Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HERNIA

INGUINALIS MEDIALIS DI RUANG KENANGA RSUD Dr.


HARYOTO

Oleh:
Anggia Damayanti
NIM 152310101243

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2018\
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL DAN BEDAH

Nama Mahasiswa : Anggia Damayanti


NIM : 152310101243
Tempat Pengkajian : Ruang Kenanga RSUD dr. Hariyoto
Tanggal : 30 Januari 2018

I. Identitas Klien
Nama : Tn. K No. RM : 27.86.64
Umur : 60 tahun Pekerjaan : Petani
Jenis : Laki-laki Status : Kawin
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 30 Januari 2018
Pendidikan : SD Tanggal : 30 Januari 2018
Pengkajian
Alamat : Jtigono, Kunir Kab. Sumber Informasi : Tn. K dan istri
Lumajang

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik: Hernia Inguinalis medialis
2. Keluhan Utama:
Tn. K mengeluh nyeri pada pangkal paha sebelah kiri.
3. Riwayat penyakit sekarang:
Tn. K dibawa ke rumah sakit karena terdapat benjolan pada pangkal paha
sebelah kiri dan terasa sakit, klien juga merasakan mual.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Tn. K sebelumnya pernah MRS dengan hernia inguinalis di pangkal
paha kanan ± 5 tahun yang lalu.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tn. K tidak memiliki alergi.
c. Imunisasi: -
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Pekerjaan Tn. K sebagai petani mengharuskan klien untuk terbiasa
mengangkat beban yang berat setiap hari.
e. Obat-obat yang digunakan: Furamin drip infus RL, Ranitidine Injeksi
50 mg, Antrain 1000 mg.
5. Riwayat penyakit keluarga: -

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Klien kurang memperhatikan kesehatannya sebelum sakit dan setelah
MRS klien mengatakan akan lebih memerhatikan kesehatannya, serta
segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jika ada tanda-tanda
abnormal yang muncul pada diri klien.
Interpretasi: Persepsi klien tentang pemeliharaan kesehatan sudah
meningkat
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah
sakit)
- Biomedical sign :
Hb = 12,6 gr/dL
GDA = 102 mg/dL
Eritrosit = 4,51 Juta/µl
Hematokrit = 38 %
Trombosit = 365.000 103/µl
Interpretasi: kadar Hb, leukosit, eritrosit, GDA, hematokrit,
trombosit dalam rentang normal.
- Clinical Sign :
TD = 140/ 80 mmHg Suhu = 36,3 OC
RR = 24 x/menit SPO2 =-
HR = 60 x/ menit Skala nyeri =6
Interpretasi :
Tekanan darah klien tinggi
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Sebelum mrs, klien tidak melakukan diet apapun. Pada saat mrs
klien dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung protein
tinggi dan melakukan diet rendah garam karena tekanan darah
klien yang cenderung tinggi.
Interpretasi :
Klien menjalani diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya
dan mengurangi tekanan darahnya.
3. Pola eliminasi:
BAK
Sebelum sakit Saat di RS
Frekuensi 3-4 kali 4-5 kali sehari
Jumlah - -
Warna Kuning Kuning
Bau Amoniak Amoniak
Karakter Encer Encer
BJ - -
Alat bantu - -
Kemandirian Mandiri Dibantu istri

