Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan pada Pasien


Hipertensi
Anggota Kelompok

Danang Aditya Firmansyah (222310101127)


Muhammad Faiq Febriansyah Sulaiman (222310101129)
Sheila Anugrah Liandini (222310101141)
Aditya Bintang Imani (222310101186)
Gipsy Rayhan Ghafur (222310101195)
KASUS
Tn S (32 th) dirawat di Rumah Sakit Universitas Jember hari ke 2. Klien
datang dengan diagnosa hipertensi. Ns Mita melakukan TTV dg hasil
tensi 200/110mmHg, suhu 37°C, SpO2 99%, nadi 90x/menit, RR
20x/menit, pusing (+). Tn M mengatakan tidak bisa tidur terlebih jika
malam hari, dikarenakan ingin pulang. Tn S mempunyai riwayat stroke
2 th yg lalu. Selain itu, Tn S juga memiliki alergi obat paracetamol.Tn S
memiliki pola makan yang normal baik sebelum Masuk Rumah Sakit
atau ketika sudah di Rumah Sakit. Data tambahan Klien: BB (78Kg), TB
(164 cm).
Identitas Klien
Nama : Tn. S No. RM : 012xxxxxxxxxxxxxxx
Umur : 32 Th Pekerjaan :karyawan
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : sudah kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 20 Maret 2023
Pendidikan : SMK Tanggal Pengkajian : 20 maret
Alamat : Jalan Manggis No. 45 2023
Sumber: klien
Riwayat Kesehatan
Diagnosa Medik:
Pasien telah di diagnosa hipertensi

Riwayat penyakit sekarang:


Tn S di diagnosa hipertensi, keluhan utama tidak bisa tidur terlebih pada
malam hari karena ingin pulang. Pasien memiliki IMT sebesar 29,00 yang
tergolong obesitas.
Keluhan Utama:
Pasien mengatakan ”mengeluh tidak bisa tidur terlebih pada malam hari
karena ingin pulang.”

Riwayat penyakit keluarga:


Saudara dari Tn.S dari keluarga besar juga memiliki riwayat hipertensi.

Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami : Pasien memiliki riwayat stroke 2 tahun
lalu.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll): Pasien memiliki alergi obat
paracetamol
c. Imunisasi: Pasien tidak memiliki riwayat imunisasi.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style: Pasien memiliki kebiasaan yang buruk
dalam pola makan, sering memakan makanan tinggi garam dan gorengan,
jarang beraktivitas fisik, dan sebelum sakit, pasien aktif merokok.
e. Obat-obat yang digunakan: Pasien hanya mengambil obat di layanan
kesehatan sebulan sekali dan tidak terlalu rutin mengkonsumsi obat darah
tingginya (paracetamol).
Genogram

7
Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan

Pasien mengetahui bahwa pasien sedang mengalami nyeri kepala. Namun


pasien tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi, karena tidak
pernah memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Pasien tidak mengetahui
bahwa keluhan yang sering dialaminya adalah gejala dari tekanan darah
tinggi. Pasien baru mengetahui menderita tekanan darah tinggi saat terkena
stroke.

Interpretasi :
Pola pengobatan pasien kuratif yaitu berobat
bila telah sakit.

Pengkajian Keperawatan
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

Antropometry : Biomedical sign :


BB (78Kg) Tensi : 200/110 mmHg
TB (164 cm) SpO2=99%
BB ideal : (164-100)-(164-100) Nadi : 90x permenit
x10% = 57,6 kg Rr : 20x permenit
IMT : 78(1,64)^2 = 29 (obesitas)

Interpretasi :
Tekanan darah pasien tinggi, kadar spO2 normal, denyut nadi meningkat
terlalu cepat dan kadar Rr masih normal.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Clinical Sign :
Kulit sedikit memerah, membran mukosa normal.
Interpretasi :
Keadaan pasien menunjukkan bahwa kondisi pasien tidak baik.
Diet Pattern (intake makanan dan cairan):

Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit

    Jumlah Porsi cukup Porsi cukup

Makanan berlemak dan minuman


    Jenis Makanan 4 sehat 5 sempurna
beralkohol

    Frekuensi sekitar 3x per minggu 3x sehari

Nafsu makan Normal Normal


3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit

Frekuensi Tidak terkaji Tidak terkaji

Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji

Warna Tidak terkaji Tidak terkaji

Bau Tidak terkaji Tidak terkaji

Karakter Tidak terkaji Tidak terkaji

BJ Tidak terkaji Tidak terkaji

Alat bantu Tidak terkaji Tidak terkaji

Kemandirian(mandiri/dibantu) Mandiri     Mandiri

Lainnya       Tidak terkaji Tidak terkaji


BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit

Frekuensi Tidak terkaji Tidak terkaji

Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji

Warna Tidak terkaji Tidak terkaji

Bau Tidak terkaji Tidak terkaji

Karakter Tidak terkaji Tidak terkaji

Alat bantu Tidak terkaji     Tidak terkaji

Kemandirian(mandiri/dibantu)     Mandiri     Mandiri

Lainnya     Tidak terkaji Tidak terkaji


4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien sebelum sakit jarang berolahraga dan saat di rumah sakit pasien
beraktivitas secara terbatas.

Aktivitas harian (Activity Daily Living)


Kemampuan
0 1 2 3 4
perawatan diri

Makan / minum v

Toileting v

Berpakaian v

Mobilitas di tempat
tidur
v

Berpindah v

Ambulasi / ROM v
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

Status Oksigenasi :
Pasien tidak mengeluh sesak sehingga tidak mendapat terapi
oksigenasi.
Fungsi kardiovaskuler :
Tidak terdapat permasalahan yang berhubungan dengan
kardiovaskuler yang dapat mengganggu aktivitas pasien.
Terapi oksigen :
Tidak menggunakan oksigen.
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan pola aktivitas dan latihan.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit

Durasi 6 jam 6 jam

Mengalami gangguan tidur terlebih


Gangguan tidur Tidak terjadi gangguan tidur
jika malam hari.

Keadaan banguntidur Tidak ada rasa nyeri Tidak memiliki rasa nyeri

Lain-lain

Interpretasi : Pasien mengalami gangguan tidur dan istirahat


6. Pola kognitif & perceptual Fungsi

Fungsi dan keadaan


Kognitif dan Memori :
indera :

Fungsi kognitif dan memori Fungsi dan keadaan indera


pasien baik, dapat mengingat pendengaran, penglihatan, pengecap,
nama, tanggal lahir, dan juga peraba, dan juga penciuman dalam
tempat tinggal. kondisi baik. Pasien dapat merasakan
sentuhan dan juga bau disekitarnya.

Interpretasi :
Fungsi dan keadaan indera dapat berfungsi dengan normal sesuai
dengan fungsinya.
Keperawatan Medikal Bedah

7. Pola persepsi diri

Gambaran diri :
Pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan membutuhkan pengobatan
agar cepat sembuh.

Ideal diri :
Pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat dan mendapatkan
perhatian yang cukup dari keluarga.

Harga diri :
Semenjak sakit, pasien sering merasa kurang percaya diri karena sudah tidak
dapat beraktivitas dan bekerja seperti sebelumnya.
Keperawatan Medikal Bedah
7. Pola persepsi diri

Peran Diri :
Pasien berperan sebagai seorang ayah dan kepala keluarga.

Identitas diri
Pasien bernama Tn. S dengan usia 32 tahun yang tinggal di rumah permanen
milik sendiri.

Interpretasi :
Gambaran diri, ideal diri dan peran diri positif. Harga diri negatif (mengalami
gangguan)
Keperawatan Medikal Bedah
8. Pola seksualitas & 9. Pola peran & 10. Pola manajemen
reproduksi hubungan koping-stress

Pola seksualitas Status pasien dalam Pasien khawatir karena


Pasien berjenis kelamin keluarga sebagai Kepala sakit dan takut
laki laki keluarga, pasien merasa membebani keluarga.
Fungsi reproduksi sudah menjadi kepala

Pasien memiliki 3 anak keluarga yang baik dan Interpretasi :


