TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn H
Dengan Angina Pektoris
Di Ruang Melati RS.Raflesia
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. H
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
No reg : 079778
Nama : Ny. M
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : IRT
17
2. Riwayat Kesehatan
Pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri dirasakan seperti
tertimpa benda berat, nyeri di rasakan dari dada dan terus menjalar ke puggung
x/menit, RR 34 x/menit, dan Suhu 36,60C .Pasien mengeluh sesak napas dan
Rumah Sakit.
Dari UGD pasien dirawat di ruang ICCU selama 2 hari, dan pada tanggal 5 Juli
2019 di pindah rawat di ruang melati. Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri
dada, terdengar bunyi jantung tambahan murmur, tampak meringis (skala nyeri 4),
pasien juga mengeluh mudah lelah dan terasa lemah, terpasang O 2 3 l/m nasai
kanul dan tampak pucat setelah diruangan edema (+), TTV TD 120/80 mmhg, N 84
4 4
Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah mengalami penyakit yang sama
18
d. Genogram
Keterangan
: Meninggal
: Pasien
: Laki-Laki Hidup
: Perempuan Hidup
: Satu Keluarga
Klien mengatakan orang paling dekat dengan dirinya selama di rumah sakit adalah
istriya, interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi klien dalam keluarga baik,
mengaji.
Klien ketika di tanya tentang penyakitnya mengatakan bahwa dirinya tidak mengerti
tentang penyakitnya.
19
g. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum sakit
1-2x/hari 1x/hari
BAB Warna kuning Warna kuning
Berbau khas Berbau khas dan
dibantu
3. Personal Hygine Mandi 2 xsehari Mandi hanya di lap
Menggunakan sabun dan setiap pagi oleh
menyikat gigi perawat.dan dibantu
4. Istirahat dan Tidur Tidur ± 7 jam/hari Tidur ± 4 jam/hari
Tidur tidak nyenyak
5. Pola Aktivitas dan Latihan Pasien bekerja tiap hari Pasien hanya
pergi pagi dan pulang berbaring dan seluruh
pada sore hari aktivitas dibantu oleh
keluarga dan perawat
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
TB : 165 cm
BB : 65 kg
N : 84 x/mnt
P : 30 x/mnt
S : 360C
20
2) Neurosensori
Adanya nyeri
Q = Qualitas / Quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta depresi sifat
3) Kepala
I : Turgor kulit baik, , warna kulit kemerahan, keadaan kulit baik,kulit kepala
tampak bersih, Warna rambut klien tampak hitam, penyebaran rambut merata,
P : Temperatur kulit hangat, tekstur rambut baik dan bersih, tidak ada lesipada kulit
Mata
I : Letak mata kanan dan kiri tampak simetris., tidak menggunakan alat bantu
ke kiri dan ke kanan, kelopak mata normal, kornea normal tidak keruh/berkabut
21
dan tidak terdapat perdarahan, otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi
P: Tekanan intra okuler (-), konjungtiva ananemis, sclera Anikterik, reflek cahaya
Hidung
I: kedua lubang hidung simetris, warna mukosa hidung merah muda, tidak ada
secret, fungsi penciuman baik terbukti klien dapat membedakan wangi balsam
P: tidak ada edema, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat masa atau benjolan
Telinga
I: Telinga kanan dan kiri tampak simetris, daun telinga normal, tidak tampak adanya
I : Mukosa tampak kering, tidak terdapat stomatitis, warna gigi putih kekuningan,
klien dapat membedakan rasa makanan yaitu asin, manis, pahit, dan asam, lidah
5) Kulit
I : Kulit klien tampak kering, warna kulit sawo matang, Warna kuku transparan,
bentuk cembung, tidak tampak adanya kotoran, tidak terdapat lesi disekitar kuku.
P : saat dicubit turgor dapat kembali dengan jarak waktu 2 detik, CRT > 3 detik
22
6) Leher
7) Thorax
I: Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada masa, menggunakan otot bantu
P : Tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru simetris, taktil premitus simetris
P :Suara resonan
8) Abdomen
I: Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada massa, tidak ada lesi.
P : timpani
9) Genetalia
10) Ekstermitas
Ekstrimitas atas
Kedua tangan kanan dan kiri dapat digerakan ke segala arah, tidak terdapat
Ekstrimitas bawah
Kedua tangan kanan dan kiri dapat digerakan ke segala arah, tidak terdapat
23
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) IVFD : RL 20 tts/menit
2) Diviti : 1 x 2,5 mg
4) Aspilet : 1 x 1 mg tablet
5) CPG : 1 x 1 mg tablet
24
B. Analisa Data
25
C. Diagnosa Keperawatan
(+)
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Syndrome coroner akutditandai dengen nyeri dada
kebutuhan oksigen ditandai dengan Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat, tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran EKG
D. Intervensi Keperawatan
26
• Beri terapi relaksasi untuk
mengurangi ansietas dan
stress.
• Sediakan lingkungan yang
kondusif utuk istirshat dan
pemulihan
3. Edukasi
• Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
• Anjurkan menghindari
manuver valsava
• Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
• Ajarkan tehnik menurunkan
kecemasan dan ketakutan
4. Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
antiplatelet, jika perlu
• Kolaborasi pemberian
antiangina
2. Nyeri Akut Tujuan : Nyeri 1. Observasi
terkontrol (skala nyeri • Identifikasi skala nyeri
berhubungan dengan
menurun) • Identifikasi respon nyeri
Syndrome coroner
Kriteria Hasil : non verbal.
akutditandai denag Melaporkan nyeri • Identifikasi lokasi,
tercontrol meningkat karakteristik, durasi,
nyeri dada (+), pasien
Kemampuan frekuensi, kualitas,
tampak meringis
mengenali onset intensitas nyeri.
nyeri meningkat • Identifikasi faktor yang
Kemampuan memperberat dan
mengenali penyebab meringankan nyeri
nyeri meningkat • Monitor efeksamping
27
mengunankan tehnik 2. Teraupetik
non-farmakologi • Berikan tehnik
meningkat nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
• Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenisdan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
3. Edukasi
• Jelaskan priode , pemyebab,
dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
• Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
• Anjurkan mengunakan
analgetik secara tepat
• Ajarkan tehnik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
3 Intoleransi aktifitas Tujuan : Toleransi 1. Observasi
berhubungan dengan terhadap aktifitas. • Identifikasi gangguan
ketidakseimbangan Kriteria Hasil : fungsi tubuh yang
antara suplai dan Keluhan lelah mengakibatkan kelelahan
kebutuhan oksigen menurun • Monitor kelelahan fisik dan
ditandai dengan Dispneu saat/setelah emosional
Frekuensi jantung aktivitas menurun • Monitor pola dan jam tidur
28
meningkat >20% dari Aritmia saat/setelah • Monitor lokasi dan
kondisi istirahat, aktivitas menurun. ketidaknyamanan selama
tekanan darah berubah Sianosis menurun melakukan aktivitas
>20% dari kondisi Perasaan lemah 2. Terapetik
istirahat, gambaran menurun • Sediakan lingkungan
EKG menunjukan Frekuensi nadi nyaman dan rendah
aritmia, saat/setelah membaik stimulus
aktivitas, sianosis Warna kulit • Lakukan latihan rentang
29
E. Implementasi
Waktu
No Diagnosa Implementasi Respon Pasien
tgl&jam
1. Penurunan curah 05/07/2019 1. Memonitor EKG S : Pasien
jantung b.d perubahan 09.00 WIB 12 sadapan untuk mengatakan
konktilitas d.d adanya perubahan ST dan dadanya masih
suara jantung tambahan T nyeri
murmur,ttv:Td 120/80 O:
mmHg, Nd 84 x/menit, • Retraksi
Rr 30 x/menit, Sh 36 dinding dada
0
C, EKG ST Elevasi, • Terdengar
tampak sesak, terpasang bunyi murmur
O2,edema (+)
S : Pasien
2. Mempertahankan
05/07/2019 mengatakan
tirah baring
12.00 WIB masih sesak
minimal 12 jam.
O : Pasien dapat
beristirahat
dengan
nyaman
3. Menganjurkan
05/07/2019 menghindari
16.00 WIB maneuver valsava S : Pasien
mengatakan
ingin batuk
O : Pasien
mengeluarkan
batuk dengan
sangat pelan
2 Nyeri Akut 06/07/2019 1. Mengidentifikasi S : Pesien
10.00 WIB skala nyeri mengatakan
berhubungan dengan
30
Syndrome coroner masih nyeri
O:
akutditandai denag
• Skala Nyeri 3
nyeri dada (+), pasien
• RR 29 x/menit
tampak meringis
06/07/2019 2. Memberikan S : Pesien
11.30 WIB tehnik non mengatakan
farmakologi jenuh/bosan
O : Terlihat banyak
diam
3 Intoleransi aktifitas 07/07/2019 1. Memonitor S : Pasien
berhubungan dengan 09.00 WIB gangguan fungsi mengatakan
ketidakseimbangan tubuh yang Tidak merasa
antara suplai dan mengakibatkan lelah
kebutuhan oksigen kelelahan. O : Terlihat lebih
ditandai dengan segar
Frekuensi jantung
meningkat >20% dari 07/07/2019 2. Melakukan S : Pasien
kondisi istirahat, 11.00 WIB latihan rentang mengatakan
tekanan darah berubah gerak pasif dan Tidak merasa
>20% dari kondisi atau aktif lelah
istirahat, gambaran 07/07/2019 O : Terlihat lebih
EKG menunjukan 16.00 WIB 3. Mengajurkan segar
aritmia, saat/setelah tirah baring.
No Waktu
Respon Perkembangan (S,O,A,P) Tanda Tangan
tgl&jam
1 05/07/2019 S : Pasien mengatakan dadanya masih nyeri
09.00 WIB O:
• Retraksi dinding dada
• Terdengar bunyi murmur
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
32
09.00 WIB O : Terlihat lebih segar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
BAB IV
33
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat istirahat, jantung menggunakan oksigen dalam jumlah yang cukup besar (75%)
dari aliran darah koroner, lebih besar daripada beberapa organ utama yang lain dalam
tubuh. Saat metabolism, beban kerja jantung dan suplay oksigen meningkat sehingga
kebutuhan akan oksigen meningkat berlipat ganda. Bila aliran darah koroner tidak dapat
menyuplai kebutuhan sejumlah oksigen yang diperlukan oleh otot jantung, maka terjadi
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
34
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Houn, H. Gray, Keith D. Dawkins, Iain A. Simpson & Jhon M. Morgan. 2005. Lecture Notes
Kathleen, Ouimet Perrin. 2009. Understanding the essentials of critical care nursing.
London: PEARSON
Morton, Patricia gonce & Fontaine, Dorrie K. 2009.Critical Care Nursing a Holistic
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
35