BAB
Sebelum sakit Saat di RS
Frekuensi 2-3 kali sehari 1 kali setiap dua hari
Jumlah - -
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning Kuning
Bau Bau Aromatik Bau Aromatik
Karakter - -
Alat bantu - -
Kemandirian Mandiri Dibantu istri saat
mobilisasi ke kamar
mandi
Interpretasi :
Klien tidak memiliki gangguan BAB dan BAK hanya saja mobilisasi yang
masih dibantu oleh istri karena klien merasakan nyeri pada pangkal
pahanya.
4. Pola aktivitas & latihan:
Sebelum sakit klien melakukan pekerjaannya secara mandiri. Setelah mrs,
klien hanya berbaring di tempat tidur dan sesekali mobilisasi ke kamar
mandi yang masih dibantu oleh istri klien.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi / ROM V
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi: Tidak terpasang alat bantu pernafasan.
Fungsi kardiovaskuler: Denyut nadi mengalami peningkatan ketika nyeri
timbul, tekanan darah klien cenderung selalu tinggi.
Terapi oksigen: klien tidak menggunakan terapi oksigen
Interpretasi: klien mengalami kesulitan dalam berpindah sehingga
membutuhkan bantuan orang lain
5. Pola tidur & istirahat
Durasi: 6-7 jam
Gangguan tidur: klien susah tidur ketika merasakan nyeri pada pangkal
pahanya.
Keadaan bangun tidur: pada saat pengkajian dilakukan klien mengatakan
saat bangun tidur klien merasa segar
Interpretasi: klien mengalami gangguan tidur karena terkadang merasa
nyeri.
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori:
Klien masih dapat mengingat identitas dirinya dan anggota keluarganya
Fungsi dan keadaan indera:
Klien masih dapat melihat, mendengar suara yang ada disekitarnya,
meraba, dan merasakan rangsangan
Interpretasi: Pola kognitif dan perceptual Tn. K masih berfungsi secara
normal.
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri :
Tn. K merasa tidak nyaman dengan benjolan dan nyeri pada pangkal paha
kirinya, sehingga saat melakukan kegiatan dan pekerjaan klien sehari-hari
klien merasa terganggu.
Identitas diri :
Tn. K dapat menyebutkan identitas dirinya berupa nama, usia, alamat,
serta pekerjaannya.
Harga diri :
Tn. K tidak merasa sungkan mengungkapkan penyakitnya dan
menceritakan riwayat penyakit yang pernah dialami.
Ideal Diri :
Tn. K merasa sedih karena tidak dapat beraktivitas seperti biasanya akan
tetapi klien tetap bersemangat untuk kesembuhannya.
Peran Diri :
Sebelum sakit Tn. K melakukan perannya sebagai kepala rumah tangga
dengan baik.
Interpretasi :
Tn. K merasa cemas tidak bisa menjalankan aktivitas harian akibat nyeri
yang dirasakan dan klien masih bersemangat untuk kesembuhannya
8. Pola peran & hubungan
Klien tidak dapat melakukan perannya sebagai kepala rumah tangga
dengan baik saat sakit. Hubungan klien dengan keluarganya baik.
Interpretasi: Pola peran Tn. K sedikit terganggu karena tidak dapat
melakukan tugasnya sebagai kepala rumah tangga saat sakit dan hubungan
klien dengan keluarganya tidak terganggu.
9. Pola manajemen koping-stress
Tn. K menanggapi penyakit yang dideritanya bukan hal baru mengingat 5
tahun sebelumnya, Tn. K juga pernah dirawat dengan penyakit yang sama.
Interpretasi : Tn. K bisa memajemen stress dengan baik
10. Sistem nilai & keyakinan
Tn. K menjalani ibadahnya dengan berbaring
Interpretasi :
Tn. K tidak dapat menjalani pola spiritualnya dengan normal dan terpaksa
menggunakan alternatif lain karena rasa nyerinya pada bagian lipat paha
sehingga sakit saat terjepit.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Klien mengatakan kaki sebelah kanan sedikit nyeri
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 140/80 mm/Hg
- Nadi : 60 X/mnt
- RR : 24 X/mnt
- Suhu : 36,3 OC
- SPO2 :-
Interpretasi :
Tekanan darah klien menunjukkan hasil yang tinggi (hipertensi)
sedangkan nadi dan laju napas klien menunjukkan nilai normal.
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi: bentuk simetris antara kanan dan kiri, bentuk lonjong, tidak ada
lesi, persebaran rambut merata dan warna rambut hitam dan putih.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi: sklera tidak ikterik, mata kanan kiri isokor, konjungtiva tidak
anemis
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi: warna kulit telinga sama dengan sekitarnya, tidak ada luka,
telinga tampak bersih
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
Inspeksi: hidung simetris, pernapasan tidak ada cuping hidung, hidung
tampak bersih
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
5. Mulut
Inspeksi: bibir normal, warna bibir merah, tidak ada luka pada bibir dan
mulut, mulut cukup kotor, tidak ada pendarahan
6. Leher
Inspeksi: warna leher sama dengan kulit sekitarnya, tidak ada luka, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi: nadi karotis teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa atau
benjolan.
7. Dada
Inspeksi: bentuk dada simetris, tidak ada bekas luka, pengembangan dada
simetris
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dada, tidak teraba massa,atau benjolan
8. Abdomen
Inspeksi: warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, bising usus 3-
35x/menit.
Palpasi: terdapat nyeri tekan region kiri bawah akibat dari luka insisi tetapi
klien menolak untuk menunjukkannya.
9. Urogenital: Tidak terpasang kateter
10. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas: tangan kanan dan kiri normal,
b. Ekstremitas bawah: nyeri pada sekitar pangkal paha jika kaki ditekuk
keatas.
11. Kulit dan kuku
Inspeksi: warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, kuku CRT < 2 detik,
kuku bersih, tidak ada luka.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan kecuali pada pangkal paha bagian kiri, tidak
ada massa, turgor kulit elastis dan lembab, akral hangat
12. Keadaan lokal
Klien merasa lemah dan nyeri pada bagian pangkal paha kiri.
V. Terapi

NO Jenis terapi Farmako Dosis dan Indikasi dan Kontra Indikasi Efek samping Implikasi
dinamik dan rute Keperawatan
farmako kinetik pemberian
1. Ringer Sumber Intravena Indikasi: Panas, infeksi pda Anjurkan klien
Laktat 500 elektrolit dan air (infus) Mengembalikan keseimbangan tempat penyuntikan, untuk minum
ml untuk hidrasi elektrolit pada dehidrasi. trombosis vena atau banyak
tubuh. Kontraindikasi: flebitis yang meluas
Hipernatremia, kelainan ginjal, dari tempat
kerusakan sel hati, laktat asidosis. penyuntikan,
ekstravasasi
2 Ranitidine Obat golongan 1 x 50 mg Indikasi: lihat keterangan di Anjurkan klien
HCl 50 mg H2 bloker per 8 jam tukak lambung dan tukak atas; takikardi untuk makan
digunakan untuk (3x sehari)duodenum, refluks esofagitis, (jarang), agitasi, sedikit tapi sering
mengurangi via IV dispepsia episodik kronis, tukak gangguan
produksi asam akibat AINS, tukak duodenum penglihatan,
lambung. karena H.pylori, alopesia, nefritis
sindrom Zollinger-Ellison, kondisi interstisial (jarang
lain dimana pengurangan asam sekali)
lambung akan bermanfaat.
Kontraindikasi:
penderita yang diketahui
hipersensitif terhadap ranitidi
3 Furamin 10 1 x sehari Indikasi:
ml drip infus Defisiensi vit B1, spt, beri-
beri, neuritis.
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas
4 Antrain 3 x 1 Indikasi: Mengantuk, Latih teknik
1000 mg ampul/ Untuk menghilangkan nyeri amnesia, relaksasi
hari terutama kolik dan setelah operasi ketergantungan obat,
via IV Kontraindikasi: pandangan kabur,
Gangguan jiwa berat, hipotensi,
kecenderungan perdarahan, agranulositosis,
porfiria, hipersensitif terhadap reaksi alergik.
derivat Pirazolon, Hamil dan
menyusui, Tekanan darah kurang
dari 100 mmHg.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium

No Jenis pemeriksaan Nilai normal (rujukan) Hasil


(hari/tanggal)
Nilai Satuan 23 Januari 2018
1. Darah lengkap
Hb 12,0-14,0 g/dL 12,6
Leukosit 5,0-10,0 103/µl 6,770
Eritrosit 4,0-5,0 Juta/ µl 4,51
Laju Endap darah <5 mm/jam 22
Hematokrit 40-50 % 38
Trombosit 150-400 103/µl 365.000
2. Faal Hati
SGOT < 21 U/L -
SGPT < 23 U/L -
3. Elektrolit
Kalium serum 3,5-5,0 mmol/L -
Na serum 135-145 mmol/L -
Clorida serum 94-111 mmol/L -
4. Faal Ginja
BUN 12-16 gr/dL -
Serum kreatinin 60-150 U/L -
Urid Acid 2,4-5,7 mg/dL -
5. Profil Lipid
Kolesterol 150-200 mg/dL
Trigliserida 120-190 mg/dL
HDL 46-65 mg/dL
LDL < 150 mg/dL
6. GDA acak 70-100 mg/dL 102

Lumajang, 30 Januari 2018


Pengambil Data,

Anggia Damayanti
NIM 152310101243
Lampiran 11

ANALISA DATA
DIAGNOSA PRE OPERASI

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH

1. DS: Nyeri akut Nyeri akut


 Klien mengatakan nyeri
pada pangkal paha kaki
sebelah kiri dan menjalar Seerabut syaraf
ke perut region kiri bawah tertekan
 Istri klien mengatakan saat
sedang merasakan nyeri,
klien terlihat pucat dan
berkeringat Terjepitnya bagian
organ yang keluar
DO: dari letak normal
 Klien meringis ketika
benjolan pada regio kanan
bawah abdomen sekitar
pangkal paha ditekan
P : nyeri muncul ketika
benjolah tertekan
Q : nyeri seperti terjepit
R : kaki bagian kiri
menjalar kebagian
perut kiri bawah
S : skala nyeri 6
T : nyeri terjadi saat klien
melipat kaki kiri atau
saat klien mengangkat
beban berat, batuk,
mengejan atau bersin.
 TD : 140/80 mmHg
 RR : 24 x/menit
 HR : 60 x/ menit

2. DS: Hambatan Hambatan


 Klien mengatakan tidak mobilitas fisik mobilitas fisik
nyaman dengan nyeri pada
benjolan hernia saat kaki
digerakkan Keterbatasan dalam
 Klien mengatakan kesulitan gerakan fisik
untuk ke toilet tetapi tidak
ingin BAK di tempat tidur
Nyeri pada pangkal
DO: paha bagian kiri
 klien dibantu istrinya saat
ingin BAB di kamar mandi
 klien menunjukkan tanda
nonverbal nyeri (meringis)
saat dibantu ke kamar
mandi
 TD : 140/80 mmHg
 RR : 24 x/menit
 Skala nyeri 6

DIAGNOSA POST OPERASI

1. DS: Nyeri akut Nyeri akut


 Klien mengatakan nyeri
pada luka bekas operasi
hernia Agen cedera
biologis
 Istri klien mengatakan
klien tidak bisa tidur
semalam
Luka insisi post
DO: operasi
 Klien menunjukkan
nonverbal nyeri saat
menggerakan kaki kiri
 TD: 140/80 mmHg
 Nadi: 95 x/ menit
 Skala nyeri nonverbal: 5

2. DS: Defisit Defisit


 Klien menanyakan apakah pengetahuan pengetahuan
setelah operasi klien
diperbolehkan
mengonsumsi makanan
berbau amis? Kurangnya sumber
 Istri klien mengatakan informasi yang
bahwa menurut tetangga tepat
sekitar lingkungannya jika
luka setelah operasi tidak
akan segera sembuh jika
klien makan lauk pauk
yang berbau amis seperti
ikan dan telur
DO:
 Bekas makanan yang
diberikan pada klien dari
rumah sakit, terlihat
disisakan telur nya saja
 Pasien menunjukkan reaksi
nonverbal hiperbola atau
ketakutan yang berlebihan
Lampiran 12

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tanggal perumusan Tanggal pencapaian


1. Nyeri akut 30 Januari 2018 30 Januari 2018
2. Hambatan mobilitas fisik 30 Januari 2018 1 Februari 2018
4. Nyeri akut 31 Januari 2018 1 Februari 2018
5. Defisit pengetahuan 1 Februari 2018 1 Februari 2018
Lampiran 13

PERENCANAAN KEPERAWATAN

INTERVENSI PRE OPERASI

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL
1. Nyeri akut Tujuan: Manajemen nyeri
Setelah dilakukan perawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
1x6 jam nyeri klien berkurang komperehensif
2. Kolaborasi penggunaan analgesik
Kriteria hasil: (Ketorolac) dan monitor hasilnya
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri Relaksasi otot progresif
berkurang dengan 1. Pilih setting lingkungan yang
menggunakan manajemen nyaman
nyeri 2. Instruksikan klien untuk
3. Menyatakan rasa nyaman melakukan nafas dalam sebelum
setelah nyeri berkurang melakukan teknik ROP
3. Tegangkan otot klien sambil
menerapkan teknik ROP

2. Hambatan Tujuan: Manajemen Lingkungan


mobilitas Setelah dilakukan perawatan 1. Sediakan tempat tidur dan
fisik 2x24 jam hambatan mobilitas lingkungan yang nyaman
klien berkurang 2. Ciptakan lingkungan yang aman
dan nyaman
Kriteria hasil: 3. Lindungi klien dengan sisi
1. Klien mengatakan pegangan yang ada pada bantalan
beradaptasi terhadap posisi di sisi ruangan
tubuh : berinisiatif sendiri
2. Koordinasi pergerakan Exercise therapy: ambulation
meningkat 1. Kaji kemampuan klien dalam
3. Menunjukkan aktivitas mobilisasi
yang adekuat 2. Latih klien dalam pemenuhan
4. Melaporkan aktivitas yang kebutuhan ADLs secara mandiri
dapat dilakukan sesuai kemampuan
3. Dampingi dan bantu klien saat
mobilisasi dan bantu pemenuhan
ADLs Klien
4. Ajarkan klien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
INTERVENSI POST OPERASI

