Anda di halaman 1dari 19

BAB III

TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn H
Dengan Angina Pektoris
Di Ruang Melati RS.Raflesia

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama : Tn. H

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Buruh Harian

Alamat : Jl. Cempak Simpang Sekip, Kota Bengkulu

Tanggal Pengkajian :05Juli 2019

Dx medis : Angina Pectoris

No reg : 079778

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. M

Umur : 44 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Cempaka

Hubungan dgn klien : Istri

17
2. Riwayat Kesehatan

a. Status Kesehatan saat ini

Pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri dirasakan seperti

tertimpa benda berat, nyeri di rasakan dari dada dan terus menjalar ke puggung

dengan skala 6, tanda-tanda vital diperoleh hasil TD 130/80 mmhg, Nadi 90

x/menit, RR 34 x/menit, dan Suhu 36,60C .Pasien mengeluh sesak napas dan

diperberat setelah melakukan aktivitas, keluhan dirasakan 1 hari sebelum masuk

Rumah Sakit.

Dari UGD pasien dirawat di ruang ICCU selama 2 hari, dan pada tanggal 5 Juli

2019 di pindah rawat di ruang melati. Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri

dada, terdengar bunyi jantung tambahan murmur, tampak meringis (skala nyeri 4),

pasien juga mengeluh mudah lelah dan terasa lemah, terpasang O 2 3 l/m nasai

kanul dan tampak pucat setelah diruangan edema (+), TTV TD 120/80 mmhg, N 84

x/m, S 36 0C, RR 30 x/m, Tonus Otot:4 4

4 4

b. Riwayat kesehatan dahulu

Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah mengalami penyakit yang sama

seperti saat ini.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga mengatakan tidak yang mengalami penyakit yang seperti dialami

klien. Klien juga mengatakan sebelumnya tidak ada keluarga yang pernah

mengalami penyakit menular maupun.

18
d. Genogram

Keterangan

: Meninggal

: Pasien

: Laki-Laki Hidup

: Perempuan Hidup

: Satu Keluarga

e. Riwayat psikososial dan spiritual

Klien mengatakan orang paling dekat dengan dirinya selama di rumah sakit adalah

istriya, interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi klien dalam keluarga baik,

pembuat keputusan adalah saudaranya, kegiatan kemasyarakatan yang diikuti adalah

mengaji.

f. Pemahaman klien tentang penyakit

Klien ketika di tanya tentang penyakitnya mengatakan bahwa dirinya tidak mengerti

tentang penyakitnya.

19
g. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum sakit

No Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Pola Nutrisi Makan 3x sehari Makan 3x sehari
Menghabiskan 1 porsi Menghabiskan ½
makan porsi makan
2. Pola Eliminasi 3-5 x/hari 6-7 x/hari
BAK Warna kuning jernih Warna kuning jernih
Bau Khas Bau khas

1-2x/hari 1x/hari
BAB Warna kuning Warna kuning
Berbau khas Berbau khas dan
dibantu
3. Personal Hygine Mandi 2 xsehari Mandi hanya di lap
Menggunakan sabun dan setiap pagi oleh
menyikat gigi perawat.dan dibantu
4. Istirahat dan Tidur Tidur ± 7 jam/hari Tidur ± 4 jam/hari
Tidur tidak nyenyak
5. Pola Aktivitas dan Latihan Pasien bekerja tiap hari Pasien hanya
pergi pagi dan pulang berbaring dan seluruh
pada sore hari aktivitas dibantu oleh
keluarga dan perawat

h. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Penampilan Umum : Klien tampak lemah, dan pucat

Kesadaran : Composmentis

TB : 165 cm

BB : 65 kg

TTV TD : 120/80 mmHg

N : 84 x/mnt

P : 30 x/mnt

S : 360C

20
2) Neurosensori

Adanya nyeri

P = Paliatif / Provokatif (yang mengurangi atau meningkatkan nyeri) : Ada

Q = Qualitas / Quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta depresi sifat

nyeri yang dirasakan) : Ada

R = Regio / Tempat (lokasi sumber dan penyebaran) : Ada

S = Severiti / Tingkat Berat Nyeri (skala nyeri 1-10) : Ada

T = Time (kapan keluhan dirasakan) : Ada

3) Kepala

I : Turgor kulit baik, , warna kulit kemerahan, keadaan kulit baik,kulit kepala

tampak bersih, Warna rambut klien tampak hitam, penyebaran rambut merata,

rambut tampak panjang kondisi baik tidak bercabang.

P : Temperatur kulit hangat, tekstur rambut baik dan bersih, tidak ada lesipada kulit

kepala, ada edema

 Mata

I : Letak mata kanan dan kiri tampak simetris., tidak menggunakan alat bantu

penglihatan (kacamata), Pergerakan bola mata, dapat digerakan ke atas ke bawah,

ke kiri dan ke kanan, kelopak mata normal, kornea normal tidak keruh/berkabut

21
dan tidak terdapat perdarahan, otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi

penglihatan baik, tidak terdapat tanda-tanda radang, klien tidak menggunakan

kacamata, tidak memakai lensa kontak, reaksi terhadap cahaya baik.

P: Tekanan intra okuler (-), konjungtiva ananemis, sclera Anikterik, reflek cahaya

(+), pupil isokor, Tidak ada oedema

 Hidung

I: kedua lubang hidung simetris, warna mukosa hidung merah muda, tidak ada

secret, fungsi penciuman baik terbukti klien dapat membedakan wangi balsam

dan kayu putih.

P: tidak ada edema, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat masa atau benjolan

 Telinga

I: Telinga kanan dan kiri tampak simetris, daun telinga normal, tidak tampak adanya

serumen, fungsi pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu pendengaran

P : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa

4) Mulut dan Tenggorokan

I : Mukosa tampak kering, tidak terdapat stomatitis, warna gigi putih kekuningan,

klien dapat membedakan rasa makanan yaitu asin, manis, pahit, dan asam, lidah

berwarna merah muda.

P : tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat karies gigi.

5) Kulit

I : Kulit klien tampak kering, warna kulit sawo matang, Warna kuku transparan,

bentuk cembung, tidak tampak adanya kotoran, tidak terdapat lesi disekitar kuku.

P : saat dicubit turgor dapat kembali dengan jarak waktu  2 detik, CRT > 3 detik

22
6) Leher

I : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, bisa di gerakan ke segala arah.

P : Tidak ada nyeri tekan, terjadi peninggian pada vena jugularis

7) Thorax

I: Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada masa, menggunakan otot bantu

pernafasan, adanya retraksi dinding dada.

P : Tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru simetris, taktil premitus simetris

P :Suara resonan

A: Frekuensi nafas 30x / menit, Irama jantung tambahanmurmur

8) Abdomen

I: Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada massa, tidak ada lesi.

P : timpani

P : Tidak ada nyeri tekan

A : Bising usus 8x/mnt

9) Genetalia

Klien tidak terpasang Kateter

10) Ekstermitas

 Ekstrimitas atas

Kedua tangan kanan dan kiri dapat digerakan ke segala arah, tidak terdapat

fraktur. Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4

 Ekstrimitas bawah

Kedua tangan kanan dan kiri dapat digerakan ke segala arah, tidak terdapat

fraktur. Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4

23
3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 5Juli 2019

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1 Hemoglobin 170.000 150.000-400000/ mm3

2 Leokosit 93.000 4.000-11.000/ mm3

3 Ureum 21 10-50 mg/dl

4 Kreatinin 0,7 0,7-1,5 mg/dl

5 GDS 141 < 200 mg/dl

7 Trombosit 170.000 150.000-400000/ mm3

8 Troponin Positif Negatif

b. Terapi Intravena dan farmasi

1) IVFD : RL 20 tts/menit

2) Diviti : 1 x 2,5 mg

3) Injeksi Panitidin : 2 x 1 amp

4) Aspilet : 1 x 1 mg tablet

5) CPG : 1 x 1 mg tablet

6) Atrovastatin : 1x40 mg tablet

7) Ramipril : 2x 250 mg tablet

8) Gumipiride : 1x2 mg tablet

9) Spinolactane : 2x25 mg tablet

10) Lasik : 3 x 1amp

24
B. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1 DS :Pesien mengatakan Penurunan curah Perubahan Kontraktilitas
sesak terutama saat dan jantung
setelah beraktifitas
DO :
 Adanya suara jantung
tambahan murmur
 Tanda tanda vital
Td : 120/80 mmHg
Nd : 84 x/menit
Rr : 30 x/menit
Sh : 36 0C
 EKG ST Elevasi
 Pasien tanpa sesak
 Terpasang O2
 Edema (+)
2. DS :Pasien mengatakan Nyeri Akut Syndrome coroner akut
nyeri dada
DO :
 Nyeri dada (+)
 Tampak meringis
3. DS :Pasien mengeluh lelah, Intoleransi aktifitas Ketidakseimbangan
dispneu saat/setelah anrata suplai dan
aktifitas, merasa tidak kebutuhan oksigen
nyaman setelah
beraktifitas dan merasa
lemah
DO :
 Frekuensi jantung
meningkat >20% dari
kondisi istirahat
 Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat
 Gambaran EKG
menunjukan aritmia
saat/setelah aktivitas
 Sianosis

25
C. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubugan dengan perubahan konraktilitas ditandai dengan

adanya suara jantung tambahan murmur,tanda tanda vitalTd120/80 mmHg, Nd 84

x/menit,Rr 30 x/menit, Sh 36 0C, EKG ST Elevasi, tanpa sesak, terpasang O 2,edema

(+)

2. Nyeri Akut berhubungan dengan Syndrome coroner akutditandai dengen nyeri dada

(+), pasien tampak meringis

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen ditandai dengan Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi

istirahat, tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran EKG

menunjukan aritmia, saat/setelah aktivitas, sianosis

D. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Intervensi
Hasil
1 Penurunan curah Tujuan : Curah jantung 1. Observasi
jantung berhubugan meningkat (adekuat) • Identifikasi karakteristik
dengan perubahan Kriteria Hasil: nyeri dada
kontraktilitas ditandai  Gambaran EKG • Monitor EKG
dengan adanya suara menurun • Monitor aritmia
jantung tambahan  Takikardi menurun • Monitor elektrolit yang
murmur,tanda tanda  Edema menurun dapat meningkatkan aritmia
vitalTd 120/80 mmHg,  Dispneu menurun • Monitor enzim jantung
Nd 84 x/menit, Rr 30 • Monitor saturasi okigen
x/menit, Sh 36 0
C, 2. Teraupeutik
EKG ST Elevasi, • Pertahankan tirah baring
tanpa sesak, terpasang minimal 12 jam
O2,edema (+) • Pasang akses intravena

26
• Beri terapi relaksasi untuk
mengurangi ansietas dan
stress.
• Sediakan lingkungan yang
kondusif utuk istirshat dan
pemulihan
3. Edukasi
• Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
• Anjurkan menghindari
manuver valsava
• Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
• Ajarkan tehnik menurunkan
kecemasan dan ketakutan
4. Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
antiplatelet, jika perlu
• Kolaborasi pemberian
antiangina
2. Nyeri Akut Tujuan : Nyeri 1. Observasi
terkontrol (skala nyeri • Identifikasi skala nyeri
berhubungan dengan
menurun) • Identifikasi respon nyeri
Syndrome coroner
Kriteria Hasil : non verbal.
akutditandai denag  Melaporkan nyeri • Identifikasi lokasi,
tercontrol meningkat karakteristik, durasi,
nyeri dada (+), pasien
 Kemampuan frekuensi, kualitas,
tampak meringis
mengenali onset intensitas nyeri.
nyeri meningkat • Identifikasi faktor yang
 Kemampuan memperberat dan
mengenali penyebab meringankan nyeri
nyeri meningkat • Monitor efeksamping

 Kemampuan pengunaan analgetik.

27
mengunankan tehnik 2. Teraupetik
non-farmakologi • Berikan tehnik
meningkat nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
• Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenisdan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
3. Edukasi
• Jelaskan priode , pemyebab,
dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
• Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
• Anjurkan mengunakan
analgetik secara tepat
• Ajarkan tehnik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
3 Intoleransi aktifitas Tujuan : Toleransi 1. Observasi
berhubungan dengan terhadap aktifitas. • Identifikasi gangguan
ketidakseimbangan Kriteria Hasil : fungsi tubuh yang
antara suplai dan  Keluhan lelah mengakibatkan kelelahan
kebutuhan oksigen menurun • Monitor kelelahan fisik dan
ditandai dengan  Dispneu saat/setelah emosional
Frekuensi jantung aktivitas menurun • Monitor pola dan jam tidur

28
meningkat >20% dari  Aritmia saat/setelah • Monitor lokasi dan
kondisi istirahat, aktivitas menurun. ketidaknyamanan selama
tekanan darah berubah  Sianosis menurun melakukan aktivitas
>20% dari kondisi  Perasaan lemah 2. Terapetik
istirahat, gambaran menurun • Sediakan lingkungan
EKG menunjukan  Frekuensi nadi nyaman dan rendah
aritmia, saat/setelah membaik stimulus
aktivitas, sianosis  Warna kulit • Lakukan latihan rentang

membaik gerak pasif dan/ atau aktif

 Tekanan darah • Berikan aktifitas distraksi

membaik yang menengkan


• Fasilitasi duduk di sebelah
 Saturasi oksigen
tempat tidur, jika tidak
membaik
dapat berpindah atau
 Frekuensi napas
berjalan
membaik
3. Edukasri
 EKG iskemia
• Anjurkan tirah baring
membaik
• Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
• Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gelaja kelelahan tidak
berkurang
• Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan.
4. Kolaborasi
• Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

29
E. Implementasi

Waktu
No Diagnosa Implementasi Respon Pasien
tgl&jam
1. Penurunan curah 05/07/2019 1. Memonitor EKG S : Pasien
jantung b.d perubahan 09.00 WIB 12 sadapan untuk mengatakan
konktilitas d.d adanya perubahan ST dan dadanya masih
suara jantung tambahan T nyeri
murmur,ttv:Td 120/80 O:
mmHg, Nd 84 x/menit, • Retraksi
Rr 30 x/menit, Sh 36 dinding dada
0
C, EKG ST Elevasi, • Terdengar
tampak sesak, terpasang bunyi murmur
O2,edema (+)
S : Pasien
2. Mempertahankan
05/07/2019 mengatakan
tirah baring
12.00 WIB masih sesak
minimal 12 jam.
O : Pasien dapat
beristirahat
dengan
nyaman

3. Menganjurkan
05/07/2019 menghindari
16.00 WIB maneuver valsava S : Pasien
mengatakan
ingin batuk
O : Pasien
mengeluarkan
batuk dengan
sangat pelan
2 Nyeri Akut 06/07/2019 1. Mengidentifikasi S : Pesien
10.00 WIB skala nyeri mengatakan
berhubungan dengan

30
Syndrome coroner masih nyeri
O:
akutditandai denag
• Skala Nyeri 3
nyeri dada (+), pasien
• RR 29 x/menit
tampak meringis
06/07/2019 2. Memberikan S : Pesien
11.30 WIB tehnik non mengatakan
farmakologi jenuh/bosan
O : Terlihat banyak
diam
3 Intoleransi aktifitas 07/07/2019 1. Memonitor S : Pasien
berhubungan dengan 09.00 WIB gangguan fungsi mengatakan
ketidakseimbangan tubuh yang Tidak merasa
antara suplai dan mengakibatkan lelah
kebutuhan oksigen kelelahan. O : Terlihat lebih
ditandai dengan segar
Frekuensi jantung
meningkat >20% dari 07/07/2019 2. Melakukan S : Pasien
kondisi istirahat, 11.00 WIB latihan rentang mengatakan
tekanan darah berubah gerak pasif dan Tidak merasa
>20% dari kondisi atau aktif lelah
istirahat, gambaran 07/07/2019 O : Terlihat lebih
EKG menunjukan 16.00 WIB 3. Mengajurkan segar
aritmia, saat/setelah tirah baring.

aktivitas, sianosis S : Pasien


mengatakan
sudah istirahat,
tidak lemah lagi
dan membaik
O : Tampak bisa
istirahat dengan
nyaman, terlihat
segar dan sudah
mampu
31
beraktivitas
F. Evaluasi

No Waktu
Respon Perkembangan (S,O,A,P) Tanda Tangan
tgl&jam
1 05/07/2019 S : Pasien mengatakan dadanya masih nyeri
09.00 WIB O:
• Retraksi dinding dada
• Terdengar bunyi murmur
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

05/07/2019 S : Pasien mengatakan masih sesak


12.00 WIB O : Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
A :Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

05/07/2019 S : Pasien mengatakan ingin batuk


16.00 WIB O : Pasien mengeluarkan batuk dengan
sangat pelan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2 06/07/2019 S : Pesien mengatakan masih nyeri
10.00 WIB O:
• Skala Nyeri 3
• RR 29 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

06/07/2019 S : Pesien mengatakan jenuh/bosan


11.30 WIB O : Terlihat banyak diam
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

3 07/07/2019 S : Pasien mengatakan Tidak merasa lelah

32
09.00 WIB O : Terlihat lebih segar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

07/07/2019 S : Pasien mengatakan Tidak merasa lelah


11.00 WIB O : Terlihat lebih segar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

07/07/2019 S : Pasien mengatakan sudah istirahat, tidak


16.00 WIB lemah lagi dan membaik
O : Tampak bisa istirahat dengan nyaman,
terlihat segar dan sudah mampu
beraktivitas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

BAB IV

33
PENUTUP

A. Kesimpulan

Saat istirahat, jantung menggunakan oksigen dalam jumlah yang cukup besar (75%)

dari aliran darah koroner, lebih besar daripada beberapa organ utama yang lain dalam

tubuh. Saat metabolism, beban kerja jantung dan suplay oksigen meningkat sehingga

kebutuhan akan oksigen meningkat berlipat ganda. Bila aliran darah koroner tidak dapat

menyuplai kebutuhan sejumlah oksigen yang diperlukan oleh otot jantung, maka terjadi

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan.

B. Saran

Diharapkan mahasiswa/ i dapat mengaplikasikan tentang proses asuhan

keperawatan kepada pasien dengan penyakit angina pectoris.

DAFTAR PUSTAKA

34
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Houn, H. Gray, Keith D. Dawkins, Iain A. Simpson & Jhon M. Morgan. 2005. Lecture Notes

Kardiologi. Jakarta: Erlangga.

Kathleen, Ouimet Perrin. 2009. Understanding the essentials of critical care nursing.

London: PEARSON

Morton, Patricia gonce & Fontaine, Dorrie K. 2009.Critical Care Nursing a Holistic

Approach. USA: Wolters Kluwer Health

Ruhyanudin, faqih.2006. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan System

Kardiovaskuler. Malang: UMM Press

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

35

Anda mungkin juga menyukai