Nurjannah, I.,Tumanggor, R.D.
2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Edisi Indonesia Keenam. Yogyakarta: CV.
Mocomedia
Nanda International Inc.2018. Diagnosis keperawatan: definisi & klasifikasi 2018-2020. Jakarta:
EGC.

FKEP UNEJ 2019 27

Anda mungkin juga menyukai