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL

1. Nyeri akut Tujuan: Manajemen nyeri


Setelah dilakukan perawatan 3. Lakukan pengkajian nyeri secara
1x24 jam nyeri klien berkurang komperehensif
4. Kolaborasi penggunaan analgesik
Kriteria hasil: (Ketorolac) dan monitor hasilnya
1. Mampu mengontrol
nyeri Relaksasi otot progresif
2. Melaporkan bahwa nyeri 4. Pilih setting lingkungan yang
berkurang dengan nyaman
menggunakan manajemen nyeri 5. Instruksikan klien untuk
3. Menyatakan rasa nyaman melakukan nafas dalam sebelum
setelah nyeri berkurang melakukan teknik ROP
6. Tegangkan otot klien sambil
menerapkan teknik ROP
Kolaborasi pemberian antrain 1000 mg
sebagai analgesic
2. Defisit Setelah di berikan asuhan 1. Monitor kesiapan klien sebelum
pengetahuan keperawatan selama 1×1 jam dilakukan pendidikan kesehatan
diharapkan terjadi peningkatan
pengetahuanklien dan keluarga 2. Berikan informasi kepada
dengan kriteria hasil : kliententang tujuan diet tinggi protein
yang harus dilakukan klien

NOC Label >> Knowledge : 3. Ajarkan pada klien makanan apa


saja yang dianjurkan untuk klien

 klien/Keluarga dapat 4. Jelaskan pada klien dan keluarga


menyebutkan kembali tujuan bahwa makanan tinggi protein dapat
pemberian makanan tinggi mempercepat penyembuhan luka
protein untuk proses
penyembuhan luka 5. Anjurkan pasien untuk mengurangi
konsumsi garam karena tekanan darah
 klien/keluarga dapat klien cenderung tinggi
menyebutkan kembali
keefektifan diet tinggi protein
dengan waktu penyembuhan
luka
Lampiran 14

CATATAN PERKEMBANGAN

WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI


30 Januari Diagnosa: Nyeri Akut S : klien mengatakan nyeri sedikit
2018 berkurang
09.30 1. Injeksi antrain via IV O : klien menunjukan ekspresi
2. Mengajarkan pada nonverbal lebih tenang
klien teknik relaksasi TD : 140/80 mmHg
nafas dalam Nadi : 60 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Ajarkan pada klien teknik
relaksasi jenis lain

30 Januari Diagnosa: Hambatan S : klien mengatakan kesulitan saat


2018 Mobilitas Fisik Ingin ke kamar mandi
09.30 O : klien dibantuistri saat ke
1. Menciptakan kamar mandi
lingkungan yang aman A : Masalah teratasi sebagian
dan nyaman P : Lanjutkan intervensi
2. Melindungi klien
dengan bantalan pada
pinggir kasur
3. mengajarkan pada
keluarga klien untuk
membantu klien pergi
ke kamar mandi

31 Januari Diagnosa: nyeri akut S : klien mengatakan sakit pada


2018 luka post op herniotomi
19.00 1. mengkaji nyeri klien O : wajah klien menunjukkan
post operasi Nonverbal nyeri skala 5
2. mengajarkan klien A : Masalah belum teratasi
teknik relaksasi nafas P : Lanjutkan intervensi
dalam
3. menganjurkan klien
untuk tidak banyak
bergerak

1 Februari Diagnosa: Defisit S : klien mengatakan mengerti


2018 pengetahuan sepenuhnya tentang apa yang
10.00 dijelaskan perawat
1. Menjelaskan pada O : klien tampak menghabiskan
klien dan keluarga makan pagi yang tadi sempat
tentang pentingnya disisakan
makanan tinggi protein A : Masalah teratasi
untuk mempercepat P : Hentikan intervensi
penyembuhan luka
post operasi klien
2. Menjelaskan pada
klien untuk diet rendah
garam karena tekanan
darah klien cenderung
tinggi

Anda mungkin juga menyukai