Interpretasi : bertanggungjawab Terdapat stressor
Pola seksualitas dan Interpretasi: akibat kekhawatiran
reproduksi berjalan Pasien memiliki pasien.
dengan baik hubungan yang baik


dengan keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Keadaan umum tampak baik, tampak sakit ringan.
Tanda vital:
Tekanan Darah : 200/110 mm/Hg
Nadi : 90X/menit
RR : 20X/menit
Suhu : 37℃
SpO2 : 99%
Interpretasi
Pasien memiliki tekanan darah tinggi, memiliki denyut nadi
normal, RR normal, napas normal dan suhu normal.
Pengkajian Fisik Head to toe
1.Kepala

Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata
Simetris, kojungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
3. Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
4. Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada
hidung.
5. Mulut
Bibir tampak normal dengan gigi bersih, tidak ada pendarahan dan
pembengkakan gusi.
Pengkajian Fisik Head to toe
7. Dada Jantung

Inspeksi : bentuk simetris


Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Perkusi : suara jantung pekak
Auskultasi : bunyi jantung normal
Paru
Gerak dada dan fremitus taktil simetris, suara paru sonor, bunyi paru
vesikuler, tidak didapatkan rhonki dan wheezing.
Payudara dan Ketiak
Tidak terdapat lesi dan tidak ada nyeri tekan.
Posterior
Gerak dada dan fremitus taktil simetris
8. Abdomen
Inspeksi simetris datar, dalam batas normal.
Pengkajian Fisik Head to toe

9. Genetalia dan Anus


Tidak terpasang kateter.
10. Ekstremitas Ekstremitas atas
Rentang gerak sendi (ROM) dalam batas normal
Ekstremitas bawah
Tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, tidak oedem, tidak
didapatkan kelainan sendi
11. Kulit dan kuku
Kulit : Turgor kulit baik, akral hangat, kulit dalam keadaan bersih.
Kuku : Warna kuku normal, kondisi kuku normal (tidak ada retak/pecah),
tidak ada lesi atau peradangan.
12. Keadaan lokal
Compos mentis
Terapi
1. Jenis : Farmakologi (Terapi Peroral)
Nama terapi :
Amlodipine (dosis : 1 x 10 mg)
Furosemide (dosis : 1 x 40 mg)
2. Jenis : Non Farmakologi (Diet Sehat)
Nama terapi : DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Dosis : 2000 kKal
3, Jenis : Non farmakologi (Relaksasi Genggam Jari)
Nama terapi : Relaksasi genggam jari
4. Jenis : Non Farmakologi
Nama terapi : Latihan Slow Deep Breathing
Farmako
Indikasi
dinamik Implikasi
Jenis dan Efek
NO dan Dosis Rute keperawa
Terapi Kontra samping
farmako tan
Indikasi
kinetik

Indikasi
Amlodipine : Pengobata
baik diserap n lini
setelah dosis pertama KantukPusin
oral dengan hipertensiKo gLelahSakit
puncak ntraindikasi perutMualK
1. Amlodipine 1x10 mg oral
konsentrasi : Pasien ulit wajah
darah dengan atau leher
yang terjadi hipersensivi memerah
setelah 6-12 tas
jam terhadap
obat ini.
Indikasi : Pasien
hipertensi, mencegah
stroke, serangan
jantung, dan
absorbsi, gangguan pusing mual dan
2 distribusi, ginjal. Kontraindikasi muntah sembelit
Furose 1x40
. mrtabolis oral : Pasien gagal ginjal diare penglihatan
 
mide me obat,
mg
dengan anuria, menjadi kabur atau
ekskresi prekoma dan koma buram
hepatik, defisiensi
elektrolit,
hipovolemia,
hipersensivitas
Analisa Data
Daftar Pustaka

(Kapojos, 2009)(Ainurrafiq dkk., 2019)Ainurrafiq, A., R. Risnah, dan M.


Ulfa Azhar. 2019. Terapi non farmakologi dalam pengendalian tekanan
darah pada pasien hipertensi: systematic review. Media Publikasi Promosi
Kesehatan Indonesia (MPPKI). 2(3):192–199.
Kapojos, E. J. 2009. Hipertensi dan obesitas. Jurnal Kardiologi Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai