Asuhan Keperawatan
1. Gambaran Kasus
Pasien Ny.M (61th), datang ke Ugd pada tanggal 14/5/23 dengan keluhan nyeri lutut
kiri sudah dialami Ny .M sekitar 3 minggu terakhir dan sulit digerakkan secara aktif.
direncanakan untuk operasi TKR dari poli Bedah Ortopedi pada tanggal 15/5/23
pukul 09.00WIB. Tanda-tanda vital GCS : E : 4 V : 5 M : 6 TD: 130/80 mmHg N:
80 X/Menit Suhu : 36,6 C Pernapasan : 20 X/ Menit SPO2: 99 %
Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Parit Padang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Tgl MRS : 14 Mei 2023
Pendidikan : SD
Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medis: Osteoartritis
c. Imunisasi
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Pasien merupakan perokok dan peminum kopi aktif, ketika bekerja
pasien jarang minum, pola makan tidak teratur, pasien sering
memaksakan berolahraga lari, pasien sering membungkuk dalam waktu
yang lama.
e. Obat-obat yang digunakan:
Pasien sering mengkonsumsi obat-obatan pegel linu
yang dijual di warung.
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
:Perempuan
: Menikah
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
Pengkajian Pola Gordon
Pasien mengalami adanya perubahan presepsi dan tata laksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan akan pola aktivitas fisik yang baik. Pasien
2. Pola nutrisi/ metabolik (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry :
Tabel 1 Antropometry
Interpretasi :
pertahankan asupan nutrisi agar BMI tetap normal.
Biomedical sign :
Tabel 2 Diet
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
sangat terbatas sebab nyeri pada area lututnya dan terkadang dalam aktivitasnya
ia dibantu oleh anaknya. Setelah masuk rumah sakit pasien masih mampu
bergerak sangat terbatas. Untuk pemenuhan kebutuhan diri pasien masih mampu
petugas.
Tabel 3.5 Tabel aktivitas harian
Ambulasi / ROM V
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas,
3: dibantu alat, 4: mandiri
5. Status Oksigenasi: berfungsi secara normal
Interpretasi : monitor gerak pasien baik dalam berpindah, ambulasi,
maupun mobilitas diatas tempat tidur. Posisikan pasien sims di atas tempat
tidur selama di rumah sakit.
6. Pola persepsi diri
Gambaran diri: klien merasa dirinya sekarang merupakan anugrah dari
Allah SWT sehingga apapun yang terjadi pada dirinya sekarang harus
diterima dan disyukuri
Ideal diri: klien menerima dirinya sebagai seorang perempuan
7. Pola peran dan hubungan
Klien dihormati oleh anggota keluarganya sebagai Ibu rumah tangga
Interpretasi : -
8. Pola manajemen koping-stress
Pasien merasa khawatir karena ini merupakan pengalaman pertama
operasinya. Namun ia berusaha untuk percaya bahwa semuanya akan
berjalan dengan lancar, sehingga ia mampu mengatasi kekhawatirannya.
Semua itu juga tak lepas dari dukungan keluarga.
Interpretasi :
Pola manejemen koping yang dilakukan pasien sangat bagus terbukti
dengan dia berusaha untuk percaya bahwa semuanya akan berjalan
dengan lancar sehingga hal tersebut mampu menjadi pertahanan bagi
pasien dari mengalami stress. Tidak hanya pasien keluarga pun ikut
mendukung pasien sehingga semakin baik menejemen koping klien.
9. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien ingin segera sembuh karena pasien merasa telah lama menderita
penyakit ini. Pasien meyakini bahwa sakit yang sedang diderita saat ini
merupakan takdir dari Allah SWT. Pasien pun meyakin akan sembuh
dengan ijin Allah SWT. Pasien selalu berdo’a agar segera diberikan
kesembuhan.
Interpretasi :
Pasien memiliki nilai spiritual dan keyakinan yang baik terbukti dengan
pasien meyakini bahwa sakit yang sedang diderita saat ini merupakan
takdir dari Allah SWT. Pasien pun meyakin akan sembuh dengan ijin
Allah SWT. Pasien selalu berdo’a agar segera diberikan kesembuhan.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36,6 ˚C
Nyeri : skala 7
Interpretasi :
Pasien dalam keadaan tekanan darah dibawah normal dan
merasakan nyeri dengan skala tujuh.
b. Analisa Data
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS : Klien mengatakan nyeri lututnya Nyeri Kronis SDKI
sering terasa kaku , nyeri dan linu- Kategori Psikologis
linu saat melakukan aktivitas yang Subkategori Nyeri dan
berlebihan dan terlalu lama misalnya Kenyamanan D.0078
menyapu terlalu lama, mencuci Hal 17
piring terlalu lama, dan menekuk
kedua lutut saat sholat.
P : Aktivitas yang berlebihan dan
terlalu lama.
Q : Rasanya nut-nut
R : Kedua lututnya
S : 7 (Rentang 1-10)
T : Hilang timbul (muncul saat
melakukan aktivitas berlebih
dan hilang saat istirahat)
DO :
1. Klien tampak tidak tenang
2. Saat linu, nyeri dan kaku di
lututnya muncul ekspresi klien
tampak meringis kesakitan
3. TTV : TD : 130/90 mmHg RR :
21x/menit Nadi : 90x/menit Suhu :
36,6 C
OSTEOARTRITIS
Penatalaksanaan
Perubahan Komponen Sendi Strees Biomekanik
g.
MK : Gangguan
Mobilitas Fisik Peningkatan aktivitas fibrinogenik
Melepaskan prostaglandin
dan interleukin
MK: Nyeri
k. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I08238)
intervensi keperawatan
selama 3 x 24 jam, Observasi
maka nyeri akut 1) Identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun dengan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
kriteria hasil: nyeri
2) Identifikasi skala nyeri 3)
Tingkat Nyeri Identifikasi respons nyeri non verbal
(L.08066) 4) Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
1) Tidak mengeluh nyeri
nyeri 2) Tidak meringis 5) Identifikasi pengetahuan dan
3) Tidak bersikap keyakinan tentang nyeri
protektif 6) Identifikasi pengaruh budaya
4) Tidak gelisah terhadap respon nyeri
5) Tidak mengalami 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
kesulitan tidur kualitas hidup
6) Frekuensi nadi 8) Monitor keberhasilan terapi
membaik komplementer yang sudah diberikan
7) Tekanan darah 9) Monitor efek samping
membaik penggunaan analgetik
8) Melaporkan nyeri
terkontrol Terapeutik
9) Kemampuan 1) Berikan teknik nonfarmakologis
mengenali onset nyeri untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
meningkat TENS, hypnosis, akupresur, terapi
10) Kemampuan musik, biofeedback, terapi pijat,
mengenali penyebab aromaterapi, teknik imajinasi
nyeri meningkat terbimbing, kompres hangat/dingin,
11) Kemampuan terapi bermain)
menggunakan teknik 2) Kontrol lingkungan yang
non-farmakologis memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri 2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (mis. Tongkat,kru)
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi
fisik, jika perlu 3. Libatkan keluarga
untuk membantu pasien
meningkatkan ambulasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi
dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus di lakukan (mis. Berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda)
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis. pagar tempat
tidur
2. fasilitasi melakukan pergerakan,
jika perlu
3. libatkan keluaraga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisasi
dini
l. Penatalaksanaan di lapangan
H Tanda
ari tangan &
/ Nama
Ta
ng Dx Implementasi Respon Klien
gal
,
Ja
m
1.
C. Analisis
Dalam pembahasan ini, kami mencoba membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis
dengan tinjauan kasus tentang Osteoarthritis pada Ny M di Ruang Merpati, dengan
mengikuti tahap-tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
dan pelaksanaan
1. Pengkajian Keperawatan
Dalam pengkajian setelah data diperoleh dan kemudian dianalisa serta
dibandingkan dengan tinjauan teoritis dan laporan kasus, terdapat beberapa
kesamaan dan kesenjangan. Pada penyebab terdapat beberapa kesamaan antara kasus
dengan tinjauan teori dimana penyebab osteoarthritis adalah umur, jenis kelamin,
genetik, suku, kegemukan, pengausan(wear and tear), trauma, akibat radang sendi
lain, joint alligment, penyakit endokrin, dan deposit pada rawan sendi sedangkan
osteoarthritis yang terjadi pada Ny. M disebabkan karna faktor usia, jenis kelamin,
dan pengausan (wear and tear).
Selain terdapat persamaan terdapat pula beberapa kesenjangan pada hasil yang
diperoleh dari tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Dalam aspek perubahan
fisiologis yang penulis dapatkan dari penyakit pada Ny.M yaitu pada system
kardiovaskuler menurut teori lanjut usia cenderung akan mengalami tekanan darah
tinggi akibat pembuluh darah perifer meningkat.
Dalam aspek psikologis, menurut teori lanjut usia akan mengalami gejala
psikologis berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat marah, mudah
tersinggung, dan curiga karna pada seorang lanjut usia cenderung merasa sudah tidak
dibutuhkan lagi. Namun pada hasil yang diperoleh dari tinjauan kasus Ny.M saat
diwawancara menunjukan ekspresi wajah senang, klien juga terbuka dengan
masalah-masalah yang dihadapi, klien banyak bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti oleh klien. Setelah dikaji hal itu terjadi karna menurut Ny.M tidak perlu
takut atau merasa tidak dibutuhkan lagi karna menurutnya memang sudah seharusnya
seseorang seusia Ny.M beristirahat dan tidak perlu beraktifitas lebih.
Berdasarkan pada teori kebutuhan dasar maslow, kebutuhan yang harus terpenuhi
adalah kebutuhan fisiologi, aman nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan juga
aktualisasi diri. Namun pada tinjauan kasus ditemukan tiga gangguan kebutuhan
dasar manusia pada penderita Osteoartritis, yaitu nyeri, gangguan mobilitas fisik dan
resiko jatuh
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan konsep asuhan keperawatan yang ada pada tinjauan teoritis terdapat
8 diagnosa keperawatan dengan “Osteoartritis”, yaitu sebagai berikut:
a. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh,.
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
e. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor
f. Resiko jatuh berhubungan dengan adanya peradangan pada
persendian(arthritis), penurunan kekuatan ekstermitas bawah, kerusakan
mobilitas fisik.
g. Defisit perawatan diri (mandi) berhubungan dengan gangguan
muskoloskeletal ditandai dengan klien tidak mampu membersihkan sebagian
atau seluruh badan, klien tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi.
h. Defisit perawatan diri (toileting) berhubungan dengan kerusakan
muskoloskeletal ditandai dengan klien tidak mampu ke toilet atau
menggunakan pispot, klien tidak mampu memenuhi kebersihan toileting
Dapat disimpulkan bahwa terdapat diagnosa yang ada pada tinjauan teoritis namun
tidak terdapat pada kasus, yaitu :
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh,.
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
c. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor
d. Defisit perawatan diri (mandi) berhubungan dengan gangguan muskoloskeletal
ditandai dengan klien tidak mampu membersihkan sebagian atau seluruh badan,
klien tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi.
e. Defisit perawatan diri(toileting) berhubungan dengan kerusakan muskoloskeletal
ditandai dengan klien tidak mampu ke toilet atau menggunakan pispot, klien tidak
mampu memenuhi kebersihan toileting
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun prioritas, menentukan tujuan, kriteria
hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan pada semua diagnosa
yang muncul. Adapun yang menjadi prioritas pada masalah Ny.M adalah nyeri.
Hal ini menjadi prioritas karna data-data yang menunjang. Prioritas yang ada pada
teori sudah sesuai dengan kasus Ny.M pada masalah ini perawat merencanakan
tindakan untuk melatih Range Of Motion Klien dengan tujuan agar sendi klien tidak
kaku dan dapat bergerak serta nyeri berkurang
4. Pelaksanaan Keperawatan
Setelah rencana keperawatan dibuat kemudian di implementasikan sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat. Pada tahap pelaksanaan kami melaksanakan tindakan
keperawatan yang sesuai pada rencana tindakan sampai hari ketiga. Pada tahap ini
mempunyai sedikit hambatan dalam melaksanakan perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya pada diagnosa nyeri, yaitu klien kesulitan untuk mengikuti gerakan yang
diajarkan karena nyeri akan bertambah ketika di gerakkan.
Lampiran
Daftar pembagian pengerjaan tugas:
No Nama NIM Tugas
1 Ali Yahya 2210269 P
2 Martina Arisandy 2210265 P
3 Surya 2210267 P
4 Vivi 2210263 P
5 Aulia Roza 2210249 P
6 Mutiara Septiani 2210264 P
7 Vika SF 2210253 P
8 Komariah 2210255 P
9 Erosi Erikawati 2210244 P Diagnosa dan intervensi
keperawatan
10 Berliana Sinaga 2210237 P
11 CH. Mayasari 2210268 P
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan
2018